Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 10

Sophia Lamatenggo (202205048)


Risma Sari (202205045)
Tifany Novianty Matoneng (202205052)
Elsa Febriani (202205014)
Nayla Herawati (202205031)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

TAHUN AJARAN 2023 - 2024


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan tugas “Makalah
Model Komunikasi”.
Dalam penyusunan tugas ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kami yang telah membimbing kami dan juga kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini. Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, kami
berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembacanya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya
sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki penulisan tugas selanjutnya.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Pengertian Model Komunikasi........................................................................................................2
B. Fungsi Model Komunikasi...............................................................................................................3
C. Macam-macam Model Komunikasi.................................................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, memiliki dorongan ingin tahu,
ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Karenanya
komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia (Widjaja, 2010:4-5).
Komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal
utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu proses
penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang kepada orang lain. Dan satu-satunya
cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi (Ruslan,
2008:92).
Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur
tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi
pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia
seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan,
pramuniaga dan lain sebagainya (Cangara, 2009:3).
Model dibangun agar kita dapat mengidentifikasi, menggambarkan atau
mengategorisasikan komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model
dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memperlihatkan aspek-aspek yang mendukung
terjadinya sebuah proses. Misalnya dapat melakukan spesifikasi dan menunjukkan kaitan
antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses, serta keberadaanya
dapat ditunjukkan secara nyata (Cangara, 2009:39-40).

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi model komunikasi
2. Untuk mengetahui fungsi dari model komunikasi
3. Untuk mengetahui apa saja model komunikasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Komunikasi


Model Komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan teori untuk
kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita mengorganisasikan data-data sehingga
dapat tersusun kerangka konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau ditulis. Kerap kali
model-model teoritis, termasuk ilmu komunikasi, digunakan untuk mengekpresikan definisi
komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses transmisi dan resepsi informasi antara manusia
melalui aktivitas encoder yang dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang
dilakukan oleh penerima.
David Crystal dalam bukunya A Dictionary of Linguistics Phonetics kerap memodelkan
komunikasi melalui definisi, komunikasi terjadi ketika informasi yang sama maksudnya
dipahami oleh pengirim dan penerima. Sedangkan Edmondson dan Burquest mengatakan
bahwa bahasa sebagai alat komunikasi berisi jenis-jenis kode yang dikomunikasikan melalui
suatu proses encoding suatu konsep yang akan disandi balik melalui proses decoding.
Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai
apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan
secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu
dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat, atau komponen yang
penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk
menjelaskan atau menerapkan teori, dengan kata lain, model adalah teori yang lebih
disederhanakan.
Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr mengatakan model membantu merumuskan
teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu
erat, model sering dicampuradukka dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur
tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas

2
relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang
diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk
menjelaskan teori dan menyarankan cara - cara untuk memperbaiki konsep-konsep.
Model komunikasi menggambarkan bagaimana jalannya proses komunikasi, bagaimana
proses komunikasi mengalir melalui saluran komunikasi dari sender, sebagai pengirim
kepada receiver, sebagai penerima. Secara umum tahapan dalam proses komunikasi dapat
disampaikan sebagai berikut :
1. Sender, adalah individu, kelompok atau organisasi yang menginginkan menyampaikan
pesan kepada individu, kelompok atau organisasi lain yaitu receiver.
2. Encoding, adalah menerjemahkan pemikiran tentang apa yang ingin disampaikan
kedalam kode atau bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ini membentuk dasar
dari message atau pesan. Kemudian perlu memilih saluran yang dipergunakan untuk
membagikan pesan.
3. Message, adalah pesan yang merupakan informasi yang ingin disampaikan sender kepada
receiver.
4. Channel atau medium, merupakan saluran yang akan dipakai untuk menyampaikan
pesan. Variasi saluran komunikasi sangat banyak dan berjenjang tingkat kekuatan
komunikasinya.
5. Decoding,memecahkan sandi, merupakan proses menginterprestasikan dan membuat
masuk akal suatu pesan yang diterima receiver.
6. Receiver, adalah orang, kelompok atau organisasi kepada siapa pesan dimaksudkan untuk
diterima. Kemudian receiver menciptakan arti dari pesan yang diterimanya.
7. Noise, merupakan suatu yang menggangu terhadap penyampaian dan pemahaman
terhadap pesan. Ini dapat memengaruhi setiap bagian dari proses komunikasi. Merupakan
faktor yang dapat mengerti tentang kejelasan pesan pada setiap titik selama proses
komunikasi.
8. Feedback, Merupakan pengetahuan tentang dampak pesan pada receiver dan
menimbulkan reaksi receiver disampaikan kepada sender.

3
B. Fungsi Model Komunikasi
Menurut Gardon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan tiga fungsi model, yaitu :
1. Melukiskan proses komunikasi .
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutsch Menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi: pertama,
mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati, kedua,
heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui), ketiga, prediktif,
memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang
berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, keempat, pengukuran, mengukur fenomena
yang diprediksi. Fungsi-fungsi tersebut pada gilirannya merupakan basis untuk menilai suatu
model :
1. Seberapa umum (general) model tersebut? Seberapa banyak bahan yang
diorganisasikannya, dan seberapa efektif?
2. Seberapa heuristic model tersebut? Apakah ia membantu menemukan hubungan-
hubungan baru, fakta atau model?
3. Seberapa penting prediksi yang dibuat dari model tersebut bagi bidang penelitian?
Seberapa strategis prediksi itu pada tahap perkembangan bidang tersebut?
4. Seberapa akurat pengukuran yang dapat dikembangkan dengan model tersebut?

C. Macam-macam Model Komunikasi


Terdapat ratusan model-model komunikasi yang telah di buat para pakar. Kekhasan suatu
model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model tersebut,
paradigm yang digunakan, kondisi teknologis, dan semangat zaman yang melengkapinya.
Dibawah ini model-model komunikasi yang sangat popular. Model-model Komunikasi yang
dikemukakan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”
adalah:
1. Model S-R
Model stimulus respon (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model
tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respons. Model ini menunjukkan

4
komunikasi sebagai proses aksi reaksi yang sangat sederhana. Bila seorang lelaki
berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu malu, atau bila saya
tersenyum dan kemudian anda membalas senyuman saya, itulah pola SR. Jadi model S-R
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisantulisan), isyarat- isyarat nonverbal, gambar-
gambar, dan tindakantindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan
respon dengan cara tertentu.
2. Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga
disebut model retoris. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan
pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia
mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan
(message), dan pendengar (listener). Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah
komunikasi retoris, yang kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking)
atau pidato.
a. Komponen
Model komunikasi Aristoteles menitikberatkan pada pembicara (speaker) dan
bicara (speech). Model ini memiliki lima elemen, yaitu speaker, speech, occasion,
audience, dan effect.
1) Pembicara (speaker) – orang yang berperan aktif dalam membentuk dan
mengirimkan pesan kepada khalayak.
2) Pesan verbal (speech) – pesan yang dibentuk dan disampaikan oleh speaker.
3) Situasi (occasion) – situasi saat pesan disampaikan.
4) Khalayak (audience) – orang yang menjadi target sasaran atau khalayak sasaran
dalam proses komunikasi.
5) Efek (effect) – dampak yang ditimbulkan dalam proses komunikasi.
Model komunikasi Aristoteles dikenal sebagai model komunikasi yang berpusat
pada speaker atau pembicara karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif
dan berperan penting dalam proses public speaking yaitu mengirimkan pesan kepada
khalayak. Dalam model ini, khalayak digambarkan bersifat pasif dalam menerima
pesan. Itulah mengapa proses komunikasi dalam model Aristoteles berlangsung
secara satu arah yakni dari pengirim ke penerima. Dalam menyampaikan pesannya,

5
pembicara harus menyiapkan pesan sedemikian rupa yang disesuaikan dengan target
sasaran dan situasi sehingga khalayak dapat dengan mudah dilakukan persuasi
maupun pengaruh melalui pesan yang disampaikan.

b. Karakteristik
Model komunikasi Aristoteles memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah :
1) Berpusat pada pengirim pesan
2) Khalayak bersifat pasif.
3) Tidak terlalu fokus pada komunikasi intrapersonal atau komunikasi interpersonal.
4) Fokus pada interaksi khalayak dalam komunikasi.
5) Tidak terdapat konsep umpan balik.
6) Tidak ada konsep kegagalan komunikasi.
7) Komunikasi berlangsung satu arah.
8) Hanya bisa digunakan dalam public speaking

3. Model Lasswell
Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni who, says what, in
wich channel, to whom, with what effect. Lasswell mengemukakan tiga fungsi
komunikasi, yaitu: pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-
anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua, korelasi berbagai
bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan ; dan ketiga, transmisi
warisan sosial dari suatu generasi kegenarasi lainnya.
a. Komponen
Model komunikasi Lasswell memiliki 5 (lima) komponen, yaitu :
1) who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.
2) says what (message) – isi pesan.
3) channel (media) – medium atau media.
4) to whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.
5) with what effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan
kepada pengirim pesan.

6
Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis atau kajian
untuk mengevaluasi masing-masing komponen dan proses komunikasi secara
keseluruhan. Adapun analisis yang dilakukan terhadap kelima komponen komunikasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk
memiliki seluruh kekuatan.
2) Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan
kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan yang disampaikan.
3) Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan untuk
mencapai khalayak
4) Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.
5) Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk
memprediksi efek pesan terhadap target sasaran.
Model komunikasi Lasswell awalnya dikembangkan untuk menganalisis
komunikasi massa, khususnya studi tentang media propaganda. Namun, pada
perkembangannya, model ini digunakan pula untuk menganalisis komunikasi
interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi pesan.
Selain itu, Lasswell juga membawa konsep proses komunikasi yang efektif.
Menurutnya, terdapat hubungan antara penyajian fakta-fakta dengan bagaimana fakta-
fakta tersebut dapat menyebabkan efek yang berbeda. Penggunaan konsep efek
membuat model Laswell tidak seperti namanya. Hal ini dikarenakan efek dapat
berperan juga sebagai feedback atau umpan balik.
b. Karakteristik
Model komunikasi Lasswell memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1) Komunikasi berlangsung satu arah.
2) Tidak konsisten karena menyatakan adanya konsep efek.
3) Tidak menyertakan umpan balik.
4) Mengabaikan kemungkinan adanya hambatan-hambatan komunikasi.
5) Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema-tema tradisional.
6) Merupakan dasar propaganda karena lebih menitikberatkan pada hasil keluaran.
7) Umumnya digunakan untuk media persuasi

7
4. Model Shannon dan Weaver
Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi
atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang
penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan tersebut.
Model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi
menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan.
Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang
digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari
transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi ini adalah otak,
transmitter-nya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata- kata
terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver),
yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan transmitter
dengan merekontruksi pesan dari sinyal. Sasaran (destination) adalah (otak) orang yang
menjadi tuntutan pesan itu.
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver adalah gangguan
(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
a. Karakteristik
Model komunikasi Shannon dan Weaver memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1) Komunikasi berlangsung dalam dua proses yang membuatnya sebagai model
yang dapat diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
2) Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi efektif
dengan cara menghilangkan gangguan atau masalah yang menyebabkan berbagai
gangguan.
3) Hanya dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi interpersonal dibandingkan
dengan komunikasi massa atau komunikasi kelompok.
4) Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses komunikasi. •
Pengirim pesan berperan aktif dalam mengirim pesan.
5) Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang
dikirimkan oleh pengirim

8
5. Model Schramm Wilbur
Schramm membuat serangkai model komunikasi. Model pertama mirip dengan
model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya yang kedua Schramm memperkenalkan
gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang
sebenarnya dikomunikasikan. Model yang ketiga Schramm menganggap komunikasi
sebagain interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik,
menstransmisikan dan menerima sinyal.
Menurut Wibur Schramm komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga
unsur: sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination).
a. Komponen
Menurut model komunikasi Osgood dan Schramm, terdapat 9 (sembilan) komponen
dalam proses komunikasi, yaitu sender (transmitter), encoder, decoder, interpreter,
receiver, message, feedback, medium, dan noise.
1) Sender (transmitter) – orang yang mengirimkan pesan.
2) Encoder – orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
3) Decoder – orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah
dikirimkan oleh encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
4) Interpreter – orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan.
Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang
sama.
5) Receiver – orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan
menginterpretasikan pesan-pesan aktual.
6) Message – data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima
oleh penerima pesan.
7) Feedback – proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
8) Medium – media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk
mengirim pesan.
9) Noise – gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan
juga dapat berupa gangguan semantic dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan

9
pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan pesan yang
diinterpretasi oleh penerima pesan.
10) Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi
memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana
diketahui, setiap orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta
budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan latar belakang ini mempengaruhi
setiap individu dalam menginterpretasi pesan yang diterima.
b. Karakteristik
Model komunikasi Osgood dan Schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu : •
Fokus pada encode dan decode.
1) Komunikasi berlangsung dua arah.
2) Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat
membantu untuk memahami proses komunikasi.
3) Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.
4) Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.
5) Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.
6) Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan
dan menerima pesan.
7) Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
8) Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu
memahami permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.
9) Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.
10) Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam
interpretasi pesan dan membuat perubahan dalam nilai pesan. Tidak sesuai atau
tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang sangat kompleks.
11) Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi. Banyaknya sumber justru
akan membuat proses komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi
tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
12) Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan
dan pesan yang diterima

10
13) Digunakan untuk media baru
14) Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan
tanggapan.

6. Model Newcomb
Dalam model komunikasi tersebut, yang sering disebut model ABX atau model
simetri- Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A menyampaikan informasi kepada
seseorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X. Model tersebut mengasumsikan bahwa
orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya
merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi. Dalam model Newcomb,
komunikasi adalah cara lazim dan efektif yang memungkinkan orang- orang
mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah suatu model tindakan
komunikatif dua orang yang disengaja.

7. Model Berlo
Sebuah model lain yang di kenal luas adalah model model David K. Berlo, yang
ia kemukakan pada tahun 1960. Model ini di kenal dengan model SMCR, kepanjangan
dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima).
Bagaimana dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang yang menciptakan pesan, baik
seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam suatu kode
simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan dan
penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Dalam situasi tatap muka, kelompok kecil dan komunikasi public (pidato), saluran
komunikasinya adalah udara yang menyalurkan gelombang suara. Dalam komunikasi
massa terdapat banyak saluran televisi, radio dan lain sebagainya. Model Berlo juga
melukiskan beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi : proses
keterampilan berkomunikasi, pengetahuan system sosial dan lingkungan budaya sumber
dan penerima.

11
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor:
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, system sosial, dan budaya. Pesan
dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Salah satu
kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi public
atau komunikasi massa namun juga komunikasi antar pribadi dan berbagai bentuk
komunikasi tertulis.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah sebuah proses yang sangat kompleks karenanya sangat sulit untuk
mengetahui siapa yang memulai komunikasi, kepada siapa komunikasi ditujukan, dan
dimana komunikasi berawal dan berakhir. Untuk memahami proses komunikasi yang
sedemikian kompleks, diperlukan suatu instrumen yang membantu menjelaskan proses
komunikasi. Instrumen tersebut adalah model komunikasi.
Model komunikasi adalah sebuah model konseptual untuk menjelaskan proses
komunikasi manusia dan memperlihatkan proses komunikasi dengan menggunakan berbagai
simbol. Model komunikasi membentuk perspektif komunikasi dengan menguraikan
komunikasi yang begitu kompleks menjadi lebih sederhana tanpa menghilangkan komponen-
komponen yang ada di dalamnya

B. Saran
Model komunikasi merupakan pondasi awal dari komunikasi yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit. Pemahaman komunikasi yang tepat dapat membantu
kelancaran proses tindakan di rumah sakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 5.

Alo Liliweri, Komunikasi Serba ada Serba Makna (Jakarta: Prenada Media Group, 2011),78

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
131.

Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h.167-168

Ardianto, Elvinaro, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2007), hlm. 68

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 133

Sarfika, R., Maisa, E. A., & Freska, W. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi
Terapeutik dalam Keperawatan (1st ed.). Andalas University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai