Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA MASALAH PSIKOSOSIAL


ANSIETAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan
Jiwa
Dosen pengampu: Eki Pratidina, S.Kp., MM

Oleh:
EKA SUSANTI 191FK01038
MEYRA MUTIARA 191FK01073
PADILLA MUTIARA NINGRUM 191FK01086
SAPRENI AGUSTINA 191FK01110
SITI NURAENI 191FK01124
SURYADI 191FK01128

TINGKAT 3B

FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
NARASI KASUS
Ny. S merupakan seorang ibu rumah tangga, Ny. S mengatakan gula darah
tinggi. Ny. S mengatakan merasa cemas dengan keadaannya . merasa khawatir
karena penyakitnya sekarang sudah dialaminya sejak beberapa bulan yang lalu,
Ny. S merasa gula darah klien tinggi. masalah yang tidak hilang-hilang. Dimana
Ny. S merasa cemas dengan masalahnya. Ny. S mengatakan tidak pernah
menderita penyakit yang sama seperti ini sebelumnya.
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah, klien sering
menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama suaminya.
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien. Klien
tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya

Tanggal Pengkajian : 27 April 2016

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Informan : Ny. S
Alamat : Jl. Sawi RT 38 RW 07, Banjarbaru Utara
B. RIWAYAT PENYAKIT
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga. Klien mengatakan gula
darah klien tinggi. Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya
MK : Gangguan alam perasaan : kecemasan

C. FAKTOR PRESIPITASI
1. Faktor sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya
2. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang sudah dialaminya
sejak beberapa bulan yang lalu, klien merasa gula darah klien tinggi.
3. Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang-hilang. Dimana klien merasa
cemas dengan masalahnya.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor perkembangan
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama
seperti ini

sebelumnya
2. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah,
klien sering

menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama


suaminya.
3. Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak
berharga.

4. Faktor genetik
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.
E. PEMERIKSAAN FISIK (Rabu, 27 April 2016)
1. Tanda-tanda vital
TD : 160/100 mmHg
N : 88 x/menit
R : 20 x/menit
T : 36,9
o
C
GD
S :
131
Asam Urat : 5,5
2. Ukuran
BB : 65 Kg
TB : 163 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan kepala pusing dan
sakit kepala. MK : Gangguan rasa
nyaman

F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ke
t:
: Laki-laki : Menikah

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Meninggal : Anak Kandung

2
6 : Klien

Penjelasan : Klien mengatakan tinggal bertiga bersama suami dan anak laki-lakinya yang
berusia 12 dan 17 tahun. Sedangkan orang tua dan saudara-saudaranya tinggal di jawa.
MK : tidak ada

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Saat di wawancara, apakah ada bagian tubuh yang tidak disukai,
klien mengatakan senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut
sampai ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian
tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Klien seorang ibu rumah tangga. Biasanya klien menghabiskan
waktu luangnya dengan membersihkan rumah dan berbincang-
bincang dengan anak dan suaminya.
c. Peran
Klien berperan sebagai istri dan ibu bagi anaknya.
d. Ideal diri
Saat di wawancara, klien mengatakan bercita-cita ingin
menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
e. Harga diri
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga
baik, namun kadang-kadang merasa takut dan cemas.
MK : Gangguan alam perasaan : cemas

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti, suami dan anak.
Klien mengatakan hanya tinggal dengan suami dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
klien mengatakan mengikuti beberapa kegiatan kelompok atau
masyarakat,

seperti yasinan.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan
dengan orang

lain.
MK : Tidak ada

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Saat ditanya, apakah klien melaksanakan
sholat 5 waktu, klien menjawab iya.

b. Kegiatan ibadah
Klien melakukan kegiatan sholat 5 waktu.
MK : tidak da
G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai dengan
tempatnya. Rambut klien tersisir rapi.

MK : Tidak ada

2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang
diberikan dengan tepat, selama proses wawancara klien berbicara
mengenai satu topik dengan
jelas.
MK : Tidak ada

3. Aktivitas motorik
Saat wawancara klien nampak tenang dalam berbicara, tidak ada
gerakan yang diulang-ulang ataupun gemetar. Namun saat
membicarakan penyakitnya klien
tampak sedikit cemas
MK : tidak ada

4. Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat sedih
maupun gembira. Klien terlihat senang saat menceritakan
pengalamannya yang
menyenangkan.
MK : tidak ada

5. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan klien sesuai dengan
stimulus yang diberikan.
MK : Tidak ada
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, klien mau menjawab pertanyaan
perawat. Kontak mata klien bagus dan klien menatap wajah perawat
saat wawancara dan mau menjawab pertanyaan perawat dengan
panjang lebar. Klien nampak gelisah.
MK : Tidak ada

7. Persepsi – sensorik
Klien mengatakan tidak pernah
mengalami halusinasi.
MK : tidak ada

8. Proses pikir
Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-
belit, tidak diulang berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu
kalimat dengan kalimat
lainnya
dalam satu
topik. MK :
Tidak ada

9. Isi pikir
Klien mengatakan tidak mengalami
gangguan isi pikir. MK : Tidak ada

10. Tingkat kesadaran


Klien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga
sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya.
Tingkat kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
Kesadaran compos mentis, GCS
E3V4M5
MK : Tidak ada

11. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di
masa lalu maupun ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah
tadi klien sudah makan atau belum. Klien tidak pernah
mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
MK : Tidak ada

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa
yang ditanyakan.
MK : Tidak ada

13. Kemampuan penilaian


Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan
merapikan tempat tidur atau menyapu. Klien memilih merapikan
tempat tidur terlebih dahulu karena kata klien itu juga lebih
mendesak.
MK : Tidak ada

14. Daya tilik diri


Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.
MK : Tidak ada
H. MEKANISME KOPING

ADAFTIF MALADAFTIF
√ Bicara dengan orang lain - Minum alkohol
√ Mempu menyelesaikan masalah - Reaksi lambat/berlebihan
√ Tehnik relaksasi - Bekerja berlebihan
Aktivitas kostruktif - Menghindar
Olahraga - Mencederai diri
- Memendam masalahnya
Penjelasan:

Saat diwawancara reaksi klien baik, klien dapat berbicara dengan


orang lain tanpa ada gangguan, dan klien dapat menyelesaikan
masalah yang ada di keluarga klien.

MK: Tidak ada

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok, sebab klien dapat
berkumpul dan bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga.
2. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya klien lulusan sarjana.
3. Masalah berhubungan dengan pekerjaan, spesifiknya klien tidak
bekerja, klien seorang ibu rumah tangga.
4. Tidak ada masalah dengan ekonomi, spesifiknya pendapatan > 2
juta).
5. Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
klien mempunyai jaminan kesehatan oleh BPJS.
6. Tidak ada masalah dengan perumahan, spesifiknya klien
mempunyai tempat tinggal yang bersih dan luas
7. Tidak ada masalah dengan dukungan lingkungan, spesifiknya
klien cukup berinteraksi dengan orang lain.
MK : Tidak ada
J. PENGETAHUAN KURANG TANTANG
Saat di wawancara, apakah klien tahu bahwa klien sedang sakit, klien
menjawab merasa ada masalah.

K. ASPEK MEDIS
Klien mengatakan mengonsumsi obat dari toko-toko biasa.

L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan alam perasaan : kecemasan


2. Gangguan rasa nyaman

M. POHON MASALAH

Gangguan alam perasaan : kecemasan

Gangguan rasa nyaman


ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1 DS :
- Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya,
dan merasa gula darah klien tinggi Gangguan alam
DO : perasaan :
- Klien nampak gelisah kecemasan
- GDS : 131
- As.Urat : 5,5
2 DS :
- Klien mengatakan kepala pusing, pandangan terasa kabur
dan nyeri dibagian leher Gangguan rasa
- DO : nyaman
- TD : 160 / 90 mmHg
- T : 36,9 oC

N. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan alam perasaan : kecemasan
2. Gangguan rasa nyaman
O. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Gangguan alam perasaan : TUM :


Klien mampu mengurangi dan
kecemasan
mengontrol kecemasannya.
TUK : 1. Bina hubungan saling percaya Pembinaan hubungan saling
1. Setelah diberikan askep selama dengan : percaya merupakan dasar
2 kali pertemuan (tiap a. Sapa klien dengan ramah
pertemuan 20 menit) baik verbal maupun non terjalinnya komunikasi terbuka
diharapkan klien membina verbal sehingga meningkatkan rasa
hubungan saling percaya b. Perkenalkan diri dengan komunikasi klien.
dengan KH : sopan.
a. Wajah klien cerah dan c. Tanyakan nama lengkap
tersenyum klien dan nama panggilan
b. Klien mau membalas salam. yang disukai.
c. Klien mau menyebutkan d. Jelaskan tujuan pertemuan.
nama sambil berjabat tangan e. Jujur dan menepati janji
dan ada kontak mata f. Tunjukkan sikap empati dan
d. Klien bersedia menceritakan menerima klien apa adanya.
perasaannya

TUK : 1. Adakan kontak sering dan singkat Dapat mengetahui kapan klien
2. Klien dapat mengidentifikasi secara bertahap. mengalami kecemasan.
dan menggambarkan perasaan 2. Bantu klien untuk Untuk mengadopsi koping yang
tentang kecemasannya dengan mengidentifikasi dan baru, klien pertama kali harus
KH : menggambarkan perasaan yang menyadari perasaan dan
a. Klien dapat menyebutkan mendasari kecemasannya. mengatasi penyangkalan yang
waktu, isi, frekuensi 3. Kaitkan perilaku klien dengan disadari atau tidak disadari
timbulnya kecemasan. perasaan tersebut Mengetahui cara yang terbaik
b. Klien dapat mengungkapkan 4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengontrol kecemasan
perasaannya terhadap beralih dari topik yang tidak
kecemasannya. mengancam ke isu konflik
5. Tinjau penilaian terhadap stresor,
TUK : nilai-nilai yang terancam dan cara
3. Klien dapat mengidentifikasi konflik berkembang
penyebab kecemasannya dengan 6. Identifikasi bersama klien cara /
KE : tindakan yang dilakukan jika
a. Klien dapat menceritakan terjadi kecemasan.
penyebab kecemasan 7. Ajarkn teknik distraksi dan
b. Klien dapat menyebutkan relaksasi
tindakan yang biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
kecemasannya.
c. Klien dapat memilih cara
mengatasi kecemasannya.
2 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji KU klien dan memonitor 1. Untuk mengetahui keadaan
keperawatan selama 1 x 30 meni, kesehatan klien.
tanda-tanda vital
diharapkan gangguan rasa nyaman 2. Untuk mengetahui lokasi,
pada klien berkurang, dengan kriteria 2. Kaji nyeri klien frekuensi nyeri yang
hasil : dirasakan klien.
3. Anjurkan posisi senyaman
a. Klien mampu mengontrol 3. Untuk meminimalisir rasa
kecemasan mungkin nyeri yang dirasakan oleh
b. Kualitas tidur dan istirahat 4. Ajarkan latihan teknik relaksasi klien.
adekuat 4. Dengan teknik distraksi dan
c. Status lingkungan yang nyaman dan distraksi. relaksasi, dapat mengalihkan
rasa nyeri klien dan
mengurangi ras nyeri pada
klien.
P. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan pukul
1. Gangguan alam 1. Membina hubungan S:
perasaan : 27 April saling percaya - Klien mengatakan
kecemasan 2016 2. Bantu klien untuk setelah berbincang-
16.00 wita mengidentifikasi dan bincang, klien
menggambarkan mengetahui cara
perasaan yang mengontrol
mendasari kecemasan.
kecemasannya.
3. Identifikasi bersama O:
klien cara / tindakan - Klien dapat
yang dilakukan jika mengontrol
terjadi kecemasan. kecemasan
4. Ajarkan teknik distraksi - Nampak gelisah pada
dan relaksasi pasien berkurang
- Kontak mata baik

A:
- Gangguan alam
perasaan : kecemasan

P:
Masalah teratasi,
hentikan intervensi.

2 Gangguan rasa 27 April 1. Mengkaji keadaan S :


nyaman 2016 umum klien dan Klien mengatakan
16.00 wita masih ada rasa pusing
memonitor tanda-tanda
vital. O:
- Klien nampak
2. Mengkaji nyeri klien lelah
3. Menganjurkan posisi - Keadaan umum
baik
senyaman mungkin
- TD : 160/100
4. Mengajarkan teknik mmHg
distraksi dan relaksasi. - GDS : 131
- As.Urat : 5,5

A: Gangguan rasa
nyaman
P: Masalah belum
teratasi, lanjutkan
intervensi :
- Kaji keadaan
umum klien dan
memonitor
tanda-tanda vital.
- Anjurkan posisi
senyaman
mungkin

Q. CATATAN PERKEMBANGAN

No. Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan pukul
1 Gangguan rasa 28 April 1. Mengkaji keadaan S :
nyaman 2016 umum klien dan Klien mengatakan
14.00 wita pusing sudah
memonitor tanda- berkurang
tanda vital. O:
2. Mengkaji nyeri klien - Klien nampak
3. Menganjurkan posisi lemah
- Keadaan umum
senyaman mungkin baik
Berkolaborasi dalam - TD : 150/90
melakukan pengecekan mmHg
GDS - GDS : 131

A: Gangguan rasa
nyaman
P: Masalah teratasi
- Kaji keadaan
umum klien dan
memonitor
tanda-tanda vital
IMPLEMENTASI TAK
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan dengan Kecemasan
Nama pasien : Ny.P
Hari / Tanggal : Rabu, 27 April 2016 SP : 1( interaksi 1 )

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Data Subjektif :

Keluarga mengatakan klien sering merasa gelisah karena


khawatir gula darah klien tinggi
Data Objektif :

Klien tampak gelisah dan cemas.

2. Diagnosa Keperawatan Ansietas/kecemasan


3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. TujuanUmum :Mengatasi gangguan ansietas klien.


b. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenal ansietas
3) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui
teknik pengalihan

situasi(distraksi)
4) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik
pengalihan situasi (distraksi) untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
b. Membantu pasien mengenal ansietas.
c. Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk
meningkatkan control dan rasa percayadiri :
pengalihan situasi.
B. Strategi Komunikasi

1) Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Assalamu’alaikum, Selamat pagi u, Saya Mahasiswa


perawat yang sedang tugas praktik di Puskesmas Banjarbaru
Utara, nama saya Isna,. Saya adalah mahasiswa dari
Poltekkes Banjarbaru. Kalau boleh tahu, nama Ibu
siapa?”“Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”

c. Kontrak :

1) Topik

“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang


tentang kecemasan dan latihan cara mengontro lcemas
dengan latihan pengalihan situasi atau biasanya sering
disebut distraksi ?”
2) Waktu

“Berapa lama Ibu punya waktu untuk berbincang-bincang


dengan saya? Bagaimana kalau 20menit saja”
3) Tempat

“Dimana Ibu mau berbincang-bincang dengan saya?


Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang-
bincang”
4) Tujuan

“Agar Ibu dapat mengetahui kecemasan yang Ibu rasakan


serta cara mengatasinya”
2) Fase Kerja

“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”

“Ouw jadi Ibu merasa cemas karena iu merasa kadar gula


darah ibu tinggi. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu
mengatasinya?”
“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu.. Setiap orang akan
memiliki perasaan yang sama jika diposisi Ibu Yang perlu Ibu
ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat kecemasan yang
ringan. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat Ibu
merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan
membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana kalau
sekarang kita coba mengatasi kecemasan Ibu dengan metode
pengalihan situasi yaitu dengan cara Ibu melepas kecemasan
dengan cara menonton televisi atau dengan cara berdzikir.
“Nah, Selanjutnya kita latihan distraksi, dimana distraksi ini
bermanfaat untuk megalihkan rasa cemas Ibu sehingga membuat
pikiran dan fisik Ibu relaks atau santai. Dalam teknik ini Ibu
harus melakukan hal-hal yang dapat membua t Ibu relaks
misalnya dengan menonton acara televise kesukaan Ibu ataupun
dengan berdzikir. Nah, sekarang Ibu sudah tau kan hal-hal
apasaja yang dapat Ibu lakukan untuk mengurangi rasa cemas
Ibu. Nanti apabila Ibu merasa cemas lagi, Ibu bias melakukan
pengalihan situasi yang saya beritahu tadi.

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita ngobrol tentang
masalah yang Ibu rasakan dan latihan distraksi?”

2) Obyektif
“Coba Ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


“Jam berapa Ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian Ibu. Jadi,
setiap Ibu merasa cemas, Ibu bisa langsung praktikkan cara
ini”

c. Kontrak yang akan datang


1) Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit
kecemasan yang Ibu rasakan, bagamana jika kita latihan
kembali besok bu? Kita akan belajar tentang cara
mengontrol kecemasan Ibu dengan cara relaksasi”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan besok, dengan jamyang
sama seperti hari ini.Berapa lama Ibu punya waktu untuk
berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau
20 menit saja”
3) Tempat
“Dimana Ibu akan latihan dengan saya besok? Bagaimana
kalau besok kita melakukannya disini saja.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan dengan Kecemasan

Nama pasien : Ny. S

Hari / Tanggal : Kamis, 28 April 2016

SP : 2 dan ( interaksi 2 )

C. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Data Subjektif :


a. Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya. Klien mengatakan
gula darah klien tinggi.

Data Objektif

a. Klien terlihat gelisah

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.


b. Tujuan Khusus :
5) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
6) Pasien mampu mengenal ansietas
7) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik
relaksasi dan distraksi
8) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan
teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraks.
b. Membantu pasien mengenal ansietas.
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi dan distraksi untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan
situasi.

D. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu, Saya Mahasiswa


perawat yang bertugas pada pagi ini sebelumnya saya sudah
diarahkan dari Puskesmas Bajarbaru Utara, nama saya Isna.
Saya adalah mahasiswa keperawatan dari poltekkes
Banjarbaru. Kalau boleh tahu, nama Ibu siapa?” “Ibu
senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya


nyenyak?”

c. Kontrak :

1) Topik

“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang


tentang kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas
dengan latihan relaksasi dan distraksi ?”

2) Waktu

“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang


dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit saja”
3) Tempat

“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya


sudah, Bagaimana jika diruangan ini saja kita
berbincang-bincang”
4) Tujuan
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu
rasakan serta cara mengatasinya”
2. Fase Kerja

“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”

“Ouw jadi ibu merasa cemas dengan penyakit ibu dan merasa
kadar gula darah ibu tinggi?. Jika boleh saya tahu, bagaimana
cara Ibu mengatasinya?”
“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan
memiliki perasaan yang sama jika diposisi Ibu. Yang perlu Ibu
ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat kecemasan yang
ringan. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu
merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan
membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana kalau
sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan
relaksasi dulu, yaitu dengan cara tarik nafas dalam, ini
merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang
ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya
ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi
seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-
lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-
lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa
relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan ibu, ibu bisa melakukan dengan metode pengalihan
yaitu dengan ibu melepas kecemasan dengan tertawa,
berolahraga,menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai
seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya dengan
mendengarkan musik.
“Nah, Selanjutnya kita latihan distraksi, dimana distraksi ini
bermanfaat untuk mengalihkan rasa cemas ibu sehingga membuat
pikiran dan fisik ibu relak atau santai. Dalam teknik ini ibu harus
melakukan hal-hal yang dapat membuat ibu relak misalnya
dengan menonton acara televisi kesukaan ibu, membaca buku
atau majalah yang ibu suka, atau dengan mendengar music yang
ibu sukai. Nah, sekarang ibu sudah tau kan hal-hal apa saja yang
dapat ibu lakukan untuk mengurangi rasa cemas ibu. Nanti
apabila ibu merasa cemas lagi, ibu bisa melakukan salah satu
teknik distraksi atau pengalihan yang saya beritahu tadi.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

1. Subyektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang


masalah yang ibu rasakan dan latihan relaksasi dan
distraksi?”
2. Obyektif

“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”

“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi,


setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara
ini”
c. Kontrak yang akan datang

1. Topik

“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit


kecemasan yang ibu rasakan, bagamana jika kita latihan
kembali besok bu?
2. Waktu

“Bagaimana kalau kita latihan besok, dengan jam yang


sama seperti hari ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk
berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau
20 menit saja”
3. Tempat

“Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah,


bagaimana kalau besok kita melakukannya disini saja.”
DAFTAR PUSTAKA
WARDATI, SRI ISNA. 2016. Askep Jiwa Psikososial Ansieta.
https://pdfcookie.com/documents/askep-jiwa-psikososial-ansietas-k2p85np1kkl9
(Diakses pada tanggal 2 November 2021 pukul 20.31wib)

Anda mungkin juga menyukai