1
Oleh: Muhammad Zainuddin, SH.,MH2
1. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan berbahasa melayu kuno dan mengunakan
huruf pallawa, kerajaan Sriwijaya dikenal dengan kekuatan maritimnya yang
mengandalkan jalur perhubungan laut, wilayah maritim yang menjadi kekuasaan kerajaan
Sriwijaya meliputi wilayah selat sunda dan juga selat malaka. terkait sistem pemerintahan
terdapat pegawai yang khusus mengurus tentang Pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan
1
Materi Kuliah Pendidikan Pancasila, Fakultas Tarbuyah dan Ilmu Keguruan, UNISNU Jepara,
Pertemuan ke-2
2
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.
yang menjadi pengawas dalam pembangunan gedung dan patung suci sehingga sistem
negara dapat berjalan dengan nilai ketuhanan.3
Masa pemerintahan Balaputradewa mengalami masa kejayaan kerajaan Sriwijaya,
disini dapat dikatakan sebagai embrio berdirinya bangsa Indonesia karena upayanya untuk
mempersatukan wilayah Indonesia dapat dilakukan yaitu hampir separah dari wilayah
Indonesia sekarang berhasil ditaklukkan. Kerajaan yang disegani di Asia Tenggara ini
menguasai Selat Sunda dan Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-
daerah di Asia Tenggara. Pada masa kejayaannnya itu pula Sriwijaya dipandang sebagai
penjelmaan negara kesatuan yang pertama karena unsur-unsur ketuhanan atau kehidupan
keagamaan dan kebudayaan terpelihara dengan adanya universitas Agama Budha yang
merupakan bukti dengan adanya banyak guru kerohanian yang mengajar (guru dari India)
yang dikenal dengan guru Dharmakirti.
Cita-cita untuk kesejahteraan bersama dalam bernegara telah tercermin pada
kerajaan Sriwijaya, sebagaimana tersebut dalam prakata “Marvuat Vannua Criwijaya
Siddhayatra Subhiksa” yang memiliki arti (Suatu Cita-Cita Negara Yang Adil Dan
Makmur).4 sedangkan terkait pendidikan kerajaan Sriwijaya telah memiliki tempat
pendidikan agama Budha yang sangat dikenal di Asia, salah satu aspek pendukungnya
adalah dengan didatangkanya seorang guru dari India salah satunya adalah Dharmakitri.
Disamping unsur keagamaan juga ada tata pemerintahan yang didasarkan atas
musyawarah, keadilan sosial, serta unsur kedaulatan juga ada pada waktu itu. Pembinaan
hubungan baik dengan negara-negara lain, pengembangan agama dan kebudayaan seperti
yang dilakukan Sriwijaya harus tetap dilakukan. Demikian juga pengembangan
perdagangan serta serta usaha peningkatan pendidikan. Jika dahulu Kerajaan Sriwijaya
telah dapat menjadi negara maritime yang tenar, sekarangpun seharusnya kita dapat
menjadi negara maritime yang lebih tenar dan lebih besar lagi.
Unsur kehidupan pada masa kerajaan Sriwijaya yang terdapat dalam pancasila
diantaranya ketuhanan, kemanusian, persatuan, tata pemerintahan berdasarkan atas dasar
musyawarah dan keadilan sosial, unsur tersebut terdapat sebagai asas yang menjiwai
bangsa Indonesia, unsur tersebut sudah menjadi kepribadian yang mampu dihayati dan
dilaksanakan oleh masyarakat pada saat itu, akan tetapi belum dirumuskan secara konkrit.
Bukti tertulis yang yang membuktikan terdapatnya tersebut ialah pada prasasti di Telaga
3
Kaelen, Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan, (Paradigma : Yogyakarta, 1999), Halaman 27.
4
Ibid
Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur. 5 Nilai kehidupan pada
masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada hakikatnya telah mampu menunjukan nilai yang
mengarah kepada Pancasila, nilai Ketuhanan terwujud dengan adanya agama Hindu dan
agama Budha yang hidup berdampingan secara damai, nilai persatuan dapat dilihat pada
konsep negara kepulauan dimana tentu ini sangat relefan dengan konsepsi wawasan
nusantara, nilai kesejahteraan tergambarkan dengan majunya perdagangan sehingga
mampu menigkatkan kehidupan rakyatnya sehingga menjadi makmur.
Melihat masa kejayaan kerajaan Sriwijaya yang memiliki cita cita untuk menjadi
negara yang adil dan makmur, serta unsur-unsur yang tumbuh dimasyarakat sudah
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, disamping itu kepribadian bangsa Indonesia saat ini
dapat dilihat dari bagaimana pada masa itu diterimanya agama dan kebudayaan lain yang
masuk ke Indonesia. Oleh sebab itu, Pancasila yang sekarang menjadi dasar negara
Indonesia sudah benar-benar berakar sejak zaman dahulu.6
2. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit meerupakan kerjaan besar yang mampu menyatukan nusantara
melalui sumpah Palapa oleh Gajahmada, sebelum lahirnya kerajaan Majapahit di Jawa
Timur sudah ada beberapa kerajaan di pulau Jawa, diantaranya adalah kerajaan Kalingga,
Sanjaya diwilayah Jawa Tengah, dan di Jawa Timur beberapa kerajaan itu adalah Isana,
Dharmawangsa, Airlangga. pada masa kerajaan ini agama yang diakui adalah Budha,
Wisnu, dan agama Syiwa. agama agama tersebut hidup damai berdampingan.
Kerajaan yang didirikan oleh Raden Wijaya mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada yang
terkenal. Wilayah nya meliputi seluruh Nusantara, sedang politik luar negerinya
bersemboyan ‘’Mitreka Satata’’ yang artinya adalah Persahabatan dengan negara tetangga
dan hal ini dikuatkan dan tercatat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
yang menyebutkan nama – nama kerajaan luar negeri yang memiliki hubungan
persahabatan dengan Kerajaan Majapahit, seperti Kerajaan Siam, Kerajaan Kamboja,
Kerajaan Burma, Kerajaan Champa, Kerajaan Yavana/sekarang Vietnam, dan Kerajaan
Cina.
5
Dardji Darmodihardjo, Orientasi Singkat Pancasila, (PT.Gita Karya : Jakarta, 1978) Halaman 22-23.
6
Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia Untuk Peruruan Tinggi, (Jakarta : Kencana,2015). Halaman
87-88.
Terwujudnya nusantara bersatu tentu tidak terlepas dari jasa mahapatih Gadjah
Mada yang terkenal dengan sumpahnya untuk mempersatukan nusantara, sumpah tersebut
sering kita kenal dengan ‘’Sumpah Palapa’’, yang memiliki arti kesatuan dan persatuan,
seperti yang tercantum pada sila ketiga Pancasila. Sumpah tersebut berbunyi: ‘’Saya baru
akan berhenti berpuasa makan palapa jikalau Nusantara sudah takluk di bawah kekuasaan
negara majapahit’’
Nilai kemanusian telah tercermin pada masa kerajaan ini, bukti sejarah dapat
ditemukan pada prasasti Kelagan, dimana Raja Airlangga telah mengadakan hubungan
dagang dengan Benggala, Chola, dan Champa. sedangkan nilai permusyawaratan dimana
pengangkatan Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut Airlangga
dengan rakyat dan kaum brahmana. nilai-nilai keadilan sosial terwujud pada saat Raja
Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan
pertanian rakyat.
Pada masa Kejayaan Majapahit, agama hindu dan budha dapat hidup berdampingan
secara tertib, tanpa benturan, hal ini menunjukkan toleransi diantara umat beragama
dijunjung tinggi, bahkan salah satu daerah kekuasaan pada waktu itu ialah pasai telah
memeluk agama islam. Majapahit mempersatukan kembali seluruh nusantara yang
terpecah-pecah selama waktu kurang lebih tiga abad dari tahun 1293 sampai dengan tahun
1520.
7
Iskandar Syah, Perspektif Sejarah Nasional Indonesia, (Universitas Lampung : Bandar Lampung,
2005), Halaman 3-4.
dilakukan demi kepentingan daerah saja. Pada waktu itu rasakebersamaan atau solidaritas
sosial secara nasional yang meliputi wilayah Indonesia masih jauh dari kenyataan.
Nasionalisme Indonesia seperti yang dimiliki dan dirasakan sekarang masih belum ada.8
Pergerakan demi pergerakan yang dilakukan beberapa daerah di Indonesia dapat
dengan mudah dikalahkan oleh bangsa penjajah. Zaman perjuangan dan perlawanan
bangsa Indonesia dalam upaya mengusir dan menentang penjajahan ini lazim disebut
dengan zaman perlawanan menentang kolonial. Bangsawan atau raja-raja Perjuangan yang
melakukan perlawanan sebelum abad XX tentu saja tidak dapat memberikan hasil yang
baik, sifat perjungan yang lokal, belum mengenal rasa persatuan kebangsaan dan
perlawanan yang tidak didasarkan pada organisasi yang teratur menyebabkan bangsa
kolonial menjajah Indonesia sehingga sulit mencapai kemerdekaan, selain itu benteng
kesukuan dan kedaerahan masih menjadi penghalangnya. Pada tahun 1908 merupakan titik
awal perjuangan bangsa Indonesia yang didasarkan pada:
1) Perjuangan Nasional, yang meliputi untuk kepentingan dan cita-cita seluruh tanah air
dan bangsa Indonesia.
2) Didasarkan pada suatu pola organisasi perjuangan yang teratur.
3) Timbulnya kesadaran nasionalisme.
4) Lahirnya golongan muda (Elite Nasional) yang menjadi pelopor perjuangan.9
3. Sumpah Pemuda
Tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia
untuk mencapai cita-citanya, dimana para pemuda bersatu dan melakukan pengakuan
bahwa akan adanya bangsa, tanah air, dan bahasa satu yaitu Indonesia. pergerakan
persatuan ini dikenal dengan Sumpah Pemuda, persatuan yang dipelopori oleh Muh.
Yamin dan Kuncoro Purbopranoto serta dibantu dengan pemuda lainya.
Melalui Sumpah Pemuda bangsa Indonesia ingin menegaskan apa yang menjadi
keinginan bangsa khususnya para pemuda, sehingga diperlukanlah persatuan suatu bangsa
yang sebagai syarat mutlak berdirinya, sehingga untuk mengikat persatuan digunakanlah
bahasa Indonesia.11
12
Sagimun MD, Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Facisme Jepang, (Jakarta: Inti Indrayu
Press, 1995), Halaman 27.
Setelah sekutu dapat menguasai dan mendesak tantara Jepang dalam perang pasifik,
maka Jepang mulai banyak memberikan konsesi kepada bangsa Indonesia baik di bidang
politik maupun di bidang militer. Dalam bidang politik antara lain berusaha menarik
simpati rakyat dengan cara mengizinkan dikibarkannya bendera merah putih,
dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilarangnya pemakaian Bahasa
Belanda serta adanya pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sebagai
realisasi dari janji kemerdekaan. Meskipun tidak berbeda dari watak kolonialisasi, sistem
pemerintahan Jepang juga menerapkan dominasi politik yaitu melarang dan membubarkan
pergerakan-pergerakan rakyat juga melakukan eksploitasi ekonomi serta penetrasi budaya
bahkan penindasan. Namun demikian ada juga kebijakan politiknya yang bermanfaat bagi
rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.