Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

PADA TN. A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Disusun Oleh:

Nama : Ciani Satyawati


Nim : 20317019
Prodi : Profesi Ners Non Reguler
Stase : Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Ayu Pratiwi.,S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

YATSI TANGERANG

TAHUN 2020/2021

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN


Nama mahasiswa : Ciani Satyawati
NIM : 20317019
Ruangan :
Tanggal Praktik : 22 Juni 2021

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN : Tn. A DENGAN : HALUSINASI

DI RUANG : RS :

Inisial : Tn. A Tanggal Dirawat : ....................

Umur : 33 tahun RM No. : ....................

Status : Menikah Pendidikan : SMA

Agama : Islam Alamat : Kp. Daon RT 011/010

Suku Bangsa : Sunda Informan : ....................

ALASAN MASUK

Klien tidak dirawat di RSJ melainkan dirumahnya. Klien mengatakan sering mendengar
suara-suara bisikan yang menyuruhnya untuk pergi dari rumahnya dan bisikan tersebut
mengatakan bahwa dia tidak suka pada Klien. Bisikan tersebut sering didengarnya saat
malam hari dan saat dirinya ingin tidur. Klien mengatakan suara tersebut tidak ada
sumbernya.

I. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?  Ya v Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil  Kurang berhasil  Tidak berhasil
3.
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik

Aniaya Seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga 0 6

Tindak kriminal 1 7

Jelaskan No. 1,2,3 :

Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan juga tidak pernah
menjalani pengobatan untuk hal tersebut. Klien mengatakan pernah menjadi saksi
kekerasan dalam rumah tangga yang dialami orang tuanya saat ia berusia 6 tahun dan
juga menjadi saksi dari tindak kriminal yang dilakukan pamannya terhadap ayahnya
di usia 17 tahun.

Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan.

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa  Ya v Tidak

Riwayat
Hubungan keluarga Gejala
pengobatan/perawatan
................................... ................................... ...........................................

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :


Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan motor saat remaja yang
membuatnya menerima banyak jahitan ditubuhnya dan membuatnya trauma.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah.
II. FISIK
1. Tanda Vital TD : 140/110 mmHg N : 80 x/mt S : 36,7oC P : 20 x/mt
2. U k u r TB : 165 cm BB : 90 kg
v naik  turun
3. Keluhan Fisik  Ya v Tidak

Jelaskan : Klien mengalami peningkatan BB selama 6 bulan terakhir.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

III. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan : Klien adalah anak ke 2 dari lima bersaudara sedangkan istrinya adalah
anak ke 9 dari 9 bersaudara dan saat ini klien sudah memiliki 1 anak
perempuan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien mengatakan wajahnya tak setampan dulu karena banyak
bekas jahitan dan klien mengatakan tubuhnya saat ini sangat gemuk tidak seperti
dulu yang terlihat ideal. Klien mengatakan menyukai hidungnya yang besar dan
tidak menyukai perutnya yang gendut.
b. Identitas : Selama ini klien kurang puas dengan apa yang dimilikinya saat ini
karena status ekonominya yang belum stabil dan cenderung menyalahkan
kejadian di masa lalu yang membuatnya seperti sekarang..
c. Peran : Selama ini klien berperan sebagai seorang ayah dan suami yang
berkewajiban mencari nafkah untuk keluarganya. Klien mengatakan belum
mampu menjalankan tugas dan perannya dengan sempurna.
d. Ideal diri : Klien berharap ekonomi keluarganya bisa membaik, masalah
halusinasinya bisa teratasi dan keluarganya bisa bahagia.
e. Harga diri : Selama ini hubungan dengan orang lain baik-baik saja dengan
tetanggapun baik. Orang disekelilingnya pun memberikan umpan balik yang
positif terhadap dirinya dan kehidupannya.
Masalah Keperawatan : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
fisik akibat kecelakaan sehingga menimbulkan rasa rendah diri dan perasaan
malu.
3. Hubungan Sosial :
a. Orang terdekat : Istri
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien merasa malu dan malas
untuk mengikuti kegiatan di masyarakat dan lebih suka berdiam diri di rumah.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial karena merasa rendah diri akan
kemampuan yang dimilikinya.
4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien meyakini bahwa apa yang terjadi dalam
kehidupannya adalah kehendak Allah SWT sehingga ia merasa pasrah dengan
apa yang sudah terjadi padanya dan keluarganya.
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan ibadahnya dilakukan di rumah bersama
istrinya dan ia merasa hidupnya terasa indah jika mampu dekat dengan Allah
SWT.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

IV. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 tidak rapi  penggunaan pakaian tidak sesuai
 cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan : Penampilan klien rapi

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.


2. Pembicaraan
 cepat  keras  gagap  inkoheren

 apatis  lambat  membisu

v tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien tidak mampu memulai pembicaraan sebelum lawan bicaranya


berbicara terlebih dahulu.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial dan harga diri rendah.

3. Aktivitas motorik
v lesu  tegang  gelisah  agitasi

 tik  grimasen  tremor  kompulsif

Jelaskan : Klien tampak lesu dan sedikit tegang karena kehadiran mahasiswa ke
rumahnya.

Masalah keperawatan : Ansietas

4. Alam perasaan
v sedih  ketakutan  putus asa

v khawatir  gembira berlebihan

Jelaskan : Klien merasa sedih dan khawatir akan masa depan anak dan
keluarganya.

Masalah keperawatan : Ansietas

5. Afek
 datar  tumpul v labil  tidak sesuai

Jelaskan : Klien mengalami emosi yang cepat berubah-ubah

Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan

6. Interaksi selama wawancara


 bermusuhan  tidak kooperatif v mudah tersinggung

 kontak mata kurang v defensif  curiga

Jelaskan : Interaksi klien selama wawancara mudah tersinggung dan selalu berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.

Masalah keperawatan : Waham .

7. Persepsi Halusinasi
v pendengaran  penglihatan  perabaan

 pengecapan  penghidu

Jelaskan: Klien mengalami halusinasi pendengaran.

Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi.

8. Proses pikir
 sirkumstansial  tangensial  kehilangan asosiasi

 flight of idea  blocking  pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan : Klien tidak memiliki masalah proses berpikir.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

9. Isi pikir
v obsesi  fobia  hipokondria

 depersonalisasi  ide yang terkait  pikiran magis

Waham

 agama  somatik  kebesaran  curiga

 nihilistik  sisip pikir  siar pikir  kontrol pikir

Jelaskan : Klien memiliki obsesi untuk bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses.

Masalah keperawatan : Halusinasi.

10. Tingkat kesadaran


 bingung  sedasi  stupor

Disorientasi
 waktu  tempat  orang

Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan tingkat kesadaran dan disorientasi waktu,
tempat dan orang.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

11. Memori
 gangguan daya ingat jangka panjang

 gangguan daya ingat jangka pendek

 gangguan daya ingat saat ini  konfabulasi

Jelaskan : Klien tidak memiliki gangguan memori

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 mudah beralih  tidak mampu berkonsentrasi

 tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan pada tingkat konsentrasi dan berhitung.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

13. Kemampuan penilaian


 gangguan ringan  gangguan bermakna

Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan dalam kemampuan penilaian.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

14. Daya tilik diri


 mengingkari penyakit yang diderita

 menyalahkan hal-hal di luar dirinya

Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan daya tilik diri.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

V. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan minimal  Bantuan total
2. BAB/BAK
 Bantuan minimal  Bantuan total
3. Mandi
 Bantuan minimal  Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
 Bantuan minimal  Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
 Tidur siang lama : 13.00 s/d 14.00
 Tidur malam hari : 23.00 s/d 05.00
 Kegiatan sebelum/sesudah tidur : menonton televisi atau berbincang-bincang
6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal  Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan v 
Sistem pendukung v 
8. Kegiatan di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan v 
Menjaga kerapihan rumah v 
Mencuci pakaian v 
Pengatur keuangan v 

9. Kegiatan di luar ruangan


Ya Tidak
Belanja v 
Transportasi v 
Lain-lain v 
Jelaskan : Klien tidak memiliki masalah dengan kebutuhan persiapan dirumah
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul

VI. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladatif
v Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
v Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif v Menghindar
 Olah raga  Mencederai diri
 Lainnya........................  Lainnya........................

VII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik klien tidak memiliki masalah


dengan dukungan kelompok.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik klien memiliki masalah
berhubungan dengan lingkungan karena merasa malu.
 Masalah dengan pendidikan, spesifik klien tidak memiliki masalah dengan
pendidikan.
 Masalah dengan pekerjaan, spesifik klien tidak memiliki masalah dengan
pekerjaan.
 Masalah dengan perumahan, spesifik klien tidak memiliki masalah dengan
perumahan.
 Masalah ekonomi, spesifik klien memiliki masalah ekonomi yang belum stabil
dikarenakan belum memiliki usaha sendiri dan juga tidak bisa melamar kerja
karena batasan usia.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik klien memiliki masalah dengan
pelayanan kesehatan karena merasa pelayanan kesehatan yang diberikan belum
maksimal.
 Masalah lainnya, spesifik klien tidak memiliki masalah lainnya
 Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik klien tidak memiliki masalah
dengan dukungan lingkungan.
Masalah Keperawatan : HDR, Isolasi sosial
VIII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
v Penyakit jiwa v Sistem pendukung
v Faktor presipitasi  Penyakit fisik
v Koping  Obat-obatan
 Lainnya
Masalah Keperawatan : Defisit pengetahuan

IX. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Terapi medis :

Tangerang, 22 Juni 2021


Mahasiswa,

______________________

ANALISA DATA

TANGGA
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
L
22 Juni DS : Kategori : Psikologis
2021 Subkategori : Integritas Ego
 Klien mengatakan sering
D.0085 Gangguan Persepsi Sensori :
mendengar suara-suara bisikan
yang menyuruhnya untuk pergi Halusinasi
dari rumahnya dan bisikan
tersebut mengatakan bahwa dia
tidak suka pada Klien.
 Klien mengatakan bisikan
tersebut sering didengarnya saat
malam hari dan saat dirinya ingin
tidur.
 Klien mengatakan suara tersebut
tidak ada wujudnya.
 Klien mengatakan merasa kesal
dengan suara bisikan tersebut.

DO :

 Klien tampak bingung.


 Klien tampak cemas.
 Klien tampak gelisah.
 Klien tampak takut.
 Klien tampak menutup telinga.
 Klien tampak mendekatkan
telinga kearah tertentu.

22 Juni DS : Kategori : Relasional


2021 Subkategori : Interaksi Sosial
 Klien mengatakan malu untuk
D. 0121 Isolasi Sosial
melakukan hubungan dengan
lingkungan.
 Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok
atau masyarakat.
 Klien merasa malu untuk
mengikuti kegiatan di
masyarakat
 Klien mengatakan malas untuk
mengikuti kegiatan di
masyarakat
 Klien mengatakan lebih suka
berdiam diri di rumah.

DO :

 Klien tampak menarik diri.


 Klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan.
 Klien menolak untuk berinteraksi
dengan lingkungan.
 Lesu/ tidak bergairah
 Tidak mampu memenuhi harapan
orang lain.
 Tidak ada kontak mata

22 Juni DS : Kategori : Lingkungan


2021 Subkategori : Keamanan dan Proteksi
 Klien mengatakan pernah
D.0146 Risiko Perilaku Kekerasan
diabaikan kedua orang tuanya
sewaktu kecil dan sering kali
ditinggal pergi oleh orang tuanya
karena terdapat masalah antara
kedua orang tuanya.
 Klien mengatakan pernah
menjadi saksi kekerasan dalam
rumah tangga yang dialami orang
tuanya saat ia berusia 6 tahun.
 Klien mengatakan pernah
menjadi saksi dari tindak
kriminal percobaan pembunuhan
yang dilakukan pamannya
terhadap ayahnya pada waktu
klien berusia 17 tahun.
 Klien mengatakan merasa kesal
dan marah saat halusinasinya
muncul dan tak kunjung pergi.

DO :

 Klien memiliki emosi yang


berubah-ubah.
 Tangan mengepal.
 Mata melotot.

POHON MASALAH

Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
(Effect)

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi


(Core Problem)

Isolasi Sosial
(Causa)
(Sumber : Damayanti, 2014)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. D.0085 Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi b.d gangguan pendengaran d.d


mendengar suara bisikan, bersikap seolah mendengar sesuatu, menyatakan kesal,
menyendiri.
2. D.0121 Isolasi Sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan d.d
menarik diri, tidak berminat berinteraksi dengan orang lain/lingkungan, tidak mampu
memenuhi harapan orang lain, tidak ada kontak mata, tidak bergairah/lesu.
3. D.0146 Risiko Perilaku Kekerasan b.d halusinasi, pengabaian anak, riwayat atau ancaman
kekerasan terhadap diri sendiri.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien : Tn. A Ruangan :


No.RM :

Tgl / No Diagnosa Perencanaan


waktu DX Tujuan Kriteria Intervensi
Keperawatan
22 1 D.0085 Setelah  Verbalisasi mendengar I.09288 Manajemen Halusinasi
Juni Gangguan dilakukan bisikan menurun (5). Observasi :
2021 Persepsi intervensi  Perilaku halusinasi  Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi.
pukul Sensori : keperawatan menurun (5).  Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulus
14.00 Halusinasi selama 2x24  Menarik diri menurun lingkungan.
WIB b.d jam diharapkan (5).  Monitor isi halusinasi.
gangguan Persepsi Sensori Terapeutik :
pendengaran (L.09083)  Pertahankan lingkungan yang aman.
d.d membaik  Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat
mendengar mengontrol perilaku.
suara
 Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi.
bisikan,
 Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi.
bersikap
Edukasi :
seolah
 Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi.
mendengar
sesuatu,  Anjurkan berbicara pada orang yang dipercaya untuk
menyatakan memberi dukungan dan umpan balik korektif terhadap
kesal, halusinasi.
menyendiri.  Anjurkan melakukan distraksi.
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi.
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas,
jika perlu.

22 2 D.0121 Setelah  Minat interaksi I.09313 Promosi Sosialisasi


Juni Isolasi dilakukan meningkat (5). Observasi :
2021 Sosial b.d intervensi  Minat terhadap aktivitas  Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang
pukul ketidakmam keperawatan cukup meningkat- lain.
14.00 puan selama 2x24 meningkat (4-5).  Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang
WIB menjalin jam diharapkan  Perilaku menarik diri lain.
hubungan Keterlibatan menurun (5). Terapeutik :
yang Sosial (L.13116)  Perilaku sesuai dengan  Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu
memuaskan meningkat harapan orang lain lingkungan.
d.d menarik membaik (5).  Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu
diri, tidak  Kontak mata cukup hubungan.
berminat membaik-membaik (4-  Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan
berinteraksi
dengan 5). kelompok.
orang  Motivasi berinteraksi diluar lingkungan.
lain/lingkun  Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam
gan, tidak berkomunikasi dengan orang lain.
mampu  Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan.
memenuhi  Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri.
harapan  Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan
orang lain, kemampuan.
tidak ada Edukasi :
kontak
 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
mata, tidak
 Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
bergairah/le
 Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain.
su.
 Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati
hak orang lain.
 Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk
kegiatan khusus.
 Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi.
 Latih mengekspresikan marah dengan tepat.

22 3 D.0146 Setelah  Suara keras menurun I.14544 Pencegahan Perilaku Kekerasan


Juni Risiko dilakukan (5). Observasi :
2021 Perilaku intervensi  Perilaku agresif / amuk  Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan.
pukul Kekerasan keperawatan cukup meurun-menurun  Monitor keamanan barang yang dibawa oleh pengunjung.
14.00 b.d selama 2x24 (4-5).  Monitor selama penggunaan barang yang dapat
WIB halusinasi, jam diharapkan  Bicara ketus menurun membahayakan.
pengabaian Kontrol Diri (5). Terapeutik :
anak, (L.09076)  Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin.
riwayat atau meningkat.  Libatkan keluarga dalam perawatan.
ancaman
Edukasi :
kekerasan
 Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk mendukung
terhadap
keselamatan pasien.
diri sendiri.
 Latih cara mengungkapkan perasaan secara asertif.
 Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan non verbal.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruangan : _______________


No. RM : ________________
Hari ke 1

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Prf


1 D.0085 Gangguan  Memonitor perilaku yang S:
Persepsi Sensori : mengindikasi halusinasi.  Klien mengatakan
Halusinasi b.d  Memonitor dan sesuaikan sering mendengar
gangguan tingkat aktivitas dan suara-suara bisikan
pendengaran d.d stimulus lingkungan. yang menyuruhnya
mendengar suara  Memonitor isi halusinasi. untuk pergi dari
bisikan, bersikap  Mempertahankan rumahnya dan
seolah mendengar lingkungan yang aman. bisikan tersebut
sesuatu, menyatakan  Melakukan tindakan mengatakan bahwa
kesal, menyendiri. keselamatan ketika tidak dia tidak suka pada

dapat mengontrol Klien.

perilaku.  Klien mengatakan

 Mendiskusikan perasaan bisikan tersebut

dan respons terhadap sering didengarnya

halusinasi. saat malam hari dan

 Menghindari perdebatan saat dirinya ingin

tentang validitas tidur.

halusinasi.  Klien mengatakan


suara tersebut tidak
ada sumbernya.
 Klien mengatakan
merasa kesal dengan
suara bisikan
tersebut.
O:

 Klien tampak
bingung.
 Klien tampak cemas.
 Klien tampak
gelisah.
 Klien tampak takut.
 Klien tampak
menutup telinga.
 Klien tampak
mendekatkan telinga
kearah tertentu.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Anjurkan memonitor
sendiri situasi
terjadinya halusinasi.
 Anjurkan berbicara
pada orang yang
dipercaya untuk
memberi dukungan
dan umpan balik
korektif terhadap
halusinasi.
 Anjurkan melakukan
distraksi.
 Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol
halusinasi.
 Kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas, jika
perlu.

2 D.0121 Isolasi  Mengidentifikasi S:


Sosial b.d kemampuan melakukan  Klien mengatakan
ketidakmampuan interaksi dengan orang malu untuk
menjalin hubungan lain. melakukan hubungan
yang memuaskan  Mengidentifikasi dengan orang
d.d menarik diri, hambatan melakukan lain/lingkungan.
tidak berminat interaksi dengan orang  Klien mengatakan
berinteraksi dengan lain. tidak pernah
orang  Memotivasi mengikuti kegiatan
lain/lingkungan, meningkatkan kelompok atau
tidak mampu keterlibatan dalam suatu masyarakat.
memenuhi harapan lingkungan.  Klien merasa malu
orang lain, tidak  Memotivasi kesabaran untuk mengikuti
ada kontak mata, dalam mengembangkan kegiatan di
tidak suatu hubungan. masyarakat
bergairah/lesu.  Memotivasi  Klien mengatakan
berpartisipasi dalam malas untuk
aktivitas baru dan mengikuti kegiatan
kegiatan kelompok. di masyarakat
 Memotivasi berinteraksi  Klien mengatakan
diluar lingkungan. lebih suka berdiam
 Mendiskusikan kekuatan diri di rumah.
dan keterbatasan dalam O:
berkomunikasi dengan  Klien tampak
orang lain. menarik diri.
 Mendiskusikan  Klien tampak tidak
perencanaan kegiatan di mampu memulai
masa depan. pembicaraan.
 Memberikan umpan balik  Klien menolak untuk
positif dalam perawatan berinteraksi dengan
diri. orang
 Memberikan umpan balik
positif pada setiap lain/lingkungan.
peningkatan kemampuan.  Lesu/ tidak bergairah
 Tidak mampu
memenuhi harapan
orang lain.
 Tidak ada kontak
mata.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain
secara bertahap.
 Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan.
 Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain.
 Anjurkan
meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain.
 Anjurkan membuat
perencanaan
kelompok kecil untuk
kegiatan khusus.
 Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan
komunikasi.
 Latih
mengekspresikan
marah dengan tepat.

3 D.0146 Risiko  Memonitor adanya benda S:


Perilaku Kekerasan yang berpotensi  Klien mengatakan
b.d halusinasi, membahayakan. pernah diabaikan
pengabaian anak,  Memonitor keamanan kedua orang tuanya
riwayat atau barang yang dibawa oleh sewaktu kecil dan
ancaman kekerasan pengunjung. sering kali ditinggal
terhadap diri  Memonitor selama pergi oleh orang
sendiri. penggunaan barang yang tuanya karena
dapat membahayakan. terdapat masalah
 Mempertahankan antara kedua orang
lingkungan bebas dari tuanya.
bahaya secara rutin.  Klien mengatakan
 Melibatkan keluarga pernah menjadi saksi
dalam perawatan. kekerasan dalam
rumah tangga yang
dialami orang tuanya
saat ia berusia 6
tahun.
 Klien mengatakan
pernah menjadi saksi
dari tindak kriminal
percobaan
pembunuhan yang
dilakukan pamannya
terhadap ayahnya
pada waktu klien
berusia 17 tahun.
 Klien mengatakan
merasa kesal dan
marah saat
halusinasinya
muncul dan tak
kunjung pergi.
O:
 Klien memiliki
emosi yang berubah-
ubah.
 Tangan mengepal.
 Mata melotot.
 Keluarga klien
tampak
menenangkan klien.
 Keluarga klien
meminta klien untuk
istighfar.
 Keluarga klien tidak
mengizinkan klien
menggunakan benda-
benda tajam tanpa
pengawasan.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Pertahankan
lingkungan bebas
dari bahaya secara
rutin.
 Libatkan keluarga
dalam perawatan.
 Anjurkan pengunjung
dan keluarga untuk
mendukung
keselamatan pasien.
 Latih cara
mengungkapkan
perasaan secara
asertif.
 Latih mengurangi
kemarahan secara
verbal dan non
verbal.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. A Ruangan : _______________


No. RM : ________________
Hari ke 2

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Prf


1 D.0085 Gangguan  Menganjurkan memonitor S:
Persepsi Sensori : sendiri situasi terjadinya  Klien mengatakan
Halusinasi b.d halusinasi. masih mendengar
gangguan  Menganjurkan berbicara suara bisikan yang
pendengaran d.d pada orang yang dipercaya sama.
mendengar suara untuk memberi dukungan  Klien mengatakan
bisikan, bersikap dan umpan balik korektif saat dirinya cemas
seolah mendengar terhadap halusinasi. suara tersebut
sesuatu,  Menganjurkan melakukan timbul.
menyatakan kesal, distraksi.  Klien mengatakan
menyendiri.  Mengajarkan pasien dan selalu berusaha
keluarga cara mengontrol mengobrol dengan
halusinasi. istrinya saat
 Mengkolaborasikan halusinasi muncul.
pemberian obat  Klien mengatakan
antipsikotik dan selalu berusaha
antiansietas, jika perlu. beranggapan suara
itu tidak benar
adanya.
O:
 Keluarga klien
tampak mendukung
dan menemani klien.
 Keluarga klien
tampak
menenangkan klien
saat klien merasa
kesal dan marah
akan halusinasinya.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor perilaku
yang mengindikasi
halusinasi.
 Monitor dan
sesuaikan tingkat
aktivitas dan
stimulus lingkungan.
 Monitor isi
halusinasi.
 Pertahankan
lingkungan yang
aman.
 Lakukan tindakan
keselamatan ketika
tidak dapat
mengontrol perilaku.
 Diskusikan perasaan
dan respons terhadap
halusinasi.
 Hindari perdebatan
tentang validitas
halusinasi.
 Anjurkan memonitor
sendiri situasi
terjadinya halusinasi.
 Anjurkan berbicara
pada orang yang
dipercaya untuk
memberi dukungan
dan umpan balik
korektif terhadap
halusinasi.
 Anjurkan melakukan
distraksi.
 Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol
halusinasi.
 Kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas, jika
perlu.

2 D.0121 Isolasi  Menganjurkan S:


Sosial b.d berinteraksi dengan orang  Klien mengatakan
ketidakmampuan lain secara bertahap. orang lain tidak ada
menjalin hubungan  Menganjurkan ikut serta yang bisa mengerti
yang memuaskan kegiatan sosial dan dirinya.
d.d menarik diri, kemasyarakatan.  Klien mengatakan
tidak berminat  Menganjurkan berbagi tidak ada gunanya
berinteraksi dengan pengalaman dengan orang berinteraksi dengan
orang lain. orang lain.
lain/lingkungan,  Menganjurkan  Klien mengatakan
tidak mampu meningkatkan kejujuran masih belum siap
memenuhi harapan diri dan menghormati hak berinteraksi diluar
orang lain, tidak orang lain. rumah.
ada kontak mata,  Menganjurkan membuat O:
tidak perencanaan kelompok  Klien tidak mampu
bergairah/lesu. kecil untuk kegiatan diajak keluar rumah
khusus. untuk berinteraksi
 Melatih bermain peran dengan
untuk meningkatkan lingkungannya.
keterampilan komunikasi.  Klien lebih sering
 Melatih mengekspresikan dikamar.
marah dengan tepat.  Sesekali klien
tampak marah dan
kesal saat diajak
keluar rumah untuk
berinteraksi.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Motivasi
meningkatkan
keterlibatan dalam
suatu lingkungan.
 Motivasi kesabaran
dalam
mengembangkan
suatu hubungan.
 Motivasi
berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan
kegiatan kelompok.
 Motivasi
berinteraksi diluar
lingkungan.
 Diskusikan kekuatan
dan keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang lain.
 Diskusikan
perencanaan
kegiatan di masa
depan.
 Berikan umpan balik
positif dalam
perawatan diri.
 Berikan umpan balik
positif pada setiap
peningkatan
kemampuan.
 Anjurkan
berinteraksi dengan
orang lain secara
bertahap.
 Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan.
 Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain.
 Anjurkan
meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain.
 Anjurkan membuat
perencanaan
kelompok kecil
untuk kegiatan
khusus.
 Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan
komunikasi.
 Latih
mengekspresikan
marah dengan tepat.

3 D.0146 Risiko  Mempertahankan S:


Perilaku Kekerasan lingkungan bebas dari  Klien mengatakan
b.d halusinasi, bahaya secara rutin. keluarganya sangat
pengabaian anak,  Meliibatkan keluarga menyayanginya
riwayat atau dalam perawatan. begitupun
ancaman kekerasan  Menganjurkan sebaliknya.
terhadap diri pengunjung dan keluarga  Klien mengatakan
sendiri. untuk mendukung tidak ingin marah
keselamatan pasien. saat halusinansinya
 Melatih cara muncul namun
mengungkapkan perasaan belum bisa.
secara asertif. O:
 Melatih mengurangi  Keluarga klien
kemarahan secara verbal tampak
dan non verbal. mendampingi klien
setiap saat.
 Keluarga klien
terlibat dalam
proses perawatan
klien.
 Klien hanya mampu
mengungkapkan
perasaan secara
asertif terhadap
keluarganya.
 Klien tampak
memukul dinding
saat emosi.
 Klien mampu
melakukan teknik
relaksasi napas
dalam saat emosi.
 Klien mampu
beristighfar saat
emosi.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor adanya
benda yang
berpotensi
membahayakan.
 Monitor keamanan
barang yang dibawa
oleh pengunjung.
 Monitor selama
penggunaan barang
yang dapat
membahayakan.
 Pertahankan
lingkungan bebas
dari bahaya secara
rutin.
 Libatkan keluarga
dalam perawatan.
 Anjurkan
pengunjung dan
keluarga untuk
mendukung
keselamatan pasien.
 Latih cara
mengungkapkan
perasaan secara
asertif.
 Latih mengurangi
kemarahan secara
verbal dan non
verbal.
STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Ke : 1 / SP 1

1. Kondisi pasien : Saat ini pasien berada di rumahnnya. Klien mengatakan suka mendengar
suara bisikan tanpa ada wujudnya. Klien tampak bingung, Klien tampak cemas, Klien
tampak gelisah, Klien tampak takut. Klien memiliki emosi yang berubah-ubah,
mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan suara atau
bisikan tersebut menyuruhnya untuk pergi dari rumah dan mengatakan bahwa suara
tersebut tidak menyukai klien.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP) :
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut.
1)      Ekspresi wajah bersahabat
2)      Menunjukkkan rasa senang
3)      Klien bersedia diajak berjabat tangan
4)      Klien bersedia menyebutkan nama
5)      Ada kontak mata
6)      Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7)      Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b.   Membantu klien mengenal halusinasinya
1)   Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi.

4. Intervensi Keperawatan
a.     Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1)      Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
2)      Perkenalkan diri dengan sopan.
3)      Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
4)      Jelaskan tujuan pertemuan.
5)      Jujur dan menepati janji.
6)      Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
7)      Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b.    Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.
c.    Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan
yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1)      Jelaskan cara menghardik halusinasi.
2)      Peragakan cara menghardik halusinasi.
3)      Minta klien memperagakan ulang.
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai.
5)      Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.

5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Selamat siang, assalamualaikum Pak. Boleh Saya kenalan dengan Bapak ?
Nama Saya Ciani Satyawati boleh panggil Saya Ciani Saya Mahasiswi Ners
STIKES Yatsi Tangerang, Saya sedang praktik dari pukul 14.00 WIB sampai
dengan pukul 19.00 WIB. Kalau boleh Saya tahu nama Bapak siapa dan senang
dipanggil dengan sebutan apa?”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Bagaimana tidurnya tadi malam ? Ada
keluhan tidak ?”
3) Kontrak
a) Topik
“Apakah Bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya ? Menurut
Bapak sebaiknya kita ngobrol apa ya ? Bagaimana kalau kita ngobrol
tentang suara dan sesuatu yang selama ini Bapak dengar dan lihat tetapi
tidak tampak wujudnya?”
b) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol ? Bapak maunya berapa menit ?
Bagaimana kalau 10 menit ? Bisa ?”
3)   Tempat
“Di mana kita akan berbincang-bincang Pak ? Bagaimana kalau di disini ?
baik kita berbincang-bincang disini saja ya ?
b. Fase Kerja
“Apakah Bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya ?”
“Apa yang dikatakan suara itu ?”
“Apakah Bapak melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk ?”
“Seperti apa yang kelihatan ?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja ?”
“Kapan paling sering Bapak melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut ?”
“Berapa kali sehari Bapak mengalaminya ?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri ?”
“Apa yang Bapak rasakan pada saat melihat sesuatu ?”
“Apa yang Bapak lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Bapak lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar
tidak muncul ?”
“Bapak ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1)    Saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak bilang dalam hati, “Pergi Saya
tidak mau dengar kamu, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Bapak peragakan! Nah
begitu Pak bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah bisa.”
2)    Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Bapak bilang, pergi Saya tidak mau
lihat kamu Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai
bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Bapak peragakan! Nah begitu Pak bagus!
Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah bisa.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak dengan obrolan kita tadi ? Bapak merasa senang
tidak dengan latihan tadi ?”
b) Objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Bapak simpulkan
pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak
muncul lagi.”
2) Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silahkan Bapak coba cara
tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya ?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
klien, Jika Bapak melakukanya secara mandiri maka Bapak menuliskan M, jika
Bapak melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka
Bapak tulis D, Jika Bapak tidak melakukanya maka Bapak tulis T. apakah Bapak
mengerti ?).
3) Kontrak yang akan datang
a) Topik
“Bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara
dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”
b) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 14.00 WIB,
bisa?”
c) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya ? baik pak
beseok kita berjumpa lagi disini sampai jumpa besok ya Pak.
STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Ke : 2 / SP 2

1. Kondisi pasien : Saat ini pasien berada di rumahnnya. Klien mengatakan masih
mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya. Klien tampak tenang. Klien memiliki
emosi yang berubah-ubah. Klien mengatakan suara atau bisikan tersebut muncul
bersamaan dengan bayangan hitam yang besar.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP) :
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
” Selamat pagi, Pak ? Bagaimana kabarnya hari ini ? Bapak masih ingat dengan
saya ? Bapak sudah mandi belum ? Apakah Bapak sudah makan ?
2) Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
halusinasi, apakah Bapak bisa menjelaskan kepada saya tentang isi suara-suara
yang Bapak dengar dan apakah Bapak bisa mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik ?”
3) Kontrak
a) Topik
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang
tamu ya Pak mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering Bapak
dengar agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain.
b) Waktu
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja,
bagaimana Bapak setuju?”
c) Tempat
”Dimana tempat yang menurut Bapak cocok untuk kita berbincang-
bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Bapak setuju ?”
b. Fase Kerja
”Kalau Bapak mendengar suara yang Bapak bilang kemarin mengganggu dan
membuat Bapak jengkel. Apa yang Bapak lakukan pada saat itu ? Apa yang telah
saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan ?”
”Cara yang kedua adalah Bapak langsung pergi ke Perawat/ Istri. Katakan pada
Perawat/Istri bahwa Bapak mendengar suara. Nanti Perawat/Istri Bapak akan
mengajak Bapak mengobrol sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali
Bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan Bapak
setelah kita berbincang-bincang?”
b) Objektif
”Jadi seperti yang Bapak katakan tadi, cara yang Bapak pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
2) Rencana tindak lanjut
”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, Bapak terus praktekkan cara yang telah
saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran Bapak.”
3) Kontrak yang akan datang
a) Topik
”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri
dengan kegiatan yang bermanfaat.”
b) Waktu
”Jam berapa Bapak bisa ? Bagaimana kalau besok jam 14.00 ? Bapak
setuju?”
c) Tempat
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih
Bapak sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok
siang ya Pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Ke : 3 / SP 3

1. Kondisi pasien : Saat ini pasien berada di rumahnnya. Klien mengatakan masih
mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya. Klien tampak tenang. Klien mengatakan
semalam tidurnya nyenyak.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP) :
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktifitas / kegiatan harian.
4. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
” Selamat pagi, Pak ? Bagaimana kabarnya hari ini ? Bapak masih ingat dengan
saya kan?”
2) Evaluasi/validasi
”Bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? Sudah siap untuk
berbincang bincang hari ini ? Masih ingat dengan kesepakatan kita kemarin, apa
itu ? Apakah Bapak masih mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin ?”
3) Kontrak
a) Topik
”Seperti janji kita kemarin, bagaimana kalau kita sekarang berbincang-
bincang tentang suara- suara yang sering mas dengar agar bisa dikendalikan
dengan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”
b) Waktu
”Kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana Bapak setuju?”
c) Tempat
”Dimana tempat yang menurut Bapak cocok untuk kita berbincang-bincang ?
Bagaimana kalau di ruang tamu ? Bapak setuju ?”
b. Fase Kerja
”Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara
pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara ketiga adalah
Bapak menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan
waktu luang untuk melamun saja.”
”Jika Bapak mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan
seperti menyapu, mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan lain.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali
Bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan Bapak
setelah kita berbincang-bincang?”
b) Objektif
”Coba Bapak jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?
2) Rencana tindak lanjut
”Silahkan nanti mas praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah
diajarkan tadi ?
3) Kontrak yang akan datang
a) Topik
”Bagaimana Bapak kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh obat.”
b) Waktu
”Jam berapa Bapak bisa ? Bagaimana kalau besok jam 13.00 ? Bapak
setuju?”
c) Tempat
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain ? Termakasih Bapak
sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok siang ya
Pak. Selamat istirahat.”

Anda mungkin juga menyukai