PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa
Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik
biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar
menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini
dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan. Dalam melakukan
analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari sistem
kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan
proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan
dan pengambilan keputusan Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk
menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam
menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar.
Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi
liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik di ukur dari sudut moral. Sedangkan
pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance
level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar
masyarakat dan lingkungan internasional.
Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan
politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes
mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Suatu sistem Politik dapat dikatakan selalu memilki kapabilitas dalam
menghadapi kenyataan dan tantangan terhadapnya.
Penelaahan terhadap sistem politik dapat mendorong kita kedalam arah
pengenalan dan pengertian yang lebih mendalam tentang soal-soal perubahan politik
(Political Change) perubahan politik tersebut dapat berasal dari tiga sumber, yaitu : dari
elit (termasuk elit yang duduk dalam pemerintahan) dari kelompok-kelompok dalam
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.
Perubahan politik tersebut akan dapat menghasilkan pola hubungan baru
antara tuntutan dan dukungan dalam sistem politik yang bersangkutan.
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,
di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya
seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana
yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni
dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu
antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles) politik adalah hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan dan negara politik merupakan kegiatan yang diarahkan
untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat politik adalah segala
sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Sistem politik tidak lain adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan
dalam struktur politik,dalam hubungan nya satu sama lain yang menunjukan proses yang
langgeng. Proses tersebut mengandung dimensi waktu (lampau, kini, dan mendatang).
Dari sudut ini terlihat bahwa sistem politik merupakan bagian dari sistem yang lebih
besar,yaitu sistem sosial.
Suatu sistem politik harus memiliki kapabilitas dalam menghadapai kenyataan
dan tantangan terhadapnya. Pada era modern ini prestasi sistem politik di ukur dari
kemampuannya melakukan penyelesaian dalam menghadapi masalah bangsa, dan
tantangannya. Atau lebih berorientasi pada hal yang bersifat nyata (riil), seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial,politik,dan lainnya.
Adapun pengertian sistem politik menurut beberapa ahli :
a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi dalam
struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yg
baik.
b. David Easton, sistem politik adalah interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah
laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu
sistem politik. Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala
kemungkinan serta tujuan apa saja yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari
sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga
manusia, sistem politik demokrasi liberal, sistem politik demokrasi terpimpin, dan
sistem politik demokrasi Pancasila tidak banyak berbeda. SDA dan SDM Indonesia
boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh karena masih bersifat potensial.
3. Kapabilitas Distributive
Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah, hasilnya
kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat. Distribusi barang, jasa,
kesempatan, status, dan bahkan juga kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi
riil sistem politik. Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua kelompok
masyarakat, seolah-olah sistem poltik itu pengelola dan merupakan pembagi segala
kesempatan, keuntungan dan manfaat bagi masyarakat.
4. Kapabilitas Responsif
Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan
oleh hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang
daya tanggap ini akan menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa
yang bersifat menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem
politik harus selalu tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan
intra-masyarakat dan ekstra-masyarakat berupa berbagai tuntuan.
5. Kapabilitas Simbolik.
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
http://abdoel-azys.blogspot.co.id/2013/05/kapabilitas-sistem-politik.html
http://bingkaisuara.com/kapabilitas-sistem-politik-indonesia/