Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ANALISIS JURNAL

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA


KEJADIAN ABORTUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Maternitas

Disusun oleh:
Kelompok 6A
Afif Azhar Abulkhair Jayadie 2114201310147
Fitri 2114201310148
Galuh Heni Adelia 2114201310149
Gita Nor Alifah Ramadhia 2114201310150
Muhammad Zainuddin 2114201310151
Rika Nor Afipah 2114201310153
Risyda Nur Azizah 2114201310154
Amalia Salsabila 2114201310173
Vitria 2114201310180

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN BILINGUAL


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2023
1. Pendahuluan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pertemuan sel telur dan
sel sperma pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram, sebelum janin dapat bertahan hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu
proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh.
Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 28 minggu namun setelah 20 minggu,
maka istilahnya adalah kelahiran prematur (Manuaba, 2013).

Menurut Rahmani (2013) dalam Rochmawati (2014) bahwa: “Faktor faktor yang
mempengaruhi terjadinya abortus pada ibu hamil adalah usia, paritas, riwayat
abortus, jarak kehamilan, sosial ekonomi, pendidikan, penyakit infeksi, alkohol,
merokok, dan status perkawinan”. Jarak kehamilan sangat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin yang dikandungnya.Seorang ibu memerlukan waktu selama 2-3 tahun
agar dapat pulih secara fisiologis dari satu kehamilan atau persalinan dan
mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Bila jarak kehamilan dengan anak
sebelumnya kurang dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. 4
Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena ada kemungkinan
pertumbuhan janin kurang baik, mengalami persalinan yang lama, atau perdarahan
(abortus).
Kasus
nyeri pada perut bagian bawah, mulas dan keluar darah banyak sejak pukul 19.00
WIB pada tanggal 19 Maret, HPHT 16-12-2016. Pemeriksaan fisik keadaan umum
lemas, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 16x/menit dan suhu
36,8°C. Tinggi fundus uterus 2 jari diatas simfisis, terdapat nyeri tekan pada bagian
perut bawah, kandung kemih kosong. Terdapat pengeluaran darah ± 100 cc, terdapat
jaringan yang keluar dan di lakukan USG dengan hasil masih ada sisa konsepsi di
dalam rahim. Analisa yang didapat yaitu Ny. K usia 34 tahun P1A1 dengan abortus
inkomplit.

2. Rumusan Masalah
Pertanyaan klinik :
1. Apakah ada pengaruh hitungan, hubungan paritas dan umur ibu dengan kejadian
abortus?
2. Apakah ada pengaruh hubungan antara paritas dan umur usia ibu hamil dengan
kejadian abortus?

Patient, 1. Pasien yang mengalami abortus


Population, or 2. Pasien Abortus yang beresiko pada usia 20-35 tahun
problem
Intervention 1. Rancangan penelitian merupakan kerangka acuan bagi peneliti
untuk mengkaji variabel dalam suatu penelitian 24. Dalam
penelitian ini digunakan rancangan penelitian observasional
analitik, dimana penelitian yang dilakukan hanya melalui
pengamatan tanpa ada intervensi terhadap subjek penelitian.
Dalam penelitian observasional analitik, dari hasil analisis korelasi
dapat diketahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu
terhadap adanya satu kejadian tertentu 26. Pada penelitian ini
dilakukan pengamatan terhadap usia, paritas dan kejadian abortus
pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan trimester
I di Puskesmas Sape Kabupaten Bima dengan menggunakan
pendekatan cross sectional.
2. Penelitian bersifat kuantitatif dengan metode Survey Analitik dan
pendekatan Cross Sectional. Variabel independen ialah paritas,
umur ibu, dan jarak kehamilan sedangkan variabel dependen ialah
Kejadian abortus yang diukur dan dikumpulkan dalam waktu
bersamaan. Penelitian dilakukan bulan Agustus tahun 2021 di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Semua ibu hamil
dengan usia kehamilan 0-6 bulan yang datang memeriksakan
kehamilannya di RS Muhammadiyah Palembang pada bulan
Januari-Mei tahun 2021, yang berjumlah 718 orang dijadikan
sebagai populasi dan 88 sampel yang diambil secara acak
sistematis random sampling. Data sekunder yang dipakai diolah
dan dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Comparation Terdapat perbandingan antara jurnal pertama dan jurnal kedua, yaitu :
1. Jurnal pertama menggunakan metode uji chi square sebagai
penatalaksanaan pada pasien yang mengalami kasus abortus
2. Jurnal kedua menggunakan metode survey analitik sebagai
penatalaksanaan pada pasien yang mengalami kasus abortus.
Outcome 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
paritas ibu hamil dengan kejadian abortus. Hal ini disebabkan oleh
adanya faktor lain seperti rendahnya status gizi ibu hamil, sosial
budaya dan aktifitas ibu yang berat. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Qubro, dkk. (2018) memiiki hasil yang sama
dengan penelitian ini dimana nilai Pvalue= 0,298 menujkukan
paritas ibu tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian
abortus di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Pada
peneitian ini kejadian abortus paling banyak terjadi pada paritas
tidak beresiko dengan jumlah 35 kasus. Hasil penelitian Sari, dkk.
(2020) juga sejalan dengan penelitian ini, dimana hasil uji statistik
menunjukkan bahwa nilai pvalue= 0,124 dari nilai(p≤0,05)
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas
dengan kejadian abortus inkomplit di RSUD Tengku Rafi’an Siak.

2. Hasil analisis bivariat dari 62 ibu hamil yang paling banyak yaitu
paritas tinggi dengan tidak terjadi abortus 43 (54,8 %) dan terjadi
abortus 28 respden (45,2 %). Uji Chi-Square ditemukan Pvalue =
0,040 maknanya ada hubungan paritas dengan kejadian abortus
sehingga hipotesis yang menyebutkan ada hubungan paritas
dengan kejadian abortus secara statistik terbukti. OR : 0,289
artinya paritas tinggi terlindungi dari kejadian abortus.

3. Metode/strategi penelusuran bukti


- Jurnal 1
Judul:
ANALISIS USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN
ABORTUS DI PUSKESMAS SAPE KABUPATEN BIMA

Alamat jurnal:
e-ISSN: 2684-8511
Waktu penelitian:
2022
- Jurnal 2
Judul:
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Alamat jurnal:
ISSN 1411-8939, ISSN 2549-4236
Waktu penelitian:
2022
4. Hasil Penelusuran
No Judul Jurnal Validity Important Applicable
.
1. ANALISIS USIA Metode: Hasil : 1. Lebih mudah dalam
DAN PARITAS Rancangan Hasil penelitian mengaplikasikannya
IBU HAMIL penelitian menunjukkan dan ini bisa dilakukan
DENGAN merupakan bahwa tidak ada kapan saja
KEJADIAN kerangka acuan hubungan antara Resiko yang akan
ABORTUS DI bagi peneliti paritas ibu hamil terjadi dalam
PUSKESMAS untuk mengkaji dengan kejadian penerapannya lebih
SAPE variabel dalam abortus. Hal ini rendah, tidak memiliki
KABUPATEN suatu penelitian disebabkan oleh efek samping
BIMA 24. Dalam adanya faktor lain
penelitian ini seperti rendahnya
digunakan status gizi ibu
rancangan hamil, sosial
penelitian budaya dan
observasional aktifitas ibu yang
analitik, dimana berat. Penelitian
penelitian yang sebelumnya yang
dilakukan hanya dilakukan oleh
melalui Qubro, dkk.
pengamatan (2018) memiiki
tanpa ada hasil yang sama
intervensi dengan penelitian
terhadap subjek ini dimana nilai
penelitian. Pvalue= 0,298
Dalam menujkukan
penelitian paritas ibu tidak
observasional memiliki
analitik, dari hubungan
hasil analisis bermakna dengan
korelasi dapat kejadian abortus
diketahui di Rumah Sakit
seberapa jauh Abdul Moeloek
kontribusi faktor Bandar Lampung.
resiko tertentu Pada peneitian ini
terhadap adanya kejadian abortus
satu kejadian paling banyak
tertentu 26. Pada terjadi pada
penelitian ini paritas tidak
dilakukan beresiko dengan
pengamatan jumlah 35 kasus.
terhadap usia, Hasil penelitian
paritas dan Sari, dkk. (2020)
kejadian abortus juga sejalan
pada ibu hamil dengan penelitian
yang melakukan ini, dimana hasil
pemeriksaan uji statistik
kehamilan menunjukkan
trimester I di bahwa nilai
Puskesmas Sape pvalue= 0,124
Kabupaten Bima dari nilai(p≤0,05)
dengan menunjukkan
menggunakan tidak ada
pendekatan hubungan yang
cross sectional. signifikan antara
paritas dengan
kejadian abortus
inkomplit di
RSUD Tengku
Rafi’an Siak.

2. Faktor-Faktor Metode : Hasil : 2. Pengaplikasiannya


yang Berhubungan Penelitian Hasil analisis mudah dan ini bisa
dengan Kejadian bersifat bivariat dari 62 dilakukan kapan saja,
Abortus di Rumah kuantitatif ibu hamil yang Resiko yang akan
Sakit dengan metode paling banyak terjadi dalam
Muhammadiyah Survey Analitik yaitu paritas penerapannya lebih
Palembang Tahun dan pendekatan tinggi dengan rendah, tidak
2020 Cross Sectional. tidak terjadi membutuhkan biaya,
Variabel abortus 43 (54,8 lebih efektif dilakukan
independen %) dan terjadi pada anak-anak
ialah paritas, abortus 28
umur ibu, dan respden (45,2 %).
jarak kehamilan Uji Chi-Square
sedangkan ditemukan Pvalue
variabel = 0,040
dependen ialah maknanya ada
Kejadian hubungan paritas
abortus yang dengan kejadian
diukur dan abortus sehingga
dikumpulkan hipotesis yang
dalam waktu menyebutkan ada
bersamaan. hubungan paritas
Penelitian dengan kejadian
dilakukan bulan abortus secara
Agustus tahun statistik terbukti.
2021 di Rumah OR : 0,289
Sakit artinya paritas
Muhammadiyah tinggi terlindungi
Palembang. dari kejadian
Semua ibu abortus
hamil dengan
usia kehamilan
0-6 bulan yang
datang
memeriksakan
kehamilannya di
RS
Muhammadiyah
Palembang pada
bulan Januari-
Mei tahun 2021,
yang berjumlah
718 orang
dijadikan
sebagai populasi
dan 88 sampel
yang diambil
secara acak
sistematis
random
sampling. Data
sekunder yang
dipakai diolah
dan dianalisis
menggunakan
analisis
univariat dan
bivariat.

5. Diskusi
a. ANALISIS USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN
ABORTUS DI PUSKESMAS SAPE KABUPATEN BIMA
Diskusi
Usia reproduksi sehat ialah usia ibu 20-35 tahun karena organ reproduksinya
sudah siap menerima kehamilan (Manuaba,2017). Begitu juga paritas, paritas
ialah jumlah bayi yang dilahirkan baik dalam keadaan hidup maupun lahir mati
dari seorang ibu. Pada kehamilan, rahim ibu teregang oleh adanya janin, bila
terlalu sering melahirkan, rahim ibu akan semakin lemah. Bila ibu telah
melahirkan 4 anak atau lebih, maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada
waktu kehamilan, persalinan dan nifas. Risiko abortus spontan meningkat seiring
dengan paritas ibu (Cunningham, 2013).

Kelebihan:
- Umur mempengaruhi angka kejadian abortus yaitu pada usia di bawah 20 tahun
dan di atas 35 tahun, usia reproduksi sehat ialah usia ibu 20-35 tahun karena organ
reproduksinya sudah siap menerima kehamilan. Pada usia muda/ remaja alat
reproduksi belum matang dan belum siap untuk hamil. Begitu juga usia ibu di atas
35 tahun resiko terjadinya abortus meningkat karena elastisitas dari otot panggul
dan sekitarnya serta alat reproduksi menurun.

Kekurangan:
- Risiko abortus meningkat apabila usia ibu <20 tahun karena dari segi biologis
perkembangan alat reproduksinya belum optimal, rahim dan panggul ibu belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Sedangkan usia ibu >35 tahun risiko terjadi
abortus karena elastisitas dari otot panggul dan sekitarnya serta alat reproduksi
menurun.

b. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di Rumah Sakit


Muhammadiyah Palembang Tahun 2020
Diskusi
Faktor umur tidak selamanya menjadi faktor penyebab kejadian abortus, namun
ada beberapa faktor lain seperti teori yang mengatakan bahwa beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap terjadinya abortus pada wanita yang tergolong umur
berisiko rendah salah satunya adalah status gizi, sosial ekonomi yang rendah dan
pekerjaan yang membuat ibu beraktifitas berlebihan.

Kelebihan:
- Berdasarkan data umur ibu tidak beresiko memiliki kecenderungan untuk
terjadinya abortus yang tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor lain
yang terdapat pada responden yaitu kondisi fisik kurang baik, seperti kecapean
(membantu suami bekerja di sawah). Hal ini terjadi juga pada umur yang beresiko
yaitu usia yang kurang dari 20 tahun kesiapan ibu untuk menghadapi
kehamilannya secara psikologis belum siap atau matang sehingga bisa
menyebabkan terjadinya abortus. Usia antara 20-30 tahun adalah usia yang aman
dan disarankan untuk hamil karena kondisi reproduksinya sudah siap dan sehat,
namun adanya faktor lain seperti gizi, ekonomi, sosial budaya dan keadaan
geografis maka bisa menyebabkan terjadinya abortus.

Kekurangan:
- Berdasarkan data paritas, yang mengalami kejadian abortus yaitu paritas 1-3,
hal ini paritas 1-3 merupakan paritas yang aman untuk hamil, namun terdapat
faktor lain penyebab terjadinya abortus yaitu faktor pekerjaan ibu hamil adalah
sebagai petani jadi beban pekerjaan dan aktifitas yang berat sehingga bisa
menyebabkan terjadinya abortus.
b. Kesimpulan
Berdasarkan usia ibu hamil sebagian besar ibu hamil yang mengalami abortus berada
pada kategori umur tidak beresiko yaitu sebanyak 39 responden (78%) dan usia
beresiko sebanyak 11 respoden (22), berdasarkan Paritas ibu hamil yang mengalami
abortus yaitu sebagian besar responden dengan umur tidak beresiko sebanyak 45
responden (90%) dan beresiko 5 responden (10%), tidak ada hubungan antara usia
dengan kejadian abortus berdasarkan nilai signifikan 0,633(>0,05). Ini menunjukkan
bahwa ibu yang usianya beresiko tidak selamanya mengalami abortus karena ada
faktor - faktor lain yang mnyebabkan terjadinya abortus yaitu anemia, Kek, kelainan
kromosom seperti plasenta previa, dan status gizi, tidak ada hubungan antara paritas
dengan kejadian abortus berdasarkan nilai signifikan 0,909 (>0,05). Ini menunjukkan
bahwa Paritas ibu yang mengalami terjadinya abortus adalah ibu yang paritas 1-3 kali
yang disebabkan karena ada faktor – faktor seperti faktor pekerjaan, geografis, status
gizi (Kurang Energi Kalori), anemia. Serta tidak ada hubungan jarak kehamilan
dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2021.

c. Daftar Pustaka
WARIYANI, D. (2018). FAKTOR YANG MEMENGARUHI TERJADINYA
ABORTUS PADA IBU HAMIL DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA
TAHUN 2018 (Doctoral dissertation, INSTITUT KESEHATAN HELVETIA).
Aprilia, N., Nursetiawati, N., & Nurhidayah, N. (2022). HUBUNGAN USIA DAN
PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI PUSKESMAS
SAPE KABUPATEN BIMA. Jurnal Midwifery Update (MU), 4(2), 119-127.
Farawansya, K., Lestari, P. D., & Riski, M. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Abortus di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun
2020. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(1), 621-625.

Anda mungkin juga menyukai