Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 2 UAS

MATA KULIAH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


“MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
DALAM MODEL KOMUNIKASI”

Kelas : R.04
Dosen pengampu: Humaini, M.A
Disusun Oleh :Ifan Aji Dwi Nugroho (213516516452)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NASIONAL
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tulisan
ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam tulisan ilmiah ini kami
membahas mengenai “MEMAHAMI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM
MODEL KOMUNIKASI”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
tulisan ilmiah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan tulisan ilmiah selanjutnya.
Akhir kata semoga tulisan ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Depok, 5 Februari 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
D. Metode Penulisan.................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Model............................................................................. 3
B. Konsep Dasar Komunikasi................................................................... 4
C. Konsep Dasar Budaya........................................................................... 4
D. Konsep Dasar Komunikasi Antarbudaya.............................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Model Komunikasi Menurut Ahli ........................................................ 7
B. Perspektif Ahli Dalam memahmi Komunikasi Antarbudaya .............. 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu komunikasi merupakan hal yang kompleks untuk dipelajari.
Melihat latar belakang ilmu komunikasi yang bersifat dinamis, maka
muncullah berbagai model komunikasi yang dibuat oleh para ahli komunikasi
sebagai rujukan para peneliti untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu
komunikasi. Masing-masing model memiliki kekhasan yang dipengaruhi oleh
latar belakang pembuat model, baik latar belakang keilmuan, paradigma yang
digunakan, dan kondisi teknologi pada zamannya.
Pada umumnya tidak ada model yang paling sempurna (final decision),
karena selalu diuji dengan penemuan model terbaru seiring dengan
perkembangan zaman. Bahkan ketika model sudah diterima secara luas, ada
saja nuansa baru yang muncul dari bentuk komunikasi yang telah dimodelkan,
sehingga dikembangkan lagi suatu model baru untuk mengakomodasikan
nuansa baru tersebut.
Begitu seterusnya, hal ini juga berlaku untuk pembuatan model
komunikasi dalam konteks antar budaya. Budaya berkenaan dengan cara
manusia hidup. Manusia belajar, berpikir, merasa, mempercayai dan
mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Budaya menampakkan diri
dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kebiasaan maupun kegiatan
yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan adaptasi diri yang
memainkan peran penting dalam kehidupan manusia.
Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-
keslahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti atau paling
tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-
prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktikannya dalam berkomunikasi
dengan orang lain.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model komunikasi menurut Gudykunst dan Kim?
2. Bagaimana perspektif Gudykunst dan Kim dalam memahami komunikasi
antarbudaya?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan model komunikasi Gudykunst dan
Kim?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah pengantar ilmu komunikasi dan untuk meningkatkan
wawasan penulis khususnya, serta pembaca mengenai bagaimana model
komunikasi merefleksikan suatu fenomena komunikasi antar budaya, serta
memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktek komunikasi
sehingga kelak kita dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang yang
berbeda budaya.
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini ialah melalui literatur (kajian pustaka).
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Model


Model adalah representasi simbolik dari suatu objek, konsep, proses,
sistem, atau gagasan yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi.
Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. .
Dalam ilmu komunikasi, biasanya model-model komunikasi dirancang dengan
menggunakan serangkaian blok, segi empat, lingkaran, panah, garis, spiral,
dan lain-lain. Model menguji suatu temuan dalam dunia nyata, walaupun tidak
pernah final karena selalu diuji dengan penemuan model terbaru. Maka, yang
dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya. Melalui model-model komunikasi dapat terlihat
faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak
berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor - faktor
atau unsur - unsur yang menjadi bagian dari model, dimana penjelasannya
didapatkan pada teori.
Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks,
alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki
konsep, maupun sebagai alat yang dikombinasikan dengan kata-kata, angka,
simbol, dan gambar untuk melukiskan model suatu objek, teori, atau proses.
Model sangat berguna dalam membantu kita untuk memahami
komunikasi pada umumnya. Beberapa manfaat model, yaitu:
1. Menyediakan representasi visual dari sebuah proses sehingga kita
dapat lebih cepat memahaminya (fungsi deskriptif).
2. Meringkas penelitian di suatu area, terutama jika model adalah
berhubungan dengan “teori” atau didasarkan pada penelitian aktual.
3. Membantu untuk memahami di mana atau bagaimana gangguan
komunikasi telah terjadi (fungsi pemecahan masalah) .
4

B. Konsep Dasar Komunikasi


Istilah “komunikasi” atau dalam bahasa Inggris yaitu
“communication”, berasal dari bahasa latin “communis” yang berarti sama,
communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama
“to make common” (Dedy Mulyana, 2005 : 41). Definisi dari segi bahasa ini
menyatakan bahwa suatu komunikasi yang efektif hanya dapat tercapai
apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan.
Dalam definisi tersebut, jelas bahwa orang yang menyampaikan dan
orang yang menerima pesan diharapkan mempunyai persepsi yang sama
tentang apa yang disampaikan, atau dengan kata lain maksudnya adalah “sama
makna”. Jadi apabila ada dua orang yang sedang terlibat dalam percakapan,
maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang dipercakapkan. Percakapan kedua orang tersebut dapat
dikatakan komunikatif, apabila keduanya selain mengerti bahasa yang
dipergunakan juga mengerti makna dari bahasa yang dipercakapkan.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-
kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang
dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif
apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan
tersebut.
C. Konsep Dasar Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
“buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
5

bahasa Inggris, kebudayaan disebut “culture”, yang berasal dari kata Latin
“colere”, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok yang diwariskan secara turun-temurun oleh
generasi-generasinya. Budaya terbentuk berbagai unsur yang kompleks,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
D. Konsep Dasar Komunikasi Antarbudaya
Pada dasarnya, antara komunikasi dan kebudayaan merupakan dua hal
yang tidak bisa dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan itu
terletak pada variasi langkah dan cara serta metode manusia berkomunikasi
melintasi komunitas manusia atau kelompok sosial, bagaimana menjajaki
makna, model tindakan dan bagaimana makna serta model‐model itu
diartikulasi sebuah kelompok sosial yang melibatkan interaksi antar manusia.
Dari penjelasan tersebut, berikut beberapa pendapat ahli tentang definisi
komunikasi antarbudaya, yaitu :
1. McLuhan menyatakan bahwa dunia saat ini telah menjadi “Global
Village” yang mana kita mengetahui orang dan peristiwa yang terjadi
di negara lain hampir sama seperti layaknya seorang warga negara
dalam sebuah desa kecil yang menjadi tetangga negara-negara lainnya.
Perubahan sosial adalah hal lain yang berpengaruh dalam komunikasi
antar budaya yaitu dengan makin banyaknya perayaan-perayaaan
budaya sebuah etnis dalam sebuah negara. Perbedaan budaya dalam
sebuah negara menciptakan keanekaragaman pengalaman, nilai, dan
cara memandang dunia. Keanekaragaman tersebut menciptakan pola-
pola komunikasi yang sama di antara anggota-anggota yang memiliki
latar belakang sama dan mempengaruhi komunikasi di antara anggota-
anggota daerah dan etnis yang berbeda. Perusahaan-perusahaan yang
memiliki cabangnya di luar negeri, tentunya merupakan syarat mutlak
6

bagi para karyawannya untuk memiliki bekal pengetahuan yang cukup


mengenai situasi dan kondisi budaya yang akan dihadapinya
(intercultural competence), salah-salah jika mereka gagal
berkomunikasi dengan budaya yang dihadapinya, perusahaan hanya
akan bertahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
2. Gudykunst and Kim mengkonsepkan fenomena komunikasi antar
budaya sebagai “...sebuah transaksional, proses simbolik yang
mencakup pertalian antar individu dari latar belakang budaya yang
berbeda.” Kata kuncinya adalah proses. Komunikasi antar budaya
seharusnya dapat dipandang dan dianalisis sebagai sebuah proses yang
kompleks, bukan sekedar sebuah pertemuan.
3. Damen mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai “Tindakan-
tindakan komunikasi yang dilakukan oleh individu-individu yang
diidentifikasikan dengan kelompok-kelompok yang menampilkan
variasi antar kelompok dalam bentuk pertukaran sosial dan budaya”.
Pertukaran bentuk, ekspresi individu, adalah variabel-variabel utama
dalam tujuan, tata krama, cara, dan arti-arti yang mana proses
komunikatif memberikan efek.
4. Lustig and Koester’s menyatakan, komunikasi antar budaya adalah
sebuah “Proses simbolik yang mana orang dari dari budaya-budaya
yang berbeda menciptakan pertukaran arti-arti”. Hal tersebut terjadi
ketika perbedaan-perbedaan budaya yang besar dan penting
menciptakan interpretasi dan harapan-harapan yang tidak sama
mengenai bagaimana berkomunikasi secara baik.
5. Jandt mengatakan komunikasi antar budaya tidak hanya komunkasi
antar individu tapi juga di antara “Kelompok-kelompok dengan
identifikasi budaya yang tersebar”. Ringkasnya, komunikasi antar
budaya menjelaskan interaksi antar individu dan kelompok-kelompok
yang memiliki persepsi yang berbeda dalam perilaku komunikasi dan
perbedaan dalam interpretasi.
7

BAB III
PEMBAHASAN

A. Model Komunikasi Menurut William B. Gudykunst & Young Yun Kim


Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan model
komunikasi. Penyusun tidak mungkin membahas model-model tersebut satu
persatu. Setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing berdasarkan konsep penggunaannya dalam kehidupan nyata.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun memilih Model Komunikasi
William B. Gudykunst & Young Yun Kim sebagai Model Komunikasi yang
relevan dengan konteks Komunikasi Antar Budaya dikarenakan di dalam
model tersebut dapat merefleksikan suatu proses dan fenomena komunikasi
antar budaya secara rinci dan kompleks.
Model komunikasi menurut William B. Gudykunst dan Young Yun
Kim merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara
orang-orang yang berasal dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan
orang asing. Model ini mengasumsikan dua orang yang sejajar dalam
berkomunikasi, masing-masing dari mereka sebagai pengirim sekaligus
penerima atau keduanya sebagai penyandi (encoding) dan penyandi balik
(decoding). Karena hal itulah, kita dapat melihat bahwa pesan dari seseorang
merupakan umpan balik untuk yang lainnya. Pesan/umpan balik diantara
mereka diwakilkan oleh sebuah garis dari sandi seseorang kepada sandi balik
dari yang lainnya. Dua garis itu menunjukkan bahwa setiap orang dari kita itu
berkomunikasi. Kita menyandi dan menyandi balik pesan dalam satu waktu.
Dengan kata lain, komunikasi bukanlah hal yang statis, kita tidak akan
menyandi sebuah pesan dan melakukan apapun sampai kita mendapat umpan
balik.
B. Perspektif Gudykunst & Kim Dalam Memahami Komunikasi
Antarbudaya
Model komunikasi menurut William B. Gudykunst dan Young Yun
Kim merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara
8

orang-orang yang berasal dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan


orang asing (stranger).
Menurut gambaran Model Komunikasi Gudykunst dan Kim,
kedudukan sender/decoder dengan receiver/decoder adalah sama. Pribadi A
dan Pribadi B dapat berperan sebagai pengirim sekaligus penerima. Masing-
masing pribadi dapat melakukan penyandian pesan sekaligus penyandian balik
pesan. Pesan dari pribadi A dapat juga menjadi umpan balik bagi pribadi B,
begitu pula sebaliknya.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian dan penyandian balik
terhadap pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter‐
filter konseptual yang dikategorikan menjadi faktor‐faktor kultur, sosiokultur
dan psikokultur yang nampak pada lingkaran dengan garis putus‐putus. Garis
putus‐putus itu sendiri menggambarkan bahwa ketiga faktor ini saling
berhubungan dan mempengaruhi. Selain itu, kedua individu yang terlibat juga
terletak dalam suatu kotak dengan garis putus‐putus yang berarti mewakili
pengaruh lingkaran. Hal ini sekali lagi menggambarkan bahwa lingkaran
tersebut bukanlah suatu sistem tertutup. Pengaruh kultur dalam model ini
meliputi penjelasan mengenai kemiripan dan perbedaan budaya, misalnya
pandangan dunia, bahasa, sikap kita terhadap manusia (individualisme atau
kolektivisme) yang akan mempengaruhi perilaku komunikasi kita.
9

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Komunikasi adalah sebuah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang atau diantara dua orang
atau lebih dengan tujuan tertentu. Sedangkan budaya sebagai seperangkat nilai,
kepercayaan, norma, dan adat istiadat, serta aturan yang melekat dalam
kehidupan masyarakat yang temurun dari generasi ke generasi. Maka komunikasi
antarbudaya merupakan suatu interaksi secara berkesinambungan antar orang-
orang dari kebudayaan yang berbeda guna mencapai motif tertentu
Jadi, jelas dengan mempelajari komunikasi antar budaya berarti kita
mempelajari kebiasaan-kebiasaan setiap etnis, adat, agama, geografis dan kelas
sosial di masyarakat kita. Dengan pemahaman tersebut kita mengkomunikasikan
perbedaan-perbedaan tersebut dengan komunikasi antar budaya, guna
menyelesaikan konflik melalui dialog yang baik antara lain dengan identifikasi
perspektif budaya.
Model Komunikasi Gudykunst dan Kim membuat kita dapat mengenal dan
mengetahui budaya lain secara lebih mendalam. Dengan model ini juga, kita dapat
mempelajari dan mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kita dalam
berkomunikasi, yakni budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkungan.
Dengan kata lain, tak dapat dipungkiri bahwa cara kita berkomunikasi tidak lepas
dari pengaruh budaya.
10

Saran
Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar (2003:34) menyatakan bahwa untuk menghindari
kesalahpahaman dalam melakukan komunikasi dengan orang yang
berbeda budaya, kita harus menjadi komunikator yang efektif, karena
hubungan dalam konteks apapun harus dilakukan lewat komunikasi.
Menurut Mulyana, bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif,
khususnya dengan orang yang berbeda budaya yang harus kita lakukan
adalah:
1. Kita harus selalu menunda penilaian kita atas pandangan dan perilaku
orang lain, karena penilaian kita tersebut seringkali bersifat subyektif,
dalam pengertian berdasarkan persepsi kita sendiri yang dipengaruhi
oleh budaya kita atau dengan kata lain, jangan biarkan stereotip
menjebak dan menyesatkan kita ketika kita berkomunikasi dengan
orang lain;
2. Kita harus berempati dengan mitra komunikasi kita, berusaha
menempatkan diri kita pada posisinya. Gunakan sapaan yang layak
sesuai dengan budayanya;
3. Kita dituntut untuk selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu
yang unik, bukan sebagai anggota dari suatu kategori rasial, suku,
agama atau sosial tertentu;
4. Kita harus menguasai setidaknya bahasa verbal dan nonverbal dan
sistem nilai yang mereka anut.
11

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2001.

Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2012.

Sihabuddin, Ahmad. Komunikasi Antarbudaya, Satu Perspektif Multidimensi.


Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Liliweri, Alo. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2003.

Mulyana, Deddy. Mengapa Kita Mempelajari Komunikasi: Sebuah Pengantar,


Dalam: Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1996.

Sage. Biografi William B. Gudykunst. Diambil dar


http://www.sagepub.com/authorDetails.nav?contribId=528100; Internet.

The University of Oklahoma. Biografi Young Yun Kim. Diambil dari


http://cas.ou.edu/young-Kim; Internet.

Ohoiwutun. Sosiolinguistik, Memahami Bahasa Dalam Konteks Masyarakat dan


Kebudayaan. Jakarta: Visipro, 1997.

Somavar, Larry and Porter, Richard E. Communication Between Cultures.


Belmont: C.A. Wadsworth, 1991.

Tubbs, Stewart L. and Sylvia Moss. Human Communication: Konteks-konteks


Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.

Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia. Kuliah Dasar. Jakarta: Professional


Books, 1997.
12
13

Anda mungkin juga menyukai