Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH INDIVIDU

KAPABILITAS SISTEM POLITIK


MATA SISTEM POLITIK INONESIA

ICHSAN ASWAD PUTRA IRWAN


E041211071
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa
Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik
biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar
menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini
dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan. Dalam melakukan
analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari sistem
kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan
proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan
dan pengambilan keputusan Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk
menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam
menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar.
Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi
liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik di ukur dari sudut moral. Sedangkan
pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance
level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar
masyarakat dan lingkungan internasional.
Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan
politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes
mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Suatu sistem Politik dapat dikatakan selalu memilki kapabilitas dalam
menghadapi kenyataan dan tantangan terhadapnya.
Penelaahan terhadap sistem politik dapat mendorong kita kedalam arah
pengenalan dan pengertian yang lebih mendalam tentang soal-soal perubahan politik
(Political Change) perubahan politik tersebut dapat berasal dari tiga sumber, yaitu : dari
elit (termasuk elit yang duduk dalam pemerintahan) dari kelompok-kelompok dalam
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.
Perubahan politik tersebut akan dapat menghasilkan pola hubungan baru
antara tuntutan dan dukungan dalam sistem politik yang bersangkutan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ditanyakan dalam makalah ini adalah :


1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Politik ?

2. Apa yang dmaksud dengan Kapabilitas Sistem Politik Indonesia ?

3. Bagaimana bentuk kapabilitas suatu sistem politik ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Politik

2. Untuk mengetahui pengertian Kapabilitas Sistem Politik Indonesia

3. Untuk mengetahui bentuk Kapabilitas Sistem politik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Politik

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,
di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya
seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana
yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni
dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu
antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles) politik adalah hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan dan negara politik merupakan kegiatan yang diarahkan
untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat politik adalah segala
sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Sistem politik tidak lain adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan
dalam struktur politik,dalam hubungan nya satu sama lain yang menunjukan proses yang
langgeng. Proses tersebut mengandung dimensi waktu (lampau, kini, dan mendatang).
Dari sudut ini terlihat bahwa sistem politik merupakan bagian dari sistem yang lebih
besar,yaitu sistem sosial.
Suatu sistem politik harus memiliki kapabilitas dalam menghadapai kenyataan
dan tantangan terhadapnya. Pada era modern ini prestasi sistem politik di ukur dari
kemampuannya melakukan penyelesaian dalam menghadapi masalah bangsa, dan
tantangannya. Atau lebih berorientasi pada hal yang bersifat nyata (riil), seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial,politik,dan lainnya.
Adapun pengertian sistem politik menurut beberapa ahli :
a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi dalam
struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yg
baik.
b. David Easton, sistem politik adalah interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah
laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.

2.2. Pengertian Kapabilitas Sistem Politik

Kapabilitas sistem politik adalah kemampuan sistem politik dalam


menghadapi tantangan , dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu
Negara. Adapun pengertian lain dari kapabilitas sistem politik adalah kemampuan sistem
politik dalam bidang ekstraktif (kemampuan eksplorasi sumber daya alam,dan juga
manusia), distributif (kemampuan mengelola SDA dan SDM), regulatif (kemampuan
menyusun undang-undang,mengatur,serta mengawasi dan mengendalikan tingkah laku
individu, kelompok, organisasi,perusahaan,dll sehingga dapat patuh dan taat kepada
undang-undang yang berlaku), simbolik (Kemampuaan untuk membangun pencitraan
terhadap kepala negara atau juga rasa bangga terhadap negarannya), responsif (
kapabilitas untuk menciptakan daya tanggap kepada masyarakat),dan dalam negeri serta
internasional (Hubungan interaksi dengan luar negeri) untuk mencapai tujuan nasional
seperti dalam pembukaan UUD 1945. Kapabilitas suatu sistem politik adalah
kemampuan sistem dalam menjalankan fungsinya dalam rangka keberadaannya dalam
lingkungan yang lebih luas.
2.3. Bentuk Kapabilitas Sistem Politik

Kapabilitas sistem politik adalah kemampuan sistem politik dalam


menghadapi tantangan , dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu
Negara. Terdapat 6 kapabilitas sistem politik, yaitu:
1. Kapabilitas Regulatif

Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan penyelenggaraan


pengawasan terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya;
bagaimana penempatan kekuatan yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah
laku manusia dan badan-badan lainnya yang berada di dalamnya, semuanya
merupakan ukuran kapabilitas untuk mengatur atau mengendalikan.
2. Kapabilitas Ekstraktif

SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu
sistem politik. Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala
kemungkinan serta tujuan apa saja yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari
sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga
manusia, sistem politik demokrasi liberal, sistem politik demokrasi terpimpin, dan
sistem politik demokrasi Pancasila tidak banyak berbeda. SDA dan SDM Indonesia
boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh karena masih bersifat potensial.
3. Kapabilitas Distributive

Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah, hasilnya
kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat. Distribusi barang, jasa,
kesempatan, status, dan bahkan juga kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi
riil sistem politik. Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua kelompok
masyarakat, seolah-olah sistem poltik itu pengelola dan merupakan pembagi segala
kesempatan, keuntungan dan manfaat bagi masyarakat.
4. Kapabilitas Responsif

Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan
oleh hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang
daya tanggap ini akan menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa
yang bersifat menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem
politik harus selalu tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan
intra-masyarakat dan ekstra-masyarakat berupa berbagai tuntuan.
5. Kapabilitas Simbolik.

Efektivias mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra


dan ekstra masyarakat menentukan tingkat kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau
latar belakang sosial elit politik yang bersangkutan dapat menguntungkan bagi
peningkatan kapabilitas simbolik. Misalnya Ir Soekarno - Megawati, dengan
keidentikan seorang pemimpin dengan tipe “panutan” dalam mitos rakyat, misalnya
terbukti dapat menstransfer kepercayaan rakyat itu menjadi kapabilitas benar-benar
riil.
6. Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional

Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan


internasional. Kapabilitas domestik suatu sistem politik sedikit banyak juga ada
pengaruhnya terhadap kapabilitas internasional. Yang dimaksud dengan kapabilitas
internasional ialah kemampuan yang memancar dari dalam ke luar. Misalnya
kebijakan sistem politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel, juga akan
mempengaruhi sikap politik negara-negara di timur tengah. Oleh karena itulah
pengaruh tuntutan dan dukungan dari luar negeri terhadap masyarakat dan mesin
politik resmi, maka diolahlah serangkaian respons untuk menghadapinya
Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung pada berprosesnya dua
variabel, yaitu kapabilitas dalam negeri dan kapabilitas internasional.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kapabilitas sistem politik adalah kemampuan sistem politik dalam


menghadapi tantangan, dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu
Negara. Terdapat 6 kapabilitas sistem politik, yaitu:
 Kapabilitas Ekstraktif, yakni yang menyangkut sumber daya alam (SDA) dan
sumber daya manusia (SDM):
 Kapabilitas Distributif, yakni kemampuan sistem politik dalam membagikan
sumber daya alam dan sumber daya manusia tersebut ke seluruh wilayah dengan
seadil-adilnya.
 Kapabilitas Regulatif, yakni dalam pembuatan peraturan-peraturan dari tingkat
tertinggi sampai tingkat yang terendah.
 Kapabilitas Simbolik, yakni yang berkaitan dengan kharisma seorang pemimpin.
 Kapabilitas Responsif, yakni bagaimana tanggapan pemerintah dalam menghadapi
tuntutan-tuntutan masyarakat.
 Kapabilitas dalam Negeri & Internasional, yakni bagaimana sistem politik dapat
bertahan menghadapi dinamika dan tekanan-tekanan baik internal maupun
eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Isjwara, F., Pengantar Ilmu Politik, Binacipta, Cetakan Ke 8, Bandung,1982

Kantaprawira, Rusadi,. Sistem Politik Indonesia, Sinar Baru, Cetakan Ke 5, 1988

http://abdoel-azys.blogspot.co.id/2013/05/kapabilitas-sistem-politik.html

http://bingkaisuara.com/kapabilitas-sistem-politik-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai