Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN


BANGSA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS ISLAM KALIMATAN MAB
2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1
Juni 1945 yang disebut sebagai tanggal “lahirnya” Pancasila, Ir. Soekarno yang diakui
sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak pernah berbicara atau menulis
tentang Pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar negara. Dalam
pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut, yang mendapat
berkali-kali applause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan tentang Pancasila tersebut
terbesit setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau
lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr. Radjiman Wedyodiningrat,
Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar atau
sila yang beliau ajukan itu beliau namakan sebagai filosofische grondslag.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif
telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan
Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada
abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada
abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di
Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-
kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada
tahun 1928.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas diantaranya meliputi :
1. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa kerajaan ?
2. Bagaimanakah Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya
dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan
bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup
bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara yang berdasarkan Pancasila.
Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggungjawaban ilmiah, bahwa
Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,
jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia pada
waktu mendirikan negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PANCASILA PADA MASA KERAJAAN DAN


PENJAJAHAN
1. Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan ditemukannya
prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat
diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman ketrurunan dari
Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan
memberi sedekah kepada para Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu
sebagai tanda terimakasih raja yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk.,1977 : 33-
32). Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini
menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri,
serta sedekah kepada para Brahmana.

Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai
integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separuh Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang
berpusat di Jawa.

2. Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan
nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui
tiga tahap yaitu : pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400),
yang bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525)
yang bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan
Indonesia lama. Kemudian ketiga, kebangsaan modern yaitu negara bangsa Indonesia
merdeka (sekarang negara proklamasi 17 agustus 1945) (sekretariat negara RI
1995:11).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan
Wijaya, di bawah kekuasaaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti
Kedudukan Bukit di kaki bukit Sguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 caka
atau 683 M., dalam bahasa melayu kuno huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah kerajaan
Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu-lintas laut di sebelah
barat dikuasainya seperti selat Sunda (686), kemudian selat Malaka (775). Pada
zaman itu kerjaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang cukup disegani di
kawasan asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang
pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai pengawas
dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakat mudah untuk memasarkan
dagangannya (Keneth R. Hall, 1976 : 75-77). Demikian pula dalam sistem
pemerintahaannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan,
rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem
negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan (Suwarno, 1993, 19).

Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas


agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musyafir dari
negara lain misalnya dari Cina belajar terlebih dahulu di universitas tersebut terutama
tentang agam Budha dan bahasa Sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke India.
Malahan banyak guru-guru besar tamu dari India yang mengajar di Sriwijaya
misalnya Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara
adalah tercemin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ‘marvuat vanua
criwijaya dhayatra subhiksa’ (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur)
(Sulaiman, tanpa tahun : 53)

3. Kerajaan Majapahit
Kerajaan ini pernah memiliki wilayah kuasa mencakup sebagian besar
pantai Nusantara, Vietnam Selatan, hingga Barat Papua. Ketika Majapahit
menjalankan kehidupan kerajaannya, orang-orang hidup rukun meski agama mereka
berbeda, yakni Hindu dan Buddha. Dengan begitu, unsur persatuan dalam Pancasila
terlihat ketika melihat kasus tersebut.
Berikut ini nilai-nilai Pancasila lengkap yang dicerminkan oleh Kerajaan
Majapahit:

1. Ketuhanan: Hindu-Buddha hidup bersama dan rukun.


2. Kemanusiaan: Hayam Wuruk memiliki relasi baik dengan Kerajaan
Tiongkok, Kamboja, dan Champa.
3. Persatuan: Kebersamaan terwujud ketika dua agama berbeda bersatu
dalam satu pemerintahan dan dapat hidup damai.
4. Kerakyatan: Adanya profesi khusus di kerajaan yang memberikan
arahan musyawarah.

5. Zaman Penjajahan Bangsa Eropa


Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang lahir dari konteks
sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan bangsa Eropa.
Pancasila merupakan suatu konsep filsafat yang memuat nilai-nilai
keadilan, kemanusiaan, ketuhanan, persatuan, dan demokrasi. Konsep ini
lahir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat Indonesia untuk
memiliki identitas yang jelas dan universal sebagai bangsa yang merdeka.

Pancasila diprakarsai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad


Hatta pada saat keduanya berada dalam tahanan di Pulau Bangka pada
tahun 1945. Mereka menyusun Pancasila sebagai suatu ideologi yang
bisa menjadi pijakan bagi rakyat Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan dari penjajahan bangsa Eropa

Pancasila menjadi semakin penting dalam perjuangan


kemerdekaan Indonesia ketika Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pancasila dijadikan dasar negara dan disepakati oleh para pemimpin
nasional pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).
Dalam konteks perjuangan melawan penjajahan bangsa Eropa,
Pancasila menjadi semacam pandangan hidup yang mempersatukan
rakyat Indonesia dari berbagai suku, agama, dan latar belakang sosial.
Pancasila membawa harapan bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang
merdeka, adil, dan makmur, serta mengakomodasi keberagaman budaya
dan agama yang ada di dalamnya.

Dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa Eropa, Pancasila


juga menjadi sumber inspirasi bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia
untuk melawan segala bentuk penjajahan dan menjaga keutuhan negara.
Pancasila menjadi simbol persatuan dan perjuangan rakyat Indonesia
dalam meraih kemerdekaan dan membentuk negara yang berdaulat,
merdeka, dan adil. Secara keseluruhan, Pancasila dalam konteks sejarah
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan bangsa Eropa menjadi
suatu ideologi yang mempersatukan rakyat Indonesia dalam perjuangan
kemerdekaan, serta memberikan arah dan pijakan bagi pembentukan
negara Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur.

6. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo
yang dipelopori Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Gerakan ini
merupakan awal gerakan kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah
berunculan Indische Partij dan sebagainya. Dan munculah PNI (1928) yang
dipelopori oleh Soekarno. Mulailah perjuangan bangsa Indonesia menitik beratkan
pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Kemudian
pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air
yaitu Indonesia Raya.
Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi
dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni :
(1) Penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan.
(2) Kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya
atau Majapahit.
(3) Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Sedangkan faktor eksternalnya yakni :
(1) timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti
nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme.
(2) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda,
Kongres Nasional India, dan Gandhisme.
(3) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang
menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.

7. Zaman Penjajahan Jepang


Pancasila pada zaman penjajahan Jepang menjadi salah satu panduan dalam
perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya. Pada saat itu,
Jepang datang dan menjajah Indonesia setelah Belanda menyerah pada tahun 1942.

Dalam kondisi yang sulit, Pancasila menjadi salah satu landasan yang kuat
untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan membangun semangat perjuangan untuk
melawan penjajahan Jepang. Pancasila juga menjadi dasar yang menyatukan
berbagai golongan dan suku di Indonesia untuk berjuang bersama.

Selain itu, nilai-nilai dalam Pancasila seperti gotong-royong, keadilan sosial,


dan ketuhanan yang maha esa, menjadi penting dalam menghadapi penjajahan
Jepang yang brutal dan kejam. Rasa persatuan dan kemanusiaan menjadi penting
dalam mempersatukan bangsa dalam menghadapi ancaman penjajah.

Pada akhirnya, perjuangan Indonesia dalam mengusir penjajah Jepang


berhasil terwujud berkat semangat perjuangan untuk meraih kemerdekaan yang telah
tertanam kuat dalam Pancasila. Pancasila menjadi salah satu tonggak sejarah yang
penting dalam perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu, dan masih terus dijadikan
acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara hingga saat ini. Dan
untuk mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang
menganjurkan untuk membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyumbi Tioosakai.
Pada hari itu juga diumumkan sebagai Ketua (Kaicoo) Dr. KRT. Rajiman
Widyodiningrat, yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada siding BPUPKI
adalah membahas tentang dasar negara.

8. Sidang BPUPKI
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang lahir dalam konteks
perjuangan bangsa pada masa kemerdekaannya. Sidang Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sidang yang diadakan pada
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 di Gedung Dwiwarna, Jakarta, Indonesia dengan tujuan
membahas usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia dan menyusun dasar
negara bagi Indonesia merdeka.
Pancasila dalam sidang BPUPKI disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai
salah satu alternatif dasar negara bagi Indonesia merdeka. Pancasila merupakan hasil
pemikiran para tokoh bangsa Indonesia yang telah melakukan perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan. Konsep Pancasila sendiri diambil dari ajaran kepercayaan
Hindu-Buddha yang memiliki arti lima prinsip atau lima dasar kehidupan yang
harmonis.
Dalam upaya menyusun dasar negara bagi Indonesia merdeka, konsep
Pancasila dipilih sebagai dasar ideologi negara yang mengakomodasi keberagaman
budaya, agama, dan suku bangsa di Indonesia. Pancasila menjadi dasar negara
Indonesia setelah diratifikasi pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada 18 Agustus 1945.
Dalam kaitannya dengan konteks perjuangan bangsa pada masa itu,
Pancasila dibuat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang memiliki
kepentingan yang sama dalam mengusir penjajah dan mencapai kemerdekaan.
Pancasila juga menjadi landasan bagi pembangunan negara Indonesia yang
mencakup aspek sosial, politik, dan ekonomi agar terwujudnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Pada hari pertama sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 ketua
BPUPKI meminta para anggota BPUPKI untuk mengemukakan dasar Indonesia
merdeka. Pada tanggal 29 Mei, 31 Mei dan 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI yaitu
Mr. Moh. Yamin, Prof, R, Soepomo dan Ir. Soekarno masing-masing
mengemukakan pendapatnya tentang lima asas atau lima dasar Negara Indonesia
merdeka.
Adapun rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dikemukakan para
anggota BPUPKI tersebut adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 29 Mei1945 Mr. Moh. Yamin menyampaikan dalam
pidatonya lima asas atau dasar Negara Indonesia merdeka, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat.

Di samping pidato tersebut Mr. Muh. Yamin menyampaikan pula


secara tertulis rancangan UUD Republik Indonesia yang di dalam
pembukaannya tercantum lima asas dasar negara.
Lima asas tersebut rumusannya berbeda dengan yang
diucapkannya dalam pidatonya , yaitu sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 31 Mei 1945, dalam pidatonya Prof. R. Soepomo
mengemukakan pendapatnya tentang lima asas atau lima dasar Negara
Indonesia merdeka dengan rumusan sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945 tibalah giliran Ir. Soekarno untuk
menyampaikan pidatonya pada sidang BPUPKI. Dalam pidato itu
Ir. Soekarno mengusulkan pula lima asas untuk menjadi dasar
negara Indonesia Merdeka yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pada tanggal 1 Juni 1945 untuk lima asas atau lima dasar
sebagai dasar Negara Indonesia merdeka oleh Ir. Soekarno
diusulkan untuk diberi nama Pancasila yang mana istilah itu
diperolehnya dari seorang temannya yang ahli bahasa. Adapun
usul Ir. Soekarno agar Dasar Negara Indonesia yang terdiri dari
lima asas atau lima dasar dinamakan Pancasila, disetujui peserta
sidang BPUPKI.
Dalam perkembangannya kemudian yaitu tahun 1947
pidato Ir. Soekarno tersebut dipublikasikan dalam bentuk sebuah
buku yang berjudul lahirnya Pancasila dan oleh karena itulah
muncul anggapan umum bahwa lahirnya Pancasila adalah tanggal
1 Juni 1945 pada saat peserta sidang pertama BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945 menyetujui usulan Ir. Soekarno agar nama
Dasar Negara yang terdiri dari lima sila dinamakan Pancasila.

9. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI


Pada pertengahan bulan Agustus 1945 akan dibentuk PPKI (Panitia
Penyelenggara Kemerdekaan Indonesia). Untuk keperluan itu Ir. Soekarno dan Drs.
Muh. Hatta dan Dr.Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas Pangilan Jendral Besar
Terauchi.
Pada tanggal 9Agustus 1945 Jendral Terauchi memberikan kepada mereka 3
cap, yaitu :
1. Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI, Moh. Hatta sebagai wakil
dan Radjiman sebagaianggota
2. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 19453.
Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia di serahkan seperlunya pada
panitia.Sekembalinya dari Saigon 14 agustus 1945, Ir. Soekarno mengumumkan
dimuka umum bahwa bangsa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga
(secepat mungkin) dankemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan merupakan hadiah
dari Jepang melainkan dari hasil perjuangan sendiri. Setelah Jepang menyerah pada
sekutu, maka kesempatan itu di pergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk mempersiapkan Proklamasi tersebut maka
pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi kerumah Laksamana Maeda di Oranye
Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No.1). Setelah diperoleh kepastian
maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada larutmalam dengan Mr. Achmad
Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik,Dr. Buntaran, Mr.
Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskanredaksi naskah
Proklamasi.
Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarno lah yangditerima dan
diketik oleh Sayuti Melik.Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di
Pegangsaan Timur 56 Jakarta,tepat pada hari Jumat Legi, jam 10 pagi Waktu
Indonesia Barat (Jam 11.30 waktu Jepang),Bung Karno dengan didampingi Bung
Hatta membacakan naskah Proklamasi dengankhidmat dan diawali dengan pidato,
sebagai berikut :

Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945,


PPKImengadakan sidangnya yang pertama.

1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)Sidang pertama PPKI dihadiri 27


orang dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai
berikut :Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi :
Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta yang
kemudian berfungsisebagai pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari
badan penyilidik padatanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan piagam
Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar
1945.Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang
pertama.Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat
sebagai badan Musyawarah darurat.
Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945Pebedaan terjadi antara golongan
muda dan dolongan muda tentang kapan pelaksanaan proklamasi. Oleh karena iti
perbedaan memuncak dan menyebabkan soekarno hatta ke rengasdengklok agar
tidak mendapat pengaruh jepang. Kemudian pada pagi hari tanggal 17 Agustus1945
di jalan Penggasan Timur 56 Jakarta, bung Karno di dampingi oleh Bung
Hattamembacakan teks Proklamasi.
Sidang PPKI
1) Sidang pertama (18 Agustus 1945) Dihadiri 27 orang dan
menghasilkan keputusan berikut :
a. Mengesahkan UUD 1945 meliputi :
1. Setelah melakukan perubahan Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai pembukaan UUD 1945
2. Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah
diterima dari Badan Penyelidik padatanggal 17 Juli
1945, mengalami perubahan karena berkaitan dengan
perubahan PiagamJakarta dan kemudian berfungsi
sebagai UUD 1945.
b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia pusat
sebagai badan musyawarah darurat.

(2.) Sidang kedua (19 Agustus 1945)


Menentukan ketetapan sebagai berikut :
- Tentang daerah propinsi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra,
Borneo,Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil.
- Untuk sementara waktu kedudukan kooti dan sebagainya di teruskan seperti
sekarang.
- Untuk sementara waktu kedudukan dan gemeente diteruskan seperti sekarang
dan di bentuknya 12 departemen kementrian.

(3.) Sidang ketiga (20 Agustus 1945)


Melakukan pembahasan terhadap agenda tentang “badan penolong korban
perang” yang terdiri dari 8 pasal tersebut yaitu Pasal 2 dibentuklah suatu badan
yang disebut “ Badan Keamanan Rakyat ” BKR.

(4.) Sidang keempat (22 Agustus 1945)


Membahas agenda tentang komite nasional Partai Nasional Indonesia yang
berkedudukan di Indonesia.

Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian
sebagai berikut :
Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya
tertibhukum kolonial.
Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
terbebasdari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib
sendiri dalam suatunegara Proklamasi Republik Indonesia.Setelah prokamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia masihmenghadapi
kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda
diIndonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland
Indies Civil Administration). Selain itu Belanda juga secara licik
mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Proklamasi RI. Hadiah pasis
Jepang.Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia Internasional, maka
pemerintah RImengelurkan tiga buah maklumat :
1) Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang
menghentikankekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya
(seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian maklumat tersebut
memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPRyang semula dipegan
oleh Presiden kepada KNIP.
2) Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan
partai politikyang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari
anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi partai.
Maklumat tersebut juga sebagai upayaagar dunia barat menilai bahwa negara
Proklamasi sebagai negara Demokratis3) Maklumat pemerintah tanggal 14
Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubahsistem kabinet
Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.
Tujuan Pembelajaran 1.3:Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Sebagai hasil dari Konfrensi Meja Bundar (KMB)
maka ditanda tangani suatu persetujuan(mantel resolusi) oleh Ratu Belanda
Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Haag padatanggal 27 Desember
1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuanhasil KMB
lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain :
a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (fderalis) yaitu 16 Negara
pasal (1 dan2).
b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi
liberal dimanamentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah terhadap parlemen(pasal 118 ayat 2).
c) Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun
isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi
yang terinci.
d) Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh
karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan
kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”.

Anda mungkin juga menyukai