Oleh :
1. Chelsea Joy Jon’s Muray (821313338)
2. I Kadek Purwita Adi Santosa (821313326)
3. Gabrielle Christmast Dheo Hardyan (821313318)
4. Jonathan A Dano (821313322)
5. Nathaniel Vito Yoanbert (821313324)
6. Seia Samantha Okada (821313312)
MATA KULIAH
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
rahmat-Nya pada akhirnya kelompok kami bisa menyelesaikan makalah dengan
judul Dimensi Dan Perspektif Ilmu Komunikasi.
Akhir-akhir ini minat orang untuk mempelajari komunikasi makin banyak,
bukan saja kalangan mahasiswa, tetapi juga di kalangan anggota
masyarakatlainya, apakah itu lewat seminar,diskusi maupun pelatihan.
Komunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental dalam
kehidupan manusia, bahkan di-tengah suasana masyarakat dimana persaingan
makin ketat dalam memperoleh peluang berusaha meningkatkan karier, Teknik-
teknik komunikasi persuasive, taktis dan diagnosis makin dbutuhkan.
Atas dasar itu, maka makalah Dimensi Dan Perspektif Ilmu Komunikasi yang
telah dipersiapkan akhirnya kami kerjakan. Makalah ini memakai pendekatan
komunikasi antarmanusia yang sangat mendasar untuk dipahami untuk setiap
pembaca.
Kelompok kami telah berusaha menyusun makalah ini secara sistematis dari
tahap ke tahap menurut kajian komunikasi antar manusia. Namun, tentu saja bisa
terjadi, ada hal-hal yang mungkin oleh pembaca dinilai kurang sempurna, dengan
senang hati kami penulis senantiasa terbuka untuk menerima saran.
Diluar dugaan penulis, makalah Dimensi Dan Perspektif Ilmu Komunikasi
telah mendapat persetujuan yang begitu besar dari setiap anggota kelompok kami,
dan kelompok lain serta semua orang yang ingin memahami Dimensi Dan
Perspektif Ilmu Komunikasi.
Diakhir kata, penulis menghaturkan ungkapan terimakasih kepada seluruh
anggota kelompok yang telah berpartisipasi dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................5
BAB IV PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mahluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan
ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa
manusia perlu berkomunikasi.
Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi
dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakat. Pengaruh
keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya
membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu, menurut Dr.
Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan
bagian kekal dari kehidupan seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin
hidup, ia perlu berkomunikasi. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi
adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan mengetahui
hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara
otomatis melalui lambang isyarat, kemudian disusul kemampuan untuk
memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bahasa verbal. Komunikasi
telah memperpendek jarak, menghemat biaya, serta menembus ruang dan
waktu. Selain itu komunikasi berusaha menjadi jembatan antar pikiran,
perasaan, dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya serta membuat
cakrawala seseorang menjadi luas.
Dalam memahami komunikasi yang memiliki dimensi ini bisa kita lihat
dalam beberapa faktor, antara lain komunikasi sebagai proses, komunikasi
sebagai symbol, dan komunikasi sebagai multi-dimensional. Dengan adanya
faktor tersebut maka dalam melakukan sebuah proses komunikasi ini tidak
akan mengalami kegagalan dalam melakukan sebuah komunikasi.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang permasalahan diatas dapat diperoleh beberapa rumusan
masalahnya antara lain yaitu :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengharui proses komunikasi ?
2. Apa saja dimensi Ilmu Komunikasi ?
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Faktor-faktor mempengharui komunikasi
2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam proses
komunikasi
3. Syarat komunikasi efektif
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan
media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih
lanjut dimensi dan perspektif ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi
pembelajaran tertentu. Serta peneliti mempunyai pengetahuan dan
wawasan mengenai Dimensi dan perspektif ilmu komunikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
2. Perkembangan
- Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana
komunikan menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan
bagaimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan.
Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan informasi
agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Persepsi
Persepsi adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau
menafsirkan informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan.
Pembentukan persepsi ini terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan
perhatian.
5
6
5. Lingkungan
Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan
yang nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap
proses komunikasi. Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah
sebagai berikut.
- Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur
untuk komunikasi (pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin
dengan baik.
- Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi dari luar. Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi
respon yang kurang baik karena adanya penurunan indera pendengaran,
sehingga dapat menjadi penghambat dalam proses komunikasi.
-
6. Emosi
Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
dari luar. Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon yang
kurang baik karena adanya penurunan indera pendengaran, sehingga dapat
menjadi penghambat dalam proses komunikasi.
7. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi.
Semua indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan
komunikasi.
8. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berkomunikasi
dapat dilihat dari gaya berbicara dan interpretasi. Menurut Tannen, kaum
perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan keintiman. Sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan
independensi dan status dalam kelompoknya.
Dari segi bentuknya, sistem dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
1. Sistem terbuka (open system) adalah sistem dimana prosesnya terbuka
dari pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya. Dalam penerapannya,
sistem terbuka banyak ditemukan pada peristiwa-peristiwa sosial dimana
suatu kegiatan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, misalnya
agama, politik, ekonomi, nilai budaya dan sebagainya.
2. Sistem tertutup (closed system) adalah sistem dimana prosesnya tertutup
dari pengaruh luar (lingkungan). Dalam penerapannya, sistem
tertutup banyak ditemui dalam kegiatan uji coba laboratorium yang
berusaha mengisolasi pengaruh luar.
Komunikasi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu sistem. Hal ini
tercermin dari unsur-unsur yang mendukungnya sebagai suatu kesatuan yang
integratif yang saling bergantung satu sama lain.
Bisa saja sebuah fenomena didekati dengan teori yang beragam rupa sesuai
dengan perspektif yang ada. Perspektif tentu saja berbeda dengan paradigma,
definisi dan tradisi. Karena masing-masing punya sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan Perspektif adalah sudut pandang secara spesifik dan beragam dalam
melihat suatu fenomena atau gejala tertentu yang hendak dikaji, dari berbagai-
bagai unsur yang bisa membedakan sebuah teori satu dengan yang lain. Perspektif
memungkinkan terjadinya perbedaan teori dalam mengkaji dan menafsirkan
gejala gejala yang ada.
Kehadiran Fisher manambah kajian tentang paradigma lama dan paradigma baru
dalam bidang Ilmu Komunikasi.
1. Perspektif Mekanistis
Para ahli teori sosial dan filsuf ilmu umumnya sependapat bahwa ilmu
sosial/perilaku amat banyak meminjam dari ilmu fisika, pada saat disiplin baru itu
menjalani perkembangan selama tahun-tahun pembentukannya. Perspektif
mekanistis komunikasi manusia menekankan pada unsur fisik komunikasi,
penyampaian dan penerimaan arus pesan seperti ban berjalan di antara sumber
atau para penerimanya. Semua fungsi penting dari komunikasi terjadi pada
saluran, lokus, perspektif mekanistis. Ilmu fisika yang dominant pada beberapa
10
2. Perspektif Psikologis
Banyak penelitian komunikasi dalam tradisi empiris ilmu sosial kontemporer telah
meminjam secara besar-besaran dari psikologi, tetapi fenomena ini dapat
dimengerti. Sejak berabad-abad komunikasi meminjam dari disiplin lain seperti
filsafat, sosiologi, bahasa dan lain sebagainya. Banyak yang menganggap bahwa
tradisi meminjam ini adalah hal yang wajar karena komunikasi merupakan
disiplin yang elektik (electic).
- Karakteristik Penjelasan Psikologis
Seperti halnya komunikasi, psikologi merupakan disiplin yang beraneka ragam
dengan spesialisasi-spesialisasi yang dihubungkan secara longgar, misalnya
psikologi kepribadian, psikologi sosial, psikologi industri, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, pandangan psikologis komunikasi tidak mencakup semua hal dari
satu teori saja dalam psikologi. Ingat bahwa peminjaman komunikasi dari
psikologi secara relatife bersifat dangkal dan sporadis.
3. Perspektif Interaksional
Meskipun asal mula perspektif interaksional komunikasi manusia dapat ditelusuri
sampai kefilsafat ekstensialisme dan bahkan ke Socrates, sumbernya yang khusus
dan komprehensif dari perspektif ini secara langsung ataupun tidak langsung
adalah interaksional komunikasi manusia. Secara lebih khusus lagi, arah
perkembangan dalam masyarakat ilmiah komunikasi manusia yang
memperlakukan komunikasi sebagai dialog adalah adanya indikasi yang terang
sekali dari pendekatan interaksional pada studi komunikasi manusia. Popularitas
interaksional berasal dari reaksi humanistis terhadap mekanisme dan
psikologisme. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah pemberian penekanan
yang manusiawi pada diri sebagai unsur pokok perspektif interaksional. Tetapi
dari pada memandang diri hanya sebagai internalisasi pengalaman individual,
interasionisme lebih menerangkan perkembangan diri melalui proses “penunjukan
diri” di mana individu dapat “bergerak keluar” dari diri dan melibatkan dirinya
dalam intropeksi dari sudut pandang orang lain. Dengan cara yang sama individu
dapat melibatkan dirinya dalam pengambilan peran dan mendefinisikan diri
maupun orang lain dari sudut pandang orang lain. Perspektif interaksional
menekankan tindakan yang bersifat simbolis dalam suatu perkembangan yang
bersifat proses dari komunikasi manusia. Penekanannya pada tindakan
memungkinkan pengambilan peran untuk mengembangkan tindakan bersama atau
mempersatukan tindakan individu dengan tindakan individu- individu yang lain
untuk membentuk kolektivitas. Tindakan bersama dari kolektivitas itu
mencerminkan tidak hanya pengelompokan sosial akan tetapi juga adanya
perasaan kebersamaan ataupun keadaan timbal balik dari individu- individu yang
bersangkutan, yang dilukiskan dalam model sebagai “kesearahan” orietasi
individu- individu terhadap diri orang lain, dan objek.
4. Perspektif Pragmatis
Pragmatis merupakan studi tentang bagaimana lambing- lambing itu berhubungan
dengan orang lain. Aspek pragmatis komunikasi berpusat pada perilaku
komunikator sebagai komponen fundamental komunikasi manusia. Pragmatika
berpandangan bahwa komunikasi dan perilaku sesungguhnya sama. Prinsip-
prinsip pragmatika secara langsung lebih banyak berasal dari teori system umum,
campuran, multi disipliner dari asumsi, konsep, dan prinsip- prinsip, yang
berusaha menyediakan kerangka umum bagi studiberbagai jenis fenomena- fisika,
biologi, dan sosial. Teori system merupakan seperangkat prisip yang
terorganisasikan secara longgar dan bersifat amat abstrak, yang berfungsi untuk
mengarahkan jalan pikiran kita, namun yang tergantung pada berbagai penafsiran.
Yang fundamental bagi setiap studi komunikasi manusia yang serius dalam
perspektif pragmatis adalah daftar kategori yang menyatakan fungsi yang
dilakukan oleh komunikasi manusia dan yang memungkinkan tindakan
komunikatif untuk diulang kembali pada saat yang bersamaan. Untuk
mengkonseptualisasikan komunikasi dari perspektif pragmatis sama saja dengan
memperbaharui secara drastic pola pikiran yang semula tentang komunikasi. Akan
tetapi untuk mengkonseptualisasikan komunikasi sebagai suatu tindakan
“partisipasi” atau “memasuki” suatu system komunikasi ataupun hubungan
memerlukan “goncangan” pada cara berpikir kita yang tradisional.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prof. Cangara mengatakan bahwa komunikasi memiliki dimensi yang
beragam dalam pengaplikasiannya mulai dari sebagai proses yang
dimaksud sebagai kegiatan yang berlangsung, lalu sebagai simbolik yang
banyak ditentukan oleh lambing-lambang yang digunakan dalam
berkomunikasi, sebagai simbolik yang jaman sekarang digunakan
contohnya dalam lampu lalu lintas, selanjutnya sebagai sistem yang
terbagi menjadi dua, yaitu, sistem terbuka dan sistem tertutup, komunikasi
sebagai transaksional yang melibatkan aksi dan reaksi diantara para pelaku
komunikasi, lalu komunikasi sebagai aktivitas sosial yang juga menjadi
kebutuhan masyarakat, dan yang terakhir adalah komunikasi sebagai
multidimensional yang diidentifikasikan menjadi dua tingkatan. Keenam
dimensi komunikasi tersebut memiliki hubungan antara kehidupan
manusia dari jaman ke jaman, ini membuktikan bahwa manusia
membutuhkan komunikasi dalam segala hal dalam hidupnya.
Perspektif ilmu komunikasi adalah sudut pandang yang secara spesifik dan
beragam dalam melihat suatu fenomena. Perspektif memungkinkan
terjadinya perbedaan teori dalam mengkaji dan menafsirkan gejala-gejala
yang ada. Kehadiran Fisher menambah kajian tentang paradigma lama dan
baru dalam bidang Perspektif Ilmu Komunikasi. Yang pertama adalah
perspektif mekanistis yang fokus kepada saluran untuk menyampaikan
pesan, sehingga timbul hambatan dan kegagalan dalam komunikasi.
Kedua, Perspektif Psikologis yang memiliki karakteristik, misalnya,
psikologi kepribadian, psikologi sosial, psikologi industri, dan lain
sebagainya. Ketiga, ada Perspektif Interaksional yang bersumber dari
interaksi komunikasi manusia. Yang terakhir, Perspektif Pragmatis yang
merupakan studi tentang bagaimana lambing-lambing itu berhubungan
dengan orang lain. Perspektif Ilmu Komunikasi dapat membuat pandangan
orang menjadi semakin komprehensif mengenai sesuatu, dan dapat
memiliki makna multi tafsir yang dihasilkan dari perspektif yang
dihasilkan..
12
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Anwar. 1988. Ilmu Komunikasi - Lembaga Kajian Inovasi Indonesia, CV.
Surya Pradana: Ujung Pandang – Indonesia.