Anda di halaman 1dari 17

PREVALENSI DAN PREDIKTOR DEPRESI PASCA PERSALINAN:

DATA KOMUNITAS RISKESDAS 2018


1
Tri Wurisastuti, 2Rofingatul Mubasyiroh

Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat


Jl. Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat.
e-mail: triwurisastuti88@gmail.com

ABSTRAK
Periode pasca persalinan merupakan periode berisiko bagi seorang ibu. Ibu dapat
mengalami gangguan perasaan yang serius seperti depresi pasca persalinan. Segala sesuatu atau
kejadian yang memicu stress pada saat kehamilan dan persalinan diyakini dapat memicu
timbulnya depresi pasca persalinan. Analisis ini bertujuan mengidentifikasi kondisi demografi,
antenatal dan postnatal yang berpengaruh terhadap depresi pasca persalinan. Analisis ini
menggunakan data Riskesdas 2018. Sampel dalam analisis adalah seluruh ibu di Indonesia
berusia 15 tahun ke atas yang memiliki bayi kandung berusia 2-24 minggu serta terpilih dalam
sampel Riskesdas 2018. Variabel dependen yang di analisis adalah kondisi depresi pasca
persalinan. Variabel bebas yang dianalisis meliputi urutan kehamilan, usia kehamilan saat lahir,
kehamilan yang diinginkan, pemeriksaan kehamilan, komplikasi kehamilan, metode persalinan,
komplikasi persalinan, komplikasi nifas dan karakteristik ibu (status perkawinan, umur,
pendidikan dan pekerjaan). Sejumlah 8769 ibu dengan variabel lengkap yang terlibat dalam
analisis. Data dianalisis menggunakan analisis regresi logistik berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
depresi pasca persalinan adalah pemeriksaan kehamilan, komplikasi nifas, komplikasi
kehamilan, kehamilan yang tidak diinginkan dan pendidikan. Variabel yang paling kuat
pengaruhnya terhadap depresi pasca persalinan adalah variabel pemeriksaan kehamilan dengan
OR= 2,395 (95% CI 1,480-3,873). Ibu yang tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan
ke tenaga kesehatan memiliki risiko depresi 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang
melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan setelah dikontrol variabel lainnya.
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dalam menjaga kondisi kesehatan fisik dan mental ibu.
Berbagai pemeriksaan yang dilakukan dalam layanan antenatal dapat menjadi langkah skrining
kondisi gangguan fisik dan psikis yang dialami oleh ibu, sehingga dapat diambil langkah tindak
lanjut penanganan jika ditemukan indikasi gangguan. Dengan demikian sangat pentingnya
pemeriksaan fisik dan psikis ibu pada layanan antenatal baik pada masa kehamilan ataupun
setelah melahirkan di fasilitas kesehatan pertama baik di puskesmas, klinik pratama ataupun di
tempat praktek dokter spesialis kandungan.
Kata Kunci: depresi, pasca persalinan, antenatal, komplikasi

PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan kehamilan diberikan kehamilan, persalinan dan sesudah
dalam bentuk pelayanan antenatal. melahirkan. Pelayanan antenatal dilakukan
Pelayanan antenatal bertujuan untuk sesuai standard secara berkala paling sedikit
menjaga kesehatan ibu hamil dan janin serta 4 (empat) kali selama masa kehamilan dan
mencegah komplikasi pada masa 3 kali selama masa nifas yang dilakukan

147
oleh tenaga kesehatan yang memiliki International Classification of Diseases
kompetensi dan kewenangan. 1 (ICD-10) mengklasifikasikan gangguan
Pelayanan antenatal meliputi kesehatan mental pasca persalinan dimulai
pemberian pelayanan dan konseling 6 minggu setelah melahirkan. World Health
kesehatan, deteksi dini masalah, deteksi Organization (WHO) memperpanjang
penyakit menular dan tidak menular, periode risiko terjadi depresi pasca
deteksi komplikasi obstetric (kehamilan, persalinan sampai dengan 12 bulan setelah
persalinan, nifas), persiapan persalinan melahirkan.4,5 sama halnya dengan yang
yang aman dan rencana antisipasi rujukan. dilakukan Munk-Olsen dkk yang
Tujuan dari Pelayanan antenatal ialah melakukan investigasi epidemiologi gejala
untuk menjaga kesehatan fisik maupun depresi pasca persalinan berbasis kohort
kesehatan mental ibu saat kehamilan hingga pada populasi wanita usia produktif mulai
setelah melahirkan. 2 dari kelahiran bayi sampai dengan 12 bulan
Salah satu gangguan kesehatan setelah melahirkan.6
mental yang muncul setelah melahirkan Depresi pascapersalinan ditandai
adalah Depresi pasca persalinan. Gangguan dengan tangisan, kesedihan, emosi labil,
ini paling umum dari pengaruh persalinan perasaan bersalah, kehilangan nafsu makan,
yaitu sekitar 10-15% dari perempuan yang adanya gangguan tidur, perasaan tidak
melahirkan mengalami hal ini, baik yang mampu merawat bayinya, sulit
pertama kali melahirkan maupun yang berkonsentrasi, daya ingat yang buruk,
berikutnya. Depresi pasca persalinan mudah kelelahan dan lekas marah.
berbeda dengan “baby blues”, depresi ini Beberapa wanita mungkin merasa sangat
cenderung berlangsung lebih lama dari pada khawatir dengan kesehatan bayinya dan
baby blues.3 merasa dirinya sangat buruk, tidak
Banyak pendapat mengenai rentang memadai, atau ibu merasa tidak mencintai
waktu depresi pasca persalinan. Sulit bayinya.7
menggambarkan kapan gejala dimulai dan Efek dari depresi pasca persalinan
lamanya gejala muncul.4 Berdasarkan The ini dapat mempengaruhi perkembangan
Diagnostic and Statistical Manual (DSM- bayinya. Apabila depresi pasca persalinan
IV) menetapkan 4 minggu setelah tidak diobati maka dapat memiliki efek
melahirkan sebagai pembatas terjadinya jangka panjang yang merugikan. Ibu dapat
gejala depresi pasca persalinan. mengalami kecanduan depresi berulang

148
kronis. Sedangkan bagi anak-anaknya, desain cross-sectional dan non intervensi.8
depresi ibu yang berkelanjutan dapat Riskesdas dilaksanakan secara berkala,
mempengaruhi emosional, perilaku, pertama kali dilaksanakan tahun 2007,
kognitif dan interpersonal anak-anaknya di kemudian tahun 2013 dan yang terakhir
kemudian hari. 7 tahun 2018. Populasi dalam analisis ini
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar adalah seluruh ibu di Indonesia yang
tahun 2018 (Riskesdas 2018), prevalensi memiliki bayi kandung usia <24 minggu.
depresi di Indonesia mencapai 6,1% dan Sampel penelitian adalah Seluruh ibu yang
tersebar di seluruh Indonesia, baik memiliki bayi kandung usia 2 minggu
diperkotaan maupun di pedesaan. sampai dengan 24 minggu yang terpilih
Berdasarkan jenis kelamin, ada 7,4% sebagai sampel Riskesdas 2018. Sejumlah
perempuan yang mengalami depresi dan 8769 sampel memenuhi kelengkapan
5,8% wanita yang berada pada usia subur variabel untuk dianalisis.
(usia 10-54 tahun) mengalami depresi.8 Dasar pemilihan usia bayi minimal
Segala sesuatu atau kejadian yang dua minggu adalah untuk menghindari
memicu stress pada saat kehamilan dan gangguan afektif yang disebabkan oleh
persalinan diyakini dapat memicu blues pasca persalinan yang terjadi pada
timbulnya depresi pasca persalinan.3 oleh periode 0-2 minggu pasca persalinan.9
karena itu dirasa perlu mengidentifikasi Tujuan pemilihan usia bayi maksimal 24
kejadian yang terjadi mulai dari sebelum minggu adalah mengurangi bias jika depresi
kehamilan hingga setelah melahirkan yang ibu disebabkan bukan karena pasca
menjadi factor risiko depresi pasca persalinan dan bayi pada usia lebih dari 24
persalinan. minggu umumnya sudah lebih tenang dan
Tujuan dari analisis ini adalah jam tidur bayi relatif teratur.
mengidentifikasi kondisi demografi, Kriteria inklusi dalam analisis ini
antenatal dan postnatal yang berpengaruh adalah responden dilakukan pengukuran
terhadap depresi pasca persalinan. depresi dan memiliki bayi kandung usia 2-
24 minggu. Variabel dependen dalam
METODE penelitian adalah Depresi Pasca Persalinan.
Data yang digunakan dalam analisis Dan variabel independen terdiri dari:
ini adalah data Riskesdas 2018. Riskesdas a) Kondisi antenatal: urutan kehamilan;
merupakan survei berskala nasional dengan usia kehamilan berakhir; kehamilan

149
yang diinginkan; pemeriksaan murung, hampir sepanjang hari, hampir
kehamilan ke tenaga kesehatan; setiap hari?
komplikasi kehamilan; 2. Apakah [NAMA] hampir sepanjang
b) Kondisi postnatal: metode waktu kurang berminat terhadap
persalinan; komplikasi persalinan; banyak hal atau kurang bisa menikmati
komplikasi nifas; hal-hal yang biasanya [NAMA]
c) Kondisi Demografi: Status nikmati?
perkawinan; umur; pendidikan; 3. Apakah [NAMA] merasa lelah atau
pekerjaan; tidak bertenaga, hampir sepanjang
waktu?
Pengukuran depresi menggunakan
4. Apakah nafsu makan [NAMA]
instrument Mini International
berubah secara mencolok atau apakah
Neuropsychiatric Interview (MINI) versi
berat badan [NAMA] meningkat atau
ICD-10 yang telah diterjemahkan kedalam
menurun tanpa upaya yang disengaja?
bahasa Indonesia. Pengukuran depresi
5. Apakah [NAMA] mengalami
mencakup perasaan responden yang
gangguan tidur hampir setiap malam
dirasakan pada dua minggu terakhir
(kesulitan untuk mulai tidur, terbangun
sebelum wawancara. Hasil validasi
tengah malam, terbangun lebih dini,
instrument depresi MINI yang digunakan
tidur berlebihan)?
pada populasi umum sebesar 60,68%
6. Apakah [NAMA] berbicara atau
sensitive.10 Jumlah pertanyaan depresi
bergerak lebih lambat daripada
dalam instrument ini sebanyak sepuluh
biasanya, gelisah, tidak tenang atau
pertanyaan dengan pilihan jawaban “ Ya”
mengalami kesulitan untuk tetap diam?
dan “Tidak”. Dikategorikan depresi jika
7. Apakah [NAMA] kehilangan
setidaknya memiliki dua jawaban “Ya”
kepercayaan diri, atau apakah [Nama]
pada pertanyaan 1 sampai 3 dan memiliki
merasa tidak berharga atau bahkan
dua jawaban “Ya” pada pertanyaan nomor
lebih rendah daripada orang lain?
4 sampai nomor 10.11 Sepuluh pertanyaan
8. Apakah [NAMA] merasa bersalah atau
depresi versi MINI adalah sebagai
mempersalahkan diri sendiri?
berikut:12
9. Apakah [NAMA] mengalami kesulitan
1. Apakah [Nama] secara secara terus berpikir atau berkonsentrasi, atau
menerus merasa sedih, depresif atau

150
apakah mempunyai kesulitan untuk pasca persalinan dibandingkan dengan pada
mengambil keputusan? wanita dalam kondisi lainnya.14
10. Apakah [NAMA] berniat untuk Dalam analisis ini, terdapat 8769 ibu
menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri yang memiliki bayi kandung usia 2-24
atau berharap bahwa [NAMA] mati? minggu dan berdasarkan gambar 1
Analisis univariat dilakukan terhadap diketahui bahwa sejumlah 478 ibu yang
seluruh variabel untuk mengetahui memiliki bayi usia 2-24 minggu dan yang
persentase setiap variable. Analisis mengalami gejala depresi (5,4%). Angka
bivariate dilakukan untuk mengkaji depresi pasca persalinan ini hampir
hubungan variable independen yaitu factor mendekati angka depresi nasional tahun
kehamilan dan karakteristik ibu terhadap 2018 (6,1%).8 Penelitian lain dilakukan
depresi pasca persalinan pada ibu yang pada waktu yang sama (tahun 2018) pada
memiliki bayi kandung usia 2-24 minggu. seluruh wanita nifas di Kota Gondar,
Analisis multivariat regresi logistik Ethiopia di temukan tingkat depresi pasca
dilakukan untuk mencari model terbaik dan persalinan sebesar 25% dengan
mencari OR masing-masing hubungan menggunakan instrument EPDS. 15
variable yang signifikan. Dalam analisis ini perbedaan angka depresi ini selain karena
juga dilihat keberadaan konfonding. Hasil berbeda instrument pengukuran, terdapat
analisis disajikan dalam bentuk tabel dan perbedaan factor budaya di antara kedua
diagram yang kemudian dinarasikan. Suatu negara, mengingat perempuan Indonesia
variable dikatakan variable konfonding jika lebih sulit mengungkapkan apa yang
variable tersebut merupakan factor risiko menjadi permasalahannya pada orang lain
untuk terjadinya penyakit namun memiliki sehingga semakin sulit proses diagnosis.
hubungan juga dengan variable independen
5,4
lainnya.13
Normal

94,6 Depresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Periode pasca persalinan merupakan
periode renan seorang wanita untuk Gambar 1, Persentase depresi pasca
mengalami gangguan perasaan. Studi persalinan pada ibu dengan bayi
berskala besar yang dilakukan di Amerika usia 2-24 minggu.
Serikat membuktikan terjadinya
peningkatan depresi pada wanita pada masa

151
Berdasarkan Gambar 2, depresi ibu tenaga kesehatan. Sekitar 34,3% responden
terus menurun saat usia bayi 2 minggu mengalami komplikasi kehamilan, 77,4%
sampai dengan usia 8 minggu, kemudian responden melahirkan secara normal, hanya
mengalami penaikan diusia bayi 12 minggu 27,5% mengalam komplikasi persalinan
dan menurun kembali di usia 16 minggu dan 13,2% mengalami komplikasi nifas.
sampai 20 minggu, setelah itu naik kembali Berdasarkan tabel 1 diketahui gejala
diusia bayi 24 minggu. depresi pasca persalinan berdasarkan
pendidikan ibu, dari 1139 responden yang
7.0
6.0 6.0 6.1 6.1 berpendidikan D1/PT ada sebanyak 3,1%
5.6
5.0 5.1 5.2 responden yang mengalami depresi pasca
% Depresi

4.0 3.8 persalinan. Ada sebanyak 5,4% responden


3.0
2.0 mengalami depresi dari 5131 responden
1.0 yang pendidikan SMP-SMA. Ada sebanyak
0.0
2 4 8 12 16 20 24
6,9% mengalami depresi dari keseluruhan
Usia Bayi (Minggu) responden yang berpendidikan rendah
(tidak sekolah dan tamatan SD). Sehingga
Gambar 2. Persentase gejala depresi ibu dari data tersebut ada kecenderungan bahwa
pasca persalinan berdasarkan usia semakin rendah pendidikan ibu maka
bayi semakin tinggi persentase depresi pasca
persalinan. Pada tabel 1 juga dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1, sebagian besar
persentasi depresi pasca persalinan
responden berumur 20-29 tahun (54,2%),
berdasarkan pekerjaan ibu yaitu terlihat
mayoritas berstatus sudah menikah (99,2%)
kecenderungan semakin baik jenis
, 61,8% pendidikan responden adalah tamat
pekerjaan ibu maka semakin rendah depresi
sekolah tingkat lanjut (SMP atau SMA) dan
pasca persalinannya.
Sebagian besar responden mengaku tidak
Gejala depresi pasca persalinan lebih
bekerja (66,4%).
tinggi pada ibu yang kehamilannya tidak
Selain itu, dari tabel 1 diketahui
diinginkan (9,6%), ibu yang tidak
bahwa 68,45 reesponden melahirkan bukan
melakukan pemeriksaan kehamilan ke
yang pertama, 94,4% melahirkan cukup
tenaga kesehatan (10,8%), mengalami
usia kehamilan, 91,1% merupakn
komplikasi kehamilan (9,0%), mengalami
kehamilan yang diinginkan, 97,8%
komplikasi persalinan (6,4%) dan
responden selalu periksa kehamilan ke

152
mengalami komplikasi nifas (12,5%).
(Tabel 1).

Tabel 1. Persentase depresi pasca persalinan berdasarkan karakteristik dan faktor kehamilan.
Kategori Depresi

Variabel n % (%) P-value OR

Normal Depresi

Karakteristik Ibu

Status Pernikahan 0,321

Kawin 8697 99,2 94,6 5,4

Cerai 72 0,8 91,7 8,3

Umur Ibu 0,035

>=40 tahun 402 4,6 97,0 3,0

30-39 tahun 3093 35,3 94,2 5,8 1,936

20-29 tahun 4757 54,2 94,8 5,2 1,727

<=19 tahun 516 5,9 93,0 7,0 2,355

Pendidikan Ibu 0,000

Tamat D1/D2/D3/PT 1176 13,4 96,9 3,1

Tamat SMP-SMA 5423 61,8 94,6 5,4 1,747

Tidak Sekolah-Tamat SD 2170 24,7 93,1 6,9 2,268

Pekerjaan Ibu 0,000

PNS/BUMN/BUMD/TNI 1461 16,7 96,6 3,4


/POLRI/Pegawai
Swasta/Wiraswasta

Pekerja harian 1487 17,0 95,6 4,4 1,276

153
Tidak bekerja 5822 66,4 93,8 6,2 1,862

Faktor Kehamilan

Urutan Kelahiran 0,295

Bukan Pertama 5996 68,4 94,4 5,6

Pertama 2773 31,6 94,9 5,1

Usia kehamilan saat lahir 0,804

>=37 Minggu 8258 94,2 94,6 5,4

<37 Minggu 511 5,8 94,3 5,7

Kehamilan yang diinginkan 0,000

Ya 7988 91,1 95,0 5,0

Tidak 781 8,9 90,4 9,6 2,012

Pemeriksaan kehamilan ke nakes

Ya 8574 97,8 94,7 5,3

Tidak 195 2,2 89,2 10,8 2,171

Komplikasi kehamilan 0,000

Tidak 5761 65,7 96,4 3,6

Ya 3008 34,3 91,0 9,0 2,630

Metode persalinan 0,062

Normal 6791 77,4 94,3 5,7

Sesar/vacum/forcept/
induksi 1978 22,6 95,4 4,6

Komplikasi persalinan 0,013

Tidak 6362 72,5 94,9 5,1

154
Ya 2407 27,5 93,6 6,4 1,290

Komplikasi nifas 0,000

Tidak 7607 86,8 95,6 4,4

Ya 1162 13,2 87,5 12,5 3,112

Tabel 2. Analisis regresi logistic berganda pada ibu depresi pasca persalinan

Variabel P-value OR CI

Pemeriksaan kehamilan ke nakes 0,000

Ya 1

Tidak 2,395 1,480-3,873

Komplikasi nifas 0,000

Tidak 1

Ya 2,317 1,864-2,879

Komplikasi kehamilan 0,000

Tidak 1

Ya 2,198 1,805-2,676

Kehamilan yang diinginkan 0,000

Ya 1

Tidak 1,701 1,305-2,216

Pendidikan Ibu

Tamat D1/D2/D3/PT 0,023 1

Tamat SMP-SMA 0,032 1,491 1,036-2,145

Tidak Sekolah-Tamat SD 0,006 1,717 1,164-2,533

155
Pekerjaan Ibu

PNS/BUMN/BUMD/TNI/POLRI/
0,002 -
Pegawai Swasta/Wiraswasta

Pekerja Harian 0,647 -

Tidak Bekerja 0,005 -

Pada table 2 diperoleh hasil regresi memeriksakan kehamilannya ke tenaga


logistic berganda. Dari analisis ini kesehatan setelah dikontrol variable
diperoleh factor kehamilan dan lainnya. Sama halnya dengan penelitian di
karakteristik ibu yang memiliki pengaruh Ethiopia Barat yang menyatakan bahwa
terhadap depresi pasca persalinan yaitu responden yang tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan ke tenaga kunjungan antenatal memiliki risiko 4 kali
kesehatan (p-value=0,000;OR=2,395), lebih tinggi mengalami depresi
komplikasi nifas (p- dibandingkan dengan responden yang
value=0,000;OR=2,317), komplikasi pernah kunjungan antenatal.15 kunjungan
kehamilan (p-value=0,000;OR=2,198), antenatal akan memberikan konseling dan
kehamilan yang tidak diinginkan (p- bimbingan antisipatif yang diberikan oleh
value=0,000;OR=1,701), dan pendidikan tenaga kesehatan kepada ibu hamil. Dalam
ibu. Dalam analisis ini pekerjaan ibu bimbingan tersebut akan membangun harga
menjadi variable konfonding. Hal ini diri dan ketahanan mental ibu, selain itu
dikarenakan ketika variable pekerjaan pada kunjungan antenatal ini juga akan
dikeluarkan dalam model, mengakibatkan diberikan pengetahuan mengenai hal-hal
perubahan OR >10. yang mungkin terjadi pada kehamilan
seperti komplikasi kehamilan supaya ibu
Pemeriksaan kehamilan ke tenaga
dapat mengenali gejala-gejala komplikasi
kesehatan.
dan langkah tepat penanganannya. 15
Berdasarkan analisis ini, Ibu yang intervensi depresi pada wanita dapat
tidak melakukan pemeriksaan kehamilan ke disesuaikan dengan kebutuhan wanita
tenaga kesehatan ketika hamil memiliki mulai dari pemberian empati dengan
risiko depresi pasca persalinan 2,4 kali lebih mendengarkan mereka secara aktif,
tinggi dibandingkan dengan ibu yang rutin

156
pendekatan psikososial yang berbeda ada kelas antenatal yang dapat mengajarkan
hingga penggunaan obat-obatan. Intervensi para calon ibu beberapa keterampilan
ini bisa diberikan oleh tenaga kesehatan parenting supaya calon ibu menjadi lebih
pada saat pemeriksaan kehamilan.16 siap secara batin dalam menghadapi peran
baru mereka.19
Profesionalitas tenaga kesehatan
dalam deteksi dan rujukan ibu hamil dan ibu Akan tetapi hasil ini berbeda dengan
pasca persalinan yang menderita kesehatan penelitian di Bristol, Manchester dan
mental sangat diperlukan. Seperti halnya London Yang melaporkan bahwa meskipun
penelitian di Surabaya yang membuktikan seorang wanita yang hamil sering
bahwa sistem dan sumber daya kesehatan di melakukan pemeriksaan kehamilan di
Surabaya dalam perawatan kesehatan layanan kesehatan namun gejala depresi
mental kasus depresi pasca persalinan tetap mereka rasakan. Hal ini dikarnakan
sudah terintegrasi dengan baik, namun sulitnya mereka mengungkapkan gejala
antara system dengan praktik masih ada gap stress, depresi atau kecemasan yang mereka
yang cukup nyata.17 rasakan secara suka rela dan tenaga
kesehatan pun juga tidak mudah dalam
Studi yang dilakukan pada tenaga
membuat diagnosis depresi. Penelitian ini
kesehatan yang berperan dalam pelayanan
menyarankan pentingnya peningkatan
pemeriksaan kehamilan di Srilanka, hanya
pendidikan dan pelatihan guna
42,8% yang pernah mendengar tentang
meningkatkan keterampilan deteksi.20
Edinburg Postnatal Depression Scale
(EPDS), meskipun EPDS telah Komplikasi Nifas
direkomendasikan sebagai alat skrining
Ibu yang mengalami komplikasi nifas
gangguan kesehatan mental pada ibu hamil
memiliki risiko depresi pasca persalinan 2,3
dan ibu pasca persalinan di Srilanka. Hal ini
kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
dimungkinkan karena kurangnya pelatihan
yang tidak mengalami komplikasi
tenaga kesehatan dan kurangnya
persalinan setelah dikontrol variable
pengetahuan tentang kriteria diagnostic
lainnya. Komplikasi persalinan adalah
depresi.18
gangguan yang terjadi pada periode nifas
Layanan pemeriksaan kehamilan di (0-42 hari setelah melahirkan) seperti
fasilitas kesehatan sangat penting bagi ibu pendarahan banyak pada jalan lahir, keluar
hamil karena pada pelayanan ini diharapkan cairan bau dari jalan lahir, bengkak di area

157
wajah/tangan/kaki, sakit kepala, kejang- pada jalan lahir, keluar air ketuban sebelum
kejang, demam lebih dari dua hari, waktunya, terasa sakit saat kencing, batuk
payudara bengkak/merah disertai rasa sakit, >2minggu, jantung berdebar-debar dan
dan hipertensi.12 Komplikasi yang terjadi nyeri dada, dan bengkak kaki desertai
setelah melahirkan dapat memicu kejang.12 Komplikasi kehamilan
peningkatan kecemasan, depresi dan merupakan salah satu factor risiko depresi
perasaan ingin bunuh diri pada wanita yang pasca persalinan. Umumnya wanita yang
mengalami depresi pasca persalinan.4 Hal sudah mengalami permasalahan sejak
ini dikarenakan komplikasi nifas terjadi kehamilan akan mengalami gejala depresi
setelah ibu merasakan kelelahan yang luar pasca persalinan yang lebih buruk dan
biasa saat melahirkan kemudian ditambah merasakan gejala depresi lebih awal.4
lagi dengan rasa sakit dari komplikasi nifas
Kehamilan yang tidak diinginkan
padahal ibu tersebut harus melakukan
Ibu dengan kehamilan yang tidak
tanggung jawabnya untuk merawat bayinya
diinginkan memiliki risiko depresi pasca
seperti menyusui dan menggendong bayi.19
persalinan 1,7 kali lebih tinggi
Komplikasi Kehamilan dibandingkan dengan ibu dengan
kehamilan yang diinginkan setelah
Ibu yang mengalami komplikasi
dikontrol variable lainnya. Kehamilan yang
kehamilan memiliki risiko depresi pasca
tidak diinginkan mencakup kehamilan yang
persalinan 2,2 kali lebih tinggi
tidak tepat waktu dan yang tidak
dibandingkan dengan ibu yang tidak
diinginkan. Sejalan dengan penelitian di
mengalami komplikasi kehamilan setelah
USA, Kehamilan yang tidak direncanakan
dikontrol variable lainnya. Temuan ini
atau tidak diinginkan merupakan predictor
dikuatkan oleh systematic review beberapa
sedang depresi pasca persalinan.4
penelitian di Arab yang juga menunjukkan
Penelitian-penelitian di negara
kondisi komplikasi selama kehamilan
berpendapatan rendah-menengah dan Arab
menjadi factor risiko untuk ibu mengalami
juga menunjukkan kehamilan yang tidak
depresi pasca persalinan.21 Komplikasi
diinginkan berisiko (OR=1,6-8,8) membuat
kehamilan mencakup komplikasi yang
seorang ibu mengalami depresi
terjadi selama masa kehamilan seperti
postpartum.21,22 Begitu pula dengan
muntah/diare terus-menerus, demam tinggi
penelitian di Ethiopia dan di Ceko,
(3 hari sebelum melahirkan), hipertensi,
kehamilan yang tidak di rencanakan
janin kurang bergerak, pendarahan banyak

158
memiliki risiko 2 kali lebih tinggi rendah yang dimiliki oleh ibu.25 Tingkat
mengalami depresi pasca persalinan pendidikan merupakan bagian dari ukuran
dibandingkan dengan kehamilan yang status sosial ekonomi seseorang. Biasanya
direncanakan.15,23 hal ini dikarenakan penelitian tentang depresi lebih mengaitkan
melahirkan bayi yang tidak dengan status sosial berupa tingkat
diinginkan/tidak direncanakan memiliki pendidikan karena sifatnya yang kontinyu
pengaruh terhadap kehidupan dan rencana dan berlaku untuk semua responden,
karir seorang wanita. Berbeda dengan hasil dibandingkan pendapatan dan pekerjaan.26
penelitian di Denmark yang dilakukan pada Pendidikan rendah dapat mencerminkan
21.276 perempuan yang sedang status sosial ekonomi rendah. Status sosial
menjalankan pengobatan perencanaan ekonomi yang lemah dapat menjadi faktor
kehamilan IVF, penelitian tersebut risiko kejadian depresi postpartum.
menunjukkan bahwa kehamilan yang Mekanisme yang mungkin berlaku adalah
diinginkan tidak dapat mengurangi risiko wanita dengan sosial ekonomi rendah lebih
terjadinya depresi pasca persalinan. Hal ini mungkin mengalami peristiwa kehidupan
dikarenakan perasaan ibu dapat berubah yang buruk, hidup dalam kondisi yang
seiring masa kehamilan hingga setelah penuh sesak dan stres, memiliki penyakit
melahirkan.24 kronis dan lebih sedikit kesempatan kerja;
semua ini diakui sebagai faktor risiko untuk
depresi postpartum.27 berbeda dengan
penelitian yang dilakukan di eropa dan

Pendidikan ibu USA yang membuktikan bahwa ibu yang

Ibu dengan pendidikan rendah (tidak berpendidikan rendah lebih kecil

sekolah/tamat SD) memiliki risiko depresi kemungkinannya untuk mengalami depresi


pasca persalinan 1,7 kali lebih tinggi pasca persalinan.28

dibandingkan dengan ibu berpendidikan


tinggi (D1/D2/D3/PT) setelah dikontrol KESIMPULAN
variable lainnya. Temuan ini dikuatkan oleh Variabel yang signifikan terhadap
10 dari 28 penelitian dalam sistematic depresi pasca persalinan adalah riwayat
review kondisi postpartum di India, yang pemeriksaan kehamilan ke tenaga
menunjukkan masalah depresi postpartum kesehatan, komplikasi nifas, komplikasi
terkait dengan tingkat pendidikan yang kehamilan, kehamilan yang tidak

159
diinginkan dan pendidikan ibu. Deteksi dini Information and Modeling. 2014.
dan pengobatan depresi selama
2. Permenkes RI Nomor 97 Tahun
pemeriksaan kehamilan dapat mengurangi
2014. Pelayanan Kesehatan Masa
risiko depresi pasca persalinan.
Sebelum Hamil, Masa Hamil,
SARAN Persalinan dan Masa Sesudah
Pentingnya pemeriksaan fisik dan Melahirkan, Penyelenggaraan
psikis ibu pada layanan antenatal baik pada Kontrasespsi serta Pelayanan
masa kehamilan ataupun setelah Kesehatan Seksual. 2014.
melahirkan di fasilitas kesehatan pertama
3. Lubis NL. Depresi Tinjauan
baik di puskesmas, klinik pratama ataupun
Psikologis. 2nd ed. Jakarta:
di tempat praktek dokter spesialis
Kencana; 2016. 208 p.
kandungan guna deteksi dini gangguan
psikis supaya dapat segera ditentukan 4. Samantha Meltzer-Brody.

penanganannya. Heterogeneity of postpartum


depression: a latent class analysis.
UCAPAN TERIMA KASIH
Lancet Psychiatry. 2015;2(1):59–67.
Ucapan terima kasih kepada Kepala
5. Wisner KL, Moses-Kolko EL, Sit
Badan Litbang Kementerian Kesehatan
DKY. Postpartum depression: A
yang telah memberikan izin kepada tim
disorder in search of a definition.
penulis untuk melakukan analisis lanjut
Arch Womens Ment Health.
Riskesdas 2018. Terima kasih juga kami
2010;13(1):37–40.
ucapkan kepada Laboratorium Manajemen
Data Badan Litbangkes yang sudah 6. Munk-Olsen T, Laursen TM,

membuatkan subset data analisis ini serta Pedersen CB, Mors O MP. New

kami ucapkan terima kasih kepada panitia Parents and Mental Disorders. A

Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat Population-Based Register Study.

UPNVJ yang telah memberikan JAMA. 2006;296(21):2582–9.

kesempatan kepada kami untuk 7. Stewart DE, Robertson E, Phil M,


mempresentasikan makalah ini. Dennis C, Grace SL, Wallington T.

DAFTAR PUSTAKA Postpartum Depression: Literature

1. PP RI Nomor 61. Kesehatan review of risk factors and

Reproduksi. Journal of Chemical interventions. WHO Publ [Internet].

160
2003;(October):289. Available from: States. Arch Gen Psychiatry.
http://www.who.int/mental_health/p 2008;65(7):805–15.
revention/suicide/lit_review_postpar
15. Asaye MM, Muche HA, Zelalem
tum_depression.pdf
ED. Prevalence and Predictors of
8. Kemenkes RI BP dan P (Balitbang). Postpartum Depression: Northwest
Laporan Hasil Riset Kesehatan Ethiopia. Psychiatry J. 2020;2020:1–
Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 9.
2018. Riset Kesehatan Dasar 2018.
16. WHO. Maternal mental health and
2014. p. 182–3.
child health and development in low
9. O’Hara M W WKL. Perinatal mental and middle income countries. World
illness: Definition, description and Health. 2008;(February).
aetiology. Best Pr Res Clin Obs
17. Surjaningrum ER, Minas H, Jorm
Gynaecol. 2014;28(1):3–12.
AF, Kakuma R. The feasibility of a
10. Kemenkes RI BP dan P (Balitbang). role for community health workers in
Studi Kesehatan Jiwa pada Beberapa integrated mental health care for
Daerah di Indonesia. 2017; perinatal depression: A qualitative
study from Surabaya, Indonesia. Int J
11. Mubasyiroh R, Pradono J,
Ment Health Syst [Internet].
Nurkhotimah E, Kusumawardani N,
2018;12(1):1–16. Available from:
Idaiani S. Depression As a Strong
https://doi.org/10.1186/s13033-018-
Prediction of Suicide Risk. Glob J
0208-0
Health Sci. 2018;10(12):52.
18. Patabendige M, Athulathmudali SR,
12. Kemenkes RI BP dan P (Balitbang).
Chandrasinghe SK. Mental Health
Kuesioner Individu Riskesdas 2018.
Problems during Pregnancy and the
In 2018.
Postpartum Period: A Multicenter
13. Hastono SP. Analisa Data Bidang Knowledge Assessment Survey
Kesehatan. 2016;1–212. among Healthcare Providers. J

14. Oriana Vesga-Lopez, Carlos Blanco, Pregnancy. 2020;2020.

Katherine Keyes MO. Psychiatric 19. Xiao X, Ngai FW, Zhu SN, Loke
Disorders in Pregnant and AY. The experiences of early
Postpartum Women in the United

161
postpartum Shenzhen mothers and 2017;17(1):1–10.
their need for home visit services: A
24. Munk-Olsen T EA. Does Childbirth
qualitative exploratory study. BMC
Cause Psychiatric Disorders? A
Pregnancy Childbirth. 2019;20(1):1–
Population- Based Study Paralleling
12.
a Natural Experiment.
20. Chew-Graham CA, Sharp D, Epidemiology. 2015;26(1):79–84.
Chamberlain E, Folkes L, Turner
25. Upadhyay RP, Chowdury R, Salehi
KM. Disclosure of symptoms of
A, Sarkar K, Singh SK, Sinha B,
postnatal depression, the
Pawar A A. Postpartum Depression
perspectives of health professionals
in India: a Systematic Review and
and women: A qualitative study.
Meta Analysis. Bull World Heal
BMC Fam Pract. 2009;10:1–9.
Organ. 2017;95(706–717).
21. Ayoub K, Shaheen A HS.
26. Lorant V, Eaton W, Robert A,
Postpartum Depression in The Arab
Phillippot P A. Socioeconomic
Region: A Systematic Literature
Inequalities in Depression: A Meta-
Review. Clin Pract Epidemiol Ment
Analysis. Am J Epidemiol.
Heal. 2020;16:142–55.
2003;157:98–112.
22. Fisher J, Mello M, Patel V, Rahman
27. Nasreen et al. Incidence and Risk
Atif, Tran T, Holtana S HW.
Factor of Postpartum Depressive
Prevalence and determinants of
Symptoms in Women: APopulation
common perinatal mental disorders
Based Prospective Cohort Study in a
in women in low- and lower-middle-
Rural District in Bangladesh.
income countries: a systematic
Depress Anxiety. 2015;4(2).
review. Bull World Heal Organ.
2012;90:139–49. 28. Di Florio1, 2, K. Putnam1, M.
Altemus3, G. Apter4, V. Bergink5, 6,
23. Fiala A, Švancara J, Klánová J,
J. Bilszta7, R. Brock8, A. Buist7, K.
Kašpárek T. Sociodemographic and
M. Deligiannidis9, E. Devouche10,
delivery risk factors for developing
C. N. Epperson11, C. Guille12, D.
postpartum depression in a sample of
Kim11, P. Lichtenstein13, P. K. E.
3233 mothers from the Czech
Magnusson13, P. Martinez14, T.
ELSPAC study. BMC Psychiatry.

162
Munk-Olsen6, and PDATC and T postpartum depression using the
(PACT) C, 1Department. The impact Edinburgh Postnatal Depression
of education, country, race and Scale. Psychol Med.
ethnicity on the self- report of 2017;47(5):787–99.

163

Anda mungkin juga menyukai