Anda di halaman 1dari 10

InSight, Vol. 17 No.

1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

DUKUNGAN SUAMI DAN DEPRESI PASCA MELAHIRKAN

Rustian Adi Sumantri1, Kondang Budiyani2


12
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2
kondangpsi@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan depresi pasca
melahirkan pada wanita. Dalam penelitian ini dirumuskan suatu hipotesis yaitu ada hubungan negatif antara
dukungan suami dengan depresi pasca melahirkan pada wanita. Subjek penelitian ini adalah wanita pasca
melahirkan yang berada pada rentang usia dewasa awal yang bertempat tinggal di kabupaten Purworejo.
Jumlah subjek dalam penelitian ini 50 orang. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Skala Dukungan Sosial dan BDI. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah analisis
product moment dari Pearson dengan hasil korelasi (Ray) sebesar -0,842 (p<0,01). Berdasarkan hasil analisis
data, hipotesis penelitian ini dapat diterima.

Kata kunci : depresi pasca melahirkan, dukungan suami

HUSBAND SUPPORT AND POSTPARTUM DEPRESSION

Rustian Adi Sumantri1, Kondang Budiyani2


12
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2
kondangpsi@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to determine the relationship between a husband's support and postpartum depression in
women. In this study, the hypothesis proposed is that there is a negative relationship between a husband's
support and postpartum depression in women. The subjects of this study were postpartum women who were in
the early adult age range who lived in Purworejo district. The number of subjects in this study was 50 people.
The data collection tool used in this study is the Scale of Social Support and BDI. The data were analyzed using
product moment analysis from Pearson with the results of the correlation (Ray) of -0.842 (p <0.01). Based on
the results of data analysis, the research hypothesis is acceptable.

Keywords: postpartum depression, husband's support

PENDAHULUAN yang bergabung dengan sel ovum yang


Manusia sebagai makhluk hidup menempel di dinding rahim seorang wanita
memiliki naluri berkembang biak sebagai akan tumbuh dan berkembang dari waktu ke
salah satu upaya untuk melestarikan jenisnya. waktu hingga akhirnya menjadi bayi selama
Dalam hal mendapatkan keturunan atau anak kurang lebih 9 bulan 10 hari. Proses inilah
secara alami dibutuhkan sepasang manusia yang disebut dengan hamil (Uddin, 2002).
yaitu pria dan wanita agar terjadi proses Kelahiran merupakan titik puncak dari
pembuahan. Pembuahan merupakan proses kehamilan. Hadirnya seorang bayi
bertemunya sel sperma laki laki dengan sel diharapkan dapat memberikan keadaan baru
ovum perempuan dalam rahim. Sel sperma yang lebih baik bagi orang orang di

29
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

sekitarnya (orang tua), apalagi bagi seorang yang membawa akibat paling nyata dalam
wanita yang telah melahirkan akan merasakan kehidupan sehari-hari pada wanita setelah
kesempurnaan diri dalam melaksanakan fungsi melahirkan. Screening dan penanganan dini
keibuan sesuai dengan kodratnya sebagai sangat penting mengingat depresi ini
wanita. Kelahiran bayi dapat memberikan merupakan jembatan penghubung antara jenis
perasaan bahagia, menambah kesempurnaan depresi yang paling ringan sampai jenis depresi
dalam rumah tangga, terlebih lagi jika bayi yang paling berat yang membahayakan baik
yang lahir sesuai dengan rencana dan terhadap wanita pasca melahirkan maupun bayi
harapan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dilahirkan.
Callister (2009) bahwa memiliki bayi Suryati (2008) menjelaskan depresi
merupakan keadaan yang menyenangkan dan pasca melahirkan adalah suatu masa
seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi terganggunya fungsi psikologis ibu setelah
akan merasa bahagia dan bersyukur. melahirkan, yang berkaitan dengan perasaan
Hal berbeda dikemukakan oleh Cox & sedih yang berlebihan dan diikuti dengan
Ferguson (dalam Oktavia & Basri, 2002). gejala penyertanya termasuk perubahan pola
Menurutnya, periode setelah melahirkan selain tidur dan nafsu makan, psikomotor,
memberikan dampak positif dapat pula konsentrasi, rasa putus asa, tak berdaya.
menimbulkan stres. Stress yang dialami Callister (2009) menambahkan bahwa depresi
wanita setelah melahirkan biasanya berkaitan pasca melahirkan ialah gangguan yang
dengan masalah penyesuaian diri baik secara bermula dari reaksi biologis dalam tubuh ibu
fisik maupun psikologis. Oleh karena stress setelah melakukan persalinan. Calister
dapat mempengaruhi keadaan emosi meyakini bahwa perubahan hormon yang
seseorang, maka wanita pasca melahirkan terjadi setelah seorang ibu melahirkan dapat
rentan terhadap berbagai gangguan emosional. mempengaruhi perubahan pada reaksi kimia di
Gangguan emosional tersebut dapat berupa otak ditambah lagi dengan kelelahan dan stress
munculnya emosi-emosi negatif, seperti yang menyertai proses kelahiran.
mudah marah, sedih dan sensitif. Beck (1985) mendefinisikan depresi
Menurut Sylvia (1998) baby blues dari adanya tanda-tanda sebagai berikut: (1)
merupakan gangguan yang dialami dua per tiga perubahan suasana hati yang spesifik, seperti
dari ibu melahirkan. Sementara postpartum kesedihan, kesepian; (2) konsep diri negatif
psychosis merupakan gangguan yang jarang disertai dengan kecenderungan untuk
terjadi, kejadianya dua dari seribu ibu yang menyalahkan dan mencela diri; (3) keinginan
melahirkan. Postpartum depression atau untuk menghukum diri sendiri, tergantung
depressi pasca melahirkan menempati urutan kepada orang lain, menghindar, atau
kedua yang sering dijumpai dari ketiga keinginan untuk mati; (4) perubahan-
kemungkinan yang ada pada wanita pasca perubahan dalam fisiologis seperti tubuh turun
melahirkan. Namun demikian, depresi inilah berat badan, sulit tidur, dan kehilangan nafsu

30
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

makan; (5) perubahan dalam tingkat aktivitas Knudson-Martin & Silverstein (2009)
seperti gerak melambat, perkembangan mental penyebab depresi pasca melahirkan masih
melambat atau sebaliknya dorongan aktivitas belum jelas. Menurutnya perubahan hormonal
motorik menjadi cepat. yang terjadi pasca melahirkan belum cukup
Terdapat beberapa akibat negatif dari untuk menjelaskan terjadinya depresi pasca
munculnya depresi pasca melahirkan. Clark, melahirkan. Knudson-Martin & Silverstein
Tluczek, & Wenzel (2003) menyebutkan (2009) menemukan bahwa wanita setelah
dampak dari adanya depresi pasca melahirkan melahirkan akan mengalami perasaan gagal
yang dialami oleh bayi yang dilahirkan antara untuk menjadi “ibu yang baik” seperti yang
lain pola pengasuhan yang buruk, gangguan sudah ditetapkan oleh kultur lingkunganya
perilaku bayi, penundaan perkembangan sehingga menjadikan para wanita pasca
kognitif, serta mendapatkan kekerasan fisik. melahirkan menjadi depresi.
Wanita yang mengalami depresi pasca Dukungan sosial merupakan salah satu
melahirkan akan sering menunjukan ekspresi faktor yang sangat berpengaruh terhadap
negatif kepada bayinya seperti sedih, tidak munculnya depresi pasca melahirkan dan
bersemangat, malas. Selain itu dapat pula bahkan dapat menurunkan angka peluang
wanita akan memunculkan sifat yang mudah munculnya gangguan tersebut. Smet (1994)
marah, kecemasan bahkan tindakan yang menjelaskan bahwa dukungan social ialah
melukai fisik. usaha untuk memberikan pertolongan kepada
Pasangan (suami) juga dapat pula seseorang dengan tujuan untuk meningkatkan
mengalami akibat negatif dari munculnya kualitas kesehatan mental, memberikan rasa
depresi pasca melahirkan yang dialami istri. percaya, nasihat, dorongan atau semangat dan
Hasil penelitian Meighan (dalam Clark, dkk, penerimaan.
2003) terhadap 8 pasangan suami istri yang Dukungan sosial kepada wanita yang
wanitanya mengalami depresi pasca mengalami depresi pasca melahirkan dapat
melahirkan menunjukkan bahwa suami diberikan oleh orang-orang terdekat, seperti
merasakan kecemasan terhadap kesejahteraan keluarga, sahabat, rekan kerja, dan terutama
istri, merasa bingung dengan perilaku istri, dan dari suami. Suami merupakan sumber yang
frustasi karena sikap istri yang buruk. Subjek paling utama dalam memberikan dukungan
penelitian (suami-suami) juga menunjukkan social kepada istrinya. Dukungan moral
perubahan perilaku yang signifikan dalam seorang suami merupakan hal yang sangat
hidupnya untuk mengakomodasi kebutuhan dibutuhkan karena suami adalah orang yang
istri dan anaknya. Suami dilaporkan paling dekat dan bertanggung jawab atas
mengalami tingkat stres yang tinggi dalam kehamilan istrinya. Hal ini berdasarkan
hubungan perkawinan dan rumah tangga. pernyataan Dagun (2002) bahwa dukungan
Faktor penyebab depresi pasca seorang suami adalah hal yang memang
melahirkan cederung kompleks. Menurut dibutuhkan oleh istri baik saat hamil maupun

31
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

ketika setelah melahirkan. Suami harus pelayanan, perawatan, kasih sayang, sumber-
memberikan dukungan yang lebih besar sumber informasi dan umpan balik yang
kepada istrinya saat masa-masa tersebut. dibutuhkan untuk menghadapi stres. Demikian
Salah satu bentuk dukungan sosial yang juga Sunberg, Winebarger, Taplin (2007)
dapat diberikan seorang suami kepada yang menjelaskan bahwa dukungan sosial
istrinya ialah dukungan emosional. Smet terutama dari orang terdekat istri yaitu suami
(1994) menjelaskan bahwa dukungan sosial bermanfaat untuk mempercepat kesembuhan
dalam bentuk dukungan emosional mencakup dan mengurangi resiko komplikasi pada saat
ungkapan empati, kepedulian, perhatian, rasa kehamilan maupun masalah lain setelah
kasih sayang. Dukungan emosional ini dapat melahirkan seperti depresi pasca melahirkan
memberikan efek ketenangan batin dan pada wanita. Dengan demikian adanya
perasaan senang dalam diri istri dan akhrinya dukungan suami akan memberikan
seorang istri menjadi lebih mudah kemampuan yang lebih kepada wanita dalam
meyesuaikan diri dalam mengasuh bayinya. menghadapi stres yang yang muncul dan
Selain dukungan emosional, menurut Smet wanita tersebut dapat terhindar dari depresi
(1994) jenis dukungan sosial lain yang dapat pasca melahirkan.
diberikan ialah dukungan penghargaan, Hipotesis yang diajukan peneliti adalah
dukungan instrumental, dan dukungan ada hubungan negatif antara dukungan sosial
informatif. Dukungan penghargaan terjadi suami dengan depresi pasca melahirkan pada
lewat ungkapan hormat dan rasa penghargaan wanita setelah melahirkan. Semakin tinggi
kepada seorang istri untuk meningkatkan dukungan sosial suami yang diperoleh maka
penghargaan dirinya. Dukungan instrumen semakin rendah depresi pasca melahirkan pada
bersifat bantuan yang bersifat material. wanita setelah melahirkan. Sebaliknya,
Dukungan informatif mencakup nasihat semakin rendah dukungan sosial yang
nasihat dan saran yang positif. Semua bentuk diperoleh maka semakin tinggi depresi pasca
dukungan sosial tersebut sangat berarti bagi melahirkan yang dialami.
wanita terutama yang mengalami depresi
pasca melahirkan. METODE
Adanya dukungan suami akan Subjek yang digunakan dalam penelitian
memberikan kontribusi yang sangat berarti ini adalah wanita pasca melahirkan dengan
terhadap wanita pasca melahirkan dalam ciri-ciri : a) wanita termasuk dalam usia dewasa
menghadapi stres yang muncul. Hal ini awal (21-40), b) telah melahirkan baik
berdasarkan pendapat Johnson dan Johnson kelahiran pertama atau kelahirkan berikutnya,
(dalam Matson, 2011) bahwa dukungan c) rentang usia bayi yaitu antara 14 hari
sosial akan meningkatkan kesejahteraan hingga 1 tahun. Subjek merupakan anggota
psikologis individu dan kemampuan posyandu di kabupaten purworejo.
pengelolaan stres dengan menyediakan Alat pengumpul data adalah skala

32
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

dukungan suami dengan koefisien validitas Individu yang menerima dukungan sosial
sebesar dan skala Beck Depression Inventory akan meningkatkan self esteem. Wanita pasca
dengan koefisien validitas sebesar 0,2338 – melahirkan yang mendapat dukungan suami
0,6097 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,833. yang tinggi akan memiliki self esteem yang
Sedangkan skala dukungan suami memiliki tinggi pula sehingga merasa dirinya merasa
koefisien validitas 0,431–0,819. Koefisien percaya dan sanggup manghadapi berbagai
reliabilitas sebesar 0,924. stres yang muncul. Stres, menurut Sarafino
(dalam Smet, 1994) digambarkan sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN stimulus yaitu bahwa lingkungan dapat
Berdasarkan analisis korelasi product menjadi stresor terhadap individu. Segala
moment diperoleh koefisien korelasi sebesar keadaan yang tidak menyenangkan yang
(rxy) = -0,842 dengan taraf signifikansi 0,000 muncul baik sebelum melahirkan maupun
(p<0,01). Hal ini menunjukan bahwa setelah melahirkan dapat dianggap stressor bagi
dukungan suami memiliki hubungan negatif wanita pasca melahirkan. Hal tersebut
yang signifikan terhadap depresi pasca berdasarkan pendapat Callister (2009) wanita
melahirkan, artinya semakin tinggi dukungan pasca melahirkan banyak menghadapi stres
suami, maka semakin rendah depresi pasca dikarenakan beban baru yaitu bayi yang
melahirkan yang terjadi pada wanita setelah dilahirkan dengan berbagai tanggung jawab
melahirkan. Sebaliknya semakin rendah sebagai seorang ibu.
dukungan suami, maka semakin tinggi Beck (1985) menjelaskan bahwa gejala-
depresi pasca melahirkan yang terjadi. Hal gejala depresi dapat dikenali melalui beberapa
tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang simtom yaitu emosional, kognitif,
diajukan dalam penelitian ini diterima. motivasional, fisik, dan vegetatif. Gejala –
Hasil penelitian ini sesuai dengan gejala tersebut merupakan gejala depresi pasca
pendapat dari Marshall (2004) bahwa melahirkan yang terjadi pada wanita setelah
kurangnya dukungan sosial, terutama dukungan melakukan persalinan. Oleh karena itu
suami, dapat bersumber kepada tingginya dukungan suami merupakan faktor yang
depresi pada wanita setelah melahirkan. berkontribusi cukup besar untuk mengurangi
Dukungan suami yang kurang memadai akan kecenderungan depresi pasca melahirkan pada
menyebabkan wanita merasa kurang istri. Penjelasan tersebut diperkuat dengan
diperhatikan, tidak disayangi, tidak hasil penelitian Ayu & Lailatushifah (2009)
mendapatkan bantuan padahal pada masa yang menyatakan bahwa ada hubungan
setelah melahirkan merupakan proses negatif antara dukungan suami dengan
penyesuaian yang berat bagi wanita karena depresi pasca melahirkan. Semakin tinggi
memiliki tugas dan tanggung jawab baru dukungan suami maka akan diikuti cenderung
terhadap bayi. semakin randahnya tingkat depresi pasca
Weiss (1991) menjelaskan bahwa melahirkan. Demikian juga dengan semakin

33
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

rendahnya dukungan suami yang diberikan mengalami deperesi sedang dan yang
kepada istri setelah melahirkan maka depresi mengalami depresi berat ialah sebanyak 4
pasca melahirkan cenderung tinggi. subjek (8%). Hasil tersebut menandakan bahwa
Adanya dukungan suami akan sebagian besar subjek memiliki depresi pasca
memberikan kontribusi terhadap wanita pasca melahirkan yang rendah.
melahirkan dalam menghadapi stress yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
muncul. Hal ini berdasarkan pendapat wanita pasca melahirkan memiliki tingkat
Johnson & Johnson (1991) bahwa dukungan kecenderungan depresi pasca melahirkan yang
sosial akan meningkatkan kesejahteraan rendah. Berdasarkan karakteristik subjek
psikologis individu dan kemampuan penelitian, sebagian besar subjek penelitian
pengelolaan stres dengan menyediakan berada di lingkungan pedesaan yang sangat
pelayanan, perawatan, kasih sayang, sumber- terasa kekeluargaanya antara tetangga yang
sumber informasi dan umpan balik yang satu dengan tetangga yang lain. Menurut
dibutuhkan untuk menghadapi stres. Demikian peneliti, lingkungan pedesaan setempat juga
juga Sunberg, Winebarger, Taplin (2007) yang ikut andil dalam memberikan dukungan sosial
menjelaskan bahwa dukungan sosial terutama kepada subjek sehinga tanpa dukungan suami
dari orang terdekat istri yaitu suami yang memadai pun subjek penelitian masih
bermanfaat untuk mempercepat kesembuhan mendapatkan dukungan dari lingkungan
dan mengurangi resiko komplikasi pada saat sosialnya. Selain itu, urutan kelahiran juga
kehamilan maupun masalah lain setelah memengaruhi munculnya depresi pasca
melahirkan seperti depresi pasca melahirkan melahirkan karena sebagian besar wanita
pada wanita. pasca melahirkan dalam penelitian ini bukan
Berdasarkan kategori skor subjek pada merupakan kelahiran anak pertama. Hal ini
variabel dukungan suami diperoleh hasil sesuai dengan pendapat Pitt (1994) bahwa
bahwa sebanyak 43 subjek (86%) berada pada kecenderungan depresi pada kelahiran anak
kategori tinggi, 7 subjek (14%) berada pada pertama akan lebih tinggi daripada kelahiran
kategori sedang dan tidak ada subjek yang berikutnya.
berada pada ketegori rendah. Data tersebut Rentang waktu setelah melahirkan juga
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memengaruhi tinggi-rendahnya tingkat depresi
memiliki tingkat dukungan suami yang tinggi. yang muncul pada wanita pasca melahirkan.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa Seharusnya penelitian ini menetapkan usia
sebagian besar subjek tidak mengalami kelahirkan subjek penelitian maksimal 6
depresi. Berdasarkan kategori skor subjek bulan setelah melahirkan sesuai yang
pada variabel depresi pasca melahirkan dikemukakan oleh Wisner dkk (2002) yaitu
didapat bahwa sebanyak 24 subjek (48%) bahwa gejala depresi pasca melahirkan dapat
tidak mengalami depresi, 14 subjek (28%) bertahan hingga 6 bulan setelah melahirkan.
mengalami depresi ringan, 8 subjek (16%) Masa 6 bulan setelah melahirkan merupakan

34
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

masa yang paling rentan pada wanita antara lain hormon estrogen, progesterone,
menanggung tanggung jawab mengasuh bayi. dan kortisol yang menurun drastis dalam 48
Status subjek penelitian yang sebagai jam setelah kelahiran. Sebagian besar wanita
anggota posyandu juga memengaruh tinggi dalam keadaan seperti ini memiliki resiko
rendahnya kecenderungan depresi pasca berkembangnya gejala-gejala depresi
melahirkan yang dialami subjek penelitian. dikarenakan perubahan kadar hormon –
Perkumpulan anggota posyandu merupakan hormon tersebut. Faktor psikososial mencakup
komunitas dengan tujuan yang sama yaitu berbagai masalah antara diri wanita dengan
mensejahterakan ibu dan bayi anggota lingkunganya seperti Wanita yang mengalami
posyandu. Status anggota posyandu tersebut perselisihan dalam perkawinan, ketidak
secara tidak langsung merupakan komunitas harmonisan rumah tangga, peristiwa traumatik
sosial yang saling memberikan dukungan sosial seperti kematian anggota keluarga,
satu sama lain sehingga dapat menutupi kehilangan pekerjaan atau wanita yang
kekurangan dukungan suami yang diterima. bekerja lebih mungkin mengalami depresi
Selain itu, rata – rata anggota posyandu pasca melahirkan. Riwayat medis, yakni
merupakan wanita yang telah mendapatkan wanita yang memliki riwayat depresi, riwayat
penyuluhan kesehatan dari Dinas Kesehatan keluarga yang mengalami depresi, atau
sehingga telah siap menghadapi kehamilan dan mengalami depresi saat kehamilan
kelahiran dibanding wanita yang bukan meningkatkan resiko munculnya depresi pasca
anggota posyandu. melahirkan. Terlebih lagi wanita yang pernah
Pada penelitian ini sumbangan yang mengalami depresi pasca melahirkan pada
diberikan variabel dukungan suami terhadap persalinan sebelumnya. Riwayat tersebut
depresi pasca melahirkan dapat dilihat pada berpotensi meningkatkan resiko munculnya
2
koefisien determinasi (R ) = 0,710 yang depresi pasca melahirkan sebesar 90% pada

menunjukkan bahwa sumbangan variabel kelahiran berikutnya.

dukungan suami terhadap depresi psaca Berdasarkan uraian di atas dapat

melahirkan sebesar 71%, sedangkan sisanya disimpulkan bahwa dukungan suami menjadi

sebesar 29% dipengaruhi oleh variabel lain salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
munculnya depresi pasca melahirkan pada
yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Faktor lain yang mempengaruhi munculnya wanita setelah melakukan persalinan. Semakin
tinggi dukungan suami kepada istri, maka
depresi pasca melahirkan pada wanita ialah
faktor konstitusional yaitu depresi pasca semakin rendah depresi pasca melahirkan

melahirkan lebih sering terjadi pada wanita yang terjadi. Sebaliknya semakin rendah
dukungan suami, maka semakin tinggi depresi
yang melahirkan pertama kali. Faktor hormon
pasca melahirkan yang terjadi pada wanita
yaitu karena setelah melahirkan, wanita
setelah melakukan persalinan.
mengalami perubahan hormon – hormon

35
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

KESIMPULAN lewar mempererat hubungan rumah


Tingginya dukungan suami tangga dengan suami, selalu terbuka
mempengaruhi rendahnya depresi pasca terhadap pasangan tentang apa saja
melahirkan. Hal ini dibuktikan dengan masalah yang dihadapi setelah
adanya hubungan negatif sebesar –0,842 melahirkan, mengembangkan
dantara dukungan suami dengna depresi pasca pengetahuan tentang pengasuhan anak,
melahirkan. Hubungan negatif tersebut berarti dan juga meminta dukungan dari
bahwa semakin tinggi dukungan suami kerabat dan teman dekat
kepada istri setelah melahirkan maka akan 3. Bagi Pihak-Pihak Terkait
semakin rendah depresi pasca melahirkan. Pihak – pihak terkait yang dimaksud
Saran yang diajukan adalah : ialah keluarga, rekan kerja, tetangga,
1. Bagi Suami rumash sakit, dan posyandu. Pihak –
Dukungan suami terbukti cukup berperan pihak tersebut merupakan komunitas di
dalam mengurangi intensitas depresi sekitar wanita yang dapat berpengaruh
pasca melahirkan yang dialami istri. terhadap kecenderungan munculnya
Dukungan suami yang terdiri dari depresi pasca melahirkan. Hal- hal dapat
beberapa dimensi yaitu dukungan dilakukan keluarga , rekan kerja dan
emosional, dukungan penghargaan, tetangga ialah selalu memberikan
dukungan instrumen, dukungan dorongan untuk para wanita pasca
informatif dapat berdampak pada melahirkan agar selalu mencari
kemampuan istri menghadapi berbagai dukungan dari suaminya. Selain itu juga
stres setelah melahirkan. Sehingga memberikan masukan kepada para suami
dengan demikian para suami harus agar selalu memberikan dukungan
memberikan dukugan tidak hanya saat kepada istri baik ketika hamil maupun
menjelang kelahirkan saja, namun setelah melahirkan. Hal lain yang dapat
berlanjut pada setelah kelahirkan anak dilakukan oleh posyandu dan rumah
untuk membantu wanita menghadapi sakit yaitu selain memeriksa
tekanan yang muncul setelah perkembangan dan pertumbuhan bayi
kelahirkanBagi Subjek Penelitian ialah memberikan pengetahuan lewat
(Wanita Pasca Melahirkan). seminar atau dengan cara yang lain
2. Bagi Subjek Penelitian (Wanita Pasca yang bertujuan untuk menambah
Melahirkan) wawasan wanita-wanita yang baru
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh melahirkan dalam merawat bayi
wanita dalam mencegah munculnya sekaligus mengurus rumah tangga.
depresi pasca melahirkan. Hal utama 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
ialah selalu aktif mendapatkan dukungan Bagi peneliti selanjutnya disarankan
suami. Hal tersebut dapat dilakukan untuk memperhitungkan variabel lain

36
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

seperti usia setelah kelahiran, usia saat Press.


melahirkan, urutan kelahiran,
Hadi, S. (2000). Analisis regresi. Yogyakarta:
lingkungan sosial, pekerjaan wanita, dan Andi Offset.
faktor – faktor lainya yang menjadi Hawari, D. (1997). Ilmu Kedokteran Jiwa Dan
faktor depresi pasca melahirkan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Bhakti
Prima Jaya.
mengingat bahwa masih ada 29%
variabel lain yang mempengaruhi Hendrick, V., Altshuler, L., & Suri, C.
( 1998). Course of mood and anxiety
depresi pasca melahirkan. disorder during pregnancy and
postpartum period. Journal of Clinical
Psychiatry, 52(29), 256 – 293.
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. ( 1994). Inandi, T., Elci, O.C., & Sahin, T. (2002).
Diagnostic and manual statistical of Risk faktor for depression in postnatal
mental disorder, Fourth Edition (DSM – first year in eastern Turkey.
IV). Washington, D.C: American International Journal Of Epidemiology,
Psychiatric Association. 31(3), 1201-1227.

Ayu, F., & Lailatusifah, S. ( 2009). Dukungan Johnson, D.W. , & Johnson, F. P. ( 1991).
suami dan depresi pasca melahirkan. Joining Together Group Theory And
Insight. 7 (1), 14 –22. Group Skill. London: Prentice Hall Inc.

Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan validitas. Joy, S. ( 2012). Postpartum depression.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Emedicine Medscape Psychiatry,
25(21), 68-103.
Azwar, S. ( 2003). Penyusunan skala
psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Knudson-Martin, C., & Silverstein, R. ( 2009).
Suffering in silence: A qualitative meta-
Beck, A. ( 1985). Depression causes and data-analysis of postpartum depression.
treatment. Pensylvania: Philadhelpia Journal of Marital and Family Therapy,
Press 35(4), 145-158.

Callister, L.C. ( 2009). Managing postpartum Kurtsjens, S., & Wolke, D. ( 2001). Effect of
depression: A gospel perspective. maternal depression on cognitive
Birmingham: Ensign. development of children over the first 7
years of life. Child Psychology, 42(5),
Clark, R., Tluczek, A., & Wenzel, A. ( 2003). 623-636.
Psychotherapy for postpartum
depression: A preliminary report. Marshall, F. (2004). Mengatasi Depresi Pasca
American Journal of Orthopsychiatry, Melahirkan. Jakarta: Arcan.
73(4), 441-454.
Maslim, R. ( 2002). Diagnosis Gangguan
Cohen, S.M., & Syme, L. ( 1985). Social Jiwa. Jakarta: Tim Penyusun PPDGJ –
support and health. Philadelphia: W.B. III
Sounders Company.
Matson, H. (2011). Linking Health
Dagun, S.M. (2002). Psikologi keluarga. Communication With Social Support.
Jakarta: Rineka Cipta. UK: Hunt Publishing Co.

Goldberger, L., & Breznitz, S. ( 1982). Nazara Y. ( 2009). Efektivitas psikoedukasi


Handbook of stress: Theretical and terhadap pencegahan depresi pascasalin.
clinical aspects. New York: The Free Jurnal Keperawatan Poltekkes Medan.

37
InSight, Vol. 17 No. 1, Februari 2015 ISSN: 1693–2552

33. (4). 16 - 37 Grasindo.

O’Hara M.W., & Swain AM. ( 1996). Rates Sheereve, C. ( 1992). Mengenal dan
and risk of postpartum depression: A Mengatasi Depresi. Jakarta: Arcan.
meta analysis. International Review
Psychiatry, 8(4), 37-54. Sunberg, T.M., Winebarger, M., & Taplin, J.
( 2007). Perceived Social Support and
Oktavia. L., & Basri, AS. ( 2002). Hubungan Mortality in Older People. The Journals
antara dukungan sosial yang diterima of Gerontology: Psychological sciences
secara nyata dengan ada/tidaknya & social sciences, 61(4) 147-152.
gangguan depresi pasca sailin pada ibu
dewasa muda. Jurnal Psikologi, 8(1), Suryati. ( 2008). The baby blues and
15-22. postnatal depression. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 89(2), 15 – 19.
Parry, B. L. ( 1995). Postpartum Psychiatric
Syndromes. Comprehensive Text Book Sylvia, C. ( 1998). Kehidupan Seks Selama
of Psychiatry. Editor: Kaplan, H. I & Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta:
Sadock, B. J. Baltimore: Wiliams & Arcan.
Wilkins.
Taylor, ( 2006). Health Psychology. New
Pitt, B. ( 1994). Kehamilan Dan Persalinan: York: MC.Graw Hill Inc.
Menikmati Tugas Sebagai Ibu. Jakarta:
Arcan. Tempo. ( 2012). Depresi, Bunuh Diri. Koran.
Tempo Edisi Senin 19 November 2012.
Puthut, B.S. ( 2001). Dukungan suami dan Jakarta: Tempo.
stres pada ibu saat hamil. Skripsi.
(Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Uddin, J. Dr. ( 2002). Ilmu Kedokteran dan
Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Kesehatan 1. Jakarta: Departemen
Agama Republik Indoesia.
Retno Tri Wulandari. (2006). Citra raga dan
derpesi pasca melahirkan. Skripsi Weiner, Irving B. ( 2003). Handbook of
(Tidak diterbitkan). Yogjakarta: Psychology Volume 9: Health
Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Psychology. Florida: John Wiley &
Sons, inc.
Retnowati, S. (1990). Terapi kognitif dan
terapi perilaki pada penanganan Weiss, S.M. (1991). Perspective in
gangguan depresi. Tesis (Tidak Behavioral Medicine: Health and Work.
Diterbitkan). Yogyakarta: Pasca Sarjana New Jersey: Lawrence Erlbaum
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Associates.
Mada
Wisner, K.L., Parry, B.L., Pointek, &
Santrock, John W. 2002. Life Span Catherine, M. (2002). Postpartum
Development. Jakarta: Erlangga. Depression. The New England Journal
Of Medicine, 34(3), 216 – 275.
Sarafino, E,P. ( 1990). Health Psychology:
Biopsychological Interaction. Kanada:
John Wiley & Sons, Inc.

Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., &


Sarason, B.R. ( 1983). Asessing Social
Support: The Social Support
Questionanaire. Journal of Personality
and Social Psychology, 44(1), 127-139.

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta:

38

Anda mungkin juga menyukai