Sedemikian jauh perhatian kita telah dipusatkan pada cara bagaimana tekanan dihubungkan dengan sistem. Pembahasan tersebut telah menunjukkan bahwa apabila kita ingin menemukan apa yang terjadi dengan sistem politik, kita harus siap mempertimbangkan dua macam peristiwa secara terpisah. Suatu persamaan yang menunjukkan faktor-faktor kerja akan meliputi tidak hanya petunjuk-petunjuk ancaman meningkatnya volume tuntutan dan menurunnya dukungan, tetapi juga tanggapan- tanggapan khusus dari sistem. Bilamana satu sistem dapat lenyap karena kegagalan mengambil tindakan tepat guna mengurangi tekanan, sistem lain bisa melaju tenang karena memiliki pengalaman dalam mengatasi keadaan- keadaan tekanan. Keperluan konsepsi untuk menyusun pengalaman-pengalaman dalam menanggulangi tekanan dalam pendekatan sistem terdapat kebutuhan yang sejalan bagi kategori Analisa-analisa yang membuat kita mampu menguraikan bermacam-macam cara tanggapan yang tersedia bagi sistem-sistem politik. JENIS-JENIS TANGGAPAN REGULATIF TERHADAP TEKANAN TUNTUTAN Sumber-sumber tekanan tuntutan. Sistem mungkin terbuka terhadap tekanan tuntutan lewat dua cara. Pertama, apabila pihak yang berwenang dalam sistem tersebut tidak mampu atau mau bersedia menghadapi atau memenuhi tuntutan-tuntutan anggota dalam proporsi-proporsi tertentu (paling tidak anggota-anggota politis yang kuat), dengan sendirinya kita dapat menduga bahwa situasi ini akan melahirkan keadaan yang sangat mengecewakan. Pada waktunya, apabila tuntutan terus dirintangi ketidakpuasan para anggota bisa meluap pada penguasa. Pada keadaan-keadaan tertentu ang- gota bisa juga mencoba melepaskan diri dari masyarakat dalam bentuk gerakan separatis.1) Kegagalan outputs, seperti telah kita sebut sebagai akibat dari ketidakmauan atau ketidakmampuan memenuhi tuntutan, akan cenderung mengarah pada munculnya dukungan yang merusak sistem, yakni ciri tekanan terhadap sistem. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa paling tidak selama tuntutan gagal dipenuhi, ia akan mempunyai akibat-akibat penting terhadap input dukungan. Di samping itu, tuntutan bisa menyebabkan tekanan berdasarkan kebebasan dampaknya atas dukungan. Saya menyinggung hal ini dalam bab yang terakhir ketika saya membicarakan masalah tekanan karena volume yang berlebih-lebihan dan macam-macam tuntutan. Apa yang dimaksud dalam hal ini ialah bahwa tekanan bisa terjadi karena terlalu banyak tuntutan yang telah dilancarkan; atau karena jenis-jenisnya yang serba ragam dan isinya yang serba mengambang sehingga menyebabkan konflik yang dirangsangnya membutuhkan rangkaian waktu yang teramat panjang untuk dapat berproses. Dalam setiap kasus itu, setiap sistem politik tidak mempunyai cukup waktu untuk memproses segala tuntutan, dan selalu diasumsikan bahwa tuntutan-tuntutan tidak bisa menunggu dalam waktu tidak terbatas sebelum ia dilancarkan. Oleh karena itu, kita dapat menguraikan keadaan tekanan ini sebagai input tuntutan yang terlalu berat. 2) Meskipun bukan tempatnya di sini untuk menyelidiki percabangan jenis tekanan ini, beberapa pengamatan akan tersusun apabila kita menghargai kesepakatan-kesepakatan dalam sistem-sistem pendekatan yang kita selidiki. Pertama-tama, tekanan karena beban input terjadi sebagai akibat masalah yang paling sederhana, yakni sistem tidak mampu menerima dan memproses segala macam jenis tuntutan yang begitu berat lewat saluran output yang tersedia. Secara definisi, tuntutan diartikulasikan di dalam pernyataan, ditujukan pada para penguasa, usulan alokasi wewenang harus dilaksanakan, Dalam beberapa sistem, para anggota mungkin belum terbiasa melancarkan tuntutan-tuntan demikian, kecuali mungkin dalam waktu-waktu yang sangat kritis. Sejumlah sistem tradisional yang dijejali oleh para kaula tani yang apatis, lugu, tak berdaya dan immobil memiliki karakteristik seperti ini. Di dalam sistem-sistem lainnya mungkin hanya terdapat keperluan kecil untuk itu, atau kebudayaan gagal menangkis arus tuntutan yang dilancarkan, seperti halnya dalam berbagai sistem di abad ke 19 yang dalam waktu singkat didominasi oleh perasaan liberal atau perasaan laissezfaire yang kuat. Tetapi pada banyak sistem sekarang ini dan secara periodik pada masa lampau. Seperti pada periode perdagangan Eropa - berbagai tuntutan yang cukup keras sebenamya ditujukan pada para penguasa yang akhirnya melahirkan satu persoalan pelik yang harus ditanggulangi oleh sistem tersebut. Sesungguhnya, seseorang bisa mendalami lebih jauh dan bertanya apakah semua sistem tidak mungkin dihadapkan dengan arus tuntutan yang tidak bisa dikendalikan apabila tidak terdapat berbagai sarana pengendali yang secara teratur bekerja mencegah kejadian ini. Sebelum mempertimbangkan sebagian tuntutan, apa yang dapat diduga akan merupakan hakikat sebuah tekanan terhadap mana sistem akan terbuka apabila terdapat arus tuntutan yang tak terbatas terhadap para penguasa? Akibat-akibatnya tidak sulit dibayangkan. Sebagai petunjuk-petunjuk umum tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh para penguasa, tuntutan-tuntutan adalah merupakan pesan. Untuk mencapai tujuannya, dalam hal ini para penguasa, pesan-pesan harus mampu mengalir sepanjang saluran-saluran, apakah lewat kata- kata, mass media, koresponden, atau semacamnya. Bagaimanapun derajat difrensiasi dan spesialisasi struktural dalam sebuah sistem, tak ada sistem yang didukung dengan begitu banyak saluran yang mempunyai kapasitas yang tak terbatas dalam menghalau segala tuntutan. Dalam berbagai hal, perbedaan jenis-jenis sistem baik yang menyangkut struktur maupun kebudayaannya, tuntutan input yang overload pasti akan terjadi. Analisa komplit mengenai gejala ini akan menuntut kita untuk mengungkapkan berbagai keadaan di bawah mana beban input dapat diharapkan akan tercipta. Cukup dikatakan di sini bahwa kita dapat membayangkan kemungkinannya. Untuk mencirikan hakikat pendekatan sistem, apakah kita perlu mempertanyakan apakah sistem-sistem dapat diperlihatkan sebagai mempunyai cara-cara khusus yang terencana untuk menghalau tekanan yang merugikan sebelum ia melancarkan atau meredakan akibat-akibatnya apabila memang akan timbul. Mungkin banyak sistem telah mengalahkan tekanan yang berasal dari beban demand-input. Walaupun begitu, dalam banyak demokrasi-demokrasi modern, sering ditandaskan bahwa beban berat yang harus dipikul oleh badan pembuat undang-undang telah menjadi sumber bahaya terhadap proses operasi atau pelaksanaan-pelaksanaan sistem. Hampir semua sistem modern dihadapkan dengan perlunya memikirkan banyak rancangan dan keputusan yang mengejutkan. Melalui perluasan kita bisa melihat bahwa perlakuan yang sama akan menghadang tipe sistem politik lainnya yang terpaksa mencoba memproses bentuk usaha yang lebih besar dibanding yang dimungkinkan oleh organisasinya. Argumen tentang bahaya potensial tuntutan yang berle bihan tidak berdasarkan pada fakta-fakta yang telah terjadi. Sekalipun dapat dibuktikan bahwa belum ada sistem yang pernah mengalami tekanan yang demikian hebat, ini belumlah merupakan pembuktian akhir yang cukup akurat. Tetapi masih dapat ditegaskan bahwa kecuali ada upaya pencegahan umum yang sudah dilancarkan oleh sistem-sistem tersebut, setiap jenis ancaman yang demikian akan selalu muncul. Pertahanan-pertahanan yang sudah dibangun dan dikembangkan oleh sebuah sistem - niscaya hanya sedikit atau tidak ada sama sekali yang dapat dihancurkan secara total lewat arus tekanan yang demikian. Jika demikian keadaannya, maka pengujian terhadap semua bentuk pertahanan ini menjadi jauh lebih penting dibanding yang diduga semula. Pengaturan terhadap tekanan tuntutan Kalau kita melihat sistem politik dari perspektif ini, kita dapat segera melihat bahwa terdapat banyak peralatan yang merupakan akibat dari faktor yang tak dapat dimengerti apabila kita tidak melihatnya dalam hubungannya dengan pengaturan beban tuntutan yang berlebih- lebihan. Ia mulai beroperasi segera setelah lahirnya tuntutan. Apabila kita mulai melacak jejak atau perkembangan tuntutan dalam sistem, kita akan segera menyadari bahwa sebelum menjadi tuntutan, ia terlihat dalam bentuk suatu keinginan sosial, harapan, pilihan, pengharapan atau kehendak. Mengenai hal ini, suatu saat kita bisa beranggapan bahwa bentuk-bentuk tindakan pihak penguasa akan sangat sesuai sekali. Hanya pada saat inilah yakni ketika segala tuntutan, harapan dan keinginan sosial kita disuarakan bagi adanya berbagai keputusan dan tindakan penting dari pihak penguasa kita dapat menyebutnya sebagai tuntutan-tuntutan politik. Pada titik awal konversi menuju pengajuan politik untuk mengadakan tindakan inilah jenis pertama pengaturan berbagai tuntutan yang serba ragam berlangsung. Saya dapat secara ringkas menggambarkan apa yang saya maksud dengan ini apabila kita melihat beberapa tipe mekanisasi. Dengan begitu, tidak semua anggota cenderung sama-sama memberikan suaranya terhadap suatu tuntutan. Karena status sosialnya yang umum, beberapa individu atau kelompok lebih cenderung merasakan cukup mampu mengartikulasikan keadaan politik. Apabila begitu, orang-orang yang menempati peran-peran ini dalam struktur sosial dan politik akan mempunyai suatu ukuran penting dalam mengawasi sejumlah tuntutan yang masuk ke dalam sistem. Berdasarkan alasan ini kita bisa menyebut mereka sebagai pengendali struktural berbagai jenis tuntutan, mereka penjaga pintu yang berdiri melintangi saluran-saluran masuk menuju sistem. Dalam masyarakat-masyarakat modern kita memperkenalkannya sebagai kelompok-kelompok kepentingan, partai-partai, tokoh-tokoh pemikir, atau mass media. Dalam masyarakat-masyarakat tradisional mereka bisa berbentuk tokoh-tokoh terkemuka, seorang aristokrat atau seorang kandidat militer. Bagaimanapun bentuk umum para pengendali struktural ini, tetapi akan jelas terlihat bahwa isi atau jenis- jenis tuntutan yang pada awalnya memasuki sebuah sistem dan mulai bergerak menuju titik output (penguasa-penguasa) akan tergantung pada ciri-ciri para penjaga pintu ini. Dalam hubungannya dengan pembatasan pada input tuntutan-tuntutan apapun, juga dalam tingkatan kemajuan berbagai tuntutan, banyak pengendalian kebudayaan akan membantu mengurangi keinginan-keinginan yang serba ragam yang diduga oleh para anggota akan menjelma menjadi bentuk tuntutan lain. Pada setiap sistem terdapat rintangan kebudayaan tertentu terhadap berbagai macam keinginan yang menyebabkan para anggota merasa tepat untuk mencari penyelesaian politik. Pada suatu waktu mungkin masalah estetika tidak dianggap sebagai subyek bagi tindakan politik; pada kesempatan lain, agama bisa ditiadakan sama sekali sebagai subyek urusan pribadi, pada saat berikutnya dalam periode laissez faire, banyak jenis keinginan ekonomi bisa diserahkan pada anggota sistem untuk diputuskan tanpa menguntungkan intervensi politik. Bagaimanapun bentuk ukuran pengeluaran dari setiap penyelesaian politik, sistem-sistem selalu mendorong pengendalian kebudayaan yang membantu menjaga sejumlah tuntutan agar tetap selalu terkendali, yakni sewaktu mereka mulai menentukan keinginan-keinginan aspirasi atau hasrat kuat yang tidak berbau politik.