Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kebidanan 12 (02) 129 - 266

Jurnal Kebidanan
http : //www. ejurnal.stikeseub.ac.id

KONTRIBUSI STATUS RAWATAN BAYI TERHADAP RISIKO


DEPRESI PADA IBU PASCA BERSALIN

Maryatun 1), Indarwati 2), Suparmi 3), Titik Angraini 4)


1), 2), 3)
Universitas Aisyiyah Surakarta
4)
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Estu Utomo
E-mail : mtunmarya@gmail.com
ABSTRAK
Depresi pasca salin mengindikasikan adanya tekanan emosional setelah ibu melahirkan. Kondisi
ini sering terjadi pada primipara atau Ibu yang pertama kali melahirkan bayinya. Depresi pasca
salin jika tidak mendapatkan perhatian dan perawatan akan berdampak secara fisik maupun
psikologis bagi ibu dan bayi. Bayi baru lahir sangat membutuhkan perawatan dari seorang ibu
yang sehat agar mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian
bertujuan mengetahui adanya hubungan antara variabel depresi, usia, pendidikan ibu, status
perawatan bayi, status kehamilan dengan kejadian depresi pasca salin. Metode dilakukan melalui
survei dengan pendekatan cross sectional, subjek penelitian adalah ibu pasca persalinan baik yang
memiliki bayi yang sedang dirawat di rumah sakit ataupun kondisi bayi dengan status rawat
gabung. Chi square menunjukkan variabel usia dan dan pendidikan ibu tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan p value lebih dari 0,05. Variabel status rawat bayi dan status
kehamilan mempunyai hubungan yang signifikan dengan depresi pasca salin yang ditunjukkan
dengan p value lebih dari 0, 05. Kesimpulan dalam penelitian adalah ada hubungan antara status
rawat dan status kehamilan dengan kejadian depresi ibu pasca salin di wilayah Kota Surakarta.
Kata Kunci : Kontribusi Status Rawatan, Pasca Bersalin, Depresi

CONTRIBUTION OF BABY CARE STATUS TOWARDS THE RISK OF


DEPRESSION IN THE POSTPARTUM MOTHER
ABSTRACT
Background: the postpartum depression indicates an emotional distress after mother’s giving
birth. This condition often occurs in primiparous or mothers who give birth to their babies for the
first time. Its depression can bring the physical and psychological effect for both of mothers and
their babies if it does not get more attention. The newborn babies need more care from their
healthy mother in order to make them growing up as supposed to be. Aim: This study is aimed to
identify the correlation among depression, age, educational level of mother, baby care status,
pregnant status against the postpartum depression case. Method: The research is conducted by
survey method designed with cross sectional approach, the subject is the postpartum mothers in
which have both those with babies who are being treated and those with babies who are in join
care status. Result: Chi square with looking of the variable analysis point shows that the age and
educational level of mother variables have not correlation significantly with p value less than
0,05. While, baby care and pregnant status variable have correlation significantly towards the
postpartum depression which reflected to p value more than 0,05. Conclusion: there is a
correlation between baby care status and pregnant status towards the case of postpartum
depression in Surakarta area.

Keyword : Contribution, Care Status, Postpartum, Depression

Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020 243


PENDAHULUAN
Layanan prima dalam bidang pasca salin yang kronis bisa
kesehatan khususnya pada maternal mempengaruhi kualitas hidup baik pada
neonatal sangat membantu peningkatan ibu maupun pengasuhan bayinya.
derajat kesehatan. Menurunnya angka Dampak selanjutnya dalam jangka
kematian bayi dan ibu aalah indicator panjang dapat mengganggu perilaku ibu
bidang kesehatan. Perlunya melakukan maupun emosi serta hubungan
layanan keperawatan secara komprehnsif interpersonal dalam kehidupan dan di
upaya menurunkan angka kesakitan lingkungannya. Disebutkan bahwa selain
dan kematian pada ibu dan perinatal. dampak diatas proses pengasuhan yang
Pelayanan yang diberikan dalam tidak baik dapat mengganggu tumbuh
pelayanan baik secara maternal dan kembang bayi maupun anak-anak untuk
neonatal adalah pelayanan yang kehidupan selanjutnya. (Steward, 2011)
bermutu dalam menanggulangi dan Gaudet ( 2013) dalam
mengatasi masalah fisik serta penelitiannya menyebutkan Periode ibu
psikososialnya agar dapat membantu pasca melahirkan adalah periode
seorang ibu melakukan adaptasi dalam menjalankan kehidupanyang penuh
siklus kehidupannya. dengan stres. Penelitian ini juga
Periode pasca salin merupakan menjelaskan bahwa seorang ibu pada 2
waktu yang memberikan peluang besar periode yaitu kehamilan dan periode
bagi seorang ibu mengalami gangguan pasca salin akan lebih mudah
mood. Secara umum penyakit afektif mengalami kecemasan yang dapat
pascasalin meliputi kondisi baby blues, menjadikan kondisi stress yang cukup
depresi pasca salin dan psikosis besar. Ibu pasca salin mempunyai
purpureum. Tabda dan gejala yang keterbatasan terutama pada kondisi fisik
muncul dapat bervariasi atau berbeda yang membuat ibu mejadi membatasi
secara cara klinis maupun prevalensi. aktivitasnya dan adaptasi dalam
Banyak penelitian ataupun referensi keluarga yang baru untuk menjadi
keilmuan menyebutkan bahwa depresi seorang ibu. Kondisi ini sangat
pasca salin yang tidak mendapatkan berpeluang berpotensi terjadi depresi
penanganan dan pengobatan akan postpartum.
memiliki dampak jangka panjang yang Periode atau masa waktu post
dapat merugikan pada ibu maupun bayi. partum merupakan kondisi atau situasi
Jika seorang ibu mengalami depresi krisis bagi ibu pasca salin, suami sebagai

244 Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020


pasangan dan keluarga sebagai orang stres atau kecemasan yang tidak
terdekat dapat mempengaruhi adanya mendapatkan penanganan secara tepat
perubahan pada ibu pasca salin baik dan cepat sehingga menimbulkan depresi
secara fisik, psikologis, maupun yang lebih berat. Kondisi kecemasan
perubahan struktur keluarga yang yang meningkat ditandai dengan adanya
membutuhkan adanya proses adaptasi ibu mengalami perasaan sedih yang
atau penyesuaian. Upaya yang penting berkaitan dengan bayinya, keadaan ini
agar keluarga baru mampu melakukan disebut postpartum blues atau baby blues
adaptasi baik secara fisik ataupun (Marmi, 2012). Tujuan dari penelitian
emosional yang diakibatkan adanya ini adalah: Mendeskripsikan status
perubahan peran. Bagi ibu pasca salin, depresi, usia, pendidikan ibu, status
proses adaptasi secara fisik dimulai saat rawatan bayi, status kehamilan di RS
bayi dilahirkan sampai pemulihan atau Kota Surakarta. Menganalisa hubungan
pengembalian kondisi tubuh ibu pada variable status depresi, usia, pendidikan
kondisi seperti sebelum hamil, dengan ibu, status rawatan bayi, status
membutuhkan lama waktu 6 minggu kehamilan dengan kejadian depresi
sampai 8 minggu (Murray & McKinney, pasca salin. Penelitian ini akan mencari
2007). Persiapan melakukan proses besar kontribusi status rawatan bayi
adaptasi psikologi pada seorang ibu dengan kejadian depresi.
sebaiknya dilakukan seawal mungkin
yaitu saat seorang ibu merencanakan METODE
kehamilan. Seorang ibu harus Penelitian survey dengan
mempunyai bekal bahwa kehamilan dan pendekatan cross sectional, subjek
persalinan perlu mempersiapkan penelitian ibu pasca persalinan.
pengetahuan dan ketrampilan yang Pengambilan data menggunakan
cukup dalam upaya mencegah kondisi instrument EPDS untuk mengetahui
kecemasan yang berlebihan yang dapat tingkat depresi, sedangkan variable
menyebabkan depresi . Seorang ibu sosiodemografi menggunakan kuesioner.
pasca salin yang telah mempunyai bayi Perhitungan jumlah sampel didapatkan
harus dapat memahami dengan baik dan 75 subyek penelitian. Kriteria inklusi
tulus bahwa peristiwa kehamilan dalam penelitian adalah Pasien
ataupun persalinan merupakan kondisi melahirkan di rumah sakit, ibu
yang normal terhadap siklus hidup pascasalin hari ke-14 sampai dengan hari
seorang wanita, namun banyak seorang ke-21, ibu yang memiliki bayi pernah
wanita pasca salin yang mengalami atau sedang mengalami perawatan di

Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020 245


kamar bayi resiko tinggi, Bayi masih Jika nilai expected count kurang dari
hidup sampai penelitian dilakukan. 5 digunakan uji fisher’s exact.
Karakteristik responden disajikan dalam Penelitian ini dilakukan setelah
tabel 1 meliputi: usia, pendidikan, status mendapatkan Ethical Clearance dari
depresi, status rawat bayi, status comite Etika Penelitian Biomedis
kehamilan . Analisa data dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
dengan analisis univariat untuk Maret Surakarta no 419/III/HREC/2019
mengetahui karakteristik subyek untuk dilaksanakan kepada responden.
penelitian dan melihat komparabilitas Informed consent dilakukan kepada
antar kelompok dengan menghitung responden yang terlibat dalam penelitian
frekuensi dan proporsi masing-masing ini. Pengumpulan data karakteristik ibu
kelompok. Analisis bivariat digunakan pasca salin menggunakan instrumen
untuk mengetahui hubungan antara dua demografi sedangkan kondisi depresi
variabel yang meliputi variabel bebas yang dialami ibu pasca salin di ukur
dengan variabel tergantung, Uji yang menggunakan edinburgh postpartum
digunakan adalah uji chi-square. depression scale (EPDS).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisa Univariat
Tabel 1.
Hasil analisis Univariate variable karakteristik dan rawatan bayi serta kejadian depresi
pada ibu bersalin dirumah sakit kota Surakarta

Variable n Persentase %
Status Depresi
Depresi berat 8 10.7
Non Depresi Berat 67 89.3

Usia
Tidak beresiko (20-35) 33 44
Beresiko(<20 dan > 35 42 56
Pendidikan Ibu
SD dan SMP 15 20
SMA 46 61.3
Perguruan Tinggi 14 18.7
Status rawatan bayi
Perawatan NICU 40 53.3
Perawatan Gabungan 35 46.7
Status Kehamilan
Tidak normal 33 44
Normal 42 56

246 Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020


Tabel 1. Merupakan paparan tentang pasca bersalin masuk kategori usia
seluruh variable dalam penelitian ini beresiko, tingkat pendidikan SMA,
dari seluruh variable penelitian. Sebagian 53% lebih bayi dirawat di NCU, status
besar subjek penelitian dalam keadaan kehamilan dan cara bersalin kategori
depresi tidak berat, sebagian besar ibu normal.

Analisa Hubungan Usia dengan Status Depresi


Tabel 2
Hubungan Usia dengan Status Depresi
Usia Status Depresi Total OR ρ Value
Non Depresi Depresi ( CI 95%)
Berat Berat
Reproduksi sehat (20- 9 (20.9%) 34(79.1%) 43 (100%) 0.58 0.309
30 tahun) (0.2 -1.6)
Non Reproduksi sehat 10 (31.3%) 22(68.8%) 32 (100%)
(<20 atau >30 tahun
Total 19 (25.3%) 56(74.7%) 72 (100%)

Paparan tabel 2 menunjukan hasil ρ Value =0.309 , akan tetapi dari tabel
analisa hubungan usia dengan status crosstab menggambarkan sebagian besar
depresi pada ibu pasca bersalin. Hasil responden berusia dalam rentang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan reproduksi sehat (20-30 tahun) sebanyak
yang signifikan antara usia ibu dengan 34 responden (79.1%) mengalami
kejadian depresi pasca salin dengan nilai depresi berat.

Hasil Analisa Hubungan Pendidkan Istri dengan Status Depresi


Tabel 3
Hubungan antara Pendidikan dengan Status Depresi
Pendidikan Istri Status Depresi Total OR ρ Value
Non Depresi Depresi CI 95%
Berat Berat
Dasar(SD-SMA) 16 (26.2%) 45(73.8%) 61 (100%) 1.3 0.71
Tinggi (Perguruan 3 (21.4%) 11(78.6%) 14 (100%) (0.32 – 5.28)
Tinggi)
Total 19 (25.3%) 56(74.7%) 75 (100%)

Tabel 3 menjelaskan bahwa tidak ada berat sebesar 1.3 kali dibandingkan
hubungan pendidikan ibu dengan status dengan ibu yang berpendidikan terakhir
depresi yang ditunjukan nilai ρ Value perguruan tinggi. Pada table 3
=0.71 dengan nilai OR = 1.3 mempunyai crostabulasi menunjukan bahwa sebagian
makna bahwa ibu dengan pendidikan depresi berat terjadi pada ibu dengan
dalam kategori dasar (SD-SMA) akan tingkat pendidikan dasar yaitu sebesar 45
mempunyai peluang mengalami depresi responden (73.8%).

Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020 247


Hasil Analisa Hubungan Status Rawatan Bayi dengan Status Depresi
Tabel 4.
Hubungan Status Rawatan Bayi dengan Status Depresi
Status Status Depresi Total OR ρ Value
Rawatan Bayi Non Depresi Depresi CI 95%
Berat Berat
NICU 19 (47.5%) 21(52.5%) 40 (100%) 1.86 0.034
Gabungan 0 (0%) 35 (100%) 35 (100%) (0.3 – 5.3)
Total 19 (25.3%) 56(74.7%) 75 (100%)

Tabel 4 menjelaskan bahwa ada korelasi dialami oleh ibu dengan status bayi
secara signifikan status rawatan bayi dirawat gabung yaitu sebesar 35
dengan status depresi dengan nilai ρ (100%) ibu pasca salin. Besar resiko
Value =0.034, pada tabel 5 menunjukan pada kejadian depresi menunjukan
sebagian besar bayi dirawat di kamar bahwa ibu dengan status rawat di
bayi resiko tinggi ( 40%) dan lainnya bangsal resiko tinggi mempunyai resiko
bayi dalam rawat gabung sebesar 35%. terjadi depresi 1, 86 lebih besar
Terlihat pada paparan tabel 4 jumlah dibandingkan dengan ibu dengan
ibu yang mengalami depresi juga status rawat gabung.

Hasil Analisa Hubungan Kehamilan dengan Status Depresi


Tabel 5
Hubungan Kehamilan dengan Status Depresi
Kehamilan Status Depresi Total OR ρ Value
Non Depresi Depresi CI 95%
Berat Berat

Tidak Normal 8 (61.5%) 5(38.5%) 13 (100%) 7.42 0.001


Normal 11 (17.7%) 51(82.3%) 62 (100%) (2.– 27)
Total 19 (25.3%) 56(74.7%) 75 (100%)

Tabel 5 menjelaskan bahwa ada Dalam penelitian ini sebagian besar ibu
hubungan kehamilan dengan status mempunyai riwayat kehamilan normal
depresi dengan nilai ρ Value =0.001, dan hanya sebagian kecil yang
sebagian besar responden dengan mempunyai riwayat kehamilan tidak
kehamilan normal dan mengalami normal.
depresi berat sebanyak 51 responden
Pembahasan
(82.3%) dengan nilai OR = 7.42 yang
Depresi postpartum dapat
artinya ibu dengan kehamilan normal
menimpulkan gejala berupa kondisi
berpeluang dalam depresi berat sebesar
terjadinya perubahan psikologis ataupun
7.42 kali dibandingkan dengan
perubahan mood yang terjadi pada ibu
kehamilan tidak normal.

248 Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020


pasca salin yaitu setelah 4 minggu. alat deteksi depresi pascapersalinan di
Kumpulan gejala dapat berupa suasana Indonesia.
hati menjadi kurang baik, perasaan Hasil analisis univariat
sedih, kehilangan minat dalam kegiatan didapatkan Sebagian besar ibu pasca
sehari-hari, berat badan dalam salin : mengalami depresi tidak berat
mengalami peningkatan atau penurunan sebanyak 67 ( 89,3%), berusia beresiko
secara signifikan, ibu merasakan dirinya dengan kategori usia (<20 dan > 35)
tidak berguna atau bersalah, kelelahan, sebanyak 42 ( 56%), tingkat pendidikan
penurunan konsentrasi bahkan ada yang ibu adalah jenjang menengah keatas (
mengalaminkecenderungan untuk ide SMA ) 46 (61,3%) , status rawat bayi
bunuh diri. Perubahan psikologis pada adalah perawatan bayi di kamar bayi
kasus yang berat, kondisi depresi dapat resiko tinggi 40 ( 53,3%) , status
berubah menjadi psikotik, dengan kehamilan adalah ibu dengan riwayat
disertai tanda dan gejala halusinasi, kehamilan normal 42 (56%).
adanya waham serta mempunyai Pada penelitian Petel ( 2015)
pemikiran untuk membunuh bayi. menyebutkan bahwa ibu dengan depresi
Dalam sebuah artikel disebutkan sekitar pasca salin sebaian besar terjadi pada
20–40% perempuan menyebutkan usia yang lebih muda dibandingkan
timbulnya gejala gangguan emosional dengan usia yang lebih tua. Hal tersebut
serta munculnya disfungsi kognitif pada dijelaskan bahwa secara pengetahuan
masa pasca melahirkan. (Nasri, 2017). dan keterampilan ibu muda belum
Pengukuran nilai depresi pada mempunyai pengalaman terhadap
penelitian ini menggunakan EPDS. pengelolaan bayi baru lahir sehingga
Penggunaan EPDS di dasari penelitian mempunyai kecemasan yang lebih yang
Kusumadewi (1998) bahwa EPDS dapat menunjukkan gejala terjadinya
merupakan alat ukur yang banyak depresi ringan ataupun depresi tingkat
dipakai untuk mendeteksi depresi sedang. Penelitian Hassan (2016),
pascapersalinan. Setelah melalui kejadian depresi pasca persalinan dapat
berbagai penelitian dan pengembangan, dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor
EPDS. Kusumadewi dalam studi karakteristik ibu dan faktor biologis.
validitas EPDS di Indonesia Faktor karakteristik ibu salah satu
mendapatkan validitas 87,5%, contohnya meliputi faktor umur. Depresi
spesifisitas 61,6%, sehingga alat ukur ini pasca salin disebutkan bahwa sebagian
cukup valid dan dapat dipakai sebagai besar masyarakat mempercayai seorang

Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020 249


perempuan untuk dapat melahirkan bayi melakukan perawatan pada kondisi
yang sehat adalah pada usia antara 20 hamil. Selain faktor fisiologis pada usia
sampai 30 tahun karena periode ini yang tidak reproduksi sehat atau kurang
adalah masa optimal bagi seorang ibu dari 20 juga akan mengalami adanya
untuk bisa hamil dengan sehat serta perubahan hormonal yang belum
mampu melakukan perawatan bayinya optimal. Kondisi psikologis seperti ini
dengan baik. Penelitian yang dilakukan kurang memberikan kesempatan kepada
oleh Silverman (2017) Menjelaskan ibu pada saat proses melahirkan karena
secara medis umur bagi seorang ibu yang tidak didukung kontraksi yang kuat
ideal adalah berusia 20 sampai 30 tahun selama proses persalinan. Resiko fisik
dikarenakan siklus pada wanita usia ini yang memberikan dampak terhadap
ini mempunyai resiko yang rendah kehamilan dan persalinan yang tidak
terhadap komplikasi. Faktor usia pada cukup matang dapat menimbulkan resiko
seorang ibu yang hamil dan bersalin juga kehamilan dan persalinan karena pada
sering dikaitkan dengan kesiapan secara usia tersebut remaja belum mampu
emosional ataupun psychologist mengendalikan emosi dengan lebih baik.
perempuan untuk menjadi seorang ibu. Sehingga kondisi tersebut dapat
Kehamilan pada ibu yang terlalu muda menyebabkan kan terjadinya depresi
atau pada masa remaja memiliki pasca salin. ( Silverman , 2017 ). Hasil
beberapa resiko. Resiko tersebut penelitian ini menjelaskan bahwa umur
biasanya timbul karena belum siap tidak berpengaruh secara signifikan
secara psikis maupun fisik. Secara terhadap kejadian depresi pasca salin,
psikis, Umumnya Remaja belum siap namun sebagian.. besar ibu yang
dalam menjalankan perannya sebagai mengalami depresi pasca salin memiliki
seorang ibu untuk mengurus keluarga. usia 20–35 tahun, akan tetapi beberapa
Pada kasus kehamilan yang tidak kasus depresi pasca salin secara umum
diinginkan juga akan memberikan terjadi pada ibu melahirkan yang usia
dampak yang lebih tidak menguntungkan muda < 20 tahun. Kondisi ini dapat
bagi seorang ibu karena pada kondisi terjadi akibat kurangnya persiapan pada
tersebut tidak ada ada persiapan yang ibu sebelum pasca salin dalam
baik pada saat kehamilan serta memperoleh ilmu dan pemahaman yang
pemeliharaan kondisi ibu dan janin pada tepat saat memiliki bayi. Secara tinjauan
saat membutuhkan support ataupun teoritis dari aspek psikis seorang wanita,
secara fisiologis sangat diperlukan saat mereka memiliki pada usia 20–35
adanya kemampuan untuk dapat seharusnya memiliki pemikiran serta

250 Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020


pemahaman yang dewasa atau matang menyebutkan 15 ibu pasca melahirkan
seperti seorang wanita pasca salin yang mengalami depresi postpartum, ibu
mampu mengambil keputusan yang dengan tingkat pendidikan dasar
terbaik untuk dirinya atau buah hatinya. sejumlah 86,67% . diuraikan bahwa
Selain itu, usia tersebut merupakan usia tingkat pendidikan ibu yang semakin
yang aman untuk melakukan kehamilan tinggi mempunyai resiko lebih rendah
dan persalinan. ( Nasri et All, 2017) untuk mengalami depresi pasca salin.
Pada penelitian Rusli (2011) Hasil penelitian untuk diskriptif
menyebutkan bahwa hasil penelitian pekerjaaan, seorang ibu yang tinggal
diperoleh dengan menyimpulkan tidak dirumah atau tidak bekerja (80%) akan
diperolehnya hasil adanya perbedaan cenderung mengalami depresi pasca
depresi pasca lahir yang diakibatkan salin. Dapat diartikan bahwa pekerjaan
faktor pendidikan ibu. Dalam penelitian pada seorang wanita pasca salin dapat
tersebut ibu yang memperoleh berpengaruh pada kondisi psikologis ibu
pendidikan tinggi memperoleh atau dalam menghadapi peran barunya
mengalami masalah dengan adanya sebagai seorang ibu. Pada penelitian
tekanan pada ibu baik keluarga inti atau Nasri (2017) dan Manurung (2011)
lingkungan sosialnya dan adanya menyebutkan pendidikan tidak
perubahan peran antara keinginan mempunyai pengaruh yang signifikan
sebagai wanita atau Ibu yang bekerja terhadap kejadian depresi postpartum
diluar rumah dengan peran sebagai ibu sebagian besar ibu dengan depresi post
rumah tangga untuk mengasuh anak- partum mempunyai pendidikan dasar SD
anaknya. Seorang ibu yang bekerja di dan SMP menunjukkan bahwa tingkat
luar rumah tentunya memiliki konflik ibu dengan pendidikan tinggi akan
pada ada peran yaitu itu peran mempunyai peluang lebih rendah terjadi
menyelesaikan tanggung jawab baik depresi pasca salin. Di dalam penelitian
pada pekerjaannya maupun pada ada tersebut menjelaskan bahwa ibu dengan
keluarganya. Sedangkan pekerjaan pendidikan tinggi akan memiliki strategi
sebagai ibu rumah tangga mengharuskan mekanisme koping yang lebih baik
ibu berada di rumah dan memiliki dalam membuat serta memilih keputusan
banyak waktu dalam mengurus dan yang dianggap tepat. Tingkat pendidikan
merawat anaknya sehingga kewajiban seorang ibu yang yang tinggi akan
terhadap keluarganya dan urusan rumah mempunyai kesempatan menerima
tangga dapat diatasi dengan lebih baik. informasi sehingga akan lebih mudah
Berbeda Penelitian Nasri (2017) yang untuk melakukan adaptasi. Seorang ibu

Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020 251


dengan pendidikan yang tinggi salin. Pengalaman terhadap status
cenderung memperoleh eh informasi kehamilan akan mempunyai peluang
dalam pengelolaan kehamilan dan untuk terjadinya depresi pasca salin.
persalinan yang diperoleh dari media Status kehamilan merupakan riwayat
massa. Makin memperoleh banyak kesehatan bagi seorang ibu dalam
informasi sehingga mampu memulai sebuah pengalaman dalam
meningkatkan pengetahuan bagi ibu upaya adaptasi sebelum hamil menuju
dalam bidang kesehatan dan mampu proses kehamilan dan persalinan titik
menghindari adanya resiko depresi pasca jika seorang ibu mengalami kondisi
salin. status kehamilan yang tidak baik seperti
Hubungan yang signifikan pada kondisi hamil yang tidak sehat
diperoleh hasil p value kurang dari 0,05 sangat mempunyai peluang untuk
yang berarti dalam penelitian ini memberikan persepsi yang kurang
menunjukan adanya korelasi antara nyaman terhadap persalinan. Pasca
status kehamilan dengan depresi pasca persalinan merupakan kondisi adaptasi
salin. Diperoleh besar resiko sebesar 7, yang membutuhkan kesehatan ibu secara
42 ( CI : 2,04-27.04) yang dapat fisik dan psikologis sehingga mampu
diartikan bahwa ibu yang mengalami menerima perubahan adaptasi yang ada.
kondisi status kehamilan tidak normal Dalam penelitian menjelaskan
mempunyai peluang 7.42 beresiko keterkaitan adanya hubungan korelasi
terhadap kejadian depresi pasca salin. yang signifikan antara status rawatan
Pada penelitian yang dilakukan oleh bayi dengan kejadian depresi pasca salin.
Stein, et all (1989) dengan mempelajari Nilai p value kurang dari 0,05 yang
responden 483 menyebutkan bahwa 460 menyebutkan bahwa ada hubungan status
ibu mengalami the depresi pascasalin rawat bayi yang berada di bangsal resiko
dengan riwayat persalinan antenatal yang tinggi dengan kejadian depresi pasca
tidak tersedia dengan baik. Pada kondisi salin. Konstribusi sebesar 1,86, yang
seorang ibu hamil ataupun persalinan berarti ibu dnegan status rawat bayi di
dengan riwayat persalinan penyulit bangsal resiko tinggi beresiko terjadi
ataupun kondisi bayi yang tidak baik depresi sebesar 1,86 kali lebih besar
dapat memberikan peluang untuk dibanding dengan status rawat bayi
terjadinya depresi pasca salin. Dalam rawat gabung. Pernyataan ini ini sesuai
penelitian tersebut juga menjelaskan dengan penelitian yang dilakukan Ema
riwayat kesehatan ibu akan (2014) yang menyebutkan dalam
mempengaruhi terjadinya depresi pasca penelitiannya berdasarkan karakteristik

252 Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020


status rawat bayi resiko depresi pasca DAFTAR PUSTAKA
salin dengan bayi dirawat nicu Ema, Y., Rukmono S , Shofwal W, (
berpeluang untuk terjadinya depresi 2014) Pengaruh Status Rawatan
Bayi Di Nicu Terhadap Risiko
pasca salin. Penelitian menunjukkan nilai Depresi Pascasalin, Jurnal
p value < 0,5 dengan besar risiko 2,8 Kesehatan Reproduksi vol 1 no 3
: : 184 - 18
dan pada confidence interval 1,09 - 9,52 Endang W.G, Glen, D.E, Naotaka, S,
yang dapat diartikan bahwa ibu dengan Gittelman, M, Haniman, F,
Wibisono, S, Yamamoto,S,
bayi perawatan di bangsal NICU Naoko, T, Paula, R. 2006.
mempunyai peluang 2,8 kali lebih besar Postnatal Depression in
Surabaya, Indonesia.
akan mengalami depresi dibandingkan International Journal of Mental
ada ibu dengan status rawat bayi gabung. Health, 35 (1), 62–74.
Gaudet C., Wen W.S., Walker M.C. (
2013) Chronic Perinatal Pain as
a Risk Factor for Postpartum
PENUTUP
Depression Symptoms in
Terdapat hubungan signifikan Canadian Women. Canadian
journal of public health. ;104(5):
status rawat bayi dengan kejadian
e375-e387
depresi pasca salin. Faktor status rawat Hassani, Kobra F, Shiri R, Cindy-Lee
Dennis (2016) , Prevalence And
bayi memberikan konstribusi terhadap
Risk Factors For Comorbid
kejadian depresi pasca salin. Ibu Postpartum Depressive
Symptomatology And Anxiety,
pascasalin yang mengalami depresi
Journal Of Affective Disorders
akibat status rawat bayi sangat 198 142–147
Kusuma R, (2019), Karakteristik Ibu
membutuhkan pendampingan dan
Yangmengalami Depresi
dukungan dalam proses perawatan bayi. Postpartum Ratu Kusuma, Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari
Kegiatan bermanfaat untuk memberikan
Jambi Volume 19, Nomor 1,
kesempatan Ibu memperoleh dukungan Halaman 99-103
Kusumadewi I, Irawati R, Elvia SD,
dan kesempatan dalam merawat bayi
Wibisono S. (1998) Validation
dengan lebih baik. Upaya pencegahan study of the Edinburgh postnatal
depression scale. Jiwa, Indon
dengan memberikan pelatihan dengan
Psyciat Quart, vol 31: 99-110
model mampu menggunakan kenyakinan Manurung, S, Lestari, T.R, Suryati, B,
Mitadwiyana. B, Karma. A,
dan kesadaran diri dalam merawat
Paulina. K. 2011. Efektivitas
bayinya dan program dengan TerapiMusik terhadap
Pencegahan Postpartum Blues
memberikan panduan edukasi bagi ibu
pada Ibu Primipara di Ruang
pasca salin. Program pencegahan depresi kebidanan RSUP Cipto
Mangunkusumo Jakarta Pusat.
akan sangat bermanfaat dalam membantu
Buletin Penelitian Sistem
ibu mengurangi kecemasan sebagai Kesehatan, 4 (1), 17–23
Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan pada
proses adaptasi fisiologis.
Masa Nifas “ Puerperium Care”.

Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020 253


Murray, S.S & McKinney, E.S. (2007).
Fondations of Maternal Newborn
Nursing, vol. 1. 4th ed.
Philippines: Elsevier.
Nasri Z. , Arief W, Endang W, (2017).,
Determinants Factors of
Postpartum Depression in East
Lombok, Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan – Vol. 20 No.
3 : 89–95
Patel H.L. Patel, Ganjiwale J. D.,
Nimbalka A S. ,Vani S.,
Rohitkumar Vasa Et All ,
( 2015), Characteristics Of
Postpartum Depression In Anand
District, Gujarat, Indiajournal Of
Tropical Pediatrics Vol 61 : 364-
369
Rusli, R.A, Meiyuntariningsih, T, Warni,
W.E. 2011. Perbedaan Depresi
Pasca melahirkan pada Ibu
Primipara Ditinjau dari Usia Ibu
Hamil. Jurnal INSAN, 13 (01),
21–31
Rusli, R.A., Tatik M., Weni E. W
(2011), Perbedaan Depresi Pasca
Melahirkan pada Ibu Primipara
Ditinjau dari Usia Ibu Hamil,
jurnal INSAN Vol. 13 No. 01
Silverman, M. E. , Abraham
Reichenberg, David A. Savitz
(2017) The Risk Factors For
Postpartum Depression:
A Population-Based
Study,(2017), Jurnal Depression
And Anxiety Issue Information
Volume 34, Issue 2
Stein, A.; Cooper, P.J.; Campbell, E.A.;
Day, A.; & Aitham, P.M. (1989),
Social adversity and perinatal
complications: Their relation to
postnatal depression. British
Medical Journal, 298, 1073–
1074
Stewart, D. E. 2011. Depression during
pregnancy. N Engl J Med.
365:1605-11.

254 Jurnal Kebidanan, Vol. XII, No. 02, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai