B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas diantaranya meliputi :
1. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa kerajaan ?
2. Bagaimanakah Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya
dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan
bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup
bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara yang berdasarkan Pancasila.
Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggungjawaban ilmiah, bahwa
Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,
jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia pada
waktu mendirikan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai
integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separuh Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang
berpusat di Jawa.
2. Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan
nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui
tiga tahap yaitu : pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400),
yang bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525)
yang bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan
Indonesia lama. Kemudian ketiga, kebangsaan modern yaitu negara bangsa Indonesia
merdeka (sekarang negara proklamasi 17 agustus 1945) (sekretariat negara RI
1995:11).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan
Wijaya, di bawah kekuasaaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti
Kedudukan Bukit di kaki bukit Sguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 caka
atau 683 M., dalam bahasa melayu kuno huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah kerajaan
Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu-lintas laut di sebelah
barat dikuasainya seperti selat Sunda (686), kemudian selat Malaka (775). Pada
zaman itu kerjaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang cukup disegani di
kawasan asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang
pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai pengawas
dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakat mudah untuk memasarkan
dagangannya (Keneth R. Hall, 1976 : 75-77). Demikian pula dalam sistem
pemerintahaannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan,
rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem
negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan (Suwarno, 1993, 19).
3. Kerajaan Majapahit
Kerajaan ini pernah memiliki wilayah kuasa mencakup sebagian besar
pantai Nusantara, Vietnam Selatan, hingga Barat Papua. Ketika Majapahit
menjalankan kehidupan kerajaannya, orang-orang hidup rukun meski agama mereka
berbeda, yakni Hindu dan Buddha. Dengan begitu, unsur persatuan dalam Pancasila
terlihat ketika melihat kasus tersebut.
Berikut ini nilai-nilai Pancasila lengkap yang dicerminkan oleh Kerajaan
Majapahit:
6. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo
yang dipelopori Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Gerakan ini
merupakan awal gerakan kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah
berunculan Indische Partij dan sebagainya. Dan munculah PNI (1928) yang
dipelopori oleh Soekarno. Mulailah perjuangan bangsa Indonesia menitik beratkan
pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Kemudian
pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air
yaitu Indonesia Raya.
Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi
dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni :
(1) Penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan.
(2) Kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya
atau Majapahit.
(3) Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Sedangkan faktor eksternalnya yakni :
(1) timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti
nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme.
(2) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda,
Kongres Nasional India, dan Gandhisme.
(3) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang
menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.
Dalam kondisi yang sulit, Pancasila menjadi salah satu landasan yang kuat
untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan membangun semangat perjuangan untuk
melawan penjajahan Jepang. Pancasila juga menjadi dasar yang menyatukan
berbagai golongan dan suku di Indonesia untuk berjuang bersama.
8. Sidang BPUPKI
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang lahir dalam konteks
perjuangan bangsa pada masa kemerdekaannya. Sidang Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sidang yang diadakan pada
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 di Gedung Dwiwarna, Jakarta, Indonesia dengan tujuan
membahas usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia dan menyusun dasar
negara bagi Indonesia merdeka.
Pancasila dalam sidang BPUPKI disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai
salah satu alternatif dasar negara bagi Indonesia merdeka. Pancasila merupakan hasil
pemikiran para tokoh bangsa Indonesia yang telah melakukan perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan. Konsep Pancasila sendiri diambil dari ajaran kepercayaan
Hindu-Buddha yang memiliki arti lima prinsip atau lima dasar kehidupan yang
harmonis.
Dalam upaya menyusun dasar negara bagi Indonesia merdeka, konsep
Pancasila dipilih sebagai dasar ideologi negara yang mengakomodasi keberagaman
budaya, agama, dan suku bangsa di Indonesia. Pancasila menjadi dasar negara
Indonesia setelah diratifikasi pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada 18 Agustus 1945.
Dalam kaitannya dengan konteks perjuangan bangsa pada masa itu,
Pancasila dibuat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang memiliki
kepentingan yang sama dalam mengusir penjajah dan mencapai kemerdekaan.
Pancasila juga menjadi landasan bagi pembangunan negara Indonesia yang
mencakup aspek sosial, politik, dan ekonomi agar terwujudnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Pada hari pertama sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 ketua
BPUPKI meminta para anggota BPUPKI untuk mengemukakan dasar Indonesia
merdeka. Pada tanggal 29 Mei, 31 Mei dan 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI yaitu
Mr. Moh. Yamin, Prof, R, Soepomo dan Ir. Soekarno masing-masing
mengemukakan pendapatnya tentang lima asas atau lima dasar Negara Indonesia
merdeka.
Adapun rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara yang dikemukakan para
anggota BPUPKI tersebut adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 29 Mei1945 Mr. Moh. Yamin menyampaikan dalam
pidatonya lima asas atau dasar Negara Indonesia merdeka, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat.
Pada tanggal 1 Juni 1945 untuk lima asas atau lima dasar
sebagai dasar Negara Indonesia merdeka oleh Ir. Soekarno
diusulkan untuk diberi nama Pancasila yang mana istilah itu
diperolehnya dari seorang temannya yang ahli bahasa. Adapun
usul Ir. Soekarno agar Dasar Negara Indonesia yang terdiri dari
lima asas atau lima dasar dinamakan Pancasila, disetujui peserta
sidang BPUPKI.
Dalam perkembangannya kemudian yaitu tahun 1947
pidato Ir. Soekarno tersebut dipublikasikan dalam bentuk sebuah
buku yang berjudul lahirnya Pancasila dan oleh karena itulah
muncul anggapan umum bahwa lahirnya Pancasila adalah tanggal
1 Juni 1945 pada saat peserta sidang pertama BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945 menyetujui usulan Ir. Soekarno agar nama
Dasar Negara yang terdiri dari lima sila dinamakan Pancasila.