Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

R KLIEN DENGAN PERILAKU


KEKERASAN DI RUANG INTENSIF PRIA DI RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG
LIHUM BANJARMASIN

Oleh :

DESTY NATALIA DAMAYANTHI


NIM : PO.62.20.1.16.129

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN REGULER 3
2018
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian : 9 Oktober 2018                      


Jam : 09.00 WITA

I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
a. Nama   ( inisial ) : Tn. R
b. Usia / tanggal lahir : 36 tahun / 05 Juli 1982
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Jl. Padat Karya RT.003, Kapuas Hilir, Kapuas,
Kalimantan Tengah
e. Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
f. Pendidikan : SD
g. Status pernikahan : Menikah
h. Agama / keyakinan : Islam
i. Pekerjaan / sumber penghasilan : Bekerja
j. Diagnosa medic : F.23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa
Gejala Skizofrenia
k. No. medical record : 02.61.XX
l. Tanggal masuk : 01 Oktober 2018
m. Informan : Paisen dan buku status rekam medik
2. Penanggung jawab
a. Nama : Tn.S
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Pekerjaan / sumber penghasilan : Swasta
d. Hubungan dengan klien : Adik Kandung Klien
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan merasa sedikit kesal karena dikurung di Ruang Intensif Pria RSJ
Sambang Lihum dan pernah diikat di tempat tidur ruangan karena mengamuk
Tatapan klien tajam dan postur tubuh kaku dan klien gelisah
MASALAH KEPERAWATAN : Perilaku Kekerasan

III. ALASAN MASUK


Dari status rekam medic, klien diantar oleh keluarganya ke RSJ Sambang Lihum pada
tanggal 01 Oktober 2018 karena mengamuk, kurang lebih 1 bulan teriak-teriak,
keluyuran kurang lebih 1 minggu, sulit tidur, berbicara sendiri serta mengatakan
mendengar suara bisikan-bisikan.
MASALAH KEPERAWATAN : Perilaku Kekerasan, GPS: Halusinasi Pendengaran

IV. FAKTOR PRESIPITASI DAN PREDISPOSISI


1. Faktor Presipitasi
Berdasarkan status rekam medik, sebelum klien masuk Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum, klien pernah mengamuk-ngamuk di rumah. Kurang lebih 1 bulan teriak-teriak,
keluyuran kurang lebih 1 minggu, klien sulit tidur, berbicara sendiri serta mengatakan
mendengar bisikan.
2. Faktor Predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dan berobat
kerumah sakit jiwa sambang lihum.
b. Pengobatan sebelumnya.
Klien mengatakan tidak ada pengobatan sebelumnya.
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
a. Aniaya fisik
b. Aniaya seksual
c. Penolakan
d. Kekerasan dalam keluarga
e. Tindakan kriminal
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik sebelumnya.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu ketika penghasilan
klien menurun dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif

V. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/70 mmHg HR : 80 x/m RR : 22 x/m T : 360C
2. Ukur : TB : ± 155 cm BB : ± 57 kg
3. Keluhan fisik: Ya V Tidak
Tanda-tanda Vital, TB dan BB klien dalam batas normal, klien mengatakan tidak
mengalami keluhan pada fisiknya. Hasil laboratorium HBSAg (+)
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada
VI. PSIKOSOSIAL

1. Genogram
d

36

36 = Klien

----- = Tinggal serumah

= laki-laki

= perempuan

= Meninggal
= Menikah

= Keturunan

Keterangan :
Klien merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Klien adalah seorang suami dan ayah dari
tiga orang anak. Klien tinggal serumah dengan istri dan ketiga anaknya. Di dalam
rumah/keluarga yang berperan dalam pengambil keputusan adalah klien.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien secara fisik normal, bertubuh sedang. Klien mengatakan tidak ada anggota
tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas
Klien mengatakan nama nya “R”. Klien mengatakan klien adalah seorang ayah.
Klien merasa puas sebagai seorang laki-laki yang bertanggungjawab pada
keluarganya
c. Peran
Klien mengatakan peran klien didalam keluarga adalah sebagai seorang suami,
ayah, sekaligus kepala keluarga yang mencari nafkah. Klien tidak mampu
memenuhi perannya sebagai seorang kepala keluarga yang mencari nafkah
d. Ideal diri
Saat di tanya klien mengatakan sangat berharap klien ingin cepat sembuh agar bisa
pulang ke rumah dan berkumpul lagi dengan keluarganya, serta klien berharap saat
pulang dapat diterima dengan baik oleh keluarga dan masyarakat. Klien ingin
menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Klien juga berharap agar
kembali memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa tidak malu dengan kondisinya sekarang. Klien juga
mengatakan tidak malu dengan pandangan orang lain apabila sudah keluar dari RSJ
sambang lihum.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang sangat berarti adalah istri dan anak-anaknya karena
klien begitu mencintai keluarganya
b. Orang terdekat :
Klien mengatakan orang yang dekat dengan dirinya adalah istri klien.
c. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Keluarga klien mengatakan sebelum dirawat di RSJ sambang lihum klien jarang
mengikuti kegiatan di masyarakat. Dan selama dirawat di RSJ sambang lihum
klien selalu diam tidak mau mengikuti kegiatan kelompok yang dilakukan
diruangan.
d. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak mau membaur dengan klien yang lain di ruangan,saat di
tanya kenapa klien tidak mau membaur , klien menjawab bahwa klien merasa
mengantuk dan pusing
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Menurut klien gangguan jiwa yaitu ketika seseorang
kehilangan akal sehatnya
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat berada di RSJ Sambang Lihum klien selalu melaksanakan
ibadah.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya
Klien tampak bersih, rambut berwarna hitam, bersih dan tidak berketombe, gigi
klien bersih, tidak sariawan, cara berpakaian terlihat rapi menggunakan seragam,
kuku-kuku klien bersih dan pendek, kebersihan diri tidak harus ada arahan oleh
perawat.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu V Tidak mampu

Memulai pembicaraan
Klien saat pertama dikaji diajak bicara kooperatif dan klien tidak dapat memulai
pembicaraan , sesekali tampak menundukan kepala dan tidak dapat
mempertahankan kontak mata
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial

3. Aktivitas Motorik
Saat wawancara klien tampak tegang, postur tubuh kaku, kontak mata kurang,
klien tidak dapat mempertahankan kontak mata, namun tatapan klien tampak
tajam
MASALAH KEPERAWATAN : Perilaku Kekerasan & Isolasi Sosial

4. Alam perasaan
Saat di pengkajian klien mengatakan sedikit kesal karena dibawa ke RSJ Sambang
Lihum dan pernah diikat di tempat tidur ruangan
MASALAH KEPERAWATAN : Perilaku Kekerasan

5. Afek
Afek luas, respons klien baik namun postur tubuh masih tampak kaku dan tatapan
klien tampak tajam
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

6. Interaksi selama wawancara


Saat perawat berbicara klien menundukan kepal, kontak mata kurang, klien
kooperatif.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial

7. Persepsi Persepsi
v v
Pendengaran Penglihatan Perabaan Derealisasi

Pengecapan Penghidu Depersonalisasi


Jelaskan : Klien mengatakan pernah melihat bayangan ataupun mendengar bisikan-
bisikan. Namun saat pengkajian klien mengatakan sudah tidak mendengar bisikan
tersebut dan tidak melihat bayangan-bayangan
MASALAH KEPERAWATAN : Halusinasi

8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan Asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan
Pembicaraan/Persevariasi
Klien kooperatif, saat ditanya jawaban klien sesuai dengan yang perawat
tanyakan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Pesimisme
Rendah diri Ide yang terkait Pikiran magis
Agama Somatikk Kebesaran
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir

Jelaskan : Klien mengatakan merasa tertekan karena tidak bisa memenuhi


kebutuhan hidup keluarganya
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif

10. Tingkat kesadaran


Tingkat kesadaran klien composmetis GCS ( E 4, V 4, M 6 ). Orientasi klien
terhadap orang lain baik, klien dapat mengenali perawat, klien dapat berorientasi
waktu dan tempat dengan baik.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

11. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : klien mampu mengingat jangka
panjang yaitu klien mengingat jumlah anak-anaknya, jenis kelamin, dan usia
anak-anaknya
b. Gangguan daya ingat jangka saat ini : klien mampu mengingat kejadian yang
baru saja terjadi RSJ Sambang Lihum yaitu klien dapat mengingatang dia
makan dan minum di RSJ Sambang Lihum
c. Gangguan daya ingat konfabulasi : Tidak terdapat ingatan palsu yang muncul
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

12. Tingkat konsentrasi


mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung
sederhana
Jelaskan : Tingkat konsentrasi klien baik, saat dikaji klien mampu berhitung
perkalian dengan baik. 2 x 2 = 4 , 3 x 3 = 9
klien mampu berhitung 1 – 10 secara berurutan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

13. Kemampuan penilaian


Ketika klien disuruh memilih sebaiknya memakai baju dulu baru mandi atau
mandi dulu baru memakai baju dan klien menjawab mandi dulu
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

14. Daya tilik diri


Klien tidak menyadari penyakit yang di derita dan menyadari bahwa klien sedang
di RS untuk pengobatan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
V Bantuan minimal Bantuan total
Klien makan 3 kali sehari dengan jumlah satu porsi yang disediakan, cara makan
klien rapi, sebelum makan klien tidak mencuci tangan terlebih dahulu dan klien
mau membereskan habis makan.
2. BAB/BAK
V Bantuan minimal Bantual total
Klien BAB/BAK di kamar mandi, ketika selesai BAK/BAB klien bisa
membersihkannya, merapikan diri dan berpakaian.

3. Mandi
V Bantuan minimal Bantuan total
Klien mandi 2 kali sehari tanpa bantuan orang lain, mandi menggunakan sabun.
4. Berpakaian/berhias
V Bantuan minimal Bantuan
Klien saat berpakaian bisa mengenakan pakaiannya sendiri. Klien ganti pakaian
1x sehari.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama:
V
Klien tidur siang setiap hari

V Tidur malam lama :21.00 s/d 07.00 pagi

V Kegiatan sebelum / sesudah tidur


Klien biasanya sesudah bangun tidur hanya duduk diam , tidak melakukan apa-
apa.
6. Penggunaan obat
Pada saat jam minum obat, pasien dibantu oleh perawat dalam menyiapkan obat
sesuai terapi yang diberikan dokter.

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan V Ya tidak
Ketika dirumah klien juga harus rutin meminum obat sesuai aturan yang
diresepkan dokter. Kontrol berobat ke RSJ Sambang Lihum
Perawatan pendukung Ya tidak
Ketika dirumah klien harus diajarkan bagaimana cara bersosialisasi dengan orang
lain di sekitar lingkungan rumah nya.
8. Kegiatan di dalam rumah

V
Mempersiapkan makanan Ya tidak
Ketika dirumah klien diajarkan bagaimana mempersiapkan makanan agar melatih
kemandirian klien dan klien sudah mandiri, di RSJ Sambang Lihum klien mampu
menyiapkan makanan secara mandiri.

Menjaga kerapihan rumah V Ya tidak


Klien ketika dirumah diajarkan membersihkan rumah agar klien ada kegiatan dan
sekaligus melatih kebisaan klien. Klien belum mandiri mencuci pakaian

V
Ya tidak
Ketika dirumah klien diajarkan mencuci pakaiannya sendiri agar lebih mandiri.
Klien belum mampu mandiri.

Pengaturan keuangan V Ya tidak


Ketika dirumah klien diajarkan mengatur keuangan untuk melatih klien agar bisa
mengatur keuangan.

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya v tidak
Klien ada hambatan dalam berbelanja untuk keperluan sehari-hari yaitu hambatan
dalam keuangan

Transportasi V Ya tidak

Lain-lain Ya tidak
Dalam melakukan perjalanan klien bisa menggunakan kendaraan sendiri, klien
bisa secara mandiri belanja di warung dekat rumah.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

IX. MEKANISME KOPING


Pada saat diobservasi klien menunjukkan mekanisme adaptif yaitu mau berbicara
dengan perawat. Sedangkan mekanisme maladaptif yaitu saat observasi klien hanya
diam di tempat tidur ruangan tanpa melakukan apapun.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien tidak mempunyai masalah dengan anggota kelompok
V Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien tidak mampu berhubungan baik dengan orang lain
V Masalah dengan pendidikan, spesifik
Pendidikan terakhir klien tamatan SD dan tidak mau melanjutkan sekolah lagi
karena tidak memiliki uang untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya

V
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien bekerja sebagai buruh dan penghasilan klien menurun
Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien tinggal bersama istri dan anak-anaknya, keluarga klien menerima
dengan keadaannya
V Masalah ekonomi, spesifik
Klien bermasalah dengan ekonominya karena klien bekerja sebagai buruh
yang penghasilannya menurun
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien tidak mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan, jarak
puskesmas dan RSJ masih dapat terjangkau.
Masalah lainnya, spesifik.
MASALAH KEPERAWATAN :Koping Individu Tidak Efektif, Isolasi Sosial

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa System pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
V
Jelaskan : Klien menyadari bahwa dirinya sedang di rawat di RSJ. Faktor yang
menyebabkan klien dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena mengalami perubahan
perilaku yaitu mengamuk, marah-marah dan melukai oranglain. Koping klien
cenderung ke maladaptif yaitu dengan berdiam diri dan tidak mau menceritakan
masalahnya dengan orang disekitar nya. Tidak ada penyakit fisik pada klien dan klien
saat dirawat meminum obat secara teratur.
MASALAH KEPERAWATAN: Perilaku Kekerasan

XII. ASPEK MEDIK


a. Diagnosa medik
F 23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
Suatu gangguan psikotik akut dimana jelas terdapat halusinasi, waham, dan
gangguan persepsi, tetapi bersifat sangat variasi dan berubah-ubah dari hari
ke hari atau bahkan dari jam ke jam.

b. Terapi medis
NAMA DOSIS INDIKASI KONTRA EFEK SAMPING
OBAT INDIKASI
Haloperidol 2 x1 5Mg
Gangguan Gangguan Hipertoniaototdangemet
2x5 mg cemas, gagap, neurologis dan ar, akatisia, spasmeotot,
gangguan gejala piramidal hipotensiortostatik,
XIII. DIAGNOSA PENUNJANGGI,maniak,ski atau hepatitis kolestatik
zofrenia ekstrapiramidal,
akut/kronik,pa koma,SATUAN
depresi
PEMERIKSAAN HASIL
ranoid, SSP berat.
Hb 13,9gr%
gangguan Lk: 13,5-16,5
Leukosit perilakukeprib
6.400/mm 4000-10.000
adian anak
Eritrosit
Lorazepam 0-0-1 140.000/mm
Kecemasan, Akut Lk: 4,5-6,5 Kebingungan, perasaan
glaukoma
2 mg mual muntah, sudut Pr:
sempit,
4,0-6,0 depresi, hiperaktif,
dan kesulitan anak-anak di agitasi, permusuhan,
Trombosit 140.000/mm
tidur
150.000-450.000
bawah usia 12 halusinasi, perasaan
Limposit (insomnia)
34% tahun, hamil,
25-40 pusing, pingsan
depresi
Mid 7% 3-7
pernafasan,
Granulosit 59% gangguan 40-75
hati
berat,
Hematokrit 39% Lk: 38-48
hipersensitif,
menyusuiPr:35-45
Trihexyphe-
MCH 2x1 (prn) Kekakuan,
32 pg Hipersensitifitas
27-34 Hipersensitifitas,
nidil 2mg tremor, kejang, terhadap kekhawatiran, gelisah,
MCV 90 otot
kontrol 80-95
trihexyphenidil, kebingungan, agitasi,
MCHC buruk pada
35 gr/dl gangguan 30-35 insomnia,euforia
penyakit jantung, berlebihan, pusing, pupil
HBSAg (+)
parkinson. gangguan hati, membesar, takikardi,
GDS 107mg/dl gangguan<150 ginjal, mulut kering, sembelit,
tekanan darah mual muntah, kulit
AST 32 u/l Lk: 15-40 kering memerah, retensi
tinggi, prostat,
Pr: 13-35 urin, sulit buang air
psikosis,
glaukomma, kecil, haus, pireksia
ACT/GPT 43 u/l Lk: 10-40
myasthenia
gravis, Pr: 7-35
Urea 22 mg/dl konstipasi.6-20
Hepa-Q 1x1 Suplemen Hipersensitif Mual, muntah, diare
Kreatinin 0,7 mg/dl
untuk Lk:
terhadap 09-1,3
menyokong komponen, ibu
Pr: 0,6-1,1
fungsi hati hamil dan
Senin, 01 Oktober 2018 menyusui,
epilepsi,
hipertensi
menahun,
tekanan
intrakranial
tinggi
Inj. Lodomer 2x1 Agitasi Parah beracun Tardive dyskinesia,
½ (IM) (2 Hari 2- psikomotor depresi SSP, reaksi ekstrapiramidal,
8-18 s/d pada kelainan koma, penyakit kecemasan, mengantuk,
8-10-18) tingkah laku parkinson, depresi, anoreksia,
laktasi takikardi, hipotensi
postural,leukopenia,anti
kolinergik.
XIV. ANALISA DATA
DATA MASALAH
Data Subjektif : PERILAKU KEKERASAN
- Klien mengatakan merasa kesal karena
dikurung di RSJ Sambang Lihum dan pernah
diikat di tempat tidur ruangan karena
mengamuk

Data Objektif :
- Tatapan klien tajam
- Postur tubuh kaku
- Emosi labil.
- Klien gelisah
Data Subjektif :
- Klien mengatakan tidak mau membaur dengan
klien yang lain di ruangan,saat di tanya kenapa
klien tidak mau membaur , klien menjawab
bahwa klien merasa mengantuk dan pusing

Data Objektif :
ISOLASI SOSIAL
- Klien kooperatif
- Klien tidak dapat memulai
pembicaraan/komunikasi terbatas
- Tampak sesekali menundukan kepala
- Klien tampak tidak dapat mempertahankan
kontak mata
- Saat dikaji klien menghindar
Data Subjektif :
- Klien mengatakan pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu ketika penghasilan klien
menurun dan tidak bisa memenuhi kebutuhan
hidup keluarganya
- Klien mengatakan merasa tertekan karena tidak KOPING INDIVIDU
bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. TIDAK EFEKTIF

Data Objektif :
- Klien tidak mampu memenuhi perannya
sebagai seorang kepala keluarga yang mencari
nafkah
Data Subjektif: RESIKO PERILAKU
- Klien mengatakan merasa kesal karena KEKERASAN
dikurung di RSJ Sambang Lihum dan pernah
diikat di tempat tidur ruangan karena
mengamuk
Data Objektif:
- Dari status rekam medic, klien diantar oleh
keluarganya ke RSJ Sambang Lihum pada
tanggal 01 Oktober 2018 karena mengamuk,
kurang lebih 1 bulan teriak-teriak, keluyuran
kurang lebih 1 minggu, sulit tidur, berbicara
sendiri serta mengatakan mendengar suara
bisikan-bisikan.
- Saat pengkajian klien mulai tenang namun
tatapan masih tajam dan postur tubuh masih
kaku

XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Koping Individu Tidak Efektif
2. Isolasi Sosial
3. Resiko Perilaku Kekerasan
4. Perilaku Kekerasan

XVI. POHON MASALAH

Effect Resiko mencederai diri sendiri, oranglain, atau lingkungan

Core Problem Perilaku Kekerasan

Causa Isolasi Sosial

Koping Individu Tidak Efektif


XVII. INTERVENSI
Selasa, 9 Oktober 2018
No DIAGNOSA TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS INTERVENSI
1 Perilaku Klien mampu Melakukan tindakan Bina Hubungan Saling Percaya
Kekerasan mengontrol rasa Membina hubungan saling 1. Ucapkan salam
marah. percaya 2. Berkenalan dengan klien
3. Tanyakan perasaan dan keluhan
4. Buat kontrak waktu, tempat dan topik

Setelah 6 x interaksi Lakukan tindakan SP 1 resiko perilaku


1. Klien mampu membina kekerasan:
hubungan saling percaya. 1. Idenfikasi penyebab dan tanda gejala
2. Klien mampu mengidenfiksi perilaku kekerasan yang dilakukan
penyebab, tanda dan gejala akibat perilaku kekerasan.
perilaku kekerasan yang 2. Jelaskan cara mengontrol perilaku
dilakukan dan akibat kekerasan: fisik, obat, verbal dan
perilaku kekerasan. spiritual
3. Klien mampu menjelaskan 3. Latihan cara mengontrol perilaku
cara mengontrol perilku kekerasan secara fisik: tarik nafas
kekerasan: dengan cara fisik dalam dan pukul kasur dan bantal.
obat, verbal, dan spiritual. 4. Masukan kejadwal kegiatan untuk
4. Klien mampu melakukan latihan fisik
cara mengontrol perilsku
kekerasan dengan cara fisik:
memukul batal dan tarik
nafas dalam
5. Klien dapat memasukan
kegiatan fisik tersebut ke
dalam jadwal harian
Lakukan tindakan SP 2 Resiko Perilaku
Setelah 6 x interaksi
Kekerasan
1. Klien mampu mengevaluasi
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, beri
kegiatan latihan fisik, beri
pujian.
pujian.
2. Latih cara mengontrol perilaku
2. Klien mampu mengontrol
kekerasan dengan obat (6 benar obat,
prilaku kekerasan dengan
guna, dosis, frekuensi, cara,
obat (6 benar obat
kontiunitas minum obat, akibat jika
guna,dosis, frekuensi, cara,
obat itu tidak diminum).
kontiunitas minum obat,
3. Masukan kedalam jadwal harian untuk
akibat tidak minum obat.
latihan fisik dan minum obat.

Setelah 6 x interaksi Lakukan tindakan SP 3 Resiko Perilaku


1. Klien mampu Kekerasan
mengevaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan
latihan fisik dan obat. obat, serta beri pujian.
2. Klien mampu mengontrol 2. Latih cara klien mengontrolilaku
perilaku kekerasan secara kekerasan dengan verbal. (3 cara yaitu :
verbal. mengungkapkan, meminta, dan
3. Klien mampu melakukan menolak dengan benar)
kegiatan latihan fisik, 3. Masukan kejadwal harian untuk latihan
minum obat dan verbal. fisik, minum obat dan verbal.

Lakukan tindakan SP 4 Resiko Perilaku


Kekerasan
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat
dan verbal, beri pujian.
2. Latih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan spiritual (2 kegiatan)
3. Masukkan kedalam jadwal latihan
fisik, minum obat, verbal dan spiritual.

Lakukan tindakan SP 5 Resiko perilaku


kekerasan
1. Evaluasi kegialan latihan SP 1&2,
minum obat, verbal, dan spiritual, beri
pujian.
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri.
3. Nilai apakah perilaku kekerasan
terkontrol
XVIII. CATATAN PERKEMBANGAN/SOAP
NO Hari/Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
.
1. Selasa, Data Subjektif : S:
09/10/2018 - Klien mengatakan pernah - Klien mengatakan merasa
Dinas Pagi mengamuk-ngamuk marah saat di bingung dan tidak ingat
rumah
- Klien mengatakan merasa sedikit O:
kesal karena dikurung di RSJ - BHSP terjalin.
Sambang Lihum dan pernah diikat di - Klien belum mampu menyebut
tempat tidur ruangan karena penyebab, tanda dan gejala
mengamuk perilaku kekerasan yang
Data Objektif : dilakukan.
- Tatapan klien tampak tajam - Klien mampu menyebutkan dua
- postur tubuh kaku cara mengontrol perilaku
- Emosi masih labil. kekerasan yang diajarkan
- Klien cukup kooperatif diajak bicara. - Klien belum mampu melakukan
dua cara mengontrol perilaku
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan kekerasan yang diajarkan.
- Mengidenfikasi penyebab dan tanda - Postur tubuh klien masih tampak
gejala perilaku kekerasan yang kaku
dilakukan akibat perilaku kekerasan. - Tatapan klien masih tajam
- Menjelaskan cara mengontrol - Klien kooperatif.
perilaku kekerasan: fisik, obat, - Tanda-tanda vital:
verbal dan spiritual TD : 120/70 mmHg
- Melatih cara mengontrol perilaku N : 83 x/mnt
kekerasan secara fisik: RR : 22 x/mnt
 Menarik nafas dalam T : 36,40C
 Memukul kasur dan bantal. A:
- Masukan kejadwal kegiatan untuk Perilaku Kekerasan
latihan fisik
P:
- Ulangi SP 1

2. Rabu, Data Subjektif : S:


10/10/2018 - Klien mengatakan masih merasa - Klien mengatakan telah
Dinas Pagi kesal mengerti penyebab tanda dan
Data Objektif : gejala serta akibat dari perilaku
- Tatapan klien masih tampak tajam kekerasan
- Postur tubuh kaku
- Klien cukup kooperatif diajak bicara. O:
- Klien mampu menyebut
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan penyebab, tanda dan gejala
- Mengidenfikasi penyebab dan tanda perilaku kekerasan yang
gejala perilaku kekerasan yang dilakukan.
dilakukan akibat perilaku kekerasan. - Klien mampu menyebutkan dua
- Menjelaskan cara mengontrol cara mengontrol perilaku
perilaku kekerasan: kekerasan yang diajarkan
Fisik, obat, verbal dan spiritual - Postur tubuh klien masih tampak
kaku
- Tatapan klien masih tajam
- Klien kooperatif.
- Tanda-tanda vital:
TD : 110/70 mmHg
N : 89 x/mnt
RR : 21 x/mnt
T : 36,50C
A:
Perilaku Kekerasan

P:
- Ulangi SP 1
3. Kamis, Data Subjektif : S:
11 Oktober - Klien mengatakan perasaan kesalnya - Klien mengatakan memahami
2018 masih ada walau pun sedikit bagaimana cara mengontrol
- Klien mengatakan ingat apa marah
penyebab, tanda gejala, dan akibat
dari perilaku kekerasan O:
Data Objektif : - Klien mampu menyebutkan dan
- Tatapan klien mulai tidak tajam mempraktekan cara mengontrol
- Postur tubuh mulai tidak kaku marah secara fisik
- Klien kooperatif diajak bicara. - Postur tubuh klien masih tampak
kaku
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan - Tatapan klien mulai tidak tajam
- Mengevaluasi penyebab, tanda - Klien kooperatif.
gejala, akibat perilaku kekerasan - Tanda-tanda vital:
pada klien TD : 110/70 mmHg
- Melatih cara mengontrol perilaku N : 87 x/mnt
kekerasan secara fisik: tarik nafas RR : 19 x/mnt
dalam dan pukul kasur dan bantal. T : 360C
- Masukan kejadwal kegiatan untuk
latihan fisik A:
Perilaku Kekerasan

P:
Lanjutkan SP 2
4. Jumat, Data Subjektif : S:
12 Oktober - Klien mengatakan perasaan kesalnya - Klien mengatakan kegunaan
2018 sudah tidak ada obatnya agar dia lekas sembuh
- Klien mengatakan masih ingat
bagaimana cara mengontrol marah O:
Data Objektif : - Klien mampu melakukakan
- Tatapan klien sudah tidak tajam kembali SP 1 cara mengontrol
- Postur tubuh sudahtidak kaku perilaku kekerasan dengan nafas
- Klien kooperatif diajak bicara. dalam dan memukul
bantal/kasur
SP 2 Resiko Perilaku Kekerasan - Klien dapat menyebutkan
- Evaluasi kegiatan latihan fisik, beri kegunaan obat dengan arahan
pujian. perawat
- Latih cara mengontrol perilaku - Klien kooperatif.
kekerasan dengan obat - Tanda-tanda vital:
 Nama obat TD : 110/80 mmHg
 Kegunaan obat N : 80 x/mnt
 Dosis obat RR : 20 x/mnt
- Masukan kedalam jadwal harian T : 36,20C
untuk latihan fisik dan minum obat.
- A:
Resiko Perilaku Kekerasan

P:
Lanjutkan SP 2
5. Sabtu, Data Subjektif : S:
13 Oktober - Klien mengatakan perasaan kesalnya - Klien mengatakan minum obat
2018 sudah tidak ada dengan cara diminum dengan air
- Klien mengatakan akan minum obat putih
secara teratur - Klien mengatakan jika tidak
Data Objektif : minum obat dia akan kambuh
- Klien tampak mengikuti arahan dan marah-marah
perawat untuk minum obat teratur
- Tatapan klien tidak tajam O:
- Postur tubuh tidak kaku - Klien mampu menyebutkan cara
- Klien kooperatif diajak bicara. mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat, dengan arahan dari
SP 2 Resiko Perilaku Kekerasan perawat
- Mengevaluasi kegiatan latihan fisik, - Postur tubuh klien tidak kaku
beri pujian. - Tatapan klien tidak tajam
- Melatih cara mengontrol perilaku - Klien kooperatif.
kekerasan dengan obat - Tanda-tanda vital:
 Cara minum obat TD : 110/70 mmHg
 Kontiunitas minum obat N : 97 x/mnt
 Akibat jika obat itu tidak RR : 20 x/mnt
diminum T : 360C
- Masukan kedalam jadwal harian
untuk latihan fisik dan minum obat. A:
Resiko Perilaku Kekerasan

P:
Lanjutkan SP 3
6. Senin, Data Subjektif : S:
14 Oktober - Klien mengatakan perasaan kesalnya - Klien mengatakan cara minum
2018 sudah tidak ada obat dan kegunaannya dengan
- Klien mengatakan akan minum obat benar
secara teratur - Klien mengatakan ia
Data Objektif : mengungkapkan perasaannya
- Tatapan klien tidak tajam O:
- Postur tubuh tidak kaku - Klien mengatakan cara minum
- Klien kooperatif diajak bicara. obat dan kegunaannya dengan
benar namun masih dengan
SP 3 Resiko Perilaku Kekerasan arahan perahan
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan - Klien mengungkapkan
obat, serta beri pujian. perasaannya namun belum bisa
- Latih cara klien mengontrolilaku meminta dan menolak dengan
kekerasan dengan verbal. (3 cara benar
yaitu : mengungkapkan, meminta, - Postur tubuh klien tidak kaku
dan menolak dengan benar) - Tatapan klien tidak tajam
- Masukan kejadwal harian untuk - Klien kooperatif.
latihan fisik, minum obat dan verbal. - Tanda-tanda vital:
TD : 120/70 mmHg
N : 90 x/mnt
RR : 19 x/mnt
T : 360C

A:
- Resiko Perilaku Kekerasan
P
- Ulangi SP 3
7. Selasa, 15 Data Subjektif : S:
Oktober - Klien mengatakan perasaan kesalnya - Klien mengatakan cara
2018 sudah tidak ada mengontrol kekerasan dengan
- Klien mengatakan akan minum obat cara mengungkapkan ke
secara teratur orang terdekat, meminta
Data Objektif : bantuan orang lain, dan
- Tatapan klien tidak tajam menolak melakukan tindakan
- Postur tubuh tidak kaku kekerasan
- Klien kooperatif diajak bicara. O:
- Klien mampu mengungkapkan
SP 3 Resiko Perilaku Kekerasan perasaannya
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan - Postur tubuh klien tidak kaku
obat, serta beri pujian. - Tatapan klien tidak tajam
- Latih cara klien mengontrolilaku - Klien kooperatif.
kekerasan dengan verbal. (3 cara - Tanda-tanda vital:
yaitu : mengungkapkan, meminta, TD : 110/70 mmHg
dan menolak dengan benar) N : 88 x/mnt
- Masukan kejadwal harian untuk RR : 19 x/mnt
latihan fisik, minum obat dan verbal. S : 360C
A:
Resiko Perilaku Kekerasan

P:
Lanjutkan SP 4

Anda mungkin juga menyukai