Anda di halaman 1dari 11

116

Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (online)
ISSN 2089-4503 (cetak)

PENGETAHUAN REMAJA TENTANG RESUSITASI JANTUNG


PARU BERHUBUNGAN DENGAN EFIKASI DIRI REMAJA
DI SMK NEGERI 2 SINGOSARI MALANG

Dudella Desnani Firman Yasin1), Ahsan2), Septi Dewi Rachmawati3)

1)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
2,3)
Program Studi Magister Keperawatan Peminatan Gawat Darurat
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
E-mail: dudellafirman@unitri.ac.id

ABSTRACT

The focus of current global health problems is the death rate that occurs outside the Hospital Out-of-
Hospital Cardiac Arrest (OHCA) due to cardiac arrest. Every year the incidence rate is very high and
increasing. Delay in reporting and providing Lung Resuscitation can result in death. Providing knowledge
about CPR is expected to reduce mortality due to cardiac arrest. The purpose of this study was to determine
the relationship of knowledge with adolescent self-efficacy in performing Pulmonary Resuscitation. The
research design used was cross-sectional study. The research location is SMK Negeri 2 Singosari Malang.
The number of respondents was 110 respondents taken by purposive sampling technique. Data analysis
using chi-square test that is knowledge obtained p = 0.003 (p <0.05). So it is very important to provide
knowledge and Self-efficacy of Youth as early as possible and the school can work together with the Youth
Red Cross and those who are competent in their fields to educate the CPR.

Keywords: Pulmonary Resuscitation (CPR); Teenagers; Self-Efficacy; Knowledge

ABSTRAK

Permasalahan yang terjadi dalam kesehatan dunia saat ini adalah angka kematian yang
terjadi di luar rumah sakit Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) akibat henti jantung.
Setiap tahunnya angka kejadiannya sangat tinggi dan meningkat. Keterlambatan dalam
pelaporan dan pemberian tindakan Resusitasi Jantung Paru dapat mengakibatkan kematian.
Dengan memberikan pengetahuan mengenai RJP diharapkan dapat mengurangi angka
kematian akibat dari henti jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan Resusitasi Jantung

Cara mengutip: Yasin, D.D. Firman., Ahsan & Ravhmawati, S. Dewi. (2020). Pengetahuan Remaja Tentang Resusitasi Jantung
Paru Berhubungan dengan Efikasi Diri Remaja di SMK Negeri 2 Singosari Malang. Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8(1), 116-126

Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/1751


117
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

Paru. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study . Lokasi penelitian di
SMK Negeri 2 Singosari Malang. Jumlah responden sebanyak 110 responden yang diambil
dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square yaitu
pengetahuan didapatkan nilai p = 0,003 (p<0,05). Sehingga sangat penting memberikan
pengetahuan dan Efikasi Diri Remaja sedini mungkin dan pihak sekolah dapat bekerjasama
dengan Palang Merah Remaja. Selain itu pada remaja perlu diberikan kajian atau sosialisasi
secara teratur mengenai RJP.

Kata Kunci: Resusitasi Jantung Paru (RJP); Remaja; Efikasi Diri; Pengetahuan

PENDAHULUAN
Seseorang yang telah didiagnsa mengalami Kemenkes RI pada tahun 2017
penyakit jantung atau tidak secara tiba-tiba menjelaskan bahwa presentase siswa yang
dan mendadak mengalami henti jantung mengalami kejadian tidak sadarkan diri
atau cardiac arrest secara tiba-tiba. Kejadian sebesar 35%. Hal ini dikarenakan
tersebut tidak bisa diperkirakan dan pengetahuan remaja yang rendah akan
berlangsung sangat cepat sehingga tidak kejadian henti jantung. Solusi atas masalah
bisa diperkirkan tanda dan gejala yang tersebut adalah dengan meningkatkan
muncul atau nampak (American Heart peran orang awam atau bystander RJP
Association, 2010). Out-of-Hospital Cardiac dengan memberikan pengetahuan tentang
Arrest (OHCA) menyebutkan bahwa Resusitasi Jantung Paru (RJP). Menurut
angka kejadian henti jantung meningkat AHA 2015 juga merekomendasikan
pada setiap tahunnya dimana kejadian dengan meningkatkan peran setiap orang
henti jantung merupakan fokus utama untuk menjadi bystaneder RJP , setiap orang
permasalahan kesehatan dunia dimana di komunitas penting diberikan
angka kejadiannya sangat tinggi yaitu 50 - pengetahuan tentang RJP karena dengan
60 per 100.000 orang per tahun meningkatnya jumlah bystander RJP maka
(Berdowski et al., 2010). Tingginya angka RJP dapat diberikan dengan cepat pada
kejadian OHCA juga diikuti dengan angka orang yang mengalami henti jantung
kelangsungan hidup penderita OHCA sehingga akan meningkatkan survival rate
yang sangat kecil, yaitu 12 % saja. korban OHCA sebanyak dua hingga tiga
Penyebab utama dari rendahnya survival kali lipat (Hasselqvist-Ax et al., 2015). Asia
rate korban OHCA adalah terlambatnya Tenggara masih sedikit memiliki bystander
pelaporan dan pemberian tindakan RJP, tidak hanya di Asia tetappi di negara-
resusitasi jantung paru (RJP) (Wnent, negara berkembang juga memiliki jumlah
Grasner, Bohn et al., 2013).
118
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

bystander yang sedikit (Wang, Ma, & Lu, Faktor yang mempengaruhi ketidakmauan
2015). siswa melakukan RJP salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan dalam melakukan
Seseorang yang telah mengalami henti RJP. Dengan meningkatnya pengetahuan
nafas, perdarahan dan henti jantung maka maka akan meningkat pula jumlah
perlu diberikan Resusitasi Jantung Paru. bystander RJP di komunitas. Pengetahuan
RJP sangat penting diberikan kepada siswa tentang RJP perlu ditingkatkan.
masyarakat awam. Dengan meningkatnya Tindakan RJP pada seseoang yang
ketrampilan mengenai RJP maka mengalami henti jantung harus hati-hati
pengetahuan bystander RJP juga meningkat. dengan mengetahui teknik dasar RJP.
Ketrampilan RJP ini dapat diberikan dan Oleh karena itu sangat penting
diajarkan kepada setiap orang yaitu orang memberikan program pelatihan RJP pada
remaja, orang dewasa, bahkan anak juga masyarakat awam sehingga dapat terjadi
harus mempunyai ketrampilan ini (Frame, penuruanan terhadap korban yang
2010). Siswa Sekolah Menengah Kejuruan mengalami henti jantung sehingga korban
merupakan bagian dari komunitas RJP dapat terselamatkan oleh bystander RJP.
dimana didalam sekolah terdapat siswa Siswa sekolah menengah atas (SMA) akan
dengan kelompk remaja. Remaja ini melakukan pertolongan pada korban yang
merupakan kelompok anak usia sekolah mengalami henti jantung jika siswa terebut
dan pada tahap perkembangan ini remaja mendapatkan pelatihan mengenai hal
memiliki daya ingat yang kuat, tersebut (Neil et al., 2011). Kurangnya
ketrampilan yang tinggi dan rasa ingin pengetahuan tentang RJP merupakan
tahu yang tinggi. Sehingga pada siswa faktor yang sangat penting dalam
SMK ini sangat penting diberikan melakukan RJP. Orang awam
pengetahuan tentang penanganan korban menganggap bahwa ketika melakukan RJP
yang mengalami henti jantung serta cara maka orang awam tersebut merasa takut
penanganan yang tepat pada korban salah untuk melakukan RJP. Selain itu
tersebut. Beberapa faktor yang orang awam juga takut jika memberikan
menyebabkan kegagalan penanganan RJP pada korban maka si penolong akan
korban henti jantung yaitu pengetahuan tertular penyakitnya. Orang awam juga
yang rendah tentang RJP sehingga siswa takut untuk memberikan pertolongan
tidak tahu cara yang tepat untuk berupa ventilasi dari mulut ke mulut
menangani korban henti jantung. karena efikasi diri yang ada pada diri
119
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

remaja masih kurang. Maka dari itu efikasi (Closed Ended Question) yang telah dibuat
diri remaja berhubungan dalam oleh kuesioner Bayu (2015). Kuesioner
keengganan seseorang untuk melakukan efikasi diri dalam melakukan tindakan RJP
RJP terutama pada orang asing. Maka dari dikembangkan berdasarkan riset yang
itu peneliti tertarik untuk mengetahui dilakukan oleh Howell & Watson (2007)
pengetahuan masyarakat orang awam dan Klassen et al., (2008). Seluruh
yang berhubungan dengan efikasi diri instrument tersebut telah dimodifikasi dan
remaja dalam melakukan Resusitasi teruji validitas serta reliabilitasnya dan
Jantung Paru di SMK Negeri 2 Singosari. dipatkan hasil uji validitas 0,510 dan uji
reabilitas dengan nilai alpha 0,739.
METODE PENELITIAN Berdasarkan kuesioner
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross HASIL
sectional. Penelitian ini dilakukan di SMK Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Negeri 2 Singosari, Malang. Populasi Karakteristik Responden
dalam penelitian ini yaitu 152 remaja di Karakteristik Jenis f (%)
Responden
Sekolah tersebut sedangkan jumlah
sampel sebanyak 110 yang diambil dengan Umur 16 tahun 21 19,1
16 tahun 89 80,9
teknik purposive sampling. Kriteria inklusi Jenis Kelamin Laki - laki 81 73,6
dalam penelitian ini terdiri dari (1) Siswa
Perempuan 29 26,4
dengan usia 16-17 tahun; (2) Bersedia Pengetahuan Tinggi 27 24,5
Rendah 83 75,5
menjadi responden penelitian. Efikasi Diri Tinggi 33 43,5
Pengambilan data dilakukan selama satu Rendah 77 56,5
Total 110 100
kali pada bulan Juni sampai dengan Juli
2017. Untuk mengetahui gambaran dari Hasil penelitan pada Tabel 1
setiap variabel yang diteliti digunakan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
analisis univariat. Untuk mengetahui SMK Negeri 2 yaitu berumur 17 tahun,
hubungan antar variabel digunakan uji mayoritas berjenis kelamin laki-laki dan
Chi-Square. ebagian besar mempunyai pengetahuan
yang rendah dalam hal resusitasi jantung
Kuesioner pengetahuan tentang tindakan paru.
RJP yang berisi pertanyaan tertutup
120
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat


Variabel Independent Variabel Dependent P-value
Pengetahuan Efikasi Diri 0,003

Tabel 2 pengetahuan dengan efikasi diri (Nichol G, 2008; Vaillancourt, 2008;


remaja didapatkan P-value = 0,003 Zaher, 2009).
sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan Efikasi Diri Remaja
efikasi diri remaja. Dalam penelitian ini didapatkan hasil
bahwa efikasi diri remaja dalam
PEMBAHASAN melakukan RJP juga rendah. Bandura
Pengetahuan Remaja menjelaskan bahwa efikasi diri remaja
Pengetahuan remaja tentang kejadian terbentuk melalui sebuah proses secara
henti jantung masih sangat rendah. kognitif sehingga dapat mempengaruhi
Wissenberg (2012) menjelaskan bahwa tindakan dimana terdapat suatu tujuan
pengetahuan remaja tentang kejadian tertentu. Kemampuan kognitif tersebut
henti jantung berada ditingkat terendah dapat mempengaruhi kejadian sehari-hari
yaitu 1 %. Angka tersebut didukung individu. Penelitian menyebutkan bahwa
dengan data dari AHA yang menyatakan semakin efektif kemampuan individu
ketidakberdayaan dalam tindakan dalam melakukan sebuah analisis dan
pertolongan kejadian henti jantung berlatih maka akan sangat mendukung
dimana dipengaruhi oleh pengetahuan. sekali tindakan individu tersebut. Sehingga
Masyrakat masih ragu-ragu untuk individu tersebut dapat mengatasi atau
melakukan pertolongan pertama pada mengontrol kejadian yang ada dihidupnya
kejadian henti jantung dikarenakan (Kraut, Chandler & Hertenstein, 2016).
masyarakat masih belum tau tata cara
untuk melakukan pertolongan dan takut Hubungan Pengetahuan dengan
untuk melakukan tindakan tersebut. Selain Efikasi Diri Remaja Dalam
itu ketakutan masyarakat untuk Melakukan Resusitasi Jantung Paru
memberikan pertolongan kepada korban Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
henti jantung dikarenakan akan signifikansi yang diperoleh untuk variabel
mengakibatkan trauma yang berkelanjutan pengetahuan adalah 0,003. Oleh karena
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf
121
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

signifikansi 5% (p=0.003<0.05), maka (2013) dimana didapatkan hasil riset yaitu


dapat dinyatakan bahwa H1 diterima berupa pengaruh antara pengetahuan
sehingga terdapat hubungan antara dengan efikasi diri setelah responden
pengetahuan dengan efikasi diri remaja mendapatkan pembelajaran melalui kartu.
dalam melakukan resusitasi jantung paru Metode pembelajaran ini meningkatkan
di SMK Negeri 2 Singosari. Hasil ini pengetahuan responden yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan mendapatkan pembelajaran mengenai RJP
Jenson dan Forsyth (2012) dimana sehingga efikasi diri pada responden juga
pengetahuan dapat mempengaruhi efikasi meningkat. Pada penelitian ini didapatkan
diri setelah diberikan pengajaran terhadap bahwa pemahaman konsep yang baik
keselamatan pada korban henti jantung dapat mempengaruhi efikasi diri, dimana
efikasi diri meningkat dan hasil dari dengan meningkatnya pengetahuan remaja
penelitian ini adalah metode yang tepat mengenai RJP maka meningkat pula
digunakan untuk meningkatkan efikasi diri remaja. Lynch, Einprusch,
pengetahuan yaitu dengan cara Nichol, 2005 mengungkapkan bahwa
menggunakan metode pembelajaran fenomena yang terjadi di masyarakat
berupa video dan mobile application. adalah kasus henti jantung merupaka
Penggunaan media ini sangat kasus yang tidak dapat ditemui secara
mempengaruhi pengetahuan dimana reguler dan penatalaksanaannya juga
menggunakan komponen pendekatan bukan merupakan tindakan yang mudah
teknologi dengan menstimulasi otak untuk dipahami dan dimengerti serta tidak
manusia. Media tersebut dapat mudah dilakukan ketika seseorang
menstimulasi otak dengan melibatkan tersebut belum mengerti konsepnya
audio, gerak video dan gambar. Efek yang dengan baik. Keselamatan hidup korban
didapatkan dari media ini yaitu henti jantung sangat dipengaruhi oleh
meningkatkan kemampuan otak dengan kecepatan bystander RJP dalam
memori jangka panjang serta dapat memberikan pertolongan. Sehingga ketika
memudahkan seseorang untuk mengingat seseorang membutuhkan pertolongan
apa yang sudah dipelajari (Delazer et al., dengan segera maka dibutuhkan juga
2003). kemampuan dan pengetahuan dalam
melakukan RJP. Hal ini sangat penting
Penelitian ini sejalan dengan penelitan ditekankan kepada orang awam atau
yang dilakukan oleh Gutierrez di Filipina bystander RJP khususnya pada remaja
122
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

karena remaja mempunyai kemampuan sesuai dengan penelitian yang dilakukan


motorik yang lebih. RJP ini membutuhkan oleh Dariyo (2003) yang meyatakan
pengetahuan dan kemampuan motorik bahwa usia remaja merupakan usia
karena tindakan ini merupakan tindakan dimana individu masih bisa memecahkan
yang cukup sulit dan membutuhkan suatu masalah dengan pikiran yang abstrak.
pelatihan. Dampak dari pengetahuan RJP Stewart (2003) menegaskan bahwa
yaitu dapat memberikan ketahanan semakin bertambahnya usia seseorang
memori yang cukup lama. Efikasi diri maka semakin besar pula daya tangkap
sangat dipeengaruhi oleh pengetahuan dan pola pikir individu serta terdapat
diaman pengetahuan yang cukup perkembangan yang sangat signifikan baik
mengenai RJP dapat mempengaruhi secara fisik, psikologis, mental dan
efikasi diri remaja dalam melakukan RJP kognitif pada remaja.
pada korban yang mengalami henti
jantung. Penatalaksanaan segera pada korban yang
diduga mengalami henti cjantung
Pengetahuan tentang RJP sangat menggunakan Chain of Survival dimana hal
dibutuhkan oleh orang awam, dimana ini sangat penting dilakukan untuk
pengetahuan ini akan mempengaruhi menyelamatkan nyawa seorang korban
perilaku dalam melakukan pertolongan henti jantung. Untuk mengoptimalkan
pada korban henti jantung. Pengetahuan harapan hidup seseorang maka harus
tentang RJP akan meningkatkan dilakukan sesuai dengan Chain of Survival
pengetahuan orang awam mengenai dimana seorang harus dikenalkan
tanda-tanda pasien yang harus diberikan terhadap pengenalan dan akses segera ke
pertolongan RJP, cara-cara melakukan pelayanan gawat darurat segera setelah
RJP, serta mengetahui tanda-tanda pasien melakukan RJP dan untuk mendapatkan
yang telah terselamatkan atau tidak perawatan lebih lanjut merupakan suatu
terselamatkan. Pengetahuan RJP ini dapat kesatuan dalam memaksimalkan harapan
mengurangi angka kematian pada kasus hidup seorang korban henti jantung.
henti jantung. Tinggi rendahnya Angka keselamatan (survival rate) dapat
pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi mendekati 50% pada kasus henti jantung
oleh berbagai macam faktor, antara lain apabila rantai keselamatan ini dapat
yaitu usia, pendidikan, informasi, serta dilakukan dengan efektif yang ditolong
pengalaman (Notoatmodjo, 2013). Hal ini oleh relawan RJP dengan gambaran
123
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

Ventricular fibrillation (VF). Peningkatan cepat dimana pengetahuan dan


pengetahuan masyarakat tentang konsep ketrampilan mengenai RJP yang
Chain of Survival sangat penting dilakukan menggunakan metode teratur "refreshing"
untuk mengoptimalkan penanganan yang dapat dilakukan pada frekuensi
korban henti jantung yang terjadi tinggi, seperti setiap sembilan puluh hari
dimanapun berada (Berg, Chair, Robin et (Anderson, Gaetz, & Masse, 2011).
al., 2010).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Informasi yang didapatkan oleh orang penelitan Bobrow et al (2010) yang
awam dapat mempengaruhi seseorang menyatakan bahwa pengetahuan
melakukan tindakan karena pengaruh mengenai telpon Emergency Medical Service
tersebut akan mengakibatkan perubahan (EMS) menjadi sesuatu hal yang sangat
perilaku pada diri individu sehingga dapat penting di masyarakat ketika terjadi
meningkatkan pengetahuan. Informasi kejadian henti jantung. Ketika masyarakat
mengenati RJP harus ditingkatkan karena atau orang awam mengetahui kejadian
semakin banyak informasi yang diterima henti jantung dan memahami bagaimana
maka akan semakin meningkat pula cara menolong korban henti jantung maka
pengetahuan yang didapat. Hal ini juga efikasi diri akan timbul pada saat yang
didukung oleh penelitian yang dilakukan tepat. Akibat dari gagalnya „Emergency
oleh Partiprajak dan Thongpo (2016) yang respon sesystem’ pada korban henti jantung
mengatakan bahwa efek langsung yang merupakan waktu yang sangat berharga
signifikan terjadi ketika orang awam atau untuk melakukan RJP. Pertolongan
remaja mendapatkan pelatihan tentang secepat dan sedini mungkin sangat
RJP sehingga dapat meningkatkan self berharga bagi korban yang mengalami
efficacy pada orang awam. Selain itu henti jantung, hal tersbut tertuang dalam
ketrampilan juga sangat penting pada guideline pertolongan pada korban yang
tindakan RJP ini. mengalami henti jantung. Dalam guideline
ini dijelaskan bahwa orang awam yang
Penelitian ini berkebalikan dengan mengetahui adanya korban tidak sadarkan
penelitian yang dilakukan oleh Anderson, diri di tempat kejadian dan orang awam
Gaetz, Masse et al (2011) di Kanada yang tersebut mengetahui akan tanda-tanda
didapatkan hasil bahwa dalam sembilan orang yang mengalami henti jantung,
puluh hari didapatkan perburukan secara maka orang tersebut meminta tolong
124
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

orang lain untuk melakukan komunikasi KESIMPULAN


terhadap sistem kegawatdaruratan yang Pengetahuan remaja tentang RJP masih
ada. Kemudian orang awam tersbut dapat sangat rendah dengan jumlah remaja
segera melakukan tindakan RJP setelah dengan tingkat pengetahuan rendah
adanya komunikasi atau aktivasi dari sebanyak 83 remaja. Efikasi diri remaja
sistem kegawatdaruratan. Sejalan dengan dalam melakukan RJP masih sangat
penelitian Suharsono dan Kartikawati kurang dibuktikan dengan 77 remaja
(2009) yang meneliti hal yang serupa memiliki efikasi diri yang rendah.
didapatkan hasil bahwa setiap individu Sehingga Pengetahuan remaja tentang RJP
harus mengetahui tanda awal kejadian berhubungan dengan efikasi diri remaja
henti jantung dimana kejadian ini sangat dalam melakukan RJP
mengancam nyawa seseorang. Kematian
mendadak dapat terjadi dalam hitungan SARAN
menit jika korban yang mengalami kasus Hasil penelitian ini dapat dijadikan data
henti jantung tidak ditangani dengan dasar dalam menyusun perencanaan
segera. Penelitian serupa juga program pembelajaran hard skill dan soft
mengungkapkan bahwa penyebab skill penatalaksanaan henti jantung dalam
gagalnya usaha menyelamatkan korban melaksanakan resusitasi jantung paru pada
henti jantung yaitu karena orang awam korban yang mengalami serangan jantung.
tidak mampu mengenali tanda dan gejala Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait
yang terjadi pada korban yang mengalami hubungan proses pengambilan keputusan
henti jantung. Pentingnya penanganan dengan efikasi diri remaja dalam
dan pengenalan mengenai tanda dan gejala melakukan resusitasi jantung paru. Selain
henti jantung sedini mungkin dapat itu pada remaja perlu diberikan kajian atau
menyelamatkan nyawa korban. Salah satu sosialisasi secara teratur mengenai RJP.
hal yang paling mudah dilakukan oleh
masyarakat awam mengenali tanda dan REFERENSI
gejala henti jantung yaitu dengan cara American Heart Association CPR and
First Aid. (2015). About
menepuk bahu korban dan dengan
cardiopulmonary resuscitation
menayakan keadaannya (Supriyono, 2008). (CPR). Ann Intern Med. 157. p: 19-
28.
Anderson, G., Gaetz, M., & Masse, J.
(2011). First aid skill retention of first
responders within the workplace.
125
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

Journal of Trauma, Resuscitation ang Understanding Selected Topics in Biology.


Emergrncy Medicine. Education Department, Bulacan
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. State University–Sarmiento Campus,
(2001). A Taxonomy for learning, City of San Jose del Monte, Bulacan
teaching, and assesing: A revision of 3023, Philippines
Bloom's Taxonomy of Educational Hasselqvist-Ax I, Riva G, Herlitz J, et al.
Objectives (2015). Early cardiopulmonary
Baker A,Oh Navarro E, van derHoekA. resuscitation in out-of-hospital
2005. An experimental card game for cardiac arrest. N Engl J
teaching software engineering processes. J Med;372:2307–15.
Syst Software 75, 3–16. Jenson, C., & Forsyth, DM
Bayu, Caroko 2015. “Pengaruh (2012). Virtual reality simulation:
Pengetahuan Terhadap Kesediaan using three dimentional technology
Resusitasi Jantung Paru” Jurnal to teach nursing students. Computer,
Kesehatan, Volume 1, Nomer 1, Informastics, Nursing, 30 (6), 312-318.
Tahun 2015. Kanstad BK, Nilsen SA, Fredriksen K.
Berdowski J, Berg RA, Tijssen JGP, (2011). CPR knowledge and attitude
Koster RW. (2010). Global to performing bystander CPR among
incidences of out-of-hospital cardiac secondary school students in
arrest and survival rates: Systematic Norway. Resuscitation;82(8):1053-1059.
review of 67 prospective studies. Kanstad SK, Nielsen SA, Fredikesen K.
Resuscitation. 81(11); 1479 – 1487 2011. CPR knowledge and attitude to
Berg, Robert A, Chair, Robin Hemphill, performing bystander CPR among
2010. Part 5 : Adult Basic Life secondary school students in
support: American Heart Norway. Resuscitation 82 (2011) 1053–
Association Guidlines for 1059. Elsevier Ireland Ltd
Cardiopulmonary Ressucitation and Partiprajak, S., & Thongpo, P. (2016).
Emergency Cardiovascular Care. Retention of basic life support
Circulation. 2010;122:S685-S705 knowledge, self-effi cacy and chest
Bobrow,B.J.2010.ChestCompression– compression performance in Thai
OnlyCPRbyLayRescuersandSurvival From undergraduate nursing students.
Out-of-Hospital Cardiac Arrest. Elsevier, 235-241.
JAMA;304(13):1447-1454 doi:10.1016/j.nepr.2015.08.012
Dariyo, Agoes. (2003), Psikologi Potts, J, & Lynch, B. (2006). The
Perkembangan Dewasa Muda, american heart association CPR
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana anytime program: the potential
Delazer, M., Yi, K., John, L., et al. impact of highly accessible training
(2003). Learning complex arithmetic in cardiopulmonary resuscitation. J
- an fMRI study. Cognitive Brain Cardiopulm, 26, 346-354.
Research 18, 76-88. Stewart, C. J., & Cash, William B..
Fischer, K. W., Yan, Z., & Stewart, J. (2003). Interviu: prinsip dan praktik
(2003). Adult cognitive development: edisi 13. Jakarta: Penerbit Salemba
Dynamics in the. Canada: Sage Humanika.
Frame, Sottn B. (2003). PHTLS: basic and Suharsono, T dan Kartikawati, D. 2009.
advenced prehospital trauma life Penatalaksanaan Henti jantung diluar
support. (5th ed). Missouri; Mosby rumah sakit. UMM Press : Malang.
Gutierrez, Arnel F. 2013. Development and Supriyono, A. D. 2008. Tanda dan Gejala
Effectiveness of an Educational Card Game Henti Jantung. Jakarta.
as Supplementary Material in
126
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.1, 2020, hal 116-126

Wang, J., Ma, L., & Lu, YQ. (2015). Oct


Strategy analysis of cardiopulmonary 2;310:1377.(http://dx.doi.org/10.100
resuscitation training in the 1/jama.2013.278483)
community. Journal of Thoracic Disease, Wnent J, Grasner JT, Bohn A, Bein B,
7(7), 160-165. Jantzen T, Messelken M, et al. In-
Wissenberg M., Cu, t., & Swisz. hospital emergency care of patients
Association of national initiatives to with in-hospital cardiac arrest. (2013).
improve cardiac arrest management Anasthesiol Intensivmed Notfallmed
with rates of bystander intervention Schmerzther;48:402–405. doi:
and patient survival after out-of- 10.1055/s-0033-1349005.
hospital cardiac arrest. JAMA 2013

Anda mungkin juga menyukai