Anda di halaman 1dari 77

TUGAS MATA KULIAH

EVIDANCE BASED DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Dosen : Wulan N.S, S.S.T., M.Keb, AIFO

OLEH

Nama : Rindi Sadiah

NPM : 623132

Kelas :F

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2023
85
LITERATUR REVIEW

JURNAL 1
Judul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Post Partum
Blues
Jurnal JOMIS ( Journal of Midwifery Science)
p-ISSN : 2549-2543
e-ISSN : 2579-7077
Volume & Halaman Volume 6 Nomor 1. 25 Januari 2022
Tahun 2022
Penulis Sandra Harianis & Nurul Indah Sari
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 12-04-2022
Latar Belakang Pasa masa nifas, ibu akan mengalami beberapa perubahan pada tubuh
maupun emosi. Perubahan emosi, status hormononal maupun
psikologis dapat menjadi masalah yang menunjukan gejala ke arah
post partum blues ( gangguan mood pada masa nifas seperti depesi
postpartum atau psikosis post partum). Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian ini baik internal ataupun eksternal.
Masalah yang akan faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian post partum blues
diselesaikan
Tujuan Penelitian Melihat hubungan variable independent ( Kehamilan yang
direncanakan, dukungan keluarga saat persalinan, komplikasi saat
persalinan dan keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi) dengan
variable dependen ( kejadian post partum blues)
Subjek Penelitian
 Seluruh ibu post partum hari pertama sampai ke tujuh di wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu dan
Puskesmas Gajah Mada
 Kriteria inklusi yang ditetapkan
adalah ibu post partum hari pertama sampai ke tujuh yang bersedia mengisi kuosioner EPDS ( Edinburgh
Postnatal Depression Scale)
 Jumlah subjek minimal, menggunakan Purvosive sampling. adalah 73 responden.
 subjek ibu post partum hari pertama sampai ke tujuh yang mengikuti penelitian dengan
data yang lengkap berjumlah 73 orang.
Metode Penelitian  Penelitian ini bersifat korelasional menggunakan desain cross -
sectional. (Pengumpulan data dengan lembar observasi dan
instrument kuosioner EPDS. Penelitian ini dilakukan di
Wilayah Puskesmas Tembilahan Hulu dan Puskesmas Gajah
Mada dari bulan Maret sampai dengan April 2021. Besar
sampel dalam penelitian ini 73 responden. Uji statistik dengan
menggunakan Chi-Square.
 Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Untuk
mengetahui korelasi variabel independen terhadap variabel
dependen menggunakan uji statistik Chi- Square (X2).
Variabel  Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent (Faktor – faktor resiko penyebab yang
diteliti yaitu rencana kehamilan, komplikasi persalinan,
pendidikan kesehatan setelah persalinan, keterlibatan keluarga
dalam mengurus bayi)
Hasil Berdasarkan uji statistik didapatkan adanya korelasi antara
pendidikan kesehatan setelah yang diberikan oleh tenkes (p=0,001,
C1 3,225 – 50,404, OR 12,750) dan keterlibatan keluarga dalam
mengurus bayi (p=0,003, CI 2,020 – 32,594, OR 8,114) dengan
kejadian postpartum blues. Sedangkan rencana kehamilan (p=0,736)
dan komplikasi persalinan (p=0,969) berdasarkan uji statistik tidak
memiliki korelasi yang signifikan.
Kesimpulan Terdapat korelasi antara pendidikan kesehatan setelah yang diberikan
oleh tenkes , keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi dengan
kejadian postpartum blues. Oleh sebab itu dibutuhkan dukungan
sosial, informasi dan bantuan tenaga kesehatan bagi ibu yang
mengalami postpartum blues dan dilakukan skrining postpartum
blues sebelum ibu diperbolehkan pulang.untuk perawatan nifas
dirumah
Saran & Kritik  Sample yang sedikit sehingga tidak bisa memberikan gambaran
secara luas mengenai faktor – faktor yang menyebabkan post
partum blues.
 Diharapkan dapat meneliti dengan sampel yang lebih banyak dan
dapat meneliti faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan
postpartum blues seperti hubungan ibu nifas dengan lingkungan
social atau pengaruh stigma masyarakat terhadap ibu nifas dalam
merawat bayi.

87
LITERATUR REVIEW

JURNAL II
Judul Deteksi Kejadian Depresi Post Partum dengan Algoritma Naïve
Bayes
Jurnal Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
ISSN : 2086 – 3454
EISSN : 2549 - 4058
Volume & Halaman Volume 12 Nomor 1 Juli 2021
Tahun 2021
Penulis Fadhiyah Noor Anisa, Sarkiyah & Ahmad Hidayat.
E-mail: Fadhiyah.n.anisa@gmail.com1, fadhilsarkiah@gmail.com2
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 12-04-2022
Latar Belakang Pada Masa post partum terdapat gangguan emosinal pada wanita
yang disebut depresi postpartum yaitu gangguan mood setelah
melahirkan merupakan sebuah gangguan mood nonpsikotik yang
biasanya terjadi 6-8 minggu setelah melahirkan. Di Indonesia angka
kejadian depresi postpartum sebanyak 22%. Penelitian ini dilakukan
agar dapat mendeteksi secara dini tanda gejala dari depresi
postpartum dan dapat memberikan penanganan secara dini dan tepat.
Masalah yang akan Penggunaan Algoritma Naïve Bayes untuk mendeteksi depresi post
diselesaikan partum secara dini.
Tujuan Penelitian Mendeteksi kejadian depresi postpartum dengan Algoritma Naïve
Bayes
Subjek Penelitian
 Seluruh ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarmasin
 Kriteria inklusi yang ditetapkan
adalah ibu post partum yang bersedia mengisi kuosioner
 Jumlah subjek minimal, menggunakan Accidental Sampling. adalah 261 responden.
 subjek ibu post partum h yang mengikuti penelitian dengan data yang lengkap berjumlah
261 orang.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan algoritma naïve bayes. Pengumpulan
data dengan lembar instrument kuosioner. Dalam pemprosesan data
Dalam pemprosesan data dilakukan tahap mengujian berupa split
data dengan membagi data menjadi dua untuk dilakukan pengujian
model agoritma naïve bayes dengan optimasi ada boost dalam
pahapan pengujian menggunakan program Rapidminer Hasil
pengujian dengan menggunakan naïve bayes dengan bayesian
classification Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Kota
Banjarmasin. Besar sampel dalam penelitian ini 261 responden.
Variabel Penelitian Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent ( Usia ibu saat menikah, usia ibu saat
melahirkan, pendidikan, pekerjaan, cara persalinan, paritas)

Hasil Jumlah yang terdeteksi depresi postpartum ringan sebanyak 170


responden dan yang mengalami depresi berat sebanyak 91
responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi postpartum
sesuai dengan hasil dari algoritma naïve bayes adalah yaitu usia ibu
saat menikah, usia ibu saat melahirkan, ibu yang tidak bekerja,
paritas terutama pada ibu primipara.
Kesimpulan faktor yang dapat mendeteksi depresi postpartum pada faktor
pekerjaan yang tidak bekerja, pada usia perkawinan di usia 15-23
tahun, pada faktor usia ibu saat ini di usia <20 s.d >35
tahun, faktor paritas terutama pada primipara.
Saran & Kritik  Harusnya dicantumkan tanggal dilakukan penelitian
 Harus ada penjelasan lebih mendalam secara selintas tentang apa
itu algoritma naïve bayes
 Diharapkan dapat meneliti dengan sampel yang lebih banyak dan
dapat meneliti faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan
postpartum blues seperti status pernikahan ketika ibu dalam masa
nifas.

89
LITERATUR REVIEW

JURNAL III
Judul Hubungan Kondisi Psikososial dan Paritas Dengan Kejadian
Depresi Postpartum Pada Ibu Remaja.
Jurnal Faletehan Health Journal
ISSN : 2088 – 673X
EISSN : 2597 - 8667
Volume & Halaman Volume 8 Nomor 1, 2021 Hal 36 - 41
Tahun 2021
Penulis Ariani Fatmawati & Nina Gartika
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 13-04-2022
Latar Belakang Gangguan mood yang terjadi pada ibu postpartum dan berlangsung
sampai satu tahun sering disebut dengan depresi postpartum.
Kejadian depresi postpartum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
usia, paritas, status ekonomi, dukungan sosial. Ibu remaja adalah
perempuan yang berusia remaja 10-21 tahun (BKKBN, 2013) yang
telah melahirkan. Tingginya prevalensi kelahiran ibu remaja akan
meningkatkan risiko depresi postpartum.Angka kejadian depresi
postpartum pada ibu remaja setiap tahun semakin meningkat..
Masalah yang akan Menemukan korelasi antara kondisi psikososial dan paritas dengan
diselesaikan kejadian depresi post pasrtum pada ibu remaja.
Tujuan Penelitian Mengetahui kondisi psikososial dan paritas dengan kejadian depresi
postpartum
Subjek Penelitian  Ibu post partum yang berusia remaja sebanyak 252 orang.
 Kriteria inklusi ibu postpartum usia 12-21 tahun, postpartum 1-
14 hari
 Teknik sampling yang digunakan dengan consecutive sampling
sebanyak 90 sampel
Metode Penelitian Jenis penelitian analitik observational dengan metode cross
sectional untuk menganalisis variabel independen dengan variabel
dependen. Sampel diambil dengan consecutive sampling sebanyak
90 ibu. Analisis data bivariat dengan chi square. Penelitian
dilakukan di RSKIA Kota Bandung, RSUD Al-Ihsan Kab. Bandung,
dan
Bidan Praktik Mandiri Imas Mardinarsyah, S.ST.,M.Tr.Keb.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2019. Kuesioner yang
digunakan adalah Edinburgh Postpartum Depression Scale
(EPDS) untuk mengukur depresi postpartum dan Postnatal
Riskquestionnaire (PNRQ) untuk mengukur kondisi psikososial ibu
Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan
bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mengidentifikasi
prevalensi kondisi psikososial, paritas dan kondisi depresi
postpartum.
Variabel Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent ( kondisi psikososial dan paritas)

Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan


antara kondisi psikososial dengan kejadian depresi postpartum
(p=0,007), sementara tidak terdapat hubungan antara paritas dengan
kejadian depresi postpartum (p=0,180)
Kesimpulan Sebagian besar responden mengalami depresi postpartum, sebagain
besar primipara dan sebagian kecil memiliki kondisi psikososial
berisiko. Terdapat hubungan antara kondisi psikososial dengan
depresi postpartum
Saran & Kritik Sample yang sedikit sehingga tidak bisa memberikan generalisasi
secara luas mengenai kejadian depresi post partum ibu remaja.
Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang ini salah satu
penyebab kehamilan dan melahirkan pada usia remaja yaitu
kehamilan yang tidak diinginkan ( hamil di luar nikah). Lebih baik
bila ditambah variable tentang keadaan tentang kehamilan apakah
terjadi setelah menikah atau sebelum. Dengan identitas data anonim
untuk menjaga kerahasian. Sehingga hasil penelitian yang didapatkan
bukan suatu kebenaran yang bias.

91
LITERATUR REVIEW

JURNAL IV
Judul Risk Factors of Postpartum Depression at Dr. Moewardi
Hospital, Surakarta.
Jurnal Journal of Maternal and Child Health
EISSN : 2549 - 0257
Volume & Halaman Volume 3 Nomor 1, 2018 Hal 81-90
Tahun 2018
Penulis Matilda Bupu Ria, Uki Retno Budihastuti, & Aris Sudiyanto
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 13-04-2022
Latar Belakang Salah satu gangguan emosional pada wanita postpartum adalah
depresi postpartum. Depresi pascapersalinan adalah gangguan
perasaan dialami oleh ibu nifas akibat kegagalan dalam penerimaan
proses adaptasi psikologis.Masalah utama dalam pengobatan depresi
postpartum adalah keterlambatan deteksi dini sehingga pasien tidak
mendapatkan pengobatan yang memadai. Untuk itu perlu dikaji
faktor resiko yang dapat mengakibatkan terjadinya depresi post
partum.
Masalah yang akan Mengeahui faktor resiko terjadinya depresi post partum.
diselesaikan
Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh usia, dukungan keluarga selama
kehamilan, pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga
selama kehamilan, jenis persalinan, paritas, kehamilan yang tidak
diinginkan, dan stres psikologis terhadap kejadian depresi
postpartum.
Subjek Penelitian  Sampel sebanyak 150 ibu nifas hari 1-10
 Kriteria inklusi ibu postpartum 1 - 10 hari
 Kriteria eksklusinya adalah ibu postpartum remaja yang
mengalami komplikasi persalinan
 Teknik sampling yang digunakan dengan dipilih untuk
penelitian ini secara exhaustive sampling.
Metode Penelitian Jenis penelitian analytic obserational dengan metode cross sectional
untuk menganalisis variabel independen (usia ibu, stres
psikologis,paritas, kehamilan yang tidak diinginkan, jenis
persalinan, pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga,
dan dukungan keluarga) dengan variabel dependen (depresi post
partum). Sampel diambil dengan exhaustive sampling sebanyak 150
sampel. Analisis data bivariat dengan chi square dan multi variate
path analyisis. Penelitian dilakukan di RS Dr. Moewardi Surakarta.
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017-Januari 2018.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan buku
pemantauan kesehatan ibu dan anak.
Anilisis univariat dan bivariat menggunakan Chi Square dan analisa
multivariate menggunakan analisis jalur.
Variabel Terdapat 2 variabel yaitu dependen ( depresi post partum) dan
variable independent ( Faktor – faktor resiko : usia ibu, paritas, stres
psikologis, jenis persalinan, kehamilan yang tidak diinginkan,
pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dandukungan
keluarga

Hasil Depresi postpartum secara langsung dan positif dipengaruhi oleh


stres psikologis (b= 2,15; CI 95%= 1,17 hingga 3,13; p<0,001),
jenis persalinan (b= 1,27; CI 95%= 0,32 hingga 2,21; p= 0,008), dan
kehamilan yang tidak diinginkan (b=1,57; 95% CI= 0,57-2,58; p=
0,002). Depresi pascapersalinan adalah, dipengaruhi secara
langsung tetapi negatif oleh pendapatan keluarga (b= -1,52; CI
95%= -2,51 hingga -0,54; p= 0,002), paritas (b= -1,24; CI 95%= -
2,21 hingga -0,28; p= 0,011), dan dukungan keluarga (b= -1,31;
95% CI= -3,28 sampai -0,24; p= 0,016). Stres psikologis meningkat
dengan kekerasan dalam rumah tangga (b= 2,68; CI 95%= 0,64
menjadi 4,73; p= 0,010) dan menurun dengan bertambahnya usia
ibu (b= -0,91; CI 95%= -1,68 menjadi -0,13; p= 0,022).
1) Program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas
Maret Paritas meningkat dengan bertambahnya usia ibu (b= 1,66;
95% CI= 0,79-2,53; p<0,001). Kekerasan dalam rumah tangga
menurun dengan bertambahnya usia ibu (b= -1,34; 95% CI= -2,85
menjadi 0,16; p= 0,081)
Kesimpulan Risiko depresi pascapersalinan dipengaruhi oleh: usia ibu, paritas,
stres psikologis, jenis persalinan, kehamilan yang tidak diinginkan,
pendapatan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dandukungan
keluarga
Saran & Kritik Faktor- faktor resiko yang diteliti lengkap dan jelas. Akan tetapi ada
satu faktor lagi yang seandainya bila diteliti akan lebih
menyempurnakan jurnal untuk ke depanny yaitu faktor genetic ibu
nifas apakah ada riwayat keluarga yang mengalami permasalahan
93
dengan kejiwaan ataupun penyakit ibu yang diderita terkait dengan
masalah psikologis ( seperti Bipolar disorder, gang. Kecemasan
ataupun masalah gangguan kejiwaan yang lainny). Serta riwayat
penggunaan obat- obatan anti depresan serta alcohol.

LITERATUR REVIEW

JURNAL V
Judul Subthreshold Psychiatric Symptoms as Potential Predictors of
Postpartum Depression
Jurnal Health Care for Women InternatIonal
ISSN: (Print) (Online)
Journal homepage: https://www.tandfonline.com/loi/uhcw20
Volume & Halaman -
Tahun 2021
Penulis Amelia Rizzo, Antonio Bruno, Giovanna Torre, Carmela Mento,
Gianluca Pandolfo, Clemente Cedro, Antonio Simone Lagan,
Roberta Granese, Rocco Antonio Zocci & Maria Rosaria Anna
Muscatello
Reviewer Tati Suharti
NPM 6221575
Tanggal 13-04-2022
Latar Belakang Depresi pascapersalinan (PPD) adalah kondisi psikopatologis yang
mempengaruhi banyak wanita dan keluarga mereka, menyebabkan
kerentanan penting terhadap gangguan kejiwaan. Etiologi spesifik
PPD masih belum diketahui, tetapi tampaknya multifaktorial, karena
stresor psikososialdan faktor biologis terlibat. Dalam beberapa tahun
terakhir, telah ada minat besar untuk psikopatologi subthreshold,
karena tampaknya bertanggung jawab atas penurunan kualitas hidup,
gangguan kerja, tekanan psikologis, dan fungsi yang lebih rendah
Masalah yang akan peran manifestasi atipikal dan sub-ambang gangguan mental sebagai
diselesaikan prediktor awal PPD
Tujuan Penelitian Untuk menguji peran manifestasi atipikal dan sub-ambang gangguan
mental sebagai prediktor awal PPD, dan untuk mengidentifikasi
kelas mana yang mungkin terkait dengan kondisi depresi pada 3 dan
6 bulan setelah melahirkan.
Subjek Penelitian  Sampel akhir terdiri dari 110 wanita hamil yang dirujuk ke Unit
Obstetri Rumah Sakit Universitas Messina, direkrut secara
berurutan sejak trimester ketiga kehamilan sampai dengan
 Kriteria inklusi wanita dengan UK TM 3 fasih dalam bahasa Italia,
kelahiran spontan bayi tunggal yang sehat, dan kehamilan dan
persalinan tanpa komplikasi, tidak adanya gangguan psikiatris besar di
masa lalu dan aktual, gangguan otak organik, riwayat penyalahgunaan
zat dan alkohol, dan keterbelakangan mental.
 Teknik sampling yang digunakan dengan dipilih untuk
penelitian ini secara metode convenience sampling
Metode Penelitian Dalam penelitian prospektif ini desain penelitian mengikuti Helsinki
Deklarasi dan disetujui oleh Institutional Review Board (IRB)
University Hospital. Penelitian ini melibatkan tiga kunjungan:
awal (trimester ketiga kehamilan), bulan ke-3 dan ke-6
pascapersalinan. Selama kunjungan pertama, wawancara psikiatri,
sosiodemografi dan pengumpulan data klinis dilakukan; selanjutnya,
semua peserta menyelesaikan kuesioner yang dikelola sendiri
tentang gejala subthreshold Pada periode postpartum, wanita
menyelesaikan skrining untuk gejala depresi postpartum (depresi
pascamelahirkan kira-kira 3 bulan dan 6 bulan setelah melahirkan).
Dengan Uji statistic menggunakan korelasi pearson untuk
menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel independen
(gejala subthreshold kehamilan) dengan variabel dependen (depresi
post partum
Penelitian dilakukan di Unit Ginekologi dan Obstetri dan Psikiatri,
Rumah Sakit Universitas Messina, Italia. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan menggunakan
instrument EPDS.
Variabel Penelitian Variabel Dependent yaitu depresi post pastum
Variabel Independent yaitu peran manifestasi atipikal dan sub-
ambang gangguan mental

Hasil Korelasi yang signifikan antara gejala subthreshold dan depresi


muncul pada 3 bulan: khususnya, panik-agorafobia, suasana hati
depresi, kecemasan sosial, dan gangguan makan berkorelasi positif
dengan PPD pada 3 bulan setelah melahirkan. Pada 6 bulan, gejala
subthreshold merancang tren yang berbeda: korelasi dengan gejala
subklinis dari agorafobia panik tetap dikonfirmasi (p <0,01),
sedangkan korelasi dengan mood depresi dan gangguan makan
menjadi sedikit dilemahkan (p <0,05).
Kesimpulan Peran yang diabaikan dari gejala sub ambang batas (subthreshold)
sebagai tanda awal selama kehamilan dan hubungannya dengan
perkembangan PPD. Temuan khususnya menunjukkan bahwa
ambang batas panik-agorafobia, kecemasan sosial, dan masalah yang
berhubungan dengan makan, dapat dianggap sebagai faktor
kerentanan antenatal untuk onset PPD pada wanita sehat tanpa faktor
95
risiko PPD. Oleh karena itu, selama kehamilan, deteksi masalah yang
berhubungan dengan suasana hati dengan evaluasi psikologis khusus
dari emosi negatif dan gejala subklinis mungkin berguna untuk
mencegah gangguan afektif pascapersalinan.
Saran & Kritik Sample yang sedikit sehingga tidak bisa memberikan generalisasi
secara luas mengenai hubungan subthreshold kehamilan dengan
depresi post partum.
Faktor yang diteliti adalah korelasi antara gejala subthreshold (sub
ambang batas) selama kehamilan dengan kejadian post partum
depresi (PPD) masih bias karena hanya diteliti pada responden yang
benar- benar sehat ini dapat menyebabkan tingkatan PPD yang
rendah.

KESIMPULAN LITERATUR REVIEW KESELURUHAN JURNAL


( 5 JURNAL)

JURNAL 1-3 BAHASA INDONESIA & JURNAL 4-5 BAHASA INGGRIS


NO KETERANGAN KESAMAAN KONTRAS KRITIK SINTESIS RINGKASAN
(BANDINGKA (KETIDAK (PANDANGAN)
N) SAMAAN)
1 Latar Belakang Dalam latar Dalam Latar Pada penelitian Pasa masa Depresi adalah
belakang pada belakang selanjutnya nifas, ibu gangguan umum
jurnal 1-5 Jurnal V diharapkan dilakukan akan pada wanita usia
terdapat Sebuah studi penelitian terhadap mengalami subur. Gejala
kesaamaan baru-baru ini komponen lain selain beberapa postpartum blues
bahwa penelitian menyoroti faktor – faktor yang perubahan mulai dari ringan
dilakukan atas risiko telah dibahas erat pada tubuh hingga gangguan
dasar banyaknya kekambuhan kaitannya dengan maupun mood yang
kasus depresi 15 hingga 21% depresi post partum emosi. signifikan seperti
post partum yang dari gangguan seperti faktor genetic Perubahan depresi
tidak terdeteksi afektif pada ibu nifas apakah ada emosi, status postpartum dan
secara dini dapat wanita yang riwayat keluarga hormononal psikosis
menyebabkan memiliki yang mengalami maupun postpartum.
terjadinya riwayat negatif permasalahan dengan psikologis Postpartum blues
sesuatu yang untuk kejiwaan ataupun dapat menjadi sangat umum,
fatal baik bagi gangguan penyakit ibu yang masalah yang mempengaruhi
sang anak kejiwaan diderita terkait menunjukan 30-75% ibu baru.
ataupun ibu nifas tetapi memiliki dengan masalah gejala ke arah Banyak faktor
yaitu salah diagnosis PPD psikologis ( seperti post partum yang
satunya setelah Bipolar disorder, blues berpengaruh
keinginan untuk persalinan gang. Kecemasan ( gangguan terhadap kejadian
bunuh diri. pertama ataupun masalah mood pada ini baik internal
Pada Jurnal 1 (Rasmussen et gangguan kejiwaan masa nifas maupun eksternal
sampai 4 faktor al., yang lainny). Serta seperti depesi dan prevalensi
resiko terjadinya 2017). Baru- riwayat penggunaan postpartum tinggi pada
PPD ( Post baru ini, obat- obatan anti atau psikosis negara
Partum Depresi) pengalaman depresan serta post partum). berkembang.
disebakan karena dan ekspresi alcohol. Banyak faktor
Diduga sebagian kemarahan yang
besar disebabkan telah berpengaruh
oleh faktor dievaluasi terhadap
internal seperti sebagai faktor kejadian ini
faktor klinis, kerentanan baik internal
faktor terkait potensial: ataupun
obstetri dan bayi, menahan atau eksternal.
atribusi kognisi menekan
dan neurotisisme, perasaan (Terlampir di
pengalaman marah Tabel review
sosial, status telah diatas)
perkawinan dan ditemukan
hubungan sebagai faktor
perkawinan. penentu
Faktor eksternal timbulnya PP
hanya sebagian
kecil yang dapat
menyebabkan
postpartum blues
seperti dukungan
suami, keluarga
dan tenaga
kesehatan serta
pendapatan
2 Masalah yang Pada Jurnal I, II Pada Jurnal ke Observasi TTV juga Faktor resiko Melakukan
akan dan IV masalah III masalah keadaan kesehatan terjadinya analisa Faktor
diselesaikan yang diteliti yang diteliti pada post partum depresi post Yang
adalah faktor hanya sebatas juga dipantau. partum pada s Mempengaruhi
resiko terjadinya pada hubungan ibu nifas Kejadian PPD
depresi post Kondisi tingkatan depresi
partum pada Psikososial (Terlampir di
semua ibu nifas Dan Paritas Tabel review
rentang usia Dengan diatas)
masa subur. Kejadian
Depresi
Postpartum
Pada Ibu
Remaja
Pada Jurnal V
masalah yang
diteliti yaitu
hubungan
gejala
substhreshold
wanita hamil
dengan PPD
3 Tujuan Pada Jurnal I, II Pada Jurnal III Selain untuk Untuk Untuk mengkaji
Penelitian dan IV tujuan untuk mengetahui Faktor mengetahui analisa Faktor
penelitian yaitu mengetahui Yang Mempengaruhi faktor – Yang
untuk kondisi Kejadian PPD serta faktor resiko Mempengaruhi
mengetahui psikososial tingkatan depresi . yang dapat Kejadian PPD
faktor – faktor dan paritas juga harus ada menyebabkan serta tingkatan
resiko yang dapat dengan pemecahan masalah depresi post depresi .
menyebabkan kejadian untuk deteksi dini partum serta
depresi post depresi kejadian PPD. tingkatan
partum postpartum depresi.
Pada Jurnal V
untuk menguji
peran
gangguan
mental
subthreshold
sebagai
prediktor
Postpartum
Depression
(PPD)
4 Subjek Pada Jurnal I Pada Jurnal V Sample yang Ibu Hamil Ibu Hamil TM 3
Penelitian sampai IV yang yang diteliti sedikit sehingga TM 3 dan Ibu dan Ibu post
menjadi subjek subjek nya post partum partum
97
penelitian yaitu adalah dimulai tidak bisa
ibu nifas. dari Ibu hamil memberikan (Terlampir di
Pada jurnal I, II TM 3 Tabel review
dan IV ibu nifas Pada Jurnal III
generalisasi diatas)
untuk semua usia dibatasi untuk secara luas
masa subur. subjek mengenai
penelitian post kejadian faktor
partum pada faktor depresi
remaja
post partum.

5 Metode Pada Jurnal I,  Jurnal I . Pada metode Menggunakan Menggunakan


Penelitian III, dan IV menggunak penelitian lebih Instrumen Instrumen EPDS,
menggunakan an diutamakan EPDS, Uji Uji analisa Chi-
Uji Analisa purposive observasi karena analisa Chi- Square dan
Chi- Square. sampling untuk melihat Square dan korelasi pearson
Pada Jurnal 1  Jurnal II perubahan mood korelasi
sampai V menggunak pada ibu post partum pearson
menggunakan an setiap hari sehingga
Instrumen accidental bisa dibuat kurva (Terlampir di
Edinburgh sampling dimana dan kapan Tabel review
Postpartum  Jurnal III mulai terjadinya diatas)
Depression menggunak tanda- tanda
Scale (EPDS) an mengarah ke PPD.
untuk consecutive Melakukan penelitian
mengukur sampling dengan waktu yang
depresi  Jurnal IV lebih lama agar
postpartum menggunak melihat efek yang
Pada Jurnal 1 an exhaust lebih jelas.
sampai 4 sampling
menggunakan  Jurnal V
penelitian cross menggunak
sectional an
kuantitatf convenienc
e sampling
 Pada Jurnal
V
menggunak
an
peneletian
longitudinal
Desain
penelitian
mengikuti
Helsinki
Deklarasi
dan
disetujui
oleh
Institutional
Review
Board
(IRB)
University
Hospital di
mana itu
dilakukande
ngan
korelasi
pearson
 Pada jurnal
II uji
statistic
menggunak
an naïve
bayes
dengan
bayesian
classificatio
n
6 Hasil Pada Jurnal I Pada jurnal III Perlunya skrinning terdapat terdapat
sampai V tidak terdapat PPD dengan hubungan hubungan antara
terdapat hubungan menggunakan EPDS antara kondisi kondisi
hubungan antara antara paritas untuk deteksi dini psikososial psikososial pada
kondisi dengan PPD PPD pada semua ibu pada ibu nifas ibu nifas dengan
psikososial pada Pada Jurnal V post partum. dengan PPD PPD
ibu nifas dengan faktor paritas
PPD tidak (Terlampir di
Pada Jurnal I, II, dimasukan Tabel review
dan IV terdapat kedalam diatas)
hubungan antara hubungan
jumlah paritas penelitian.
dengan PPD.
7 Kesimpulan Depresi post Pada Jurnal III Bukan saja peran Depresi post Depresi post
partum terdapat tenaga kesehatan partum partum
disebabkan oleh hubungan tetapi juga dari segala disebabkan disebabkan oleh
berbagai macam yang lintas sektor untuk oleh berbagai berbagai macam
faktor yaitu Stres signifikan meningkatkan macam faktor faktor internal
psikologis, jenis antara kondisi kesadaran dan internal dan dan eksternal
persalinan, psikososial kepatuhan dalam eksternal.
kehamilan yang dengan deteksi dini kejadian
tidak diinginkan, kejadian PPD. (Terlampir di
pendapatan depresi Tabel review
keluarga, paritas, postpartum diatas)
dan (p=0,007),
dukungan sementara
keluarga tidak terdapat
merupakan faktor hubungan
risiko langsung antara paritas
terjadinya dengan
depresi kejadian
postpartum. depresi
postpartum
(p=0,180).

99
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN POST PARTUM BLUES
1)
Sandra Harianis, 2) Nurul Indah Sari
Prodi D-III Kebidanan, STIKes Husada Gemilang Jl.
Pendidikan Tembilahan – Inhil – Riau – Indonesia
E-mail : 1) nda_harianis@yahoo.co.id , 2) nurulindahsari4188@gmail.com

ABSTRAK
Kata Kunci: Depresi adalah gangguan umum pada wanita usia subur. Gejala postpartum blues mulai dari
Postpartum blues, faktor resiko, ringan hingga gangguan mood yang signifikan seperti depresi postpartum dan psikosis
angka kejadian postpartum. Postpartum blues sangat umum, mempengaruhi 30-75% ibu baru. Banyak faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian ini baik internal maupun eksternal. Penelitian ini untuk
mengetahui apakah faktor pendidikan kesehatan keterlibatan keluarga, perencanaan kehamilan,
dan komplikasi persalinan berpengaruh dengan kejadian postpartum blues. Desain penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 73
orang dengan menggunakan alat skrining Edinnburg Postnatal Depression Scale (EPDS).
Penelitian dilakukan di Puskesmas Tembilahan Hulu dan Puskesmas Gajah Mada pada bulan
Maret-April 2021. Pengumpulan data menggunakan instrument test dan lembar observasi. Uji
statistik Chi Square untuk melihat korelasi antar variabel. Hasil analisis didapatkan adanya
korelasi antara pendidikan kesehatan setelah persalinan yang diberikan tenaga kesehatan
(p=0,001, CI 3,225 – 50,404, OR 12,750) dan keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi
(p=0,003, CI 2,020 – 32,594, OR 8,114) dengan kejadian postpartum blues. Sedangkan rencana
kehamilan (p=0,736) dan komplikasi persalinan (p=0,969) berdasarkan uji statistik tidak
memiliki korelasi yang signifikan. Dibutuhkan dukungan sosial, informasi dan bantuan tenaga
kesehatan bagi ibu yang mengalami postpartum blues dan dilakukan skrining postpartum blues
sebelum ibu diperbolehkan pulang.untuk perawatan nifas dirumah.

Keywords: ABSTRACT
Postpartum blues, risk factors, Depression is a common disorder in women of childbearing age. Symptoms of the postpartum
incidence rate blues range from mild to significant mood disorders such as postpartum depression and
postpartum psychosis. The ‘postpartum blues‘ are extremely common, affecting 30-75% of new
Info Artikel mothers. Many factors influence this incident both internally and externally. This study was to
Tanggal dikirim: 15-10-2021 determine whether the factors of health education, family involvement, pregnancy planning, and
Tanggal direvisi: 20-11-2021 delivery complications have an effect on the incidence of postpartum blues. This study used the
Tanggal diterima: 23-1-2022 observational approach with a cross-sectional design. Samples in this study were 73 people used
DOI Artikel: screening instrument of Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS). This study was conducted
10.36341/jomis.v6i1.2141 in Tembilahan Hulu and Gajah Mada Public Health Center in March-April 2021. Data
Creative Commons Attribution- collection with instrument test and observation sheet. Statistical Chi-Square test (X2) to see the
NonCommercial-ShareAlike 4.0 correlation between variables. The results of the analysis showed that there was a correlation
International License. between postnatal health education provided by health workers (p=0.001, CI 3.225 – 50.404,
OR 12.750) and family involvement in taking care of the baby (p=0.003, CI 2.020 – 32.594, OR
8.114) with the incidence of postpartum blues. Meanwhile, pregnancy plans (p=0.736) and
delivery complications (p=0.969) based on statistical tests did not have a significant correlation.
Social support, information and assistance from health workers are needed for mothers who
experience the postpartum blues and screening for the postpartum blues is carried out before the
mother is allowed to go home for postpartum care at home

PENDAHULUAN adalah seorang perempuan yang sempurna. Masa


Setiap perempuan menantikan proses kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu fase
melahirkan. Dimana peristiwa ini dapat yang membutuhkan dukungan sosial baik dari
membangun persepsi dimasyarakat bahwa seorang pihak eksternal seperti lingkungan dan tenaga
perempuan yang telah melahirkan kesehatan maupun dari internal

10
yaitu keluarga terdekat terutama suami. Pada masa memiliki anak pertama dan sekitar 50%
nifas ibu akan mendapati beberapa perubahan pada mempunyai riwayat keluarga gangguan mood
tubuh maupun emosi [1] (Wahyuni, 2016) [5]
Perubahan emosi yang dialami wanita selama Sebagian besar yang mengalami postpartum
masa post partum sekaligus menyesuaikan diri blues terdeteksi setelah kondisinya mengalami
menjadi seorang ibu. Perubahan status hormonal depresi berat (Postpartum psychosis). Postpartum
secara signifikan pada masa nifas menyebabkan psikosis yang mengakibatkan perubahan mood
timbulnya perubahan mood, kecemasan, emosional secara drastis dapat terajdi akibat dari depresi yang
tidak stabil, mudah menangis, letih bingung, atau tidak tertangani dengan baik. Hal ini berpotensial
pikiran kacau [2]. Perubahan psikologis ini dapat memunculkan terjadinya tindakan yang dapat
menjadi masalah psikologis ringan sampai berat melukai diri seperti bunuh diri dan membunuh bayi
yang menunjukkan gejala kearah depresi pasca yang baru dilahirkannnya.
melahirkan. Dampak depresi postpartum bukan kepada
Postpartum blues adalah masalah psikologis ibunya saja, akan tetapi terhadap anaknya juga. Ibu
pada masa setelah persalinan, dimana seorang yang mengalami tekanan akibat postpartum blues
perempuan merasakan sedih dan depresi segera. akan sulit berinteraksi dengan anaknya, sehingga
Gejala mulai muncul dua atau tiga hari setelah hal ini juga dapat meningkatkan resiko gangguan
persalinan dan biasanya hilang dalam satu atau dua tingkah laku dan gangguan kognitif bahkan dapat
minggu (Gennaro dalam Bobak dkk, 2005). membahayakan anak [5]. Untuk itu deteksi yang
Postpartum blues dikategorikan sebagai sindroma akurat dan pengobatan tekanan psikologis sangat
gangguan psikologis ringan, akan tetapi apabila diperlukan pada periode awal postpartum [6].
tidak mendapatkan penanganan yang tepat akan Penilaian status mental postpartum ibu dan
jatuh pada gangguang psikologis sedang sampai adaptasi ibu adalah bagian dari perawatan klinis
berat yaitu pada fase depresi postpartum dan standar. Alat skrining depresi pascamelahirkan
postpartum psychosis. (Reck et al, 2009) [1] seperti Edinburgh Post- partum Depression Scale
Kurangnya penelitian tentang morbiditas (EPDS) dapat digunakan sebagai salah satu upaya
psikologis di negara berkembang telah untuk mendiagnosis masalah kesehatan mental ibu
menyebabkan kesenjangan dalam menilai dengan cepat sehingga dengan demikian dapa
prevalensi kejadian secara umum. Oleh karena itu, dibemberikan pengobatan yang tepat untuk
prevalensi diperkirakan antara 10% dan 20%, meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi[7].
dengan rata-rata prevalensi 13%. Ini ditentukan Faktor resiko terjadinya postpartum blues dapat
oleh letak geografis lokasi dan sosial-kondisi berasal dari internal maupun eksternal. Faktor
perekonomian [3]. internal yang dapat menyebabkan postpartum blues
Beberapa negara menunjukkan angka kejadian yaitu perubahan hormonal yang fluktuatif setelah
postpartum blues yang bervariasi. Asia merupakan bersalin, faktor psikologis dan kepribadian, pernah
negara yang juga mengalami kejadian postpartum mengalami depresi sebelumnya. Faktor internal
blues cukup tinggi yaitu berkisar antara 26-85% lainnya juga didapat dari perempuan yang
seperti di Jepang 15- 50%. Sedangkan di memiliki riwayat kehamilan dan persalinan dengan
Amerika Serikat 27%, komplikasi, persalinan section caesarea, kehamilan
prancis 31,7%, Nigeria 31,3% dan Yunani yang tidak direncanakan, bayi berat badan lahir
44,5% [4]. rendah (BBLR), dan pada ibu yang menyusui dan
Di Indonesia, wanita yang mengalami kejadian mengalami kesulitan dalam menyusui serta ibu
postpartum blues berkisar antara 50- 70% [4]. Jika yang tidak mempunyai pengalaman merawat
dilihat angka insiden postpartum bules di bayi[7]. Sedangkan faktor dari luar disebabkan
Indonesia yaitu 1 sampai 2 per 1000 kelahiran. karena dukungan
Berdasarkan angka kejadian tersebut sekitar 50-
60% diantaranya mengalami depresi postpartum
saat mereka
keluarga dan lingkungan yang kurang dan kondisi hingga bayi berusia satu tahun. Namun, kejadian
sosial ekonomi. tersering postpartum blues adalah pada minggu
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk pertama dan kedua setelah persalinan.
menganalisis faktor-faktor resiko dengan kejadian Kejadian postpartum blues normalnya terjadi
postpartum blues di puskesmas Tembilahan Hulu selama 2-3 hari. Sangat wajar jika seorang ibu
dan Puskesmas Gajah Mada Tembilahan. Dimana yang baru melahirkan merasa lelah, cemas, dan
didapatkan data persalinan di dua Puskesmas ini kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas
adalah jumlah persalinan terbanyak di kabupaten sehari-hari [9]. Hal itu disebabkan oleh penurunan
Indragiri Hilir. Sehingga memudahkan bagi hormon serta perubahan kimia di dalam otak.
peneliti untuk mendapatkan data dan responden. Apabila gejala perubahan psikologis semakin
memburuk dan terajdi lebih dari seminggu, maka
TINJAUAN PUSTAKA perubahan sikap ini dapat dikategorikan sebagai
Defenisi gangguan psikologis abnormal yang disebut
Postpartum adalah masa setelah persalinan depresi postpartum.
dimana seorang perempuan akan mengalami Sangat perlu diperhatikan perubahan sikap yang
banyak perubahan baik fisik maupun emosional. dialami ibu setelah melahirkan. Hal ini untuk
Perubahan emosional yang sangat intens mengarah memastikan agar semua masalah psikologis
pada gangguan kecemasan dan suasana hati. pascamelahirkan dimasukkan dalam studi
Gangguan emosional dan mood postpartum ini penelitian untuk memberikan informasi yang
dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu akurat tentang aspek klinis dan diagnostik
postpartum blues (ringan), depresi postpartum penyakit.
(sedang), dan postpartum psychosis (berat). Penurunan minat dan ketertarikan terhadap bayi
Postpartum blues merupakan perasaan sedih yang dapat dirasakan Ibu yang mengalami depresi
dialami oleh ibu melahirkan. Semua ibu postpartum. Ketidakmampuan dalam merawat
postpartum memiliki resiko untuk terjadinya bayinya secara optimal mengakibatkan ibu tidak
gangguan mood tanpa memandang etnik dan ras bersemangat menyusui, sehingga kebersihan,
manapun, selain itu juga dapat terjadi pada ibu kesehatan serta tumbuh kembang bayi menjadi
primipara maupun multipara [8]. tidak optimal. Depresi postpartum dan postpartum
Susanti (2018) menyebutkan bahwa postpartum blues berhubungan erat, apabila postpartum blues
blues merupakan suatu sindroma gangguan sikap tidak teratasi maka terjadilah depresi postpartum.
yang ringan sering tampak dalam minggu pertama Pada ibu yang mengalami depresi postpartum,
setelah persalinan, cenderung akan memburuk kemungkinan besar akan mengalami masalah
pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam proses bounding attachment, bayi tidak
dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu. mendapat ASI dan munculnya penolakan dari
Hasil studi epidemiologi, waktu yang orangtuanya.
digunakan untuk menentukan masa keadian Depresi adalah gangguan umum pada wanita
postpartum blues berkisar dari 3 bulan (Kendell et usia subur. Banyak wanita mengalami gejala
al., 1987) hingga 12 bulan setelah melahirkan depresi selama periode postpartum, mulai dari
(Miller, 2002). Sedangkan beberapa literatur postpartum blues ringan hingga gangguan mood
lainnya mengatakan bahwa postpartum blues teradi yang signifikan seperti depresi postpartum dan
pada minggu-minggu pertama hingga setahun psikosis postpartum [10].
setelah bayi lahir. Berdasarkan dari beberapa
pernyataan diatas penulis menyimpulkan kejadian Penyebab
postpartum blues dapat diawali dari hari pertama Secara pasti, postpartum blues tidak diketahui
kelahiran penyebabnya. Diduga sebagian besar disebabkan
oleh faktor internal seperti faktor

10
klinis, faktor terkait obstetri dan bayi, atribusi mapan adalah Edinburgh Postnatal Depression
kognisi dan neurotisisme, pengalaman sosial, Rating Scale (EPDS). EDPS ini terdiri dari 10 item
status perkawinan dan hubungan perkawinan. ukuran self-rated untuk mengukur kondisi depresi
Faktor eksternal hanya sebagian kecil yang dapat seorang wanita. Skala pengukuran EDPS ini telah
menyebabkan postpartum blues seperti dukungan diterjemahkan ke lebih dari dua belas bahasa dan
suami, keluarga dan tenaga kesehatan serta sangat berkorelasi dengan ukuran depresi yang
pendapatan [11]. dinilai dokter (Cox, Holden, & Sagovsky, 1987)
Tubuh akan mengalami banyak penyesuaian [7]
baik itu setelah melahirkan normal maupun
operasi caesar. Pola makan berubah, dan terjadi Tabel 1 Gangguan Afektif
pula perubahan fisik serta emosi yang dapat ikut
terpengaruh. Ditambah adanya tekanan dari
Pascapersalinan: Ringkasan Onset,
tanggung jawab besar terhadap bayi yang telah Durasi & Perawatan
dilahirkan. Rutinitas sehari-hari dalam merawat
bayi dapat menimbulkan kelelahan. Hal inilah Gangg Prev Onset Dur perawa
yang memicu terjadinya postpartum blues [12]. uan alensi asi tan
Perencaan kehamilan merupakan suatu hal yang Afektif
penting dalam mewujudkan keluarga berencana. Post 30 – Hari ke Jam Tidak
partum 75% 3 atau 4 ke ada
Pada kenyataannya, banyak kelahiran tanpa
blues hari perawat
direncanakan yang disebabkan oleh kegagalan an
dalam kontrasepsi, kehamilan diluar pernikahan. khusus,
Ini merupakan salah satu faktor pemicu keajdian berikan
post partum blues. Dalam penelitiannya, Abbas ketenan
(2010) menemukan bahwa teradap perbedaan yang gan
signifikan antara kehamilan yang direncanakan pada
(12,3%) dengan tidak terencana (87,7%) dengan ibu
keajdian depresi post partum [3].
Depresi 10 – Dalam Ming Perlu
postpar 15% 12 gu perawat
Masalah Klinis dan Diagnostik tum bulan ke an
Gejala umum postpartum blues ditandai bula
dengan, perasaan sedih atau disforia, labilitas n
perasaan, mudah tersinggung (irritable), mudah
menangis (tearfulness), cemas, nyeri kepala Psikosi 0.1 – Dalam Ming Perlu
(headache). Gejala ini dapat muncul sesaat setelah s 0.2 % 2 gu dilakuk
persalinan, beberapa hari sampai minggu ke an
2 minggu setelah persalinan. Apabila gejala tidak bula rawat
n inap
terdeteksi dan tidak tertangani maka gejala dapat
berlanjut dalam beberapa minggu atau bulan. Secara historis beberapa jenis cara penilaian telah
Kondisi ini lebih berat yang disebut depresi dilakukan untuk mengukur kejadian depresi.
postpartum dan psikosis[7]. Namun untuk studi terbaru menggunakan ukuran
Dalam menentukan diagnosis depresi, lamanya standar dinilai dengan wawancara klinis dan atau
gejala muncul dan sejauh mana gejala mengganggu laporan diri [7] Wawancara klinis semi terstruktur
fungsi biasa wanita itu relevan. Pertimbangan ini berdasarkan kriteria penelitian diagnostik
jarang dibahas dalam ukuran laporan diri. Untuk memungkinkan timbulnya gejala psikopatologis
mengatasi beberapa masalah ini, skala penilaian untuk menegakkan diagnosis. Penggunaan
telah dikembangkan secara khusus untuk wawancara standar meningkatkan keandalan
digunakan dalam populasi pascakelahiran. Yang diagnosis antara peneliti, dan memungkinkan
paling peneliti untuk menetapkan dan menilai keparahan
gejala, melalui pertanyaan menyelidik [7].
Faktor Resiko direncanakan
Studi yang telah dilakukan oleh O’Hara and Swain Stress pengasuhan anak Sedang
(ibid) yang telah diterbitkan dalam jurnal peer-review Temperamen anak Sedang
adalah sebagai berikut: Faktor psikologi
Harga diri Sedang
Tabel 2 Faktor resiko depresi postpartum Faktor sosial
Menurut O’Hara and Swain (2009) Tekanan hidup Sedang
Dukungan sosial Sedang
Status perkawinan lemah
Tingkat signifikasi Sedang
Variabel resiko Hubungan perkawinan
efek Sosialekonomi Lemah
Faktor klinik
Depresi selama kehamilan Kuat
METODE
Kecemasan sebelum Sedang
kelahiran Penelitian ini bersifat analitik korelasional
Riwayat depresi Sedang dengan desain cross-sectional yaitu penelitian atau
sebelumnya penelaah hubungan antara dua variabel pada satu
Riwayat depresi keluarga Tidak ada asosiasi kesatuan atau sekelompok subyek. Penelitian ini
Faktor terkait obstetri bertujuan untuk melihat hubungan variabel
dan bayi independent (Kehamilan yang direncanakan,
Komplikasi kebidanan Lemah dukungan keluarga saat persalinan, komplikasi saat
dan kehamilan persalinan, pendidikan kesehatan setelah
Faktor psikologi persalinan, dan keterlibatan keluarga dalam
Atribusi kognisi Lemah mengurus bayi) dengan variable dependen
neurotisisme Sedang (kejadian postpartum blues)
Faktor sosial Tempat penelitian dilaksanakan yaitu di
Pengalaman hidup Sedang wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu dan
Dukungan sosial Sedang Puskesmas Gajah Mada pada bulan Maret sampai
Status perkawinan Tidak ada asosiasi April 2021
Hubungan perkawinan Lemah Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Pendapatan Lemah Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu post
partum hari pertama sampai tujuh hari.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang
Sedangkan studi yang dilakukan Beck (2001) terkait
karakteristiknya dapat menggambarkan populasi
faktor resiko deperesi postpartum adalah sebagai (Suryono, 2010). Purposive sampling digunakan
berikut: sebagai Teknik pengambilan sampel yaitu, suatu
teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/ masalah dalam
Tabel 3 Faktor resiko depresi postpartum
penelitian) (Nursalam, 2013). Jumlah sampel
Menurut Beck (2001) dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel
estimasi proporsi untuk simpangan mutlak sebagai
Tingkat berikut :
Variabel resiko
signifikasi efek
Faktor klinik z2 P(1  P)
Depresi selama kehamilan Sedang n 1 / 2
d2
Kecemasan sebelum Sedang
kelahiran
Maternity blues Lemah
Riwayat depresi sebelumnya Sedang

Faktor terkait obstetri dan


bayi
Kehamilan yang tidak Lemah

10
Keterangan : HASIL DAN PEMBAHASAN
P = Estimasi proporsi (95% berdasarkan data ANALISA UNIVARIAT
proporsi cakupan persalinan fasyankes di
Puskesmas Tembilahan Hulu dan Puskesmas
Karakteristik Responden
Gajah Mada
d = Simpangan mutlak pada derajat kepercayaan Tabel 4 Distribusi frekuensi karakteristik
95% = 0,05
Ibu postpartum (n=73)
z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2 =
1,96 Variabel f %
Jadi jumlah sampel adalah 73 ibu Usia Ibu
postpartum hari pertama sampai ketujuh. <20 tahun 2 2,7
20-35 tahun 53 72,6
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu >35 tahun 18 24,7
Pendidikan
data yang didapatkan langsung dari pasien pada
Sekolah Dasar 6 8,2
saat pasien masih di rawat di puskesmas dan saat Sekolah Menengah 22 30,1
kunjungan nifas (KF) dengan melibatkan empat Pertama
orang observer dan pewawancara yang sudah Sekolah Mennegah 32 43,8
dilatih. Untuk mendapatkan data tentang kejadian Atas
postpartum blues digunakan instrumen kuesioner Perguruan Tinggi 13 17,9
EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale). Paritas
EPDS merupakan alat ukur yang sudah diteliti Primipara 25 34,2
dan dikembangkan untuk mendeteksi intensitas Multipara 45 61,7
perubahan perasaan depresi Grandemultipara 3 4,1
selama 7 (tujuh) hari postpartum. Efektivitas
instrument EPDS juga pernah diteliti oleh Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
Latifah & Hartati (2006), yaitu dengan responden berusia 20-35 tahun (72,6%),
membandingkan efektifitas skala EPDS pendidikan SMA (43,8%), dan paritas multipara
dengan skala BDI (Beck Depression (61,7%).
Inventory). Hasilnya instrument EPDS cukup
efektif digunakan untuk menilai kejadian Faktor Resiko Kejadian Postpartum Blues
postpartum depresi sementara BDI lebih sesuai Tabel 5 Distribusi frekuensi faktor yang
digunakan untuk menilai kasus depresi berhubungan dengan kejadian
secara umum [13] postpartum blues (n=73)
Sedangkan untuk mengamati sikap dan
perilaku ibu postpartum, keluarga dan tenaga Faktor Resiko f %
kesehatan (faktor resiko kejadian postpartum Rencana Kehamilan
blues) didapatkan dengan menggunakan lembar Kehamilan direncanakan 59 80,8
checklist. Kehamilan tidak 14 19,2
Analisis data dilakukan secara univariat dan direncanakan
bivariat. Untuk mengetahui korelasi variabel Komplikasi Persalinan
independen terhadap variabel dependen Normal 18 24,7
menggunakan uji statistik Chi- Square (X2). Ada komplikasi 55 75,3
Pendidikan kesehatan
Setelah Persalinan
Ada 60 82,2
Tidak ada 13 17,8
Keterlibatan Keluarga
dalam mengurus bayi
Terlibat 62 84,9
Tidak terlibat 11 15,1
Kejadian Postpartum
Blues
Tidak postpartum blues 55 75,3
Postpartum blues 18 24,7
rencana kehamilan dengan kejadian
Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian postpartum blues).
besar kehamilan adalah direncanakan yaitu Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Beck
sebanyak 59 (80,8%), persalinan dengan (1996), dimana peneliti meneliti efek dari
komplikasi/penyulit sebanyak 55 (75,3%), kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak
mendapatkan pendidikan kesehatan yang lengkap diinginkan dengan kejadian depresi postpartum.
setelah persalinan sebanyak 60 (82,2), keluarga Beck memasukkan hasil dari 6 studi yang terdiri
terlibat dalam mengurus bayi sebanyak 62 dari 1200 subjek, dan menemukan ukuran efek
(84,9%), sedangkan ibu yang mengalami yang kecil. Hasil ini didukung oleh Warner et al.
postpartum blues sebanyak 18 (247%). (1996) yang menemukan hubungan yang
signifikan antara kehamilan yang tidak
ANALISA BIVARIAT direncanakan dan depresi pada 6 minggu
pascapersalinan dalam sampel 2375 wanita. [7]
Untuk menguji hipotesa yang telah ditetapkan Kehamilan merupakan serangkaian proses
dilakukan uji statistik chi square dengan hasil alamiah yang dialami seorang wanita yaitu mulai
sebagai berikut: dari konsepsi sampai lahirnya janin. Sebagian
besar wanita hamil merasakan peristia ini adalah
Rencana Kehamilan dengan postpartum kondisi yang menyenangkan, didambakan, dan
blues diinginkan sehingga perlu adanya kesiapan fisik
Hasil analisis faktor resiko rencana kehamilan dan psikologis. Kehamilan yang diharapkan akan
dengan kejadian postpartum blues dapat dilihat membuat seorang wanita semakin siap dalam
pada tabel 6 berikut: persalinan dan menjadi ibu. Persiapan yang matang
membuat ibu postpartum akan siap menghadapi
masa persalinan dan pasca persalinannya tanpa
Tabel 6 Hasil Analisis Hubungan faktor resiko
adanya gangguan psikologi. Namun dalam
Rencana Kehamilan dengan postpartum blues penelitian ini, tidak terdapat korelasi antara
(n=73) rencana kehamilan dengan postpartum blues.
Faktor
Postpartum Blues Total Perbedaan teori dan hasil penelitian ini dapat
Ya Tidak P CI OR
f % f % F %
disebabkan oleh perbedaan tempat penelitian dan
Rencana pertanyaan penelitian terkait rencana kehamilan.
Kehamilan
Tidak 4 28,6 10 71,4 14 100 0,736 0,348 1,286
direncanakan –
Direncanakan 14 23,7 45 76,3 59 100 4,744
Komplikasi persalinan dengan Kejadian
Tabel 6 memperlihatkan bahwa hasil analisis Postpartum Blues
antara kehamilan yang direncanakan dengan Hasil analisis faktor resiko komplikasi
kejadian postpartum blues diperoleh bahwa ada persalinan dengan kejadian postpartum blues dapat
sebanyak 10 (71,4%), ibu yang tidak dilihat pada tabel 7 berikut:
merencanakan kehamilannya tidak mengalami
postpartum blues. Sedangkan diantara ibu yang Tabel 7 Hasil Analisis Hubungan factor
merencanakan kehamilannya, ada sebanyak 45 resiko Komplikasi Persalinan dengan
(76,3%) yang tidak mengalami postpartum blues. postpartum blues (n=73)
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p-
value= 0,736 maka dapat disimpulkan tidak ada Postpartum BluesTotal
Faktor OR
perbedaan proporsi anatara ibu yang merencanakan YaTidakPCI

kehamilannya dengan tidak


merencanakan kehamilannya dengan kejadian f % f % F %
Komplikasi
postpartum blues (tidak ada korelasi antara kehamilan
Ada 13 23,6 42 76,4 55 100 0,969 0,241 0,8
Tidak ada 5 27,8 13 72,2 18 100 – 05
2,684

10
Pendidikan kesehatan Setelah Persalinan
Hasil analisa data antara komplikasi dengan Postpartum Blues
kehamilan dengan kejadian postpartum blues Hasil analisis faktor resiko pendidikan
Postpartum Blues Total kesehatan dengan kejadian postpartum blues dapat
Faktor
f
Ya
% f
Tidak
% F %
P CI OR dilihat pada tabel 8 berikut:
Pendidikan
kesehatan
setelah Tabel 8 Hasil Analisis Hubungan faktor
persalinan
Tidak ada 9 69,2 4 30,8 13 100 0,001 3,225 12,750
resiko Pendidikan Kesehatan dengan
Ada 9 15,0 51 85,0 60 100 – postpartum blues (n=73)
50,40

diperoleh bahwa ada sebanyak 42 (76,4%) ibu Hasil analisis antara pendidikan kesehatan
yang mengalami komplikasi persalinan yang tidak setelah persalinan dengan keadian postpartum
mengalami postpartum blues. Sedangkan diantara blues diperoleh bahwa ada sebanyak 4 (30,8%)
ibu yang tidak mengalami postpartum blues ada ibu yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan
sebanyak 13 (72,2%) yang tidak mengalami setelah persalinan tidak mengalami postpartum
postpartum blues. Hasil uji statistik diperoleh nilai blues. Sedangkan diantara ibu yang mendapatkan
p=0,969 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pendidikan kesehatan setelah persalinan ada
perbedaan proporsi antara ibu yang mengalami sebanyak 51 (85%) tidak mengalami postpartum
komplikasi persalinan dengan kejadian postpartum blues.
blues (tidak ada korelasi komplikasi persalinan Beberapa penelitian memberikan bukti bahwa
dengan kejadian postpartum blues). intervensi perawat (tenaga kesehatan) termasuk
Penelitian ini berbeda dengan hasil analisis memberikan pendidikan kesehatan dapat mencegah
data yang didapatkan Komalasari (2017) dimana terjadinya depresi setelah melahirkan [14]. Penting
pada penelitiannya didapatkan nilai p-value=0,037 sekali bagi tenaga kesehatan yang mendampingi
dengan peluang 2,451 kali ibu yang mengalami ibu selama masa postpartum untuk memberikan
komplikasi persalinan untuk terjadi postpartum edukasi tentang perubahan psikologis serta tanda
blues. Persalinan dengan penyulit dan komplikasi dan karakteristik postpartum blues. Health
menjadi suatu peristiwa yang rumit dan dapat education yang dapat disampaikan yaitu tentang
menimbulkan stress bagi seorang perempuan, perawatan setelah melahirkan dan cara merawat
selain itu adanya komplikasi tersebut dapat bayi. Diharapkan, ibu yang telah mendapat
berpeluang menimbulkan postpartum blues edukasi, dapat mengurangi kecemasan yang
(Bobak, 2005). Setyowati dan Uke Riska (2006) menyebabkan terjadinya postpartum blues.
menjelaskan bahwa pengalaman kehamilan dan
persalinan tindakan dan komplikasi merupakan
faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum
Keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi
blues. [1] dengan Postpartum Blues
Dalam penelitian ini terdapat 42 (764%) ibu Hasil analisis faktor resiko keterlibatan
yang mengalami komplikasi persalinan yang tidak keluarga dengan kejadian postpartum blues dapat
mengalami postpartum blues. Hal ini bisa dilihat pada tabel 9 berikut:
dipengaruhi faktor perancu yang lain seperti
adanya keterlibatan keluarga dalam mengurus Tabel 9 Hasil Analisis Hubungan faktor
bayi. Dimana diketahui persentase keterlibatan resiko Keterlibatan Keluarga dengan
keluarga dalam mengurus bayi cukup besar yaitu postpartum blues (n=73)
55 (75,3).
Postpartum Blues Total
Hasil analisis antara keterlibatan keluarga dengan Faktor Ya Tidak P CI OR
kejadian postpartum blues diperoleh bahwa ada f % f % F %
Keterlibatan
sebanyak 4 (36,4%) ibu yang keluarganya tidak terlibat keluarga
dalam
mengurus bayi tidak mengalami postpartum blues. mengurus bayi
Sedangkan diantara ibu yang keluarganya terlibat Tidak terlibat
Terlibat 7 63,6 4 36,4 11 100 0,003 2,020 8,114
mengurus bayi ada sebanyak 55 (753%) tidak 11 17,7 55 75,3 62 100 –
32,59

mengalami postpartum blues.


Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama KESIMPULAN
dengan penelitian sebelumnya dimana terdapat Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi
pengaruh dukungan keluarga dengan terjadinya antara pendidikan kesehatan setelah persalinan
postpartum blues. Bagi ibu baru merawat bayi yang diberikan tenaga kesehatan (p=0,001, CI
bukanlah tugas yang mudah, diperlukan dukungan 3,225 – 50,404, OR 12,750) dan
keluarga terutama suami dalam pengasuhan dan keterlibatan keluarga dalam mengurus bayi
perawatan bayi, karena keputusan suami dan (p=0,003, CI 2,020 – 32,594, OR 8,114).
arahan keluarga terutama ibu sangat berpengaruh Sedangkan rencana kehamilan (p=0,736) dan
dan menjadi acuan penting bagi ibu dalam komplikasi persalinan (p=0,969) berdasarkan uji
merawat bayinya sehari-hari. Ibu akan merasa statistik tidak memiliki korelasi yang signifikan.
sedih dan kewalahan dalam mengasuh bayinya
apabila suami dan keluarga tidak memberikan DAFTAR PUSTAKA
dukungan terutama pada hari-hari pertama pasca [1] D. Ernawati, W. O. Merlin, and I.
melahirkan.[15]
Ismarwati, “Kejadian Postpartum Blues
Dukungan sosial yang merupakan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi terajdinya
pada Ibu Postpartum di RS PKU
postpartum. Dukungan ini dapat ditujukkan Muhammadiyah Yogyakarta,” J. Ners
melalui respon ataupun sikap kepedulian dan Kebidanan (Journal Ners
lingkungan sekitar terhadap ibu postpartum. Midwifery), vol. 7, no. 2, pp. 203–212,
Dengan adanya dukungan sosial dari orang- orang 2020.
terdekat, ibu postpartum akan merasa sangat [2] J. Roito H, N. Nurmailis, and Mardiah,
terbantu dalam menghadapi dan melewati hari-hari Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan
pertama pasca persalinan. Hal inilah yang dapat Deteksi Dini Komplikasi. EGC, 2013.
mencegah terjadinya postpartum blues. Hal yang [3] A. M. Abbas, M. N. Salem, M. N.
bisa dilakukan adalah membantu ibu baru Thabet, and H. Fouly, “Factors affecting
menyesuaikan diri secara positif dan sehat untuk
the occurrence of postpartum depression
peran baru, tanggung jawab, dan identitas sebagai
ibu. Bersabar dan berusaha untuk memahami
among puerperal women in Sohag city,
kondisinya. Sempatkan waktu untuk selalu ada, Egypt,” Proc. Obstet. Gynecol., vol. 7,
agar ibu merasa terdukung dan tidak memendam no. 1, p. 4, 2017.
perasaan negatif tersebut seorang diri. Membantu [4] R. Ariesca, S. Helina, and O. Vitriani,
ibu postpartum untuk merawat dan menjaga “Faktor - Faktor Yang Berhubungan
kesehatannya sendiri, seperti membuatkan Dengan Kejadian Postpartum Blues Di
makanan yang bergizi untuknya, membantu Klinik Pratama Wilayah Kerja
merawat bayi, memberikan waktu istirahat yang Puskesmas Payung Sekaki Kota
cukup. Perhatian, dukungan, dan kasih sayang Pekanbaru,” J. Prot. Kesehat., vol. 7,
merupakan obat terbaik bagi ibu postpartum untuk no. 1, 2019.
meleati masa-masa sulitnya..
[5] R. P. Sari, A. Densy, and B. Keraman,
“Analisis Faktor Risiko Kejadian
Postpartum Blues Di Puskesmas
Perumnas Kabupaten Rejang
Lebong,”
J. Midwifery, vol. 8, no. 1, pp. 29–36,

10
2020.
[6] A. Bener, L. M. Gerber, and J.
Sheikh, “Prevalence of psychiatric
disorders and associated risk factors
in women during their postpartum
period: A major public health
problem and global comparison,”
Int. J. Womens. Health, vol. 4, no. 1,
pp. 191–200, 2012.
[7] D. E. Stewart, E. Robertson, M.
Phil, C. Dennis, S. L. Grace, and T.
Wallington, “Postpartum
Depression: Literature review of
risk factors and interventions,”
WHO Publ., no. October, p. 289,
2003.
[8] C. Henshaw, “Mood disturbance in
the early puerperium: a review,”
Arch. Women’s Ment. Heal., vol. 6,
no. 2, pp. s33–s42, 2003.
[9] Yuliana, “Wellness and Healthy
Magazine,” Parq. los afectos.
Jóvenes que cuentan, vol. 2, no.
February, pp. 124–137, 2020.
[10] “Postpartum mood disorders_
International Review of Psychiatry_
Vol 15, No 3.” .
[11] C. Henshaw, D. Foreman, and J.
Cox, “Postnatal blues: A risk
factor for postnatal depression,” J.
Psychosom. Obstet. Gynecol., vol.
25, no. 3–4, pp. 267–272, Jan.
2004.
[12] A. N. Purwati Purwati, “Faktor-
Faktor yang Menyebabkan Kejadian
Postpartum Blues,” vol. 10, no. 2,
2020.
[13] Machmudah, “Gangguan Psikologis
Pada Ibu Postpartum ; Postpartum
Blues,” J. Keperawatan Matern.,
vol. 3, no. 2, pp. 118–125, 2015.
[14] M. E. A. Budiman, S. N. J. Sari,
W. Kusumawardani, and D.
Sutopo, “Strategy Intervention to
Prevent and Reduce Postpartum
Depression: A Systematic
Review,” J. Ners, vol. 14, no. 3,
p. 292, 2020.
[15] I. Kumalasari and H. Hendawati,
“Faktor Risiko Kejadian Postpartum
Blues Di Kota Palembang,” JPP
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12 No. 1 Juli 2021 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058) url:
http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v12i1
Hubungan Pengetahuan Remaja Terhadap Sikap Pencegahan Covid-19 Menggunakan Aromaterapi Usada Barak Bali
Di Kelurahan Renon Denpasar Selatan
Author: Fadhiyah Noor Anisa, Sarkiah, Ahmad Hidayat

Deteksi Kejadian Depresi Post-Partum dengan Algoritma Naïve Bayes

Fadhiyah Noor Anisa1,Sarkiah2,Ahmad HIdayat3


Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia1,2 Program Studi
Sarjana Sistem Informasi Universitas Sari Mulia3
Banjarmasin, Indonesia
*correspondence author: Telepon: 0511-3268105, Fax: 0511-3270134, E-mail:
Fadhiyah.n.anisa@gmail.com1, fadhilsarkiah@gmail.com2

DOI: 10.33859/dksm.v12i1.678

Abstrak

Latar Belakang, Depresi postpartum banyak dialami ibu setelah persalinan yang disebabkan oleh
gangguan emosional. Kejadian depresi postpartum terjadi dalam enam bulan setelah melahirkan menurut
WHO tahun 2018. Lebih dari 300 juta orang menderita depresi postpartum, secara global berkisar 0.5%
hingga 60.8% dan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum sebanyak 22.4%. Peneliti tertarik untuk
mendeteksi kejadian Depresi Postpartum.
Tujuan, mendeteksi kejadian depresi postpartum dengan Algoritma Naïve Bayes
Metode, penelitian ini menggunakan algoritma naïve bayes untuk mendeteksi kejadian depresi postpartum
dengan teknik Accidental Sampling sebanyak 261 responden.
Hasil penelitian, jumlah yang terdeteksi depresi postpartum ringan sebanyak 170 responden dan yang
mengalami depresi berat sebanyak 91 responden, faktor-faktor yang mempengaruhi depresi postpartum
berupa pekerjaan didapatkan ibu yang tidak bekerja yang mengalami berjumlah 66 responden, pada usia
perkawinan 15-23 tahun yang terdeteksi depresi berat sebanyak 55 responden, sedangan responden dengan
usia perkawinan 24-38 tahun yang terdeteksi depresi berat sebanyak 9 responden. Faktor umur ibu yang
terdeteksi depresi berat di umur <20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 144 responden, faktor cara persalinan
normal yang mengarah depresi berat terdapat 73 responden, sedangkan dilihat dari faktor pendidikan
terdapat pada sekolah menangah dan perguruan tinggi yang terdeteksi depresi berat sebanyak 69 responden.
Simpulan, faktor yang dapat mendeteksi depresi postpartum pada faktor pekerjaan yang tidak bekerja, pada
usia perkawinan di usia 15-23 tahun, pada faktor usia ibu saat ini di usia <20 s.d >35 tahun, faktor paritas
pada multipara, faktor cara persalinan normal dan pada pendidikan ditemukan pada sekolah menengah dan
perguruan tinggi yang mengarah pada depresi berat.

Kata Kunci : Depresi Postpartum, Algoritma Naïve Bayes

9
Detection of Post-Partum Depression with Naïve Bayes Algorithm

Abstract

Background ,Postpartum depression is widely experienced by mothers after childbirth caused by


emotional disorders. The incidence of postpartum depression occurred within six months of
giving birth according to who in 2018. More than 300 million people suffer from postpartum
depression, globally ranging from 0.5% to 60.8% and in Indonesia the incidence of postpartum
depression is22.4%. Researchers are interested in detecting the incidence of Postpartum
Depression.
Objective,detecting postpartum depressive events with Naïve Bayes Algorithm
Method, this study used naïve bayes algorithm to detect the incidence of postpartum depression
with Accidental Sampling technique as many as 261 respondents
Result:the number detected mild postpartum depression as many as 170 respondents and who
experienced severe depression as many as 91 respondents, factors that influence postpartum
depression in the form of work obtained by non-working mothers who experienced a total of 66
respondents, at the age of marriage 15-23 years detected severe depression as many as 55
respondents, while respondents with a marriage age of 24-38 years detected severe depression
as many as 9 respondents. Maternal age factor detected severe depression in the age of <20
years and
> 35 years as many as 144 respondents, factors of normal delivery that leads to severe
depression there are 73 respondents, while seen from educational factors found in winning
schools and colleges detected severe depression as many as 69 respondents.
Conclusion , factors that can detect postpartum depression in factors of work that do not work,
atthe age of marriage at the age of 15-23 years, in the current maternal age factor at the age of
<20 to >35 years, parity factor in multipara, factors of normal delivery and in education found in
secondary schools and colleges that lead to severe depression.

Keywords : Postpartum Depression, Naïve Bayes Algorithm

Pendahuluan tersebut bermakna positif dan merupaan fase transisi

yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus


Periode kehamilan, proses persalinan dan
kehidupan (Prayoga. 2016) Pada tahapan ini juga
menjadi seorang ibu merupakan hal yang
dapat menimbulkan berbagai gangguan emosional
fidiologis (Gaudet C. 2013). Periode kehamilan
pada masa setelah melahirkan atau pada masa
dan melahirkan merupakan periode kehidupan
postpartum. Pada masa postpartum terdapat
yang penuh dengan stress. Peristiwa- peristiwa
gangguna emosional pada wanita yang disebut
tersebut mempunyai makna yang berbeda-beda
depresi postpartum. Depresi postpartum yaitu
bagi setiap wanita dan keluarganya. Bagi banyak
gangguan mood setelah melahirkan. Depresi
wanita peristiwa
postpartum
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12 No. 1 Juli 2021 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058) url:
http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v12i1
Hubungan Pengetahuan Remaja Terhadap Sikap Pencegahan Covid-19 Menggunakan Aromaterapi Usada Barak Bali
Di Kelurahan Renon Denpasar Selatan
Author: Fadhiyah Noor Anisa, Sarkiah, Ahmad Hidayat
merupakan masalah yang sering ditemukan dan
menjalani masa postpartum telah terdeteksi
merupakan masalah yang sering ditemukan dan
mengalami depresi (Gaudet C. 2013). Di
merupakan sebuah gangguan mood nonpsikotik
Indonesia angka kejadian depresi postpartum
yang biasanya terjadi 6-8 minggu setelah
sebanyak 22% (Gaudet C. 2013).
melahirkan. Depresi postpartum terjadi antara 4
Faktor resiko terjadinya postpartum antara
sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
lain pendapatan rendah, kelahiran seorang anak
Karakteristik depresi postpartum adalah perasaan
yang sangat diingikan, kesulitan hubungan
depresi, kecamasan yang berlebihan, insomnia dan
dengan ibu mertua dan orang tua, peristiwa hidup
perubahan berat badan. Angka insiden depresi
merugikan selama kehamilan dan kurangnya
postpartum 1 sampai 2 per 1000
bantuan fisik merupakan faktor risiko menurut
kelahiran. 50% sampai 60% perempuan yang
penelitian Chandran, et al (Motzfeldt. 2013)
mengalami depresi postpartum saat memiliki anak
penelitian Gausia et al juga menyebutkan bahwa
pertama kali dan sekitar 50% perempuan yang
penyebab dari depresi postpartum adalah
mengalami postpartum mempunyai riwayat
kemiskinan, hubungan yang tidak baik dengan
keluarga ganngaun mood (Nasri. 2017).
mertua, melahirkan bayi dengan jenis kelamin
Depresi postpartum ini merupakan hal yang
perempuan, kehamilan yang tidak terencana,
lazim di dunia. Pada tingkat global terdapat
kerentanan terhadap gejala psikiatri, bayi yang
300 juta orang menalami depresi merurut
dirawat dirumah sakit, suami yang tidak bekerja
WHO tahun 2018 di dalam Soep 2011. Data
serta perselisihan yang serius dengan salah satu
Badan Kesehatan Dunia prevalensi depresi
anggota keluarga (Chandran M. 2012).
postpartum secara global berkisar antara 0,5%
Dampak dari depresi postpartum juga dapat
sampai dengan 60,8% [3], pada negara
tejadi pada anak, hal ini karena sulitnya interaksi
berkembang 10-50% ibu yang
antara ibu yang sedang mengalami

9
depresi dengan anaknya meningkatkan risiko
untuk membuat model memprediksi Depresi
gangguan tingkah laku dan gangguan kognitif
Postpartum dengan algoritma naïve bayes
anak bahkan dapat membahayakan anak (Gausia
dengan optimasi adaboost. Pengumpulan
K. 2009). Penelitian ini dilakukan pada Wilayah
data dilakukan dengan menyebarkan
Kerja Kota Banjarmasin terdapat jumlah jumlah
kuesioner ke puskesmas wilayah kota
ibu postpartum sebanyak7.423.
Banjarmasin dengan bentuk hard dan soft
Berdasarkan latar belakang bahwa
file menggunaka google form pada ibu
menunjukan beberapa faktor penyebab dari
postpartum.
depresi postpartum, oleh karena itu hal ini

dapat dilakukan penelitian untuk

mengetahui faktor apa yang menjadi

penyebab terjadinya depresi postpartum.

Penelitian ini dilakukan agar dapat

mendeteksi secara dini tanda gejala dari

depresi postpartum dan dapat memberikan

penanganan secara dini dan tepat.

Bahan dan Metode

Lokasi penelitian merupakan tempat

yang diplih peneliti dalam melaksanakan

kegiatan penelitian. Penelitian ini Gambar 1. Kuesioner Google Form


dilaksanakan di Puskesmas Kota

Banjarmasin, metode penelitian ini dengan

menggunakan langkah-langkah
Tabel1.VariabelDatasetDepresi Postpartum
No Variabel Deskripsi
1 Umur ibu saat Umur (dalam angka)
menikah
2 Umur Ibu saat <20 tahun dan >35 tahun
melahirkan 20-35 tahun
3 Pendidikan Tidak Sekolah
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah
Perguruan Tinggi
4 Pekerjaan Tidak Bekerja
Bekerja
5 Cara Persalinan Normal
Tidak Normal
6 Paritas Primipara
Multipara
Grandemultipara
7 Depresi Postpartum Ya
Tidak

Dalampemprosesandatadilakukan
tahap mengujian berupa split data dengan
Gambar 2. Kuesioner Hard
membagi data menjadi dua untuk dilakukan
Langkah-langkah pengambilan data dengan
pengujian model agoritma naïve bayes dengan
membuat model memprediksi Depresi
optimasi ada boost dalam pahapan pengujian
Postpartum dengan algoritma naïve bayes dengan
menggunakan program Rapidminer 9.7.
optimasi adaboost.
Hasil

Pengumpulan data pada penelitian ini

meliputi studi literatur studi literatur berupa buku,

jurnal dan karya ilmiah yang relevan dengan

deteksi depresi postpartum dan data

set yang digunakan adalah data ibu


Pengambilan data pada penelitian ini
postpartum di wilayah kerja puskesmas kota
dikumpulkan untuk cleaning data dan dimasukan
Banjarmasin dengan jumlah 7.432 ibu postpartum
kedalam 6 variabel dan 1 variabel sebagai label
yang diolah dengan tool rapid
target yaitu Depresi Postpartum, dilihat pada

tabel berikut ini.

11
miner dan dari data tersebut di bagi menjadi 60%
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat hasil spliting
untuk data training dan 25% untuk
data dengan menggunakan tools yang tertinggi
data testing oleh rapid miner dengan
yaitu 60%/ 40% dengan nilai akurasi sekitar
menggunakan algoritma naïve bayes 9.7. Data set
0.625.Berikut prediksi algoritma naïve bayes
yang digunakan data ibu postpartum yang ada di
dengan split data 60%/40% sebagai berikut:
wilayah puskesmas kota Banjarmasin, untuk yang

di ambil adalah:

1. Usia saat menikah

2. Umur Ibu saat ini

3. Pendidikan

4. Pekerjaa

5. Cara persalinan

6. Paritas

7. Depresi Postpartum Gambar 3. Prediksi Algoritma naïve bayes

Hasil pengujian dengan menggunakan naïve Faktor- faktor Yang Berhubungan


Dengan kejadian Depresi Postpartum
bayes dengan bayesian classification dapat
A. Usia Ibu saat menikah
diterapkan dapat dibuktikan dengan jumlah data

yang besar dan sudah terbukti dapat

menghasilakan akurasi data yang terbaik (Zaki

M.J. 2020) Hasil pengujian spliting data dari naïve

bayes sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil pengujian naïve bayes


N Split data Akurasi
1 60-40 0.625
2 70-30 0.623
3 80-20 0.619 Gambar. 3 Hubungan Usia ibu Menikah
4 81-19 0.608
dengan Kejadian Depresi Postpartu
Gambar.3 dapat dilihat ibu postpartum yang
C. Pendidikan
paling banyak mengalami depresi postpartum

ringan adalah dengan rentang usia 15 sampai

dengan 23 tahun sebanyak 83 responden dan yang

mengalami depresi postpartum berat sebanyak 55

responden.

B. Usia Ibu Saat Melahirkan

Gambar. 5 Hubungan Pendidikan dengan

Kejadian Depresi Postpartum

Berdasarkan gamabar 5, di dapatkan hasil

bahwa ibu dengan pendidikan menengah yang

paling banyak mengalami depresi postpartum

Gambar. 4 Hubungan Usia Ibu Saat Menikah dengan kategori ringan sebanyak 83 responden

dengan Kejadian Depresi Postpartum Berdasarkan dan kategori berat sebanyak 30 responden.

gambar 4 dapat dilihat bahwa usia ibu melahirkan

yang paling banyak mengalami depresi adalah <

20 tahun dan > 35 tahun dengan kategori

depresi riangan sebanyak 26 orang,

dan dengan kategori berat

sebanyak 144 responden.

13
D. Pekerjaan
Gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa ibu

dengan cara persalinan normal lebih banyak

mengalami depresi postpartum ringan

sebanyak 146 responden dan depresi berat

sebanyak73 responden.

F. Paritas

Gambar. 6 Hubungan Pekerjaan dengan

Kejadian Depresi Postpartum

Gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa ibu

yang tidak bekerja lebih banyak mengalami

depresi postpartum dengan kategori ringan Gambar. 8 Hubungan Paritas dengan


Kejadian Depresi Postpartum
sebanyak 129 responden dan dengan kategori
Berdasarkan gambar 8 dapat dilihat bahwa
berat sebanyak 66 responden.
ibu yang paling banyak mengalami depresi
E. Cara persalinan
postpartum yaitu ibu dengan paritas multipara

dengan kategori ringan sebanyak 82 dan kategori

berat 55 responden.

Pembahasan

Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu

postpartum terjadi karena usia ibu saat menikah,

usia ibu saat melahirkan, pendidikan, pekerjaan,


Gambar. 7 Hubungan Cara Persalinan dengan
Kejadian Depresi Postpartum
proses persalinan dan paritas hal ini
juga dijelaskan pada penelitian Ariyanti tahun
depresi postpartum ringan. Dalam penelitian ini
2015 bahwa perubahan psikologis yang terjadi
ditemukan bawah pada usia ibu saat melahirkan
pada ibu nifas karena beberapa hal seperti
dapat mendeteksi depresi postpartum ringan di
pengalaman selama melahirkan. Masa adaptasi
rentang usia 24-38 tahun. hal ini sesuai dengan
psikologis merupakan masa terjadinya depresi
hasil penelitian yang dilakuan oleh Nur Istiani
postparum yang dapat diyakini 10-15% ibu pasca
tahun 2016 bahwa sebagian besar responden yang
melahirkan mengalami gangguan depresi
bersalin dibawah 20 tahun tidak mengalami
postpartum, sehigga dalam penelitian ini peneliti
gangguan pskikologis karena mendapatkan
ingin mengetahui faktor apa saja yang dapat
dukungan sosial dari keluarga terutama dari
mendeteksi kejadian depresi postpartum.
suami. Sehingga pada penelitian ini ditemukan
A. Hubungan Usia saat menikah dengan
bahwa usia yg rentang 24-38 tahunlah yang
kejadian Depresi Postpartum Berdasarkan mengalami depresi ringan karena adanya beberapa

gambar 3 didapatkan hasil bahwa ibu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

dengan usia 15-23 tahun yang mengalami adalah isi kognitif, karakteristik kepribadian dan

depresi postparum ringan ada (31,8%) 83 sikap hati yang terbuka sedangkan faktor eksternal

orang dan yang mengalami depresi adalah dukungan sosial, penguatan positif dan

tekanan dari luar (Gausia K. 2009)


postpartum berat (21,1%) 55 orang,
B. Hubungan Usia saat melahirkan
sedangkan dengan rentang usia 24-

38 tahun yang mengalami depresi ringan dengan kejadian Depresi Postpartum

sebanyak (33,3%) 87 orang dan yang mengalami Berdasarkan gambar 4, hasil

depresi berat sebanyak (13,8%) penelitian didapatkan bahwa ibu dengan usia

36 orang. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa saat melahirkan < 20 tahun dan > 35 tahun
ibu yang menikah dengan usia rentang 24 s.d 38 yang mengalami depresi ringan sebanyak

tahun lebih banyak yang mengalami

15
10% (26 orang) dan yang mengalami
C. Hubungan Pendidikan dengan
depresi berat sebanyak 55,2% (144 orang),
kejadian Depresi Postpartum
sedangkan dengan rentang usia 20 tahun s.d 35
Berdasarkan gambar 5, didapatkan hasil
tahun yang mengalami depresi ringan sebanyak
penelitian didapatkan bahwa ibu yang tidak
29.9% (78 orang) dan yang mengalami depresi
sekolah yang mengalami depresi postpartum
postpartum berat (4.9%) (13 orang).
ringan sebanyak 4.6% (12 orang) dan ibu yang
Hasil penelitian menyebutkan bahwa usia ibu
mengalami depresi postpartum berat sebanyak 2%
saat melahirkan yang mengalami Depresi Berat
(5 orang), ibu yang pendidikan menengah yang
pada usia <20 tahun dan
mengalami depresi postpartum ringan
>35 tahun disebutkan bahwa usia kurang dari

20 tahun kurang siapnya remaja dalam perubahan 31,8% (83 orang) dan yang mengalami

perannya sebagai ibu, antara lain kesiapan fisik, depresi postpartum berat sebanyak 11.5% (30),

mental, finansial dan Sosial (Henshow, C. 2007). sedangkan ibu dengan pendidikan Perguruan

melahirkan usia kurng dari Tinggi yang mengalami depresi postpartum ringan

20 tahun menyebabkan kurang siapnya sebanyak 22.2% (58 orang) dan yang mengalami

mental seseorang dalam mengurus anak dan depresi berat sebanyak 14.9% (39 orang) dan ibu

rumah tangga dan jika melahirkan setelah usia yang berpendidikan dasar mengalami depresi

35 tahun lebih berisiko melahirkan bayi prematur postpartum ringan dan berat masing- masing

atau lahir dengan berat badan yang tidak normal kategori sebanyak 6.5% (17 orang).

serta lebih berisiko juga melahirkan bati dengan Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu

komplikasi kesehatan. dengan pendidikan menengah yang mengalami

depresi postpartum berat, hal ini sesuai dengan

pendapat bahwa pendidikan rendah dan menengah

lebih sering mengalami


depresi postpartum. Pendidikan dalam penelitian
depresi postpartum ringan, hal ini terjadi karena
ini berupa jenjang pendidikan formal yang di
tingkat stres dari ibu yang bekerja akan
tempuh oleh ibu postpartum, sesuai dengan
mempengaruhi keadaanya sehingga ibu yang
penelitian Latipun tahun 2011 bahwa pendidikan
sudah berubah statusnya menjadi ibu dan
seseorang akan mempengaruhi cara berpikir dan
mempunyai tanggung jawab baru yaitu merawat
cara pandang terhadap diri dan lingkungannya
anaknya dan tanggung jawab terhadap
(Latipun. 2011), oleh karena itu maka cara berfikir
pekerjaannya.
ibu dengan pendidikan rendah dan menengah akan
E. Hubungan Cara Persalinan dengan
berbeda dengan ibu postpartum yang
kejadian Depresi Postpartum
berpendidikan tinggi.
Hasil penelitian dari gambar 7 didapatkan
D. Hubungan Pekerjaan dengan
hasil bahwa ibu dengan persalinan dengan cara
kejadianDepresi Postpartum
normal yang mengalami depresi postpartum

ringan sebanyak 56% (146 orang) dan yang


Berdasarkan gambar 6 didapatakan hasil
mengalami depresi postpartum berat
penelitian bahwa ibu yang tidak bekerja
sebanyak 28% (73 orang) dan ibu yang bersalin
mengalami depresi postpartum ringan sebanyak
dengan cara tidak normal mengalami depresi
49.4%( 129 orang) dan yang mengalami depresi
postpartum ringan sebanyak 9.2% (24 orang) dan
postpartum berat
yang mengalami depresi postpartum berat
sebanyak 25.3% (66 orang) dan ibu bekerja yang
sebanyak 6.8% (18 orang). Hasil penelitian ibu
mengalami depresi
dengan cara melahirkan normal lebih banyak
postpartum ringan sebanyak 15.7% (41
mengalami depresi postpartum ringan, pendapat
orang) dan ibu yang mengalami depresi berat
ini sesuai dengan hasil penelitian Machmudah
sebanyak 9.6% (25 orang).
bahwa tidak ada pengaruh antara cara persalinan
Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu yang
dengan kemungkinan terjadinya masalah depresi
tidak bekerja lebih banyak mengalami

17
postpartum, ibu yang mengalami komplikasi saat
akan mempunyai pengalaman lebih sedikit
persalinan akan mendapatkan dukungan yang
dibandingkan dengan ibu yang sudah lebih dari
lebih optimal baik dukunagan suami keluarga
satu kali melahirkan atau multipara dan
maupun teman, sehingga sesuai dengan hasil
grandemultipara, hal ini akan berpengaruh
penelitian ibu dengan cara persalinan tidak normal
terhadap cara adaptasi ibu postpartum, dimana ibu
lebih sedikit mengalami depresi postpartum.
primipara lebih sering mengalami postpartum
F. Hubungan Paritas dengan kejadian
blues, karena setelah melahirkan ibu melewati
Depresi Postpartum proses adaptasi yang lebih dibandingkan dengan

Gambar 8 menunjukan hasil penelitian ibu dengan multipara.

bahwa ibu dengan paritas primipara yang

mengalami depresi postpartum ringan sebanyak


Ucapan Terimakasih
26.1% (86 orang) dan yang mengalami depresi
Alhamdulliahirobilalampeneliti panjatkan
postpartum berat sebanyak 13.7% (36 orang). Ibu
kehadirat Allah SWT dalam penyusunan jurnal
dengan paritas multipara yang mengalami depresi
ilmiah ini. Kesempatan ini
postpartum ringan sebanyak 31.4% (82 orang) dan
Penulis menyampaikan rasa
yang mengalami depresi postpartum berat
terimakasih yang sebesar-besarnya dan
sebanyak 21.1% (55 orang) sedangkan ibu dengan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
paritas grandemulti hanya ada yang mengalami
Universitas Sari Mulia sebagai institusi yang
depresi postpartum ringan sebanyak 7.7% (20
mendukung dosen menjalankan tri dharma
orang).
perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan
Hasil penelitian adalah ibu dengan paritas
kepada Puskesmas Kota Banjarmasin sebagai
primipara mengalami depresi postpartum ringan.
tempat penelitian dan sudah memberikan ijin
Wanita yang melahirkan pertama kali
peneliti untuk melakukan penelitian.
Daftar Pustaka

Chandran M., Tharyan P., Muliyil J., Abraham S. Post-Partum depression in a cohord of women from a
rural area of Tamil Nadu, India. British Journal of psychiatry.202;181,499- 504

Daniyati Prima Kusuma. Karakteristik Penyebab Terjadinya Depresi Posrpartum pada Primipara dan
Multipara. Jurnal Keperawatan Notokusumo Volume V No. 1 Agustus 2017.

Gausia K., Fisher C., Ali M., Oosthuizen J. Magnitude and contributory factors of postnatal depression: a
community-based cohort study from rural subdistrict of Bangladesh. Psychological. medicine.
2009;
39:999-1007.

Gaudet C, Wen W.S, Walker M.C. Chronic Perinatal Pain as a Risk Faktor for Postpartum Depression
Symptoms in Canadian Women. Canadian Journal of public healt. 2013;104(5):e375-e387. Prayoga
I
Komang Ariguna Dira.

Henshow, C. 2007. Mood disturbance in the erly puerperium:a review. Ardhives Of Women’s
Mental Health, 6(2). 33-
42.

Latipun. 2011. Psikologi Konseling.


Malang: UMM Press

Larose, D.T., 2014. Discovering knowledge in data: an introduction to data mining. John Wiley &
Sons.
Motzfeldt I, Andreansen S, Pedersen A.L., Pedersen M.L. Prevalence of postpartum Prevalensi
dan Faktor Risiko Depresi Postpartum di Kota Denpasar Menggunakan Edinbrugh
Postnatal Depression Scale. E-Jurnal Medika, Vol. 5 No. &, Juli, 2016

depression in Nuuk, Greenland-a cross- sectional study using Edinburgh Postnatal Depression Scale. Int J
Circumpolar Health. 2013.72:21114

Nasri, Zulpatin. Faktor Determinan Depresi ostpartum di Kabupaten Lombok Timur. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan- vol. 20 No. 3 Juli 2017: 89-95

Rahmandani, A., Karyono, E.K. 2009. Strategi Penanggulangan (coping) pada ibu yang
mengalami postpartum blues di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal
Psikologi Undip, 5(1).
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Hubungan Kondisi Psikososial Dan Paritas Dengan Kejadian Depresi


Postpartum Pada Ibu Remaja

Ariani Fatmawati1*, Nina Gartika1


1
Universitas Aisyiyah Bandung
*Corresponding Author: rianiners@gmail.com

Abstrak

Angka kejadian depresi postpartum pada ibu remaja setiap tahun semakin meningkat. Ketidaksiapan dalam menerima
peran baru merupakan salah satu penyebab dari peningkatan ini. Penelitian terdahulu telah menemukan factor-faktor
yang mempengaruhi kejadian depresi postpartum, akan tetapi khusus penelitian yang membahas hubungan kondisi
psikososial dan paritas dengan kejadian post partum masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi psikososial dan paritas dengan kejadian depresi postpartum. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode cross
sectional untuk menganalisis variabel independen dengan variabel dependen. Sampel diambil dengan consecutive
sampling sebanyak 90 ibu. Analisis data bivariat dengan chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara kondisi psikososial dengan kejadian depresi postpartum (p=0,007), sementara tidak terdapat
hubungan antara paritas dengan kejadian depresi postpartum (p=0,180). Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian tentang efektivitas pemberian terapi qur’anic healing bagi ibu remaja yang mengalami depresi
post partum.
Kata Kunci: Depresi Postpartum, Ibu Remaja, Kondisi Psikososial, Paritas

The Relationship of Psychosocial Condition and Parity with Postpartum Depression


Incidence in Adolescent Mothers
Abstract

The incidence of postpartum depression in adolescent mothers is increased every year. Unpreparedness in accepting
the new role is one of the causes of this increase. Previous studies have found factors that influence the incidence of
postpartum depression; however, specific studies that discuss the relationship between psychosocial conditions and
parity with postpartum incidence are still very limited. The purpose of this study was to determine the psychosocial
condition and parity with the incidence of postpartum depression. This is a quantitative research with cross-sectional
method to analyze the independent variables by the dependent variables. The samples were taken by consecutive
sampling of 90 mothers. The bivariate data was analyzed by using chi-square. The results showed a significant
relationship between psychological conditions and the incidence of postpartum depression (p = 0.007); while there is
no relationship between parity and the incidence of postpartum depression (p = 0.180). The results of this study can be
used as an input for health workers to screen postpartum depression during pregnancy.
Keywords: Postpartum Depression, Adolescent Mothers, Psychosocial Condition, Parity

37
36
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Pendahuluan yang berusia 15-19 tahun adalah 26,5 kelahiran dari


Postpartum merupakan suatu periode yang total kelahiran 273.105 bayi di Amerika Serikat
ditandai dengan adanya perubahan peran, (Martin et al., 2017). Jumlah kelahiran ibu remaja
perubahan fisik dan psikologis bagi seorang ibu. di Kanada 11 kelahiran drai 1000, di Jerman 7
Adaptasi fisiologis dan psikologis tidak mudah bagi kelahiran dari 1000 dan di United Kingdom 17
seorang ibu (Habel et al., 2015). Perubahan ini kelahiran dari 1000. Tingginya prevalensi kelahiran
dirasakan berat terutama kemampuan afektif, dan ibu remaja akan meningkatkan risiko depresi
85% ibu mengalami gangguan mood (Sylvén et al., postpartum.
2017) dengan 10-15% yang berkelanjutan menjadi Angka kejadian depresi postpartum pada ibu
depresi postpartum (Cirik et al., 2016). remaja rata-rata berkisar 25% (Dinwiddie et al.,
Gangguan mood yang terjadi pada ibu 2018). Faktor risiko ibu postpartum remaja
postpartum dan berlangsung sampai satu tahun mengalami depresi postpartum adalah konflik
sering disebut dengan depresi postpartum (Qobadi keluarga, primipara, harga diri rendah (Meltzer-
et al., 2016). Beberapa gejala depresi postpartum Brody et al., 2013), merasa tidak puas terhadap
seperti sering menangis tanpa sebab, perasaan bentuk tubuh (Zaltzman et al., 2015), kurangnya
sedih, mudah tersinggung, tidak nafsu makan, dukungan sosial (Nunes & Phipps, 2013), dan
insomnia, kelelahan, sulit beraktifitas, kecurigaan kondisi emosional yang belum stabil (A. Fatmawati
yang tinggi terhadap sesuatu hal, kurang perhatian, et al., 2018).
menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki harapan, Depresi postpartum memiliki dampak jangka
kurang memperhatikan bayinya bahkan kadang panjang untuk kesehatan mental ibu dan pada
mengabaikan bayinya, dan memiliki perasaan tidak perkembangan fisik, kognitif dan sosial anak-anak
mampu berperan sebagai ibu (Reeder et al., 2012). (Borra et al., 2015). Ibu akan menghentikan
Kejadian depresi postpartum dipengaruhi oleh pemberian ASI. Bayi yang tidak diberikan ASI
beberapa faktor seperti usia, paritas, status lebih dari 9 bulan tidak memperlihatkan
ekonomi, dukungan sosial (Nurfatimah & Entoh, perkembangan kognitif yang signifikan
2018). Faktor risiko kejadian depresi postpartum dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI
yaitu hubungan perkawinan yang buruk, sosial lebih dari 9 (Lee et al., 2016). Dampak lain akan
ekonomi rendah, pendidikan rendah, depresi menyebabkan ikatan tali kasih ibu dan anak
prenatal, penyakit masa anak-anak, obesitas, terganggu (Bicking Kinsey & Hupcey, 2013; A.
kehamilan yang tidak diingankan, riwayat Fatmawati et al., 2018).
gangguan mental, dan selama masa hamil Dampak depresi postpartum terhadap keluarga
mengalami komplikasi (Putriarsih et al., 2017). dapat menyebabkan anggota keluarga mengalami
Kondisi psikososial ibu dapat meningkatkan kecemasan dan stress, terutama suami akan
kejadian depresi postpartum (Tietz et al., 2014). merasakan kehilangan sosok istri, merasa tidak bisa
Prevalensi kejadian depresi postpartum di 27 mengendalikan emosi, cemas, tidak tahu apa yang
negara sepanjang tahun 2004-2012 adalah sebesar harus dilakukan, dan mudah marah. Hal ini akan
11,5% (Ko et al., 2017), sekitar 3,5%-63,3% terjadi berdampak buruk terhadap kehidupan rumah tangga
di Asia (Yusuff et al., 2015). Kejadian ini (Chabrol & Challahan, 2007; Fitelson et al., 2010).
meningkat di negara-negara dengan pendapatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menengah kebawah, angka kejadian depresi hubungan kondisi psikososial dan paritas dengan
postpartum 1,9%-82,1% dan dinegara yang kejadian depresi postpartum pada ibu remaja.
berpenghasilan menengah keatas sebesar 5,2%-
74% (Tikmani et al., 2016). Angka kejadian depresi Metodologi Penelitian
postpartum pada ibu remaja sebanyak 15% (J. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Young et al., 2010), 55,6% (A. Fatmawati &
dengan pendekatan analitik dan desain yang
Gartika, 2019). Kejadian depresi postpartum selain
digunakan cross sectional. Populasi pada penelitian
terjadi pada ibu dewasa, kejadian ini juga sering
terjadi pada ibu remaja. ini yaitu ibu postpartum yang berusia remaja
Ibu remaja adalah perempuan yang berusia sebanyak 252 orang. Teknik sampling yang
remaja 10-21 tahun (BKKBN, 2013) yang telah digunakan dengan consecutive sampling sebanyak
melahirkan. Prevalensi kelahiran pada ibu remaja 90 sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan

37
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
Çankaya, (2020) yang menyatakan bahwa ibu yang
ibu postpartum usia 12-21 tahun, postpartum hari
mengalami gangguan psikososial cenderung
1-14 hari. Kriteria eksklusinya adalah ibu
mengalami depresi pasca partum. Faktor risiko
postpartum remaja yang mengalami komplikasi
gangguan psikososial enam kali berisiko terjadi
persalinan. Penelitian dilakukan di RSKIA Kota
depresi postpartum (Christl et al., 2013). Menurut
Bandung, RSUD Al-Ihsan Kab. Bandung, dan
Zelkowitz et al (2014), 33 % ibu dengan resiko
Bidan Praktik Mandiri Imas Mardinarsyah,
kondisi psikososial mengalami depresi persalinan.
S.ST.,M.Tr.Keb. Penelitian dilakukan pada bulan
Gangguan psikologis pada bulan kedua
Mei-Agustus 2019. Kuesioner yang digunakan
sampai ketiga berisiko terjadi depresi postpartum
adalah Edinburgh Postpartum Depression Scale
(Edhborg et al., 2011). Bentuk gangguan
(EPDS) untuk mengukur depresi postpartum
psikologis pada ibu postpartum remaja yaitu
dengan hasil uji validitas 0,875 dan hasil uji
kecemasan yang berkepanjangan (Moynihan,
reliabilitas 0.76 (Machmudah, 2010), dan Postnatal
2014). Kondisi psikologis pada ibu postpartum
Riskquestionnaire (PNRQ) untuk mengukur kondisi
berupa kecemasan, kelelahan dan perubahan fisik
psikososial ibu dengan hasil uji validitas 0,630-
(Tietz et al., 2014; R. Young, 2013). Dukungan
0,963 dan uji reliabilitas dengan nilai Cronbach’s
sosial juga berpengaruh terhadap depresi
Alpha 0,938 (Kurniawati, 2015). Penelitian ini
postpartum. Kondisi sosial seperti kondisi
sudah mendapatkan surat ijin etik dari KEP STIKes
pernikahan yang tidak baik, kurangnya dukungan
Aisyiyah Bandung dengan nomor 23/KEP.
dari pasangan dan keluarga, dan mengalami
02/STIKes-AB/X/2019.
tekanan fisik, psikologis dan sosial selama
Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari
kehamilan berhubungan dengan kejadian depresi
analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
postpartum (Çankaya, 2020; Coburn et al., 2016).
digunakan untuk mengidentifikasi prevalensi
kondisi psikososial, paritas dan kondisi depresi
postpartum. Analisis bivariat mengunakan chi Hasil analisis penelitian dapat dilihat pada tabel
square yang bertujuan untuk mengidentifikasi dibawah ini:
hubungan kondisi psikososial dan paritas dengan
kejadian depresi postpartum. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kondisi Psikososial,
Paritas dan Kejadian Depresi Postpartum
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil tabel 1 menunjukkan bahwa
kejadian depresi postpartum pada ibu remaja
sebanyak 55,5%, kondisi psikososial berisiko
sebanyak 31,1% dan paritas paling banyak
primipara (85,6%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
yang berhubungan dengan kejadian depresi
postpartum pada ibu remaja adalah kondisi
psikososial. Hasil penelitian ini sejalan dengan

38
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Variabel f %
Kondisi Psikososial
Tidak Beresiko 62 68,9
Berisiko 28 31,1
Paritas
Primipara 77 85,6
Multipara 13 14,4
Depresi Postpartum
Tidak 40 44,4
Ya 50 55,6

Tabel 2. Hubungan Kondisi Psikososial dan Paritas dengan Kejadian Depresi Postpartum pada Ibu Remaja
Kejadian Depresi Postpartum
Variabel Ya Tidak OR P value
n % n %
Kondisi Psikososial
Tidak Beresiko 17 18,94 0,04 2.667 0.007
Beresiko 33 36,7 36 44,36 (1.022-6.960)
Paritas
Primipara 45 32 35,6 1.333 0,180
Multipara 5 0,05 8 14,35 (0.400-4.445)

39
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Hal ini dikarenakan pada kelahiran anak kecil memiliki kondisi psikososial berisiko.
sebelumnya, pengasuhan dilakukan oleh orang Terdapat hubungan antara kondisi psikososial
tuanya. dengan depresi postpartum.
Paritas memiliki hubungan tidak langsung
dengan kejadian depresi postpartum (Putriarsih et Referensi
al., 2017). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Bicking Kinsey, C., & Hupcey, J. E. (2013). State
penelitian lain mengatakan bahwa salah faktor yang of the science of maternal-infant bonding: A
menyebabkan depresi postpartum adalah paritas principle-based concept analysis. Midwifery,
(Fitelson et al., 2010). Ibu primipara atau ibu yang 29(12), 1314–1320.
pertama kali melahirkan memiliki risiko mengalami https://doi.org/10.1016/j.midw.2012.12.019
depresi postpartum (Nurfatimah & Entoh, 2018).
BKKBN. (2013). Survei Demografi dan
Hal ini disebabkan karena ibu belum memiliki
Kesehatan
pengalaman dalam merawat anak (Kurniasari &
Indonesia 2012. Badan Pusat Statistik.
Astuti, 2015).
Borra, C., Iacovou, M., & Sevilla, A. (2015). New
Melahirkan untuk pertama kali bagi wanita
Evidence on Breastfeeding and Postpartum
adalah hal yang sangat menyenangkan dan
Depression: The Importance of
sekaligus menegangkan. Ketegangan yang dialami
Understanding Women’s Intentions.
dapat disebabkan karena pengalaman pertama. Hal
Maternal and Child Health Journal, 19(4),
ini juga berpengaruh terhadap proses adaptasi
897–907. https://doi.org/10.1007/s10995-
dimana ibu primipara lebih sering mengalami
014-1591-z
depresi postpartum (Kusuma, 2017). Kekhawatiran
Çankaya, S. (2020). The effect of psychosocial risk
ibu dimulai dari sebelum perslainan sampai pasca
factors on postpartum depression in antenatal
melahirkan. Hal-hal yang sering dikhawatirkan oleh
period: A prospective study. Archives of
ibu yaitu nyeri melahirkan, kondisi janin yang
Psychiatric Nursing, 34(3), 176–183.
dilahirkan, keselamatan diri dan bayinya, perawatan
https://doi.org/10.1016/j.apnu.2020.04.007
bayi baru lahir, dan proses menyusui. (Nurfatimah
& Entoh, 2018). Ibu yang baru pertama kali Chabrol, H., & Challahan, S. (2007). Prevention and
melahirkan belum berpengalaman dalam merawat treatment of postnatal depression. Expert
bayi sehingga muncul rasa khawatir, takut dan Rev Neurotherapeutics, 7(5), 557–576.
cemas jika mengalami kesalahan. Ibu primipara Christl, B., Reilly, N., Smith, M., Sims, D.,
akan merasa bingung dalam menjalankan tugasnya Chavasse, F., & Austin, M. P. (2013). The
sebagai ibu, merasa terbebani, dan merasa tidak mental health of mothers of unsettled infants:
memiliki kebebasan dengan kehadiran bayinya (D. Is there value in routine psychosocial
A. Fatmawati, 2015). assessment in this context? Archives of
Wanita yang melahirkan pertama kali Women’s Mental Health, 16(5), 391–399.
menunjukkan rasa sedih, kesal, dan cemas setelah https://doi.org/10.1007/s00737-013-0360-0
melahirkan (Martínez-Galiano et al., 2019). Hal ini Cirik, D. ., Yerebasmaz, N., Kotan, V. ., Solihoglu,
karenakan hormone kortisol meningkat. Hormon ini K. ., Akpinar, F., Yalvac, S., & Kandemir, O.
berpengaruh terhadap suasana hati ibu postpartum (2016). The impact of prenatal psychologic
(Gillespie et al., 2018). Selain perubahan hormon, and obstetric parameters on postpartum
bertambahnya peran dan tanggung jawab depression in late-term pregnancies: A
memerlukan penyesuaian pada masa postpartum. preliminary study. Taiwanese Journal of
Gagalnya proses penyesuaian masa ini akan Obstetrics and Gynecology, 55(3), 374–378.
membuat ibu menjadi stress dan mudah emosi Coburn, S. S., Gonzales, N. A., Luecken, L. J., &
(Dahro, 2012) Crnic, K. A. (2016). Multiple domains of
stress predict postpartum depressive
Simpulan symptoms in low-income Mexican American
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa women: the moderating effect of social
sebagian besar responden mengalami depresi support. Archives of Women’s Mental Health,
postpartum, sebagain besar primipara dan sebagian 19(6), 1009–1018.
https://doi.org/10.1007/s00737-016-0649-x
Dahro, A. (2012). Buku Psikologi Kebidanan:
Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan.
Salemba Medika.
40
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Dinwiddie, K. J., Schillerstrom, T. L., &
and 2012. Morbidity and Mortality Weekly Report,
Schillerstrom, J. E. (2018). Postpartum
66(6), 153–158.
depression in adolescent mothers. Journal of
Kurniasari, D., & Astuti, Y. A. (2015). Hubungan
Psychosomatic Obstetrics and Gynecology, Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi, dan
39(3), 168–175. Dukungan Sosial Suami dengan Postpartum
https://doi.org/10.1080/0167482X.2017.1334 051 Blues pada Ibu dengan Persalinan SC di
Edhborg, M., Nasreen, H. E., & Kabir, Z. N. Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
(2011). Impact of postpartum depressive and Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Holistik, 9(3),
anxiety symptoms on mothers’ emotional tie 115–125.
to their infants 2-3 months postpartum: A Kurniawati, D. (2015). Hubungan antara kondisi
population-based study from rural psikososial ibu pada masa postpartum dan
Bangladesh. Archives of Women’s Mental
kepauasan ibu terhadap pelayanan
Health, 14(4), 307–316.
persalinan dengan ikatan antara ibu dan
https://doi.org/10.1007/s00737-011-0221-7
Fatmawati, A., & Gartika, N. (2019). bayi. Universitas Indonesia.
Hubungan Kusuma, P. D. (2017). Karakteristik Penyebab
Dukungan Psikososial dan Perencanaan Kehamilan Terjadinya Depresi Postpartum Pada
dengan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Primipara dan Multipara. Jurnal
Remaja. Jurnal BIMTAS, 3(2), 44–51. Keperawatan Notokusuma, 1(1), 15–19.
Fatmawati, A., Rachmawati, I. N., & Budiati, T. Lee, H., Park, H., Ha, E., Hong, Y. C., Ha, M.,
(2018). The influence of adolescent Park, H., Kim, B. N., Lee, B., Lee, S. J., Lee,
postpartum women’s psychosocial condition K. Y., Kim, J. H., Jeong, K. S., & Kim, Y. (2016).
on mother infant bonding. Enfermeria Effect of breastfeeding duration on cognitive
Clinica, 28, 203–206. development in infants: 3-year follow-up
https://doi.org/10.1016/S1130- study. Journal of Korean Medical Science,
8621(18)30068-8 31(4), 579–584.
Fatmawati, D. A. (2015). Faktor Risiko Yang https://doi.org/10.3346/jkms.2016.31.4.579
Berpengaruh Terhadap kejadian Post Partum Machmudah. (2010). Pengaruh persalinan
Blues. Jurnal Eduhealth, 5(2). dengankomplikasi terhadap kemungkinan
Fitelson, E., Kim, S., Baker, A. ., & Leight, K. (2010). terjadinya postpartum blues. Universitas
Treatment of postpartum depression: Indonesia.
Clinical, psychological and pharmacological Martin, J. A., Hamilton, B. E., Osterman, M. J. K.,
options. International Journal of Women’s Driscoll, A. K., & Mathews, T. J. (2017).
Health, 3, 1–14. Births: Final data for 2015. National Vital
Gillespie, S. L., Mitchell, A. M., Kowalsky, J. M., Statistics Reports, 66(1), 1–70.
& Christian, L. M. (2018). Maternal parity Martínez-Galiano, J. M., Hernández-Martínez, A.,
and perinatal cortisol adaptation: The role Rodríguez-Almagro, J., Delgado-Rodríguez,
of pregnancy-specific distress and M., & Gómez-Salgado, J. (2019).
implications for postpartum Relationship between parity and the
mood. problems that appear in the postpartum
Psychoneuroendocrinology, 97, 86–93. period. Scientific Reports,
https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2018.07.0 9(1), 1–8.
08 https://doi.org/10.1038/s41598-019-47881-3
Habel, C., Feeley, N., Hayton, B., Bell, L., & Meltzer-Brody, S., Bledsoe-Mansori, S. E.,
Zelkowitz, P. (2015). Causes of women’s Johnson, N., Killian, C., Hamer, R. M.,
postpartum depression symptoms: Men’s and Jackson, C., Wessel, J., & Thorp, J. (2013).
women’s perceptions. Midwifery, 31(7), 728– A prospective study of perinatal depression
734. and trauma history in pregnant minority
Ko, J. Y., Rochkhill, K. M., Tong, V. T., Morrow, adolescent. Am J Obstet Gynecol, 208(3), 1–
B., & Farr, S. L. (2017). Trends in 12.
Postpartum Depressive Symptoms-27 States, https://doi.org/10.1016/j.ajog.2012.12.020.A
2004, 2008, Moynihan, M. (2014). Maternal
Attachment in

41
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 36-41
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
Close Relationships , Mother-Infant Postpartum
Bonding , and Mentalization

42
Megan Moynihan Villanova University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master
of Science in Counseling Education and Counseling Dep. May.
Nes, R. ., Hauge, L. ., Landolt, M. ., Eskedal, L., Roysamb, E., Kornstad, Irgens, & Kristensen,
P. (2014). Adaptation to the Birth of a Child with Congenital Anomaly: A Prospective
Longitudinal Study of Maternal Well-Being and Psychological Distress. Developmental
Psychology, 50(6), 1827–1839.
Ningrum, S. P. (2017). Faktor- Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Post Partum Blues. Jurnal
Ilmiah Psikologi, 4(2), 205–218.
Norliza, J., Siti, K. A. ., Emad, A. ., & Norimah, S. (2018). Depression and coping strategies used by
postnatal mothers during the postpartum period. Malaysian Journal of Psychiatry Ejournal,
11(2).
Nunes, A. P., & Phipps, M. G. (2013). Postpartum depression in adolescent and adult mothers:
Comparing prenatal risk factors and predictive models. Maternal and Child Health Journal,
17(6), 1071–1079.
https://doi.org/10.1007/s10995-012-1089-5 Nurfatimah, & Entoh, C. (2018). Hubungan faktor
demografi dan dukungan sosial dengan depresi pasca salin. Jurnal Profesi Medika, 11(2), 89–99.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324. 004
Putriarsih, R., Budihastuti, U. R., & Murti, B. (2017). Prevalence and Determinants of Postpartum
Depression in Sukoharjo District, Central Java. Journal of Maternal and Child Health,
03(01), 395–408.
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.03.01. 02
Qobadi, M., Collier, C., & Zhang, L. (2016). The effect of stressful life events on postpartum
depression: findings from the 2009–2011 Mississippi pregnancy risk assessment monitoring
system. Maternal and Child Health Journal, 20(1), 164–172.
Rahmandani, A., Karyono, & Dewi, E. K. (2010). Strategi Penanggulangan (Coping) Pada Ibu
Yangmengalami Postpartumblues Di Rumah Sakit Umumdaerah Kota Semarang. Jurnal
Psikologi Undip, 5(1).
Reeder, S. ., Martin, L. ., & Griffin, D. . (2012). Keperawatan maternitas: Kesehatan wanita, bayi dan
keluarga (18th ed.). EGC.
Santy, Setyowati, & Novieastari, E. (2011). Pengalaman remaja perempuan single parent di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung. Universitas Indonesia.
Sylvén, S. M., Thomopoulos, T. P., Kollia, N., Jonsson, M., & Skalkidou, A. (2017). Correlates of
postpartum depression in first time mothers without previous psychiatric contact. European
Psychiatry, 40, 4–12. https://doi.org/10.1016/j.eurpsy.2016.07.003
Tietz, A., Zietlow, A. L., & Reck, C. (2014). Maternal bonding in mothers with postpartum anxiety
disorder: the crucial role of subclinical depressive symptoms and maternal avoidance behaviour.
Archives of Women’s Mental Health, 433–442.
https://doi.org/10.1007/s00737-014-0423-x Tikmani, S. ., Soomro, T., & Tikmani, P. (2016).
Prevalence and determinants of postpartum depression in a tertiary care hospital. Austin J Obstet
Gynecol, 3(2), 1–4.
Young, J., Miller, M. r, & Khan, N. (2010). Screening and managing depression in adolescents.
Adolescent Health, Medicine and Therapeutics, 87–95.
https://doi.org/10.2147/ahmt.s7539
Young, R. (2013). The importance of bonding. International Journal of Childbirth Education, 28(3), 11–
16.
Yusuff, A. S. ., Tang, L., Binns, C. ., & Lee, A. . (2015). Prevalence and risk factors for postnatal
depression in Sabah, Malaysia: A cohort study. Women and Birth, 28(1), 25–29. Zaltzman, A.,
Falcon, B., & Harrison, M. E. (2015). Body Image in Adolescent Pregnancy.
Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology, 28(2), 102–108.
https://doi.org/10.1016/j.jpag.2014.06.003
Zelkowitz, P., Gold, I., Feeley, N., Hayton, B., Carter, C. S., Tulandi, T., Abenhaim, H. A., & Levin, P.
(2014). Psychosocial stress moderates the relationships between oxytocin, perinatal depression,

e-ISSN: 2549-0257 (online) 81


Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
and maternal behavior. Hormones and Behavior, 66(2), 351–360.
https://doi.org/10.1016/j.yhbeh.2014.06.014

82 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Risk Factors of Postpartum Depression at Dr. Moewardi Hospital,
Surakarta
Matilda Bupu Ria1), Uki Retno Budihastuti2), Aris Sudiyanto3)

Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret


1)
2)
Department of Obstetrics and Gynecology, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta
3)
Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Background: Postpartum depression is one of the emotional disturbances that results from failure to
postpartum psychological adaptation process. The global prevalence of postpartum depression is 10-15%.
This study aimed to analyze the risk factors of pregnancy on the incidence of postpartum depression.
Subjects and Method: This was an analytic and observational study with a cross-sectional design. The study
was conducted at Dr. Moewardi hospital, from December 2017 to January 2018. A total sample of 150
postpartum mothers was selected for this study by exhaustive sampling. The dependent variable was
postpartum depression (PPD). The independent variables were maternal age, stress, parity, unwanted
pregnancy, type of labor, family income, family support, and domestic violence. The data were collected by
questionnaire and analyzed by path analysis model.
Results: Postpartum depression was directly and positively affected by psychological stress (b= 2.15; 95%
CI= 1.17 to 3.13; p<0.001), delivery type (b= 1.27; 95% CI= 0.32 to 2.21; p= 0.008), and unwanted
pregnancy (b= 1.57; 95% CI= 0.57 to 2.58; p= 0.002). Postpartum depression was directly but
negatively affected by family income (b= -1.52; 95% CI= -2.51 to -0.54; p= 0.002), parity (b= -1.24; 95%
CI= -2.21 to -0.28; p= 0.011), and family support (b= -1.31; 95% CI= -3.28 to -0.24; p= 0.016). Psychological
stress increased with domestic violence (b= 2.68; 95% CI= 0.64 to 4.73; p= 0.010) and decreased with
maternal age (b= -0.91; 95% CI= -1.68 to -0.13; p= 0.022). Parity increased with maternal age (b= 1.66; 95%
CI= 0.79 to 2.53; p<0.001). Domestic violence decreased with maternal age (b= -1.34; 95% CI= -2.85 to 0.16;
p= 0.081). Conslusion: Psychological stress, delivery type, unwanted pregnancy, family income, parity, and
family support, are direct risk factors for postpartum depression.

Keywords: Postpartum depression, unwanted pregnancy, domestic violence, family support

Correspondence:
Matilda Bupu Ria. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jl. Ir. Sutami No.
36 A, 57126, Surakarta, Jawa Tengah. E-mail: matildabupuria19@gmail.com.
Mobile +6281241254153.

BACKGROUND experienced by postpartum mothers as a


Pregnancy, childbirth, and being a mother, is a result of failure in acceptance of psychologi- cal
physiological process. Most women consider this adaptation processes (Kenwa, Karkarta and Triyani,
process to be a pleasant phase of transition at a new 2015).
stage in its life cycle. But this phase can be an The global prevalence of postpartum
undesirable pro- cess as a result of emotional depression is 10-15%. The prevalence of
disturbance during the post-partum period. One of postpartum depression in Asian countries is high
the emotional disturbances in postpartum wo- men and varies with incidence rates of 26-85%.
is postpartum depression. Postpartum depression is Prevalence of postpartum depress- ion in Indonesia
a disturbance of feelings is 50-70% of postpartum mothers (Taherifard et al.,
2013).

e-ISSN: 2549-0257 (online) 83


Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08

Postpartum depression can interfere with


mother and infant interaction. Postpartum Domestic violence is a maltreatment
depression impairs maternal social function and committed by husbands to their wives during
quality of life. Postpartum depression can also pregnancy, whether physical, psy- chological,
result in short-term and long-term psychological sexual, or economic violence (Janiwarty and Pieter,
disturbances that affect mother, child, husband, or 2013).
other family members. In turn, it can impair mother The type of labor is divided into spontaneous/
and child love relationship, maternal attention in normal labor and Caesarean section. Mothers with
caring, nurturing, and raising children. Therefore, labor complication are at risk of developing
postpartum depression can adversely affect postpartum depression (Oktarina, 2016; Ariyanti et
maternal and child health (Indriasari, 2017). al., 2016).
Depression can be easily recognized. But the Unwanted pregnancy is one that is out of the
mildest form of depression or slow appearance is will of the mother for a cause, whose existence is
often missed by patients and health workers not desired by either party or both (Dewi and
because it is considered normal. Mothers with Sunarsih 2011).
postpartum depress- ion are often difficult to detect Psychological stress is an event that forces a
because they are reluctant to report symptoms of person to make adjustments or adaptations to the
depression to health workers. A major problem in conditions experienced (Mashudi, 2013). Postpartum
the treatment of postpartum depression is delayed depression is a disturbance of feelings experienced
early detection so that the patient does not receive by postpartum mothers as a result of failure in
adequate treatment (Patel et al., 2012). acceptance of the process of psychological
A person's age can affect pregnancy. adaptation (Kenwa et al., 2015).
Pregnant women in the reproductive period have a The purpose of this study was to analyze the
smaller likelihood of having compli- cations than effects of age, family support during pregnancy,
women who are pregnant family income, domestic violence during pregnancy,
type of labor, parity, unwanted pregnancy, and
psycho- logical stress on the incidence of
postpartum depression.
below or above the reproductive age
(Marmi, 2014). SUBJECTS AND METHOD
Family income is the amount of income 1. Study Design
earned by all members of the house and is used to This was an analytic observational study with
meet the needs of the household. Family income cross-sectional design.
may have an effect on the incidence of postpartum 2. Study Population and Sample
depression (Suparyanto, 2014). The study was conducted at Dr. Moewardi
Family support is an emotional bond between Hospital, Surakarta, from December 2017 to
the family and the people around the mother. Forms January 2018. A total sample of 150
of family support are emotional, informational, postpartum mothers day 1-10 was selected
instrumental, and appraisal support (Motzfeldt et for this study by exhaustive sampling.
al., 2013). 3. Study Variables
The dependent variable was postpartum depression.
The independent variables were maternal
age, psychological stress,

84 e-ISSN: 2549-0257 (online)


parity, unwanted pregnancy, delivery type, family
income, domestic violence, and family support. Delivery type was defined as the type of
4. Operational Definition of Variable delivery process of a baby and the placenta,
membranes, and umbilical cord from the uterus. The
Maternal age was defined as the length of
data were taken from the maternal and child
time the study subject life from birth to the
monitoring book. Measurement scale was
time of the study. Data on maternal age was
dichotomous, i.e. 0 for normal labor and 1 for
collected by questionnaire. Measurement scale
Caesarean section.
was continuous, but for the purpose of data
Parity was defined as the number of children
analysis it was transformed into born by study subject. Parity was measured by
dichotomous coded as follows, i.e. 0 for age questionnaire. The measure- ment scale was
<35 years old and 1 for age ≥35 years old. dichotomous, i.e. 0 for primipara and 1 for multipara.
Family income was defined as the amount of Unwanted pregnancy was defined as one that is
income (in Rupiah) earned by all family members out of the will of the mother for a cause, whose
used for the fulfillment of daily needs, derived from existence is not desired by either party or both. The
self-employment, work on others, or other sources. data was collected by questionnaire. The measurement
Data on family income was collected by question- scale was dichotomous, i.e. 0 for wanted preg- nancy
naire. The measurement scale was conti- nuous, but and 1 for unwanted pregnancy.
for the purpose of data analysis it was transformed Psychological stress was defined as a condition
into dichotomous coded as follows, i.e. 0 for low experienced by postpartum mother when there was a
family income <Rp 1,534,985 and 1 for high family discrepancy between the demands received with the
income ≥Rp 1,534,985. ability to overcome it, resulting in psychological
Family support was defined as an emotional pressure. Psychological stress was measured by
bond between the family and the people around the Kessler Psychological Distress Scale. The
mother. Forms of family support are emotional, masurement scale was continuous, but for the purpose
informational, instrumental, and appraisal support. of data analysis it was transformed into dichoto- mous
The data was collected by questionnaire. coded as follows, i.e. 0 for not experiencing
Measurement scale was continuous, but for the psychological stress (score
purpose of data analysis it was transformed into <20) and 1 for experiencing psychological stress
dichotomous coded as follows, i.e. 0 for weak (score ≥20).
family support and 1 for strong family support. Postnatal depression was defined as a
Domestic violence was defined as the psychological adaptation disorder that occurs in
persecution perpetrated by husbands against wives postpartum mothers within seven days to one month
during pregnancy, whether physical, psychological, after delivery. Post- partum depression would result in
sexual, or economic violence. Measurement scale post- partum mothers being unable to care for
was continu- ous, but for the purpose of data themselves and their babies, even to commit suicide.
analysis it was transformed into dichotomous Postpartum depression was measured by Edinburgh
coded as follows, i.e. 0 for not experiencing Postnatal Depression Scale questionnaire. The
domestic violence and 1 for experiencing domestic measurement scale was continuous, but for
violence.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 85


Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08

the purpose of data analysis it was trans- formed


into dichotomous coded as follows, 7. Research Ethics
i.e. 0 for not experiencing postpartum depression The research ethics clereance for this study was
(score <10) and 1 for experien- cing postpartum obtained from the Research Committe at Dr.
depression (score ≥10). Moewardi Hospital. Research ethics included
5. Study Instrument informed consent, anonimity, and confidentiality.
The data were collected by questionnaire
and maternal and child health monitoring book. RESULTS
6. Data Analysis 1. Study subject characteristics
The data were analyzed using univariate, bivariate Table 1 showed that 111 mothers (74.0%) aged
by Chi Square test, and multi- variate path analysis. <35 years. As many as 78 mothers (52.0%) were
multiparous. As many as 122 mothers (81.3%)
Tabel 1. Study subject characteristics were in the puerperium (the first to the second
day).
Characteristics n %
Maternal age
< 35 years 111 74.0
≥ 35 years 39 26.0
Parity
< 2 (primiparous) 72 48.0
≥ 2 orang (multiparous) 78 52.0
Puerperium day
Day 1 - 2 (taking in phase) 122 81.3
Day 3 - 10 (letting go phase) 28 18.7
Maternal education
< Senior high school 68 45.3
≥ Senior high school 82 54.7
Maternal employment
Working at home 89 59.3
Working outside the house 61 40.7
Maternal religion
Muslim 150 100.0
Non-muslim 0 0
Family income
< minimum regional wage 99 66.0
≥ minimum regional wage 51 34.0

Table 2 showed that most of the study 78 (52.0%). As many as 89 (59.3%)


subjects had high education level ≥senior high mothers wanted their pregnancy, 90 (60%) mothers
school (54.7%), 89 mothers (59.3%) working at had psychological stress, 128 (85.3%) mothers did
home, and family income not experience domes- tic violence, mothers labor
<minimum regional wage (66.0%). All of the with compli- cation 84 (56.0%), and 103 (68.7%)
mothers were Muslim (100%). Half of the study mothers received strong family support during
subjects did not experience post- partum depression pregnancy.
(52%) and multiparous

86 e-ISSN: 2549-0257 (online)


2. Univariate analysis
Tabel 2. Univariate analysis of study subjects
Variable Category Frequency Percentage (%)
Maternal age < 35 years 111 74.0
≥ 35 years 39 26.0
Family income <Minimum regional wage 99 66.0
≥Minimum regional wage 51 34.0
Family support Weak 47 31.3
Strong 103 68.7
Not experiencing domestic
Domestic violence violence 128 85.3
Experiencing violence 22 14.7
Delivery type Normal 66 44.0
Sectio caesarea 84 56.0
Parity Primipara 72 48.0
Multipara 78 52.0
Unwanted Pregnancy No 89 59.3
Yes 61 40.7
Psychological stress Low 60 40.0
High 90 60.0
Postpartum depression No 72 48.0
Yes 78 52.0

2. Bivariate analysis variable on the dependent variable using Chi-


Table 3 showed the results of bivariate analysis Square test.
on the effect of each independent
Tabel 3. Bivariate analysis on the effect of each independent variable during pregnancy on
postpartum depression
Postpartum depression 95% CI
Variable Category No Yes OR Lower Upper p
n % n % limit limit
Maternal age <35 years 52 46.8 59 53.2 0.44 0.21 0.95 0.033
≥35 years 26 66.7 13 33.3
Family <minimum 42 42.4 57 57.6 0.31 0.15 0.63 0.001
income regional wage
≥minimum 36 70.6 15 29.4
regional wage
Family Weak 14 29.8 33 70.2 0.26 0.12 0.54 <0.001
support Strong 64 62.1 39 37.9
Domestic No 77 60.2 51 39.8 31.71 4.14 243.12 <0.001
violence Yes 1 4.5 21 95.5
Delivery type Normal labor 46 69.7 20 30.3 3.74 1.88 7.42 <0.001
With 32 38.1 52 61.9
complication
Parity Primipara 30 41.7 42 58.3 0.45 0.23 0.86 0.015
Multipara 48 61.5 30 38.5
Unwanted Yes 61 68.5 28 31.5 5.64 2.76 11.54 <0.001
Pregnancy Yes 17 27.9 44 72.1
Psychological Low 50 83.3 10 16.7 11.07 4.91 24.95 <0.001
stress High 28 31.1 62 68.9

The result of bivariate analysis showed that support, and parity. Postpartum depression increased
postpartum depression decreased with maternal with domestic violence, delivery
age, family income, family

e-ISSN: 2549-0257 (online) 87


Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08

type, unwanted pregnancy, and psycho- logical


stress. analysis using the Stata 13 program. Statictics of
2. Multivariate Analysis path analysis can be seen in Table 4.
Figure 1 showed the goodness of fit of the model
after respecification on the path

Figure 1. Fit model and parameter estimation of path analysis

Table 4. Path analysis on the effect of risk factors during pregnancy in postpartum depression
95% CI
Independent
DependentVariable
Variable b Lowe Upper p
limit limit
Direct effect
Postpartum depression  Psychological stress 2.15 1.17 3.13 <0.001
Postpartum depression  Family income -1.52 -2.51 -0.54 0.002
Postpartum depression  Parity -1.24 -2.21 -0.28 0.011
Postpartum depression  Delivery type 1.27 0.32 2.21 0.008
Postpartum depression  Family support -1.31 -2.38 -0.24 0.016
Postpartum depression  Unwanted pregnancy 1.57 0.57 2.58 0.002
Indirect effect
Psychological stress  Maternal age -0.91 -1.68 -0.13 0.022
Psychological stress  Domestic violence 2.68 0.64 4.73 0.010
Parity  Maternal age 1.66 0.79 2.53 <0.001
Domestic violence  Maternal age -1.34 -2.85 0.16 0.081

Postpartum depression increased and delivery type (b= 1.27; 95% CI= 0.32 to
with psychological stress (b= 2.15; 95% CI=1.17 to 2.21; p= 0.008).
3.13; p<0.001), unwanted pregnancy (b= 1.57; Postpartum depression decreased
95% CI= 0.57 to 2.58; p= 0.002), with maternal age (b= -0.91; 95% CI= -1.68 to -
0.13; p= 0.022), parity (b= -1.24; 95%

88 e-ISSN: 2549-0257 (online)


CI= -2.21 to -0.28; p= 0.011), higher family
income (b= -1.52; 95% CI= -2.51 to -0.54; aged 21-35 years had the risk of postpartum
p= 0.002), and stronger family support (b= depression.
-1.31; 95% CI= -3.28 to -0.24; p= 0.016). 2. The effect of family income on postpartum
Psychological stress increased with domestic depression
violence (b= 2.68; CI 95%= 0.64 This study indicated that postpartum
hingga 4.73; p= 0.010). Parity increased depression was directly and negatively affected
with maternal age (b= 1.66; 95% CI= 0.79 to by family income. Mothers with higher family
2.53; p<0.001). Domestic violence decreased with income are less likely to have depression
maternal age (b= -1.34; 95% CI= -2.85 to 0.16; p= postpartum. Family income is a crucial thing that
0.081). can affect a person's health. The higher family
income, the better health condition.
DISCUSSION Likewise, family income affects the health
1. The effect of maternal age on post- partum of postpartum mothers. Postpartum mothers with
high family income are more able to meet their
depression
needs. Conversely, post- partum mothers with
The results of path analysis in this study
low family income have difficulty meeting their
showed the relationship between maternal age
daily needs, which in turn impact on postpartum
and postpartum depression through parity. The
depression.
effect is positive and statistically significant.
This study supported Dewi and Sunarsih
The higher maternal age, the higher the
(2011) that the financial factors affect the health
parity. The higher the parity, the lower the
of pregnant women. Pregnant women with low
postpartum depression, because multi- parous
incomes are prone to illness, stress, and
mothers have more experience in taking care of
postpartum depression.
children than primiparous mothers. In addition,
mothers aged ≥35 years have a better coping 3. The effect of family support on
mechanism to manage psychological stress so as postpartum depression
to reduce psychological stress. This study showed that postpartum
This study showed that postpartum depression was affected by family support.
depression was affected by maternal age and Mothers who received strong family support
psychological stress. Mothers aged ≥35 years were less likely to experience post- partum
were less likely to experience domes- tic depression than women who received weak
violence, because young mothers are unable to family support.
make good decision, so that the husbands In this study, most mothers under study
dominate the family. If domestic violence is received strong family support. Most mothers
persistent without treatment, the mother will were less likely to experience postpartum
experience postpartum depression. depression because they got motivation from the
This finding is consistent with Kusuma family so that they felt calm and comfortable.
(2017) which reported that primi- parous mother Support is the most powerful and consistent
had a higher risk of post- partum depression than personal predictor of personal adjustment. The
multiparous mother. A total of 47.1% study family is the primary source of support for
subjects postpartum women’s health (Reid and Taylor,
2015).

e-ISSN: 2549-0257 (online) 89


Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08

4. The effect of domestic violence on


mothers tend to assume that Caesarean delivery is a
postpartum depression
source of fear, stress, and trauma that can cause
This study indicated that postpartum
postpartum depression.
depression was indirectly affected by domestic
6. The effect of parity on postpartum
violence through psychological stress. Mothers
who experienced domestic violence were more depression
likely to experience postpartum depression The study showed that postpartum depress- ion was
than those who did not experience domestic affected by parity. Multiparous mothers were less
violence. likely to experience postpartum depression than
Mothers who experience domestic primiparous mother. This finding is consistent with
violence during pregnancy will experience Ibrahim et al. (2012), which reported that
physical and psychological stress. If left primiparous mothers experience higher postpartum
untreated until delivery time, they may depression than multiparous mothers. It is because
experience postpartum depression. multiparous mothers have experienced previous
Domestic violence occurs about 7- labor that reduces postpartum depression. On the
11% of pregnant women. Its effect on pregnant other hand, labor event and being a mother with an
women can be either direct or indirect. Direct infant caring role are new to primiparous mothers
forms of domestic violence include trauma and (Rusli et al., 2011). According to Dira and Wahyuni
physical injury to the mother and baby, for (2016), approximately 50-60% of mothers expe-
example, placental abruption, bone fracture, rience postpartum depression when they have their
uterine rupture, and bleeding. Indirect forms of first child.
domestic violence are emotional reaction, 7. The effect of unwanted pregnancy on
anxiety, depression, and susceptibility to postpartum depression
disease. Domestic violence can be a stressor This study showed that postpartum depression was
either before or after childbirth, which may affected by unwanted preg- nancy. Mothers who
lead to postpartum depression (Dewi and underwent unwanted pregnancy were more likely to
Sunarsih, 2011). experience postpartum depression. Mother will
become more indifferent to her pregnancy if it is not
5. The effect of delivery type on expected, which can increase the risk of postpartum
postpartum depression depression (Alligood, 2013).
This study showed that postpartum 8. The effect of psychological stress on
depression was directly and positively affected postpartum depression
by delivery type. Mothers with labor Postpartum depression was positively affected by
complications were more likely to develop psychological stress during pregnancy. Pregnant
postpartum depression than those with normal mothers with psycho- logical stress were more likely
delivery. to experience postpartum depression. The
Mothers at risk of complicated preg- psychological stress causes mothers to become
nancy are encouraged to give Caesarian incapable of adjusting her new role as a mother,
delivery. But Caesarean delivery heals longer which if left untreated can lead to post partum
than normal delivery, which can delay depresion
maternal recovery to daily activity and in turn Herlina (2014) found that psycho- logical stress
increase the likelihood of stress and during pregnancy arouse due to family problem,
postpartum depression. such as changes in the living environment, family
This finding is consistent with income hard- ship, and excessive workload.
Mathisen et al. (2013), which put that Excessive stress condition increases production of
stress hormone, increases anxiety, reduces the
coping mechanism, and increases postpartum
depression (Fairus et al., 2014).
90 e-ISSN: 2549-0257 (online)
This study concludes that the risk of Andalans, 5(1): 129–134.
postpartum depression is affected by maternal age, Ibrahim F et al. (2012). Faktor-Faktor yang
parity, psychological stress, type of labor, unwanted Berhubungan Dengan Depresi Post- partum
pregnancy, family income, domestic violence, and di RSIA Pertiwi Makassar Tahun 2012, (82).
family support. Janiwarty B, Pieter HZ (2013) Pendidikan
Psikologi untuk Bidan- Suatu Teori dan
Terapannya. Yogyakarta: Andy Offset.
REFERENCE
Kenwa P, Karkarta MK, Triyani IGA (2015).
Alligood MR (2013). Nursing Theory Utili- zation
Pengaruh Pemberian Konseling Ter- hadap
and Application, Journal of Chemical
Depresi Post Partum di Pus- kesmas II dan
Information and Modeling. doi:
IV Denpasar Selatan, COPING Ners Journal,
10.1017/CBO9781107415324.004.
3(2).
Ariyanti R, Nurdiati DS, Astuti DA (2016).
Kusuma PD (2017). Karakteristik Penyebab
Pengaruh Jenis Persalinan Terhadap Risiko
Terjadinya Depresi Postpartum pada
Depresi Postpatum, Jurnal Kesehatan
Primipara dan Multipara, Jurnal
‘Samodra Ilmu’, 7(2): 98–105.
Keperawatan Notokusumo, 5(1): 36–45.
Dewi VNL, Sunarsih T (2011) Asuhan Keha- milan
Marmi (2014) Asuhan Kebidanan pada masa
untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Antenatal. Yogyakarta: Celeban Timur UH.
Dira IKPA, Wahyuni AAS (2016). Preva- lensi dan
Mashudi F (2013). Psikologi Konseling: Buku
Faktor Risiko Depresi Post- partum di Kota
Panduan Lengkap dan Praktis Menerapkan
Denpasar Mengguna- kan Edinburgh
Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRCiSoD
Postnatal Depression Scale’, E-jurnal
Patel M, Bailey RK, Jabeen S, Ali S, Barker NC,
medika, 5(7): 5–9.
Osiezagha K (2012). Postpartum Depression:
Fairus M, et al. (2014). Hubungan Dukung- an
A Review, Journal of Health Care for the
Suami Dengan Kejadian Depresi Postpartum
Poor and Under- served, 23: 534–542.
Pada Ibu Nifas, Jurnal Kesehatan Metro Sai
Mathisen SE, et al. (2013). Prevalence and Risk
Wawai, 7(1): 11–18.
Factors for Postpartum De- pressive
Herlina YN (2014). Hubungan Stresor Psi- kososial Symptoms in Argentina: A Cross- Sectional
pada Kehamilan dengan Partus Prematurus, Study, International Journal of Women’s
Jurnal Kesehatan Health, 5: 787–793.
Motzfeldt I, et al. (2013). Prevalence of Postpartum
Depression in Nuuk, Greenland Á a Cross-
Sectional Study Using Edinburgh Postnatal
Depress- ion Scale, Int J Circumpolar Health,
1: 1–6.
Oktarina MM (2016). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Potpartum

e-ISSN: 2549-0257 (online) 91


Journal of Blues di Rumah
Maternal Sakit
and Child Muhammadi-
Health (2018), 3(1):yah Palembang, Jurnal MUSWIL
81-90
IPEMI Jateng, 114–120.
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Reid KM, Taylor MG (2015). Social Sup- port, Stress, and Maternal
Postpar- tum Depression: A Comparison of Supportive
Relationships, Social Science Research. Elsevier Inc., 54: 246–
262. doi: 10.1016/j.ssresearch.-2015.08.009.
Rusli RA, Meiyuntariningsih T, Warni WE (2011). Perbedaan Depresi
Pasca Me- lahirkan pada Ibu Primipara Ditinjau dari Usia Ibu
Hamil, Jurnal INSAN, 13(1): 21–31.
Suparyanto (2014) Konsep Pendapata Keluarga. [Online]
Tersedia: http//- dr-supryanto.blogspot.com/2014/03/
Dasarkonsep-dasar-pendapatan- keluarga.httml. Diakses 21
Agustus 2017.
Taherifard P, et al. (2013). Socioeconomic, Psychiatric and Materiality
Determi- nants and Risk of Postpartum De- pression in Border
City of Ilam, Western Iran, Journal of Hindawi Publishing
Corporation. doi: 10.1155/- 2013/653471.
Indriasari S (2017). Tingkat Depresi Pada Ibu Postpartum di
Puskesmas Moro- krembangan Surabaya, Jurnal Dunia
Keprawatan, 5: 43–49.
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL
https://doi.org/10.1080/07399332.2021.1963730

RESEARCH ARTICLE

Subthreshold psychiatric symptoms as potential


predictors of postpartum depression
Amelia Rizzoa, Antonio Brunob, Giovanna Torreb, Carmela Mentob ,
Gianluca Pandolfob, Clemente Cedrob, Antonio Simone Laganàc , Roberta
Granesed , Rocco Antonio Zoccalib and Maria Rosaria Anna Muscatellob
a
Psychiatry Unit, Hospital University of Messina, Messina, Italy; bDepartment of Biomedical and Dental
Sciences and Morphofunctional Imaging, University of Messina, Messina, Italy; cDepartment of
Obstetrics and Gynecology, “Filippo Del Ponte” Hospital, University of Insubria, Varese, Italy;
d
Obstetrics and Gynecology Unit, Department of Human Pathology of Adult and Childhood “G.
Barresi“, University Hospital “G. Martino“, Messina, Italy

ABSTRACT ARTICLE HISTORY


The authors’ purpose in the present study is to examine the Received 5 February
role of subthreshold mental disorders as predictors of 2021
Postpartum Depression (PPD). 110 pregnancy women were Accepted 30 July 2021
evaluated as follow: the General 5-Spectrum Measure at 26
weeks of gestation; the Edinburgh Postnatal Depression
Scale at 3/6 months after delivery. Only 4.5% of the sample
devel- oped PPD at 3/6 months after delivery.
Agoraphobia/panic, depressed mood, social anxiety and
eating problems relate positively to PPD at 3/6 months.
Early identification of symp- toms that could indicate the
development of future mood problems in the mother is of
crucial importance for mental health and prevention.

Postpartum depression (PPD) is a considerable psychopathological condi- tion that


affects many women and their families, causing an important susceptibility to
psychiatric disorders (Vesga-López et al., 2008). The Diagnostic and Statistical
Manual for Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), identifies PPD as a subtype
of major depressive disorder (MDD), and assigns a “with postpartum onset”
specifier to episodes of depression that occurs with the onset of pregnancy or within
four weeks after delivery (American Psychiatric Association, 2013). Mothers
affected by PPD suffer from fluctuating mood, sleep disorders, disorganized
behavior, irritability, agitation, alterations in appetite, severe concerns about the
child, difficulty in concentration, emotional lability, apathy, and suicidal and death
thoughts and plans (Aswathi et al., 2015; Monzon et al., 2014; Norhayati et al.,
2015). According to DSM-5, 3-6% women meet the criteria for a major depressive
episode in the weeks or months after the delivery.

CONTACT Antonio Bruno antonio.bruno@unime.it Department of Biomedical and Dental Sciences and
Morphofunctional Imaging, University of Messina, Via Consolare Valeria 1 – Contesse, Messina, 98125, Italy.
© 2021 Taylor & Francis Group, LLC
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Hahn-Holbrook and colleagues in a recent review (2017) including 291 studies,
reported a global prevalence of 17.7%; the incidence ranged from
3.4 to 34% (Abdollahi et al., 2016; Lara et al., 2015).
PPD influences many aspects of a woman’s life, also affecting relation- ships
with the partner and with the newborn, and ultimately leading to possible
disturbances in child’s development (Glasser et al., 2000; Martins & Gaffan,
2000; Robertson et al., 2004). When PPD is underestimated and, consequently,
affected mothers are not adequately treated (Pearlstein et al., 2009), a substantial
impact on wellbeing of both mothers and new- borns (Soe et al., 2016), and also
negative repercussions on family (Letourneau et al., 2012) may occur. It has
been observed that mothers with PPD tend to reduce or interrupt breastfeeding, and
that they don’t establish an adequate, or "good enough", mother-infant bonding
(Pope & Mazmanian, 2016). Children precociously exposed to maternal depression
may experience long-lasting negative effects such as impaired emotional, social, and
cognitive (attention, verbal abilities) development, disruptions of stress response
systems and arousal, insecure attachment and behavioral problems, and increased
vulnerability to depressive disorders in adolescence and adulthood (Murray, 2009).
Furthermore, PPD leads to an increased risk for infanticide, urgently requesting
preventive measures. (Lindahl et al., 2005).
The specific etiology of PPD is still unknown, but it seems to be mul-
tifactorial, since both psychosocial stressors (Beck, 2001), and biological
factors (Brummelte & Galea, 2016) are involved. Considerable literature on PPD
has been focused on psychosocial predictors. Robertson and his group (2004)
identified strong, moderate and small predictors of PDD. Strong predictors include a
history of depression, the presence of anxiety, depression and stressful life events
during pregnancy, and poor social support in the early puerperium; among moderate
predictors, the Authors identify conflictual matrimonial relationships, and
neuroticism as a pre- disposing personality trait; finally, small predictors involve
obstetric factors (preeclampsia, hyperemesis, premature labor or delivery, cesarean
section, copious bleeding intrapartum), and socioeconomic status (low education,
unemployment, and low income). A recent study highlights a 15 to 21% recurrence
risk of affective disorders in women who had a negative history for psychiatric
disorders but had a diagnosis of PPD after the first delivery (Rasmussen et al., 2017).
Recently, also the experience and expression of anger have been evaluated as a
potential vulnerability factor: holding in or suppressing angry feelings has been
found as a determinant factor for the onset of PPD (Bruno et al., 2017). In the
last years, there has been a great interest for subthreshold psy- chopathology, as
it seems to be responsible for decreased quality of life, work impairment,
psychological distress, and lower functioning (Sherbourne et al., 1994). Patients
suffering from subthreshold or subsyndromal disor- ders have psychiatric symptoms
that, for severity, frequency, and duration, remain under the diagnostic threshold for
a formal psychiatric disorder (Helmchen & Linden, 2000). Subthreshold psychiatric
disorders are not severe enough to warrant a diagnosis according to the DSM-5;
they can have atypical and attenuated features, or intense but brief symptomatology.
Although such symptoms do not fulfill the required diagnostic criteria for the
definition of clinical thresholds, they can produce a high degree of subjective
suffering, often persisting through the lifespan, and resulting in significant negative
health outcomes (Helmchen, 2001). Subclinical symp- toms are very common in
both children and adults, with an incidence up to 4 times more common than the
corresponding diagnosable disorders (Wittchen et al., 1998). One of the most
successful theoretical and clinical frameworks for a wide comprehension of
subthreshold symptoms is the spectrum approach, useful to identify, within a
dimensional evaluation, the subclinical features of a diagnosable disorder for
improving its recog- nition and early treatment, leading to better health outcomes
(Cassano et al., 2002). However, still little is known about the role of subthreshold
symptoms in the development of PPD.
In the light of our growing understanding of the clinical significance of
subclinical symptoms, the purpose of the present study is to examine the role
of atypical and subthreshold manifestations of mental disorders as early
predictors of PPD, and to identify which classes are possibly associated with a
depressive condition at 3 and 6 months from delivery.

Methods
Study design and procedure
Participants in this prospective study were recruited through the conve- nience
sampling method, as described in a previous study (Bruno et al., 2017). Pregnant
women, referred to the Obstetric Unit of the University Hospital of Messina, were
consecutively recruited since their third trimester of pregnancy (≥ 26 weeks of
gestation). Inclusion criteria were fluency in Italian language, spontaneous birth of a
singleton full-term healthy infant, and uncomplicated pregnancy and delivery,
absence of past and actual major psychiatric disorder, organic brain disorder,
history of substance and alcohol abuse, and mental retardation. All participants
were screened for mental disorders by four expert psychiatrists using a non-
structured psychiatric interview.
All research participants provided written informed consent after a full explanation
of the study design. The study design is following the Helsinki
Declaration and was approved by the Institutional Review Board (IRB) of the
University Hospital in which it was carried out. The study involved three visits:
initial (third trimester of pregnancy), 3rd and 6th months postpartum. During the
first visit, psychiatric interview, sociodemographic and clinical data collection was
carried out; furthermore, all participants completed a self-administered
questionnaire on subthreshold symptoms. In the postpartum period, women
completed the screening for postpartum depressive symptoms (postnatal depression
approximately 3 months and 6 months following delivery).
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08

Measures
All the patients underwent the following tests:

• The General 5-Spectrum Measure (GSM-V) is a structured interview


for the rapid assessment of the full spectrum of symptomatology related to
panic-agoraphobia, mood, social phobia, obsessive-com- pulsive and eating
disorders. The instrument consists of 54 items coded as present or absent
for one or more periods of at least 3-5 days through the individual’s
lifetime and collapsed into six domains. Each item is scored as "0" (NO),
"1" (YES). The final score include sub-section totals for each domain: (1)
panic-agoraphobia - sum of items 1-9; (2) mood depressed - sum of items
10-18; (3) mood manic- sum of items 19-23; (4) social anxiety - sum of items 24-
34; (5) obsessive-compulsive - sum of items 35-43; (6) eating behavior - sum of
items 44-54. Total score (sum of domains scores) range from 0 to54. The threshold
for total score for any of the instruments is not determined at this time (Rucci et al.,
2003).
• Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) is a 10 item-measure aimed at
detecting patients at risk for perinatal depression. Each item is scored on a
4-point scale (from 0 to 3), with a total score ranging from 0 to 30. The
scale investigates maternal emotions and thoughts and it includes items
related to depression, guilt, anhedonia, anxiety, and suicidal ideation.
According to Cox et al. (1987), a cutoff score
≥ 10 was used to detect depressive symptoms.

Statistical analysis
Descriptive statistics were used to summarize demographic factors. Continuous data
were expressed as mean ± standard deviation (S.D.); non-continuous data were
expressed as frequency and percentages.

Correlational analysis (Pearson correlation) was performed to evaluate the


association between pregnancy subthreshold symptoms and mood state after
childbirth. A p-value < .05 was considered statistically significant, and
statistical analyses were performed with Statistical Package for the Social
Sciences – SPSS 17.0 software (SPSS Inc, Chicago, IL, USA).

Results
Out of 189 eligible and/or screened cases, 56 were excluded because they refused to
participate, and 23 restituted incomplete questionnaires. The final sample consisted
of 110 women. Table 1 shows the sociodemographic features of the sample. Women
were aged from 18 to 46 years (mean age
= 32.4 ± 5.5 years), had an educational level ≥ 13 years (35.5%), the majority lived
in an urban area (76.4%), were employed (60.9%) at the time of examination, and
were married (74.5%).
Table 2 shows the descriptive statistics related to the evaluation of subthreshold
symptoms, measured at the third trimester of pregnancy, in mean scores, SD, and the
number of positive cases. Since there are no established GSM-5 cutoffs, the sum
of the items checked as yes = 1 for each section was calculated, with the
positivity criterion established when the sum for the section was more than half of
the items for that section. The results showed that the prevalent symptoms of the
spectrum were attributable to the manic mood, with a presence of cases that
saturated more than half the sum of the items for the section equal to 81 (73%).
Regarding PPD, 5 participants (4.5%) exhibited a total score > 10 on

Table 1. Sociodemographic characteristics.


mean SD
age (years) 32.4 5.5
Educational level N %
8 years 27 24.5
13 years 44 40.0
>13 years 39 35.5
Residency
Sub-urban 26 23.6
Urban 84 76.4
Professional status
Student 2 1.8
Housewife 34 30.9
Employed 67 60.9
Jobless 7 6.4
marital status
Single 26 23.6
married 82 74.5
Divorced 2 1.9

Table 2. Descriptives of subthreshold symptoms and PPD.


General 5-Spectrum measure mean SD at-risk %
GSm5 panic-agoraphobia 2,63 2,193 18 16,4
GSm5 mood depressed 2,43 2,568 24 21,8
GSm5 mood manic 3,75 1,480 81 73,6
GSm5 social anxiety 2,59 2,035 17 15,5
GSm5 obsessive-compulsive 2,41 2,224 10 9,1
GSm5 eating behavior 2,94 2,946 19 17,3
Edinburgh Postnatal mean SD Positive cases %
Depression Scale
3rd month 2,43 3,41 5 4.5
6th month 2,25 3,42 5 4.5

Table 3. Correlations between subthreshold symptoms during pregnancy and postnatal


depression.
EPDS 3rd month EPDS 6th month
GSm5 panic-agoraphobia ,352** ,368**
GSm5 mood depressed ,306** ,301*
GSm5 mood manic ,053 ,016
GSm5 social anxiety ,285* ,196
GSm5 obsessive-compulsive ,158 ,120
GSm5 eating behavior ,346** ,282*
legend: * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed); ** Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).

EPDS, a cutoff score indicative of PPD symptoms at three and six months after
delivery.
Finally, Pearson’s correlations were performed to understand the rela-
Journal of Maternal
tionships and symptoms
between Child Healthpresent
(2018), 3(1):
at the81-90
third trimester of pregnancy and
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
the development of postpartum depression at 3 and 6 months after birth (see
Table 3). Significant correlations between subthreshold symptoms and depression
emerged at 3 months: specifically, panic-agoraphobia, depressed mood, social
anxiety, and eating disorders were positively cor- related to PPD at 3 months from
delivery. At 6 months, subthreshold symp- toms designed different trends:
correlations with subclinical symptoms of panic-agoraphobia remains confirmed (p
< 0.01), whereas correlations with depressed mood and eating disorders became
slightly attenuated (p < 0.05). The significant association between social anxiety
and PPD was not con- firmed at 6 months after delivery.

Discussion
The present longitudinal study attempted to examine the role of atypical and
subthreshold manifestations of mental disorders as predictors of Postpartum
Depression (PPD). We aimed to verify if several subthreshold symptoms
observed during pregnancy could be associated with depressive symptomatology
at three and six months after delivery. In our sample, we observed that only
about 4% of women developed a PPD. As previously
stated (Bruno et al., 2017), these rates are much lower than those reported in the
literature (Abdollahi et al., 2016; Lara et al., 2015). Such rates may be ascribed
to substantial differences in recruitment methods since we chose to exclude those
patients with a history of psychiatric disorders, pregnancy- and delivery-related
complications, abnormal birth, and unhealthy infants. We found that manic mood
during pregnancy was the prevalent spec- trum of subthreshold symptoms.
However, this section does not seem to correlate with the development of a
depressive syndrome after childbirth. This evidence is difficult to compare with
the existing literature. Manic mood, disentangled from euphoria and normal
happiness, has been mea- sured by scholars only after delivery, at the time of
puerperium, and considered a symptom of a bipolar disorder (Heron et al.,
2005). The presence of subclinical manic mood can be physiological at the time of
pregnancy, given the feelings of excitement and euphoria which can also be
ascribed to fluctuations and changes in hormonal balance, with reper- cussions
on mood. From a psychological point of view, many authors have hypothesized
that the "imagined child" assembled by the mother’s mind during pregnancy
is accompanied by positive feelings. Baby representation is romanticized and
idealized and only after birth begins to change, by integrating the more concrete
aspects of the real child and creating the new mother-child relationship
(Rosanowski, 2019).
In general, our results showed that several classes of subthreshold symp- toms
of psychiatric disorders assessed during pregnancy may represent a risk
condition for the development of PPD in a population of healthy women with
no evidence of past and current psychiatric disorders.
So far, to our knowledge, it has not yet been established which class or group of
subthreshold symptoms may constitute vulnerability factors for PPD. Postpartum
depression is usually diagnosed following the DSM-5 criteria, which is the most
widely used manual for psychiatric syndromes worldwide. In DSM-5 the diagnosis
of depression during the postpartum period still employs the onset specifier
format, namely “with peripartum onset”, which is defined as the most recent
episode occurring during preg- nancy as well as in the four weeks following
delivery. It is disappointing that the period following delivery has not been
extended to symptoms that may occur, as it often happens, during the first year,
However, this diag- nostic system identifies the pathology when the symptoms are
overt. The attention to subthreshold symptomatology spectrum, which, as said,
does not meet the full criteria for a disorder, may constitute a potential predic- tive
factor for psychopathology development. Our findings suggest that these
symptoms may be considered as early signals that require clinical reevaluation.

In our sample, we observed that, of the entire pool of symptoms, only some
dimensions of the spectrum - including panic-agoraphobia, depressed mood, social
anxiety, and eating problems - were positively related to post-natal depression, with
several differences related to the time of assess- ment. At three months after
delivery, positive correlations among pan- ic-agoraphobia, depression, social
anxiety, and eating symptoms, and the full post-natal depressive syndrome were
found. These results are partially congruent with the existing literature since only the
association between symptoms of panic, agoraphobia, depression and post-natal
depression has previously been documented (O’Hara & Gorman, 2004; Vliegen et
al., 2014). Furthermore, additional associations among PPD and subthreshold social
anxiety and eating symptoms were found, and these results deserve further
discussion.
Regarding social anxiety, it has been shown that diagnosable generalized
social anxiety disorder is influenced by female reproductive hormones, and that in
a subgroup of women affected by social anxiety, symptoms usually tend to decrease
during pregnancy, with postpartum symptom severity returning to the same levels
as before pregnancy (van Veen et al., 2009). Another hypothesis could be that
social anxiety as a spectrum may include feelings of uncertainty, inadequacy,
concern to be judged negatively often observed in the postpartum period, as
related to the new maternal role. However, beyond this clinical observation, no
further studies have been conducted on social anxiety in the perinatal period; in
our sample, subthreshold symptoms of social anxiety during pregnancy were
correlated with subsequent PPD, but only at 3 months evaluation after delivery,
whereas at 6 months tended to disappear, suggesting that several protective factors
(i.e. increased experience or perceived social support) may intervene. As regards
eating disorders, they seem to be more commonly associated with the perinatal
period, since it has been estimated that 5.3% of pre- partum and 12.8% of
postpartum mothers suffer from clinical eating disorders (Pettersson et al., 2016).
Disordered eating behavior during and after pregnancy and the puerperium, along
with the impact of weight gain in pregnancy on body image and on the
psychological health of women may be more common than previously thought, as
several studies have demonstrated (Mento et al., 2017; Settineri et al., 2015).
Probably these concerns could elude the assessment performed with scales
calibrated on the Eating Disorders as conceptualized in the DSM-5. Yet, even if
sub- threshold, these symptoms represent a source of discomfort even though
minimal, affecting women especially in the early postpartum. The idea of a
sudden recovery of the physical form could be the cause of dissonance
concerning what happens: weight loss after pregnancy is slow and gradual, but to
this many women are unprepared. Eating symptoms, although slightly attenuated,
resulted still related to PPD at six months assessment.
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08

Several limitations of this study should be considered. First, the sample size is
relatively small, and recruited subjects were from a restricted area, thus limiting
results generalizability. Therefore, findings obtained should be replicated in a
larger and more representative sample. Second, the evaluation of subthreshold
symptoms was assessed by a self-report psy- chometric instrument; it cannot be
excluded that social desirability or a defensive response style, filtered by
subjective rated perceptions, and self-serving biases on positive personal traits
may have influenced the reliability of the self-report questionnaires. Finally,
inclusion criteria have led to the selection of a healthy population; this could
explain the low rates of PPD, along with the relatively low rates of subthreshold
symptoms, found in our sample; further studies in populations at-risk for PPD
may add new on the potential predictive role of subclinical symptoms for the
development of PPD.
However, reversing this perspective, this can also be considered a the- oretical
strength of the study. Results are relevant observations about the incidence of
postpartum depression among women who appear healthy during pregnancy, and
among women with a negative history of psychiatric disorders. While it is
consolidated that women with already diagnosed traits of anxiety or depressive
temperament are more likely to develop depression after the childbirth event, the
role of subthreshold symptoms constitutes a novelty that deserves future studies
and further comparisons between different clinical and control groups. Finally,
although many authors have demonstrated a perinatal depressive syndrome even
in fathers (Bruno et al., 2020; Mento et al., 2020), there are no studies on
subthresh- old symptoms among men.
In conclusion, our study highlights the underestimated role of sub- threshold
symptoms as early signs during pregnancy and their relationship with PPD
development. Findings in particular suggest that subthreshold panic-agoraphobia,
social anxiety, and eating-related problems, can be considered as antenatal
vulnerability factors for PPD onset in healthy women with no risk factors for
PPD. This evidence suggests that the longstanding and necessary focus on post-
natal depression, although maybe not sufficient, should be expanded to include a
more comprehensive assess- ment of emotional experiences during pregnancy
and postpartum. Therefore, already during pregnancy, the detection of mood-
related problems by specific psychological evaluations of negative emotions and
subclinical symptoms may be useful for preventing postpartum affective
disorders. It should be borne in mind that women can experience negative
emotional states other than depression during pregnancy, even in the absence of a
full-blown affective disorder, and that such states can negatively influence the
postpartum period (Laganà et al., 2015; Muscatello et al., 2016). Failure
in recognizing postpartum mood disturbances can sometimes lead to tragic
consequences for mothers and children, notably maternal suicide and infanticide.
Early identification of symptoms that could indicate the devel- opment of future
mood problems in the mother is of crucial importance for mental health and
prevention.

Acknowledgements
The authors thank the mothers and infants who participated in this study, and all the
staff of the Gynecology and Obstetrics and Psychiatry Units, University Hospital of
Messina, Italy, for assistance with recruitment and data collection.

Disclosure statement
The authors report no conflicts of interest.

ORCID
Carmela Mento http://orcid.org/0000-0003-4611-3740
Antonio Simone Laganà http://orcid.org/0000-0003-1543-2802
Roberta Granese http://orcid.org/0000-0003-0318-9390

References
Abdollahi, F., Agajani-Delavqr, M., Zarghami, M., & Lye, M. S. (2016). Postpartum men-
tal health in first-time mothers: A cohort study. Iranian Journal of Psychiatry and
Behavioral Sciences, 10(1), e426.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental
disorders (5th ed.). American Psychiatric Association.
Aswathi, A., Rajendiren, S., Nimesh, A., Philip, R.R., Kattimani, S., Jayalakshmi, D.,
Ananthanarayanan, P. H., & Dhiman, P. (2015). High serum testosterone levels during
postpartum period are associated with postpartum depression. Asian Journal of Psychiatry,
17, 85–88. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2015.08.008
Beck, C. T. (2001). Predictors of postpartum depression: An update. Nursing Research,
50(5), 275–285. https://doi.org/10.1097/00006199-200109000-00004
Brummelte, S., & Galea, L. A. M. (2016). Postpartum depression: Etiology, treatment and
consequences for maternal care. Hormones and Behavior, 77, 153–166. https://doi.
org/10.1016/j.yhbeh.2015.08.008
Bruno, A., Celebre, L., Mento, C., Rizzo, A., Silvestri, M. C., De Stefano, R., Zoccali, R.
A., & Muscatello, M. R. A. (2020). When fathers begin to falter: A comprehensive
review on paternal perinatal depression. International Journal of Environmental Research
and Public Health, 17(4), 1139. https://doi.org/10.3390/ijerph17041139
Bruno, A., Laganà, A. S., Leonardi, V., Greco, D., Merlino, M., Vitale, S. G., Triolo, O.,
Zoccali, R. A., & Muscatello, M. R. A. (2017). Inside-out: The role of anger experience
and expression in the development of postpartum mood disorders. The Journal of
Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 31(22), 3033–3038.
Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.01.08
Cassano, G. B., Frank, E., Miniati, M., Rucci, P., Fagiolini, A., Pini, S., Shear, M. K., &
Maser, J. D. (2002). Conceptual underpinnings and empirical support for the mood
spectrum. The Psychiatric Clinics of North America, 25(4), 699–712. https://doi.
org/10.1016/S0193-953X(02)00025-4
Cox, J. L., Holden, J. M., & Sagovsky, R. (1987). Detection of postnatal depression.
Development of the 10-item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of
Psychiatry, 150, 782–786. https://doi.org/10.1192/bjp.150.6.782
Glasser, S., Barell, V., Boyko, V., Ziv, A., Lusky, A., Shoham, A., & Hart, S. (2000).
Postpartum depression in an Israeli cohort: Demographic, psychosocial and medical
risk factors. Journal of Psychosomatic Obstetrics and Gynaecology, 21(2), 99–108. https://
doi.org/10.3109/01674820009075615
Hahn-Holbrook, J., Cornwell-Hinrichs, T., & Anaya, I. (2017). Economic and health pre-
dictors of national postpartum depression prevalence: A systematic review, meta-anal-
ysis, and meta-regression of 291 studies from 56 countries. Frontiers in Psychiatry, 8,
248. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2017.00248
Helmchen, H. (2001). Subthreshold psychological disorders. Der Nervenarzt, 72(3), 181–
189. https://doi.org/10.1007/s001150050737
Helmchen, H., & Linden, M. (2000). Subthreshold disorders in psychiatry: Clinical real-
ity, methodological artifact, and the double-threshold problem. Comprehensive Psychiatry,
41(2), 1–7. https://doi.org/10.1016/S0010-440X(00)80001-2
Heron, J., Craddock, N., & Jones, I. (2005). Postnatal euphoria: Are ‘the highs’ an indi-
cator of bipolarity?Bipolar Disorders, 7(2), 103–110. https://doi.org/10.1111/j.1399-
5618.2005.00185.x
Laganà, A. S., Condemi, I., Retto, G., Muscatello, M. R. A., Bruno, A., Zoccali, R. A.,
Triolo, O., & Cedro, C. (2015). Analysis of psychopathological comorbidity behind the
common symptoms and signs of endometriosis. European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology, 194, 30–33. https://doi.org/10.1016/j.
ejogrb.2015.08.015
Lara, M. A., Navarrete, L., Nieto, L., Barba Martín, J. P., Navarro, J. L., & Lara- Tapia,
H. (2015). Prevalence and incidence of perinatal depression and depressive symptoms
among Mexican women. Journal of Affective Disorders, 175, 18–24. https://doi.
org/10.1016/j.jad.2014.12.035
Letourneau, N. L., Dennis, C. L., Benzies, K., Duffett-Leger, L., Stewart, M., Tryphonopoulos,
P. D., Este, D., & Watson, W. (2012). Postpartum depression is a family affair: Addressing
the impact on mothers, fathers, and children. Issues in Mental Health Nursing, 33(7), 445–
457. https://doi.org/10.3109/01612840.2012.673054
Lindahl, V., Pearson, J. L., & Colpe, L. (2005). Prevalence of suicidality during pregnan-
cy and the postpartum. Archives of Women’s Mental Health, 8(2), 77–87. https://doi.
org/10.1007/s00737-005-0080-1
Martins, C., & Gaffan, E. A. (2000). Effects of early maternal depression on patterns of
infant mother attachment: A meta analytic investigation. Journal of Child Psychology
and Psychiatry, and Allied Disciplines, 41(6), 737–746. https://doi.org/10.1111/1469-
7610.00661
Mento, C., Le Donne, M., Crisafulli, S., Rizzo, A., & Settineri, S. (2017). BMI at early
puerperium: Body image, eating attitudes and mood states. Journal of Obstetrics and
Gynaecology : The Journal of the Institute of Obstetrics and Gynaecology, 37(4), 428–434.
https://doi.org/10.1080/01443615.2016.1250727
Mento, C., Lombardo, C., Muscatello, M. R. A., Formica, I., Cedro, C., Pandolfo, G.,
Antonio, Z. R., & Bruno, A. (2020). Which role for trait-anxiety in paternal perinatal
depression? Preliminary results on healthy subjects. The Journal of Maternal-Fetal &
Neonatal Medicine, 1–5.
Monzon, C., Di Scalea, T. L., & Pearlstein, T. (2014). Postpartum psychosis: Updates and
clinical issues. (special report). Psychiatric Times, 31(1), 26.
Murray, L. (2009). The development of children of postnatally depressed mothers: Evidence
from the Cambridge longitudinal study. Psychoanalytic Psychotherapy, 23(3), 185–199.
https://doi.org/10.1080/02668730903227289
Muscatello, M. R. A., Lorusso, S., Bruno, A., Reale, R., Ciura, G. L., Laganà, A. S., Retto,
G., Sturlese, E., & Zoccali, R. A. (2016). Anger in women treated with assisted repro-
ductive technology (ART): Effects on mother and newborn. The Journal of Maternal-
Fetal & Neonatal Medicine : The Official Journal of the European Association of Perinatal
Medicine, the Federation of Asia and Oceania Perinatal Societies, the International Society
of Perinatal Obstetricians, 29(5), 813–817. https://doi.org/10.3109/14767058.2015.10194
59
Norhayati, M. N., Hazlina, N. H., Asrenee, A. R., & Emilin, W. N. (2015). Magnitude
and risk factors for postpartum symptoms: A literature review. Journal of Affective
Disorders, 175, 34–52. https://doi.org/10.1016/j.jad.2014.12.041
O’Hara, M., & Gorman, L. L. (2004). Can postpartum depression be predicted? Primary
Psychiatry, 11(3), 42–47.
Pearlstein, T., Howard, M., Salisbury, A., & Zlotnick, C. (2009). Postpartum depression.
American Journal of Obstetrics and Gynecology, 200(4), 357–364. https://doi.org/10.1016/j.
ajog.2008.11.033
Pettersson, C. B., Zandian, M., & Clinton, D. (2016). Eating disorder symptoms pre- and
postpartum. Archives of Women’s Mental Health, 19(4), 675–680. https://doi.org/10.1007/
s00737-016-0619-3
Pope, C. J., & Mazmanian, D. (2016). Breastfeeding and postpartum depression: An
overview and methodological recommendations for future research. Depression Research
and Treatment, 2016, 4765310. https://doi.org/10.1155/2016/4765310
Rasmussen, M. L. H., Strom, M., Wohlfahrt, J., Videbech, P., & Melbye, M. (2017). Risk,
treatment duration, and recurrence risk of postpartum affective disorder in women
with no prior psychiatric history: A population-based cohort study. PLoS Medicine,
14(9), e1002392. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002392
Robertson, E., Grace, S., Wallington, T., & Stewart, D. E. (2004). Antenatal risk factors
for postpartum depression: A synthesis of recent literature. General Hospital Psychiatry,
26(4), 289–295. https://doi.org/10.1016/j.genhosppsych.2004.02.006
Rosanowski, A. (2019). Can she have it all? Pregnancy narratives in contemporary cate-
gory romance. Journal of Popular Romance Studies, 8, 1–20.
Rucci, P., Frank, E., Fagiolini, A., Kupfer, D. J., Shear, M. K., Dell’Osso, L., Banti, S.,
Mauri, M., Grochocinski, V. J., Maser, J. D., Endicott, J., & Cassano, G. B. (2003).
Development and preliminary testing of the General 5-Spectrum Measure (GSM-V).
Depression and Anxiety, 18(3), 109–117. https://doi.org/10.1002/da.10123
Settineri, S., Le Donne, M., Dritto, I. P., Rizzo, A., & Mento, C. (2015). The Rorschach
in gynecological suffering: Representations and complexes of the VI table. Mediterranean
Journal of Clinical Psychology, 3(2), 1–10.
Sherbourne, C. D., Wells, K. B., Hays, R. D., Rogers, W., Burnam, M. A., & Judd, L. L.
(1994). Subthreshold depression and depressive disorder: Clinical characteristic of
general medical and mental health speciality outpatients. The American Journal of
Psychiatry, 151, 1777–1784.
Soe, N. N., Wen, D. J., Poh, J. S., Li, Y., Broekman, B. F. P., Chen, H., Chong, Y. S.,
Kwek, K., Saw, S. M., Gluckman, P. D., Meaney, M. J., Rifhin-Graboi, A., & Qiu, A.
2 A. RIZZO ET AL.

Q. (2016). Pre- and post-natal maternal depressive symptoms in relation with infant
frontal function, connectivity, and behaviors. Plos One, 11(4), e0152991. https://doi.
org/10.1371/journal.pone.0152991
van Veen, J. F., Jonker, B. W., van Vliet, I. M., & Zitman, F. G. (2009). The effects of
female reproductive hormones in generalized social anxiety disorder. International
Journal of Psychiatry in Medicine, 39(3), 283–295. https://doi.org/10.2190/PM.39.3.e
Vesga-Lopez, O., Blanco, C., Keyes, K., Olfson, M., Grant, B. F., & Hasin, D. S. (2008).
Psychiatric disorders in pregnant and postpartum women in the United States. Archives
of General Psychiatry, 65(7), 805–815. https://doi.org/10.1001/archpsyc.65.7.805
Vliegen, N., Casalin, S., & Luyten, P. (2014). The course of postpartum depression: A
review of longitudinal studies. Harvard Review of Psychiatry, 22(1), 1–22. https://doi.
org/10.1097/HRP.0000000000000013
Wittchen, H. U., Nelson, C. B., & Lachner, G. (1998). Prevalence of mental disorders and
psychosocial impairments in adolescents and young adults. Psychological Medicine, 28(1), 109–
126. https://doi.org/10.1017/S0033291797005
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL 3
4 A. RIZZO ET AL.
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL 5
6 A. RIZZO ET AL.
HEALTH CARE FOR WOMEN INTERNATIONAL 7
8 A. RIZZO ET AL.

Anda mungkin juga menyukai