Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOMUNIKASI POLITIK DAN IDIOLOGI POLITIK

(MATA KULIAH KOMUNIKASI POLITIK)

ICHSAN ASWAD PUTRA IRWAN


E041211071
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Studi komunikasi politik di Indonesia, secara umum mulai berkembang sejak

proses reformasi dan tumbangnya masa Orde Baru tahun 1998. Walaupun praktek

komunikasi politik sudah dilakukan oleh para aktor-aktor politik di Indonesia sejak masa

Orde lama. Orasi-orasi politik dan retorika politik seperti Sukarno yang penuh daya

hipnotis. Opini politik penyeimbang dari elit lain termasuk aktifis mahasiswa mulai

bermunculan dan berhasil menggeser keunggulan komunikasi politik masa Orla dengan

melahirkan TRITURA.

Di jaman Orde Baru, keberhasilan Suharto memanfaatkan ketidakpuasan rakyat

terhadap kepemimpinan sebelumnya, merupakan kunci keberhasilan komunikasi

politiknya, dalam meraih simpati dan dukungan rakyat. Walaupun praktek komunikasi

politik dijalankan oleh para aktor politik di era Orde Lama dan Orde Baru, namun kajian

komunikasi politik tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang

melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,

pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu

terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa

dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.

Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan

oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak

heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang

sebenarnya tak lebih dari istilah belaka.

Gabriel Almond (1960): komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu

ada dalam setiap sistem politik. “All of the functions performed in the political system,

political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule

making, rule application, and rule adjudication,are performed by means of

communication.” Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang


terjadi pada saat keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi

komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sistem politik.

Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara

blok Barat yang mempromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang

mempromosikan komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-

perubahan yang mendasar. Beberapa ahli politik mengatakan bahwa setelah berakhirnya

perang dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok

Berlin (di akhir dekade 1980-an), dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki

multipolar (Mochtar Mas’Oed & Mac Andrews,997). Periode multipolar yang dimulai

awal 990-an yang dialami selama sekitar satu dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak

pihak terutama para pihak pengamat politik internasional, telah berakhir setelah Amerika

Serikat dibawah pemerintahan George Bush mempromosikan doktrin Unilateralisme

dalam menangani masalah internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia Unipolar yang

ada dibawah pengaruhnya ( Ryan D Nugroho dan Tri Hanurita,005).

Dapat disimpulkan bahwa era persaingan ideologis dalam dimensi global telah

berakhir. Saat ini kita belum dapat membayangkan bahwa dalam waktu dekat akan

muncul kembali persaingan ideologis yang keras yang meliputi seluruh dunia. Persaingan

antar negara ini cenderung masuk ke arah persaingan antarbangsa dan negara, yang

dimensi utamanya terletak pada bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga bangsanya. Dalam konteks ini, maka

kedudukan ideologi nasional suatu negara akan berperan dalam mengembangkan

kemampuan bersaing negara yang bersangkutan dengan negara lainnya (Siswono, 005).

Dalam ilmu sosial, Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang

menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order

masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana

mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan. Teori komunis Karl Marx,

Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai

ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20. Contoh ideologi

lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme,


neoliberalisme, demokrasi kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme,

liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial. Kepopuleran ideologi berkat

pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka

sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari

gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya

yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai

politik dan kebijakannya. Ada juga yang memakai agama sebagai ideologi politik. Hal ini

disebabkan agama tersebut mempunyai pandangan yang menyeluruh tentang kehidupan.

Islam, contohnya adalah agama yang holistik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Kaitan antara komunikasi politik dan idiologi liberal

2. Kaitan antara komunikasi politik dan idiologi komunis

3. Kaitan antara komunikasi politik dan idiologi pancasila

C. TUJUAN

1. Menjelaskan kaitan komunikasi politik dan idiologi liberal

2. Menjelaskan kaitan komunikasi politik dan idiologi komunis

3. Menjelaskan kaitan komunikasi politik dan idiologi pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kaitan Antara Komunikasi Politik dan Idiologi Liberal

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi

politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang

utama.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan

oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya

pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.

Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme

berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata didasarkan pada

ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro


menyatakan bahwa Liberalisme adalah " perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan

kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas, dan

bangsa."

Bidang komunikasi mencakup semua aspek baik itu politik, ekonomi, maupun

sosial budaya. Hal itupun dapat dikaitkan dengan kedua ideologi di atas yaitu Kapitalisme

dan Liberalisme. Pers selalu mengambil bentuk dan warna struktur-struktur social politik

di dalam mana ia beroperasi. Terutama, pers mencerminkan system pengawasan social

dengan mana hubungan antara orang dan lembaga diatur. Orang harus melihat pada

system-sistem masyarakat dimana per situ berfungsi. Untuk melihat system-sistem social

dalam kaitan yang sesungguhnya dengan pers, orang harus melihat keyakian dan asumsi

dasar yang dimiliki masyarakat itu : hakikat manusia, hakikat masyarakat dan Negara,

hubungan antar manusia dengan Negara, hakikat pengetahuan dan kebenaran.

Seperti yang dijelaskan dalam teori Libertarian yang dikemukakan oleh Siebert,

pers bukan instrument pemerintah, melainkan sebuah alat untuk menyajikan bukti dan

argument-argumen yang akan menjadi landasan bagi orang banyak untuk mengawasi

pemerintahan dan menentukan sikap terhadap kebijaksanaannya. Dengan demikian, pers

seharusnya bebas dari pengawasan dan pengaruh pemerintah. Agar kebenaran bisa

muncul, semua pendapat harus dapat kesempatan yang sama untuk didengar, harus ada

pasar bebas pemikiran-pemikiran dan informasi. Baik kaum minoritas maupun mayoritas,

kuat maupun lemah, harus dapat menggunakan pers.

Di era sekarangpun, Media atau Pers sering dikaitkan dengan Kapitalisme dimana

lebih mementingkan sisi komersialisasi dari sebuah Berita atau acara di sebuah stasiun

televisi dimana, isi dari media tersebut sudah dianggap telah melenceng dari tugais dan

fungsinya masing-masing dimana fungsi Pendidikan adalah hal yang utama. Melihat

tayangan Hiburan yang semakin merajalela yang menjadi andalan siaran-siaran televisi

tanpa melihat sisi edukatif dari sebuah tayangan bagi masyarakat.

Seyogyanya sebuah kebebasan yang selalu diharapkan oleh Pers atau Media harus

diimbagi oleh rasa tanggung jawab sepenuhnya bagi masyarakat.


Liberalisme berasal dari kata liberalis yang mempunyai arti “bebas”. Dalam liberalisme,

kebebasan individu, persaingan pemilik modal (kapital), serta pembatasan kekuasaan raja

(pemerintah). Sebab itu, liberalisme serta kapitalisme teradang dilihat sebagai ideologi

yang sama.

Kebebasan sudah muncul sejak adanya manusia di dunia, sebab pada hakekatnya

manusia sering mencari kebebasan bagi dirinya sendiri. Bentuk kebebasan dalam politik

pada zaman dahulu merupakan sebuah penerapan demokrasi di Athena dan Roma. Namun,

adanya kemunculan liberalisme sebagai paham pada akhir abad 17.

Liberalisme ada pda abad ke akhir abad 17, berhubungan dengan runtuhnya

feodalisme pada Eropa serta diawalinya zaman Renaissance, lalu diikuti dengan gerakan

politik masa Revolusi Prancis. Liberalisme pada zaman ini terkait dengan Adam Smith,

dikenal sebagai liberalisme klasik. Di masa ini, kerajaan (pemerintahan) bersifat lepas

tangan, yang sesuai dengan konsep Laissez-Faire. Konsep ini menekankan bahwa kerajaan

harus memberi kebebasan berfikir pada rakyat, tidak menghalang pemilikan harta individu

atau kumpulan, kekuasaan kerajaan yang terbatas serta kebebasan rakyat.

Seruan kebebasan tersebut dikumandangkan sesudah sebelumnya pada abad 16

serta awal abad 17, Reformasi Gereja serta kemajuan ilmu pengetahuan menjadikan

masyarakat yang tertekan dengan kekuasaan gereja ingin bebas dari bermacam ikatan, baik

itu pemerintahan, agama, serta sosial. Menurut Adam Smith, liberal merupakan kebebasan

dari batasan (free from restraint), sebab liberalisme menawarkan konsep hidup bebas dari

pengawasan gereja serta raja.

B. Kaitan Antara Komunikasi Politik dan Idiologi Komunis

Komunisme merupakan salah satu ideologi yang ada dalam ilmu politik dan

ekonomi. Ideologi ini mulai muncul dan berkembang sekitar tahun 1840-an. Komunisme

merujuk pada gerakan sosial politik yang dulu pernah terjadi di Perancis. Konsep ideologi

komunis merupakan ide negara tanpa kelas.

Menurut Fadhilah Rachmawati dalam jurnal Kritik terhadap Konsep Ideologi

Komunisme Karl Marx (2020), komunisme adalah paham atau ideologi yang mengacu

pada sistem sosial ekonomi, didasarkan pada kepemilikan komunal (bersama) serta
produksi barang, baik di lingkup pemerintahan atau kehidupan. Dilansir dari

Encyclopaedia Britannica, komunisme merupakan doktrin politik serta ekonomi yang

bertujuan untuk menggantikan kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan publik dengan

kontrol komunal, yang setidaknya mencakup alat produksi utama dan penggunaan sumber

daya alam.

Dalam Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Panduan Kuliah di

Perguruan Tinggi) (2021) karangan Zulfikar Putra dan H. Farid Wajdi, ideologi

komunisme memiliki lima ciri, yakni:

1. Komunisme mengajarkan tentang teori perjuangan kelas Artinya penganut

komunisme akan memperjuangkan kelas atau kelompoknya. Contoh kaum

proletariat yang melawan kaum kapitalis atau tuan tanah.

2. Kepemilikan barang menjadi milik bersama Salah satu ciri yang paling dikenal dari

komunisme adalah kepemilikan barangnya secara komunal atau umum. Penganut

komunisme tidak membiarkan seseorang memiliki hak milik pribadi atau

menguasai barangnya.

3. Kepentingan kelompok lebih penting Dalam paham komunisme, kepentingan

individu tidaklah penting karena mereka lebih mengutamakan kepentingan

bersama, yakni negara atau kelompoknya.

4. Revolusinya menjalar ke seluruh dunia Salah satu doktrin komunis ialah the

pemanent atau continuous revolution (revolusi secara terus menerus). Revolusi

dari paham ini menjalar ke seluruh dunia, sehingga sering disebut go international.

Secara mendasar, sistem komunikasi di negara-negara komunis klasik ditandai

oleh hal-hal seperti sistem kepartaíar tunggal, yakni partai berhaluan komunis, kontrol

politik yang ketat. pelembagaan sensor, arahan-arahan isi pesan dalam berkomunikasi dan

propaganda melalui media sebagai instrumen persuasi dari partai dan pemerintah penganut

paham komunis.

Keuntungan penerapan sistem komunikasi komunis lebih dinikmati oleh negara-

negara penganut paham komunis atau pihak tertentu di suatu negara komunis yang berada

pada posisi penguasa. Kerugian dari penerapan sistem komunikasi komunis lebih
dikaitkan dengan kepentingan kebebasan, hak-hak asasi manusia termasuk kebebasan

berkomunikasi di dalamnya.

Terbatasnya kebebasan berkomunikasi lebih didasari alasan demi terjaganya

sistem komunis dan upaya mencapai tujuan komunisme sehingga hal-hal lain yang secara

potensial dapat tercipta karena adanya kebebasan akan cenderung diminimalkan.

Konsekuensi dari upaya penyeragaman pendapat publik adalah terjadinya pembungkaman

terhadap pendapat publik yang berbeda yang harus dipahami sebagai suatu bentuk

pelanggaran terhadap kebebasan manusia dan hak-hak asasinya sebagai manusia

Terbatasnya kebebasan media sengaja diciptakan agar isi media cenderung sejalan dengan

kebijakan penguasa, media massa bertindak sebagai corong pemerintah, media massa

tidak memungkinkan masyarakat berpendapat macam-macam dan media massa menjadi

satu elemen yang mendukung garis pemerintahan komunis.

Sistem komunikasi komunis menempatkan negara dan partai komunis sebagai titik

tertinggi kendall atas aktivitas komunikasi dan transaksi informasi. Sifat terbuka partai

komunis dalam hal pemberian kebebasan komunikasi hanya terjadi apabila aktivitas

komunikasi dan transaksi Informasi cenderung pro partai atau pro penguasa. Sifat tertutup

dalam proses komunikasi nampak apabila isi informasi dalam proses transaksi informasi

serta aktivitas komunikasi yang lain tidak mendukung kebijakan partal dan penguasa

Sesuai dengan kritik yang banyak diberikan pada penganut paham komunis

pelanggaran hak- hak asasi manusia terlihat dari keterbatasan berkomunikasi di negara-

negara dengan sistem komunikasi komunis Kebebasan komunikasi sebagai bagian dari

hak-hak asasi manusia dicederal oleh hilangnya otonomi atas pribadi karena arah

pengintegrasian yang cenderung untuk menyatu ke dalam sistem komunis yang

diterapkan. Penindasan hak asasi manusia. diantaranya terlihat dari pembungkaman

sumber Informasi lain yang setara dengan pelanggaran terhadap kebebasan menyatakan

pendapat.

Gambaran buruk tentang komunisme tidak memungkinkan Indonesia menerapkan

system komunikasi komunis. Kondisi semacam ini juga terjadi di sejumlah negara lain
yang dengan tegas mewaspadai komunisme melalui peraturan perundang-undangan

mereka.

Dinamika komunikasi, termasuk dalam hal perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi, dapat melemahkan karakter yang ada dalam sistem komunikasi komunis.

Hal-hal yang bisa dilemahkan ini utamanya terdapat pada terbatasnya kemampuan kontrol

penguasa terhadap cara masyarakat melakukan aktivitas komunikasi dan menjalankan

transaksi informasi.

Sistem komunikasi komunis cenderung melakukan penguasaan terhadap

kehidupan media massa, baik dalam hal kepemilikan, penentuan isi media, persebaran isi

informasi, pendidikan media massa, bahkan dalam bentuk aksi-aksi teror yang bertujuan

membatasi aktivitas media.

Sikap represif negara melalui partai dalam merencanakan, menjalankan,

mengawasi, dan mengevaluasi aktivitas komunikasi antarunsur di dalam negara membuat

beragam komunikasi yang berlangsung tidak dapat berkembang. Kekuatan besar negara

dan partai akan membelokkan arah peran fungsi media atas publik yang dilayaninya dan

dalam cara mereka melayani publiknya.

Kekuatan sistem komunikasi komunis dapat dilihat dari kemampuannya

memperkuat atau mendukung eksistensi penguasa. Hal ini dapat mempermudah

tercapainya tujuan ideologi yang ditetapkan penguasa sehingga media massa kemudian

memberitakan hal-hal itu, opini publik dapat diarahkan untuk mendukung tercapainya

tujuan meskipun harus dengan mengabadikan kebebasan berkomunikasi.

C. Kaitan Antara Komunikasi Politik dan Idiologi Pancasila

Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia

adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa indonesia untuk mencapai cita-

citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk

kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan

pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan dikalangan warga bangsa dan

membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya.


Sebagai sebuah falsafah dan pedoman hidup bangsa serta sumber dari segala

sumber hukum, pancasila menjadi sumber tertinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa

dan bernegara. Tidak terkecuali sistem komunikasi sebagai bagian dari sistem sosial dalam

kehidupan masyarakat indonesia. Sistem komunikasi haruslah menjadikan pancasila

sebagi rujukannya. Sehingga sistem komunikasi ini dapat dikayakan sebagai sistem

komunikasi pancasila.

Inilah yang membedakan sistem komunikasi indonesia dengan sistem komunikasi

lainnya. Pancasila memiliki peran dalam memberikan sumber nilai dan moral. Dan juga

norma dan etika serta arah dan kerangka bagi penyelenggaraan sistem komunikasi di

indonesia. Sistem komunikasi ini haruslah didasarkan pada nilai ketuhanan, kemanusian,

persatuan, kerakyataan dan juga keadilan.

Kemudian, secara konstitusional diatur dalam pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi

” Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan

dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Lalu dijabarkan kembali dalam

berbagai peraturan perundang-undangan diantaranya UU Hak Asasi Manusia dan UU

Pers.”

Sistem komunikasi dan sistem politik adalah dua hal yang berjalan berdampingan

serta terkait satu sama lain. Dimana unsur-unsur yang menjadi sub-sistem yang ada dalam

sistem komunikasi dan sistem politik ini saling berinteraksi satu sama lain.

Menurut David Easton sistem politik merupakan seperangkat interaksi yang

diabsraksikan dari totalitas kelakuan sosial, dimana nilai-nilai otoritatitatif dialokasikan

kepada masyarakat. Selanjutnya, David Easton menjelaskan bahwa sebagai suatu sistem,

maka sistem politik terdiri dari subsistem-subsistem yang mempunyai fungsi tertentu.

Kemudian, subsistem-subsistem itu dikenal dengan struktur politik yang terdiri dari

infrastruktur politik dan suprastruktur politik.

Pentingnya ideologi dalam pembentukan serta befungsi dan berperannya. Opini

Publik dalam suatu negara, telah terbukti dalam sejarah. Ideologi adalah suatu pandangan

hidup atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh

suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaiknya mengatur tingkah laku bersama
dalam segi kehidupan manusiawi (Alfian, 1980:109). Ideologi juga dapat diartikan sebagai

pandangan hidup, filsafat hidup atau sikap mental yang dapat dimiliki oleh individu atau

masyarakat dalam kehidupan bersama. Ideologi selalu menjadi sumber yang pokok

terjadinya kebebasan informasi dalam komunikasi politik, sehingga ideologi akan

membentuk proses terbentuk dan terbinanya Opini Publik suatu bangsa. Demokrasi

mengharuskan adanya kebebasan informasi yang mencakup kebebasan menyatakan

pendapat dan kebebasan pers. Meskipun demikian masih ada negara yang menganut atau

masih berpola ideologi otoritarian, yang belum memberikan kebebasan yang luas kepada

rakyat dalam menyatakan pendapat dan menyampaikan informasi terutama melalui media

massa (surat kabar, film, radio, dan televisi).

Komunikasi Politik dan Ideologi PancasilaPengelola sumber-sumber komunikasi

lebih tinggi frekuensinya berada pada Presiden, baik sebagai kepala pemerintahan

(eksekutif) maupun sebagai kepala negara.Kehidupan infrastruktur komunikasi

berkembang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai lembaga input bagi suprastruktur

komunikasi.Pendapat umum dijamin oleh ketentuan peraturan yang berlaku, sesuai dengan

sifatnyabahwa Negara Indonesia adalah sebagai negara hukum (rachts staat).Pengaturan

hak-hak asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia. Halini sebagai

suatu identitas bahwa sistem komunikasi Indonesia berbeda dengan sistem lain. Dalam hal

kesertaan masyarakat di bidang media massa, maka masyarakat diberi kesempatan untuk

mengelolanya. Pers yang berorientasi, bersikap dan bertingkah laku berdasarkan nilai-nilai

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Dewan Pers, 1984).Hakekat pers Pancasila

menurut dewan pers : pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan

fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan objektif, penyalur aspirasi rakyat

dan kontrol sosial yang konstruktif.Pers Pancasila dilatarbelakangi oleh filsafat Pancasila

dan sistem sosial dan politik serta sistem hukum sebagaimana yang tercantum dalam UUD

1945, hal ini menunjukkan bahwa pers Pancasila memiliki karakteristik tersendiri yang

berbeda dengan sistem pers di Negara lain. Pers Pancasila diluar paham liberal dan otoriter

yang dikenal luas di seluruh dunia.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kiranya penting bagi kita mempelajari Komunikasi Politik dan Idiologi Politik

mengingat studi ini perananya begitu penting bagi Indonesa karena sangat terikat dan

terkait dengan sistem yang lain baik sistem sosial, sistem politik, maupun sistem budaya.

Sebagai negara yang penuh keberagaman, Komunikasi Politik dan Idiologi Politik

ini menjadi studi yang berperan dalam me mberikan identitas bagi sistem komunikasi

yang berbeda dengan sistem komunikasi yang lain, seperti sistem Liberal dan Komunis,

Dimana tentunya disesuaikan dengan falsafah dan kondisi sosio-kultural masyarakat

indonesia. Dimana dilain pihak sistem komunikasi ini merupakan jembatan pemersatu

dalam keberagaman indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Dan Nimmo : Komunikasi Politik, Rosda, Bandung, 1982.

Prajarto Nunung (2016), Perbandingan Sistem Komunikasi, Tangerang Selatan, Universitas

terbuka

https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/30/222539469/ideologi-komunisme-definisi-ciri-

sistem-ekonomi-dan-contoh-penerapan

Dr. H Bachruddin Ali Akhmad,Msi, Komunikasi Politik, cetakan I ( 2019), Sleman Jogyakarta,

Aswaja Pressindo

Kamaruddin, Modul Komunikasi Politik ( 2015), Universitas Malikussaleh, Aceh

Anda mungkin juga menyukai