Anda di halaman 1dari 12

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN METODE PENELITIAN

a.1 Kerangka Konsep


Menurut Shi (2008) dalam Swarjana (2012) kerangka konsep (conceptual
framework) merupakan model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian, dan
merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti. Kerangka
konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada. Tujuan dari
kerangka konsep adalah untuk mensintesa dan membimbing atau mengarahkan
penelitian, serta panduan untuk analisis dan intervensi. Fungsi kritis dari
kerangka konsep adalah menggambarkan hubungan-hubungan antara variabel-
variabel dan konsep-konsep yang diteliti.
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel.
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah kejadian menarche
prekoks dan variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah status gizi,
usia menarche ibu (genetik), aktifitas fisik (olahraga), keterpaparan media massa
orang dewasa (pornografi). Sedangkan faktor lain seperti konsumsi fast food,
status sosial ekonomi dan peran dan fungsi perawat dalam peningkatan
kesehatan reproduksi sesuai perkembangan remaja tidak diteliti karena
keterbatasan waktu dan dana.
Secara sistematis kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Faktor-Faktor Yang Berhubunngan Dengan Kejadian Menarche Prekoks
Pada Siswi Usia 10-13 Tahun di Sekolah Islam Cikal Harapan
Kabupaten Tangerang
Tahun 2017

Variabel Independen Variabel Dependen

 Status gizi
 Aktifitas fisik
 Genetik
Menarche Prekoks
 Keterpaparan
media massa orang
dewasa

a.2 Hipotesis
Hipotesis didefinisikan sebagai sebuah proposisi yang menunjukan
hubungan diantara dua atau lebih konsep, atau interkoneksi diantara konsep
(Corbetta, 2003 dalam Swarjana, 2012).
Dalam penelitian ini peneliti menyusun hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche prekoks pada
siswi usia 10-13 tahun di Sekolah Islam Cikal Harapan Kabupaten Tangerang
Tahun 2017.
H2 : Ada hubungan antara kegiatan olahraga/aktifitas fisik dengan kejadian
menarche prekoks pada siswi usia 10-13 tahun di Sekolah Islam Cikal Harapan
Kabupaten Tangerang Tahun 2017.
H3 : Ada hubungan antara usia menarche ibu (genetik) dengan kejadian
menarche prekoks pada siswi usia 10-13 tahun di Sekolah Islam Cikal Harapan
Kabupaten Tangerang Tahun 2017.
H4 : Ada hubungan antara keterpaparan media massa orang dewasa dengan
kejadian menarche prekoks pada siswi usia 10-13 tahun di Sekolah Islam Cikal
Harapan Kabupaten Tangerang Tahun 2017.

a.3 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah pemberian definisi terhadap variabel
penelitian secara operasional sehingga peneliti mampu mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan terkait dengan konsep (Carmen. G Loiselle et al., 2010 dalam
Swarjana, 2012). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Menarche Usia Observasi Lembar 1 = Menarche Ordinal
prekoks menstruasi ceklis prekoks (usia
pertama kali menarche < 12
dibawah usia tahun)
12 tahun. 2 = Tidak
Menarche
prekoks (usia
menarche ≥ 12
tahun)

2. Status gizi Keadaan tubuh Mengukur Timbanga 1 = Obesitas (>1 Ordinal


seseorang yang IMT n berat SD)
dihitung dari badan dan 2= Non Obesitas
perbandingan microtoise (-3SD s/d 1 SD)
antara BB
dalam kilogram
dengan kuadrat
TB dalam
meter menurut
umur.
3. Aktifitas Kegiatan yang Observasi Lembar 1 = Tidak Aktif Ordinal
fisik bermanfaat ceklis (< 3 kali dalam
(olahraga) melatih fungsi seminggu)
organ tubuh. 2 = Aktif (≥ 3
kali dalam
seminggu)
4. Usia Usia pertama Observasi Lembar 1 = Cepat (< 12 Ordinal
Menarche kali menstruasi ceklis tahun)
Ibu pada ibu 2 = Lambat (≥
(Genetik) 12 tahun)
5. Keterpapa Suatu kegiatan Observasi Lembar 1 = Terpapar, Nominal
ran media seseorang yang ceklis (pernah melihat
massa menggunakan secara
orang media massa sengaja/tidak
dewasa orang dewasa sengaja dan
baik elektronik berbicara tentang
atau media media massa
cetak dengan orang dewasa
isi pornografi. (pornografi)
2 = Tidak
terpapar (tidak
pernah berbicara
atau melihat
media massa
orang dewasa
(pornografi)

a.4 Metodologi Penelitian


a.4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif. Adapun desain
penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional),
dimana vaiabel independen atau faktor risiko dan tergantung (efek)
dinilai secara simultan pada satu waktu (Sastroasmoro,2011).

a.4.2 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD dan SMP Islam Cikal Harapan
Kabupaten Tangerang.
2. Waktu penelitian
Pengumpulan data dilakukan dari bulan Agustus 2017.

a.4.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau
fenomena yang secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari
penelitian (Swarjana, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswi usia 10-13 tahun yang bersekolah di Sekolah Islam
Cikal Harapan Kabupaten Tangerang dan didapatkan jumlah
populasi sebanyak 125 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang dihasilkan
dari strategi sampling. Idealnya sampel yang diambil adalah sampel
yang mewakili populasi (Swarjana, 2012). Menurut Polit dan
Hungler (1999) dalam Nursalam (2013) bahwa semakin besar
sampel yang digunakan semakin baik dan representatif hasil yang
diperoleh.
3. Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini
menggunakan total sampling yakni seluruh populasi dijadikan
sampel (Notoatmodjo, 2007). Dimana dalam penelitian ini yang
akan menjadi sampel yaitu 125 siswi.

a.4.4 Pengumpulan Data


Menurut Nursalam (2013) pengumpulan data adalah suatu proses
pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakterisrik subjek
yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam
pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik
instrumen yang digunakan (Burns & Grove, 1999 dalam Nursalam,
2013). Adapun prosedur pengumpulan data yang dilakukan, meliputi:
1. Persiapan
a. Peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada Kepala Sekolah
Dasar dan Kepala Sekolah Menengah Pertama Cikal Harapan
Kabupaten Tangerang untuk melakukan penelitian setelah
proposal disetujui dosen pembimbing.
b. Peneliti melakukan pendekatan dengan cara mendatangi
langsung setiap siswi berusia 10-13 tahun yang bersekolah di
Sekolah Islam Cikal Harapan Kabupaten Tangerang untuk
memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian.
c. Peneliti menunggu responden menjawab langsung.
2. Pelaksanaan
a. Peneliti meminta persetujuan terlebih dahulu kepada responden
dan menandatangani lembar informed consent.
b. Sebelum responden mengisi lembar ceklis, peneliti telah
menjelaskan prosedur pengisian lembar ceklis.
c. Peneliti mendampingi responden selama pengisian lembar
ceklis.

a.4.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data selama proses penelitian (Sani.K , 2016).
Perolehan data pada penelitian ini menggunakan data primer dimana
responden mengisi lembar ceklis serta pengukuran IMT dengan alat
timbangan berat badan dan microtoise.

a.4.6 Pengolahan dan Penyajian Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian
kegiatan penelitian setelah pengumpulan data. Agar analisis
penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada
empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu
(Hastono,2007):
a. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian
formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner
sudah :
1) Lengkap : semua pertanyaan sudah terisi jawaban.
2) Jelas : jawaban cukup jelas terbaca.
3) Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan
pertanyaan.
4) Konsisten : apakah antara beberapa pertanyaan yang
berkaitan isi jawabannya konsisten.
Kegiatan ini dilakukan pertama kali oleh peneliti pada
saat menerima pengembalian instrumen, sehingga bila
ditemukan kesalahan dalam menjawab pertanyaan dan
kekurangan dalam mengisi jawaban dapat langsung dilakukan
koreksi oleh peneliti.
b. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka/bilangan. Dalam penelitian ini
untuk status menarche dibagi menjadi dua kategori yaitu : 1
menarche prekoks dan 2 tidak menarche prekoks. Untuk
variabel status gizi dibagi menjadi 2 kategori yaitu : 1
obesitas, 2 non obesitas. Untuk variabel aktifitas fisik
(olahraga) dibagi menjadi 2 kategori yaitu : 1 tidak aktif, 2
aktif. Untuk variabel usia menarche ibu (genetik) dibagi
menjadi 2 kategori yaitu : 1 cepat, 2 lambat. Yang terakhir
untuk variabel keterpaparan media massa orang dewasa dibagi
menjadi 2 kategori yaitu : 1 terpapar, 2 tidak terpapar.
c. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta
sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah
memproses data agar data yang sudah di entry dapat dianalisis
dengan memasukkan data ke dalam tabel pengolahan data.

d. Cleaning (Pembersihan Data)


Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data
yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Penyajian Data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan rumus atau aturan yang
sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian yang digunakan.
Data dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabel
silang, dan berbagai grafik yang disesuaikan dengan data yang
diperoleh dan tujuan penelitian. Dari tabel dan grafik yang disajikan
dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan perhitungan-
perhitungan statistik sederhana (Budiarto, 2003).

a.4.7 Analisa data


Analisa data merupakan bagian dari proses pengujian data yang
hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik
kesimpulan penelitian. Agar hasilnya memberikan bukti yang
meyakinkan umumnya peneliti menggunakan teknik statistik untuk
menganalisis data penelitian. Teknik-teknik statistik yang digunakan
tergantung pada konteks jawaban atau pemecahan masalah yang
diinginkan dalam penelitian (Tehubijuluw & Sugiarto, 2014). Adapun
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat
dan bivariat:
1. Analisa Univariat
Sebuah variat (variate) adalah kombinasi linier dari variabel-
variabel dengan bobot (weight) yang ditentukan secara empiris.
Statistik univariat adalah metode statistik untuk data yang
berhubungan dengan satu variabel terikat (Tehubijuluw & Sugiarto,
2014). Dalam analisis ini, data yang diperoleh akan disajikan dalam
bentuk tabel sederhana/tabel frekuensi dari persentase tiap variabel
penelitian. Adapun perhitungan yang dilakukan yaitu dengan rumus
berikut ini (Arikunto,2014):

F
Persentase = x 100%
N
Keterangan :
F = Jumlah soal yang benar
N = Jumlah seluruh soal

2. Analisa Bivariat
Analisis data bivariat menyajikan metode statistika deskriptif
dan inferensial untuk menganalisis data dua variabel penelitian
yang biasanya digunakan untuk melihat hubungan dan menguji
perbedaannya serta menguji hubungan antara dua variabel
(Tehubijuluw & Sugiarto, 2014). Data yang telah diolah dan
dianalisis disajikan dalam bentuk tabulasi silang yang disertai
dengan narasi atau penjelasan mengenai hubungan antar variabel
independen dan dependen. Dalam penelitian ini menggunakan jenis
uji chi square karena variabel yang digunakan adalah variabel
kategorik untuk melihat hubungan antar variabel.
Metode uji chi square digunakan untuk menguji perbedaan
atau persentase antara beberapa kelompok data. Dilihat dari segi
datanya uji chi square dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antar variabel katagorik dengan variabel katagorik (Hastono, 2007).
Proses pengujian chi square adalah membandingkan
frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan
(ekspektasi). Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi
harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna
(signifikan). Sebaliknya, bila nilai frekuensi observasi dan nilai
frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang
bermakna (signifikan). Pembuktian uji chi square dengan formula
sebagai berikut (Hastono,2007):

(O-
E)2
X2 = ∑
E

Keterangan :
X2 = Nilai chi square
O = Nilai observasi
E = Nilai ekspektasi (harapan)

Kesimpulan uji statistik sebagai berikut, apabila nilai p-


value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
menunjukan adanya hubungan antar variabel yang diuji.
Sedangkan apabila p-value > 0.05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak yang artinya tidak ada hubungan antar variabel yang
diiuji. Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah sebagai
berikut :
1. Bila pada 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari
5, maka yang digunakan adalah “Fisher’s Exact Test”.
2. Bila tabel 2x2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang
dipakainya sebaiknya “Continuity Correction (a)”.
3. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dsb,maka
digunakan uji “Pearson Chi Square”.
4. Uji “Likelihood Ratio” dan “Linear-by-Linear Assciation”
biasanya digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya
analisis stratifikasi pada bidang epidemiologi dan juga untuk
mengetahui hubungan linier dua variabel katagorik, sehingga
dua jenis ini jarang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai