Disusun Oleh
Nama : Analisa Shendy Herwati
NIM : 2202013513
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah terkait masalah penelitian ini
sebagai berikut :
1) Apakah ada hubungan antara kecemasan selama kehamilam dan dukungan suami dengan
depresi postpartum pada ibu?
2) Apakah ada hubungan antara kecemasan selama kehamilam dan dukungan suami dengan
3) Apakah ada hubungan antara dukungan suami dengan depresi postpartum pada ibu?
C. Tujuan
(1) Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan selama kehamilam dan dukungan suami
(2) Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan selama kehamilan dengan depresi
ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan di bahas teori yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu
depresi postpartum, kecemasan selama kehamilan, dan dukungan suami. Kemudian juga akan
1. Depresi Postpartum
Pengalaman memasuki masa awal transisi menjadi seorang mak (motherhood period)
tersebut mengakibatkan kesulitan dan ketidakmampuan ibu primipara buat beradaptasi,
sebagai akibatnya ibu gagal mengikuti keadaan serta mengalami gangguan emosional atau
psikologis, galat satunya Postpartum Depression (PPD). dalam DSM-V Postpartum
Depression diklaim sebagai Major Depressive Disorder With Peripartum Onset, yaitu
gangguan depresi mayor yang muncul di periode kehamilan sampai melahirkan yang
umumnya berlangsung selama 4 minggu selesainya melahirkan (American Psychiatric
Association, 2013)
Depresi postpartum artinya suatu gangguan mood yg terjadi setelah melahirkan dan
merefleksikan disregulasi psikologikal yang artinya indikasi dari gejala depresi mayor
Pradnyana,dkk (2013). syarat depresi postpartum artinya suatu keadaan yg berfokus
dimana sebuah penelitian menerangkan bahwa 25% mak yg baru pertama melahirkan
mengalami depresi postpartum yang berat dan pada mak yang melahirkan anak
selanjutnya sekitar 20% Kusuma (2017). Gangguan mood ini biasanya terjadi dua-6
minggu sehabis melahirkan dengan karakterististik yaitu perasaan depresi, kecemasan yg
hiperbola, insomnia, serta perubahan berat badan Difa & dinni (2018).
Berdasarkan pembagian terstruktur mengenai diatas, bisa disimpulkan bahwa Depresi
postpartum artinya gangguan suasana hati di mak postpatum yang tejadi pada dua minggu
sampai enam bulan selesainya melahirkan serta ditandai dengan perasaan duka kehilangan
tenaga, susah berkonsentrasi, perasaan bersalah serta tidak berharga. tanda dan gejala
depresi postpartum antara lain simpel menangis, mudah putus harapan, tidak bermanfaat
dalam kehidupannya, selalu merasa sedih, hingga adanya cita-cita buat bunuh diri.
2. Kecemasan Dalam Kehamilan
artinya risau hati (karena khawatir, takut); gelisah (KBBI, 2005). cemas ialah perasaan
turned into-turned into, rasa tak tenang, karena khawatir, takut dan gelisah. Sedangkan
makna umum dari kecemasan menurut kamus psikologi adalah kondisi umum yang buram
dan tidak menyenangkan disertai ciri-ciri takut terhadap sesuatu hal, rasa getar, menekan
atau ketakutan yang tidak realistik, juga rasional, dan tidak dapat secara intensif
ditampilkan dengan cara-cara yang jelas. Sigmund Freud mengemukakan bahwa yang
disebut cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga
tidak berani serta tidak mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan
Nietzal, berpendapat bahwa kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari
bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negetif
yang timbul karena adanya ancaman yang tidak jelas penyebabnya, baik itu ancaman yang
berasal dari luar maupun dari dalam individu itu sendiri. Menurut Sondakh kecemasan
merupakan suatu reaksi yang menunjukan terhadap bahaya yang memperingatkan orang
dari dalam, secara naluri, terdapat bahaya dan orang yang bersangkutan mungkin
kehilangan kendali dalam situasi tersebut. Penyebab rasa cemas adalah perasaan bersalah
akibat dari suatu tindakan yang seseorang perbuat dengan menghasilkan sesuatu yang
tidak diharapkan, selain itu rasa takut akan sesuatu hal terjadi pada diri sendiri
menyebabkan seseorang akan menjadi cemas (Rinata & Andiyani, 2018). Kecemasan
adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau
Menurut Mochtar persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan, kemudian menurut Bobak
persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kealam jalan
Sedangkan menurut Fazdria & Harahap (2014) Persalinan adalah peristiwa yang
alami dan normal, tetapi tidak menutup kemungkinan persalinan juga dapat terjadi secara
sehingga dapat menimbulkan berbagai macam masalah psikologi salah 17 satunya ialah
kecemasan. Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dirasakan dan dialami
oleh ibu hamil menjelang persalinan. Kecemasan yang sering terjadi pada ibu hamil saat
menjelang persalinan yaitu merasa cemas dalam menghadapi proses persalinan ataupun
terutama kehamilan anak pertama berkaitan dengan emosi ibu yang berpengaruh pada
proses persalinan. Kecemasan yang terjadi pada ibu menghadapi persalinan anak pertama
disebabkan karena adanya ketidak stabilan psikologis yang ibu rasakan. Aprilia (2010)
kecemasan yang paling sering dialami dan dirasakan oleh ibu hamil dimasa persiapan
menghadapi persalinan adalah dengan munculnya ketakutan yang tidak diketahui, karena
ibu hamil sendiri sering tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat proses persalinan.
Murni & Suherni (2014) kecemasan yang dialami oleh ibu hamil biasanya disebabkan
karena persepsi ibu kurang tepat mengenai proses persalinan. Persalinan dipersepsikan
sebagai proses yang menakutkan sehingga bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa
atau dengan kata lain munculnya ketakutan-ketakutan yang dialami oleh ibu hamil anak
Kecemasan yang dialami para ibu hamil anak pertama menjelang persalinan menurut
Keswamas yaitu mulai dari kecemasan bayi yang lahir akan prematur, cemas terhadap
perkembangan janin di dalam rahim, cemas terhadap kematian bayinya, cemas bayinya
terlahir 18 dengan keadaan cacat, cemas terhadap proses persalinan, cemas terhadap
kemungkinan komplikasi saat persalinan, dan yang terakhir ibu merasa cemas terhadap
kehamilan dan menghadapi persalinan yaitu merupakan pengalaman emosional yang tidak
stabil yang dialami oleh ibu sehingga membuat adanya ancaman yang tidak jelas
penyebabnya dan kemudian berpengaruh pada proses persalinan yang akan dihadapi oleh
ibu hamil.
menggunakan temantemannya.
menyebabkan rasa mual pada perut, ekspresi kering, grogi dan lain-lain.
3) Aspek mental atau kognitif, mirip timbulnya gangguan terhadap perhatian dan memori,
sesuai asal aspek-aspek pada atas bisa disimpulkan bahwa, aspek asal kecemasan
artinya seorang akan merasa khawatir, emosional yang tidak stabil, terjadinya hambatan
pada menuntaskan sesuatu, sulit berkonsentrasi, pikiran terganggu, dan tubuh mencicipi
kebutuhan dan menyediakan apa yang orang lain butuhkan, dukungan mampu diartikan
secara lain memberi motivasi/dorongan, semangat dan nasihat pada keputusan. seseorang
suami merupakan keliru satu anggota keluarga yang sangat dekat menggunakan bunda.
Segala bentuk tindakan yg dilakukan suami yg berkaitan menggunakan masa nifas mak
akan berdampak pada keadaan psikologis mak dan kelancaran ibu dalam menjalani masa
nifasnya. Dukungan yg positif asal suami sangat pada perlukan dalam membantu kondisi
bunda selama masa nifas. jika suami tidak mendukung bunda post partum maka dapat
membuat bunda merasa duka serta kewalahan dalam mengasuh bayinya di minggu
memberi serta menerima donasi yang bersifat konkret. sehingga dapat menyampaikan rasa
berperan dalam membangun kerjasama antara mak dan suami dalam merawat bayi
mereka (fitrah dkk,2017). Dukungan suami menyampaikan taktik buat ibu waktu
mengalami tertekan berguna sebagai strategi preventif bagi bunda buat mengurangi
tertekan dan akbat negatif, jadi dukungan suami sangat diharapkan sang istri sehabis
4. Dukungan Suami
dukungan suami sangat penting bagi istri tak mampu di anggap sepele, yg bisa
membentuk suasana menjadi positif, di mana mak merasa hari pertama yang sangat
melelahkan. tidak mampu diklaim sepele, persalinan memang merupakan hal yang
pada anugerah ASI diharapkan kalori yang tidak sedikit, selain bersedia
memberikan on demand, merupakan beliau wajib siap menyusui kapan saja si bayi
ingin menyusu, di saat istirahat atau tengah malam sekalipun. sang sebab itu kelelahan
ibu yang sedemikian rupa sebelumnya rupa sebetulnya bisa diminimalkan dengan
pada perawatan bayi seperti waktu ibu menyusui, ayah mampu membatu istri dan tak
hanya tidur sepanjang malam,ayah pula bisa membatu menemani bunda, mengganti
popok bisa dilakukan ayah buat membantu, dengan memberikan support serta kasih
saying, bebar-sahih mengerti kondisi istri, sebagai akibatnya istri mencicipi bahwa
beliau tidak merawat bayinya seorang diri. sesudah itu berperan serta pada semua
b. Suami memberi kan ijin ke pada istri bisa terlibat pada gerombolan bisa
menyebarkan minat
1) Dukungan Emosional
bunda memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan serta dicintai sang suami
sehingga bunda dapat menghadapi duduk perkara menggunakan lebih baik. Dukungan
ini sangat krusial pada menghadapi keadaan yg dianggap tak bisa dikontrol.
2) Dukungan fragmental
Aspek ini mencakup penyediaan sarana buat mempermudah atau menolong
orang lain menjadi contohnya artinya alat-alat, perlengkapan, dan sarana pendukung
3) Dukungan Informatif
Aspek ini berupa hadiah berita pada mengatasi masalah pribadi. Terdiri berasal
hadiah nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang diperlukan sang bunda.
4) Dukungan evaluasi
Bentuk penilaian berupa evaluasi yang positif berasal suami, bahwa perubahan-
perubahan yg terjadi di istri setelah melahirkan baik secara fisik atau psikologis
sesuai uraian diatas, maka dapat disimpulkan aspek dalam dukungan suami
memakai 2 variabel atau lebih dalam prakteknya. sebagai akibatnya paradigma itu
depresi postpartum, ada antara lain variabel- variabel yang peneliti angkat dalam
penelitian ini, yaitu kecemasan selama kehamilan dan dukungan suami. Selain itu
variabel dukungan suami, mirip penelitian yang dilakuk an sang Fairus, (2014).
di mak Nifas. ciri responden dari 111 mak nifas yang mengalami peristiwa depresi
postpartum dihasilkan 53,dua%, usia resiko tinggi 33,3%, paritas berisiko 15,9% serta
pendidikan rendah 55,9% dengan anlisa data yang digunakan adalah analisa univariat
adalah uji Mann Whitney dengan yang akan terjadi pvalue = 0,007 ˂ α (0.05) terdapat
Sebesar 60 orang ibu hamil dengan risiko tinggi pada Puskesmas. Instrumen yg
dianalisis secara deskriptif. akibat penelitian ini menunjukkan rata-rata mak hamil
berada pada usia produktif kehamilan yaitu: 27,6+5,7 tahun. Sebagian akbar
saat persalinan merupakan 7,18+2,9 jam dengan sebagian besar persalinan secara
normal. Sebagian akbar responden memiliki kecemasan sedang (48,4%) serta evaluasi
Sesuai uraian variabel variabel dari beberapa hasil penelitian diatas, maka
( X1), Dukungan Suami (X2) sebagai variabel bebas dan Depresi Postpartum (Y)
3.3 Hipotesis
pada ibu
c. ada hubungan antara kecemasan selama kehamilan serta dukungan suami dengan
KESIMPULAN
dialami wanita hamil lebih banyak terdapat pada mereka yang tidak mendapat
dukungan social baik dari suami maupun keluarga , dari aspek tersebut maka mereka
Dukungan suami mampu diberikan kepada istri dengan cara membantu istri
pada perawatan bayi seperti waktu ibu menyusui, ayah mampu membatu istri dan
tak hanya tidur sepanjang malam,ayah pula bisa membatu menemani bunda,
mengganti popok bisa dilakukan ayah buat membantu, dengan memberikan support
serta kasih saying, bebar-sahih mengerti kondisi istri, sebagai akibatnya istri