PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Diharapkan dengan makalah ini dapat memberitahu apa itu sistem politik
dan sejarah sistem politik indonesia, serta bagaimana cara kerja partai poltik
sehingga dapat memiliki peranan penting dalam kehidupan politik di indonesia.
Dan sebab akibat terjadinya pergeseran fungsi dari partai politik dan seolusi
terbaik untuk saat ini agar partai politik berfungsi sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM POLITIK
Suatu sistem politik terdiri dari interaksi peranan para warga negara.
Berikut ini adalah batasan sistem politik menurut para ahli politik.
.
. Alfian mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 (empat) tipe, yakni:
Sistem politik otoriter/totaliter
Sistem politik anarki
Sistem politik
Sistem politik demokrasi
Sistem politik demokrasi dalam trans Sistem politik
Kata demokrasi dalam sistem politik memiliki makna umum, yaitu adanya
perlindungan Hak Asasi Manusia, menjunjung tinggi hukum, tunduk terhadap
kemauan orang banyak, tanpa mengabaikan hak golongan kecil agar tidak tumbuh
diktator mayoritas. Sebuah sistem politik demokrasi akan bertahan apabila sumber
pada kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau
kemaslahatan bersama. Untuk itu, demokrasi selalu berkaitan dengan persoalan
perwakilan kehendak rakyat.
Sistem politik demokrasi menurut Bingham Powel, Jr. ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut
mewakili keinginan rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada
aturan hukum didasarkan pada penekanan bahwa apa yang dilakukan
merupakan kehendak rakyat.
b. Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan (bargaining) untuk
memperoleh legitimasi dilaksanakan melalui pemilihan umum yang
kompetitif.
c. Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan baik
sebagai pemilihan maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting
d. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa
e. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan
a. Infrastruktur politik
Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the social political sphere), akan
selalu ada keterkaitan atau keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain
kedalam berbagai macam golongan yang biasanya kekuatan sosial politik
masyarakat. Kelompokm masyarakat tersebut yang merupakan kekuatan politik
riil di dalam masyarakat, disebut infrastruktur politik berdasarkan teori politik,
infrastruktur politik mencapai 5 unsur atau komponen sebagai berikut:
Partai politik (Political party)
Kelompok kepentingan (interest group)
Kelompok penekan (pressure group)
Media komunikasi politik (political communication media)
Tokoh politik (political figure)
b. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di
suatu negara sebagai penggerak politik formal.
pola,
dalam
arti dapat
berupa
rasa
ketidakpuasan,
keresahan,
ketegangan,
6.
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat
sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam
proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses
aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang
terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan
dan tekanan.
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari segi analisis sebagai berikut :
horizontal-
disintegrasi,
muncul
solidarity
makers
dan
administrator
Gaya politik ideologis
Kepemimpinan angkatan sumpah pemuda tahun 1928
Partisipasi massa sangat tinggi, bahkan muncul kudeta
Keterlibatan militer militer dikuasai oleh sipil
Aparat negara loyak kepada kepentingan kelompok atau partai
Stabilitas - instabilitas
Penyaluran tuntutan tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
Pemeliharaan nilai Penghormatan HAM rendah
Kapabilitas abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju
Integrasi vertikal atas bawah
Integrasi horizontal berperan solidarity makers,
Gaya politik ideolog, nasakom
Kepemimpinan tokoh kharismatik dan paternalistik
Partisipasi massa dibatasi
Keterlibatan militer militer masuk ke pemerintahan
Masa Reformasi
B. PARTAI POLITIK
1. Peranan Politik Partai
Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Secara umum dapat dikatakan juga bahwa partai politik adalah suatu kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional untuk
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
Partai politik mempunyai posisi (status) dan peranan (role) yang sangat
penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung
yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara.
Berikut ini merupakan peranan partai politik:
Sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu proses pembentukan sikap dan
orientasi politik para anggota masyarakat.
Sebagai sarana komunikasi politik, yaitu proses penyampaian informasi
mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat
kepada pemerintah.
Sebagai sarana rekruitmen politik, yaitu seleksi dan pengangkatan
seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peran
dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
Sebagai pengelola konflik, yaitu mengendalikan konflik melalui cara
berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan
memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang
berkonflik
dan
membawanya
ke
parlemen
untuk
mendapatkan
10
politik, maka
11
tetap membias dalam praktek politik multi partai era reformasi,sekelompok orang
beramai-ramai mendirikan partai politik, dengan rumusan flaform yang begitu
ideal, tetapi kenyataannya dari sekitar 10 partai politik yang mampu mencapai
tujuan untuk memposisikan elit-nya di sejumlah lembaga legislatif di tanah air,
secara
praksis
ikut-ikutan
terjebak
dalam
menjalankan
fungsi-fungsi
keterwakilannya. Belum lagi menyebut peranan partai politik itu sendiri, platform
kemudian hanya menjadi rumusan ideal di atas kertas, tanpa ada lagi korelasinya
dengan program pencapaiannya. Ramai-ramai berprogram menjelang pelaksanaan
pemilu, semata hanya untuk tujuan mengakses kader-kadernya dalam pencapaian
tujuan partai politik, pasca pemilu aktivitas partai politik ikut menurun padahal
idealnya sejarah partai politik didirikan untuk men-jalankan fungsi-fungsinya,
sementarauntuk pencapaian tujuan adalah sasaran antara.
Partai politik idealnya harus bergerak secara terus menerus untuk
menjalankan aktivitasnyauntuk menjalankan fungsi-fungsinya untuk mengakses
problematika sosial yang dihadapi masyarakatnya, untuk dapat diartikulasikan dan
diperjuangkan para wakil-wakilnya di parlemen.
Partai politik itu hanya menjadi kendaraan politik bagi sekelompok elite
yang berkuasa. Partai politik hanya lah berfungsi sebagai alat bagi segelintir orang
yang kebetulan beruntung yang berhasil memenangkan suara rakyat yang mudah
dikelabui, untuk memaksakan berlakunya kebijakan-kebijakan publik tertentu.
Inisiasi para elit politik ini boleh jadi membiaskan fungsi parpol. Di mana
fungsi parpol sebagai media pembelajaran (pendidikan) politik bagi masyarakat,
jembatan penghantar menuju perebutan kekuasaan, dan wahana pematangan
konsep kebernegaraan. Digeser atau bahkan digerus ke fungsi lain menjadi seperti
perusahaan misalnya. Persis seperti seseorang yang menanam saham pada sebuah
perusahaan. Sedangkan harapan para penanam saham tidak lebih dari keuntungan
material sebanyak-banyaknya.
Begitu juga yang akan terjadi bila managemen parpol seperti perusahaan.
Parpol secara tidak sadar telah melatih masyarakat untuk berpikir kotor. Yakni
mencari keuntungan material dengan cara masuk ke kancah pemerintahan.
Padahal, parpol sejatinya bukan lembaga atau tempat mencari keuntungan
material. Melainkan sebuah wadah yang dibangun di atas landasan kebersamaan,
12
kecerdasan, dan kesamaan ide gagasan untuk membangun bangsa yang makmur
dan sejahtera.
Partai politik yang diharapkan bisa bertindak optimal dalam menjalankan
perannya sebagai intermediary atau bisa disebut sebagai jembatan antara
pemerintah dengan rakyatnya nampaknya mulai menampakkan tanda-tanda
pergeseran fungsinya. Di Indonesia sendiri, partai yang seharusnya bisa membawa
suara rakyat kepada pemerintah berkuasa malahan bergeser fungsi menjadi suatu
kendaraan politik yang bertujuan semata-mata untuk bisa memperkaya orangorang didalamnya saja atau dimanfaatkan sebagian oknum agar bisa menduduki
jabatan-jabatan public semata. Padahal masyarakat (modern) lebih melihat politik
sebagai proses aktualisasi diri dan kepentingan mereka yang akan diwujudkan
dalam bentuk kebijakan publik. Hal ini tentu berdampak besar pada system politik
di Negara tersebut, fungsi input yang melekat pada partai politik hanya dianggap
sebagai wacana yang tidak wajib untuk dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab tersebut. Akibatnya rakyat harus menanggung dengan
mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya sangat tidak
sesuai dengan kepentingan dan harapan mereka sebagai rakyat. Hingga pada
akhirnya rakyatnya tidak sejahtera, semakin terpuruk, namun malah politisipolitisi kita yang berada di pemerintah, yang diusung oleh partai politik itu
menjadi semakin sejahtera bermandikan harta akibat membuat keputusan yang
hanya menguntungkan dirinya sendiri
3. Penyebab Bergesernya Peranan Politik Partai
Indonesia dalam system kepartaian menganut sistem multi-partai atau
banyak partai. Dalam pemilu 2009 terdapat sekitar 44 Partai Politik yang
mengikuti pemilihan umum. Dan berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif
terdapat 9 (Sembilan) partai politik yang secara nasional memperoleh suara dan
kursi anggota DPR yaitu Partai Demokrat, Partai Golongan Karya, Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Keadilan Sejahterah, Partai Kebangkitan
Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Gerakan
Indonesia Raya dan Partai Hati Nurani Rakyat. Dalam sejarah Pemilihan Umum
di Indonesia terdapat begitu banyaknya partai politik di Indonesia, namun
13
Pertama,gagasan-gagasan
lebih
baik
untuk
mengorganisasikan
14
massa. Tetapi partai yang dilatarbelangi oleh kepentingan yang bersifat proyek
sesaat atau dengan alasan tersedianya dana bagi partai politik setelah didirikan
yang berasal dari khas Negara.
Peranan partai politik di daerah kurang menjalankan mekanisme kontrol
yang efektif kepada pemerintah daerah dan cenderung membiarkan wakilwakilnya di DPRD untuk berkolusi dengan eksekutif lokal. Semua ini
menunjukkan bahwa local good governance belum berjalan baik di kalangan
partai politik. Good governance partai politik dalam UU No. 2 tahun 2008 pada
prinsipnya sudah memberikan prinsip good governance (tata kelola yang baik).
Bebarapa prinsip yang tercantum antara lain transparansi, demokratis, adil,
akuntabel, dan berbudaya hukum.
Implementasi Transparansi
Untuk mewujudkan local good governance, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
1. kondisi masyarakat yang apatis terhadap program-program pembangunan
selama ini membutuhkan adanya upaya-upaya khusus untuk mendorong
keingintahuan mereka terhadap data/informasi ini. Untuk itu, dibutuhkan
adanya penyebarluasan (diseminasi) informasi secara aktif kepada seluruh
komponen masyarakat.\
2. pemilihan media yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi dan
substansi/materi informasi yang disebarluaskan sangat tergantung pada
segmen sasaran yang dituju. Selain itu, seringkali cara-cara dan media
yang sesuai dengan budaya lokal jauh lebih efektif dalam mencapai
sasaran daripada media modern.
3. seringkali berbagai unsur nonpemerintah (pers, ormas, dan LSM) termasuk
adalah partai politik lebih efektif untuk menyebarluaskan informasi
daripada dilakukan pemerintah sendiri.
Implementasi Akuntabilitas
1. Perlunya penetapan target kuantitas atas pencapaian suatu program dengan
melakukan pemantauan berdasarkan pada pencapaian target berbagai
indikator kinerja (performance indicators).
15
Implementasi Partisipasi
Keterlibatan masyarakat diperlukan mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan suatu program. Mekanisme kontrol dapat langsung
dilakukan tanpa perlu menunggu suatu kesalahan atau penyelewengan terjadi.
Pelibatan masyarakat yang bersifat mobilisasi (tidak partisipatif) dan tidak diikuti
dengan pemberian wewenang tidak akan bermanfaat dalam peningkatan kinerja
suatu program. Pembangunan daerah harus dilakukan bersama dengan
masyarakat, bukan untuk masyarakat.
Akhirnya desentralisasi dan otonomi daerah merupakan kebijakan dalam
upaya memberikan ruang gerak partai politik dan masyarakat di tingkat lokal agar
bisa meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan tatanan sosial yang demokratis
agar masyarakat yang berkeadilan dan berkesejahteraan dapat terwujud.
Kekuatan lokal merupakan bagian dari kemajemukan yang akan
mendorong terwujudnya masyarakat demokratis sejauh kesadaran tertib sosial
(civility) yang merupakan semangat dari penguatan masyarakat warga (civil
society) menjadi pijakan utamanya. Lokalitas akan menjadi konstruktif apabila
negara
dan
kekuatan-kekuatan
sosial
politik
(partai
politik)
mampu
memfasilitasinya.
16
17
Tugas dan Wewenang DPR -DPR mempunyai tugas dan wewenang yang
diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Tugas dan wewenang DPR adalah sebagai
berikut :
Hak-Hak DPR - Selain fungsi dan wewenang, DPR mempunyai hak yang
berhubungan dengan fungsi dan wewenang DPR dalam pelaksanannya. Hak-hak
DPR adalah sebagai berikut...
18
Hak Bertanya adalah hak DPR untuk bertanya kepada pemerintah atau
presiden yang dilakukan secara tertulis.
Hak Imunitas adalah hak yang tidak dapat digangu gugat di pengadilan
dari hasil keputusan yang dibuatnya
Hak Petisi yaitu hak untuk mengajukan usul atau anjuran serta pertanyaan
mengenai suatu masalah
Hak Inisiatif yaitu hak untuk mengajukan usul atas rancangan undangundang
Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
19
BAB III
PENUTUP
Dalam pembuatan materi yang telah dibebankan. Dalam hal ini segala masukanmasukan atau kritik dan saran dari teman-teman seprofesi, kami nantikan agar
paper yang kami buat ini jadi lengkap dan sempurna.
Demikian saja yang dapat kami sajikan melalui makalah ini, semoga sajian kami
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di masa yang akan datang.
A.
KESIMPULAN
1. Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang
diabstraksikan dari totalitas perilaku sosial melalui nila-nilai yang
disebarkan untuk masyarakat.
2. Infrastruktur merupakan kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan
politik riil
3. Menurut Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat
diidentifikasi ke dalam jenis-jenis kelompok sebagai berikut :
1. Kelompok anomik
2. Kelompok non-asosiasional
3. Kelompok institusional
4. Kelompok asosiasional
4. Suprastruktur politik merupakan mesin politik resmi di suatu negara
sebagai penggerak poltik formal.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://fkip-unasman2010.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-politikindonesia.html
http://gilangdana.blogspot.com/2013/04/sistem-politik.html
http://milvy1010.blogspot.com/2012/03/makalah-pkn-sistem-politik-negara.html
http://dayanasweet137.blogspot.co.id/2013/01/bergesernya-peranan-partaipolitik_802.html
21