Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI DAN ADVOKASI KEBIJAKAN

“MODEL KOMUNIKASI”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. NURMIFTACH ADITYA ( 17042121 )


2. BETA SANTRIA SHOLEHAH ( 17042098 )
3. LIDIA EKA PUTRI ( 17042112 )
4. YOLANDA AFNI RANTI PUTRI ( 17042134 )
5. YOLA SONIA FITRI ( 17042089 )
6. DEVITA SARI ( 17042101 )
7. ANNISA ZAKIYA FIRJA ( 17042095 )
8. GEMALA ELFANI ( 17042185 )
9. AZIZAH RAHMADHANI ( 17042161 )
10. RISKI ANANDA ( 17042244 )

DOSEN PENGAMPU : Boni Saputra, S.Ap, M.PA

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Boni Saputra, S.Ap, M.PA selaku pengampu Mata Kuliah
“Komunikasi dan Advokasi Kebijakan “ yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari teman-teman yang telah berkerjasama dengan memberikan materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. kami yakin
dalam pembuatan tugas makalah ini terdapat kesalahan data, bahasa, pengetikan
dan lainnya yang belum kami ketahui, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang , 10 Maret 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model..................................................................................................... 3


2.2 Model Komunikasi Linear ...................................................................................... 3
2.3 Model Komunikasi Interaktif ................................................................................. 4
2.4 Model Komunikasi Network .................................................................................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10


3.2 Saran........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia, oleh karena
itu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari, sehingga
tanpa adanya komunikasi, kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan sempurna.
Karena komunikasi itu memiliki peranan sangat penting, dibuatlah suatu model
komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu kunci manusia untuk hidup di dunia. Tanpa
komunikasi manusia tidak akan bisa untuk melakukan apapun. Komunikasi tidak
hanya tentang bagaimana satu manusia berbicara dengan manusia yang lainnya.
Bahkan saat kita lapar, komunikasi terjadi di dalam diri kita sendiri.
Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki definisi
yang berbeda pula. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah dalam
memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam
suatu komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses. Hal ini terlihat dari
setiap gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu komunikasi yang
terjalin antarmanusia.
Dalam makalah ini, kami menjelaskan beberapa model komunikasi yang
didefinisikan oleh para ahli .

1.2 Rumusan Masalah


a. Jelaskan tentang pengertian Model ?
b. Jelaskan Model Komunikasi Linear ?
c. Jelaskan Model Komunikasi Interaktif ?
d. Jelaskan Model Komunikasi Network ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian dari Model
b. Untuk mengetahui Model Komunikasi Linear
c. Untuk Mengetahui Model Komunikasi Interaktif

1
d. Untuk mengetahui Model Komunikasi Network

1.4 Manfaat Penulisan


a. Menambah pengetahuan tentang pengertian model
b. Menambah wawasan tentang Model Komunikasi Linear
c. Memberikan penjelasan tentang Model Komunikasi Interaktif
d. Memberikan wawasan tentang Model komunikasi Network

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model


Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk
yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi informasi-
informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari
fenomena sistem yang sebenarnya. Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda,
sistem atau kejadian yang sesungguhnya yang hanya berisi informasi- informasi yang
dianggap penting untuk ditelaah.1
Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi
untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Meyer, W. J., 1985:2).2

2.2 Model Komunikasi Linear


Linear disini mengandung makna lurus, yang berarti perjalanan dari satu titik
ke titik lain secara lurus, penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam
komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses
komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum
melaksanakan komunikasi.
Komunikasi pada umumnya dianggap sebagai suatu fungsi linier. Seseorang
mengomunikasikanpesan-pesannya melalui sebuah saluran kepada seorang penerima,
yang kemudian memberikanumpan balik kepada pengirim tersebut (Gonzales, dalam
Jahi, 1988:6) atau juga Model komunikasi linier (one-way communication), dalam
model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon
yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.Komunikasinya bersifat
monolog. Atau juga Model Komunikasi Linear (model komunikasi satu arah) Model
ini menggambarkan proses komunikasi dua orang yang satu arah (one

1
Achmad, Mamud. 2008. Teknik Simulasi dan Permodelan. Yogyakarta: Universitas Gajah mada, hlm 1
2
Meyer,W.J. 1985. Concepts of Mathematical Modelling. Company: McGraw-Hill Book, hlm 2

3
way trafficcommunication). Karena searah maka yang aktif adalah komunikatornya,
sementara komunikan lebih bersifat pasif.3
Komunikasi Sebagai Aksi : Model Linear , Pada tahun 1949, Claude Shannon,
seorang ilmuwan Bell Labortories dan profesor di Massachusetts Institute of
Technology, dan Warren Weaver , seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan
Foundation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear. Mereka tertarik
pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat
menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran. Hasilnya daah
konseptualisasi dari model komunikasi linear.
Pendekatan pada konsep komunikasi ini memiliki beberapa elemen kunci,
yaitu sebuah sumber (source), atau pengirim pesan, mengirimkan pesan (message)
pada penerima (receiver) yang akan menerima pesan tersebut. Si penerima adalah
orang yang akan mengartikan pesan tersebut. Semua komunikasi ini terjadi dalam
sebuah saluran (channel), yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. Saluran dapat
berupa berbagai macam hal yang dapat menghantarkan pesan tersebut kepada si
penerima, namun biasanya berhubungan langsung dengan indra penglihatan, perasa,
penciuman, dan pendengaran.
Saat ini bentuk komunikasi linear mendapatkan banyak perdebatan karena
beberapa hal diantaranya adalah dalam bentuk ini hanya ada satu pesan dalam suatu
proses komunikasi, lalu pihak penerima pesan dalam bentuk ini juga diposisikan
sebagai pihak yang pasif, sehingga sekarang di zaman modern ini, banyak pihak yang
beranggapan bahwa bentuk komunikasi linear hanyalah suatu upaya untuk
menyederhanakan proses komunikasi (Turner&West, 2009:11).4

2.3 Model Komunikasi Interaktif


Pada model sebelumnya yakni model linear, berasumsi bahwa seseorang
hanyalah pengirim pesan atau penerima pesan. Tentu saja hal ini merupakan
pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan yang terlibat dalam
suatu proses komunikasi. Oleh karena itu, pada tahun 1954, Wilbur Schram
mengemukakan bahwa kita juga harus mengamati hubungan antara seorang pengirim

3
Jahi,Amri. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga. Jakarta:
PT.Gramedia
4
West,Richard dan Lynn H.Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta:
Salemba Humanika, hlm 11

4
dan penerima. Ia kemudian mengemukakan suatu model komunikasi yang lain, yaitu
model komunikasi interaksional.
Adapun elemen atau bagian lain yang terpenting dalam konsep komunikasi
interaksional ditandai dengan adanya bidang pengalaman (field of experiences)
seseorang, buadaya atau keturunan yang dapat mempengaruhi kemampuan
berkomunikasi dengan yang lainnya. Setiap peserta komunikasi membawa
pengalaman yang unik dan khas dalam setiap perilaku komunikasi yang dapat
mempengaruhi komunikasi yang terjadi
Model ini menekankan proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah, yaitu dari pengirim
kepada penerima, dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini menunjukan bahwa
komunikasi akan selalu berlangsung. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa
seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi,
tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.
Satu elemen yang penting dalam model komunikasi sebagai interaksi ini
adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik
dapat berupa verbal maupun non-verba sengaja maupun tidak disengaja. Umpan balik
juga membantu para pengirim pesan untuk mengerahui apakah pesan mereka telah
tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Dalam model
interaksional ini, umpan balik terjadi setelah pesan diterima, tidak pada saat pesan
sedang dikirimkan.
Elemen lain dalam model interaksional adalah bidang pengalaman (field of
experience) seseorangm atau bagaimn budaya, pengalaman, dan keturunan seseorang
mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Setiap
orang membawa bidang pengalaman yang unik dalam tiap episode komunikasi, dan
pengalaman-pengalaman tersebut sering kali mempengaruhi komunikasi yang terjadi
(Turner&West, 2009:13).5
Dalam model komunikasi interaksional terdapat komponen-komponen
komunikasi yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi.
Komponenkomponen tersebut adalah sebagai berikut :
 Sumber atau pengirim pesan – orang yang menginisiasi pesan.

5
West,Richard dan Lynn H.Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta:
Salemba Humanika, hlm 13

5
 Encoder – orang yang mengirim pesan. Encoder dan decoder adalah orang
yang sama dengan sumber. Sumber berperan sebagai encoder ketika
mengirimkan pesan dan berperan sebagai decoder ketika menerima pesan.
 Decoder – orang yang menerima pesan. Decoder dan encoder adalah orang
yang sama dengan penerima pesan. Sumber kedua meng-decode pesan
kemudian mengirimkan pesan lain, meng-encode pesan tersebut, dan
mengirimkannya kepada sumber pertama.
 enerima pesan – orang yang menerima pesan.
 Pesan – informasi yang dikirim selama proses interaksi.
 Umpan balik – decoder membentuk pesan kedua setelah menerima pesan
pertama.
 Gangguan – berbagai hal yang dapat mengganggu jalannya proses
komunikasi dan dapat terjadi di setiap tahapan komunikasi.
 Hambatan – berbagai hal yang menghambat jalannya proses komunikasi
seperti hambatan fisik, hambatan mekanis, hambatan semantik, dan lain-
lain.
 Bidang pengalaman – pengalaman dan pengetahuan yang sumber miliki
dan bedampak pada proses pembentukan dan penafsiran pesan. Yang
termasuk dalam bidang pengalaman adalah latar belakang budaya, perilaku
sosial, dan lain-lain. Menurut Wilbur Schramm, bidang pengalaman
merupakan faktor penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman
sumber sama dengan bidang pengalaman penerima pesan, maka
komunikasi akan berlangsung dengan lancer. Namun sebaliknya, bila
bidang pengalaman sumber tidak sama dengan bidang pengalaman
penerima pesan, maka komunikasi yang efektif tidak akan terjadi
(Effendy, 1984 : 18).6
 Kelebihan
Komunikasi sirkuler memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk
memberikan pendapat mereka.
 Model komunikasi Schramm bersifat dinamis dan selalu berubah sehingga
sangat membantu dalam berbagai praktek komunikasi secara umum.

6
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya, hlm 18

6
 Pengirim pesan dan penerima pesan saling bertukar pesan dalam tingkatan
yang sama aktifnya.
 Gangguan semantik merupakan konsep yang membantu pemahaman
berbagai permasalahan yang dapat terjadi selama penafsiran pesan.
 Umpan balik memberikan kemudahan untuk mengetahui apakah pesan
yang ditafsirkan oleh penerima pesan sesuai dengan tujuan atau tidak.
 Konsep interpretasi membuat komunikasi menjadi efektif.
 Bidang pengalaman atau efek psikologis membantu pemahaman proses
komunikasi dalam beberapa cara dibandingkan dengan cara tradisional.
 Konsep konteks membuat berbagai faktor lingkungan dapat dimasukkan
ke dalam penafsiran pesan dan membawa perubahan dalam nilai pesan.
 Kekurangan
 Umpan balik tidak terjadi secara simultan
 Umpan balik terjadi secara tertunda atau membutuhkan waktu yang lama
 Umpan balik bersifat tidak langsung
 Komunikasi tidak berjalan secara dinamis
 Pola komunikasi dapat diprediksi
 Komunikasi menjadi bersifat linear manakala penerima pesan tidak
memberikan respon atau umpan balik
 Model komunikasi Schramm tidak dapat digunakan dalam berbagai
tingkatan komunikasi dan proses komunikasi yang kompleks.
 Pesan yang dikirimkan dan diterima mungkin saja ditafsirkan secara
berbeda.
 Hanya ada dua sumber yang berkomunikasi, beberapa sumber membuat
proses menjadi lebih kompleks dan model tidak dapat diimplementasikan.7

2.4 Model Komunikasi Network

Jaringan komunikasi adalah penggambaran “how say to whom” (siapa


berbicara kepada siapa) dalam suatu sistem sosial. Jaringan komunikasi
menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana terdapat pemuka-pemuka opini
dan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik tertentu,

7
Rohim, H.Syaiful, Msi. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Yogyakarta : Rineka cipta

7
yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu seperti sebuah desa, sebuah organisasi,
ataupun sebuah perusahaan (Gonzales, 1993), dalam (Hadi).

Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan


yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh
arus komunikasi yang terpola. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan
komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-
individu. obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. Sedangkan Farace (Berberg dan
Chaffee, 1987) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari
kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang
dialami seseorang di dalam sistem sosialnya.

Dalam suatu jaringan komunikasi, terdapat pemuka-pemuka opini, yaitu orang


yang mempengaruhi orang-orang lain secara teratur pada isu-isu tertentu.
Karakteristik pemuka-pemuka opini ini bervariasi menurut tipe kelompok yang
mereka pengaruhi, Jika pemuka opini terdapat dalam kelompok-kelompok yang
bersifat inovatif, maka mereka biasanya lebih inovatif daripada anggota kelompok,
meskipun pemuka opini seringkali bukan termasuk inovator yang pertama kali
menerapkan inovasi. Di pihak lain, pemuka-pemuka opini dari kelompok-kelompok
yang konservatif juga bersikap agak konservatif (Gonzales, 1993). Pada proses difusi,
yaitu proses masuknya inovasi dalam suatu kelompok sehingga terjadi perubahan
perilaku, hampir semua pemuka-pemuka opini menyokong perubahan. Akan tetapi,
pada beberapa kasus tertentu pemuka pemuka opini menentang pengadopsian suatu
inovasi. (Hadi).

Proses komunikasi pada jaringan komunikasi merupakan suatu proses yang


dua arah dan interaktif diantara partisipan-partisipan yang terlibat. Berlo (1960)
menganggap partisipan-parsitisipan ini sebagai transciever, karena keduanya
mengirim dan menerima pesan-pesan. Jadi tidak hanya menjalankan satu fungsi
sebagai penerima atau pengirim pesan belaka. Proses komunikasi yang terjadi dalam
jaringan komunikasi dapat dijelaskan dengan menggunakan model konvergen sebagai
berikut (Berlo, 1960; Rogers dan Kincaid, 1981):

1. Satu informasi bisa mengandung beberapa pengertian tergantung pada


konteksnya, dan untuk mengambil pengertian tergantung pada “ frame of
reference ” .

8
2. Terciptanya kesamaan makna akan suatu informasi antara komunikator
dan komunikan merupakan tujuan utama berkomunikasi.
3. Hubungan interaktif antara komunikator dengan komunikan menggunakan
saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untuk menyampaikan pesan
dari satu orang kepada orang lain.
4. Maka dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi akan terjadi bila ada
kesamaan pengertian terhadap informasi dari pelaku-pelaku yang
berkomunikasi dengan menggunakan jaringan komunikasi yang
menghubungkan individu dengan inidividu, atau individu dengan
kelompok. Atau proses komunikasi untuk menciptakan kebersamaan,
memunculkan “ mutual understanding ”dan persetujuan yang sama
sehingga terbentuk tindakan dan perilaku yang sama (yang melandasi
jaringan komunikasi), (Hadi).

Rogers dan Kincaid (1981) menjelaskan bahwa analisis jaringan komunikasi


adalah merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi
dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisa
menggunakan beberapa tipe hubungan-hubungan interpersonal sebagai unit analisa.
Tujuan penelitian komunikasi menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah
untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi adalah :

1. mengidentifikasi klik dalam suatu sistem,


2. mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan komunikasi,
misalnya sebagai liaisons, bridges dan isolated, dan
3. mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi, seperti
keterhubungan klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan sebagainya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk
yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi informasi-
informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari
fenomena sistem yang sebenarnya. Linear disini mengandung makna lurus, yang
berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi
ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi
bermedia. Dalam proses komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila
ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
Model ini menekankan proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah, yaitu dari pengirim
kepada penerima, dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini menunjukan bahwa
komunikasi akan selalu berlangsung. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa
seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi,
tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.

Jaringan komunikasi adalah penggambaran “how say to whom” (siapa


berbicara kepada siapa) dalam suatu sistem sosial. Jaringan komunikasi
menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana terdapat pemuka-pemuka opini
dan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik tertentu,
yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu seperti sebuah desa, sebuah organisasi,
ataupun sebuah perusahaan (Gonzales, 1993).

Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan


yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh
arus komunikasi yang terpola. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan
komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-
individu. obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa. Sedangkan Farace (Berberg dan
Chaffee, 1987) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari
kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang
dialami seseorang di dalam sistem sosialnya.

10
3.2 Saran

Komunikasi sangatlah penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan


kebanyakan orang. Maka dalam berkomunikasi hendaklah sesuai dengan kondisi yang
tepat pula. Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya, maka dari itu kami menerima kritikan yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mamud. 2008. Teknik Simulasi dan Permodelan. Yogyakarta: Universitas Gajah

mada, hlm 1.

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosda Karya, hlm 18.

Hadi ,Agus Purbathin. Analisis Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Wanita Tani Mekarsari

Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

Jahi,Amri. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia

Ketiga. Jakarta: PT.Gramedia.

Meyer,W.J. 1985. Concepts of Mathematical Modelling. Company: McGraw-Hill Book, hlm

Rohim, H.Syaiful, Msi. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Yogyakarta

: Rineka cipta.

West,Richard dan Lynn H.Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi

Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika, hlm 11.

12

Anda mungkin juga menyukai