OLEH
NPM : 623132
Kelas :F
JURNAL 1
Judul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Post Partum
Blues
Jurnal JOMIS ( Journal of Midwifery Science)
p-ISSN : 2549-2543
e-ISSN : 2579-7077
Volume & Halaman Volume 6 Nomor 1. 25 Januari 2022
Tahun 2022
Penulis Sandra Harianis & Nurul Indah Sari
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 12-04-2022
Latar Belakang Pasa masa nifas, ibu akan mengalami beberapa perubahan pada tubuh
maupun emosi. Perubahan emosi, status hormononal maupun
psikologis dapat menjadi masalah yang menunjukan gejala ke arah
post partum blues ( gangguan mood pada masa nifas seperti depesi
postpartum atau psikosis post partum). Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian ini baik internal ataupun eksternal.
Masalah yang akan faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian post partum blues
diselesaikan
Tujuan Penelitian Melihat hubungan variable independent ( Kehamilan yang
direncanakan, dukungan keluarga saat persalinan, komplikasi saat
persalinan dan keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi) dengan
variable dependen ( kejadian post partum blues)
Subjek Penelitian
Seluruh ibu post partum hari pertama sampai ke tujuh di wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu dan
Puskesmas Gajah Mada
Kriteria inklusi yang ditetapkan
adalah ibu post partum hari pertama sampai ke tujuh yang bersedia mengisi kuosioner EPDS ( Edinburgh
Postnatal Depression Scale)
Jumlah subjek minimal, menggunakan Purvosive sampling. adalah 73 responden.
subjek ibu post partum hari pertama sampai ke tujuh yang mengikuti penelitian dengan
data yang lengkap berjumlah 73 orang.
Metode Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional menggunakan desain cross -
sectional. (Pengumpulan data dengan lembar observasi dan
instrument kuosioner EPDS. Penelitian ini dilakukan di
Wilayah Puskesmas Tembilahan Hulu dan Puskesmas Gajah
Mada dari bulan Maret sampai dengan April 2021. Besar
sampel dalam penelitian ini 73 responden. Uji statistik dengan
menggunakan Chi-Square.
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Untuk
mengetahui korelasi variabel independen terhadap variabel
dependen menggunakan uji statistik Chi- Square (X2).
Variabel Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent (Faktor – faktor resiko penyebab yang
diteliti yaitu rencana kehamilan, komplikasi persalinan,
pendidikan kesehatan setelah persalinan, keterlibatan keluarga
dalam mengurus bayi)
Hasil Berdasarkan uji statistik didapatkan adanya korelasi antara
pendidikan kesehatan setelah yang diberikan oleh tenkes (p=0,001,
C1 3,225 – 50,404, OR 12,750) dan keterlibatan keluarga dalam
mengurus bayi (p=0,003, CI 2,020 – 32,594, OR 8,114) dengan
kejadian postpartum blues. Sedangkan rencana kehamilan (p=0,736)
dan komplikasi persalinan (p=0,969) berdasarkan uji statistik tidak
memiliki korelasi yang signifikan.
Kesimpulan Terdapat korelasi antara pendidikan kesehatan setelah yang diberikan
oleh tenkes , keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi dengan
kejadian postpartum blues. Oleh sebab itu dibutuhkan dukungan
sosial, informasi dan bantuan tenaga kesehatan bagi ibu yang
mengalami postpartum blues dan dilakukan skrining postpartum
blues sebelum ibu diperbolehkan pulang.untuk perawatan nifas
dirumah
Saran & Kritik Sample yang sedikit sehingga tidak bisa memberikan gambaran
secara luas mengenai faktor – faktor yang menyebabkan post
partum blues.
Diharapkan dapat meneliti dengan sampel yang lebih banyak dan
dapat meneliti faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan
postpartum blues seperti hubungan ibu nifas dengan lingkungan
social atau pengaruh stigma masyarakat terhadap ibu nifas dalam
merawat bayi.
87
LITERATUR REVIEW
JURNAL II
Judul Deteksi Kejadian Depresi Post Partum dengan Algoritma Naïve
Bayes
Jurnal Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
ISSN : 2086 – 3454
EISSN : 2549 - 4058
Volume & Halaman Volume 12 Nomor 1 Juli 2021
Tahun 2021
Penulis Fadhiyah Noor Anisa, Sarkiyah & Ahmad Hidayat.
E-mail: Fadhiyah.n.anisa@gmail.com1, fadhilsarkiah@gmail.com2
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 12-04-2022
Latar Belakang Pada Masa post partum terdapat gangguan emosinal pada wanita
yang disebut depresi postpartum yaitu gangguan mood setelah
melahirkan merupakan sebuah gangguan mood nonpsikotik yang
biasanya terjadi 6-8 minggu setelah melahirkan. Di Indonesia angka
kejadian depresi postpartum sebanyak 22%. Penelitian ini dilakukan
agar dapat mendeteksi secara dini tanda gejala dari depresi
postpartum dan dapat memberikan penanganan secara dini dan tepat.
Masalah yang akan Penggunaan Algoritma Naïve Bayes untuk mendeteksi depresi post
diselesaikan partum secara dini.
Tujuan Penelitian Mendeteksi kejadian depresi postpartum dengan Algoritma Naïve
Bayes
Subjek Penelitian
Seluruh ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarmasin
Kriteria inklusi yang ditetapkan
adalah ibu post partum yang bersedia mengisi kuosioner
Jumlah subjek minimal, menggunakan Accidental Sampling. adalah 261 responden.
subjek ibu post partum h yang mengikuti penelitian dengan data yang lengkap berjumlah
261 orang.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan algoritma naïve bayes. Pengumpulan
data dengan lembar instrument kuosioner. Dalam pemprosesan data
Dalam pemprosesan data dilakukan tahap mengujian berupa split
data dengan membagi data menjadi dua untuk dilakukan pengujian
model agoritma naïve bayes dengan optimasi ada boost dalam
pahapan pengujian menggunakan program Rapidminer Hasil
pengujian dengan menggunakan naïve bayes dengan bayesian
classification Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Kota
Banjarmasin. Besar sampel dalam penelitian ini 261 responden.
Variabel Penelitian Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent ( Usia ibu saat menikah, usia ibu saat
melahirkan, pendidikan, pekerjaan, cara persalinan, paritas)
89
LITERATUR REVIEW
JURNAL III
Judul Hubungan Kondisi Psikososial dan Paritas Dengan Kejadian
Depresi Postpartum Pada Ibu Remaja.
Jurnal Faletehan Health Journal
ISSN : 2088 – 673X
EISSN : 2597 - 8667
Volume & Halaman Volume 8 Nomor 1, 2021 Hal 36 - 41
Tahun 2021
Penulis Ariani Fatmawati & Nina Gartika
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 13-04-2022
Latar Belakang Gangguan mood yang terjadi pada ibu postpartum dan berlangsung
sampai satu tahun sering disebut dengan depresi postpartum.
Kejadian depresi postpartum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
usia, paritas, status ekonomi, dukungan sosial. Ibu remaja adalah
perempuan yang berusia remaja 10-21 tahun (BKKBN, 2013) yang
telah melahirkan. Tingginya prevalensi kelahiran ibu remaja akan
meningkatkan risiko depresi postpartum.Angka kejadian depresi
postpartum pada ibu remaja setiap tahun semakin meningkat..
Masalah yang akan Menemukan korelasi antara kondisi psikososial dan paritas dengan
diselesaikan kejadian depresi post pasrtum pada ibu remaja.
Tujuan Penelitian Mengetahui kondisi psikososial dan paritas dengan kejadian depresi
postpartum
Subjek Penelitian Ibu post partum yang berusia remaja sebanyak 252 orang.
Kriteria inklusi ibu postpartum usia 12-21 tahun, postpartum 1-
14 hari
Teknik sampling yang digunakan dengan consecutive sampling
sebanyak 90 sampel
Metode Penelitian Jenis penelitian analitik observational dengan metode cross
sectional untuk menganalisis variabel independen dengan variabel
dependen. Sampel diambil dengan consecutive sampling sebanyak
90 ibu. Analisis data bivariat dengan chi square. Penelitian
dilakukan di RSKIA Kota Bandung, RSUD Al-Ihsan Kab. Bandung,
dan
Bidan Praktik Mandiri Imas Mardinarsyah, S.ST.,M.Tr.Keb.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2019. Kuesioner yang
digunakan adalah Edinburgh Postpartum Depression Scale
(EPDS) untuk mengukur depresi postpartum dan Postnatal
Riskquestionnaire (PNRQ) untuk mengukur kondisi psikososial ibu
Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan
bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mengidentifikasi
prevalensi kondisi psikososial, paritas dan kondisi depresi
postpartum.
Variabel Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent ( kondisi psikososial dan paritas)
91
LITERATUR REVIEW
JURNAL IV
Judul Risk Factors of Postpartum Depression at Dr. Moewardi
Hospital, Surakarta.
Jurnal Journal of Maternal and Child Health
EISSN : 2549 - 0257
Volume & Halaman Volume 3 Nomor 1, 2018 Hal 81-90
Tahun 2018
Penulis Matilda Bupu Ria, Uki Retno Budihastuti, & Aris Sudiyanto
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 13-04-2022
Latar Belakang Salah satu gangguan emosional pada wanita postpartum adalah
depresi postpartum. Depresi pascapersalinan adalah gangguan
perasaan dialami oleh ibu nifas akibat kegagalan dalam penerimaan
proses adaptasi psikologis.Masalah utama dalam pengobatan depresi
postpartum adalah keterlambatan deteksi dini sehingga pasien tidak
mendapatkan pengobatan yang memadai. Untuk itu perlu dikaji
faktor resiko yang dapat mengakibatkan terjadinya depresi post
partum.
Masalah yang akan Mengeahui faktor resiko terjadinya depresi post partum.
diselesaikan
Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh usia, dukungan keluarga selama
kehamilan, pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga
selama kehamilan, jenis persalinan, paritas, kehamilan yang tidak
diinginkan, dan stres psikologis terhadap kejadian depresi
postpartum.
Subjek Penelitian Sampel sebanyak 150 ibu nifas hari 1-10
Kriteria inklusi ibu postpartum 1 - 10 hari
Kriteria eksklusinya adalah ibu postpartum remaja yang
mengalami komplikasi persalinan
Teknik sampling yang digunakan dengan dipilih untuk
penelitian ini secara exhaustive sampling.
Metode Penelitian Jenis penelitian analytic obserational dengan metode cross sectional
untuk menganalisis variabel independen (usia ibu, stres
psikologis,paritas, kehamilan yang tidak diinginkan, jenis
persalinan, pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga,
dan dukungan keluarga) dengan variabel dependen (depresi post
partum). Sampel diambil dengan exhaustive sampling sebanyak 150
sampel. Analisis data bivariat dengan chi square dan multi variate
path analyisis. Penelitian dilakukan di RS Dr. Moewardi Surakarta.
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017-Januari 2018.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan buku
pemantauan kesehatan ibu dan anak.
Anilisis univariat dan bivariat menggunakan Chi Square dan analisa
multivariate menggunakan analisis jalur.
Variabel Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent ( Faktor – faktor resiko : usia ibu, paritas, stres
psikologis, jenis persalinan, kehamilan yang tidak diinginkan,
pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dandukungan
keluarga
LITERATUR REVIEW
JURNAL V
Judul Subthreshold Psychiatric Symptoms as Potential Predictors of
Postpartum Depression
Jurnal Health Care for Women InternatIonal
ISSN: (Print) (Online)
Journal homepage: https://www.tandfonline.com/loi/uhcw20
Volume & Halaman -
Tahun 2021
Penulis Amelia Rizzo, Antonio Bruno, Giovanna Torre, Carmela Mento,
Gianluca Pandolfo, Clemente Cedro, Antonio Simone Lagan,
Roberta Granese, Rocco Antonio Zocci & Maria Rosaria Anna
Muscatello
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 13-04-2022
Latar Belakang Depresi pascapersalinan (PPD) adalah kondisi psikopatologis yang
mempengaruhi banyak wanita dan keluarga mereka, menyebabkan
kerentanan penting terhadap gangguan kejiwaan. Etiologi spesifik
PPD masih belum diketahui, tetapi tampaknya multifaktorial, karena
stresor psikososialdan faktor biologis terlibat. Dalam beberapa tahun
terakhir, telah ada minat besar untuk psikopatologi subthreshold,
karena tampaknya bertanggung jawab atas penurunan kualitas hidup,
gangguan kerja, tekanan psikologis, dan fungsi yang lebih rendah
Masalah yang akan peran manifestasi atipikal dan sub-ambang gangguan mental sebagai
diselesaikan prediktor awal PPD
Tujuan Penelitian Untuk menguji peran manifestasi atipikal dan sub-ambang gangguan
mental sebagai prediktor awal PPD, dan untuk mengidentifikasi
kelas mana yang mungkin terkait dengan kondisi depresi pada 3 dan
6 bulan setelah melahirkan.
Subjek Penelitian Sampel akhir terdiri dari 110 wanita hamil yang dirujuk ke Unit
Obstetri Rumah Sakit Universitas Messina, direkrut secara
berurutan sejak trimester ketiga kehamilan sampai dengan
Kriteria inklusi wanita dengan UK TM 3 fasih dalam bahasa Italia,
kelahiran spontan bayi tunggal yang sehat, dan kehamilan dan
persalinan tanpa komplikasi, tidak adanya gangguan psikiatris besar di
masa lalu dan aktual, gangguan otak organik, riwayat penyalahgunaan
zat dan alkohol, dan keterbelakangan mental.
Teknik sampling yang digunakan dengan dipilih untuk
penelitian ini secara metode convenience sampling
Metode Penelitian Dalam penelitian prospektif ini desain penelitian mengikuti Helsinki
Deklarasi dan disetujui oleh Institutional Review Board (IRB)
University Hospital. Penelitian ini melibatkan tiga kunjungan:
awal (trimester ketiga kehamilan), bulan ke-3 dan ke-6
pascapersalinan. Selama kunjungan pertama, wawancara psikiatri,
sosiodemografi dan pengumpulan data klinis dilakukan; selanjutnya,
semua peserta menyelesaikan kuesioner yang dikelola sendiri
tentang gejala subthreshold Pada periode postpartum, wanita
menyelesaikan skrining untuk gejala depresi postpartum (depresi
pascamelahirkan kira-kira 3 bulan dan 6 bulan setelah melahirkan).
Dengan Uji statistic menggunakan korelasi pearson untuk
menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel independen
(gejala subthreshold kehamilan) dengan variabel dependen (depresi
post partum
Penelitian dilakukan di Unit Ginekologi dan Obstetri dan Psikiatri,
Rumah Sakit Universitas Messina, Italia. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan menggunakan
instrument EPDS.
Variabel Penelitian Variabel Dependent yaitu depresi post pastum
Variabel Independent yaitu peran manifestasi atipikal dan sub-
ambang gangguan mental
99
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN POST PARTUM BLUES
1)
Sandra Harianis, 2) Nurul Indah Sari
Prodi D-III Kebidanan, STIKes Husada Gemilang Jl.
Pendidikan Tembilahan – Inhil – Riau – Indonesia
E-mail : 1) nda_harianis@yahoo.co.id , 2) nurulindahsari4188@gmail.com
ABSTRAK
Kata Kunci: Depresi adalah gangguan umum pada wanita usia subur. Gejala postpartum blues mulai dari
Postpartum blues, faktor resiko, ringan hingga gangguan mood yang signifikan seperti depresi postpartum dan psikosis
angka kejadian postpartum. Postpartum blues sangat umum, mempengaruhi 30-75% ibu baru. Banyak faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian ini baik internal maupun eksternal. Penelitian ini untuk
mengetahui apakah faktor pendidikan kesehatan keterlibatan keluarga, perencanaan kehamilan,
dan komplikasi persalinan berpengaruh dengan kejadian postpartum blues. Desain penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 73
orang dengan menggunakan alat skrining Edinnburg Postnatal Depression Scale (EPDS).
Penelitian dilakukan di Puskesmas Tembilahan Hulu dan Puskesmas Gajah Mada pada bulan
Maret-April 2021. Pengumpulan data menggunakan instrument test dan lembar observasi. Uji
statistik Chi Square untuk melihat korelasi antar variabel. Hasil analisis didapatkan adanya
korelasi antara pendidikan kesehatan setelah persalinan yang diberikan tenaga kesehatan
(p=0,001, CI 3,225 – 50,404, OR 12,750) dan keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi
(p=0,003, CI 2,020 – 32,594, OR 8,114) dengan kejadian postpartum blues. Sedangkan rencana
kehamilan (p=0,736) dan komplikasi persalinan (p=0,969) berdasarkan uji statistik tidak
memiliki korelasi yang signifikan. Dibutuhkan dukungan sosial, informasi dan bantuan tenaga
kesehatan bagi ibu yang mengalami postpartum blues dan dilakukan skrining postpartum blues
sebelum ibu diperbolehkan pulang.untuk perawatan nifas dirumah.
Keywords: ABSTRACT
Postpartum blues, risk factors, Depression is a common disorder in women of childbearing age. Symptoms of the postpartum
incidence rate blues range from mild to significant mood disorders such as postpartum depression and
postpartum psychosis. The ‘postpartum blues‘ are extremely common, affecting 30-75% of new
Info Artikel mothers. Many factors influence this incident both internally and externally. This study was to
Tanggal dikirim: 15-10-2021 determine whether the factors of health education, family involvement, pregnancy planning, and
Tanggal direvisi: 20-11-2021 delivery complications have an effect on the incidence of postpartum blues. This study used the
Tanggal diterima: 23-1-2022 observational approach with a cross-sectional design. Samples in this study were 73 people used
DOI Artikel: screening instrument of Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS). This study was conducted
10.36341/jomis.v6i1.2141 in Tembilahan Hulu and Gajah Mada Public Health Center in March-April 2021. Data
Creative Commons Attribution- collection with instrument test and observation sheet. Statistical Chi-Square test (X2) to see the
NonCommercial-ShareAlike 4.0 correlation between variables. The results of the analysis showed that there was a correlation
International License. between postnatal health education provided by health workers (p=0.001, CI 3.225 – 50.404,
OR 12.750) and family involvement in taking care of the baby (p=0.003, CI 2.020 – 32.594, OR
8.114) with the incidence of postpartum blues. Meanwhile, pregnancy plans (p=0.736) and
delivery complications (p=0.969) based on statistical tests did not have a significant correlation.
Social support, information and assistance from health workers are needed for mothers who
experience the postpartum blues and screening for the postpartum blues is carried out before the
mother is allowed to go home for postpartum care at home
10
yaitu keluarga terdekat terutama suami. Pada masa memiliki anak pertama dan sekitar 50%
nifas ibu akan mendapati beberapa perubahan pada mempunyai riwayat keluarga gangguan mood
tubuh maupun emosi [1] (Wahyuni, 2016) [5]
Perubahan emosi yang dialami wanita selama Sebagian besar yang mengalami postpartum
masa post partum sekaligus menyesuaikan diri blues terdeteksi setelah kondisinya mengalami
menjadi seorang ibu. Perubahan status hormonal depresi berat (Postpartum psychosis). Postpartum
secara signifikan pada masa nifas menyebabkan psikosis yang mengakibatkan perubahan mood
timbulnya perubahan mood, kecemasan, emosional secara drastis dapat terajdi akibat dari depresi yang
tidak stabil, mudah menangis, letih bingung, atau tidak tertangani dengan baik. Hal ini berpotensial
pikiran kacau [2]. Perubahan psikologis ini dapat memunculkan terjadinya tindakan yang dapat
menjadi masalah psikologis ringan sampai berat melukai diri seperti bunuh diri dan membunuh bayi
yang menunjukkan gejala kearah depresi pasca yang baru dilahirkannnya.
melahirkan. Dampak depresi postpartum bukan kepada
Postpartum blues adalah masalah psikologis ibunya saja, akan tetapi terhadap anaknya juga. Ibu
pada masa setelah persalinan, dimana seorang yang mengalami tekanan akibat postpartum blues
perempuan merasakan sedih dan depresi segera. akan sulit berinteraksi dengan anaknya, sehingga
Gejala mulai muncul dua atau tiga hari setelah hal ini juga dapat meningkatkan resiko gangguan
persalinan dan biasanya hilang dalam satu atau dua tingkah laku dan gangguan kognitif bahkan dapat
minggu (Gennaro dalam Bobak dkk, 2005). membahayakan anak [5]. Untuk itu deteksi yang
Postpartum blues dikategorikan sebagai sindroma akurat dan pengobatan tekanan psikologis sangat
gangguan psikologis ringan, akan tetapi apabila diperlukan pada periode awal postpartum [6].
tidak mendapatkan penanganan yang tepat akan Penilaian status mental postpartum ibu dan
jatuh pada gangguang psikologis sedang sampai adaptasi ibu adalah bagian dari perawatan klinis
berat yaitu pada fase depresi postpartum dan standar. Alat skrining depresi pascamelahirkan
postpartum psychosis. (Reck et al, 2009) [1] seperti Edinburgh Post- partum Depression Scale
Kurangnya penelitian tentang morbiditas (EPDS) dapat digunakan sebagai salah satu upaya
psikologis di negara berkembang telah untuk mendiagnosis masalah kesehatan mental ibu
menyebabkan kesenjangan dalam menilai dengan cepat sehingga dengan demikian dapa
prevalensi kejadian secara umum. Oleh karena itu, dibemberikan pengobatan yang tepat untuk
prevalensi diperkirakan antara 10% dan 20%, meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi[7].
dengan rata-rata prevalensi 13%. Ini ditentukan Faktor resiko terjadinya postpartum blues dapat
oleh letak geografis lokasi dan sosial-kondisi berasal dari internal maupun eksternal. Faktor
perekonomian [3]. internal yang dapat menyebabkan postpartum blues
Beberapa negara menunjukkan angka kejadian yaitu perubahan hormonal yang fluktuatif setelah
postpartum blues yang bervariasi. Asia merupakan bersalin, faktor psikologis dan kepribadian, pernah
negara yang juga mengalami kejadian postpartum mengalami depresi sebelumnya. Faktor internal
blues cukup tinggi yaitu berkisar antara 26-85% lainnya juga didapat dari perempuan yang
seperti di Jepang 15- 50%. Sedangkan di memiliki riwayat kehamilan dan persalinan dengan
Amerika Serikat 27%, komplikasi, persalinan section caesarea, kehamilan
prancis 31,7%, Nigeria 31,3% dan Yunani yang tidak direncanakan, bayi berat badan lahir
44,5% [4]. rendah (BBLR), dan pada ibu yang menyusui dan
Di Indonesia, wanita yang mengalami kejadian mengalami kesulitan dalam menyusui serta ibu
postpartum blues berkisar antara 50- 70% [4]. Jika yang tidak mempunyai pengalaman merawat
dilihat angka insiden postpartum bules di bayi[7]. Sedangkan faktor dari luar disebabkan
Indonesia yaitu 1 sampai 2 per 1000 kelahiran. karena dukungan
Berdasarkan angka kejadian tersebut sekitar 50-
60% diantaranya mengalami depresi postpartum
saat mereka
keluarga dan lingkungan yang kurang dan kondisi hingga bayi berusia satu tahun. Namun, kejadian
sosial ekonomi. tersering postpartum blues adalah pada minggu
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk pertama dan kedua setelah persalinan.
menganalisis faktor-faktor resiko dengan kejadian Kejadian postpartum blues normalnya terjadi
postpartum blues di puskesmas Tembilahan Hulu selama 2-3 hari. Sangat wajar jika seorang ibu
dan Puskesmas Gajah Mada Tembilahan. Dimana yang baru melahirkan merasa lelah, cemas, dan
didapatkan data persalinan di dua Puskesmas ini kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas
adalah jumlah persalinan terbanyak di kabupaten sehari-hari [9]. Hal itu disebabkan oleh penurunan
Indragiri Hilir. Sehingga memudahkan bagi hormon serta perubahan kimia di dalam otak.
peneliti untuk mendapatkan data dan responden. Apabila gejala perubahan psikologis semakin
memburuk dan terajdi lebih dari seminggu, maka
TINJAUAN PUSTAKA perubahan sikap ini dapat dikategorikan sebagai
Defenisi gangguan psikologis abnormal yang disebut
Postpartum adalah masa setelah persalinan depresi postpartum.
dimana seorang perempuan akan mengalami Sangat perlu diperhatikan perubahan sikap yang
banyak perubahan baik fisik maupun emosional. dialami ibu setelah melahirkan. Hal ini untuk
Perubahan emosional yang sangat intens mengarah memastikan agar semua masalah psikologis
pada gangguan kecemasan dan suasana hati. pascamelahirkan dimasukkan dalam studi
Gangguan emosional dan mood postpartum ini penelitian untuk memberikan informasi yang
dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu akurat tentang aspek klinis dan diagnostik
postpartum blues (ringan), depresi postpartum penyakit.
(sedang), dan postpartum psychosis (berat). Penurunan minat dan ketertarikan terhadap bayi
Postpartum blues merupakan perasaan sedih yang dapat dirasakan Ibu yang mengalami depresi
dialami oleh ibu melahirkan. Semua ibu postpartum. Ketidakmampuan dalam merawat
postpartum memiliki resiko untuk terjadinya bayinya secara optimal mengakibatkan ibu tidak
gangguan mood tanpa memandang etnik dan ras bersemangat menyusui, sehingga kebersihan,
manapun, selain itu juga dapat terjadi pada ibu kesehatan serta tumbuh kembang bayi menjadi
primipara maupun multipara [8]. tidak optimal. Depresi postpartum dan postpartum
Susanti (2018) menyebutkan bahwa postpartum blues berhubungan erat, apabila postpartum blues
blues merupakan suatu sindroma gangguan sikap tidak teratasi maka terjadilah depresi postpartum.
yang ringan sering tampak dalam minggu pertama Pada ibu yang mengalami depresi postpartum,
setelah persalinan, cenderung akan memburuk kemungkinan besar akan mengalami masalah
pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam proses bounding attachment, bayi tidak
dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu. mendapat ASI dan munculnya penolakan dari
Hasil studi epidemiologi, waktu yang orangtuanya.
digunakan untuk menentukan masa keadian Depresi adalah gangguan umum pada wanita
postpartum blues berkisar dari 3 bulan (Kendell et usia subur. Banyak wanita mengalami gejala
al., 1987) hingga 12 bulan setelah melahirkan depresi selama periode postpartum, mulai dari
(Miller, 2002). Sedangkan beberapa literatur postpartum blues ringan hingga gangguan mood
lainnya mengatakan bahwa postpartum blues teradi yang signifikan seperti depresi postpartum dan
pada minggu-minggu pertama hingga setahun psikosis postpartum [10].
setelah bayi lahir. Berdasarkan dari beberapa
pernyataan diatas penulis menyimpulkan kejadian Penyebab
postpartum blues dapat diawali dari hari pertama Secara pasti, postpartum blues tidak diketahui
kelahiran penyebabnya. Diduga sebagian besar disebabkan
oleh faktor internal seperti faktor
10
klinis, faktor terkait obstetri dan bayi, atribusi mapan adalah Edinburgh Postnatal Depression
kognisi dan neurotisisme, pengalaman sosial, Rating Scale (EPDS). EDPS ini terdiri dari 10 item
status perkawinan dan hubungan perkawinan. ukuran self-rated untuk mengukur kondisi depresi
Faktor eksternal hanya sebagian kecil yang dapat seorang wanita. Skala pengukuran EDPS ini telah
menyebabkan postpartum blues seperti dukungan diterjemahkan ke lebih dari dua belas bahasa dan
suami, keluarga dan tenaga kesehatan serta sangat berkorelasi dengan ukuran depresi yang
pendapatan [11]. dinilai dokter (Cox, Holden, & Sagovsky, 1987)
Tubuh akan mengalami banyak penyesuaian [7]
baik itu setelah melahirkan normal maupun
operasi caesar. Pola makan berubah, dan terjadi Tabel 1 Gangguan Afektif
pula perubahan fisik serta emosi yang dapat ikut
terpengaruh. Ditambah adanya tekanan dari
Pascapersalinan: Ringkasan Onset,
tanggung jawab besar terhadap bayi yang telah Durasi & Perawatan
dilahirkan. Rutinitas sehari-hari dalam merawat
bayi dapat menimbulkan kelelahan. Hal inilah Gangg Prev Onset Dur perawa
yang memicu terjadinya postpartum blues [12]. uan alensi asi tan
Perencaan kehamilan merupakan suatu hal yang Afektif
penting dalam mewujudkan keluarga berencana. Post 30 – Hari ke Jam Tidak
partum 75% 3 atau 4 ke ada
Pada kenyataannya, banyak kelahiran tanpa
blues hari perawat
direncanakan yang disebabkan oleh kegagalan an
dalam kontrasepsi, kehamilan diluar pernikahan. khusus,
Ini merupakan salah satu faktor pemicu keajdian berikan
post partum blues. Dalam penelitiannya, Abbas ketenan
(2010) menemukan bahwa teradap perbedaan yang gan
signifikan antara kehamilan yang direncanakan pada
(12,3%) dengan tidak terencana (87,7%) dengan ibu
keajdian depresi post partum [3].
Depresi 10 – Dalam Ming Perlu
postpar 15% 12 gu perawat
Masalah Klinis dan Diagnostik tum bulan ke an
Gejala umum postpartum blues ditandai bula
dengan, perasaan sedih atau disforia, labilitas n
perasaan, mudah tersinggung (irritable), mudah
menangis (tearfulness), cemas, nyeri kepala Psikosi 0.1 – Dalam Ming Perlu
(headache). Gejala ini dapat muncul sesaat setelah s 0.2 % 2 gu dilakuk
persalinan, beberapa hari sampai minggu ke an
2 minggu setelah persalinan. Apabila gejala tidak bula rawat
n inap
terdeteksi dan tidak tertangani maka gejala dapat
berlanjut dalam beberapa minggu atau bulan. Secara historis beberapa jenis cara penilaian telah
Kondisi ini lebih berat yang disebut depresi dilakukan untuk mengukur kejadian depresi.
postpartum dan psikosis[7]. Namun untuk studi terbaru menggunakan ukuran
Dalam menentukan diagnosis depresi, lamanya standar dinilai dengan wawancara klinis dan atau
gejala muncul dan sejauh mana gejala mengganggu laporan diri [7] Wawancara klinis semi terstruktur
fungsi biasa wanita itu relevan. Pertimbangan ini berdasarkan kriteria penelitian diagnostik
jarang dibahas dalam ukuran laporan diri. Untuk memungkinkan timbulnya gejala psikopatologis
mengatasi beberapa masalah ini, skala penilaian untuk menegakkan diagnosis. Penggunaan
telah dikembangkan secara khusus untuk wawancara standar meningkatkan keandalan
digunakan dalam populasi pascakelahiran. Yang diagnosis antara peneliti, dan memungkinkan
paling peneliti untuk menetapkan dan menilai keparahan
gejala, melalui pertanyaan menyelidik [7].
Faktor Resiko direncanakan
Studi yang telah dilakukan oleh O’Hara and Swain Stress pengasuhan anak Sedang
(ibid) yang telah diterbitkan dalam jurnal peer-review Temperamen anak Sedang
adalah sebagai berikut: Faktor psikologi
Harga diri Sedang
Tabel 2 Faktor resiko depresi postpartum Faktor sosial
Menurut O’Hara and Swain (2009) Tekanan hidup Sedang
Dukungan sosial Sedang
Status perkawinan lemah
Tingkat signifikasi Sedang
Variabel resiko Hubungan perkawinan
efek Sosialekonomi Lemah
Faktor klinik
Depresi selama kehamilan Kuat
METODE
Kecemasan sebelum Sedang
kelahiran Penelitian ini bersifat analitik korelasional
Riwayat depresi Sedang dengan desain cross-sectional yaitu penelitian atau
sebelumnya penelaah hubungan antara dua variabel pada satu
Riwayat depresi keluarga Tidak ada asosiasi kesatuan atau sekelompok subyek. Penelitian ini
Faktor terkait obstetri bertujuan untuk melihat hubungan variabel
dan bayi independent (Kehamilan yang direncanakan,
Komplikasi kebidanan Lemah dukungan keluarga saat persalinan, komplikasi saat
dan kehamilan persalinan, pendidikan kesehatan setelah
Faktor psikologi persalinan, dan keterlibatan keluarga dalam
Atribusi kognisi Lemah mengurus bayi) dengan variable dependen
neurotisisme Sedang (kejadian postpartum blues)
Faktor sosial Tempat penelitian dilaksanakan yaitu di
Pengalaman hidup Sedang wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu dan
Dukungan sosial Sedang Puskesmas Gajah Mada pada bulan Maret sampai
Status perkawinan Tidak ada asosiasi April 2021
Hubungan perkawinan Lemah Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Pendapatan Lemah Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu post
partum hari pertama sampai tujuh hari.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang
Sedangkan studi yang dilakukan Beck (2001) terkait
karakteristiknya dapat menggambarkan populasi
faktor resiko deperesi postpartum adalah sebagai (Suryono, 2010). Purposive sampling digunakan
berikut: sebagai Teknik pengambilan sampel yaitu, suatu
teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/ masalah dalam
Tabel 3 Faktor resiko depresi postpartum
penelitian) (Nursalam, 2013). Jumlah sampel
Menurut Beck (2001) dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel
estimasi proporsi untuk simpangan mutlak sebagai
Tingkat berikut :
Variabel resiko
signifikasi efek
Faktor klinik z2 P(1 P)
Depresi selama kehamilan Sedang n 1 / 2
d2
Kecemasan sebelum Sedang
kelahiran
Maternity blues Lemah
Riwayat depresi sebelumnya Sedang
10
Keterangan : HASIL DAN PEMBAHASAN
P = Estimasi proporsi (95% berdasarkan data ANALISA UNIVARIAT
proporsi cakupan persalinan fasyankes di
Puskesmas Tembilahan Hulu dan Puskesmas
Karakteristik Responden
Gajah Mada
d = Simpangan mutlak pada derajat kepercayaan Tabel 4 Distribusi frekuensi karakteristik
95% = 0,05
Ibu postpartum (n=73)
z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2 =
1,96 Variabel f %
Jadi jumlah sampel adalah 73 ibu Usia Ibu
postpartum hari pertama sampai ketujuh. <20 tahun 2 2,7
20-35 tahun 53 72,6
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu >35 tahun 18 24,7
Pendidikan
data yang didapatkan langsung dari pasien pada
Sekolah Dasar 6 8,2
saat pasien masih di rawat di puskesmas dan saat Sekolah Menengah 22 30,1
kunjungan nifas (KF) dengan melibatkan empat Pertama
orang observer dan pewawancara yang sudah Sekolah Mennegah 32 43,8
dilatih. Untuk mendapatkan data tentang kejadian Atas
postpartum blues digunakan instrumen kuesioner Perguruan Tinggi 13 17,9
EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale). Paritas
EPDS merupakan alat ukur yang sudah diteliti Primipara 25 34,2
dan dikembangkan untuk mendeteksi intensitas Multipara 45 61,7
perubahan perasaan depresi Grandemultipara 3 4,1
selama 7 (tujuh) hari postpartum. Efektivitas
instrument EPDS juga pernah diteliti oleh Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
Latifah & Hartati (2006), yaitu dengan responden berusia 20-35 tahun (72,6%),
membandingkan efektifitas skala EPDS pendidikan SMA (43,8%), dan paritas multipara
dengan skala BDI (Beck Depression (61,7%).
Inventory). Hasilnya instrument EPDS cukup
efektif digunakan untuk menilai kejadian Faktor Resiko Kejadian Postpartum Blues
postpartum depresi sementara BDI lebih sesuai Tabel 5 Distribusi frekuensi faktor yang
digunakan untuk menilai kasus depresi berhubungan dengan kejadian
secara umum [13] postpartum blues (n=73)
Sedangkan untuk mengamati sikap dan
perilaku ibu postpartum, keluarga dan tenaga Faktor Resiko f %
kesehatan (faktor resiko kejadian postpartum Rencana Kehamilan
blues) didapatkan dengan menggunakan lembar Kehamilan direncanakan 59 80,8
checklist. Kehamilan tidak 14 19,2
Analisis data dilakukan secara univariat dan direncanakan
bivariat. Untuk mengetahui korelasi variabel Komplikasi Persalinan
independen terhadap variabel dependen Normal 18 24,7
menggunakan uji statistik Chi- Square (X2). Ada komplikasi 55 75,3
Pendidikan kesehatan
Setelah Persalinan
Ada 60 82,2
Tidak ada 13 17,8
Keterlibatan Keluarga
dalam mengurus bayi
Terlibat 62 84,9
Tidak terlibat 11 15,1
Kejadian Postpartum
Blues
Tidak postpartum blues 55 75,3
Postpartum blues 18 24,7
rencana kehamilan dengan kejadian
Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian postpartum blues).
besar kehamilan adalah direncanakan yaitu Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Beck
sebanyak 59 (80,8%), persalinan dengan (1996), dimana peneliti meneliti efek dari
komplikasi/penyulit sebanyak 55 (75,3%), kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak
mendapatkan pendidikan kesehatan yang lengkap diinginkan dengan kejadian depresi postpartum.
setelah persalinan sebanyak 60 (82,2), keluarga Beck memasukkan hasil dari 6 studi yang terdiri
terlibat dalam mengurus bayi sebanyak 62 dari 1200 subjek, dan menemukan ukuran efek
(84,9%), sedangkan ibu yang mengalami yang kecil. Hasil ini didukung oleh Warner et al.
postpartum blues sebanyak 18 (247%). (1996) yang menemukan hubungan yang
signifikan antara kehamilan yang tidak
ANALISA BIVARIAT direncanakan dan depresi pada 6 minggu
pascapersalinan dalam sampel 2375 wanita. [7]
Untuk menguji hipotesa yang telah ditetapkan Kehamilan merupakan serangkaian proses
dilakukan uji statistik chi square dengan hasil alamiah yang dialami seorang wanita yaitu mulai
sebagai berikut: dari konsepsi sampai lahirnya janin. Sebagian
besar wanita hamil merasakan peristia ini adalah
Rencana Kehamilan dengan postpartum kondisi yang menyenangkan, didambakan, dan
blues diinginkan sehingga perlu adanya kesiapan fisik
Hasil analisis faktor resiko rencana kehamilan dan psikologis. Kehamilan yang diharapkan akan
dengan kejadian postpartum blues dapat dilihat membuat seorang wanita semakin siap dalam
pada tabel 6 berikut: persalinan dan menjadi ibu. Persiapan yang matang
membuat ibu postpartum akan siap menghadapi
masa persalinan dan pasca persalinannya tanpa
Tabel 6 Hasil Analisis Hubungan faktor resiko
adanya gangguan psikologi. Namun dalam
Rencana Kehamilan dengan postpartum blues penelitian ini, tidak terdapat korelasi antara
(n=73) rencana kehamilan dengan postpartum blues.
Faktor
Postpartum Blues Total Perbedaan teori dan hasil penelitian ini dapat
Ya Tidak P CI OR
f % f % F %
disebabkan oleh perbedaan tempat penelitian dan
Rencana pertanyaan penelitian terkait rencana kehamilan.
Kehamilan
Tidak 4 28,6 10 71,4 14 100 0,736 0,348 1,286
direncanakan –
Direncanakan 14 23,7 45 76,3 59 100 4,744
Komplikasi persalinan dengan Kejadian
Tabel 6 memperlihatkan bahwa hasil analisis Postpartum Blues
antara kehamilan yang direncanakan dengan Hasil analisis faktor resiko komplikasi
kejadian postpartum blues diperoleh bahwa ada persalinan dengan kejadian postpartum blues dapat
sebanyak 10 (71,4%), ibu yang tidak dilihat pada tabel 7 berikut:
merencanakan kehamilannya tidak mengalami
postpartum blues. Sedangkan diantara ibu yang Tabel 7 Hasil Analisis Hubungan factor
merencanakan kehamilannya, ada sebanyak 45 resiko Komplikasi Persalinan dengan
(76,3%) yang tidak mengalami postpartum blues. postpartum blues (n=73)
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p-
value= 0,736 maka dapat disimpulkan tidak ada Postpartum BluesTotal
Faktor OR
perbedaan proporsi anatara ibu yang merencanakan YaTidakPCI
10
Pendidikan kesehatan Setelah Persalinan
Hasil analisa data antara komplikasi dengan Postpartum Blues
kehamilan dengan kejadian postpartum blues Hasil analisis faktor resiko pendidikan
Postpartum Blues Total kesehatan dengan kejadian postpartum blues dapat
Faktor
f
Ya
% f
Tidak
% F %
P CI OR dilihat pada tabel 8 berikut:
Pendidikan
kesehatan
setelah Tabel 8 Hasil Analisis Hubungan faktor
persalinan
Tidak ada 9 69,2 4 30,8 13 100 0,001 3,225 12,750
resiko Pendidikan Kesehatan dengan
Ada 9 15,0 51 85,0 60 100 – postpartum blues (n=73)
50,40
diperoleh bahwa ada sebanyak 42 (76,4%) ibu Hasil analisis antara pendidikan kesehatan
yang mengalami komplikasi persalinan yang tidak setelah persalinan dengan keadian postpartum
mengalami postpartum blues. Sedangkan diantara blues diperoleh bahwa ada sebanyak 4 (30,8%)
ibu yang tidak mengalami postpartum blues ada ibu yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan
sebanyak 13 (72,2%) yang tidak mengalami setelah persalinan tidak mengalami postpartum
postpartum blues. Hasil uji statistik diperoleh nilai blues. Sedangkan diantara ibu yang mendapatkan
p=0,969 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pendidikan kesehatan setelah persalinan ada
perbedaan proporsi antara ibu yang mengalami sebanyak 51 (85%) tidak mengalami postpartum
komplikasi persalinan dengan kejadian postpartum blues.
blues (tidak ada korelasi komplikasi persalinan Beberapa penelitian memberikan bukti bahwa
dengan kejadian postpartum blues). intervensi perawat (tenaga kesehatan) termasuk
Penelitian ini berbeda dengan hasil analisis memberikan pendidikan kesehatan dapat mencegah
data yang didapatkan Komalasari (2017) dimana terjadinya depresi setelah melahirkan [14]. Penting
pada penelitiannya didapatkan nilai p-value=0,037 sekali bagi tenaga kesehatan yang mendampingi
dengan peluang 2,451 kali ibu yang mengalami ibu selama masa postpartum untuk memberikan
komplikasi persalinan untuk terjadi postpartum edukasi tentang perubahan psikologis serta tanda
blues. Persalinan dengan penyulit dan komplikasi dan karakteristik postpartum blues. Health
menjadi suatu peristiwa yang rumit dan dapat education yang dapat disampaikan yaitu tentang
menimbulkan stress bagi seorang perempuan, perawatan setelah melahirkan dan cara merawat
selain itu adanya komplikasi tersebut dapat bayi. Diharapkan, ibu yang telah mendapat
berpeluang menimbulkan postpartum blues edukasi, dapat mengurangi kecemasan yang
(Bobak, 2005). Setyowati dan Uke Riska (2006) menyebabkan terjadinya postpartum blues.
menjelaskan bahwa pengalaman kehamilan dan
persalinan tindakan dan komplikasi merupakan
faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum
Keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi
blues. [1] dengan Postpartum Blues
Dalam penelitian ini terdapat 42 (764%) ibu Hasil analisis faktor resiko keterlibatan
yang mengalami komplikasi persalinan yang tidak keluarga dengan kejadian postpartum blues dapat
mengalami postpartum blues. Hal ini bisa dilihat pada tabel 9 berikut:
dipengaruhi faktor perancu yang lain seperti
adanya keterlibatan keluarga dalam mengurus Tabel 9 Hasil Analisis Hubungan faktor
bayi. Dimana diketahui persentase keterlibatan resiko Keterlibatan Keluarga dengan
keluarga dalam mengurus bayi cukup besar yaitu postpartum blues (n=73)
55 (75,3).
Postpartum Blues Total
Hasil analisis antara keterlibatan keluarga dengan Faktor Ya Tidak P CI OR
kejadian postpartum blues diperoleh bahwa ada f % f % F %
Keterlibatan
sebanyak 4 (36,4%) ibu yang keluarganya tidak terlibat keluarga
dalam
mengurus bayi tidak mengalami postpartum blues. mengurus bayi
Sedangkan diantara ibu yang keluarganya terlibat Tidak terlibat
Terlibat 7 63,6 4 36,4 11 100 0,003 2,020 8,114
mengurus bayi ada sebanyak 55 (753%) tidak 11 17,7 55 75,3 62 100 –
32,59
10
2020.
[6] A. Bener, L. M. Gerber, and J.
Sheikh, “Prevalence of psychiatric
disorders and associated risk factors
in women during their postpartum
period: A major public health
problem and global comparison,”
Int. J. Womens. Health, vol. 4, no. 1,
pp. 191–200, 2012.
[7] D. E. Stewart, E. Robertson, M.
Phil, C. Dennis, S. L. Grace, and T.
Wallington, “Postpartum
Depression: Literature review of
risk factors and interventions,”
WHO Publ., no. October, p. 289,
2003.
[8] C. Henshaw, “Mood disturbance in
the early puerperium: a review,”
Arch. Women’s Ment. Heal., vol. 6,
no. 2, pp. s33–s42, 2003.
[9] Yuliana, “Wellness and Healthy
Magazine,” Parq. los afectos.
Jóvenes que cuentan, vol. 2, no.
February, pp. 124–137, 2020.
[10] “Postpartum mood disorders_
International Review of Psychiatry_
Vol 15, No 3.” .
[11] C. Henshaw, D. Foreman, and J.
Cox, “Postnatal blues: A risk
factor for postnatal depression,” J.
Psychosom. Obstet. Gynecol., vol.
25, no. 3–4, pp. 267–272, Jan.
2004.
[12] A. N. Purwati Purwati, “Faktor-
Faktor yang Menyebabkan Kejadian
Postpartum Blues,” vol. 10, no. 2,
2020.
[13] Machmudah, “Gangguan Psikologis
Pada Ibu Postpartum ; Postpartum
Blues,” J. Keperawatan Matern.,
vol. 3, no. 2, pp. 118–125, 2015.
[14] M. E. A. Budiman, S. N. J. Sari,
W. Kusumawardani, and D.
Sutopo, “Strategy Intervention to
Prevent and Reduce Postpartum
Depression: A Systematic
Review,” J. Ners, vol. 14, no. 3,
p. 292, 2020.
[15] I. Kumalasari and H. Hendawati,
“Faktor Risiko Kejadian Postpartum
Blues Di Kota Palembang,” JPP
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12 No. 1 Juli 2021 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058) url:
http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v12i1
Hubungan Pengetahuan Remaja Terhadap Sikap Pencegahan Covid-19 Menggunakan Aromaterapi Usada Barak Bali
Di Kelurahan Renon Denpasar Selatan
Author: Fadhiyah Noor Anisa, Sarkiah, Ahmad Hidayat
DOI: 10.33859/dksm.v12i1.678
Abstrak
Latar Belakang, Depresi postpartum banyak dialami ibu setelah persalinan yang disebabkan oleh
gangguan emosional. Kejadian depresi postpartum terjadi dalam enam bulan setelah melahirkan menurut
WHO tahun 2018. Lebih dari 300 juta orang menderita depresi postpartum, secara global berkisar 0.5%
hingga 60.8% dan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum sebanyak 22.4%. Peneliti tertarik untuk
mendeteksi kejadian Depresi Postpartum.
Tujuan, mendeteksi kejadian depresi postpartum dengan Algoritma Naïve Bayes
Metode, penelitian ini menggunakan algoritma naïve bayes untuk mendeteksi kejadian depresi postpartum
dengan teknik Accidental Sampling sebanyak 261 responden.
Hasil penelitian, jumlah yang terdeteksi depresi postpartum ringan sebanyak 170 responden dan yang
mengalami depresi berat sebanyak 91 responden, faktor-faktor yang mempengaruhi depresi postpartum
berupa pekerjaan didapatkan ibu yang tidak bekerja yang mengalami berjumlah 66 responden, pada usia
perkawinan 15-23 tahun yang terdeteksi depresi berat sebanyak 55 responden, sedangan responden dengan
usia perkawinan 24-38 tahun yang terdeteksi depresi berat sebanyak 9 responden. Faktor umur ibu yang
terdeteksi depresi berat di umur <20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 144 responden, faktor cara persalinan
normal yang mengarah depresi berat terdapat 73 responden, sedangkan dilihat dari faktor pendidikan
terdapat pada sekolah menangah dan perguruan tinggi yang terdeteksi depresi berat sebanyak 69 responden.
Simpulan, faktor yang dapat mendeteksi depresi postpartum pada faktor pekerjaan yang tidak bekerja, pada
usia perkawinan di usia 15-23 tahun, pada faktor usia ibu saat ini di usia <20 s.d >35 tahun, faktor paritas
pada multipara, faktor cara persalinan normal dan pada pendidikan ditemukan pada sekolah menengah dan
perguruan tinggi yang mengarah pada depresi berat.
9
Detection of Post-Partum Depression with Naïve Bayes Algorithm
Abstract
9
depresi dengan anaknya meningkatkan risiko
untuk membuat model memprediksi Depresi
gangguan tingkah laku dan gangguan kognitif
Postpartum dengan algoritma naïve bayes
anak bahkan dapat membahayakan anak (Gausia
dengan optimasi adaboost. Pengumpulan
K. 2009). Penelitian ini dilakukan pada Wilayah
data dilakukan dengan menyebarkan
Kerja Kota Banjarmasin terdapat jumlah jumlah
kuesioner ke puskesmas wilayah kota
ibu postpartum sebanyak7.423.
Banjarmasin dengan bentuk hard dan soft
Berdasarkan latar belakang bahwa
file menggunaka google form pada ibu
menunjukan beberapa faktor penyebab dari
postpartum.
depresi postpartum, oleh karena itu hal ini
menggunakan langkah-langkah
Tabel1.VariabelDatasetDepresi Postpartum
No Variabel Deskripsi
1 Umur ibu saat Umur (dalam angka)
menikah
2 Umur Ibu saat <20 tahun dan >35 tahun
melahirkan 20-35 tahun
3 Pendidikan Tidak Sekolah
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah
Perguruan Tinggi
4 Pekerjaan Tidak Bekerja
Bekerja
5 Cara Persalinan Normal
Tidak Normal
6 Paritas Primipara
Multipara
Grandemultipara
7 Depresi Postpartum Ya
Tidak
Dalampemprosesandatadilakukan
tahap mengujian berupa split data dengan
Gambar 2. Kuesioner Hard
membagi data menjadi dua untuk dilakukan
Langkah-langkah pengambilan data dengan
pengujian model agoritma naïve bayes dengan
membuat model memprediksi Depresi
optimasi ada boost dalam pahapan pengujian
Postpartum dengan algoritma naïve bayes dengan
menggunakan program Rapidminer 9.7.
optimasi adaboost.
Hasil
11
miner dan dari data tersebut di bagi menjadi 60%
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat hasil spliting
untuk data training dan 25% untuk
data dengan menggunakan tools yang tertinggi
data testing oleh rapid miner dengan
yaitu 60%/ 40% dengan nilai akurasi sekitar
menggunakan algoritma naïve bayes 9.7. Data set
0.625.Berikut prediksi algoritma naïve bayes
yang digunakan data ibu postpartum yang ada di
dengan split data 60%/40% sebagai berikut:
wilayah puskesmas kota Banjarmasin, untuk yang
di ambil adalah:
3. Pendidikan
4. Pekerjaa
5. Cara persalinan
6. Paritas
responden.
Gambar. 4 Hubungan Usia Ibu Saat Menikah dengan kategori ringan sebanyak 83 responden
dengan Kejadian Depresi Postpartum Berdasarkan dan kategori berat sebanyak 30 responden.
13
D. Pekerjaan
Gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa ibu
sebanyak73 responden.
F. Paritas
berat 55 responden.
Pembahasan
gambar 3 didapatkan hasil bahwa ibu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
dengan usia 15-23 tahun yang mengalami adalah isi kognitif, karakteristik kepribadian dan
depresi postparum ringan ada (31,8%) 83 sikap hati yang terbuka sedangkan faktor eksternal
orang dan yang mengalami depresi adalah dukungan sosial, penguatan positif dan
depresi berat sebanyak (13,8%) penelitian didapatkan bahwa ibu dengan usia
36 orang. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa saat melahirkan < 20 tahun dan > 35 tahun
ibu yang menikah dengan usia rentang 24 s.d 38 yang mengalami depresi ringan sebanyak
15
10% (26 orang) dan yang mengalami
C. Hubungan Pendidikan dengan
depresi berat sebanyak 55,2% (144 orang),
kejadian Depresi Postpartum
sedangkan dengan rentang usia 20 tahun s.d 35
Berdasarkan gambar 5, didapatkan hasil
tahun yang mengalami depresi ringan sebanyak
penelitian didapatkan bahwa ibu yang tidak
29.9% (78 orang) dan yang mengalami depresi
sekolah yang mengalami depresi postpartum
postpartum berat (4.9%) (13 orang).
ringan sebanyak 4.6% (12 orang) dan ibu yang
Hasil penelitian menyebutkan bahwa usia ibu
mengalami depresi postpartum berat sebanyak 2%
saat melahirkan yang mengalami Depresi Berat
(5 orang), ibu yang pendidikan menengah yang
pada usia <20 tahun dan
mengalami depresi postpartum ringan
>35 tahun disebutkan bahwa usia kurang dari
20 tahun kurang siapnya remaja dalam perubahan 31,8% (83 orang) dan yang mengalami
perannya sebagai ibu, antara lain kesiapan fisik, depresi postpartum berat sebanyak 11.5% (30),
mental, finansial dan Sosial (Henshow, C. 2007). sedangkan ibu dengan pendidikan Perguruan
melahirkan usia kurng dari Tinggi yang mengalami depresi postpartum ringan
20 tahun menyebabkan kurang siapnya sebanyak 22.2% (58 orang) dan yang mengalami
mental seseorang dalam mengurus anak dan depresi berat sebanyak 14.9% (39 orang) dan ibu
rumah tangga dan jika melahirkan setelah usia yang berpendidikan dasar mengalami depresi
35 tahun lebih berisiko melahirkan bayi prematur postpartum ringan dan berat masing- masing
atau lahir dengan berat badan yang tidak normal kategori sebanyak 6.5% (17 orang).
serta lebih berisiko juga melahirkan bati dengan Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu
17
postpartum, ibu yang mengalami komplikasi saat
akan mempunyai pengalaman lebih sedikit
persalinan akan mendapatkan dukungan yang
dibandingkan dengan ibu yang sudah lebih dari
lebih optimal baik dukunagan suami keluarga
satu kali melahirkan atau multipara dan
maupun teman, sehingga sesuai dengan hasil
grandemultipara, hal ini akan berpengaruh
penelitian ibu dengan cara persalinan tidak normal
terhadap cara adaptasi ibu postpartum, dimana ibu
lebih sedikit mengalami depresi postpartum.
primipara lebih sering mengalami postpartum
F. Hubungan Paritas dengan kejadian
blues, karena setelah melahirkan ibu melewati
Depresi Postpartum proses adaptasi yang lebih dibandingkan dengan
Chandran M., Tharyan P., Muliyil J., Abraham S. Post-Partum depression in a cohord of women from a
rural area of Tamil Nadu, India. British Journal of psychiatry.202;181,499- 504
Daniyati Prima Kusuma. Karakteristik Penyebab Terjadinya Depresi Posrpartum pada Primipara dan
Multipara. Jurnal Keperawatan Notokusumo Volume V No. 1 Agustus 2017.
Gausia K., Fisher C., Ali M., Oosthuizen J. Magnitude and contributory factors of postnatal depression: a
community-based cohort study from rural subdistrict of Bangladesh. Psychological. medicine.
2009;
39:999-1007.
Gaudet C, Wen W.S, Walker M.C. Chronic Perinatal Pain as a Risk Faktor for Postpartum Depression
Symptoms in Canadian Women. Canadian Journal of public healt. 2013;104(5):e375-e387. Prayoga
I
Komang Ariguna Dira.
Henshow, C. 2007. Mood disturbance in the erly puerperium:a review. Ardhives Of Women’s
Mental Health, 6(2). 33-
42.
Larose, D.T., 2014. Discovering knowledge in data: an introduction to data mining. John Wiley &
Sons.
Motzfeldt I, Andreansen S, Pedersen A.L., Pedersen M.L. Prevalence of postpartum Prevalensi
dan Faktor Risiko Depresi Postpartum di Kota Denpasar Menggunakan Edinbrugh
Postnatal Depression Scale. E-Jurnal Medika, Vol. 5 No. &, Juli, 2016
depression in Nuuk, Greenland-a cross- sectional study using Edinburgh Postnatal Depression Scale. Int J
Circumpolar Health. 2013.72:21114
Nasri, Zulpatin. Faktor Determinan Depresi ostpartum di Kabupaten Lombok Timur. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan- vol. 20 No. 3 Juli 2017: 89-95
Rahmandani, A., Karyono, E.K. 2009. Strategi Penanggulangan (coping) pada ibu yang
mengalami postpartum blues di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal
Psikologi Undip, 5(1).
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
Abstrak
Angka kejadian depresi postpartum pada ibu remaja setiap tahun semakin meningkat. Ketidaksiapan dalam menerima
peran baru merupakan salah satu penyebab dari peningkatan ini. Penelitian terdahulu telah menemukan factor-faktor
yang mempengaruhi kejadian depresi postpartum, akan tetapi khusus penelitian yang membahas hubungan kondisi
psikososial dan paritas dengan kejadian post partum masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi psikososial dan paritas dengan kejadian depresi postpartum. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode cross
sectional untuk menganalisis variabel independen dengan variabel dependen. Sampel diambil dengan consecutive
sampling sebanyak 90 ibu. Analisis data bivariat dengan chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kondisi psikososial dengan kejadian depresi postpartum (p=0,007), sementara tidak terdapat
hubungan antara paritas dengan kejadian depresi postpartum (p=0,180). Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian tentang efektivitas pemberian terapi qur’anic healing bagi ibu remaja yang mengalami depresi
post partum.
Kata Kunci: Depresi Postpartum, Ibu Remaja, Kondisi Psikososial, Paritas
The incidence of postpartum depression in adolescent mothers is increased every year. Unpreparedness in accepting
the new role is one of the causes of this increase. Previous studies have found factors that influence the incidence of
postpartum depression; however, specific studies that discuss the relationship between psychosocial conditions and
parity with postpartum incidence are still very limited. The purpose of this study was to determine the psychosocial
condition and parity with the incidence of postpartum depression. This is a quantitative research with cross-sectional
method to analyze the independent variables by the dependent variables. The samples were taken by consecutive
sampling of 90 mothers. The bivariate data was analyzed by using chi-square. The results showed a significant
relationship between psychological conditions and the incidence of postpartum depression (p = 0.007); while there is
no relationship between parity and the incidence of postpartum depression (p = 0.180). The results of this study can be
used as an input for health workers to screen postpartum depression during pregnancy.
Keywords: Postpartum Depression, Adolescent Mothers, Psychosocial Condition, Parity
37
36
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
37
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
Çankaya, (2020) yang menyatakan bahwa ibu yang
ibu postpartum usia 12-21 tahun, postpartum hari
mengalami gangguan psikososial cenderung
1-14 hari. Kriteria eksklusinya adalah ibu
mengalami depresi pasca partum. Faktor risiko
postpartum remaja yang mengalami komplikasi
gangguan psikososial enam kali berisiko terjadi
persalinan. Penelitian dilakukan di RSKIA Kota
depresi postpartum (Christl et al., 2013). Menurut
Bandung, RSUD Al-Ihsan Kab. Bandung, dan
Zelkowitz et al (2014), 33 % ibu dengan resiko
Bidan Praktik Mandiri Imas Mardinarsyah,
kondisi psikososial mengalami depresi persalinan.
S.ST.,M.Tr.Keb. Penelitian dilakukan pada bulan
Gangguan psikologis pada bulan kedua
Mei-Agustus 2019. Kuesioner yang digunakan
sampai ketiga berisiko terjadi depresi postpartum
adalah Edinburgh Postpartum Depression Scale
(Edhborg et al., 2011). Bentuk gangguan
(EPDS) untuk mengukur depresi postpartum
psikologis pada ibu postpartum remaja yaitu
dengan hasil uji validitas 0,875 dan hasil uji
kecemasan yang berkepanjangan (Moynihan,
reliabilitas 0.76 (Machmudah, 2010), dan Postnatal
2014). Kondisi psikologis pada ibu postpartum
Riskquestionnaire (PNRQ) untuk mengukur kondisi
berupa kecemasan, kelelahan dan perubahan fisik
psikososial ibu dengan hasil uji validitas 0,630-
(Tietz et al., 2014; R. Young, 2013). Dukungan
0,963 dan uji reliabilitas dengan nilai Cronbach’s
sosial juga berpengaruh terhadap depresi
Alpha 0,938 (Kurniawati, 2015). Penelitian ini
postpartum. Kondisi sosial seperti kondisi
sudah mendapatkan surat ijin etik dari KEP STIKes
pernikahan yang tidak baik, kurangnya dukungan
Aisyiyah Bandung dengan nomor 23/KEP.
dari pasangan dan keluarga, dan mengalami
02/STIKes-AB/X/2019.
tekanan fisik, psikologis dan sosial selama
Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari
kehamilan berhubungan dengan kejadian depresi
analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
postpartum (Çankaya, 2020; Coburn et al., 2016).
digunakan untuk mengidentifikasi prevalensi
kondisi psikososial, paritas dan kondisi depresi
postpartum. Analisis bivariat mengunakan chi Hasil analisis penelitian dapat dilihat pada tabel
square yang bertujuan untuk mengidentifikasi dibawah ini:
hubungan kondisi psikososial dan paritas dengan
kejadian depresi postpartum. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kondisi Psikososial,
Paritas dan Kejadian Depresi Postpartum
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil tabel 1 menunjukkan bahwa
kejadian depresi postpartum pada ibu remaja
sebanyak 55,5%, kondisi psikososial berisiko
sebanyak 31,1% dan paritas paling banyak
primipara (85,6%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
yang berhubungan dengan kejadian depresi
postpartum pada ibu remaja adalah kondisi
psikososial. Hasil penelitian ini sejalan dengan
38
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Variabel f %
Kondisi Psikososial
Tidak Beresiko 62 68,9
Berisiko 28 31,1
Paritas
Primipara 77 85,6
Multipara 13 14,4
Depresi Postpartum
Tidak 40 44,4
Ya 50 55,6
Tabel 2. Hubungan Kondisi Psikososial dan Paritas dengan Kejadian Depresi Postpartum pada Ibu Remaja
Kejadian Depresi Postpartum
Variabel Ya Tidak OR P value
n % n %
Kondisi Psikososial
Tidak Beresiko 17 18,94 0,04 2.667 0.007
Beresiko 33 36,7 36 44,36 (1.022-6.960)
Paritas
Primipara 45 32 35,6 1.333 0,180
Multipara 5 0,05 8 14,35 (0.400-4.445)
39
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Hal ini dikarenakan pada kelahiran anak kecil memiliki kondisi psikososial berisiko.
sebelumnya, pengasuhan dilakukan oleh orang Terdapat hubungan antara kondisi psikososial
tuanya. dengan depresi postpartum.
Paritas memiliki hubungan tidak langsung
dengan kejadian depresi postpartum (Putriarsih et Referensi
al., 2017). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Bicking Kinsey, C., & Hupcey, J. E. (2013). State
penelitian lain mengatakan bahwa salah faktor yang of the science of maternal-infant bonding: A
menyebabkan depresi postpartum adalah paritas principle-based concept analysis. Midwifery,
(Fitelson et al., 2010). Ibu primipara atau ibu yang 29(12), 1314–1320.
pertama kali melahirkan memiliki risiko mengalami https://doi.org/10.1016/j.midw.2012.12.019
depresi postpartum (Nurfatimah & Entoh, 2018).
BKKBN. (2013). Survei Demografi dan
Hal ini disebabkan karena ibu belum memiliki
Kesehatan
pengalaman dalam merawat anak (Kurniasari &
Indonesia 2012. Badan Pusat Statistik.
Astuti, 2015).
Borra, C., Iacovou, M., & Sevilla, A. (2015). New
Melahirkan untuk pertama kali bagi wanita
Evidence on Breastfeeding and Postpartum
adalah hal yang sangat menyenangkan dan
Depression: The Importance of
sekaligus menegangkan. Ketegangan yang dialami
Understanding Women’s Intentions.
dapat disebabkan karena pengalaman pertama. Hal
Maternal and Child Health Journal, 19(4),
ini juga berpengaruh terhadap proses adaptasi
897–907. https://doi.org/10.1007/s10995-
dimana ibu primipara lebih sering mengalami
014-1591-z
depresi postpartum (Kusuma, 2017). Kekhawatiran
Çankaya, S. (2020). The effect of psychosocial risk
ibu dimulai dari sebelum perslainan sampai pasca
factors on postpartum depression in antenatal
melahirkan. Hal-hal yang sering dikhawatirkan oleh
period: A prospective study. Archives of
ibu yaitu nyeri melahirkan, kondisi janin yang
Psychiatric Nursing, 34(3), 176–183.
dilahirkan, keselamatan diri dan bayinya, perawatan
https://doi.org/10.1016/j.apnu.2020.04.007
bayi baru lahir, dan proses menyusui. (Nurfatimah
& Entoh, 2018). Ibu yang baru pertama kali Chabrol, H., & Challahan, S. (2007). Prevention and
melahirkan belum berpengalaman dalam merawat treatment of postnatal depression. Expert
bayi sehingga muncul rasa khawatir, takut dan Rev Neurotherapeutics, 7(5), 557–576.
cemas jika mengalami kesalahan. Ibu primipara Christl, B., Reilly, N., Smith, M., Sims, D.,
akan merasa bingung dalam menjalankan tugasnya Chavasse, F., & Austin, M. P. (2013). The
sebagai ibu, merasa terbebani, dan merasa tidak mental health of mothers of unsettled infants:
memiliki kebebasan dengan kehadiran bayinya (D. Is there value in routine psychosocial
A. Fatmawati, 2015). assessment in this context? Archives of
Wanita yang melahirkan pertama kali Women’s Mental Health, 16(5), 391–399.
menunjukkan rasa sedih, kesal, dan cemas setelah https://doi.org/10.1007/s00737-013-0360-0
melahirkan (Martínez-Galiano et al., 2019). Hal ini Cirik, D. ., Yerebasmaz, N., Kotan, V. ., Solihoglu,
karenakan hormone kortisol meningkat. Hormon ini K. ., Akpinar, F., Yalvac, S., & Kandemir, O.
berpengaruh terhadap suasana hati ibu postpartum (2016). The impact of prenatal psychologic
(Gillespie et al., 2018). Selain perubahan hormon, and obstetric parameters on postpartum
bertambahnya peran dan tanggung jawab depression in late-term pregnancies: A
memerlukan penyesuaian pada masa postpartum. preliminary study. Taiwanese Journal of
Gagalnya proses penyesuaian masa ini akan Obstetrics and Gynecology, 55(3), 374–378.
membuat ibu menjadi stress dan mudah emosi Coburn, S. S., Gonzales, N. A., Luecken, L. J., &
(Dahro, 2012) Crnic, K. A. (2016). Multiple domains of
stress predict postpartum depressive
Simpulan symptoms in low-income Mexican American
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa women: the moderating effect of social
sebagian besar responden mengalami depresi support. Archives of Women’s Mental Health,
postpartum, sebagain besar primipara dan sebagian 19(6), 1009–1018.
https://doi.org/10.1007/s00737-016-0649-x
Dahro, A. (2012). Buku Psikologi Kebidanan:
Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan.
Salemba Medika.
40
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Dinwiddie, K. J., Schillerstrom, T. L., &
and 2012. Morbidity and Mortality Weekly Report,
Schillerstrom, J. E. (2018). Postpartum
66(6), 153–158.
depression in adolescent mothers. Journal of
Kurniasari, D., & Astuti, Y. A. (2015). Hubungan
Psychosomatic Obstetrics and Gynecology, Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi, dan
39(3), 168–175. Dukungan Sosial Suami dengan Postpartum
https://doi.org/10.1080/0167482X.2017.1334 051 Blues pada Ibu dengan Persalinan SC di
Edhborg, M., Nasreen, H. E., & Kabir, Z. N. Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
(2011). Impact of postpartum depressive and Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Holistik, 9(3),
anxiety symptoms on mothers’ emotional tie 115–125.
to their infants 2-3 months postpartum: A Kurniawati, D. (2015). Hubungan antara kondisi
population-based study from rural psikososial ibu pada masa postpartum dan
Bangladesh. Archives of Women’s Mental
kepauasan ibu terhadap pelayanan
Health, 14(4), 307–316.
persalinan dengan ikatan antara ibu dan
https://doi.org/10.1007/s00737-011-0221-7
Fatmawati, A., & Gartika, N. (2019). bayi. Universitas Indonesia.
Hubungan Kusuma, P. D. (2017). Karakteristik Penyebab
Dukungan Psikososial dan Perencanaan Kehamilan Terjadinya Depresi Postpartum Pada
dengan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Primipara dan Multipara. Jurnal
Remaja. Jurnal BIMTAS, 3(2), 44–51. Keperawatan Notokusuma, 1(1), 15–19.
Fatmawati, A., Rachmawati, I. N., & Budiati, T. Lee, H., Park, H., Ha, E., Hong, Y. C., Ha, M.,
(2018). The influence of adolescent Park, H., Kim, B. N., Lee, B., Lee, S. J., Lee,
postpartum women’s psychosocial condition K. Y., Kim, J. H., Jeong, K. S., & Kim, Y. (2016).
on mother infant bonding. Enfermeria Effect of breastfeeding duration on cognitive
Clinica, 28, 203–206. development in infants: 3-year follow-up
https://doi.org/10.1016/S1130- study. Journal of Korean Medical Science,
8621(18)30068-8 31(4), 579–584.
Fatmawati, D. A. (2015). Faktor Risiko Yang https://doi.org/10.3346/jkms.2016.31.4.579
Berpengaruh Terhadap kejadian Post Partum Machmudah. (2010). Pengaruh persalinan
Blues. Jurnal Eduhealth, 5(2). dengankomplikasi terhadap kemungkinan
Fitelson, E., Kim, S., Baker, A. ., & Leight, K. (2010). terjadinya postpartum blues. Universitas
Treatment of postpartum depression: Indonesia.
Clinical, psychological and pharmacological Martin, J. A., Hamilton, B. E., Osterman, M. J. K.,
options. International Journal of Women’s Driscoll, A. K., & Mathews, T. J. (2017).
Health, 3, 1–14. Births: Final data for 2015. National Vital
Gillespie, S. L., Mitchell, A. M., Kowalsky, J. M., Statistics Reports, 66(1), 1–70.
& Christian, L. M. (2018). Maternal parity Martínez-Galiano, J. M., Hernández-Martínez, A.,
and perinatal cortisol adaptation: The role Rodríguez-Almagro, J., Delgado-Rodríguez,
of pregnancy-specific distress and M., & Gómez-Salgado, J. (2019).
implications for postpartum Relationship between parity and the
mood. problems that appear in the postpartum
Psychoneuroendocrinology, 97, 86–93. period. Scientific Reports,
https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2018.07.0 9(1), 1–8.
08 https://doi.org/10.1038/s41598-019-47881-3
Habel, C., Feeley, N., Hayton, B., Bell, L., & Meltzer-Brody, S., Bledsoe-Mansori, S. E.,
Zelkowitz, P. (2015). Causes of women’s Johnson, N., Killian, C., Hamer, R. M.,
postpartum depression symptoms: Men’s and Jackson, C., Wessel, J., & Thorp, J. (2013).
women’s perceptions. Midwifery, 31(7), 728– A prospective study of perinatal depression
734. and trauma history in pregnant minority
Ko, J. Y., Rochkhill, K. M., Tong, V. T., Morrow, adolescent. Am J Obstet Gynecol, 208(3), 1–
B., & Farr, S. L. (2017). Trends in 12.
Postpartum Depressive Symptoms-27 States, https://doi.org/10.1016/j.ajog.2012.12.020.A
2004, 2008, Moynihan, M. (2014). Maternal
Attachment in
41
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Close Relationships , Mother-Infant Postpartum
Bonding , and Mentalization
42
Megan Moynihan Villanova University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master
of Science in Counseling Education and Counseling Dep. May.
Nes, R. ., Hauge, L. ., Landolt, M. ., Eskedal, L., Roysamb, E., Kornstad, Irgens, & Kristensen,
P. (2014). Adaptation to the Birth of a Child with Congenital Anomaly: A Prospective
Longitudinal Study of Maternal Well-Being and Psychological Distress. Developmental
Psychology, 50(6), 1827–1839.
Ningrum, S. P. (2017). Faktor- Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Post Partum Blues. Jurnal
Ilmiah Psikologi, 4(2), 205–218.
Norliza, J., Siti, K. A. ., Emad, A. ., & Norimah, S. (2018). Depression and coping strategies used by
postnatal mothers during the postpartum period. Malaysian Journal of Psychiatry Ejournal,
11(2).
Nunes, A. P., & Phipps, M. G. (2013). Postpartum depression in adolescent and adult mothers:
Comparing prenatal risk factors and predictive models. Maternal and Child Health Journal,
17(6), 1071–1079.
https://doi.org/10.1007/s10995-012-1089-5 Nurfatimah, & Entoh, C. (2018). Hubungan faktor
demografi dan dukungan sosial dengan depresi pasca salin. Jurnal Profesi Medika, 11(2), 89–99.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324. 004
Putriarsih, R., Budihastuti, U. R., & Murti, B. (2017). Prevalence and Determinants of Postpartum
Depression in Sukoharjo District, Central Java. Journal of Maternal and Child Health,
03(01), 395–408.
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.03.01. 02
Qobadi, M., Collier, C., & Zhang, L. (2016). The effect of stressful life events on postpartum
depression: findings from the 2009–2011 Mississippi pregnancy risk assessment monitoring
system. Maternal and Child Health Journal, 20(1), 164–172.
Rahmandani, A., Karyono, & Dewi, E. K. (2010). Strategi Penanggulangan (Coping) Pada Ibu
Yangmengalami Postpartumblues Di Rumah Sakit Umumdaerah Kota Semarang. Jurnal
Psikologi Undip, 5(1).
Reeder, S. ., Martin, L. ., & Griffin, D. . (2012). Keperawatan maternitas: Kesehatan wanita, bayi dan
keluarga (18th ed.). EGC.
Santy, Setyowati, & Novieastari, E. (2011). Pengalaman remaja perempuan single parent di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung. Universitas Indonesia.
Sylvén, S. M., Thomopoulos, T. P., Kollia, N., Jonsson, M., & Skalkidou, A. (2017). Correlates of
postpartum depression in first time mothers without previous psychiatric contact. European
Psychiatry, 40, 4–12. https://doi.org/10.1016/j.eurpsy.2016.07.003
Tietz, A., Zietlow, A. L., & Reck, C. (2014). Maternal bonding in mothers with postpartum anxiety
disorder: the crucial role of subclinical depressive symptoms and maternal avoidance behaviour.
Archives of Women’s Mental Health, 433–442.
https://doi.org/10.1007/s00737-014-0423-x Tikmani, S. ., Soomro, T., & Tikmani, P. (2016).
Prevalence and determinants of postpartum depression in a tertiary care hospital. Austin J Obstet
Gynecol, 3(2), 1–4.
Young, J., Miller, M. r, & Khan, N. (2010). Screening and managing depression in adolescents.
Adolescent Health, Medicine and Therapeutics, 87–95.
https://doi.org/10.2147/ahmt.s7539
Young, R. (2013). The importance of bonding. International Journal of Childbirth Education, 28(3), 11–
16.
Yusuff, A. S. ., Tang, L., Binns, C. ., & Lee, A. . (2015). Prevalence and risk factors for postnatal
depression in Sabah, Malaysia: A cohort study. Women and Birth, 28(1), 25–29. Zaltzman, A.,
Falcon, B., & Harrison, M. E. (2015). Body Image in Adolescent Pregnancy.
Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology, 28(2), 102–108.
https://doi.org/10.1016/j.jpag.2014.06.003
Zelkowitz, P., Gold, I., Feeley, N., Hayton, B., Carter, C. S., Tulandi, T., Abenhaim, H. A., & Levin, P.
(2014). Psychosocial stress moderates the relationships between oxytocin, perinatal depression,
ABSTRACT
Background: Postpartum depression is one of the emotional disturbances that results from failure to
postpartum psychological adaptation process. The global prevalence of postpartum depression is 10-15%.
This study aimed to analyze the risk factors of pregnancy on the incidence of postpartum depression.
Subjects and Method: This was an analytic and observational study with a cross-sectional design. The study
was conducted at Dr. Moewardi hospital, from December 2017 to January 2018. A total sample of 150
postpartum mothers was selected for this study by exhaustive sampling. The dependent variable was
postpartum depression (PPD). The independent variables were maternal age, stress, parity, unwanted
pregnancy, type of labor, family income, family support, and domestic violence. The data were collected by
questionnaire and analyzed by path analysis model.
Results: Postpartum depression was directly and positively affected by psychological stress (b= 2.15; 95%
CI= 1.17 to 3.13; p<0.001), delivery type (b= 1.27; 95% CI= 0.32 to 2.21; p= 0.008), and unwanted
pregnancy (b= 1.57; 95% CI= 0.57 to 2.58; p= 0.002). Postpartum depression was directly but
negatively affected by family income (b= -1.52; 95% CI= -2.51 to -0.54; p= 0.002), parity (b= -1.24; 95%
CI= -2.21 to -0.28; p= 0.011), and family support (b= -1.31; 95% CI= -3.28 to -0.24; p= 0.016). Psychological
stress increased with domestic violence (b= 2.68; 95% CI= 0.64 to 4.73; p= 0.010) and decreased with
maternal age (b= -0.91; 95% CI= -1.68 to -0.13; p= 0.022). Parity increased with maternal age (b= 1.66; 95%
CI= 0.79 to 2.53; p<0.001). Domestic violence decreased with maternal age (b= -1.34; 95% CI= -2.85 to 0.16;
p= 0.081). Conslusion: Psychological stress, delivery type, unwanted pregnancy, family income, parity, and
family support, are direct risk factors for postpartum depression.
Correspondence:
Matilda Bupu Ria. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jl. Ir. Sutami No.
36 A, 57126, Surakarta, Jawa Tengah. E-mail: matildabupuria19@gmail.com.
Mobile +6281241254153.
The result of bivariate analysis showed that support, and parity. Postpartum depression increased
postpartum depression decreased with maternal with domestic violence, delivery
age, family income, family
Table 4. Path analysis on the effect of risk factors during pregnancy in postpartum depression
95% CI
Independent
DependentVariable
Variable b Lowe Upper p
limit limit
Direct effect
Postpartum depression Psychological stress 2.15 1.17 3.13 <0.001
Postpartum depression Family income -1.52 -2.51 -0.54 0.002
Postpartum depression Parity -1.24 -2.21 -0.28 0.011
Postpartum depression Delivery type 1.27 0.32 2.21 0.008
Postpartum depression Family support -1.31 -2.38 -0.24 0.016
Postpartum depression Unwanted pregnancy 1.57 0.57 2.58 0.002
Indirect effect
Psychological stress Maternal age -0.91 -1.68 -0.13 0.022
Psychological stress Domestic violence 2.68 0.64 4.73 0.010
Parity Maternal age 1.66 0.79 2.53 <0.001
Domestic violence Maternal age -1.34 -2.85 0.16 0.081
Postpartum depression increased and delivery type (b= 1.27; 95% CI= 0.32 to
with psychological stress (b= 2.15; 95% CI=1.17 to 2.21; p= 0.008).
3.13; p<0.001), unwanted pregnancy (b= 1.57; Postpartum depression decreased
95% CI= 0.57 to 2.58; p= 0.002), with maternal age (b= -0.91; 95% CI= -1.68 to -
0.13; p= 0.022), parity (b= -1.24; 95%
RESEARCH ARTICLE
CONTACT Antonio Bruno antonio.bruno@unime.it Department of Biomedical and Dental Sciences and
Morphofunctional Imaging, University of Messina, Via Consolare Valeria 1 – Contesse, Messina, 98125, Italy.
© 2021 Taylor & Francis Group, LLC
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Hahn-Holbrook and colleagues in a recent review (2017) including 291 studies,
reported a global prevalence of 17.7%; the incidence ranged from
3.4 to 34% (Abdollahi et al., 2016; Lara et al., 2015).
PPD influences many aspects of a woman’s life, also affecting relation- ships
with the partner and with the newborn, and ultimately leading to possible
disturbances in child’s development (Glasser et al., 2000; Martins & Gaffan,
2000; Robertson et al., 2004). When PPD is underestimated and, consequently,
affected mothers are not adequately treated (Pearlstein et al., 2009), a substantial
impact on wellbeing of both mothers and new- borns (Soe et al., 2016), and also
negative repercussions on family (Letourneau et al., 2012) may occur. It has
been observed that mothers with PPD tend to reduce or interrupt breastfeeding, and
that they don’t establish an adequate, or "good enough", mother-infant bonding
(Pope & Mazmanian, 2016). Children precociously exposed to maternal depression
may experience long-lasting negative effects such as impaired emotional, social, and
cognitive (attention, verbal abilities) development, disruptions of stress response
systems and arousal, insecure attachment and behavioral problems, and increased
vulnerability to depressive disorders in adolescence and adulthood (Murray, 2009).
Furthermore, PPD leads to an increased risk for infanticide, urgently requesting
preventive measures. (Lindahl et al., 2005).
The specific etiology of PPD is still unknown, but it seems to be mul-
tifactorial, since both psychosocial stressors (Beck, 2001), and biological
factors (Brummelte & Galea, 2016) are involved. Considerable literature on PPD
has been focused on psychosocial predictors. Robertson and his group (2004)
identified strong, moderate and small predictors of PDD. Strong predictors include a
history of depression, the presence of anxiety, depression and stressful life events
during pregnancy, and poor social support in the early puerperium; among moderate
predictors, the Authors identify conflictual matrimonial relationships, and
neuroticism as a pre- disposing personality trait; finally, small predictors involve
obstetric factors (preeclampsia, hyperemesis, premature labor or delivery, cesarean
section, copious bleeding intrapartum), and socioeconomic status (low education,
unemployment, and low income). A recent study highlights a 15 to 21% recurrence
risk of affective disorders in women who had a negative history for psychiatric
disorders but had a diagnosis of PPD after the first delivery (Rasmussen et al., 2017).
Recently, also the experience and expression of anger have been evaluated as a
potential vulnerability factor: holding in or suppressing angry feelings has been
found as a determinant factor for the onset of PPD (Bruno et al., 2017). In the
last years, there has been a great interest for subthreshold psy- chopathology, as
it seems to be responsible for decreased quality of life, work impairment,
psychological distress, and lower functioning (Sherbourne et al., 1994). Patients
suffering from subthreshold or subsyndromal disor- ders have psychiatric symptoms
that, for severity, frequency, and duration, remain under the diagnostic threshold for
a formal psychiatric disorder (Helmchen & Linden, 2000). Subthreshold psychiatric
disorders are not severe enough to warrant a diagnosis according to the DSM-5;
they can have atypical and attenuated features, or intense but brief symptomatology.
Although such symptoms do not fulfill the required diagnostic criteria for the
definition of clinical thresholds, they can produce a high degree of subjective
suffering, often persisting through the lifespan, and resulting in significant negative
health outcomes (Helmchen, 2001). Subclinical symp- toms are very common in
both children and adults, with an incidence up to 4 times more common than the
corresponding diagnosable disorders (Wittchen et al., 1998). One of the most
successful theoretical and clinical frameworks for a wide comprehension of
subthreshold symptoms is the spectrum approach, useful to identify, within a
dimensional evaluation, the subclinical features of a diagnosable disorder for
improving its recog- nition and early treatment, leading to better health outcomes
(Cassano et al., 2002). However, still little is known about the role of subthreshold
symptoms in the development of PPD.
In the light of our growing understanding of the clinical significance of
subclinical symptoms, the purpose of the present study is to examine the role
of atypical and subthreshold manifestations of mental disorders as early
predictors of PPD, and to identify which classes are possibly associated with a
depressive condition at 3 and 6 months from delivery.
Methods
Study design and procedure
Participants in this prospective study were recruited through the conve- nience
sampling method, as described in a previous study (Bruno et al., 2017). Pregnant
women, referred to the Obstetric Unit of the University Hospital of Messina, were
consecutively recruited since their third trimester of pregnancy (≥ 26 weeks of
gestation). Inclusion criteria were fluency in Italian language, spontaneous birth of a
singleton full-term healthy infant, and uncomplicated pregnancy and delivery,
absence of past and actual major psychiatric disorder, organic brain disorder,
history of substance and alcohol abuse, and mental retardation. All participants
were screened for mental disorders by four expert psychiatrists using a non-
structured psychiatric interview.
All research participants provided written informed consent after a full explanation
of the study design. The study design is following the Helsinki
Declaration and was approved by the Institutional Review Board (IRB) of the
University Hospital in which it was carried out. The study involved three visits:
initial (third trimester of pregnancy), 3rd and 6th months postpartum. During the
first visit, psychiatric interview, sociodemographic and clinical data collection was
carried out; furthermore, all participants completed a self-administered
questionnaire on subthreshold symptoms. In the postpartum period, women
completed the screening for postpartum depressive symptoms (postnatal depression
approximately 3 months and 6 months following delivery).
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Measures
All the patients underwent the following tests:
Statistical analysis
Descriptive statistics were used to summarize demographic factors. Continuous data
were expressed as mean ± standard deviation (S.D.); non-continuous data were
expressed as frequency and percentages.
Results
Out of 189 eligible and/or screened cases, 56 were excluded because they refused to
participate, and 23 restituted incomplete questionnaires. The final sample consisted
of 110 women. Table 1 shows the sociodemographic features of the sample. Women
were aged from 18 to 46 years (mean age
= 32.4 ± 5.5 years), had an educational level ≥ 13 years (35.5%), the majority lived
in an urban area (76.4%), were employed (60.9%) at the time of examination, and
were married (74.5%).
Table 2 shows the descriptive statistics related to the evaluation of subthreshold
symptoms, measured at the third trimester of pregnancy, in mean scores, SD, and the
number of positive cases. Since there are no established GSM-5 cutoffs, the sum
of the items checked as yes = 1 for each section was calculated, with the
positivity criterion established when the sum for the section was more than half of
the items for that section. The results showed that the prevalent symptoms of the
spectrum were attributable to the manic mood, with a presence of cases that
saturated more than half the sum of the items for the section equal to 81 (73%).
Regarding PPD, 5 participants (4.5%) exhibited a total score > 10 on
EPDS, a cutoff score indicative of PPD symptoms at three and six months after
delivery.
Finally, Pearson’s correlations were performed to understand the rela-
Journal of Maternal
tionships and symptoms
between Child Healthpresent
(2018), 3(1):
at the81-90
third trimester of pregnancy and
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
the development of postpartum depression at 3 and 6 months after birth (see
Table 3). Significant correlations between subthreshold symptoms and depression
emerged at 3 months: specifically, panic-agoraphobia, depressed mood, social
anxiety, and eating disorders were positively cor- related to PPD at 3 months from
delivery. At 6 months, subthreshold symp- toms designed different trends:
correlations with subclinical symptoms of panic-agoraphobia remains confirmed (p
< 0.01), whereas correlations with depressed mood and eating disorders became
slightly attenuated (p < 0.05). The significant association between social anxiety
and PPD was not con- firmed at 6 months after delivery.
Discussion
The present longitudinal study attempted to examine the role of atypical and
subthreshold manifestations of mental disorders as predictors of Postpartum
Depression (PPD). We aimed to verify if several subthreshold symptoms
observed during pregnancy could be associated with depressive symptomatology
at three and six months after delivery. In our sample, we observed that only
about 4% of women developed a PPD. As previously
stated (Bruno et al., 2017), these rates are much lower than those reported in the
literature (Abdollahi et al., 2016; Lara et al., 2015). Such rates may be ascribed
to substantial differences in recruitment methods since we chose to exclude those
patients with a history of psychiatric disorders, pregnancy- and delivery-related
complications, abnormal birth, and unhealthy infants. We found that manic mood
during pregnancy was the prevalent spec- trum of subthreshold symptoms.
However, this section does not seem to correlate with the development of a
depressive syndrome after childbirth. This evidence is difficult to compare with
the existing literature. Manic mood, disentangled from euphoria and normal
happiness, has been mea- sured by scholars only after delivery, at the time of
puerperium, and considered a symptom of a bipolar disorder (Heron et al.,
2005). The presence of subclinical manic mood can be physiological at the time of
pregnancy, given the feelings of excitement and euphoria which can also be
ascribed to fluctuations and changes in hormonal balance, with reper- cussions
on mood. From a psychological point of view, many authors have hypothesized
that the "imagined child" assembled by the mother’s mind during pregnancy
is accompanied by positive feelings. Baby representation is romanticized and
idealized and only after birth begins to change, by integrating the more concrete
aspects of the real child and creating the new mother-child relationship
(Rosanowski, 2019).
In general, our results showed that several classes of subthreshold symp- toms
of psychiatric disorders assessed during pregnancy may represent a risk
condition for the development of PPD in a population of healthy women with
no evidence of past and current psychiatric disorders.
So far, to our knowledge, it has not yet been established which class or group of
subthreshold symptoms may constitute vulnerability factors for PPD. Postpartum
depression is usually diagnosed following the DSM-5 criteria, which is the most
widely used manual for psychiatric syndromes worldwide. In DSM-5 the diagnosis
of depression during the postpartum period still employs the onset specifier
format, namely “with peripartum onset”, which is defined as the most recent
episode occurring during preg- nancy as well as in the four weeks following
delivery. It is disappointing that the period following delivery has not been
extended to symptoms that may occur, as it often happens, during the first year,
However, this diag- nostic system identifies the pathology when the symptoms are
overt. The attention to subthreshold symptomatology spectrum, which, as said,
does not meet the full criteria for a disorder, may constitute a potential predic- tive
factor for psychopathology development. Our findings suggest that these
symptoms may be considered as early signals that require clinical reevaluation.
In our sample, we observed that, of the entire pool of symptoms, only some
dimensions of the spectrum - including panic-agoraphobia, depressed mood, social
anxiety, and eating problems - were positively related to post-natal depression, with
several differences related to the time of assess- ment. At three months after
delivery, positive correlations among pan- ic-agoraphobia, depression, social
anxiety, and eating symptoms, and the full post-natal depressive syndrome were
found. These results are partially congruent with the existing literature since only the
association between symptoms of panic, agoraphobia, depression and post-natal
depression has previously been documented (O’Hara & Gorman, 2004; Vliegen et
al., 2014). Furthermore, additional associations among PPD and subthreshold social
anxiety and eating symptoms were found, and these results deserve further
discussion.
Regarding social anxiety, it has been shown that diagnosable generalized
social anxiety disorder is influenced by female reproductive hormones, and that in
a subgroup of women affected by social anxiety, symptoms usually tend to decrease
during pregnancy, with postpartum symptom severity returning to the same levels
as before pregnancy (van Veen et al., 2009). Another hypothesis could be that
social anxiety as a spectrum may include feelings of uncertainty, inadequacy,
concern to be judged negatively often observed in the postpartum period, as
related to the new maternal role. However, beyond this clinical observation, no
further studies have been conducted on social anxiety in the perinatal period; in
our sample, subthreshold symptoms of social anxiety during pregnancy were
correlated with subsequent PPD, but only at 3 months evaluation after delivery,
whereas at 6 months tended to disappear, suggesting that several protective factors
(i.e. increased experience or perceived social support) may intervene. As regards
eating disorders, they seem to be more commonly associated with the perinatal
period, since it has been estimated that 5.3% of pre- partum and 12.8% of
postpartum mothers suffer from clinical eating disorders (Pettersson et al., 2016).
Disordered eating behavior during and after pregnancy and the puerperium, along
with the impact of weight gain in pregnancy on body image and on the
psychological health of women may be more common than previously thought, as
several studies have demonstrated (Mento et al., 2017; Settineri et al., 2015).
Probably these concerns could elude the assessment performed with scales
calibrated on the Eating Disorders as conceptualized in the DSM-5. Yet, even if
sub- threshold, these symptoms represent a source of discomfort even though
minimal, affecting women especially in the early postpartum. The idea of a
sudden recovery of the physical form could be the cause of dissonance
concerning what happens: weight loss after pregnancy is slow and gradual, but to
this many women are unprepared. Eating symptoms, although slightly attenuated,
resulted still related to PPD at six months assessment.
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Several limitations of this study should be considered. First, the sample size is
relatively small, and recruited subjects were from a restricted area, thus limiting
results generalizability. Therefore, findings obtained should be replicated in a
larger and more representative sample. Second, the evaluation of subthreshold
symptoms was assessed by a self-report psy- chometric instrument; it cannot be
excluded that social desirability or a defensive response style, filtered by
subjective rated perceptions, and self-serving biases on positive personal traits
may have influenced the reliability of the self-report questionnaires. Finally,
inclusion criteria have led to the selection of a healthy population; this could
explain the low rates of PPD, along with the relatively low rates of subthreshold
symptoms, found in our sample; further studies in populations at-risk for PPD
may add new on the potential predictive role of subclinical symptoms for the
development of PPD.
However, reversing this perspective, this can also be considered a the- oretical
strength of the study. Results are relevant observations about the incidence of
postpartum depression among women who appear healthy during pregnancy, and
among women with a negative history of psychiatric disorders. While it is
consolidated that women with already diagnosed traits of anxiety or depressive
temperament are more likely to develop depression after the childbirth event, the
role of subthreshold symptoms constitutes a novelty that deserves future studies
and further comparisons between different clinical and control groups. Finally,
although many authors have demonstrated a perinatal depressive syndrome even
in fathers (Bruno et al., 2020; Mento et al., 2020), there are no studies on
subthresh- old symptoms among men.
In conclusion, our study highlights the underestimated role of sub- threshold
symptoms as early signs during pregnancy and their relationship with PPD
development. Findings in particular suggest that subthreshold panic-agoraphobia,
social anxiety, and eating-related problems, can be considered as antenatal
vulnerability factors for PPD onset in healthy women with no risk factors for
PPD. This evidence suggests that the longstanding and necessary focus on post-
natal depression, although maybe not sufficient, should be expanded to include a
more comprehensive assess- ment of emotional experiences during pregnancy
and postpartum. Therefore, already during pregnancy, the detection of mood-
related problems by specific psychological evaluations of negative emotions and
subclinical symptoms may be useful for preventing postpartum affective
disorders. It should be borne in mind that women can experience negative
emotional states other than depression during pregnancy, even in the absence of a
full-blown affective disorder, and that such states can negatively influence the
postpartum period (Laganà et al., 2015; Muscatello et al., 2016). Failure
in recognizing postpartum mood disturbances can sometimes lead to tragic
consequences for mothers and children, notably maternal suicide and infanticide.
Early identification of symptoms that could indicate the devel- opment of future
mood problems in the mother is of crucial importance for mental health and
prevention.
Acknowledgements
The authors thank the mothers and infants who participated in this study, and all the
staff of the Gynecology and Obstetrics and Psychiatry Units, University Hospital of
Messina, Italy, for assistance with recruitment and data collection.
Disclosure statement
The authors report no conflicts of interest.
ORCID
Carmela Mento http://orcid.org/0000-0003-4611-3740
Antonio Simone Laganà http://orcid.org/0000-0003-1543-2802
Roberta Granese http://orcid.org/0000-0003-0318-9390
References
Abdollahi, F., Agajani-Delavqr, M., Zarghami, M., & Lye, M. S. (2016). Postpartum men-
tal health in first-time mothers: A cohort study. Iranian Journal of Psychiatry and
Behavioral Sciences, 10(1), e426.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental
disorders (5th ed.). American Psychiatric Association.
Aswathi, A., Rajendiren, S., Nimesh, A., Philip, R.R., Kattimani, S., Jayalakshmi, D.,
Ananthanarayanan, P. H., & Dhiman, P. (2015). High serum testosterone levels during
postpartum period are associated with postpartum depression. Asian Journal of Psychiatry,
17, 85–88. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2015.08.008
Beck, C. T. (2001). Predictors of postpartum depression: An update. Nursing Research,
50(5), 275–285. https://doi.org/10.1097/00006199-200109000-00004
Brummelte, S., & Galea, L. A. M. (2016). Postpartum depression: Etiology, treatment and
consequences for maternal care. Hormones and Behavior, 77, 153–166. https://doi.
org/10.1016/j.yhbeh.2015.08.008
Bruno, A., Celebre, L., Mento, C., Rizzo, A., Silvestri, M. C., De Stefano, R., Zoccali, R.
A., & Muscatello, M. R. A. (2020). When fathers begin to falter: A comprehensive
review on paternal perinatal depression. International Journal of Environmental Research
and Public Health, 17(4), 1139. https://doi.org/10.3390/ijerph17041139
Bruno, A., Laganà, A. S., Leonardi, V., Greco, D., Merlino, M., Vitale, S. G., Triolo, O.,
Zoccali, R. A., & Muscatello, M. R. A. (2017). Inside-out: The role of anger experience
and expression in the development of postpartum mood disorders. The Journal of
Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 31(22), 3033–3038.
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Cassano, G. B., Frank, E., Miniati, M., Rucci, P., Fagiolini, A., Pini, S., Shear, M. K., &
Maser, J. D. (2002). Conceptual underpinnings and empirical support for the mood
spectrum. The Psychiatric Clinics of North America, 25(4), 699–712. https://doi.
org/10.1016/S0193-953X(02)00025-4
Cox, J. L., Holden, J. M., & Sagovsky, R. (1987). Detection of postnatal depression.
Development of the 10-item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of
Psychiatry, 150, 782–786. https://doi.org/10.1192/bjp.150.6.782
Glasser, S., Barell, V., Boyko, V., Ziv, A., Lusky, A., Shoham, A., & Hart, S. (2000).
Postpartum depression in an Israeli cohort: Demographic, psychosocial and medical
risk factors. Journal of Psychosomatic Obstetrics and Gynaecology, 21(2), 99–108. https://
doi.org/10.3109/01674820009075615
Hahn-Holbrook, J., Cornwell-Hinrichs, T., & Anaya, I. (2017). Economic and health pre-
dictors of national postpartum depression prevalence: A systematic review, meta-anal-
ysis, and meta-regression of 291 studies from 56 countries. Frontiers in Psychiatry, 8,
248. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2017.00248
Helmchen, H. (2001). Subthreshold psychological disorders. Der Nervenarzt, 72(3), 181–
189. https://doi.org/10.1007/s001150050737
Helmchen, H., & Linden, M. (2000). Subthreshold disorders in psychiatry: Clinical real-
ity, methodological artifact, and the double-threshold problem. Comprehensive Psychiatry,
41(2), 1–7. https://doi.org/10.1016/S0010-440X(00)80001-2
Heron, J., Craddock, N., & Jones, I. (2005). Postnatal euphoria: Are ‘the highs’ an indi-
cator of bipolarity?Bipolar Disorders, 7(2), 103–110. https://doi.org/10.1111/j.1399-
5618.2005.00185.x
Laganà, A. S., Condemi, I., Retto, G., Muscatello, M. R. A., Bruno, A., Zoccali, R. A.,
Triolo, O., & Cedro, C. (2015). Analysis of psychopathological comorbidity behind the
common symptoms and signs of endometriosis. European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology, 194, 30–33. https://doi.org/10.1016/j.
ejogrb.2015.08.015
Lara, M. A., Navarrete, L., Nieto, L., Barba Martín, J. P., Navarro, J. L., & Lara- Tapia,
H. (2015). Prevalence and incidence of perinatal depression and depressive symptoms
among Mexican women. Journal of Affective Disorders, 175, 18–24. https://doi.
org/10.1016/j.jad.2014.12.035
Letourneau, N. L., Dennis, C. L., Benzies, K., Duffett-Leger, L., Stewart, M., Tryphonopoulos,
P. D., Este, D., & Watson, W. (2012). Postpartum depression is a family affair: Addressing
the impact on mothers, fathers, and children. Issues in Mental Health Nursing, 33(7), 445–
457. https://doi.org/10.3109/01612840.2012.673054
Lindahl, V., Pearson, J. L., & Colpe, L. (2005). Prevalence of suicidality during pregnan-
cy and the postpartum. Archives of Women’s Mental Health, 8(2), 77–87. https://doi.
org/10.1007/s00737-005-0080-1
Martins, C., & Gaffan, E. A. (2000). Effects of early maternal depression on patterns of
infant mother attachment: A meta analytic investigation. Journal of Child Psychology
and Psychiatry, and Allied Disciplines, 41(6), 737–746. https://doi.org/10.1111/1469-
7610.00661
Mento, C., Le Donne, M., Crisafulli, S., Rizzo, A., & Settineri, S. (2017). BMI at early
puerperium: Body image, eating attitudes and mood states. Journal of Obstetrics and
Gynaecology : The Journal of the Institute of Obstetrics and Gynaecology, 37(4), 428–434.
https://doi.org/10.1080/01443615.2016.1250727
Mento, C., Lombardo, C., Muscatello, M. R. A., Formica, I., Cedro, C., Pandolfo, G.,
Antonio, Z. R., & Bruno, A. (2020). Which role for trait-anxiety in paternal perinatal
depression? Preliminary results on healthy subjects. The Journal of Maternal-Fetal &
Neonatal Medicine, 1–5.
Monzon, C., Di Scalea, T. L., & Pearlstein, T. (2014). Postpartum psychosis: Updates and
clinical issues. (special report). Psychiatric Times, 31(1), 26.
Murray, L. (2009). The development of children of postnatally depressed mothers: Evidence
from the Cambridge longitudinal study. Psychoanalytic Psychotherapy, 23(3), 185–199.
https://doi.org/10.1080/02668730903227289
Muscatello, M. R. A., Lorusso, S., Bruno, A., Reale, R., Ciura, G. L., Laganà, A. S., Retto,
G., Sturlese, E., & Zoccali, R. A. (2016). Anger in women treated with assisted repro-
ductive technology (ART): Effects on mother and newborn. The Journal of Maternal-
Fetal & Neonatal Medicine : The Official Journal of the European Association of Perinatal
Medicine, the Federation of Asia and Oceania Perinatal Societies, the International Society
of Perinatal Obstetricians, 29(5), 813–817. https://doi.org/10.3109/14767058.2015.10194
59
Norhayati, M. N., Hazlina, N. H., Asrenee, A. R., & Emilin, W. N. (2015). Magnitude
and risk factors for postpartum symptoms: A literature review. Journal of Affective
Disorders, 175, 34–52. https://doi.org/10.1016/j.jad.2014.12.041
O’Hara, M., & Gorman, L. L. (2004). Can postpartum depression be predicted? Primary
Psychiatry, 11(3), 42–47.
Pearlstein, T., Howard, M., Salisbury, A., & Zlotnick, C. (2009). Postpartum depression.
American Journal of Obstetrics and Gynecology, 200(4), 357–364. https://doi.org/10.1016/j.
ajog.2008.11.033
Pettersson, C. B., Zandian, M., & Clinton, D. (2016). Eating disorder symptoms pre- and
postpartum. Archives of Women’s Mental Health, 19(4), 675–680. https://doi.org/10.1007/
s00737-016-0619-3
Pope, C. J., & Mazmanian, D. (2016). Breastfeeding and postpartum depression: An
overview and methodological recommendations for future research. Depression Research
and Treatment, 2016, 4765310. https://doi.org/10.1155/2016/4765310
Rasmussen, M. L. H., Strom, M., Wohlfahrt, J., Videbech, P., & Melbye, M. (2017). Risk,
treatment duration, and recurrence risk of postpartum affective disorder in women
with no prior psychiatric history: A population-based cohort study. PLoS Medicine,
14(9), e1002392. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002392
Robertson, E., Grace, S., Wallington, T., & Stewart, D. E. (2004). Antenatal risk factors
for postpartum depression: A synthesis of recent literature. General Hospital Psychiatry,
26(4), 289–295. https://doi.org/10.1016/j.genhosppsych.2004.02.006
Rosanowski, A. (2019). Can she have it all? Pregnancy narratives in contemporary cate-
gory romance. Journal of Popular Romance Studies, 8, 1–20.
Rucci, P., Frank, E., Fagiolini, A., Kupfer, D. J., Shear, M. K., Dell’Osso, L., Banti, S.,
Mauri, M., Grochocinski, V. J., Maser, J. D., Endicott, J., & Cassano, G. B. (2003).
Development and preliminary testing of the General 5-Spectrum Measure (GSM-V).
Depression and Anxiety, 18(3), 109–117. https://doi.org/10.1002/da.10123
Settineri, S., Le Donne, M., Dritto, I. P., Rizzo, A., & Mento, C. (2015). The Rorschach
in gynecological suffering: Representations and complexes of the VI table. Mediterranean
Journal of Clinical Psychology, 3(2), 1–10.
Sherbourne, C. D., Wells, K. B., Hays, R. D., Rogers, W., Burnam, M. A., & Judd, L. L.
(1994). Subthreshold depression and depressive disorder: Clinical characteristic of
general medical and mental health speciality outpatients. The American Journal of
Psychiatry, 151, 1777–1784.
Soe, N. N., Wen, D. J., Poh, J. S., Li, Y., Broekman, B. F. P., Chen, H., Chong, Y. S.,
Kwek, K., Saw, S. M., Gluckman, P. D., Meaney, M. J., Rifhin-Graboi, A., & Qiu, A.
2 A. RIZZO ET AL.
Q. (2016). Pre- and post-natal maternal depressive symptoms in relation with infant
frontal function, connectivity, and behaviors. Plos One, 11(4), e0152991. https://doi.
org/10.1371/journal.pone.0152991
van Veen, J. F., Jonker, B. W., van Vliet, I. M., & Zitman, F. G. (2009). The effects of
female reproductive hormones in generalized social anxiety disorder. International
Journal of Psychiatry in Medicine, 39(3), 283–295. https://doi.org/10.2190/PM.39.3.e
Vesga-Lopez, O., Blanco, C., Keyes, K., Olfson, M., Grant, B. F., & Hasin, D. S. (2008).
Psychiatric disorders in pregnant and postpartum women in the United States. Archives
of General Psychiatry, 65(7), 805–815. https://doi.org/10.1001/archpsyc.65.7.805
Vliegen, N., Casalin, S., & Luyten, P. (2014). The course of postpartum depression: A
review of longitudinal studies. Harvard Review of Psychiatry, 22(1), 1–22. https://doi.
org/10.1097/HRP.0000000000000013
Wittchen, H. U., Nelson, C. B., & Lachner, G. (1998). Prevalence of mental disorders and
psychosocial impairments in adolescents and young adults. Psychological Medicine, 28(1), 109–
126. https://doi.org/10.1017/S0033291797005
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL 3
4 A. RIZZO ET AL.
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL 5
6 A. RIZZO ET AL.
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL 7
8 A. RIZZO ET AL.