Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“POLA, ARAH DAN ALIRAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI”

MATA KULIAH : KOMUNIKASI ORGANISASI

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Rizki Syahputra, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Zulqaidah (0307212104)

Nurroyian (0307212111)

Jogi Pras (0307212149)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji bagi Allah dan Salawat kepada Rasulullah pada akhirnya, makalah ini
mencapai bentuknya yang sekarang. Dapatlah dikatakan selesai dan siap
dihantarkan kehadapan para pembaca dengan judul “Pola, Arah Dan Aliran
Komunikasi Dalam Organisasi”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi Organisasi” dengan dosen pengampu
Bapak Dr. Muhammad Rizki Syahputra, M.Pd.

Tak ada gading yang tak retak, maka penulis menyadari bahwa makalah ini
tentunya masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, atas saran dari berbagai
pihak sangat diharapkan yang bersifat membangun dan berguna untuk
pembenahan dan penyempurnaan serta memotivasi penulis dalam penulisan karya
ilmiah selanjutnya.

Harapan kami para pemakalah, tentu saja makalah ini akan dimanfaatkan
dan memberi manfaat bagi para pembelajar Komunikasi Organisasi. Harapan
kami juga kiranya para pembaca menelaah makalah ini dengan mata dan pikiran
kritis sehingga membuka ruang bagi perbaikannya dimasa mendatang.

Akhirnya pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
yang tak pernah bosan dari sikap sebabnya memberikan pengajaran kepada kami
dan rekan-rekan mahasiswa yang banyak membantu dan mendukung kami dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Amiiinnn.

Medan, 12 Maret 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

A. Pola Komunikasi Organisasi ..........................................................................3


B. Arah Komunikasi Organisasi .........................................................................8
C. Aliran Komunikasi Organisasi .......................................................................12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................15

A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk memenuhi


segala bentuk kegiatan hidup baik antar individu maupun kelompok. Sebagai
makhluk sosial, manusia diharuskan selalu berhubungan dengan individu atau
kelompok lain, hubungan ini memerlukan adanya interaksi untuk menyampaikan
atau menerima suatu informasi guna memenuhi kebutuhan hidup. Komunikasi
organisasi mempunyai pola atau alur komunikasi yang berbeda-beda. Komunikasi
organisasi adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi atau
kelompok formal maupun non-forma.

Dalam ikatannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan


kepada bawahan, arah aliran informasinya terdiri dari dua proses yaitu, Top-down
Communication (komunikasi dari atas ke bawah) yakni komunikasi yang berjalan
pada saat orangorang yang ada pada tataran manajer ataupun supervisor
mengirimkan pesan kepada bawahannya, dan Bottom-up Communication
(komunikasi dari bawah ke atas) yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan
mengirim atau menyampaikan pesan kepada atasannya.

Organisasi mempunyai berbagai jenis pola komunikasi. Pola komunikasi


berkaitan dengan pengaturan saluran dari pesan yang akan dialirkan dari satu
orang ke orang lainnya. aliran komunikasi dalam organisasi yaitu, Komunikasi
dari bawah ke atas, komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi horizontal dan
komunikasi diagonal.

Dalam proses komunikasi dapat dilihat menjadi bentuk pola-pola yang


khas melihat dari bagaimana alur proses komunikasi tersebut. Bentuk pola
komunikasi sendiri lebih menekankan pada jaringan arah aliran informasi, yang
terjadi dalam menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan menerima
kembali informasi tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

Setelah mengetahui latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan


masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana Pola Komunikasi Organisasi?


2. Bagaimana Arah Komunikasi Organisasi?
3. Bagaimana Aliran Komunikasi Organisasi?

C. Tujuan Masalah

Dari paparan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan ini
yaitu:

1. Mengetahui Pola Komunikasi Organisasi


2. Mengetahui Arah Komunikasi Organisasi
3. Mengetahui Aliran Komunikasi Organisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Komunikasi Organisasi

Kata pola, jika ditelusuri di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akan
ditemukan bahwa pola memiliki arti yaitu: “bentuk atau sistem, cara struktur yang
tetap dimana pola itu sendiri bisa dikatakan sebagai contoh atau cetakan”.
Sedangkan kata pola dalam Kamus Ilmiah Populer yang menurut (Brry, 1994)
memiliki arti yaitu: model, contoh atau pedoman. Pola juga dikatakan juga dengan
model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek yang mengandung
kompleksitas proses di dalamnya dan hubungan antara unsur-unsur
pendukungnya. (Wiryanto, 2004)

Berdasarkan dari ketiga pengertian pola di atas maka dapat diambil


kesimpulan, bahwa pengertian pola adalah gambaran, bentuk dan rancangan dari
sebuah komunikasi yang dapat dilihat dari jumlah komunikasinya. Dalam proses
komunikasi dapat dilihat menjadi bentuk pola-pola yang khas melihat dari
bagaimana alur proses komunikasi tersebut. Bentuk pola komunikasi sendiri lebih
menekankan pada jaringan arah aliran informasi, yang terjadi dalam
menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan menerima kembali
informasi tersebut.

Pola komunikasi didefenisikan sebgai pola hubungan dua orang atau lebih
dalam sebuah proses pengiriman serta penerimaan dengan cara yang tepat
sehingga sebuah pesan yang dimaksudkan dapat dimengerti.Hubungan atau pola
komunikasi dapat diagambarkan oleh komplementaris,dimana hubungan
komplementer satu bentuk perilaku dominan dari seseorang dapat mendatangkan
perilaku tunduk lainnya atau smetris, dimana terdapat sebuah tingaktan seseorang
melakukan interaksi berdasarkan kesamaan. Sehingga terlihat kepatuhan bertemu
dengan kepatuhan atau dominasi bertemu dengan dominasi dan terlihat bagaimana
sebuah struktue sistem tercipta berdasarkan proses interaksi serta individu

3
melakukan respon terhadap individu lainnya untuk menentukan jenis hubungan
yang mereka miliki (Pengestu, 2015).

Organisasi mempunyai berbagai jenis pola komunikasi. Pola komunikasi


berkaitan dengan pengaturan saluran dari pesan yang akan dialirkan dari satu
orang ke orang lainnya. Menurut (DeVito, 2018), secara umum terdapat lima pola
komunikasi yaitu: lingkaran (circle), roda (wheel), Y, rantai (chain) dan semua
saluran (all-channel). Pola komunikasi tersebut berlaku untuk komunikasi yang
dilakukan bertatap muka secara langsung maupun yang dilakukan menggunakan
bantuan media komunikasi seperti memo, telepon, email dan video conference.

Berikut ini akan dijelaskan terkait masing-masing pola tersebut:

1. Pola Lingkaran (Circle)

Pada pola komunikasi lingkaran, setiap anggota dapat berkomunikasi


dengan dua anggota pada sisinya. Pola komunikasi ini tidak memiliki pemimpin
dan setiap anggota mempunyai kewenangan yang sama. Setiap anggota tidak
dapat berkomunikasi langsung dengan seluruh anggota yang ada. Dapat dilihat
pada ilustrasi di bawah, A dapat berkomunikasi dengan E dan B. Ketika A ingin
berkomunikasi dengan D, maka A harus mengirimkan pesannya melalui E
karena E yang dapat berkomunikasi dengan D. A juga dapat mengirimkan pesan
melalui B dan B meneruskan pesan tersebut ke C karena C yang dapat
berkomunikasi dengan D.

Pola Komunikasi Lingkaran (Circle)

4
Dalam pola ini semua anggota organisasi dapat berkomunikasi dengan
anggota yang lainnya, mereka mempunyai kekuatan untuk memengaruhi
kelompoknya, namun tidak memiliki pimpinan yang jelas. Mislanya, jaringan
lingkaran memiliki lebih banyak saluran dua arah yang terbuka untuk pemecahan
maslaah(lima) daripada empat saluran dari jaringan yang disebutkan diatas.
Dalam jaringan lingkaran, setiap orang menjadi pembuat keputusan (Robert Tua
Siregar, 2021).

2. Pola Roda (Whell)

Pada pola komunikasi roda terdapat pemimpin yang berada di tengah.


Setiap anggota tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan setiap pesan
harus melewati pemimpin. Pada ilustrasi berikut A berperan sebagai pemimpin
dan berada di tengah roda. A berkomunikasi dengan anggota lainya, sementara
anggota lainnya tidak saling berkomunikasi.

Pola Komunikasi Roda (Whell)

Dalam pola roda disini memiliki pimpinan yang jelas, sehingga kekuatan
pimpinan berada pada posisi sentral dan berpengaruh dalam proses penyampaian
pesannya yang mana semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu
disampaikan pada pimpinan. Misalnya. Seorang pengawas atau supervisor dan
mereka yang merupakan bawahan langsung seperti asisten pengawas, mungkin
membentuk jaringan roda. Pengawasnya adalah A, dan asisten pengawasnya

5
masing-masing adalah B,C,D dan E. Keempat bawahan mengirim informasi
kepada mereka, biasanya dalam bentuk keputusan.

3. Pola Y

Pada pola komunikasi Y terjadi dalam hirarki organisasi mengikuti rantai


komando yang formal. Pada ilustrasi digambarkan pola komunikasi ini
membentuk huruf Y. Pada ilustrasi tersebut C berkomunikasi dengan atasannya
A dan B serta berkomunikasi dengan bawahannya D. Pola Y juga memiliki
pimpinan yang jelas dalam proses aliran informasi. Semua anggota yang terlibat
di dalamnya dapat mengirimkan dan menerima pesan dengan yang lainnya.

Pola Komunikasi Y

Contohnya, dua asisten manjer, (A dan B ) melapor kepada manajer(C).


Manajer, pada gilirannya, melapor ke asisten pengawas(D) yang melapor ke
Pengawas (E).

4. Pola Rantai (Chain)

Pada pola komunikasi rantai pesan dikirimkan hanya ke anggota yang


terletak di sebelahnya. Pada pola komunikasi ini yang berada di tengah akan
mendapatkan pesan lebih dari yang ada pada posisi ujung. Pada ilustrasi dapat
dilihat C berada di tengah dan mendapatkan pesan lebih dari lainnya karena A
dan B ketika ingin mengirimkan pesan ke D dan B harus melewati C serta
berlaku kebalikannya.

6
Pola Komunikasi Rantai( Chain)

Pola rantai memiliki lima tingkatan yang disebut dengan komunikasi ke


atas (upward) yang aliran informasinya terjadi dari atas dan kebawah begitu juga
sebaliknya (Masmuh, 2008).

5. Pola Semua Saluran (All-Channel)

Pada pola komunikasi ini setiap anggota dapat berkomunikasi dengan


setiap anggota lainnya. Setiap anggota mempunyai kemampuan yang sama
untuk memengaruhi lainnya. Pola komunikasi ini disebut juga pola komunikasi
bintang.

Pola Komunikasi Semua Saluran(All-Channel)

Pola semua saluran/bintang merupakan gabungan dan pengembangan dari


pola lingkaran yang mana terjadi intraksi timbal balik antara anggota
komunikasi tanpa mengenal siapa yang menjadi pimpinan sentralnya. (Nana
Triapnita Nianggolan, 2021) .

7
B. Arah Komunikasi Organisasi

Secara umum terdapat dua arah komunikasi yaitu satu arah (one-way
communication) dan dua arah (two-way communication). Komunikasi satu arah
merupakan komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan pesan atau
informasi tanpa memerlukan adanya umpan balik atau feedback. Contoh dari
komunikasi ini adalah ketika atasan memberikan perintah kepada karyawan untuk
melakukan suatu tugas atau menginformasikan tentang peraturan/kebijakan baru
organisasi.

Komunikasi Satu Arah

Komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang dilakukan untuk


menyampaikan informasi dengan adanya umpan balik atau feedback. Perbedaan
satu arah dengan dua arah adalah adanya umpan balik. Komunikasi satu arah tidak
memerlukan adanya umpan balik dari lawan bicara. Melalui komunikasi dua arah
pengirim pesan dapat memverifikasi pemahaman terkait pesan yang dikirimkan
kepada penerima melalui umpan balik yang diberikan. Kedua pihak yang
berkomunikasi dalam komunikasi dua arah dapat bertindak sebagai pengirim atau
penerima.

8
Komunikasi Dua Arah

Selain untuk individu, komunikasi juga terjadi pada suatu organisasi.


Komunikasi yang terjadi antara dua orang individu ataupun lebih tidaklah serumit
dan sekompleks komunikasi yang dilakukan oleh organisasi yang melibatkan
struktur hirarki. Komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran informasi
baik itu pesan verbal maupun nonverbal yang terjadi antara bagian yang ada pada
organisasi .

Secara umum terdapat dua jaringan dalam organisasi yaitu komunikasi


formal dan komunikasi non formal. Komunikasi formal merupakan jaringan
komunikasi yang arah aliran komunikasi yang mengikuti hirarki dari suatu
organisasi sedangkan komunikasi non formal merupakan komunikasi yang tidak
mengikuti hirarki dari suatu organisasi. Komunikasi formal secara umum
mempunyai dua arah yaitu secara vertikal dan horizontal (Nana Triapnita
Nianggolan, 2021).

a. Arah Komunikasi Vertikal


Komunikasi vertikal mempunyai dua buah arah yaitu ke atas (upward) dan
ke bawah (downward). Pada arah komunikasi vertikal ke atas terjadi
penyampaian pesan dari bawahan ke atasan atau dari manajer ke manajer
yang mempunyai tingkat lebih tinggi. Sebagai contoh anggota yang
memberikan laporan perkembangan suatu kegiatan kepada pimpinan atau
koordinatornya. Pada arah komunikasi vertikal ke bawah terjadi
penyampaian pesan dari atasan ke bawahan atau dari manajer ke manajer
yang secara struktural ada dibawahnya. Sebagai contoh penyampaian
instruksi, evaluasi, kebijakan dan motivasi dari atasan ke bawahan
Umumnya arah komunikasi vertikal ke bawah tidak memerlukan umpan
balik dari bawahan ke atasan.
b. Arah komunikasi horizontal
Merupakan komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang mempunyai
tingkat yang sama pada suatu hirarki suatu organisasi. Komunikasi ini
dapat memengaruhi keberhasilan suatu organisasi karena memungkinkan

9
anggota untuk mengkoordinasikan tugas, memecahkan masalah, berbagi
informasi dan menyelesaikan konflik (Pearson, 2017)

Sedangkan menurut (Purwanto, 2011) dalam buku komunikasi organisasi


(Robert Tua Siregar, 2021) dijelaskan mengenai bentuk arah komunikasi yaitu
sebagai berikut:

1. Komunikasi dari atas ke bawah (top-donw atau donwnward communication)

lalah komunikasi yang berasal dari Top manajer atau manajer tingkat atas
kepada bawahannya. Fungsi dari komunikasi ini adalah supaya para top manajer
lebih mudah dalam memberi komando dan arahan kepada para bawahan. Tujuan
manajer yang menggunakan jalur komunikasi ini yaitu mengarahkan,
mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai
kegiatan yang ada di level bawah. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui lisan
ataupun tertulis. Secara lisan komunikasi berupa percakapan yang biasa,
wawancara resmi antara supervisor dan bawahan, atau dalam bentuk pertemuan
yang berkelompok. Secara tulisan komunikasi berupa memo, kotak informasi,
papan pengumuman, buku petunjuk karyawan serta buletin.

Komunikasi dari atas ke bawah memiliki lima tujuan pokok, yaitu:

a) Memberikan arahan atau perintah kerja.


b) Memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilakukan.
c) Memberikan informasi mengenai prosedur dan praktik organisasional.
d) Memberikan umpan balik mengenai pelaksanaan kerja pada karyawan.
e) Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian mengenai tujuan yang dicapai
organisasi.

Salah satu kelemahan dari arah komunikasi ini yaitu kemungkinan


terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke
bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan tidak
selengkap aslinya.

2. komunikasi dari bawah ke atas (bottom up atau upward communication)

10
Merupakan pesan yang muncul dari low manajemen ke tingkat lebih tinggi.
Komunikasi ini digunakan apabila mengajukan saran atau ide, kendala, laporan,
dan lainnya. Komunikasi dari bawah ke atas mempunyai beberapa kekurangan,
dikarenakan risiko terjadinya disinformasi atau informasi yang disampaikan
belum tentu kebenarannya, sehingga dapat menimbulkan salah langkah atau
pengambilan keputusan yang kurang tepat. Adanya kemungkinan bawahan hanya
menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja (ABS/asal bapak senang).
Sementara informasi yang memiliki kesan negatif cenderung tidak tersampaikan
oleh bawahan. Hal ini dikarenakan bawahan menganggap jika melaporkan hal
yang baik, posisi mereka akan aman.

3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)

Yaitu komunikasi yang terjadi antarpribadi atau organisasi. Komunikasi ini


umumnya dilakukan guna pengambilan tindakan oleh para manajer. Komunikasi
ini bersifat koordinatif dan dapat mengkoordinasikan peran antar divisi didalam
suatu organisasi. Oleh karena itu antar divisi dalam perusahaan saling berbagi
pesan untuk mencapai satu pencapaian dalam perusahaan tersebut (Bangun, 2012)

4. Komunikasi Diagonal

Bentuk komunikasi ini agak lain dari beberapa komunikasi sebelumnya.


Komunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi
antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah
komunikasi yang formal dan resmi antara manajer pemasaran dengan bagian
pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer
produksi dengan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan
bagian penelitian.

Bentuk komunikasi diagonal ini menyimpang dari bentuk komunikasi


tradisional yang ada. Komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih
banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar menurut suatu
studi penelitian. Terdapatnya saling ketergantungan (interdependence) di

11
antara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi
tersebut.

Kelebihan dari komunikasi diagonal yaitu penyebaran informasi dapat


menjadi lebih cepat daripada komunikasi yang tradisional serta
memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu
dalam menyelesaikan masalah dalam organisasi. Komunikasi diagonal juga
memiliki kelemahan, Kelemahan komunikasi diagonal yaitu dapat
mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.
Komunikasi diagonal dalam suatu organisasi yang berskala besar sulit untuk
dikendalikan secara efektif.

C. Aliran Komunikasi Organisasi

Saluran/aliran komunikasi merupakan media serta alat guna


menyampaikan informasi. Saluran komunikasi dibagi menjadi 2 saluran, yaitu
formal dan informal (Kreitner, 2014)

a. Saluran Komunikasi Formal telah sesuai dengan jalur atau asal perintah
susunan perusahaan. Informasi yang disampaikan di saluran formal
dianggap hal resmi dan ditransmisikan lewat satu saluran atau media
melalui 3 rute yang ada vertikal, horizontal, dan eksternal.
b. Saluran Komunikasi Informal tidak terikat pada perintah. Mereka melalui
level manajemen serta batas kekuasaan. Kita dapat membandingkan dua
saluran informal yang dipakal, yaitu desas-desus dan manajemen dengan
berkeliling disekitar.

Saluran komunikasi dikelompokkan atau terdiri atas 6 dimensi (Ikhsan,


2015)yaitu diantaranya:

1. Panca indra yang dipengaruhi komunikasi yang dilakukan dengan


pertemuan secara langsung (tatap muka) mengakibatkan orang tersebut
menggunakan seluruh panca indranya, sementara media yang berbeda
menggunakan bagian-bagian kelompok dari salah satu panca indra untuk
dikombinasikan dan menghasilkan dampak yang saling terhubung dengan
refrensi kepada penerima

12
2. Peluang untuk umpan balik, probabilitas atau peluang pertukaran pesan
dan informasi melalui dua arah adalah cara yang maksimal dalam
berkomunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik sangat penting
untuk mengetahui apakah komunikasi telah efektif atau belum terhadap
penyampaian informasi yang disampaikan komunikator. Oleh karena itu,
dalam penyampaian laporan keuangan harus mengandung unsur metade
didalamnya untuk mendapat umpan balik.
3. Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam
interaksi interprasional. Apabila kita menggunakan media cetak,
komunikan bisa membaca dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca
ulang poin inti atau terperinci. Komunikan mempunyai sedikit kendali
pada media siaran, kecuali mereka merekam program tersebut.
4. Jenis pengodean pesan; biasanya komunikasi tatap muka lebih mudah
dalam mengekspresikan komunikasi non-verbal. Sayangnya hal ini tidak
berlaku pada komunikasi dalam media video, film, dan terutama media
cetak. Namun, media cetak mempunyai kelebihan dalam menyampaikan
informasi dan ide berbentuk abstrak seperti kebijakan manajer. Media
audio visual mempunyai kelebihan untuk menyampaikan informasi yang
kongkrit.
5. Kekuatan multiplikatif; sistem komunikasi massa dapat lebih mudah dan
cepat dalam mencapai banyak penerimaan yang luas. Saluran atau media
interprasional mampu mencapai penerima ini hanya dengan usaha yang
besar dan waktu yang tergolong tidak singkat.
6. Kelestarian pesan; kelebihan dari media massa adalah catatan permanen,
yang tidak ada didalam komunikasi tatap muka. Secara konvensional,
kelebihan ini hanya terbatas pada media cetak. Tetapi dengan pita dan
piringan audio dan video serta sistem manajemen informasi yang berbasis
teknologi, kapasitas ini diperluas dengan media elektronik.

Menurut Guetzkow terdapat tiga aliran dari komunikasi dalam menyebarkan


pesan pada suatu organisasi yaitu serentak, berurutan dan kombinasi (Pace and
Faules, 2013). Lebih jelasnya sebagai berikut:

13
1. Penyebaran informasi secara serentak merupakan penyebaran pesan atau
informasi organisasi secara serentak kepada banyak tujuan (lebih dari satu
tujuan) dalam suatu waktu. Penyebaran informasi ini umumnya tidak
memperhatikan hirarki dari suatu organisasi. Penyebaran informasi ini
dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka seperti pertemuan dan
secara tidak langsung dengan bantuan media seperti memo, selebaran,
radio, televisi dan teleconference.
2. Penyebaran informasi secara berurutan merupakan penyebaran pesan
mengikuti jalur hirarki dari suatu organisasi. Penyebaran informasi secara
berurutan tidak dilakukan secara serentak karena mengikuti aturan dan
urutan yang berlaku dari suatu organisasi. Umumnya pesan tidak
disebarkan tidak dalam waktu yang bersamaan. Kendala yang umumnya
terjadi adalah kebenaran dari informasi yang diterima dapat terganggu
yang disebabkan oleh interpretasi dan reproduksi dari pesan. 3.
Penyebaran informasi kombinasi merupakan gabungan dari penyebaran
informasi secara serentak dan secara berurutan. Penyebaran pesan atau
informasi mengikuti jalur hirarki dari suatu organisasi dalam waktu yang
bersamaan atau serentak. (Nana Triapnita Nianggolan, 2021)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat diambil kesimpulan


bahwasannya pola komunikasi didefenisikan sebagai pola hubungan dua orang
atau lebih dalam sebuah proses pengiriman serta penerimaan dengan cara yang
tepat sehingga sebuah pesan yang dimaksudkan dapat dimengerti. secara umum
terdapat lima pola komunikasi yaitu: lingkaran (circle), roda (wheel), Y, rantai
(chain) dan semua saluran (all-channel).

Secara umum terdapat dua arah komunikasi yaitu satu arah (one-way
communication) dan dua arah (two-way communication). Komunikasi satu arah
merupakan komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan pesan atau
informasi tanpa memerlukan adanya umpan balik atau feedback. Sedangkan
Komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang dilakukan untuk
menyampaikan informasi dengan adanya umpan balik atau feedback.

Komunikasi formal secara umum mempunyai dua arah yaitu secara vertikal
dan horizontal. Saluran/aliran komunikasi merupakan media serta alat guna
menyampaikan informasi. Saluran komunikasi dibagi menjadi 2 saluran, yaitu
formal dan informal

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini tentunya masih terdapat banyak sekali


kekurangannya oleh karena itu penulis berharap para pembaca dapat memberikan
kritik yang dapat membangun dan menjadikan penulisan makalah ini lebih baik
serta penulis berharap semoga pembaca dapat memahami beberapa materi yang
telah kami jelaskan mengenai pengelolaan perubahan dan budaya organisasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Brry, P. A. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

DeVito, J. (2018). Human communication : the basic course. . New


York,NY,USA: Person.

Ikhsan, A. T. (2015). Perilaku Organisasi. Bandung: Citapustaka Media.

Kreitner, R. &. (2014). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Masmuh, A. (2008). Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori Dan Praktek.


Malang: UPT penerbitan Universitas Muhamadiyah Malang.

Nana Triapnita Nianggolan, D. (2021). Komunikasi Organisasi:Teori, Inovasi dan


Etika. Medan : Yayasan Kita Menulis.

Pearson, J. (2017). Human Communication. New York: McGraw Hill Education.

Pengestu, M. (2015). Jaringan Komunikasi di The Piano Institute Surabaya. E-


Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya, 3,1-12.

Pace, R. W. and Faules, D. F. (2013) Komunikasi Organisasi:strategi


meningkatkan kinerja perusahaan. Edited by D. Mulyana. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

Purwanto, D. (2011). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Robert Tua Siregar, U. E. (2021). KOMUNIKASI ORGANISASI. Bandung:


WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasavina.

16

Anda mungkin juga menyukai