“MODEL KOMUNIKASI”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Boni Saputra, S.Ap, M.PA selaku pengampu Mata Kuliah
“Komunikasi dan Advokasi Kebijakan “ yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari teman-teman yang telah berkerjasama dengan memberikan materi
maupun pikirannya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
d. Untuk mengetahui Model Komunikasi Network
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Achmad, Mamud. 2008. Teknik Simulasi dan Permodelan. Yogyakarta: Universitas Gajah mada, hlm 1
2
Meyer,W.J. 1985. Concepts of Mathematical Modelling. Company: McGraw-Hill Book, hlm 2
3
way trafficcommunication). Karena searah maka yang aktif adalah komunikatornya,
sementara komunikan lebih bersifat pasif.3
Komunikasi Sebagai Aksi : Model Linear , Pada tahun 1949, Claude Shannon,
seorang ilmuwan Bell Labortories dan profesor di Massachusetts Institute of
Technology, dan Warren Weaver , seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan
Foundation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear. Mereka tertarik
pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat
menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran. Hasilnya daah
konseptualisasi dari model komunikasi linear.
Pendekatan pada konsep komunikasi ini memiliki beberapa elemen kunci,
yaitu sebuah sumber (source), atau pengirim pesan, mengirimkan pesan (message)
pada penerima (receiver) yang akan menerima pesan tersebut. Si penerima adalah
orang yang akan mengartikan pesan tersebut. Semua komunikasi ini terjadi dalam
sebuah saluran (channel), yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. Saluran dapat
berupa berbagai macam hal yang dapat menghantarkan pesan tersebut kepada si
penerima, namun biasanya berhubungan langsung dengan indra penglihatan, perasa,
penciuman, dan pendengaran.
Saat ini bentuk komunikasi linear mendapatkan banyak perdebatan karena
beberapa hal diantaranya adalah dalam bentuk ini hanya ada satu pesan dalam suatu
proses komunikasi, lalu pihak penerima pesan dalam bentuk ini juga diposisikan
sebagai pihak yang pasif, sehingga sekarang di zaman modern ini, banyak pihak yang
beranggapan bahwa bentuk komunikasi linear hanyalah suatu upaya untuk
menyederhanakan proses komunikasi (Turner&West, 2009:11).4
3
Jahi,Amri. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga. Jakarta:
PT.Gramedia
4
West,Richard dan Lynn H.Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta:
Salemba Humanika, hlm 11
4
dan penerima. Ia kemudian mengemukakan suatu model komunikasi yang lain, yaitu
model komunikasi interaksional.
Adapun elemen atau bagian lain yang terpenting dalam konsep komunikasi
interaksional ditandai dengan adanya bidang pengalaman (field of experiences)
seseorang, buadaya atau keturunan yang dapat mempengaruhi kemampuan
berkomunikasi dengan yang lainnya. Setiap peserta komunikasi membawa
pengalaman yang unik dan khas dalam setiap perilaku komunikasi yang dapat
mempengaruhi komunikasi yang terjadi
Model ini menekankan proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah, yaitu dari pengirim
kepada penerima, dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini menunjukan bahwa
komunikasi akan selalu berlangsung. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa
seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi,
tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.
Satu elemen yang penting dalam model komunikasi sebagai interaksi ini
adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik
dapat berupa verbal maupun non-verba sengaja maupun tidak disengaja. Umpan balik
juga membantu para pengirim pesan untuk mengerahui apakah pesan mereka telah
tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Dalam model
interaksional ini, umpan balik terjadi setelah pesan diterima, tidak pada saat pesan
sedang dikirimkan.
Elemen lain dalam model interaksional adalah bidang pengalaman (field of
experience) seseorangm atau bagaimn budaya, pengalaman, dan keturunan seseorang
mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Setiap
orang membawa bidang pengalaman yang unik dalam tiap episode komunikasi, dan
pengalaman-pengalaman tersebut sering kali mempengaruhi komunikasi yang terjadi
(Turner&West, 2009:13).5
Dalam model komunikasi interaksional terdapat komponen-komponen
komunikasi yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi.
Komponenkomponen tersebut adalah sebagai berikut :
Sumber atau pengirim pesan – orang yang menginisiasi pesan.
5
West,Richard dan Lynn H.Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta:
Salemba Humanika, hlm 13
5
Encoder – orang yang mengirim pesan. Encoder dan decoder adalah orang
yang sama dengan sumber. Sumber berperan sebagai encoder ketika
mengirimkan pesan dan berperan sebagai decoder ketika menerima pesan.
Decoder – orang yang menerima pesan. Decoder dan encoder adalah orang
yang sama dengan penerima pesan. Sumber kedua meng-decode pesan
kemudian mengirimkan pesan lain, meng-encode pesan tersebut, dan
mengirimkannya kepada sumber pertama.
enerima pesan – orang yang menerima pesan.
Pesan – informasi yang dikirim selama proses interaksi.
Umpan balik – decoder membentuk pesan kedua setelah menerima pesan
pertama.
Gangguan – berbagai hal yang dapat mengganggu jalannya proses
komunikasi dan dapat terjadi di setiap tahapan komunikasi.
Hambatan – berbagai hal yang menghambat jalannya proses komunikasi
seperti hambatan fisik, hambatan mekanis, hambatan semantik, dan lain-
lain.
Bidang pengalaman – pengalaman dan pengetahuan yang sumber miliki
dan bedampak pada proses pembentukan dan penafsiran pesan. Yang
termasuk dalam bidang pengalaman adalah latar belakang budaya, perilaku
sosial, dan lain-lain. Menurut Wilbur Schramm, bidang pengalaman
merupakan faktor penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman
sumber sama dengan bidang pengalaman penerima pesan, maka
komunikasi akan berlangsung dengan lancer. Namun sebaliknya, bila
bidang pengalaman sumber tidak sama dengan bidang pengalaman
penerima pesan, maka komunikasi yang efektif tidak akan terjadi
(Effendy, 1984 : 18).6
Kelebihan
Komunikasi sirkuler memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk
memberikan pendapat mereka.
Model komunikasi Schramm bersifat dinamis dan selalu berubah sehingga
sangat membantu dalam berbagai praktek komunikasi secara umum.
6
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya, hlm 18
6
Pengirim pesan dan penerima pesan saling bertukar pesan dalam tingkatan
yang sama aktifnya.
Gangguan semantik merupakan konsep yang membantu pemahaman
berbagai permasalahan yang dapat terjadi selama penafsiran pesan.
Umpan balik memberikan kemudahan untuk mengetahui apakah pesan
yang ditafsirkan oleh penerima pesan sesuai dengan tujuan atau tidak.
Konsep interpretasi membuat komunikasi menjadi efektif.
Bidang pengalaman atau efek psikologis membantu pemahaman proses
komunikasi dalam beberapa cara dibandingkan dengan cara tradisional.
Konsep konteks membuat berbagai faktor lingkungan dapat dimasukkan
ke dalam penafsiran pesan dan membawa perubahan dalam nilai pesan.
Kekurangan
Umpan balik tidak terjadi secara simultan
Umpan balik terjadi secara tertunda atau membutuhkan waktu yang lama
Umpan balik bersifat tidak langsung
Komunikasi tidak berjalan secara dinamis
Pola komunikasi dapat diprediksi
Komunikasi menjadi bersifat linear manakala penerima pesan tidak
memberikan respon atau umpan balik
Model komunikasi Schramm tidak dapat digunakan dalam berbagai
tingkatan komunikasi dan proses komunikasi yang kompleks.
Pesan yang dikirimkan dan diterima mungkin saja ditafsirkan secara
berbeda.
Hanya ada dua sumber yang berkomunikasi, beberapa sumber membuat
proses menjadi lebih kompleks dan model tidak dapat diimplementasikan.7
7
Rohim, H.Syaiful, Msi. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Yogyakarta : Rineka cipta
7
yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu seperti sebuah desa, sebuah organisasi,
ataupun sebuah perusahaan (Gonzales, 1993), dalam (Hadi).
8
2. Terciptanya kesamaan makna akan suatu informasi antara komunikator
dan komunikan merupakan tujuan utama berkomunikasi.
3. Hubungan interaktif antara komunikator dengan komunikan menggunakan
saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untuk menyampaikan pesan
dari satu orang kepada orang lain.
4. Maka dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi akan terjadi bila ada
kesamaan pengertian terhadap informasi dari pelaku-pelaku yang
berkomunikasi dengan menggunakan jaringan komunikasi yang
menghubungkan individu dengan inidividu, atau individu dengan
kelompok. Atau proses komunikasi untuk menciptakan kebersamaan,
memunculkan “ mutual understanding ”dan persetujuan yang sama
sehingga terbentuk tindakan dan perilaku yang sama (yang melandasi
jaringan komunikasi), (Hadi).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk
yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi informasi-
informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari
fenomena sistem yang sebenarnya. Linear disini mengandung makna lurus, yang
berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi
ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi
bermedia. Dalam proses komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila
ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
Model ini menekankan proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah, yaitu dari pengirim
kepada penerima, dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini menunjukan bahwa
komunikasi akan selalu berlangsung. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa
seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi,
tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.
10
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Mamud. 2008. Teknik Simulasi dan Permodelan. Yogyakarta: Universitas Gajah
mada, hlm 1.
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Hadi ,Agus Purbathin. Analisis Jaringan Komunikasi Pada Kelompok Wanita Tani Mekarsari
Rohim, H.Syaiful, Msi. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Yogyakarta
: Rineka cipta.
West,Richard dan Lynn H.Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi
12