Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia, sebelum pancasila disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada masyarakat bangsa Indonesia,
seperti nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nila-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada
sejak zaman dahulu sebelum Indonesia merdeka dan telah masyarakat amalkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga nilai-nilai pancasila sendiri berasal
dari masyarakat Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat tersebut diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pejuang kemerdekaan menjadi dasar negara republik
Indonesia. Proses perumusuan dasar negara tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI.
Sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, dilanjutkan dengan sidang kedua serta disahkannya
pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.

Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit politik yang
digunakan para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita memahami nilai-nilai Pancasila secara
utuh terutama Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman dari sejarah
perjuangan bangsa indonesia membentuk suatu negara yang erat kaitannya dengan perumusan
Pancasila sebagai dasar Negara. Selain sebagai dasar negara Pancasila juga sebagai ruh bangsa
negara, pandangan hidup Bangsa, jiwa dan kepribadian hidup bangsa serta sebagai perjanjian
luhur bangsa Indonesia pada waktu para pejuang mendirikan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan ?

1.2.2 Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan ?

1.2.3 Bagaimana proses terjadinya Proklamasi Kemerdekaan 1945 ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Dapat memahami nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan.

1.3.2 Dapat memahami perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan.

1.3.3 Dapat memahami pproses terjadinya Proklamsi Kemerdekaan 1945.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional

Menurut sejarah, kira-kira pada abad ke VII-XII bangsa Indonesia mendirikan kerajaan telah
mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad ke XIII-XVI
didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu merupakan tonggak sejarah
bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada masa itu telah memenuhi syarat-syarat suatu
bangsa yang mempunyai negara. Kedua kerajaan itu merupakan negara-negara berdaulat,
bersatu, serta mempunyai wilayah yang meliputiseluruh nusantara ini. Pada zaman tersebut,
kedua kerajaan itu mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera.

Menurut Mr.Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaa Indonesia tidak dapat


dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap. Pertama, zaman
Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra (600-1400). Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit
(1293-1525). Kedua tahap negara kebangsaan tersebut adalah negara kebangsaan lama. Ketiga,
negara kebangsaan modern, yaitu negara Indonesia merdeka 17 Agustus 1945.

Masa Kerajaan Sriwijaya

Pada abad ke VII berdirilah kerjaan Sriwijaya di bawah kekuasaan wangsa Syailendra.
Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dengan menggunakan huruf pallawa tersebuut dikenal
juga sebagai kerajaan maritime yang mengandalkan jalur perhubungan laut. Kerjaan Sriwijaya
menguasai Selan Sunda, kemudian Selat Malaka. System perdagangan telah diatur dengan baik,
dimana pemerintahan memlalui pegawai raja membentuk suatu badan yang dapat
mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat mengalami kemudahan dalam
pemasarannya. Dalam system pemerintahan sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta
benda kerjaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan Gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan system negaranya dengan
nilai-nilai ketuhanan.
Pada zaman sriwijaya telah dibuat universitas agama Budha yang sudah dikenal di Asia.
Pelajar dari universitas ini bias melanjutkan studinya ke negara India, seperti Dharmakitri. Cita-
cita kesejahteraan Bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya,
sebagaimana tersebut dalam perkataan "marvuat vannua Criwijaya Siddhayatra Subhiksa"
(suatu ckita-cita negara yang adil dan makmur).

Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


tata pemerintahan atasa dasar musyawarah dan keadilan social telah telah terdapat sebgai
asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu,
hanya saja belum dirumuskan secara konkret. Dokumen tertulis yang membuktikan
terdapatnya unsur-unsur tersebut adalah prasasti-prasasti di Talang Batu, Kedukan Bukit,
Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur.

Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah menunjukkan nilai-
nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:

1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup
berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan
pembinaan dan pengembangan agama Budha.
2. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dan India (Dinasti Harsha).
Pengiriman para pelajar untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri
yang bebas dan aktif.
3. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritime, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara
kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara
4. Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas, meliputi
(Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
5. Niai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnya sangan makmur.

Masa Kerajaan Majapahit


Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerjaan-kerjaan di Jawa Tengan dan Jawa
Timur secara silih berganti, yaitu kerajaan Kalingga (abad ke-VII) dan Sanjaya (abad ke-VIII),
sebagai refleksi punjak budaya dari kerajaan tersebut adalah dibangunnya Candi Borobudur
(candi agama Budha pada abad ke-IX) dan Candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-
X).

Di Jawa Timur muncul juga kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke-IX), Dharmawangsa (abad
ke-X), dan Airlangga (abad ke-XI). Agama yang diakui kerajaan adalah agama Budha, agama
Wisnu, dan agama Syiwa yang telah hidup berdampingan secara dami. Nilai-nilai kemanusiaan
telah tercermin dalam kerjaan ini, terbukti menrut prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga telah
mengadakan hubungan dangan dan bekerjasama dengan Benggala, Chola, dan Champa. Nilai-
nilai sila keempat telah terwujud yaitu dengan diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui
musyawarah antara pengikut Airlangga dengan rakyat dan kaum Bramhana. Sedangkan nilai-
nilai keadilan social terwujud pada saat Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul
dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat.

Bahkan, pafda masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali yang terdapat dalam buku
Negarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam
buku tersebur istilah Pancasila disampung mempunyai arti "berbatu sendi lima" (dalam Bahasa
Sansekerta), juga mempunyai arti "pelaksana kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama), yaitu :

1. Tidak boleh melakukan kekerasan.


2. Tidak boleh mencuri.
3. Tidak boleh berjiwa dengki.
4. Tidak boleh berbohong.
5. Tidak boleh mabuk minuman keras.

Pada abad ke-XIII, berdiri kerajaan Singasari di Kedi, Jawa Timur, yang ada hubungannya dengan
berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemas an kerajaan Majapahit terjadi pada masa
pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengsan Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan
Majapahit semasa jayanya membentang dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.
Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah tebukti pada waktu Hindu dan Budha hidup
berdampingan secara damai. Empi Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang didalamnya
telah terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma di mana dalam buku
itu terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua", artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki
tujuan berbeda. Hal ini menunjukan realitas beragama pada saat itu. Seloka toleransi ini juga
diterima kerajaan oleh Kerajaan Pasai di Sumatera sebagai bagian Kerjaan Majapahit yang telah
memeluk agam Islam.

Sila kemanusiaan telah terjwujud, yaitu hubungab Raja Hayam Wuruk dengan baik dengan
kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu, juga mengadakan
persahabatan dengan negara-negara atas dasar Mitreka Satuta,

Perwujudan nilai-nilai perstauan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan kerajaan,


khususnya Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada yang diucapkannya pada siding Ratu
dan Menteri-menteri pada tahun 1331, yang berisi tentang cita-cita mempersatukan nusantara
raya yang berbunya "Saya baru akan berhenti puasa makan palapa, jika seluruh nusantara
bertakluk dibawah kekuasan negara, jika gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dhampo, Bali,
Sunda, Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan.

Sila kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga telah dilakukan oleh
system pemerintahan Kerajaan Majapahit. Menurut Pasasti Brungbung (1329) dalam tata
pemerintahan Majapahit terdapat semacam penasehat kepada kerajaan, seperti Rakyaan I
Hino, I Shirikan dan I Halu yang berarti memmberi nasehat kepada raja. Kerukunan gotong
royong dalam kehidupan masyarakat telah menambuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat
dalam memutuskan maslah Bersama. Sedangkan perwujudan sila keadilan social adalah sebagai
wujud dan berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya ditopang dengan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyatnya.

Berdasarkan uraiain di atas dapat kita pahami bahwa zaman Sriwijaya dan Mjapahit adalah
sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam menggapai cita-citanya.
2.2 Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan

Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama tempeh-rempah yang
sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia, menyebabkan bangsa asing (Eropa)
masuk ke Indonesia. Bangsa Eropa yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki
Indonesia yaitu, Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Masuknya Bangsa Eropa seiring dengan
kemundurannya Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari persilihan dan perang saudara, yang
berarti nilai-nilai nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun pada abad ke-XVI agama Islam
berkembang dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Samudera Pasai,
dan Demak, tampaknya tidak mampu membendung tekanan bangsa Eropa memasuki
Indonesia.

Bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi Indonesia ini. Sejak


itu, mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan penjajahan Eropa pada khsususnya
Belanda. Masa penjajahan Belanda itu dijadikan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dalam mencapi cita-citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang telah dicapai bangsa
Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan negara hilang,
persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah diinjak-injak penjajah.

Perjuangan sebelum abad ke-XX

Kita mengenal nama-nama pahlawan bagsa yang berjuang dengan gigih melawan pejajah. Pada
abad ke-XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh Sultan Agung (Mataram
1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa di Banten (1650), Hasanuddin di Makasar (1660),
Iskandar Muda di Aceh (1635), Untung Surapati dan Trunojoyo di Jawa Timur (1670), Ibnu
Iskandar di Minangkabau (1680), dll.

Pada permulaan abad ke-XIX, dalam memperkuat kolonialismenya, penjajah Belanda mengubah
system yang semula berbentuk persoalan dagang partikelier yang bernama VOC berganti
dengan badan pemerintahan resmi, yaitu pemerintahan Hindia Belanda. Kemudian Belanda
mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817), Imam Bonjol
di Minangkabau (1822-1837), Diponegoro di Mataram (1825-1830), Badaruddin di Palembang
(1817). Pangeran Antasari di Kalimantan (1860), Jelantik di Bali (1850), Anang Agung Made di
Lombok (1895), Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nya'Din di Aceh (1873-1904), si
Singamangaraja di Batak (1900). Hal ini membuktikan betapa pentingnya persatuan dalam
menghadapi penjajah.

Kebangkitan Nasional 1908

Pada awal abad ke 20 adalah awal dari kebangkitan Indonesia yang dimulai dengan berdirinya
organisasi-organisasi seperti Budi Utomo pada tanggal 20 mei 1908 dengan tokohnya yang
terkenal adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian muncul organisasi Serikat Dagang Islam
(SDI) pada tahun 1909, dan berubah nama menjadi Serikat Islam (SI) pada tahun 1911, dibawah
pimpinan H.O.S.Tjokro Aminoto. Berikutnya muncul pila Inddiche Partij pada tahun 1913 yang
dipimpim oleh Douwes Dekker, Cipto Mangun Kusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Dan pada
tahun 1927 berdirilah sebuah partai politik yang di pelopori Ir.Soekarno dan kawan-kawan yaitu
PNI (Partai Nasional Indonesia).

Sumpah Pemuda 1928

Pada tanggal 28 oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah perjuangan bangsa
Indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia yang di pelopori oleh Muh. Yamin,
Kuncoro Purbopranoto dan lain-lain mengumandangka sumpah pemuda yang berisi pengakuan
akan adanya bangsa, tanah air, dan bahasa satu yaitu Indonesia.

Melalui sumpah ini makin tegaslah apa yang diinginkan bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan
tanah air dan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa yang
merupakan syarat mutlak . sebagai tali pengikat persatuan ini adalah Bahasa Indonesia.

Sebagai realisasi perjuangan bangsa Indonesia, pada tahun 1930 berdirilah Partai Indonesia
yang disingkat dengan Partindo sebagai pengganti dari PNI yang dibubarkan. Kemudian
golongan Demokrat yang terdiri atasa Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI baru,
dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
Perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, dengan di bomnya Pearl Harbour
oleh Jepang. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia menghalau
penjajah Belanda. Peristiwa penyarahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati
Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942.

Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari


cengkraman Belanda. Oleh karena itu, Jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah
putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Akan tetapi, hal itu hanya tipu muslihat agar
rakyat Indonesia mau membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda. Kemudian Indonesia
mendapatkan penderitaan dan penindasan yang luar biasa. Kemerdekaan Indonesia semakin
merasa menjauh, bahkan tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Kekecewaan rakyat Indonesia
ini menyebabkan adanya perlawanan-perlawanan terhadap Jepang, seperti pemberontakan
Peta di Blitsr.

Kemudian Jepang membujuk bangsa Indonesia agar mendapat bantuan dari rakyat Indonesia.
Mereka mengumumkan janji keduanberupa kemerdekaan tanpa syarat yang disampaika
seminggu sebelum Jepang menyerah. Bangsa Indonesia diperkenankan memperjuangkan
kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara Indonesia meredeka di
hadapan musuh Jepang.

2.3 Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pembahasan pada subbagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan UUD 1945,
proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan Pancasila dasar negara dan
UUD 1945.

Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945

Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang menumumkan akan
dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi
Tyosakai). Badan Penyelidik ini kemudian dibentuk pada tanggal 29 April 1945. yang
beranggotakan 60 orang dan anggota tambahan 6 orang, yang diketuai oleh Dr.K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat.

Dengan adanya Badan Penyelidik ini Bangsa Indonesia telah dapat secara legal mempersiapkan
kemerdekaannya, merumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi Negara merdeka.

Pada tanggal 29 Mei 1945 Badan Penyelidik mengadakan sidang pertama. Beberapa tokoh
berbicara dalam sidang tersebut.

1. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Beliau mendapatkan kesempatan pertama mengemukakan pidatonya. Pidatonya berisikan lima


asas dasar utnuk Negara yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Setalah berpidato beliau menyampaikan usulan tertulis mengenai Rancangan UUD Republik
Indonesia yang berbunyi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kebangsaan persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Terdapat perbedaan bahwa usul yang dikemukakan Mr.Muhammad Yamin secara lisan dan
yang dikemukakan secara tertulis, hal itu dianggap sebagai bukti sejarah.

2. Mr. Soepome (31 Mei 1945)

Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada
tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah
negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial.

3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Pada tanggal 01 Juni 1945, Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya dihadapan sidang pada hari
ke-3 Badan Penyelidik. Dalam pidato nya diusulkan lima hal untuk menjadi dasar negara
merdeka yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)
3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Untuk lima dasar negara itu beliau usulkan pula agar diberi nama Pancasila, lima prinsip
sebagai dasar negara. Lima prinsip ini kemudian diperas lagi menjadi Tri Sila yaitu:

1. Sosio Nalisme (Kebangsaan)


2. Sosio Demokrasi (Mufakat)
3. Ketuhanan. Kemudian Tri Sila ini diperas lagi menjadi Eka Sila yang berinti gotong
royong.

Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan anggota BPUPKI mengadakan pertemuan untuk membahas
pidato dan usulan mengenai dasar negara yang telah dikemukan dalam sidang sebelumnya.
Setelah mengadakan pembahasan kemudian tersusunlah sebuah piagam yang kemudian
dikenal dengan Piagam Jakarta, dengan rumusan pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Karakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kesembilan tokoh tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A. A. Maramis, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Moezakir, Haji Agus Salim, Achmad Soebardjo, K.H. Wachid Hasjim,
dan Mr. Muh. Yamin.

Piagam Jakarta ini kemudian diterima Badan Penyelidik pada sidang ke-2 tanggal 14-16 Juli
1945.
Proklamasi Kemerdekaan dan Maknanya

Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
dalam bahasa Jepang disebutDokuritu Zyunbi linkai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan
wakilnya Drs. Moh. Hatta. Panitia ini berfungsi sebagai :

1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia.


2. Sebagai pembentuk negara.

Menurut teori hukum, badan ini mempunyai wewenang. meletakkan dasar negara (pokok
kaidah negara fundamental).

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah pad a sekutu. Pada saat itu terajadilah
kekosongan kekuasaan di Indonesia. Situasi kekosongan ini tidak disia-siakan oleh bangsa
Indonesia dengan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan
oleh PPKI sebagai wakil bangsa Indonesia. Naskah proklamasi ditanda tangani Ir. Soekarno dan
Drs.Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia bertanggal 17 Agustus 1945.

Proklamasi mempunyai makna yang sangta penting bagi bangsa Indonesia yaitu:

1. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan bangsa


Indonesia
2. Kemerdekaan Indonesia merupakan buah dari perjuangan melawan penjajah sacara
bertahap-tahap.
3. Perlawanan terhadap penjajahan Barat sebelum tahun 1908.
4. Perjuangan dengan mengggunakan organisasi.
5. Perlawanan dengan melahirkan rasa nasionalisme.
6. Perjuangan melalaui titik kooperasi dan nonkooperasi.
7. Perlawanan bangsa menentang penjajah sampai kepada puncaknya, yaitu Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
8. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya Republik Indonesia.
Proklamasi bermakna bahwa bangsa Indonesia yang sudah berabad-abad dijajah telah berhasil
melepaskan diri dari belenggu penjajah dan sekalligus memebentuk perubahan baru, yaitu
negara Republik Indonesia, dengan membawa dua akibat. Pertama, lahirlah tata hokum
Indonesia dan sekaligus dihapusnya tata hukum colonial. Kedua, merupakan sumber hukum
bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dan tata hukum
Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan norma pertama dari tatanan hukum


Indonesia, berarti proklamasi adalah peraturan yang pertama lahirnya.oleh sebab itu,
proklamasi merupakan dasar berlakunya norma-norma aturan hukum yang lain.

Proklamasi Kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah satu revolusi bangsa
Indonesia unruk menyatakan, baik kepada diri sendiri ataupun kepada dunia luar
(internasional), bahwa bangsa Indonesia mulai saat tu telah mengambil sikap untuk
menentukana nasib sendiri, yaitu mendirikan negara sendiri termasuk tata hukum dan tata
negaranya.

Setelah sidang pertama BPUPKI dilaksanakan, terjadi perdebatan sengit karena


berbedanya pendapat antara kelompok elit nasionallis netral, elit nasionalis muslim dan elit
nasionalis Kristen. Mereka berdebat mengenai isi Piagama Jakarta yang pertama, sampai
akhirnya diputuskanlah untuk diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Proses pengesahan UUD 1945

Sehari setelah proklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang
pertama dengan menyempurnakan dan mengesahkan UUD 1945 yang terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh. Hasil sidang pertama menghasilkan
keputusan sebagai berikut:

Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi sebagai berikut:


1. Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai
Pembukaan UUD 1945.
2. Menetapkam rancangan hukum dasar yang telah diterima Badan Penyidik pada tanggal
17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan
perubahan Piagam Jakarta, kemudia berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden Pertama.
4. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai Badan
Musyawarah Darurat.

BAB III

PEMBAHASAN

Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perang kerajaan-kerajaan terdahulu yang


merupakan warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Negara Indonesia terbentuk melalui
tiga tahap yaitu zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kerajaan Majapahit, negara kebangsaan
modern.
Pada masa kerajaan Sriwijaya, dari sini sebenarnya sudah terbentuk nilai-nilai budaya
dari Pancasila dalam kehidupan mereka. Seperti nilai ketuhanan yang dibuktikan dengan
adanya agama Budha, nilai kemanusiaan yang dibuktikan dengan hubungn baik anatara
Sriwijaya dengan India, nilai persatuan yang dibuktikan bahwa kerjaan Sriwijaya ini telah
menerapkan konsep negara kepulauan, nilai musyawarah , dan nilai keadilan sosial. Pada masa
kerajaan Majapahit juga sudah tertanam nilai-nilai Pancasila tersebut, bahkan nama Pancasila
itu sendiri terdapat pada buku karya Empu Prapanca yaitu buku Negarakertagama.

Pada saat bangsa Eropa datang ke Indonesia disinilah dimulainya tonggak sejarah
kemerdekaan Indonesia. Ketika mereka datang mulai hilanglah cita-cita bangsa Indonesia yang
sudah tertanam sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Bangsa Indonesia mengalami
banyak tekanan dan kesengsaraan pada masa penjajahan ini, hingga pada masa kebangkitan
nasional bangsa Indonesia mengubah cara-cranya untuk melawan para penjajah tersebut
dengan membentukberbagai macam organisasi politik dan ada juga organisasi dibidang
Pendidikan yang dipelopori oleh Budi Utomo. Kemudian terbentuknyalah Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda inilah yang membuat para pemuda Indonesia makin bersatu, dan ini
merupakan bukti tegas bahwa bangsa Indonesia ini mengingkan satu kata yang disebut
"Kemerdekaan".

Perjungan Indonesia terus berlanjut sampai datangnya penjajah baru yaitu bangsa Jepang.
Datang dengan iming-iming yang manis, tapi nyatanya yang didapat bangsa Indonesia hanyalah
kesengsaraan belaka. Tapi janji kedua dari penjajah Jepang ini mulai terealisasikan ketika
mereka mendukung sepenuhnya kepada bangsa Indonesia untuk mengadakan kemerdekaan
dan meeka sangan mendukung jika bangsa Indonesia mendirikan negaranya sendiri.

Sebagai tindak lanjut dalam memenuhi janjinya, Jepang membentuk BPUPKI yang
bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan. Kemudian dibentuk panitianya, dan
menghasilkan Piagam Jakarta. Setelah itu dibentuklah PPKI yang bertugas menyelenggarakan
Proklamasi Kemerdekaan NKRI. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah titik yang
bersejarah bawaha bangsa Indonesia sudah mebebaskan dirinya dari cengkraman penjajah
selama berabad-abad lamanya.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang
panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Tetapi bangsa Indonesia lahir
dari sejarah dan kebudayaannya yang tua, melalui gemilangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia,
kemudian mengalami masa penjajahan tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah perjuanganbangsa
untuk merebut kembali kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajajahan
itu sendiri.Berbagai babak sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh dengan
cara yang berbeda-beda, mulai dengan cara yang lunak sampai cara yang keras, mulaidari
gerakan kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang menghimpun kekuatan
rakyat banyak, mulai dari bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangansampai pada
gerakan-gerakan politik.

Bangsa Indonesia lahir sesudah melalui perjuangan yang sangat panjang, menurut cara dan
jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa
lampau,tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang, yang secara keseluruhan
membentuk kepribadiannya sendiri. Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadiaannya
sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu,kepribadian itu ditetapkan
sebagai pandangan hidup dan dasar negara, "Pancasila".

Saran

Mengingat besarnya perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, maka perlu
adanya kesadaran sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan
dasar negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumberkejiwaan
masyarakat dan negara Republik Indonesia.

Bangsa Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam


kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.Oleh karena itu, pengamalannya harus
dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas
akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah. Dengan demikian Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dan dasar negara akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia
dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk itu, perlu usaha
yang sungguh-sungguh dan terus-menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan
pengamalan nilai Pancasila tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Syahrial Syarbaini. M.A. 2003."PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGUGUARN TINGGI".


Jakarta: Ghalia Indonesia

Guswanto, 2015 "PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA"


http://paklebe.blogspot.com/2015/10/.html diakses pada 15 Oktober 2018 pukul 20:24

Anda mungkin juga menyukai