Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

 Pancasila merupakan lima sila yang digunakan sebagai landasan dan


pedoman Negara Indonesia. Dengan burung Garuda sebagai lambangnya.
Pancasila dalam bahasa sanskerta artinya yakni panca yang berarti lima lalu sila
yang berarti prinsip atau asas dari kehidupan bermasyarakat. Pancasila sebagai
dasar Negara berarti bahwa seluruh pelaksaan dan juga penyelenggaraan
pemerintah itu harus mencerminkan nilai-nilai yang terkandung yang terdapat
dalam pancasila dan tidak boleh bertentangan. (Oksep, A. 2015)

 Menurut Bunyamin, M (2008) upaya penerapan nilai-nilai Pancasila telah


dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960-an. Soekarno menguraikan
apa saja dasar yang harus dimiliki oleh Indonesia sebagai Negara merdeka.
Beliau menyebutkan beberapa hal yang pertama ada kebangsaan atau
nasionalisme, lalu yang kedua internasionalisme atau kemanusiaan, mufakat atau
permusyawaratan, keadilan sosial, kemudian yang kelima yakni ketuhanan dan
kebudayaan. Lima hal itulah yang menjadi prinsip kemudian diberinama Pancasila
kemudian diusulkan sebagai Weltanschauung Negara Indonesia yang merdeka.
(Agustinus, W. D, 2015)

 Pancasila sebagai Weltanschauung berarti bahwa nilai yang terkandung di dalam


setiap sila-sila Pancasila ini merupakan sesuatu yang sudah ada kemudian
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia lalu disepakati untuk
menjadi dasar Negara. Weltanschauung adalah pandangan dunia yang terdapat
ajaran mengenai makna dan tujuan hidup manusia dalam bangsa dan Negara.
Nilai-nilai dari pancasila memiliki etika kehidupan bersama atau secara
praksis kehidupan masyarakat di Indonesia mengacu kepada nilai-nilai yang
terkandung dalam sila pancasila. Setiap masyarakat Indonesia mampu
mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. (Ilham, S. J dkk ,2019)

 Pancasila sebagai ideologiNegara mengartikan bahwa segala sesuatu yang


berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan
pancasila. Segala peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia semua harus
bersumber dari Pancasila itu sendiri. Semua tindakan kekuasaan atau kekuatan
pada masyarakat harus berlandaskan peraturan hukum yang berlaku. Hukum juga
yang berlaku sebagai norma diNegara sehingga Indonesia menjadi sebuah
Negara hukum. (dewi,savitri 2021)

 Berikut merupakan rincian dari kedudukan pancasila:


1.Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari segala hukum sumber.
2.Pancasila adalah asas tertib hukum Indonesia dalam pembukaan UUD 1945
dan hal ini dijabarkan dalam empat pokok pikiran
3.Sebagai cita-cita hukum dasar Negara hukum tertulis maupun hukum tidak
tertulis.
4.Pancasila memiliki norma yang mengharuskan pemerintahan dan golongan
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur
5.Sebagai sumber penyelenggara Negara (dewi,savitri 2021)
A. PANCASILA DAN LIBERALISME

Pengertian Liberalisme
 Liberalisme adalah paham yang menjunjung kebebasan individu. Pemikiran ini lahir
tidak terlepas dari perkembangan mutakhir Barat sejak
era Renaissance/Aufklarung (zaman pencerahan), sebagai tolak belakang dari
zaman dark ages (zaman kegelapan).

 Liberalisme adalah paham akan kebebasan. Individu diberi kebebasan untuk


berkembang tanpa terbatas dalam pemikiran, agama, pers dan politik, tapi
kebebasan bagi kaum liberal juga harus tetap dipertanggung jawabkan.
Pandangan ini mulai berkembang pada abad 18-19 di Prancis dan Inggris
dengan penekanan pada kebebasan Individu untuk mewujudkan kesejahteraan
melalui perubahan dan inovasi organisasi sosial. Gerakan kebebasan
individu (liberalisme) kemudian menyebar keberbagai bidang, seperti bidang politik,
ekonomi,sosial dan budaya. Liberalisme lahir dari sistem kekuasaan sosial berupa
sistem merkantilisme, feodalisme, dan gereja roman Katolik. Umumnyaliberalisme
inginmeminimalkan campur tangan negara dalam kehidupan sosial. Liberalisme
sebagai suatu ideologibisa dikatakan berasal dari falsafah humanisme yang
mempersoalkan kekuasaan gereja di zaman Renaissancedan juga dari golongan
Whings semasa Revolusi Inggris yang menginginkan hak untuk memilih raja
dan membatasi kekuasaan raja.(siregar,batubara:2021).

 Pengaruh Liberalisme semakin meluas dan mendunia terutama dipenghujung abad


ke-20 dengan runtuhnya Komunisme. Keruntuhan ideologi tersebut menempatkan
liberalisme sebagai satu-satunya paradigma yang harus “diimani” dan “diamini”
seluruh negara, bangsa dan umat manusia. Peradaban dunia seolah harus
menerima tegaknya tata nilai kemanusiaan baru menggantikan nilai-nilai
tradisional yang berkembang sebelumnya, dengan liberalisme sebagai pilar
utamanya. Contohnya,kawasan Asia dan Amerika Latin yang dulunya
berpaham sosialisme, perlahan kini telah mengganti ideologinya menjadi sistem
demokrasi liberal.Hal ini tidak terlepas dari percaturan dunia pasca perang dingin,
yang dimenangkan negara-negara yang menganut paham Liberal
(siregar,batubara:2021).

 Dalam sejarah Indonesia, demokrasi negara ini juga pernah menganut demokrasi
Liberal pada masa pemerintahan Soekarno. Walaupun sekarang Indonesia tidak
menganut sistem tersebut, tetapi pengaruh dan paham liberal masih bisa
dirasakan dalam berbagai aspek. Sehingga mengkaji pemikiran liberalisme masih
sangat relevan dan menarik.Hal ini disebabkan paham Liberalisme yang awalnya
ingin menyuarakan kebebasan invidu telah berdampak pada segala aspek, mulai
dari aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya (siregar,batubara:2021).

Sejarah Liberalisme
 Sejarah liberalisme dimulai dari zaman Renaissance, sebagai reaksi atas
hegemoni kaum feodal pada abad pertengahan di Eropa. Saat itu kekuasaan
gereja mendominasi seluruh aspek kehidupan manusia. Semua aturan
kehidupan ditentukan dan berada di bawah otonomi gereja. Hasilnya, manusia
tidak memiliki kebebasan dalam bertindak, otonomi individu dibatasi dan
bahkan ditiadakan. Kondisi ini memicu kritik dari berbagai kalangan, yang
menginginkan otonomi individu dalam setiap tindakan dan pilihan hidup.
Menurut liberalisme, individu adalah pencipta dan penentu tindakannya. Dengan
konsep seperti ini, maka kesuksesan dan kegagalan seseorang ditentukan oleh
dirinya sendiri, oleh tindakan-tindakannya dan pilihan-pilihan terhadap
tindakan tersebut. Intinya, manusia memiliki kebebasan dalam hidupnya,
manusia adalah pribadi yang otonom. (siregar,batubara:2021).

Pengaruh liberalisme dalam tatanan kehidupan


a. Bidang politik
 Dengan menganut paham liberal, negara-negara kerajaan yang bersifat feodal
dan bertumpu pada kesetiaan raja dan keluarganya telah berubah. Paham liberal
telah melahirkan negara yang demokratis dengan semangat bertumpu
pada nasionalisme yang menekankan persamaan, persaudaraan dan keadilan.
Contoh negara tersebut seperti Prancis, Inggris,Jerman, Italia dan lainnya. Sistem
politik dari negara-negara ini tidak lagi terpusat kepada gereja (Paus) di
Roma. Negara dengan sendirinya menjadi kekuatan yang terbesar, tertinggi dan
otonom yang terinspirasi oleh rasa kebangsaan dan bukan lagi membangun
“kerajaan Tuhan di Bumi”. Oleh sebab itu, bentuk negara dibedakan dalam
dua macam, yakni negara dalam bentuk Republik dan kerajaan.
(siregar,batubara:2021).
Adapun negara yang bentuknya monarki absolut bergeser menjadi
monarki konstitusional atau monarki parlementer, seperti Inggris, Belanda, Belgia dan
Spanyol. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa pada awalnya suara raja dan
suara Paus adalah suara Tuhan, setelah pengaruh Liberalisme melanda Eropa,
kekuatan suara ada di tangan setiap warga. Dengan demikian suara rakyat
adalah suara Tuhan (Fox dei-Fox popule). (siregar,batubara:2021).

b. Bidang ekonomi
 Paham liberal juga masuk pada bidang ekonomi. Tokoh yang terkenal
adalam bidang ini adalah Adam Smith. Sistem ekonomi liberal adalah sistem
ekonomi dimana sebagian besar keputusan dalam perekonomian ditentukan oleh
masing-masing individu, bukan lembaga atau organisasi bahkan pemerintah.
Ekonomi liberal sering dikaitkan dengan dukungan terhadap pasar bebas dan
kepemilikan pribadi atas aset dan modal. Proteksionisme bertentangan
dengan ekonomi liberal karena dianggap tidak mendukung perdagangan
bebas dan pasar terbuka. Secara historis, ekonomi liberal muncul sebagai
tanggapan akan merkantilisme dan feodalisme. (siregar,batubara:2021).

c. Bidang pendidikan
 Dunia pendidikan yang memiliki posisi strategis dalam struktur kebudayaan
setiap bangsa juga tidak luput dari keharusan menyesuaikan diri dengan tuntutan
liberalisasi. Pengaruh tersebut dalam pendidikan di Barat tampak pada
paradigma pendidikan progresifisme, yang memandang setiap individu sebagai
pihak paling tahu yang terbaik bagi dirinya sendiri. Sekolah ataupun guru tidak
berhak menentukan tata nilai yang harus dan tidak semestinya bagi siswa-
siswanya.
Tujuan pendidikan tidak lagi dapat ditekankan pada kepentingan
penyelenggara dalam menebarkan misinya di tengah masyarakat. Sebaliknya,
pendidikan dituntut mempertimbangkan posisi dirinya sebagai fasilitator
masyarakat dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk
memperkembangkan diri.Seiring menguatnya paradigma liberalis-kapitalis,
pendidikan yang semula menjadi wahana pewarisan budaya bergeser menjadi
agen kapital. Pendidikan secara simultan beralih posisi sebagai penopang
industri. Keberadaan industri seakan menjadi jalan akhir bagi proses pendidikan
dengan arah, target serta reward yang secara material semakin kongkrit.
(siregar,batubara:2021).

Pancasila dan Liberalisme


 Dari perspekti f kom unit arism e P ancasi l a dapat m em beri kan penekanan
pada beberapa persoalan sentral Indonesia yang moderen.Prinsip moderen seperti
demokrasi dan faham hak-hak asasi manusiayang menjadi titik pijak politik di
Indonesia pasca reformasi tetapmenunjuk pada pertanyaan seputar pandangan
hidup, pertanyaan yang berhubungan dengan substansi dan pemahaman
tentang manusia.Pancasila adalah jawaban atas pertanyaan ini. Faham hak asasi
manusiasebagai sebuah konsep universal membutuhkan locus kontekstualisasi di
In d on e si a a ga r m en j a d i b a gi a n d ar i h i d up m as ya r a ka t .
P an c asi l a mencegah bahaya privatisasi konsep hidup baik seperti
dipraktikkandalam masyarakat liberal. Namun di sisi lain harus tetap disadari kalau
pancasila hanya menjadi relevan jika selalu terbuka ditafsir lagi dalamterang nilai-
nilai kemanusiaan universal seperti konsep HAM. Bahwa jawaban yang human
atas pertanyaan tentang orientasi makna dan nilai dapat ditemukan dalam
sebuah masyarakat, sangat bergantung pada vitalitas sosial dari tradisi, sumber-
sumber kultural, agama, model-model etos serta tatanan sosial di mana makna dan
nilai tersebut dirawat dan di ha yati.
Pancasila mer upakan suatu model pengawetan dan vitalisasi tradisi
tersebut. Untuk itu Pancasila harus selalu ditematisasi dalam diskursus di ruang
publik. Dengan demikianPancasila mengambil bagian dalam proses
pembentukan kesadaran kolektif bangsa Indonesia.Diferensiasi dan atomisasi
sistem-sistem interaksi moderen hidup dan hanya berfungsi atas dasar prasyarat-
prasyarat kultural. Tatanan hukum negara yang berpijak pada konsep hak-hak asasi
manusia betulmerupakan syarat yang seharunya (necessary condition), tapi bukan
yang mencukupi (sufficient condition) bagi sebuah tatanan masyarakat
yangadil dan sejahtera. Juga konstitusi dan hukum yang paling rasional
sekalipun belum menjadi jaminan dalam berperang
melawan (Madung,2015).

B. PANCASILA DAN KOMUNISME


Pengertian komunisme
Idelogi komunisme mendasarkan pada satu keyakinanbahwa manusia pada hakikatnya
hanya mahkluk sosial saja. Dalam sistem komunisme pandangan hidup bukan lagi
masalah pribadi melainkan masalah partai. Komunisme juga radikal dan doktriner,
sehingga apabila ada yang tidak sesuai dengan mereka, mereka tidak segan-segan
ambil tindakan.Ideologi komunisme yang merupakan paham dimana modal dan aset
dimiliki bersama. Sehingga kepentingan bersama adalah yang terutama.

Pancasila dan Komunisme


Komunisme di Indonesia memiliki stigma buruk akibat bercampurnya dengan
unsur politik.Hal ini secara khusus tampak dalam proses pemilihan ketua partai di
Indonesia, di mana pada setiap Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga kepartaian
secara tidak langsung menyiratkan komunisme sebagai ideologi terlarang. Oleh
karenanya, muncul paradigma dalam masyarakat bahwa komunisme adalah ideologi
yang sesat. (Michael,2016).
komunisme diIndonesia memiliki stigma buruk akibatbercampurnya dengan
unsur politik.Komunisme dalam kajian ilmu hukumterutama ilmu negara adalah
ideologi yang selalu berkolerasi dengan sistem politik dan mencerminkan suatu gaya
hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu yaitu:
1. Gagasan monisme (sebagai lawandari pluralisme). Gagasan ini menolakadanya
golongan-golongan di dalammasyarakat sebab dianggap bahwasetiap golongan
yang berlainan aliranpikir.
2. Kekerasan dipandang sebagai alatyang sah yang harus dipakai untuk mencapai
komunisme. Paksaan ini dipakai dalam dua tahap: pertama terhadap musuh,
kedua terhadap pengikutnya sendiri yang dianggap masih kurang insaf.
3. Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme karena itu semua alat
kenegaraan seperti polisi, tentara, kejaksaan, dipakai untuk diabadikan kepada
tercapainya komunisme. Ini mengakibatkan suatu campur tangan negara yang
sangat luas dan mendalam di bidang politik,sosial dan budaya. (Michael,2016).

Ketika ideologi berubah menjadi alat propaganda maka di situlah terjadi


politisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Komunisme di Indonesia
yang dianggap sebagai larangan melalui Ketetapan Majelis Permusya waratan
Rakyat Sementara Republik Indonesia No. XXV/MPRS/1966 tentang
Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang
Diseluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia
dan Larangan Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan atau Mengembangkan
Faham atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme (TAP MPRS No.
XXV/MPRS/1966) dimana pada bagiankonsiderans termaktub bahwa “Bahwa
faham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme pada inti hakekatnya
bertentangan dengan Pancasila”. (Michael,2016).

C. PANCASILA DAN AGAMA


Kehidupan beragama di Indonesia secara yuridisme mpunyai landasan yang
kuat sebagai mana termaktub dalam dasar negara maupun Undang-UndangDasar
1945. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esamengandung prinsip
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsayang beragamaatau bukan negarayang
berdasarkan agama tertentu dan bukan pula suatunegara sekuler yang memisahkan
agama dengan urusan negara.Indonesia memiliki falsafah negara Pancasila yang
mengakuitentangketuhanan. Oleh karena Pancasila sebagai dasar negara dan
merupakan sumber dari segala sumber hukum, maka apapun aturan atau hukum
yangterbentuk harus mengacu pada nilai-nilai Pancasila. Pengakuan agama atau
kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa, serta jaminan terhadap
penduduk yang beragama dan menjalankan ibadah berdasarkan atas agamaatau
kepercayaan itu, merupakan ciri negara berketuhanan Yang Maha Esa,dengan
demikian bahwa Indonesia bukan negara agama, karena tidakberdasarkan
agama tertentu, juga bukan negara sekulerkarena tidakmemisahkan antara
urusan negara dan agama. Tetapi negara memberikanperlindungan pada semua
agama dan aliran kepercayaan. ini berarti bahwasetiap orang berhak atas
kebebasan beragama atau berkepercayaan. Tidakseorang pun boleh dikenakan
pemaksaan yang akan mengganggukebebasannya untuk menganut atau
memeluk suatu agamaatau kepercayaanpilihannya sendiri, dan negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap pendudukuntuk memeluk agama dan kepercayaannya.
(Budiyono, 2014).
Berdasarkan pada Pasal 29 UUD 1945 besertatafsirnya
tersebut,pemerintahberkewajiban mengatur kehidupan beragama di
Indonesia.Sebagai pelaksanaan Pasal 29 (2) UUD 1945 pemerintahmengeluarkan
UUNo. 1/PNPS/1965tentangpencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaanagama
yang dikukuhkan oleh UU No. 5 Tahun 1969tentangpernyataanberbagai
Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-Undang. Bentuk
keikutsertaan pemerintah dalam persoalan agama adalahdengan adanya
pengakuan terhadap beberapa agama di Indonesia.Pengakuanini muncul
dalam bentuk keluarnya Surat Edaran Menteri DalamNegeri No.477/74054/1978
yang antara lain menyebutkan: Agama yangdiakui pemerintah,yaitu Islam,
Katolik, Kristen/Protestan, Hindu,Buddha,dan Khong Hu Cu. (Budiyono, 2014).
Pemerintah juga membentuk dan mengakui lembaga-lembaga sepertiMUI,
WALUBI, PGI, KWI,dan HINDUDHARMA. Kelompok-kelompokinilah yang
diberi wewenang mengontrol bentuk-bentuk kegiatan dan tafsirkeagamaan di
masyarakat. Kemurnian dan keshahihan tafsir yang benar padagilirannya akan
dijadikan dalih untuk mengontrol dan mengendalikan sejauhmana praktek-praktek
keagamaan yang dijalankan seorang individu ataukelompok masyarakat
menyimpang atau tidak dari garis-garis pokok ajaran keagamaan atau dikatakan
sebagai induk agama. Dalam APBN maupunAPBD tersedia anggaran untuk urusan
keagaaman.

Pancasila sebagai dasar negara danfalsafahkenegaraan Indonesiaditerima


dan ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila merupakan hasilkesepakatan
luhur para pendiri bangsa dalam mendirikan negara Indonesiayang terdiri dari
keanekaragaman suku, ras, agama, dan budaya (Pluralitas).Pancasila yang secara
sadar dan sengaja itu ditempatkan dalam pembukaanUUD 1945sebagai landasan
kefilasafatan yang mendasari dan menjiwaidalam penyusunuan ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang Dasar itu.Dengan demikian, maka Pancasila
melandasikebijakan-kebijakan dalampenyelenggaraan bernegara dan
berbangsayang dituangkan dalam politikhukumnya,sejak berlakunya undang-
undangdasar tersebut, maka penyusunan dan pelaksanaan dari Sistem Tata
Hukum Indonesia harus didijiwai Pancasila. (Budiyono, 2014).
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa berpangkal pada
satukeyakinan bahwa alam semesta bersertaisinyasebagai suatu keseluruhanyang
terjalin secara harmonis adalah hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. (Budiyono,
2014).

Anda mungkin juga menyukai