Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS ARTIKEL JURNAL

Mata Kuliah Psikologi Klinis dalam Setting Kesehatan dan Keselamatan


Kerja

Oleh :

Nama : Aqila Shabirah


NIM : 92321010
Kelas : Mapro Klinis – 38

PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK 2022
A. Resume Artikel Jurnal
1. Jurnal 1

Judul Jurnal Relationship Between the Baby Blues and Postpartum


Depression: A Study Among Cameroonian Women
Jurnal American Journal of Psychiatry and Neuroscience
Volume & Halaman Volume 8, No. 1, h. 22-25
Tahun 2020
Penulis Georges Pius Kamsu Moyo & Nadège Djoda
Reviewer Aqila Shabirah (92321010)

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan


antara baby blues dan depresi postpartum pada wanita
Kamerun yang baru melahirkan.
Latar Belakang Penelitian ini dilatar belakangi oleh Keluhan dari
Masalah sejumlah wanita yang baru melahirkan yang mana
merekan merasakan ketegangan psikologis, stress
lingkungan, ketidakstabilan emosi dan suasana hati dalam
beberapa hari setelah melahirkan atau bisa dikatakan
dengan masa nifas. Ketidaknyamanan tersebut
berhubungan dengan variasi dari hormon fisiologis dan
modifikasi psikologis yang terkait dengan pengondisian
ke situasi baru yang merupakan kehidupan setelah
melahirkan. Kegagalan atau ancaman terhadap proses
adaptasi ini menyebabkan perubahan psikologis,
diantaranya baby blues salah satu gangguan mental ringan
yang sering dialami oleh para ibu yang baru melahirkan.
Sindrom Baby blues dikenal dengan gangguan yang
cukup singkat dan menjadi hal yang sepele sementara
depresi paska melahirkan adalah sindrom depresi yang
diketahui lebih serius dan bertahan lama. Gangguan psikis
paska melahirkan ini dapat mengubah hubungan ibu
dengan bayi mempengaruhi psiko – afektif dan neurologis
perkembangan anak.
Subjek Penelitian Terdapat 214 partisipan yang merupakan wanita yang
baru melahirkan. Subjek mengikuti penelitian selama 6
bulan yang terdaftar di unit bersalin Rumah sakit Yaoundé
Gynaeco-Obstetric and Paediatric (YGOPH)
Metode Penelitian • Desain Penelitian ini menggunakan Desain Kasus
dengan kelompok Kontrol. Yang mana wanita yang
didignosa Depresi Postpartum menjadi kelompok
kasus sementara yang lainnya menjadi kelompok
kontrol.
• Alat Ukur yang digunakan adalah kuesioner
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) untuk
skrining depresi postpartum dan kuesioner Kennerley
dan Gath blues untuk menilai keadaan emosional
wanita yang baru melahirkan.
• Tehnik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan tehnik analisis uji Chi – kuadrat
Pearson dan uji Fisher’s exact test dengan
pengukuran statistic analisis multivariat. .
Hasil Penelitian Hasil yang didapat adalah bahwa 50 (23,36%) mengalami
depresi paska melahirkan sementara 164 (76,63%) wanita
tidak. Hingga 31 (62%) wanita dengan depresi paska
melahirkan sebelumnya telah mengalami baby blues.
Setelah analisis multivariat faktor risiko, baby blues
muncul sebagai salah satu faktor prediktif independen
untuk depresi postpartum (OR=3.52, p=0.00).
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Baby blues tidak hanya merupakan faktor risiko, tetapi
juga merupakan faktor prediktif independen untuk
manifestasi depresi postpartum dalam survei ini. Oleh
karena itu, pencegahan dan penanganan dini baby blues
selama periode perinatal dapat membantu mencegah
timbulnya depresi paska melahirkan.
Daftar Pustaka Moyo, G.P.K. & Djoda, N.. (2020) Relationship Between
the Baby Blues and Postpartum Depression: A Study
Among Cameroonian Women. American Journal of
Psychiatry and Neuroscience. Vol. 8, No. 1, 2020, pp. 22-
25. doi: 10.11648/j.ajpn.20200801.16
2. Jurnal 2

Judul Jurnal Distribusi Frekuensi Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu


Paska melahirkan
Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Volume & Halaman Volume 12, No. 2, h. 1057 – 1062.
Tahun 2020
Penulis Nabilah Tarisa, Fonda Octarianingsih Festy Ladyani,
Woro Pramesti
Reviewer Aqila Shabirah (92321010)

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi


frekuensi dan melihat hubungan antara karakteristik pada
kejadian Postpartum Blues pada Ibu paska melahirkan.
Latar Belakang Penelitian ini dilatar belakangi oleh berbagai faktor yang
Masalah berhubungan dengan terjadinya postpartum blues pada ibu
paska melahirkan. diketahui dari 10 ibu postpartum, 4
diantaranya mengalami postpartum blues. Tidak sedikit
orang yang menganggap postpartum blues syndrome
hanya dialami orang wanita-wanita di luar Indonesia.
Tradisi yang masih kental untuk membantu kerabat yang
baru melahirkan mempekuat keyakinan bahwa wanita
Indonesia ‘kebal’ terhadap postpartum blues syndrome.
Padahal jika sang ibu mengalami gejala-gejala seperti
ketakutan, ketegangan batin, kebingungan, kecemasan,
kerisauan dan kesusahankesusahan tertentu, maka
interaksi antara ibu dengan anak bayinya dapat terganggu.
Sehingga jika postpartum blues syndrome tidak dideteksi
dini dan tidak di tangani dengan baik dapat mengakibatkan
keadaan gangguan mental yang lebih parah lagi atau biasa
disebut postpartum depression yang salah satu tanda
gejalanya adalah keinginan untuk menyakiti dirinya atau
bayinya sendiri.
Subjek Penelitian Terdapat 40 partisipan dengan kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah, ibu paska melahirkan 7–14 hari yang
terdaftar di Puskesmas Way Halim dan Praktik Bidan
Sekitar Kecamatan Way Halim dan bersedia mengikuti
penelitian dengan cara menandatangani informed consent.
Kriteria yang termasuk eksklusi yaitu, kondisi ibu paska
melahirkan yang sangat lemah dan mengalami gangguan
kesadaran serta dalam kondisi sakit berat.
Metode Penelitian • Desain Penelitian ini menggunakan deskriptif
kuantitatif.
• Alat Ukur yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pengambilan data primer
menggunakan kuesioner Edinburgh Postpartum
Depression Scale (EPDS) untuk mengukur intensitas
perubahan perasaan selama tujuh hari paska
melahirkan.
Hasil Penelitian Hasil yang didapat adalah bahwa hubungan tingkat umur
terhadap kejadian postpartum blues pada ibu paska
melahirkan di Puskesmas Way Halim dan Praktik Bidan
sekitar Kecamatan Way Halim Bandar Lampung tahun
2019, dengan odds ratio (OR) bernilai 0,053 yang berarti
ibu paska melahirkan dengan umur < 21 dan > 35 tahun
beresiko 0,053 kali lipat terkena kejadian postpartum blues
dari pada ibu dengan umur 21 – 35 tahun. Berdasarkan
tingkat pendidikan diperoleh p-value 0,317 yang berarti
tidak ada hubungan tingkat pendidikan terhadap kejadian
postpartum blues pada ibu paska melahirkan di Puskesmas
Way Halim dan Praktik Bidan sekitar Kecamatan Way
Halim Bandar Lampung tahun 2019. Berdasarkan
pekerjaan diperoleh p-value 1000 maka dapat di simpulkan
bahwa tidak ada hubungan pekerjaan terhadap kejadian
postpartum blues pada ibu paska melahirkan di Puskesmas
Way Halim dan Praktik Bidan sekitar Kecamatan Way
Halim Bandar Lampung tahun 2019. Berdasarkan paritas
diperoleh p-value 1000 yang berarti tidak ada hubungan
paritas terhadap kejadian postpartum blues pada ibu paska
melahirkan di Puskesmas Way Halim dan Praktik Bidan
sekitar Kecamatan Way Halim Bandar Lampung tahun
2019. Kemudian berdasarkan penghasilan diperoleh p-
value 0,000 yang berarti terdapat hubungan penghasilan
terhadap kejadian postpartum blues pada ibu paska
melahirkan di Puskesmas Way Halim dan Praktik Bidan
sekitar Kecamatan Way Halim Bandar Lampung tahun
2019 dengan odds ratio (OR) bernilai 0,417 yang berarti
ibu paska melahirkan dengan ≤ UMK beresiko 0,417 kali
lipat terkena kejadian postpartum blues dari pada ibu
dengan > UMK.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pada 40 ibu paska melahirkan terdapat 7 responden
(17,5%) yang terdeteksi terkena postpartum blues, dan 33
responden (82,5%) tidak terkena Postpartum Blues yang
mana dapar diartikan bahwa terdapat hubungan antara
kejadian postpartum blues dengan karakteristik reponden
berdasarkan umur dan penghasilan dengan umur
penghasilan.
Daftar Pustaka Tarisa, N., Octarianingsih, F. DKK. (2020). Distribusi
Frekuensi Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu Paska
melahirkan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Vol.
12, NO.2. 1057 – 1062.

B. Perbandingan Kedua Artikel Jurnal

1. Persamaan Jurnal :
a. Alat ukur yang digunakan oleh kedua jurnal yaitu Edinburgh
Postpartum Depression Scale (EPDS).
b. Kedua penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
c. Harapan kedua jurnal ini yaitu penelitian yang telah dilakukan
diharapkan dapat menjadi tinjauan ilmiah untuk mendeteksi dini
terjadinya Postpartum blues atau baby blues.

2. Perbedaan Jurnal :
a. Desain penelitian pada jurnal internasional menggunakan desain kasus
– kontrol sementara jurnal nasional menggunakan desain deskriptif –
kuantitatif .
b. Jumlah partisipan pada jurnal internasional lebih dari 100 partisipan
yaitu 214 orang sementara jurnal nasional kurang dari 100 orang yaitu
40 orang.
c. Pada jurnal nasional tidak dipapar mengenai tehnik analisis data yang
digunakan sementara pada jurnal internasional cukup terperinci
memaparkan analisis data yang digunakan.
d. Partisipan pada jurnal internasional adalah ibu yang baru melahirkan
dengan kriteria kelompok kasus yaitu ibu yang terdiagnosa Depresi
Postpartum sementara partisipan pada jurnal nasional adalah ibu ibu
paska melahirkan 7–14 hari.

Anda mungkin juga menyukai