Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan dan Sidang


BPUPKI

Dosen : DYAN TANJUNG GUNOTOMO

DISUSUN OLEH :

Muhammad Naufal Al Faruq


2TB01
20320229

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
2021/2022
Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan-Kerajaan
A. Zaman Kerajaan Kutai
Pada saat pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan.
Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh kawasan Kalimantan Timur. Pada saat itu raja
mulawarman member 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana. Atas kebaikannya itu, para
Brahmana membuatkan tujuh buah Yupa sebagai tanda terima kasih. Hal tersebut
menunjukan nilai sosial politik dan Ketuhanan telah ada pada kerajaan Kutai. Dimana bentuk
kerajaan dengan agama dijadikan sebagai pengikat kewibawaan raja.
Nilai Pancasila:
1) Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu.
2) Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh kawasan Kalimantan
Timur.
3) Nilai Kerakyatan : Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

B. Zaman Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya terkenal dengan perdagangannya pada Selat Malaka. Sistem
perdagangan telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam
pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang bertugas mengurus pajak, harta benda
kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan dan patung-patung
suci sehingga kerajaan dapat menjalakan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.
Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan
Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra
Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur). Pada hakekatnya nilai-niai budaya
Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup
berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan
pembinaan dan pengembangan agama Buddha.
2) Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha).
Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah tumbuh nilai-nilai
politik luar negeri yang bebas aktif.
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep
Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
4) Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi
Siam dan Semenanjung Melayu.
5) Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

C. Zaman Kerajaan sebelum Majapahit


a. Kerajaan Mataram Kuno
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Mataram Kuno:
1) Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu – Buddha
2) Nilai Kemanusiaan : Menghargai agama lain
3) Nilai Persatuan : Berusaha untuk mempersatukan mataram dengan sekitarnya.
4) Nilai kerakyatan : Kehidupan rakyat sejahtera.

b. Kerajaan Singasari
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Singasari:
1) Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Buddha.
2) Nilai Kemanusiaan : Terbuka dengan kebudayaan asing yang masuk.
3) Nilai Persatuan : Ingin mempersatukan nusantara.
4) Nilai Kerakyatan : Rakyat hidup makmur.
5) Nilai Keadilan : Tidak membeda – bedakan kedudukan.

D. Zaman Kerajaan Majapahit


Agama yang dianut pada zaman Kerajaan Majapahit ini adalah Agama Hindu dan
Budha yang saling hidup berdampingan secara damai. Pada masa ini mulai dikenal beberapa
istilah dan nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan Majapahit, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai sila pertama, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan
secara damai. Istilah Pancasila terdapat dalam bukuNegarakertagama karangan Empu
Prapanca dan Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka
persatuan nasional yang berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”
yang artinya, walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua dan tidak ada agama yang
memiliki tujuan berbeda.
2) Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan Kerajaan
Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga menjalin persahabatan
dengan Negara-negara tetangga.
3) Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam Sumpah
Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-
menteri pada tahun 1331
4) Nilai sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan Majapahit
yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut Prasasti Kerajaan
Brambang (1329), dalam tata Pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat semacam
penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yng berarti
memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam
memutuskan masalah bersama.
5) Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Nilai – Nilai Pancasila Pada Masa Penjajahan

E. Zaman Penjajahan
Nilai-nilai Pancasila pada saat penjajahan Belanda berupa perlawanan - perlawanan
oleh rakyat diberbagai wilayah nusantara sebagai akibat praktek- praktek Belanda yang
dirasa membuat penderitaan bagi rakyat Indonesia.Masa penjajahan Belanda bermula
setelah Kerajaan Majapahitmengalami keruntuhan. Belanda yang pada awalnya ingin mencari
rempah-rempah akhirnya mempunyai rencana untuk menguasai dan memiliki
seluruhkekayaan Indonesia.
Nilai – nilai Pancasila pada zaman penjajahan :
1) Nilai ketuhanan, Setelah Majapahit kerajaan Hindu Budha runtuh pada abad XVI
maka berkambenglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan
itu maka berkambang pula kerajaan-karajaan Islam seperti kerajaan Demak,
Samudra Pasai, Mataram, Banten, dll.
2) Nilai persatuan, dimana kerajaan-kerajaan islam saat itu berusaha untuk
mengalahkan VOC. Namun karena tidak adanya persatuan antarkerajaan, maka
mereka pun dapat dikalahkan.
3) Nilai kerakyatan, adanya rasa senasib sepenanggungan dari para rakyat di Nusantara,
baik dari kalangan atas maupun bawah.

F. Kebangkitan Nasional
Pada awal Kebangkitan Nasional abad XX dipanggung politikinternasional terjadilah
pergolakan kebangkitan dunia timur, di Indonesiakebangkitan nasional(1908). Banyak muncul
pergerakan nasional seperti:

• Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1908 merupakan pelopor
pergerakan nasional, yang dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi
Utomo. Gerakan ini merupakan awal gerakan kemerdekaan dengan kekuatan sendiri.
• Setelah itu munculah Sarekat Dagang Islam(1909), kemudian digantidengan Sarekat
Islam(1911)di bawah H.O.S. Cokroaminoto, IndischePartij(1913),yang dipimpin oleh
tiga serangkai yaitu: Douwes Deker,Ciptimangunkusumo, KI Hajar Dewantoro.
• Pada tahun 1927 munculah Partai Nasional Indonesia (PNI) yangdipelopori oleh
Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokohlainnya. Mulailah perjuangan
bangsa Indonesia menitik beratkan padakesatuan nasional dengan tujuan yang jelas
yaitu Indonesia merdeka.Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah
Pemudasebagai penggerak kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa,satu
bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
Dan masih banyak pergerakan nasional lainnya yang bermunculan saat itu.
Nilai – nilai Pancasila pada masa Kebangkitan Nasional:
1) Sila Pertama, Peran agama, Islam khususnya, dalam usaha memerdekakan
nusantara.
2) Sila Kedua, Rasa senasib sepenanggungan antarmasyarakat menimbulkan
persatuan.
3) Sila Ketiga, Upaya mempersatukan nusantara dengan berdirinya organisasi-
organisasi.
4) Sila keempat, Mulai munculnya rapat-rapat dalam upaya kemerdekaan.
5) Sila Kelima, Upaya membebaskan diri dari Belanda yang serakah, licik, dan tidak adil.

G. Zaman Penjajahan Jepang


Indonesia jatuh ke tangan Jepang karena Belanda takluk pada Jepang. Tak ada
bedanya dengan Belanda, Jepang pun memeras tenaga rakyat untuk kepentingan Jepang.
Janji merdeka diberikan pada Indonesia berkali-kali melalui BPUPKI dan PPKI. BPUPKI
mengadakan sidang untuk mewujudkan keinginan merdeka, yaitu pada :
1. 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945
Membahas usulan-usulan dasar negara yang dihadiri oleh :

• Mr. Muh. Yamin


• Ir. Soekarno
• Prof. Dr. Soepomo

2. 10 Juli 1945 – 16 Juli 1945


Membentuk “Panitia Sembilan” dalam membukukan hukum dasar yang dikenal dengan
“Undang-Undang Dasar”.
Nilai-nilai Pancasila pada masa penjajahan Jepang :
1) Sila pertama, Adanya keterlibatan alim ulama pada perumusan ideologi dasar
Indonesia.
2) Sila Kedua, Adanya upaya kemerdekaan dengan jalur damai atau diplomasi.
3) Sila Ketiga, Bersatu dalam perumusan ideologi dan undang-undang dasar negara.
4) Sila keempat, Adanya permusyawaratan dalam perumusan ideologi negara.
5) Sila Kelima, Adil dalam menerima pendapat dalam perumusan ideologi negara.

H. Sidang PPKI
Nilai – nilai Pancasila saat sidang PPKI :
1) Sila Pertama, Adanya Syariat Islam pada piagam Jakarta sebelum dihapus.
2) Sila Kedua, Adanya pembahasan “Badan Penolong Korban Perang” pada sidang ketiga
PPKI.
3) Sila Ketiga, Persatuan dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
4) Sila Keempat, Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan
musyawarah.
5) Sila Kelima, Adil dalam menerima pendapat dalam musyawarah penetapan-
penetapan negara.

I. Proklamasi Kemerdekaan
Nilai – nilai Pancasila saat proklamasi :
1) Nilai Persatuan, Bersatunya para kaum muda dalam mempercepat proklamasi
kemerdekaan.
2) Nilai Permusyawaratan, Penyusunan teks naskah proklamasi yang dilakukan
Bersama.
3) Nilai Kemanusiaan, Laksamana Maeda yang membantu Indonesia dalam
mewujudkan kemerdekaannya.

J. Pasca Kemerdakaan
Arti proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia :
1. Secara yuridis, Proklamasi menjadi awal tidak berlakunya hukum kolonial, dan mulai
berlakunya hukum masional.
2. Secara politis ideologis, Proklamasi berarti bahwa Indonesia terbebas dari penjajahan dan
memiliki kedulatan untuk menentukan nasib sendiri.

Nilai – nilai Pancasila saat pasca kemerdekaan :


1) Sila Pertama, Adanya wilayah khusus dengan syariat Islam di Nanggroe Aceh
Darussalam.
2) Sila Kedua, Upaya pemerataan social di Indonesia.
3) Sila Ketiga, Bersatu dalam mempertahankan kemerdekaan dari Inggris, Belanda,
maupun pemberontakan.
4) Sila Keempat, Melakukan musyawarah pada tiap-tiap kebijakan dan perubahan
bentuk negara.
5) Sila Kelima, Adanya keadilan bagi rakyat dari timur sampai barat.

Anda mungkin juga menyukai