TS
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM
OLEH
NOOR ROSAIDA RAHMI
NIM.
OLEH
NOOR ROSAIDA RAHMI
NIM.
Banjarmasin,
Mengetahui,
( ) ( )
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Sdr. T
JenisKelamin : Laki-laki
TanggalPengkajian : 03 januari 2020
Umur : 30 tahun
Alamat : Sungai tabuk
Pendidikan terakhir : SLTP
Informan : Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
No RM : xx.xx.xx
4. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan jiwa.
5. Pengalamanmasalalu yang tidakmenyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah masalah
dalam pekerjaannya ketika menjadi kernet bus sering dibentak-bentak dan klien
hanya memendam masalah itu.
E. Faktor Presipitasi
Pasien tidak pernah minum obat dan pasien di jogja tinggal sendirian. Tidak ada
keluarga karena semua keluarganya di NTB dan hanya ada satu paman tapi tidak
tahu rumahnya karena pamannya sering berpindah-pindah rumah.
F. Fisik
1. Tindakan vital TD : 120/70 mmHg
2. Ukur TB : - BB : -
3. Keluhanfisik
Klien mengatakan secara fisik dirinya baik-baik saja.
G. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
= meninggal
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klienmengatakanklien tinggal di rumah sendirian karena ibunya sudah
meninggal sedangkan ayah klien tidak bertanggung jawab dan sekarang
bersama ibu tiri dan adik tirinya. Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat gangguan jiwa.
3. Konsepdiri
a. Gambarandiri :Klien mengatakan namanya
adalah T. Bagian
tubuh yang disukai klien adalah panca indra.
b. Identitas :Klien mengatakan
dirinya sebagai seorang laki-
laki, berpakaian seperti laki-laki.
c. Peran : Klien berperan sebagai anak.
Di rumah sering
berkebun dan beternak ayam.
d. Ideal diri : Klien berharap dapat
cepat pulang dari RSJ
karena ingin main lagi dan bekerja.
e. Hargadiri : Klien sering berkumpul dengan
teman-temannya.
Dia tidak merasa malu ataupun minder.
4. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien adalah
orang tuanya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti kegiatan di
desanya seperti kerja bakti dan ronda.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan sosial
dengan orang lain.
5. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat ini berusaha menjaga sholat lima waktunya.
H. Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat rapi.
2. Pembicaraan
Klien dapat berbicara dengan jelas dan dapat menjawab pertanyaan dari
praktikan dengan tepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara dengan baik
dengan teman-temannya.
3. AktivitasMotorik
Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan saat ini perasaannya baik-baik saja.
5. Afek
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada yang
melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi serius.
6. Interaksi selama wawancara
Selama pembicaraan klien kooperatif dan dapat menjawab sesuai pertanyaan
praktikan.
7. Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan sejak SMP yang ingin
mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan sampai saat
ini masih sering muncul. Klien mengatakan ketika halusinasi itu muncul klien
langsung mandi dan kadang mendengarkan musik untuk menghilangkan bisikan
itu.
8. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
9. Isi pikir
Isi pikir klien adalah obsesi.
J. Mekanisme Koping
1. Adaptif :
- klien berbicara dengan orang lain
- klien dapat melakukan teknik relaksasi dan aktifitas konstruktif
2. Maladaptif:
- Menghindari masalah
- Mengamuk
- Mencederai orang lain
√ Koping Obat-obatan
Lainnya
M. ASPEK MEDIK
1. Diagnosis Multiaksial
Axis I : F 20.0
Axis II : cenderung skizoid
Axis III :belum ada diagnosa
Axis IV : tidak ada informasi
Axiz V : jelek
2. TerapiMedik
NO Nama Obat Dosis Indikasi Efek samping
1 Haloperidol 5 mg 1/2-0-1/2 Psikosis akut insomnia, eforia, agitasi,
dan kronis. pusing, depresi, lelah,
sakit kepala, mengantuk,
Halusinasi pada bingung, vertigo, kejang.
skizofrenia
2 Clozapine NI 25 mg 1/2-0-1/2 Antipsikotik, Mengantuk, berat badan
menenangkan naik, air liur bertambah,
pikiran dan pusing, konstipasi, mual,
menghilangkan sesak napas,
halusinasi mengompol saat tidur
3 Trihexypenidyl 2 mg 0-0-1 Kaku-kaku tubuh Mengantuk, pusing,
dan mengurangi penglihatan kabur,
gemetar disorientasi, hipotensi,
mual, muntah, retensi
urine
Penyebab
Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif
RUANGAN :
NO. RM :
TUM :
Keluarga dapat
merawat klien yang
mengalami gangguan
jiwa sehingga
penatalaksanaan
regimen terapeutik
efektif.
TUK 1 :
Keluarga dapat
mengenal masalah Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan 1. Hubungan
yang dapat keluarga mengenal saling percaya dengan saling percaya merupakan
menyebabkan klien masalah klien dengan keluarga dasar untuk kelancaran
kambuh. kriteria hasil: dapat a. Sapa keluarga dengan hubungan interaksi
mengidentifikasi masalah ramah. selanjutnya.
pencetus klien kambuh, b. Jelaskan tujuan perawatan
yang dipengaruhi oleh dan perannya selama
sikap keluarga, bersama klien.
masyarakat dan klien c. Dorong keluarga untuk
sendiri. untuk pertemuan mengungkapkan masalah.
selanjutnya 2. Kaji persepsi
keluarga tentang perilaku klien
2. Mengetahui
yang maladaptive
pengetahuan pasien tentang
3. Diskusikan
perilaku pasien
dengan keluarga beberapa
3. Mengetahui
masalah yang dapat menjadi
perhatian keluarga terhadap
faktor penyebab klien kambuh,
pasien gangguan jiwa
seperti :
a. Tidak menghargai klien.
b. Mengisolasi klien.
c. Tidak memperhatikan
klien/tidak memberi
kegiatan selama dirumah. 4. Memberikan
4. Diskusikan dengan pengetahuan tentang cara
keluarga tentang sikap yang merawat pasien
harus dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan individu
terhadap perilaku maladaptif
dari klien.
5. Bantu keluarga
5. Keluarga
mengenal sikap dan
perilakunya yang dapat dapat menentukan tindakan
memicu dan dapat jika pasien kambuh
menyebabkan klien kambuh.
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang pentingnya
klien minum obat secara
teratur.
2. Minum obat scara teratur dapat
mencegah kekambuhan pasien
TUK 4 : Selama 1x pertemuan 1. Ide 1. Mengetahui faktor pendukung
keluarga mampu ntifikasi dengan keluarga yang ada pada keluarga
Keluarga dapat
menjelaskan support tentang support sistem yang
mengidentifikasi 2. Support sistem yang baik dapat
sistem yang ada di dalam ada di dalam keluarga.
support sistem yang meningkatkan kesembuhan pasien
keluarga, misalnya : 2. Di
ada di dalam keluarga
skusikan dengan keluarga
- Sikap keluarga
tentang pentingnya partisipasi
yang positif 3.. Dengan menghargai nilai positif
aktif dari support sistem dalam
- Do’a klien keluarga dapat dengan
perawatan klien.
mudah mengatur keseharian
3. Di
pasien
skusikan dengan keluarga
pentingnya keluarga dalam 4. Keluarga tidak menjelek-jelekkan
menghargai nilai positif klien pasien
4. An
jurkan keluarga untuk
menerima apa adanya
(kelemahan dan kekurangan
yang klien dimiliki klien tidak
ditampilkan).
a. Identifikasi bersama
keluarga tentang kondisi
dan lingkungan keluarga
yang dapat mendukung
kesehatan klien
b. Ciptakan suasana keluarga
yang tenang dan nyaman
bagi klien
TUM:
TUK:
Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
1. Klien dapat menunjukkan tanda-tanda dengan: merupakan dasar untuk kelancaran
membina percaya kepada perawat hubungan interaksi selanjutnya.
a. Beri salam setiap berinteraksi
hubungan saling dengan kriteria hasil:
b. Perkenalkan nama, nama
percaya
a. Wajah cerah panggilan perawat, dan tujuan
b. Mau berkenalan perawat berkenalan
c. Ada kontak mata c. Tanyakan dan panggil nama
d. Bersedia menceritakan kesukaan klien
perasaan d. Tunjukkan sikap jujur dan
e. Bersedia menepati janji setiap kali
mengungkapkan berinteraksi
2. Klien dapat Setelah 2x interaksi klien Bantu klien mengungkapkan Mengetahui respon dari marahnya
mengidentifikasi dapt menceritakan perasaan marahnya: pasien.
penyebab penyebab perilaku
a. Motivasi klien untuk
perilaku kekerasan yang dilakukan
menceritakan penyebab rasa
kekerasan yang dengan menceritakan
jengkel dan marahnya
dilakukan. penyebab perasaan
b. Dengarkan tanpa menyela
jengkel
setiap ungkapan klien
3. Klien dapat Setelah 2x interaksi pasien 1. Bantu klien mengungkapkan 1. Mengetahui seberapa
mengidentifikasi dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku pengetahuan pasien tentang
tanda-tanda, perilaku kekerasan dengan kekerasan yang dialami: perilaku kekerasan.
jenis, akibat kriteria hasil: 2. Motivasi klien menceritakan 2. Dengan menceritakan kondisi
perilaku kondisi fisik saat perilaku yang dialami pasien menjadikn
c. Klien dapat
kekerasan, dan kekerasan terjadi pasien lebih tahu tentang
menjelaskan tanda-
cara konstruktif 3. Motivasi klien menceritakan dirinya sendiri.
tanda perilaku
dalam kondisi emosinya 3. Pasien lebih tahu tentang
kekerasan
mengungkapka 4. Motivasi klien menceritakan dirinya sendiri.
d. Klien dapat
n kemarahan kondisi hubungan dengan 4. Mengetahui kondisi hubungan
menjelaskan jenis
orang lain saaat terjadi ketika perilaku terjadi.
ekspresi marah,
perilaku kekerasaan
perasaan saat
5. Diskusikan dengan klien 5. Mengetahui apa saja perilaku
melakukan kekerasan,
perilaku kekerasan yang kekerasan yang sudah
dan efektifitas cara
dilakukan selama ini: dilakukan.
dalam menyesuaikan
a. Motivasi untuk
masalah
menceritakan jenis
e. Klien dapat
perilaku kekerasan yang
menjelaskan akibat
pernah dilakukan
perilaku kekerasan bagi
b. Motivasi menceritakan
diri sendiri, orang lain
perasaan setelah tindakan
dan lingkungan
perilakuk kekerasan
4. Klien dapat Setelah 2x pertemuan 1. Diskusikan cara yang 1. Pasien dapat memilih cara
mendemonstras klien dapat memperagakan mungkin dipilih, anjurkan sendiri untuk mengatasi
ikan cara cara mengontrol perilaku klien untuk memilih masalah
mengontrol kekerasan baik secara 2. Latih klien memperagakan 2. Latihan yag baik dapat
perilaku fisik, verbal, maupun cara yang dipilih: menjadikan masalah teratasi
kekerasan. spiritual. a. Peragakan cara yang dipilih dengan baik
b. Jelaskan manfaat cara
c. Anjurkan klien untuk
menirukan
d. Beri penguatan dan
perbaiki cara yang belum
sempurna
3. Anjurkan klien menggunakan 3. Memperagakan dan
cara yang sudah dilatih pada menggunakan lembali untuk
saat jengkel atau marah. maslah yang dihadapi pasien.
5. Klien Setelah 3x pertemuan 1. Diskusikan dengan klien dan 1. dengan mengetahui efek
menggunakan klien menjelaskan tentang keluarga tentang dosis, samping obat klien tahu apa
obat sesuai manfaat obat, kerugian frekuensi dan manfaat obat. yang harus dilakukan setelah
program tidak minum obat, nama minum obat.
2. Bantu klien menggunakan
obat, bentuk dan warna,
2. Diskusikan bahayanya obat prinsip lama benar.
dosis dan waktu
tanpa konsultasi.
pemberian dan cara 3. dengan mengetahui prinsip
3. Bantu klien
pemberian, serta klien maka kemandirian klien
menggunakan prinsip lama
mampu menggunakan tentang pengobatan dapat
benar.
obat sesuai program ditingkatkan secara bertahap.
IV. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Hari, tanggal Implementasi Evaluasi
Dx TTD
jam Keperawatan Keperawatan
Halusinasi : 03 januari 03 januari 2020
Membina hubungan saling percaya Pukul 14.30
pendengaran 2020
dengan prinsip komunikasi terapeutik.
S:
Pukul 13.00
1. Klien
a. Sapa klien dengan ramah baik
mengatakan bersedia diajak
secara verbal maupun non verbal.
mengobrol oleh perawat.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
2. Pasien mau
c. Tanyakan nama lengkap klien dan
menyebutkan namanya
nama panggilan yang disukai klien. 3. Pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan. mengatakan kalau ada suara-
e. Jujur dan menepati janji. suara yang sering
f. Tunjukan sikap empati dan terima mengganggunya.
klien apa adanya. O:
g. Beri perhatian kepada klien dan
1. Pasien tampak sering menggigit
perhatikan kebutuan dasar klien.
ujung bolpoin
2. Pasien tampak kurang tenang saat
wawancara.
Pukul 13.15
A: BHSP tujuan tercapai.
P:
S:
O:
S: pasien mengatakan:
Melakukan terapi aktivitas kelompok: - marah karena bosan
- tanda saat marah yaitu gelisah
perilaku kekerasan sesi I: mengidentifikasi - akibat dari marah adalah menyesal
perilaku kekerasan - belum mengetahui cara mengontrol
marah
O:
- pasien kooperatif
- pasien tampak antusias
- pasien tampak bersemangat
- pasien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
A: resiko perilaku kekerasan teratasi
sebagian: pasien belum mengetahui cara
mengontrol marah
P:
S: pasien mengatakan:
P: