Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN

HALUSINASI

Tanggal pengkajian : 15 Juli 2023


Jam : 08.00 WIB

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
A. Klien
- Nama (Inisial) : Tn.M
- Usia / Tanggal Lahir : ± 46 Tahun
- Jenis Kelamin : Laki laki
- Alamat : Jl.Banjar Indah
- Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
- Pendidikan : SMA
- Status Perkawinan : Belum menikah
- Agama : ISLAM
- Pekerjaan : Tidak bekerja
- Diagnosa medis : RPK dan Halusinasi
B. Penanggung Jawab
- Nama : Ny. K
- Usia : 70 Tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Pensiunan
- Hubungan dengan klien : Ibu Kandung

II. KELUHAN UTAMA


a. Keluhan utama
Saat pengkajian pada tanggal 15 Juli 2023 keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien mulai terganganggu setelah px kehilangan
pekerjaannya, dan pada saat itu juga px sudah mulai selalu emosian
dan suka memukul keanakanya sendiri pada saat emosi

Saat pengkajian : Pasien tampak tenang saat diajak berkomunikasi.


Pasien mampu mengenali orang, waktu dan tempat.
 Masalah keperawatan : Resiko Prilaku Kekerasan
III. FAKTOR PRESIPITASI DAN PREDISPOSISI
1. Faktor presipitasi :
Keluarga pasien juga akan merasa marah bahkan bisa memukul orang
lain apabila ada yang membuat dia emosi
2. Faktor Predisposisi
a. Ganguan jiwa masa lalu
Ya  Tidak
Klien mengatakan bahwa sejak pasien kehilangan pekerjaan sudah
mulai menunjukan perilaku berbeda. Klien sering berbicara kacau
dan suka keluyuran tidak jelas
b. Pengobatan Sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah dibawa
berobat ke dokter jiwa karena pasien menolak. Keluarga pernah
mencoba memaksa tetapi pasien malah ngamuk dan berusaha
memukulnya. Pasien merasa dirinya tidak sakit sehingga tidak
perlu berobat.
3. Riwayat Aniaya
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
a. Aniaya fisik
b. Aniaya seksual
c. Penolakan
d. Kekerasan dalam keluarga
e. Tindakan kriminal
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak penah mengalami
aniaya baik aniaya fisik dan seksual. Klien juga tidak pernah
mengalami penolakan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan
kriminal.
 Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Ya  Tidak

Keluarga mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang


mengalami hal yang sama ataupun gangguan jiwa lainnya.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Keluarga mengatakan bahwa pola asuh dari orang tuanya memang
cukup keras sehingga mungkin bisa menjadi salah satu masalah yang
dipendam oleh pasien. Pasien juga jarang membicarakan masalah yang
terjadi kepada anggota keluarga yang lain.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Respirasi : 23 kali/menit
Nadi : 86 kali/menit
Suhu : 36,1oC
TB : 160 cm
Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada merasa sakit pada
anggota tubuhnya
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram: 3 Generasi

Tn.I

Keterangan :
: Laki-Laki : Meninggal : Klien

: Perempuan : Cerai : Tinggal Serumah

Klien adalah anak keempat dari empat bersuadara, dari Tn.M dan Ny.K. A.
Klien tinggal Bersama orang tuanya, semua keperluan terkadang diatur
oleh orang tuanya.
 Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
B. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan tubuhnya sedang (tidak gemuk dan tidak kurus).
Klien menyukai semua bagian tubuhnya, dan tidak ada bagian yang
tidak disukai klien.
2) Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki. Klien menyebutkan namanya Tn.M,
usia ± 47 tahun. Klien mengatakan merasa senang menjadi seorang
laki-laki.
3) Peran
Klien mengatakan bahwa dia memiliki peran penting dalam
keluarga sebagai anak dan seorang ayah.
4) Ideal diri
Ketika ditanya mengenai posisi, status, peran klien menjawab
dirinya adalah Seorang anak dan ayah. Jika ditanya harapan klien
terhadap lingkungan klien mengatakan harapannya dapat diterima
dengan baik oleh keluarga dan lingkungan.
5) Harga diri
Klien berharap orang lain dapat menghargainya, tidak diacuhkan
begitu saja, yang dikarenakan klien tidak memiliki pekerjaan.
 Masalah keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah

C. Hubungan Soial
1) Orang terdekat / orang yang berarti.
Klien mengatakan sangat menyayangi orang tua, saudarinya dan
anaknya, karena baginya hanya pada saudarinya tempat meminta
bantuan saat ini.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan tidak memiliki peran dalam sebuah kelompok
dan masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubugan dengan orang lain.
Klien tidak memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan orang
lain. Keluarga mengatakan bahwa masyarakat sekitar rumah selalu
bersikap baik kepada Tn. M. Klien mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan benar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

D. Spiritual
1). Nilai dan keyakinan
Keluarga klien mengatakan klien beragama islam dan klien
meyakini kebenaran agamanya.
2). Kegiatan ibadah
Keluarga klien mengatakan klien kadang bisa mengikuti kegiatan
sholat kadang tidak
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Pada saat pengkajian, cara berpakaian klien tampak kurang rapi.
Pakaian yang digunakan tampak baik dan bersih. Klien juga
menggunakan plastik di tangan dan kepalanya
Masalah keperawatan: Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan
 Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Saat dilakukan pengkajian, klien mampu menjawab pertanyaan singkat
yang diberikan dengan benar. Klien mampu menyebutkan nama,
tempat, waktu dan juga kegiatan yang dia lakukan dengan benar.
Hanya saja terkadang pasien menjelaskan pembicaraan yang
dilakukannya dengan bayangan di pikirannya.
 Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah
Komfulsif
Agitasi Tik Grimasen Tremor
Pada saat pengkajian, klien tampak seperti orang biasa. Klien tampak
berdiri di pinggir jalan sambil mengatur lalu lintas jalanan.
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir
Gembira
Klien mengatakan perasaannya saat pengkajian biasa saja.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
 Adekuat Datar Tumpul Labil
Tidak sesuai
Pada saat pengkajian, klien berekspresi sesuai dengan apa yang terjadi.
Seperti saat ditanya apa yang sedang dilakukannya, klien pun
berekspresi senyum sambil menjelaskan kegiatannya.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata(-) Defensif Curiga
Klien kadang-kadang tampak tidak nyambung tetapi klien sering
tersenyum. Klien kooperatif, kontak mata bagus. Klien dapat
menjawab apa yang ditanyakan sesuai apa yang ia tahu.
 Masalah keperawatan: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
7. Persepsi
 Pendengaran Penglihatan Perabaan
Derealisasi Pengecapan Penghidu
Depersonalisasi
Klie mengatakan mendengar suara yang mengajaknya berbicara dan
bertukar pikiran. Keluarga mengatakan sering melihat pasien
terkadang berbicara sendiri.
 Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
flight of idea Blocking Bicara cepat/Logorea
Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Menurut data yang diperoleh dari hasil observasi pada klien saat
wawancara yaitu klien tampak menjawab sesuai apa yang ia tahu, tapi
terkadang ada hal yang dibicarakan tidak nyambung, pembicaraan
terkadang inkoheren
 Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Pesimisme
Rendah diri Ide yang terkait Pikiran magis
Agama Somatik Kebesaran
Curiga Nihilistic Sisip pikir
Siar pikir Kontrol pikir
Saat diwawancara klien berbicara sesuai apa yang diketahui, klien
tidak memiliki obsesi, phobia, atau kecurigaan dan keyakinan
mendalam tentang dirinya. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah
orang biasa dan berharap orang lain tidak menganggapnya gangguan
jiwa.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat kesadaran
 Compos mentis Apati Somnolen Sopor
Koma Waktu Tempat
Disorientasi
Saat pengkajian, klien dapat mengingat waktu dibuktikan saat ditanya
jam berapa dia pulang menjaga jalanan, Tn.I menjawab sekitar jam
09.00, klien tahu bahwa saat ditanya waktu itu pagi. Sebelum interaksi
klien tampak bingung, namun saat perawat menjelaskan hanya ingin
berbicara biasa pasien pun mulai bersikap biasa.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
a. Daya ingat jangka panjang
Klien dapat mengingat alamatnya yaitu di depan STIE, dan klien
dapat mengingat bahwa iya memiliki saudara disana
b. Daya ingat jangka pendek
Saat ditanya klien dapat mengingat dan menyebutkan nama
perawat.
c. Daya ingat saat ini
Daya ingat klien saat ini baik, saat ditanya menu makan pagi tadi
klien dapat menyebutkannya, yaitu : nasi
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Pada saat pengkajian, klien mampu menjawab dan berhitung
sederhana 1+2, klien menjawab benar yaitu 3.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Klien dapat mengambil keputusan dengan sendirinya. Keluarga
mengatakan bahwa pasien sudah sering ingin diberi uang tetapi dia
menolaknya dengan alasan tidak ingin terlalu membebani saudaranya
tersebut.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Klien mengatakan dirinya tidak sakit dan dalam keadaan sehat
sehingga tidak perlu berobat. Sedangkan menurut keluarga klien
sering berbicara sendiri, hal tersebut dibuktikan dari penjelasan klien
sendiri bahwa dia sering berbicara dengan orang lain untuk bertukar
pendapat.
 Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran

VII. KEBUTUHAN SEHARI-HARI


1. Makan
Klien mampu makan secara mandiri. Klien makan 3x sehari dan klien
makan makanan yang disediakan oleh keluarganya maupun dari orang
sekitar.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
2. BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK secara mandiri. Klien mengetahui dimana
tempat BAB/BAK yaitu WC. Klien mampu membersihkan diri setelah
dari WC.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari
4. Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri, dan pakaian yang digunakan
sesuai dengan keperluan.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan memiliki kegiatan sebelum tidur yaitu berbincang
bersama temannya. Sesekali sebelum tidur klien sering mendengar
bisikan dan suara-suara itu.
 Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
6. Penggunaan obat
Keluarga mengatakan bahwa sejak klien mengalami perubahan
kepribadian sampai saat ini, klien tidak pernah dibawa berobat. Hal ini
dikarenakan pasien menganggap dirinya tidak sakit dan jika dipaksa
maka pasien akan memukul orang yang mengganggunya.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
7. Pemeriksaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan pasien tidak pernah dilakukan
pemeriksaan terkait penyakitnya
 Masalah keperawatan: Manajemen kesehatan tidak efektif
8. Kegiatan didalam rumah
Keluarga mengatakan klien tidak pernah berkumpul di dalam rumah.
Klien hanya meminta nasi dan pakaian saat pulang ke rumah setelah
itu langsung pergi lagi.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
9. Kegiatan di luar rumah
Keluarga mengatakan sebelum mengalami perubahan perilaku, saat
klien masih SMP dia lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah
bersama teman-temannya dan terkadang sering pulang larut malam.
Sedangkan saat ini klien selalu berkeliling sambil menjaga jalanan dan
masjid dengan jam yang sama tiap harinya.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


1. Adaptif
- Bicara dengan orang lain
Saat dilakukan pengkajian klien mampu berkomunikasi dengan
baik. Keluarga juga mengatakan bahwa kalau ditanya klien dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.
 Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
2. Maladaptif
- Reaksi berlebih
- Menghindar
- Mencederai orang lain
Keluarga mengatakan saat sedang kesal seperti setelah diejek orang
lain yang menganggapnya gila maka klien akan mengamuk, saat
mendengar orang yang berbicara dengan nada tinggi maka klien akan
menghindari dan menjauhi hal tersebut.
 Masalah keperawatan: Resiko perilaku kekerasan dan Koping
individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien tidak memiliki masalah dengan masyarakat sekitar.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien tidak pernah bermasalah dengan lingkungan sekitarnya, klien
masih mampu mengikuti kegiatan bersama terutama di masjid.
3. Masalah dengan pendidikan
Keluarga mengatakan klien sempat masuk perguruan tinggi, tetapi
tidak sampai lulus
4. Masalah dengan pekerjaan
Keluarga mengatakan klien tidak ada pekerjaan lagi semenjak
diberhentikan
5. Masalah dengan perumahan
Keluarga klien mengatakan klien tinggal bersam orang tua.
6. Masalah ekonomi
Keluarga klien mengatakan bahwa perekonomian mereka cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan tidak memiliki masalah dengan pelayanan
kesehatan setempat hanya saja klien selalu menolak apabila diajak
untuk berobat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
a. Faktor Presipitasi
Keluarga mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui penyebab pasti
dari penyakit yang dialami oleh Tn. M. Mereka hanya menganggap
bahwa ini adalah balasan oleh Allah swt karena mungkin ada sikap Tn.
M dahulu yang tidak disukai oleh Allah swt.
b. Koping
Klien mengatakan sering berbicara dengan orang yang ada
dibayangannya.
 Masalah keperawatan:
- Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Pendengaran

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa medik : RPK Halusinasi
2. Terapi medik : -

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada.

XIII. MASALAH KEPERAWATAN


1. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
2. Resiko Prilaku Kekerasan.

XIV. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
2. Resiko Prilaku Kekerasan.

XV. POHON MASALAH DAN ANALISA DATA

Effect Resiko Perilaku Kekerasan

Care problem Perubahan persepsi sensori :


Halusinasi pendengaran
Cause Koping individu tidak efektif

Koping keluarga tidak efektif


XVI. ANALISA DATA
Maslah
No Data
Keperawatan

1. Data subjektif:
- Klien mengatakan mendengar suara orang
yang sering mengajaknya berbicara.
- Keluarga klien mengatakan klien sering
terlihat berbicara sendiri
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien
Perubahan persepsi
mengalami perubahan perilaku. Klien
sensori: Halusinasi
terkadang bisa tersenyum sendiri.
pendengaran
Data objektif:

- Klien terkadang tampak bicara dan tersenyum


sendiri
- Klien tampak lebih sering duduk sendiri dan
melamun.
- Kontak baik dan dapat dipertahankan.
- Klien kooperatif saat diajak berkomunikasi
2. Data subjektif:
- Keluarga klien mengatakan klien akan
mengamuk dan marah-marah bila ada orang
lain mengejeknya orang gila

Resiko perilaku
Data objektif:
kekerasan
- Klien tampak berdiri di persimpangan jalan
sambil memegang kayu. Klien mengatakan
bahwa klien memiliki tanggung jawab untuk
menjaga jalanan dan masjid
- Kontak mata baik dan dapat dipertahankan.

XVII. PRIORITAS MASALAH


1. Gangguan Persepsi Sensori : Gangguan Halusinasi Pendengaran
2. Resiko Perilaku Kekerasan
XVIII. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS INTERVENSI

1. Gangguan persepsi Setelah dilakukan 6x interaksi BHSP BHSP


sensori: halusinasi diharapkan : Pasien mampu
pendengaran membina hubungan saling percaya, 1. Pasien mampu menjawab salam 1. Mengcapkan salam dan
mengenal halusinasi, mengontrol 2. Pasien mau berjabat tangan memperkenalkan diri kepada pasien
halusinasi, dan mengikuti program 3. Pasien mau duduk Bersama perawat dan mnejelaskan tujuan kedatangan
pengobatan secara optimal. 4. Pasien mampu mengutarakan masalahnya 2. Berjabatan tangan dengan pasien
5. Melakukan kontrak Tindakan keperawatan 3. Mengajak pasien untuk duduk Bersama
4. mnenanyakan pasien tentang masalah
SP 1 ( Pasien ) yang dialaminya
5. menanyakan kontrak waktu untuk
1. Pasien mampu mengidentifikasi dengan
mendiskusikanisi, waktu, frekuensi, waktu dilakukan Tindakan keperawatan
situasi pencetus perasaan dan respon pasien
ketika terjadi halusinasi SP 1 ( Pasien )
2. Pasien mampu menjelaskan cara
mengontrol halusinasi dengan cara 1. Identifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi,
menghardik, obat, bercakap-cakap, situasi pencetus, perasaan, respon
melakukan kegiatan pasien ketika terjadi halusinasi
3. Pasien mampu memperagakan cara 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
menghardik dengan cara menghardik, obat,
4. Pasien memasukan kedalam jadwal bercakap-cakap, dan melakukan
kegiatan harian cara mengontrol halusinasi kegiatan harian.
dengan menghardik 3. Latih pasien cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
SP 1 ( Keluarga) 4. Pasien memasukan kedalam jadwal
1. Keluarga mampu mengidentifikasi dengan kegiatan harian untuk latihan
mendiskusikanisi, waktu, frekuensi, waktu menghardik.
situasi pencetus perasaan dan respon
pasien ketika terjadi halusinasi pada pasien SP 2 ( Pasien )
2. Keluarga mampu menjelaskan cara 1. Evaluasi kegiatan menghardik
mengrontol pasien pada saat halusinasi 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
3. Keluarga mampu membantuk pasien untuk obat (Jelaskan tentang obat yang
menghardik diminum: 6 Benar (Benar: Jenis, Dosis,
Frekuensi, cara, orang, dan kontinuitas
minum obat)
SP 2 ( Pasien ) 3. Jelaskan pentingnya penggunaan obat
1. Pasien mampu menghardik halusinasi pada gangguan jiwa
2. Pasien mampu menjelaskan kembali 4. Jelaskan akibat jika obat tidak diminum
tentang obat yang diminum: 6 Benar sesuai program
(Benar: Jenis, Dosis, Frekuensi, cara, 5. Jelaskan akibat putus obat
orang, dan kontinuitas minum obat) 6. Jelaskan cara berobat
3. Pasien mampu menjelaskan pentingnya 8. Masukan kedalam jadwal kegiatan
penggunaan obat pada gangguan jiwa harian cara mengontrol halusinasi
4. Pasien mampu menjelaskan akibat jika dengan menghardik dan minum obat
obat tidak diminum sesuai program
5. Pasien mampu menjelaskan akibat putus SP 3 ( Pasien )
obat 1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik
6. Pasien mampu menjelaskan cara berobat dan obat
7. Pasien memasukan kedalam jadwal 2. Latih cara mengontrol halusinasi
kegiatan harian cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap ketika
dengan menghardik dan minum obat halusinasi muncul
3. Memasukan pada jadwal kegiatan
SP 2 ( Keluarga ) untuk latihan menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap
1. Keluarga mampu menjelaskan kembali
tentang obat yang diminum: 6 Benar SP 4 ( Pasien )
(Benar: Jenis, Dosis, Frekuensi, cara, orang, 1. Evaluasi kegiatan latihan mengontrol
dan kontinuitas minum obat) halusinasi dengan cara menghardik,
2. Keluarga mengetahui pentingnya penggunaan obat, dan bercakap-cakap
penggunaan obat pada gangguan jiwa 2. Latih cara mengontrol halusinasi
3. Keluarga bisa menjelaskan cara berobat dengan melakukan kegiatan harian
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik, minum obat,
SP 3 ( Pasien ) bercakap-cakap, dan melakukan
1. Pasien mampu mengontrol halusinasi kegiatan harian.
dengan mengahardik dan obat
2. Pasien mampu menjelaskan cara SP 5 ( Pasien )
mengontrol halusinasi dengan cara 1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik,
bercakap-cakap minum obat, bercakap-cakap dan
3. Pasien memasukan cara menghardik, obat, melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
dan bercakap-cakap kedalam jadwal 2. Latih kegiatan harian.
kegiatan harian 3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah halusinasi telah terkontrol.
SP 3 ( Keluarga )
1. Keluarga mengetahui cara mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan pasien

SP 4 ( Pasien )
1. Pasien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, penggunaan obat,
dan bercakap-cakap
2. Pasien mampu mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan harian.
3. Pasien memasukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan
harian.

SP 4 ( Keluarga )
1. Kelurga mengetahui cara mengntrol
hausinasi dengan cara beraktivitas Bersama
dengan pasien
SP 5 ( Pasien )
1. Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik, penggunaan obat, dan
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
harian.
2. Pasien mampu melatih kegiatan harian.
3. Pasien mampu menilai kemandiriannya.
4. Menilai apakah halusinasi telah terkontrol

SP 5 ( Keluarga )
1. Keluarga dapat membantu pasien dalam
melatih kegiatan harian pasien
2. Keluarga dapat membantu penialain
kemandirian pasien
3. Keluarga bisa mengontrol apa bila pasien
Kembali berhalusinas
2. Risiko perilaku Setelah dilakukan 5x interaksi BHSP BHSP
kekerasan. diharapkan: Pasien mampu
membina hubungan saling percaya, 1. Pasien mampu menjawab salam 1. Mengcapkan salam dan
mampu mengidentifikasi 2. Pasien mau berjabat tangan memperkenalkan diri kepada pasien
marah/perilaku kekerasan yang 3. Pasien mau duduk Bersama perawat dan mnejelaskan tujuan kedatangan
dialaminya, mampu mengontrol 4. Pasien mampu mengutarakan masalahnya 2. Berjabatan tangan dengan pasien
dengan latihan fisik 1 & 2, mampu 5. Melakukan kontrak Tindakan keperawatan 3. Mengajak pasien untuk duduk Bersama
mengontrol dengan obat, dan 4. mnenanyakan pasien tentang masalah
mampu mengontrol dengan cara yang dialaminya
SP 1
verbal/sosial. 5. menanyakan kontrak waktu untuk
1. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab,
tanda dan gejala PK yang dilakukan dan dilakukan Tindakan keperawatan
kibat perilaku kekerasan
2. Pasien mampu menjelaskan cara mengontrol
PK: fisik, obat, verbal dan spiritual SP 1
3. Pasien mampu mengontrol PK: Fisik ( Tarik 1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala
nafas dalam & memukul bantal) serta akibat perilaku kekerasan
4. Pasien memasukkan dalam kegiatan harian 2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik,
untuk latihan fisik obat, verbal dan spiritual
3. Latih caramengontrol PK: secara fisik
SP 1 ( Keluarga ) ( Tarik nafas dalam & memukul bantal)
1. Keluarga mampu mengidentifikasi 4. Masukkan dalam kegiatan harian untuk
penyebab, tanda dan gejala PK yang latihan fisik
dilakukan dan kibat perilaku kekerasan
2. Keluarga mampu menjelaskan cara SP 2
mengontrol PK: fisik, obat, verbal dan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik
spiritual 2. Jelaskan tentang obat yang diminum: 6
3. Keluarga mengetahui cara mengontrol PK: Benar (Benar: Jenis, Dosis, Frekuensi,
Fisik ( Tarik nafas dalam & memukul cara, orang, dan kontinuitas minum obat)
bantal) 3. Masukkan kedalam jadwal kegiatan
untuk latihan fisik dan minum obat.

SP 2 SP 3
1. Pasien mampu melakukan kegiatan latihan 1. Evaluasi latihan kegiatan fisik dan obat
fisik 2. Ajarkancara mengontrol perilaku
2. Pasien mampu menjelaskan tentang obat kekerasan secara verbal
yang diminum: 6 Benar (Benar: Jenis, Dosis, (mengungkapkan, meminta, dan menolak
Frekuensi, cara, orang, dan kontinuitas dengan benar)
minum obat) 3. Masukan kedalam jadwal kegiatan untuk
3. Pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan latihan fisik dan minum obat, serta
untuk latihan fisik dan minum obat. verbal.

SP 2 ( Keluarga ) SP 4
1. Keluarga mampu membantu pasien dalam 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat, dan
melakukan Latihan fisik verbal
2. Keluarga mengatahui cara 6 benar obat 2. Ajarkan cara mengontrol PK dengan cara
spiritual
SP 3 3. Masukkan kedalam jadwal kegiatan
1. Pasien mampu melakukan latihan kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat,
fisik dan obat verbal, serta spiritual.
2. Pasien mampu mengontrol perilaku
kekerasan secara verbal (mengungkapkan, SP 5
meminta, dan menolak dengan benar) 1. Evaluasi kegialan latihan SP 1-4
3. Pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan 2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
untuk latihan fisik dan minum obat, serta 3. Nilai apakah RPK terkontrol
verbal.
SP 3 ( Keluarga )
1. Keluarga mampu membantu pasien Latihan
kegiatan fisik dan pemberian obat
2. Keluarga mampu membantu asien dalam
mengontrol kekerasan secara verbal

SP 4
1. Pasien mampu melakukan kegiatan latihan
fisik obat dan verbal
2. Pasien mampu mengontrol PK dengan cara
spiritual
3. Pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan
untuk latihan fisik dan minum obat, verbal,
serta spiritual.

SP 4 ( Keluarga )
1. Keluarga dapat membantu pasien dalam hal
mengntrol PK dengan cara spiriltual

SP 5
1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik, minum
obat, verbal dan spiritual
2. Pasien dapat mengontrol RPK secara mandiri
3. Menilai apakah RPK terkontrol
SP 5 ( Keluarga )

1. Keluarga dapat membantu pasien dalam hal


mengontrol PK
2. Keluarga dpat membantu mengevalusia PK
yang dialami pasien dan membantu.

Anda mungkin juga menyukai