Disusun Oleh:
YATSI TANGERANG
TAHUN 2020/2021
DI RUANG : RS :
ALASAN MASUK
Klien tidak dirawat di RSJ melainkan dirumahnya. Klien mengatakan sering mendengar
suara-suara bisikan yang menyuruhnya untuk pergi dari rumahnya dan bisikan tersebut
mengatakan bahwa dia tidak suka pada Klien. Bisikan tersebut sering didengarnya saat
malam hari dan saat dirinya ingin tidur. Klien mengatakan suara tersebut tidak ada
sumbernya.
I. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya v Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3.
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Tindak kriminal 1 7
Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan juga tidak pernah
menjalani pengobatan untuk hal tersebut. Klien mengatakan pernah menjadi saksi
kekerasan dalam rumah tangga yang dialami orang tuanya saat ia berusia 6 tahun dan
juga menjadi saksi dari tindak kriminal yang dilakukan pamannya terhadap ayahnya
di usia 17 tahun.
Riwayat
Hubungan keluarga Gejala
pengobatan/perawatan
................................... ................................... ...........................................
III. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : Klien adalah anak ke 2 dari lima bersaudara sedangkan istrinya adalah
anak ke 9 dari 9 bersaudara dan saat ini klien sudah memiliki 1 anak
perempuan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.
2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien mengatakan wajahnya tak setampan dulu karena banyak
bekas jahitan dan klien mengatakan tubuhnya saat ini sangat gemuk tidak seperti
dulu yang terlihat ideal. Klien mengatakan menyukai hidungnya yang besar dan
tidak menyukai perutnya yang gendut.
b. Identitas : Selama ini klien kurang puas dengan apa yang dimilikinya saat ini
karena status ekonominya yang belum stabil dan cenderung menyalahkan
kejadian di masa lalu yang membuatnya seperti sekarang..
c. Peran : Selama ini klien berperan sebagai seorang ayah dan suami yang
berkewajiban mencari nafkah untuk keluarganya. Klien mengatakan belum
mampu menjalankan tugas dan perannya dengan sempurna.
d. Ideal diri : Klien berharap ekonomi keluarganya bisa membaik, masalah
halusinasinya bisa teratasi dan keluarganya bisa bahagia.
e. Harga diri : Selama ini hubungan dengan orang lain baik-baik saja dengan
tetanggapun baik. Orang disekelilingnya pun memberikan umpan balik yang
positif terhadap dirinya dan kehidupannya.
Masalah Keperawatan : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
fisik akibat kecelakaan sehingga menimbulkan rasa rendah diri dan perasaan
malu.
3. Hubungan Sosial :
a. Orang terdekat : Istri
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien merasa malu dan malas
untuk mengikuti kegiatan di masyarakat dan lebih suka berdiam diri di rumah.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial karena merasa rendah diri akan
kemampuan yang dimilikinya.
4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien meyakini bahwa apa yang terjadi dalam
kehidupannya adalah kehendak Allah SWT sehingga ia merasa pasrah dengan
apa yang sudah terjadi padanya dan keluarganya.
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan ibadahnya dilakukan di rumah bersama
istrinya dan ia merasa hidupnya terasa indah jika mampu dekat dengan Allah
SWT.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.
3. Aktivitas motorik
v lesu tegang gelisah agitasi
Jelaskan : Klien tampak lesu dan sedikit tegang karena kehadiran mahasiswa ke
rumahnya.
4. Alam perasaan
v sedih ketakutan putus asa
Jelaskan : Klien merasa sedih dan khawatir akan masa depan anak dan
keluarganya.
5. Afek
datar tumpul v labil tidak sesuai
Jelaskan : Interaksi klien selama wawancara mudah tersinggung dan selalu berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
7. Persepsi Halusinasi
v pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu
8. Proses pikir
sirkumstansial tangensial kehilangan asosiasi
9. Isi pikir
v obsesi fobia hipokondria
Waham
Jelaskan : Klien memiliki obsesi untuk bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan tingkat kesadaran dan disorientasi waktu,
tempat dan orang.
11. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan pada tingkat konsentrasi dan berhitung.
______________________
ANALISA DATA
TANGGA
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
L
22 Juni DS : Kategori : Psikologis
2021 Subkategori : Integritas Ego
Klien mengatakan sering
D.0085 Gangguan Persepsi Sensori :
mendengar suara-suara bisikan
yang menyuruhnya untuk pergi Halusinasi
dari rumahnya dan bisikan
tersebut mengatakan bahwa dia
tidak suka pada Klien.
Klien mengatakan bisikan
tersebut sering didengarnya saat
malam hari dan saat dirinya ingin
tidur.
Klien mengatakan suara tersebut
tidak ada wujudnya.
Klien mengatakan merasa kesal
dengan suara bisikan tersebut.
DO :
DO :
DO :
POHON MASALAH
Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
(Effect)
Isolasi Sosial
(Causa)
(Sumber : Damayanti, 2014)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Klien tampak
bingung.
Klien tampak cemas.
Klien tampak
gelisah.
Klien tampak takut.
Klien tampak
menutup telinga.
Klien tampak
mendekatkan telinga
kearah tertentu.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Anjurkan memonitor
sendiri situasi
terjadinya halusinasi.
Anjurkan berbicara
pada orang yang
dipercaya untuk
memberi dukungan
dan umpan balik
korektif terhadap
halusinasi.
Anjurkan melakukan
distraksi.
Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol
halusinasi.
Kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas, jika
perlu.
Pertemuan Ke : 1 / SP 1
1. Kondisi pasien : Saat ini pasien berada di rumahnnya. Klien mengatakan suka mendengar
suara bisikan tanpa ada wujudnya. Klien tampak bingung, Klien tampak cemas, Klien
tampak gelisah, Klien tampak takut. Klien memiliki emosi yang berubah-ubah,
mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan suara atau
bisikan tersebut menyuruhnya untuk pergi dari rumah dan mengatakan bahwa suara
tersebut tidak menyukai klien.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP) :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut.
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukkkan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
1) Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi.
4. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
2) Perkenalkan diri dengan sopan.
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
4) Jelaskan tujuan pertemuan.
5) Jujur dan menepati janji.
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan
yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi.
2) Peragakan cara menghardik halusinasi.
3) Minta klien memperagakan ulang.
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai.
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Selamat siang, assalamualaikum Pak. Boleh Saya kenalan dengan Bapak ?
Nama Saya Ciani Satyawati boleh panggil Saya Ciani Saya Mahasiswi Ners
STIKES Yatsi Tangerang, Saya sedang praktik dari pukul 14.00 WIB sampai
dengan pukul 19.00 WIB. Kalau boleh Saya tahu nama Bapak siapa dan senang
dipanggil dengan sebutan apa?”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Bagaimana tidurnya tadi malam ? Ada
keluhan tidak ?”
3) Kontrak
a) Topik
“Apakah Bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya ? Menurut
Bapak sebaiknya kita ngobrol apa ya ? Bagaimana kalau kita ngobrol
tentang suara dan sesuatu yang selama ini Bapak dengar dan lihat tetapi
tidak tampak wujudnya?”
b) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol ? Bapak maunya berapa menit ?
Bagaimana kalau 10 menit ? Bisa ?”
3) Tempat
“Di mana kita akan berbincang-bincang Pak ? Bagaimana kalau di disini ?
baik kita berbincang-bincang disini saja ya ?
b. Fase Kerja
“Apakah Bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya ?”
“Apa yang dikatakan suara itu ?”
“Apakah Bapak melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk ?”
“Seperti apa yang kelihatan ?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja ?”
“Kapan paling sering Bapak melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut ?”
“Berapa kali sehari Bapak mengalaminya ?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri ?”
“Apa yang Bapak rasakan pada saat melihat sesuatu ?”
“Apa yang Bapak lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Bapak lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar
tidak muncul ?”
“Bapak ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak bilang dalam hati, “Pergi Saya
tidak mau dengar kamu, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Bapak peragakan! Nah
begitu Pak bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah bisa.”
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Bapak bilang, pergi Saya tidak mau
lihat kamu Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai
bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Bapak peragakan! Nah begitu Pak bagus!
Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah bisa.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak dengan obrolan kita tadi ? Bapak merasa senang
tidak dengan latihan tadi ?”
b) Objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Bapak simpulkan
pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak
muncul lagi.”
2) Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silahkan Bapak coba cara
tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya ?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
klien, Jika Bapak melakukanya secara mandiri maka Bapak menuliskan M, jika
Bapak melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka
Bapak tulis D, Jika Bapak tidak melakukanya maka Bapak tulis T. apakah Bapak
mengerti ?).
3) Kontrak yang akan datang
a) Topik
“Bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara
dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”
b) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 14.00 WIB,
bisa?”
c) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya ? baik pak
beseok kita berjumpa lagi disini sampai jumpa besok ya Pak.
STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan Ke : 2 / SP 2
1. Kondisi pasien : Saat ini pasien berada di rumahnnya. Klien mengatakan masih
mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya. Klien tampak tenang. Klien memiliki
emosi yang berubah-ubah. Klien mengatakan suara atau bisikan tersebut muncul
bersamaan dengan bayangan hitam yang besar.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP) :
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
” Selamat pagi, Pak ? Bagaimana kabarnya hari ini ? Bapak masih ingat dengan
saya ? Bapak sudah mandi belum ? Apakah Bapak sudah makan ?
2) Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
halusinasi, apakah Bapak bisa menjelaskan kepada saya tentang isi suara-suara
yang Bapak dengar dan apakah Bapak bisa mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik ?”
3) Kontrak
a) Topik
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang
tamu ya Pak mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering Bapak
dengar agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain.
b) Waktu
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja,
bagaimana Bapak setuju?”
c) Tempat
”Dimana tempat yang menurut Bapak cocok untuk kita berbincang-
bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Bapak setuju ?”
b. Fase Kerja
”Kalau Bapak mendengar suara yang Bapak bilang kemarin mengganggu dan
membuat Bapak jengkel. Apa yang Bapak lakukan pada saat itu ? Apa yang telah
saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan ?”
”Cara yang kedua adalah Bapak langsung pergi ke Perawat/ Istri. Katakan pada
Perawat/Istri bahwa Bapak mendengar suara. Nanti Perawat/Istri Bapak akan
mengajak Bapak mengobrol sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali
Bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan Bapak
setelah kita berbincang-bincang?”
b) Objektif
”Jadi seperti yang Bapak katakan tadi, cara yang Bapak pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
2) Rencana tindak lanjut
”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, Bapak terus praktekkan cara yang telah
saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran Bapak.”
3) Kontrak yang akan datang
a) Topik
”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri
dengan kegiatan yang bermanfaat.”
b) Waktu
”Jam berapa Bapak bisa ? Bagaimana kalau besok jam 14.00 ? Bapak
setuju?”
c) Tempat
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih
Bapak sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok
siang ya Pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan Ke : 3 / SP 3
1. Kondisi pasien : Saat ini pasien berada di rumahnnya. Klien mengatakan masih
mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya. Klien tampak tenang. Klien mengatakan
semalam tidurnya nyenyak.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tujuan (TUK/SP) :
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktifitas / kegiatan harian.
4. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
” Selamat pagi, Pak ? Bagaimana kabarnya hari ini ? Bapak masih ingat dengan
saya kan?”
2) Evaluasi/validasi
”Bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? Sudah siap untuk
berbincang bincang hari ini ? Masih ingat dengan kesepakatan kita kemarin, apa
itu ? Apakah Bapak masih mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin ?”
3) Kontrak
a) Topik
”Seperti janji kita kemarin, bagaimana kalau kita sekarang berbincang-
bincang tentang suara- suara yang sering mas dengar agar bisa dikendalikan
dengan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”
b) Waktu
”Kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana Bapak setuju?”
c) Tempat
”Dimana tempat yang menurut Bapak cocok untuk kita berbincang-bincang ?
Bagaimana kalau di ruang tamu ? Bapak setuju ?”
b. Fase Kerja
”Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara
pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara ketiga adalah
Bapak menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan
waktu luang untuk melamun saja.”
”Jika Bapak mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan
seperti menyapu, mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan lain.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali
Bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan Bapak
setelah kita berbincang-bincang?”
b) Objektif
”Coba Bapak jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?
2) Rencana tindak lanjut
”Silahkan nanti mas praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah
diajarkan tadi ?
3) Kontrak yang akan datang
a) Topik
”Bagaimana Bapak kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh obat.”
b) Waktu
”Jam berapa Bapak bisa ? Bagaimana kalau besok jam 13.00 ? Bapak
setuju?”
c) Tempat
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain ? Termakasih Bapak
sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok siang ya
Pak. Selamat istirahat.”