Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila dengan Ideologi Lain di Dunia

Dosen : DYAN TANJUNG GUNOTOMO

DISUSUN OLEH :

Muhammad Naufal Al Faruq


2TB01
20320229

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
2021/2022
A. Tiga Ideologi besar di dunia

1. Kapitalisme
Kapitalisme (capitalism), secara etimologis, berakar dari kata "capital" yang berarti
modal/kapital. Modal yang dimaksud di sini tidak dimaknai dalam arti sempit-uang. Dalam
lingkup yang lebih luas, kapitalisme meliputi semua sumber daya materiel yang dapat
dipertukarkan. Sedangkan, "isme" sendiri bermakna paham, keyakinan, atau pandangan hidup.
Jadi, ideologi kapitalisme, secara sederhana, dapat diartikan sebagai sebuah paham
yang menganggap penggunaan kapital sebagai elemen utama dalam sistem sosial dan ekonomi.
Kapitalisme juga secara luas diartikan sebagai sebuah sistem produksi, distribusi, dan
pertukaran di mana kekayaan yang terakumulasi diinvestasikan kembali untuk memperoleh
keuntungan terus-menerus.
Kapitalisme dibangun dengan Sekularisme. Pemahaman yang mengajarkan pemisahan
agama dari kehidupan. Dalam hal ini, Kapitalisme telah mengkotak agama hanya sebagai
Ritualisme dan Spiritualisme. Sehingga, untuk menjawab tentang ritual ini, termasuk dari mana
asal kehidupan dan bagaimana akhirnya, mereka menyerahkan kepada agama masing-masing.
Sedangkan dalam masalah kehidupan, manusialah yang mempunyai otoritas untuk
mengaturnya.
Mengenai solusi atas seluruh problem kehidupan manusia, Kapitalis telah memiliki
banyak hukum, yang semuanya dicetuskan berdasarkan asas manfaat. Agar asas manfaat ini
dicapai secara maksimal, harus ada Liberalisme. Demokrasi misalnya, adalah salah satu bentuk
solusi dalam masalah pemerintahan. Demokrasi merupakan kebebasan rakyat dalam
menyatakan pandangannya, yang lahir akibat praktik eksploitasi Teokrasi. Liberalisasi
kepemilikan, misalnya, adalah salah satu bentuk solusi dalam masalah ekonomi, yang
melahirkan individualisme.
Dengan kebebasan tanpa batas, dan berorientasi pada perolehan kemanfaatan yang
sebesar-besarnya, terjadilah eksploitasi orang kaya atas orang miskin. Yang tidak jarang
menimbulkan class stuggle. Untuk menutupi kebocoran ini, maka dicetuskannya walfer state,
dimana negara yang semula hanya menjadi polisi lalu lintas untuk melindungi kebebasan
mutlak individu, akhirnya turun tangan.

2. Sosialisme
Berbeda dengan Kapitalisme, Sosialisme meyakini bahwa pemerintahlah yang berhak
untuk mengalokasikan sumber daya dan kekayaan suatu negara (Landreth & Collander, 1994).
Sosialisme merupakan kritik kepada Kapitalisme. Salah satu kritik Sosialisme kepada
Kapitalisme adalah sistem tersebut membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin.
Sosialisme adalah sebuah ideologi, dan kepemilikan kolektif adalah cara hidup terbaik.
Sosialisme tidak menyetujui kepemilikan pribadi karena membuat orang menjadi egois dan
merusak harmoni alam masyarakat. Sosialisme berharap untuk menghilangkan kemiskinan dan
mengeksploitasi rakyat kecil melalui produksi yang mengatur negara. Sosialisme menuntut
semua lapisan masyarakat, semua lapisan dan lapisan untuk menikmati hak yang sama untuk
menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Sosialisme harus mewujudkan keadilan
umum dalam ekonomi. Tugas negara adalah memastikan bahwa kesejahteraan semua orang
menerima sebanyak mungkin faktor produksi, bukan berfokus pada kesejahteraan pribadi.
Sosialisme percaya bahwa negara adalah sistem di atas masyarakat, dan ia mengatur
masyarakat tanpa syarat. Nilai utama sosialisme adalah kesetaraan, kerja sama, dan kasih
sayang. Produksi dilakukan atas dasar penggunaan, bukan hanya untuk keuntungan. Persaingan
digantikan oleh rencana. Setiap orang bekerja untuk komunitas, berkontribusi pada kebaikan
bersama, dan karena itu mempertimbangkan orang lain. Kedua, basis ontologis sebagai basis
sosialisme terkait dengan fitrah moral umat manusia. Sifat manusia; harmoni dengan tatanan
sosial. Sosialisme percaya bahwa sifat moral manusia itu baik. Sifatnya adalah sosial; ia
mengasumsikan harmoni atau harmoni dalam tatanan sosial.

3. Islam
Ideologi Islam adalah sistem politik yang berdasar keyakinan pokok agama Islam.
Istilah dan definisi ideologi Islam mempunyai istilah dan definisi yang berbeda-beda di sela
para pemikir terkemuka Islam.
Islam dilahirkan dari proses berfikir yang menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap
keberadaan (bangun-bangun) Allah sbg Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta
dan seluruh isinya, termasuk manusia. Darinya lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan
Allah Yang Maha Kenal dan Maha Pengatur, Allah sudah mewahyukan anggaran hidup,
yaitu syariat Islam yang sempurna dan diperuntukkan bagi manusia. Syariat Islam tersebut
bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini tumbuhlah keyakinan akan telah
tersedianya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan mengajarkan manusia sebagai
mentaati penciptanya, dan meyakini akan telah tersedianya hari perjumpaan dengan Allah
SWT. Anggaran hidup yang dimaksud adalah anggaran hidup yang bersumber dari wahyu
Allah. Anggaran ini mengatur bermacam cara hidup manusia yang berjalan dimana saja dan
kapan saja, tak terikat ruang dan kala. Dari peraturan yang mengikat individu
ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan. Seluruhnya telah tersedia diatur
dalam Islam.
Penganut ideologi Islam percaya bila sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah
SWT, masa kehidupan mempunyai tujuan sebagai memperoleh ridha-Nya, dan setelah
meninggal kembali kepada-Nya dengan pertanggungjawaban.
Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan Islam sejak tahun 622
Masehi di Madinah oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini
dapat memberikan solusi dan kemakmuran bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam tak
lagi diterapkan sejak 3 Maret 1924, masa runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak masa itu,
Islam sebagai ideologi tak lagi diterapkan secara menyeluruh, namun hanya diterapkan pada
masing-masing individu saja.


Ketiga Ideologi disebut tiga ideologi besar karena idenya murni dan orisinil, sejarahnya
pun panjang dan ideologinya dapat bertahan lama. Ketiganya ini tidak bisa akur karena masing-
masing memiliki filosofi dasar yang sangat berbeda. Dimanapun mereka berada, ketiga
ideologi ini akan saling bertentangan satu sama lain, hampir atau bahkan tidak mungkin sejalan.
B. Ideologi-ideologi yang pernah atau dianut oleh negara lain

1. Komunisme
Komunisme adalah sebuah konsep politik dan konsep bernegara serta salah satu
ideologi politik, ekonomi, dan sosial dalam sejarah peradaban dunia modern. Secara umum,
pengertian komunisme adalah sebuah gagasan yang menghendaki adanya masyarakat tanpa
kelas, yaitu masyarakat yang tidak memiliki hak milik, uang, hingga negara untuk membuat
masyarakat terstratifikasi dalam kelas yang berbeda.
Komunisme merupakan paham dimana lebih mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Negara yang paham komunisme juga menyatakan,bahwa
semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.
Ideologi komunisme ini dikenal luas atas pemikiran seorang tokoh yang bernama Karl
Marx (5 Mei 1818 – 14 Maret 1883) dan Friedrich Engels (28 November 1820 – 5 Agustus
1895), Meski demikian, istilah “komunisme” itu sendiri sebenarnya sudah jauh dicetuskan
dalam peradaban manusia modern oleh tokoh yang bernama Victor d’Hupay (1746 – 1818).

2. Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah konsep politik serta salah satu ideologi politik, ekonomi,
dan sosial dalam sejarah peradaban dunia modern. Secara umum, pengertian liberalisme adalah
sebuah gagasan dan prinsip yang menekankan kebebasan individu berdasarkan kemerdekaan
dan kesetaraan hak dalam banyak aspek kehidupan bernegara dan bermasyarakat; seperti:
pemerintahan, hak sipil, hak perekonomian, dan banyak lagi.
Liberalisme atau bisa disebut dengan Liberal merupakan sebuah ideologi dari
sekumpulan pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa
kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Konsep ini sendiri berkembang dari banyak pemahaman tokoh-tokoh serta berakar dari
sebuah istilah bahasa Latin, sehingga tidak ada satu pengertian tunggal yang telah dibakukan.

3. Nasionalisme
Nasionalisme adalah sebuah konsep politik dan konsep bernegara. Nasionalisme juga
dianggap sebagai salah satu ideologi politik dalam sejarah peradaban dunia modern. Secara
umum, pengertian nasionalisme adalah sebuah gerakan untuk mengukuhkan kedaulatan sebuah
bangsa atas tanah airnya.
Ideologi nasionalisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang
menitikberatkan kepada kedaulatan negara. Hal yang mutlak dan tidak boleh diganggu oleh
pihak manapun. Setiap warga negara haruslah memiliki rasa mencintai negara lebih dari
apapun dengan berjuang dan berkorban secara bersama-sama demi menjaga kedaulatan negara.
Konsep ini sendiri memiliki beberapa pengertian dari beberapa tokoh, sehingga tidak
memiliki satu gagasan tunggal yang mutlak. Salah satu rujukan pengertian lain yang bisa
diambil untuk menjelaskan konsep nasionalisme adalah definisi dari filsuf bernama Joseph
Ernest Renan (28 Februari 1823 – 2 Oktober 1892).
4. Fasisme
Kata fasisme berasal dari bahasa Italia yaitu “fascio”, kata “fascio” sendiri berasal dari
bahasa Latin yaitu “fascis” yang berarti seikat tangkai kayu.. Secara umum, pengertian fasisme
adalah sebuah gagasan yang memusatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat untuk negara.
Negara yang tidak menghendaki adanya ideologi apapun seperti liberalisme, komunisme, dan
lainnya menginginkan masyarakat bersatu sebagai sebuah bangsa di bawah kepemimpinan
karismatik seorang tokoh dan sebuah partai politik dengan tujuan meraih kejayaan bangsa.
Fasisme sering dianggap sebagai bentuk nasionalisme super ekstrim.. Dalam paham
fasisme, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat jelas terlihat.
Ideologi fasisme ini dikenal luas atas pemikiran tokoh yang bernama Benito Mussolini
(28 April 1945 – 29 Juli 1883), Adolf Hitler (20 April 1889 – 30 April 1945), serta Roger
Griffin (31 Januari 1948 – sekarang).

5. Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari
dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan
ditangan rakyat.. Secara umum, pengertian demokrasi adalah sebuah sistem politik yang
mengupayakan negara dan pemerintahan yang dikendalikan oleh masyarakat untuk
mewujudkan dan melindungi kehendak umum.
Tidak ada pengertian mutlak mengenai istilah demokrasi ini karena istilah ini sudah
berkembang semenjak masa peradaban Yunani kuno dengan penerapan yang beragam. Meski
demikian, demokrasi seringkali memiliki konotasi positif yang digunakan untuk membedakan
sebuah pemerintahan dengan pemerintahan lain yang sedang dipimpin oleh pemimpin lalim
dalam bentuk apapun (raja, kaisar, diktator, pemimpin partai komunis, bahkan presiden
sekalipun).
Selain itu, tidak terdapat tokoh ternama yang berkontribusi dalam pengembangan
pengertian istilah demokrasi karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, istilah demokrasi
sudah muncul bahkan dipraktikkan oleh peradaban Yunani kuno, tepatnya para negara-kota
(Inggris: city-states; Yunani: Polis) seperti Athena, Korintus, Ionia, Syracusa, dan lainnya.

6. Feminisme
Ideologi feminisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang
menitikberatkan kepada kesetaraan hak serta kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan tersebut
meliputi hak ekonomi, politik, sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang publik.
Tujuan utama dari ideologi ini adalah memperjuangkan hak perempuan yang dahulu
kala tidak boleh bersekolah, berpolitik, dan lain sebagainya.
7. Anarkisme
Ideologi anarkisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang menganggap
bahwa negara merupakan sebuah gangguan dan tidak perlu ada. Sebagian wilayah di Spanyol
menganut menganut ideologi.
Ideologi ini menitikberatkan kepada kebebasan setiap individu, di mana sebuah tatanan
negara dan politik dianjurkan untuk dibubarkan dan digantikan dengan tindakan sukarela dari
setiap warga negara.
Di dalam sistem ini tidak ada hierarki di mana setiap orang dapat memainkan perannya
sesuai kehendak masing-masing. Ideologi ini mulanya dianggap relevan namun pada
praktiknya banyak terjadi kebingungan dan akhirnya bubar.

8. Konservatisme
Ideologi konservatisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang
menitikberatkan pada sistem tata kelola dan nilai-nilai ajaran tradisional serta kuno.
Salah satu dari macam-macam ideologi ini anti sekali dengan segala bentuk globalisasi
dan modernisasi yang berkembang di seluruh dunia. Popularitas ideologi konservatisme ada
sejak revolusi perancis.
Menurut pandangan penganut ideologi ini, globalisasi dan modernisasi merupakan hal
yang sia-sia dan memberikan dampak buruk bagi kehidupan mereka.
Globalisasi menurut mereka dianggap dapat menumbuhkan perpecahan, persaingan
tidak sehat, dan adanya kesenjangan.

9. Libertarianisme
Ideologi libertarianisme adalah salah satu dari macam-macam ideologi yang kombinasi
antara ideologi liberalisme dan sosialisme. Setiap orang memiliki kebebasan baik politik dan
ekonomi.
Akan tetapi kepemilikkan pada berbagai sektor strategis salah satu dari macam-macam
ideologi ini lebih dibebankan kepada negara. Pemerintah adalah alat mengatur dan mengawasi
sistem tatanan negara.


Ideologi-ideologi di atas adalah ideologi turunan yang dalam penerapannya hanya
terbatas pada negara tertentu saja / individu tertentu saja, atau merupakan gabungan dari
beberapa ideologi, atau termasuk dalam penerapan dari salah satu tiga ideologi besar yang telah
dijabarkan di atas.
C. Ideologi Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “pañca” yang
memiliki arti “lima” dan “śīla” yang memiliki arti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
IDEOLOGI Negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia,berikut isi
dari Pancasila :
1. Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
2. Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
3. Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia”
4. Sila keempat berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah, Kebijaksanaan,
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
5. Sila Kelima berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai-nilai, norma-norma, dan cita-cita yang
merupakan acuan dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia.
Pancasila adalah ideologi terbuka yang mampu selaras dengan dinamika kehidupan
masyarakat Indonesia. Disebut sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa menyesuaikan diri
menghadapi berbagai zaman tanpa harus mengubah nilai fundamentalnya.
Pancasila bisa hidup di berbagai zaman dan mampu mengatur kondisi dinamika
masyarakat yang sering mengalami perubahan. Akan tetapi, keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai yang ada di dalamnya. Namun, hanya mengembangkan konsep
penerapan dari nilai tersebut agar bisa memecahkan masalah yang berkembang dan terjadi di
kehidupan masyarakat Indonesia.

a. Nilai yang terkandung pada Pancasila sebagai ideologi terbuka

• Pertama, nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,


dan keadilan. Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal,
mengandung cita-cita negara, dan tujuan yang baik dan benar.

• Kedua, nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan
lembaga yang melaksanakannya. Konsep ini merupakan perkembangan dari yang
sebelumnya dasar. Berkatnya, penyesuaian pelaksanaan dari sesuatu yang dasar akan
lebih jelas untuk bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.

• Ketiga, nilai praksis, meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan bisa
digunakan utuk kehidupan bernegara. Dengan nilai terakhir ini, Pancasila bisa
melakukan pengembangan serta perubahan agar bisa sesuai jika diterapkan dalam
kondisi masyarakat Indonesia yang berubah.

b. Syarat Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Selain nilai, terdapat tiga dimensi yang merupakan syarat Pancasila diklaim sebagai gagasan
atau ideologi terbuka. Berikut ini beberapa dimensi yang terdapat dalam Pancasila.

1) Dimensi Idealistis
Bagian ini menyangkut nilai dasar yang sebelumnya disebutkan, yakni ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Keberadaan Pancasila disebutkan sebagai ideologi yang bersumber pada nilai filosofis.
Selain itu, idealistis dari Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme, dan memotivasi
masyarakat sesuai cita-cita bangsa.
2) Dimensi Normatif
Nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila musti diperjelas dengan aturan atau sistem
norma negara. Masih menurut Soeryanto, bagian ini mengartikan bahwa Pancasila bisa
mengatur sesuatu secara mendalam untuk pelaksanaannya melalui norma yang dibuat atau
diubah.
3) Dimensi Realistis
Poin ini mencerminkan Pancasila bisa hidup dalam segala keadaan yang sedang terjadi
di Indonesia. Berkat dimensi ini, realita yang ada di Indonesia bisa diselesaikan dengan
keterbukaan ideologi negara.
Dengan nilai dasar (yang disebutkan universal) dan norma-norma normatif yang bisa
diubah, Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan nyata menghadapi berbagai dinamika
masyarakat Indonesia.

c. Perbandingan Pancasila dengan ideologi lain pada era reformasi


Pada awalnya bersumber dari nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu adat
istiadat, serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh
karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa yang telah
diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara
dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu, Pancasila ada pada
kehidupan bangsa dan kelangsungan hidup bangsa dalam bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara.
Sebelum era reformasi di Indonesia, dalam proses perjuangan melawan kolonialisme
terjadi penyerapan berbagai wawasan ideologi lain yang tidak sejalan dengan Pancasila yang
telah disepakati para pemimpin gerakan kebangsaan Indonesia.
Berbagai ideologi tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Sosialisme
2) Komunisme
3) Liberalisme
Demokrasi liberal. Demokrasi atas nama rakyat Demokrasi untuk kolekti itas Demokrasi Pancasila
Hukum untuk melindungi Berkuasa mutlak satu parpol Diutamakan kebersamaan Hukum untuk menjunjung
tinggi keadilan dan
Dalam politik Hukum untuk melanggengkan Masyarakat sama dengan keberadaban indi idu dan
mementingkan indi idu komunis egara masyarakat
Peran negara ada untuk
Peran negara kecil Peran negara dominan
pemerataan
Demi kolekti itas berarti demi Peran negara hadir untuk tidak
Swasta mendominasi
egara terjadi monopoli, yang
Keadilan distributif yang
Kapitalisme merugikan rakyat
diutamakan
Monopolisme Monopoli egara
Persaingan bebas
Indi idu lebih penting dari Bebas memilih salah satu
Agama candu masyarakat Agamamendorong
pada agama atau kepercayaan.
perkembangan kebersamaan
Agama harus menjiwai dalam
Masyarakat diabdikan Agama harus dijauhkan dari
kehidupan bermasyarakat
bagi indi idu masyarakat
berbangsa dan bernegara
Penghargaan atas HAM Indi idu tidak penting Indi idu diakui keberadaanya
Demokrasi Masyarakat tidak penting Masyarakat lebih penting dari
indi idu Masyarakat diakui
Kolekti itas yang dibentuk keberadaannya
egara hukum
negara lebih penting
Indi idu harus menghormati
Reaksi terhadap
dan tunduk kepada norma
absolutisme
masyarakat.
Atheisme Indi idu akan punya arti
Dogmatis apabila hidup di tengah
Otoriter Kebersamaan masyarakat
Akomodasi Harmoni
alan tengah keselarasan keseimbangan,
Ingkar HAM
dan keserasian dalam setiap
aspek kehidupan
DAFTAR PUSTAKA

https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/488/apa-maksud-dari-pancasila-sebagai-ideologi-
terbuka.html
http://myirfanberbagi.blogspot.com/2016/10/perbandingan-ideologi-pancasila-dengan.html
https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com/iptek/pr-42649924/10-macam-ideologi-yang-ada-
di-dunia-simak-penjelasannya?page=2
https://money.kompas.com/read/2021/07/23/095251026/arti-kapitalis-dan-kapitalisme-
definisi-sistem-ekonomi-dan-contoh
https://www.kompasiana.com/imamahmudi/55002a8ba333119a7250fe58/sekilas-3-ideologi-
besar-dunia
https://www.merdeka.com/jatim/8-macam-ideologi-di-dunia-yang-dianut-oleh-berbagai-
negara-wajib-diketahui-kln.html

Anda mungkin juga menyukai