Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI KEHAMILAN

“GANGGUAN PSIKOLOGI PADA KEHAMILAN DAN MENGIDENTIFIKASI DETEKSI DINI GANGGUAN


PSIKOLOGI PADA KEHAMILAN”

Dosen :

Dewi Puspitasari, SST.,M.Kes

Nama Kelompok :

ILMA YANI (2115201026)

FIDIATIN HASANAH (2115201021)

RAHMA PUTRI (2115201020)

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI KEBIDANAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini kami sajikan
dalam bentuk karya ilmiah sederhana. Adapun judul makalah yang kami buat “Adaptasi Sistem
Gastrointestinal Dan Musculoskeletal Dalam Kehamilan”

Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu selaku Dosen Fisiologi Dan Psikologi Kehamilan
yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini juga ditunjukan untuk memenuhi tugas kelompok kami. Makalah ini masih jauh sekali
dari kata sempurna, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan masa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
khusus dan bagi para pembaca.

Tangerang , 15 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II

2.1 Gangguan Psikologis Ibu Hamil


2.2 Macam Macam Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan
2.3 Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil
2.4 Pengaruh Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil Terhadap Janin
2.5 Cara Mengatasi Perubahan Psikologi Pada Kehamilan
2.6 Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan
2.7 Deteksi Dini gangguan Psikologi Pada Kehamilan

BAB III

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan bagi seorang wanita pada
umumnya. Kehamilan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesempurnaan seorang
ibu. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan kehamilan, seorang ibu harus mampu
untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologisnya. Proses
perubahan yang terjadi akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron yang ada di dalam tubuh ibu selama kehamilan (Mandriwati, 2008)Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ria Ayu (2014),menemukan bahwa selama masa kehamilan,
perubahan anatomi,fisiologi maupun psikologis merupakan beberapa hal yang tidak bisa
dihindari, yang mana perubahan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan ibu
dan janin sehingga dalam situasi ini ibu dituntut untuk siap dalam menghadapi segala perubahan
yang terjadi selama masa kehamilan.
Dalam bahasan penelitian ini peneliti menekankan nyeri punggung merupakan salah satu
gangguan yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi selama masa kehamilan dimana hal ini
berdampak pula pada pola tidur ibu hamil, sehingga dalam penelitian ini peneliti menganjurkan
beberapa cara kepada ibu hamil untuk menangani masalah nyeri
punggung agar tidak berdampak pada pola tidur ibu. Pernyataan ini
juga didukung oleh Venketa & Venkateshiah (2009) yang melakukan penelitian tentang “Sleep
Disordered Breathing During Pregnancy”, perubahan fisik maupun psikologis yang terjadi selama
masa kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil adalah peningkatan kecemasan seperti
ketakutan merawat bayi dan penerimaan peran baru dalam keluarga sebagai seorang ibu
sedangkan perubahan fisik yang dialami oleh ibu hamil adalah mual dan muntah (morning sick)
pada trimester I yang seiring berjalannya proses kehamilan, tubuh ibu dapat beradaptasi pada
perubahan tersebut. Akan tetapi pada trimester III perubahan fisik
seperti pembasaran perut dapat menyebabkan gangguan-gangguan pada ibu hamil, misalnya:
dispnea, sering buang air kecil, tekanan dan ketidaknyamanan pada perineum, nyeri punggung,
konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, kram kaki dan edema pergelangan kaki.
Penelitian serupa dilakukan oleh Apriyani (2015), mengatakan perubahan fisik maupun
psikologis yang terjadi selama masa kehamilan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan yang
berdampak pada salah satunya adalah pola
tidur ibu hamil tersebut.
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi insomnia yang merupakan salah satu
gangguan tidur pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi insomnia pada
ibu hamil di Asia diperkirakan sebesar 48,2%, Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%. Di
Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aldiani pada tahun 2009, dari 15
partisipan ibu hamil dengan metode kualitatif terdapat 10 (66,6%) diantaranya
yang mengalami gangguan tidur dikarenakan oleh peningkatan kecemasan.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gangguan psikologi pada kehamilan

Definisi Psikologis Ibu Hamil. Psikologis ibu hamil diartikan sebagai periode krisis, saat terjadinya
gangguan dan perubahan identitas peran. Definisi krisis merupakan ketidakseimbangan psikologi
yang disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Awal perubahan psikologi ibu hamil yaitu
periode syok, menyangkal, bingung, dan sikap menolak. Persepsi wanita bermacam-macam ketika
mengetahui dia hamil, seperti kehamilan suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya yang
memandang kehamilan sebagai masa kreatifitas dan pengabdian kepada keluarga. menyangkal,
bingung, dan sikap menolak. Persepsi wanita bermacam-macam ketika mengetahui dia hamil,
seperti kehamilan suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya yang memandang kehamilan sebagai
masa kreatifitas dan pengabdian kepada keluarga.

Faktor penyebab terjadinya perubahan psikologi wanita hamil ialah meningkatnya produksi hormon
progesteron. Hormon progesterone memengaruhi kondisi psikisnya, akan tetapi tidak selamanya
pengaruh hormone progesteron menjadi dasar perubahan psikis, melainkan kerentanan daya psikis
seorang atau lebih dikenal dengan kepribadian. Wanita hamil yang menerima atau sangat
mengharapkan kehamilan akan lebih menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan.

Berbeda dengan wanita hamil yang bersikap menolak kehamilan. Mereka menilai kehamilan sebagai
hal yang memberatkan ataupun menganggu estetika tubuhnya seperti gusar, karena perut menjadi
membuncit, pinggul besar, payudara membesar, capek dan letih. Tentu kondisi tersebut akan
mempengaruhi kehidupan psikis ibu menjadi tidak stabil (Pieter & Namora, 2010).
2.2 Macam macam gangguan psikologi pada masa kehamilan

a. Bentuk Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Menurut (Pieter & Namora, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa macam perubahan
psikologi ibu pada masa kehamilan, antara lain;

a. Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) ialah penurunan

kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu
mulai berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan diri
yang kurang menarik, dan menurunnya aktifitas seksual.

Perubahan emosional trimester II (Kesehatan yang baik) terjadi pada bulan kelima kehamilan terasa
nyata karena bayi sudah mulai bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan bayi dan memikirkan
apakah bayinya akan dilahirkan sehat. Rasa cemas pada ibu hamil akan terus meningkat seiring
bertambah usia kehamilannya

Perubahan emosional trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan) terutama pada bulan-
bulan terakhir kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena kehamilannya telah mendekati
persalinan. Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti apa yang akan terjadi pasa saat melahirkan,
apakah bayi lahir sehat, dan tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran. Pemikiran dan
perasaan seperti ini sangat sering terjadi pada ibu hamil. Sebaiknya kecemasan seperti ini
dikemukakan istri kepada suaminya.

b. Cenderung Malas

Penyebab ibu hamil cenderung malas karena pengaruh perubahan

hormon dari kehamilannya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti
gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan tersebut yang membuat ibu
hamil cenderung menjadi malas.

c. Sensitif

Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah karena faktor


hormon. Reaksi wanita menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun perilaku ibu
hamil dianggap kurang menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah sepantasnya
harus dimengerti suami dan jangan

membalas kemarahan karena akan menambah perasaan tertekan. Perasaan tertekan akan
berdampak buruk dalam perkembangan fisik dan psikis bayi.

d. Mudah Cemburu

Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas perubahan
penampilan fisiknya. Ibu mulai meragukan kepercayaan terhadap suaminya, seperti ketakutan
ditinggal suami atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu, suami harus memahami kondisi
istri dengan melakukan komunikasi yang lebih terbuka dengan istri.

e. Meminta Perhatian Lebih

Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering menganggu. Biasanya wanita hamil tiba-tiba
menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami walaupun sedikit dapat
memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih baik.

f. Perasaan Ambivalen

Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester pertama. Perasaan ambivalen
wanita hamil berhubungan dengan kecemasan terhadap perubahan selama masa kehamilan, rasa
tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua, sikap penerimaan keluarga,
masyarakat, dan

masalah keuangan. Perasaan ambivalen akan berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan
terhadap kehamilan

g. Perasaan Ketidaknyamanan

Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama seperti nausea, kelelahan,
perubahan nafsu makan dan kepekaan emosional, semuanya dapat mencerminkan konflik dan
depresi

h. Depresi
Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat yang ditandai dengan perasaan yang
tidak menyenangkan, menurunnya kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Penyebab
timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan otak,
hubungan dengan

suami atau anggota keluarga, kegagalan, dan komplikasi hamil.

i. Stres

Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab reaksi stres. Ibu mengalami
stres selama hamil mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi. Sebaliknya, ibu
hamil yang selalu berfikir positif

membantu pembentukan janin, penyembuhan interna, dan memberikan nutrisikesehatan pada bayi.
Stres berlebihan yang tidak berkesudahan dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan
dibawah rata-rata, hiperaktif, dan mudah marah.

j. Ansietas (Kecemasan)

Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak

tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian
individu yang subjektif. Faktor penyebab terjadinya ansietas biasanya berhubungan dengan kondisi:
kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman keguguran kembali, rasa aman dan
nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi
dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, support keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala
cemas ibu hamil dilihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur,
palpitasi atau denyut jantung

yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan
kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan.

k. Insomnia

Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau

perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa tidur. Sulit tidur sering terjadi pada
ibu-ibu hamil pertama kali atau kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia dari ibu
hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata, dan selalu terbangun dini hari.
Penyebab insomnia yaitu stres, perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan

lingkungan rumah yang ramai. Dampak buruk dari insomnia yaitu perasaan mudah lelah, tidak
bergairah, mudah emosi, stres.
2.3 Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil

Menurut (Varney, 2006) Perubahan psikologis di golongkan beberapa trimester, antara lain

1. Trimester pertama. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.


Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang hamil.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Sekitar 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.
Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring dengan penerimaan
kehamilnnya.

2. Trimester kedua. Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
dimana wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami
saat hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu pra-quickening dan pasca-
queckening yag menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologisnya yaitu dengan
mengembangkan identitasnya sebagai ibu pada dirinya sendiri.

3. Trimster ketiga. Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Rasa takut mulai muncul pada trimester ketiga. Wanita hamil mulai merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri seperti, apakah bayinya akan lahir
abnormal, terkait persalinan dan kelahiran (nyeri, kehilangan kendali, dan hal-hal lain yang
tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa akan bersalin atau bayinya tidak mampu
keluar, atau organ vitalnya akan mengalami cedera.

2.4 Pengaruh Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil Terhadap Janin

Dampak Stres pada Ibu Hamil

Stres bisa terjadi pada ibu hamil. Apakah bahayanya? Mari ketahui berbagai efek stres pada ibu
hamil yang berbahaya bagi sang ibu dan janinnya.Menjalani kehamilan tidak semudah yang
dibayangkan. Bahkan, seorang wanita bisa merasakan pengalaman berbeda pada setiap masa
kehamilannya. Kehamilan membuat wanita berada pada kondisi rentan, baik secara fisik maupun
psikologis.
Tubuh ibu mengalami banyak perubahan secara bersamaan. Beradaptasi secara fisik saja sudah sulit
sehingga tak jarang berdampak pada kondisi psikologis ibu. Efek stres pada ibu hamil pun menjadi
sesuatu yang wajar terjadi.Dampak stres pada ibu hamil juga dapat memengaruhi kondisi janin.
Apalagi, jika stres tersebut ibu rasakan terus-menerus tanpa penanganan lebih lanjut. Saat bumil
dalam kondisi stres, peningkatan detak jantung ibu bisa berdampak pada detak jantung janin.

Mengelola efek stres pada ibu hamil jadi kunci untuk menjalani kehamilan yang menyenangkan.
Untuk sampai pada titik tersebut

Anda perlu mengetahui apa saja bahaya stres pada ibu hamil, seperti dijelaskan di bawah ini. 

1. Waktu Tidur Berkurang

Akibat ibu hamil stres yang pertama adalah kurangnya waktu tidur. Saat berusaha tidur, isi kepala
Anda justru berkecamuk. Terlalu banyak pikiran membuat Anda sulit untuk tidur meski sudah
memejamkan mata. Otomatis kualitas tidur pun menurun.Padahal, tanpa stres pun ibu hamil sudah
kerap mengalami masalah tidur akibat rasa tidak nyaman atas perubahan yang terjadi dalam tubuh.
Saat stres melanda, ibu hamil pun semakin susah tidur sehingga kualitas dan kuantitas tidur
berkurang. 

2. Perubahan Selera Makan

Morning sickness atau mual muntah yang terjadi selama masa kehamilan mengubah selera makan
Anda. Sebagian ibu hamil merasakan penurunan nafsu makan, sebagian lainnya merasa lebih
berselera makan. Kondisi stres juga berdampak pada perubahan nafsu makan. Ketika Anda sama
sekali tidak berselera makan, risiko penurunan berat badan mungkin terjadi.Begitu juga saat nafsu
makan meningkat. Berat badan yang naik terlalu banyak membuat Anda berisiko mengalami
diabetes gestasional dan kelahiran prematur. 

3. Berpengaruh pada Perkembangan Kognitif Anak

Stres yang dialami ibu hamil juga dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak. Beberapa
studi telah membuktikan hal itu.Stres psikologis berkepanjangan atau yang berat dapat
menyebabkan gangguan kecerdasan kognitif dan emosional anak pada masa mendatang.
Kemampuan kognitif dan emosional anak yang lahir dari ibu dengan kondisi stres berat cenderung
memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dan lebih temperamental.

5. Risiko Bayi Berat Lahir Rendah

Dalam penelitian yang dipublikasikan British Medical Journal, stres pada ibu hamil dapat berdampak
pada gangguan penyerapan nutrisi. Terlebih jika stres tersebut merupakan akibat peristiwa penting
yang membangun kedukaan atau ketakutan mendalam pada diri ibu hamil.Akibatnya, bayi rentan
lahir dengan berat badan rendah, yaitu di bawah 2,5 kg. Bayi berat lahir rendah lebih berisiko
mengalami berbagai penyakit dan keterlambatan perkembangan. Perlu usaha ekstra keras agar bayi
bisa mengejar berat badannya seperti keadaan normal.

6. Risiko Bayi Lahir Prematur


Stres selama masa kehamilan juga memperbesar risiko bayi lahir prematur atau lahir sebelum usia
37 minggu.Saat ibu hamil stres, tubuh ibu akan mengeluarkan hormon katekolamin, yaitu
sekelompok hormon yang dirilis tubuh ke aliran darah sebagai bentuk respons stres emosional atau
fisik.Hormon tersebut bisa membuat otot rahim mudah berkontraksi. Bayangkan jika situasi ini
terjadi pada saat usia kehamilan ibu belum menginjak trimester tiga. Risiko bayi lahir prematur pun
mengintai. Padahal, bayi yang lahir prematur relatif belum siap hidup di luar rahim lantaran organ
tubuhnya belum matang dan berfungsi optimal. Bayi prematur pun memiliki risiko mengalami
berbagai masalah kesehatan seiring tumbuh kembangnya di kemudian hari. 

7. Terjadi infeksi dalam rahim

Efek stres pada ibu hamil berikutnya adalah meningkatkan terjadinya infeksi dalam rahim atau
korioamnionitis. Kondisi ini merupakan dampak komplikasi yang terjadi ketika ibu hamil mengalami
ketuban pecah dini. Gejala situasi darurat tersebut adalah ibu demam tinggi, ketuban berwarna hijau
atau berbau, serta denyut jantung janin tidak teratur dan mengalami gawat janin.Apabila tidak
segera mendapatkan penanganan, situasi tersebut dapat berdampak fatal bagi keselamatan ibu dan
bayi dalam kandungan.

8. Berpengaruh pada Cara Ibu Merespons Situasi Tertentu

Stres juga dapat memengaruhi bagaimana cara Anda menangani situasi tertentu. Tidak sedikit ibu
hamil yang berusaha meredakan stres dengan cara tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol,
sampai mengonsumsi obat terlarang.Di sinilah pentingnya bagi ibu hamil untuk mengelola stres
dengan baik. Dalam tingkatan tertentu, stres adalah hal wajar dan dialami semua orang setiap hari,
termasuk ibu hamil. Namun, harus dibarengi juga oleh cara merespons yang tepat. Jika terjebak
dalam kebiasaan buruk di atas, bisa membawa masalah kesehatan serius bagi ibu dan bayi.

2.5 Cara Mengatasi Perubahan Psikologi Pada Kehamilan

Kesehatan mental yang baik dan tenang sangat diperlukan di masa kehamilan, munculnya gangguan
psikologi saat hamil dapat mengganggu kesehatan Mama dan sang janin.Di mana ibu hamil sangat
rentan terkena masalah perubahan psikologis, yaitu kerap merasa cemas, stres hinga Obsessive
Compulsive Disorder (OCD) di masa kehamilan. OCD sendiri adalah gangguan berupa obsesi dan
kebiasaan berulang yang sulit dikendalikan. Biasanya muncul di periode awal kehamilan.

Gangguan mental seperti itulah bisa mengganggu aktivitas ibu hamil dan perlu ditangani dengan
tepat. Berikut 5 cara mengatasi gangguan psikologi pada ibu hamil yang sudah dirangkum
oleh Popmama.com :

1. Latihan pernapasan bisa mendapatkan ketenangan di masa kehamilan

Rahim yang terus berkembang seiring berjalannya waktu akan membuat kondisi perut menjadi lebih
besar dari sebelumnya. Pertumbuhan ini memberi tekanan besar pada diafragma dan kesehatan
mental ibu hamil.Latihan pernapasan yang teratur di awal kehamilan setiap hari bisa Mama lakukan
untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan suasana hati, emosional ibu hamil pun bisa jauh
lebih stabil.Caranya cukup mudah, duduklah dan bernapaslah secara perlahan-lahan. Kemudian
ambil napas dalam-dalam.

Lalu keluarkan napas secara perlahan melalui hidung, biarkan dada dan perut bawah Mama
mengembang hingga mencapai kapasitas paling maksimal. Ulangi proses ini selama beberapa menit
dengan rileks dan berirama.

Melatih teknik pernapasan saat hamil setiap hari akan membuat perasaan cemas, khawatir atau
stres hilang secara perlahan-lahan di masa kehamilan.

2. Mengonsumsi makanan sehat untuk memperbaiki suasana hati di masa kehamilan

Pada umumnya stres saat hamil merupakan kondisi normal yang banyak dialami para ibu hamil.
Namun jika berlangsung secara terus-menerus akan berdampak pada kesehatan janin. Oleh karena
itu, Mama perlu mencegahnya dengan mengonsumsi makanan sehat seperti:

a. Alpukat

Ternyata daging tebal pada buah alpukat yang lezat ini mengandung banyak asam lemak tak jenuh
tunggal dan potasium, kedua nutrisi tersebut dapat menangkal stres dan memperbaiki suasana hati
di masa kehamilan. Tapi ingat, bijaklah dalam mengatur porsinya.

b. Berry

Berry merupakan buah-buahan yang kaya akan antioksidan, antosianin magnesium, vitamin A, C
dan E. Kandungan antosianin pada blueberry dan stroberi bermanfaat mengurangi peradangan
dan mengontrol suasana hati yang dapat membantu melawan stres atau gangguan psikologis lainnya
di masa kehamilan.

c. Yogurt

Tidak hanya membantu melancarkan pencernaan, yogurt juga bisa meningkatkan kandungan
serotonin dalam otak yang mampu gmenurunkan tingkat stres dan membuat ibu hamil merasa
tenang. Mengonsumsi probiotik dalam yogurt akan mengurangi aktivitas otak di daerah yang
menangani emosi atau gangguan psikologis lainnya di masa kehamilan.

3. Mendengarkan musik untuk membuat perasaan lebih bahagia di masa kehamilan

Masalah kesehatan mental seperti gangguan mood di awal kehamilan dapat bertahan hingga
beberapa waktu setelah melahirkan. Akibatnya hal tersebut memengaruhi kesehatan Mama
dan berisiko lebih besar melahirkan bayi prematur. Salah satu cara yang bisa ibu hamil lakukan untuk
menghilangkan segala macam gangguan psikologi adalah dengan mendengarkan musik.

Ya, mendengarkan musik saat hamil dapat meminimalisirkan tingkat stres, membuat Mama lebih
rileks dan meningkatkan hormon bahagia.

Ritme serta alunan musik pada sebuah lagu bisa melemaskan otot-otot dan membantu ibu hamil jadi
lebih tenang.

4. Melakukan senam hamil untuk memperbaiki mood


Banyak ibu hamil yang lebih sensitif dan mudah tertekan ketika adanya perubahan hormon dalam
tubuh yang disebabkan oleh perkembangan janin.  

Untuk mengatasi gangguan psikologi di masa kehamilan, Mama bisa melakukan senam hamil sesuai
dengan anjuran dokter kandungan.Senam hamil membuat otak menghasilkan hormon endorfin lebih
banyak, sehingga dapat memperbaiki mood dan menormalkan kondisi perubahan psikologis ibu
hamil.

Dengan melakukan senam hamil pada pagi atau sore hari, otomatis tubuh Mama akan terasa lelah
dan bisa segera terlelap tanpa harus terjaga hingga dini hari.

Di mana tidur lelap di masa kehamilan membuat perasaan Mama jadi lebih baik ketika bangun,
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya gejala stres atau depresi.

5. Pemeriksaan psikiatri dan melakukan hipnoterapi untuk memberikan energi positif

Pemeriksaan psikiatri atau pengobatan secara hipnoterapi adalah cara yang tepat untuk dilakukan
ibu hamil pada kondisi yang berisiko tinggi terhadap perubahan psikologis.Kini hipnoterapi bisa
digunakan untuk ibu hamil. Manfaat hipnoterapi itu sendiri sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dalam
menghilangkan keletihan yang berlebih dan meminimalisir rasa cemas atau depresi.

Jadi tidak ada salahnya mencoba hipnoterapi, karena metode ini akan membantu Mama
memberikan energi positif yang besar di masa kehamilan.

2.6 Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan.

Menurut (Romauli, 2011) faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan yaitu:

1. Stressor

a. Stressor internal

Stresoor internal merupakan faktor pemicu stres ibu hamil yang

berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologi yang ditanggung oleh

ibu dapat menyababkan gangguan perkembangan bayi dan nantinya akan

terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang

kepribadian tidak baik, tergantung pada kondisi stres yang dialami oleh

ibunya, seperti anak yang menjadi seorang yang berkepribadian

temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri.

b. Stressor eksternal
Stressor eksternal adalah stres yang timbul dari luar yang memberikan

pengaruh baik maupun pengaruh buruk terhadap psikologi ibu hamil.

Pemicu stres yang berasal dari luar misalnya masalah ekonomi, konflik

keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan.

2. Dukungan Keluarga

Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat melalui pengetahuan bahwa

individu dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan juga merupakan

anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama

(Asmuji, 2014). Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan

baik yang bersifat fisik maupun psikologi. Ibu harus melakukan adaptasi pada

setiap perubahan yang terjadi, dimana sumber stres terbesar terjadi karena

melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut. Dalam menjalani proses itu, ibu

hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara

menunjukkan perhatian dan kasih sayang.

3. Subtance abuse

Subtance abuse merupakan perilaku yang merugikan dan membahayakan

bagi ibu hamil termasuk penyalah gunaan atau penggunaan obat atau zat-zat

yang membahayakan ibu hamil. Pengaruh obat selama hamil tidak hanya

tergantung dari macam obat, akan tetapi tergantung daat obat diberikan. Obat

yang diberikan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin, seperti

kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin, kelainan faal alat tubuh,

gangguan pertukaran zat dalam tubuh. Setelah itu hamil dengan ketergantungan obat atau
pengguna NAPZA sangat mempengarhi ibu dan janinnya terutama pada masa konsepsi trimester ke I
kehamilan, karena pada tahap ini merupakan tahap pembentukan organ.

Contoh obat-obatan tersebut adalah ganja, morfin, heroin, pethidin, jenis barbiturate, alkohol dan
lain-lain yang akan menyebabkan gangguan pada ibu dan janinnya. Janin akan mengalami cacat fisik,
kelahiran prematur dan BBLR, serta cacat mental dan sosial. Ibu hamil dengan ketergantungan obat
pada umunya takut melahirkan bayi cacat, merasa gelisah, bingung dan takut akibat yang dialami
oleh bayinya dengan minum obat-obatan tersebut.

Partner abuse

Partner abuse merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Hasil

penelitian bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang

telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus

selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan
ibu dan bayinya. Efek psikologi yang muncul ada ibu

hamil adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu

pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan bayinya.

2.7 Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Kehamilan

a. Ada berbagai cara mengatasi gangguan psikologi yang terjadi selama kehamilan di antara nya
sebagai berikut:

1. Mencari informasi

Carilah informasi sebanyak mungkin khususnya bagi ibu yang sedang hamil anak pertama. Mencari
informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin akan janin yang dikandungnya, hal Ini
juga dapat mengurangi rasa cemas, khawatir akan ketidaktahuan yang terjadi terhadap perubahan
selama hamil.

2. Komunikasi dengan suami

Komunikasikan segala hal bentuk perubahan yang terjadi pada suami, karena dengan
mngkomunikasikan perubahan yang terjadi suami akan memaklumi perubahan yang terjadi selama
masa kehamilan sang istri, dan perasaan ibu juga akan jauh lebih baik karena adanya dukungan dari
suami selama masa kehamilan.

3. Melakukan senam hamil

Selain untuk menjaga kesehatan ibu hamil senam hamil juga bermanfaat untuk masa persiapan ibu
saat akan melahirkan sang buah hati nanti, manfaat senam hamil sangat baik bagi penanganan
psikologis ibu hamil, dengan melakukan senam hamil rasa khawatir dan cemas saat persalinan nanti
bisa ibu minimalisir sehingga dapat menormalkan kondisi perubahan psikologis ibu.

4. Rajin melakukan check up


Periksakanlah kehamilan secara teratur, mencari informasi sebanyak-banyaknya kepada dokter atau
bidan yang terpercaya dan jangan lupa ajaklah suami saat anda berkonsultasi ke dokter atau bidan.

5. Lakukan pemeriksaan psikiatrik

Pada umumnya pemeriksaan psikitarik atau pengobatan secara hipnoterapi perlu dilakukan pada ibu
hamil yang pada kondisi anemnesa menunjukan kondisi yang beresiko tinggi terhadap perubahan
psikologis. Apalagi manfaat hipnoterapi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Sebagian besar wanita
hamil sangat percaya bahwa pada pengobatan dan anjuran-anjuran yang diberikan oleh dokter
dapat membuat ibu hamil lebih bersikap positif sehingga dapat mengubah sifat jiwa yang negatif.

6. Makan sehat

Ibu hamil harus paham benar mengenai jenis-jenis asupan makanan yang baik bagi tubuh ibu,
khususnya untuk janin yang dikandungnya. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang dapat
membahayakan ibu dan janin yang dikandung. Seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol rokok atau obat-obatan yang tidak dianjurkan semasa kehamilan. Hindari juga zat berbahaya
seperti asap kendaraan yang mengandung timah yang dapat membahayakan perkembangan
kecerdasan otak janin.

7. Jaga Penampilan

Menjaga penampilan juga sangatlah penting untuk ibu hamil, menjaga kebersihan dan berpakaian
sesuai dengan kondisi badan ibu. Latihan fisik ringan seperti berenang, jalan santai sangat baik
dilakukan di masa kehamilan measuki trimester ke 3. Hal ini sangat bermanfaat selain untuk kondisi
psikologis ibu juga dapat membantu melancarkan selama persalinan nanti.

8. Mendengarkan musik

Pernahkah ibu mendengar bahwa salah satu cara untuk menghilangkan stres yang paling mudah
adalah dengan mendengarkan musik. Mendengarkan musik  dapat membuat ibu jauh lebih merasa
tenang dan rileks, juga dapat mengatasi kecemasan maupun perasaan jenis emosi yang negatif.

9. Pengobatan

Pengobatan ini dianjurkan untuk masalah Psedocyesis yang masuk dalam kategori tinggi. Memang
secara umum tidak ada rekomendasi pengobatan dengan obat-obatan hal ini hanya terjadi dalam
beberapa kasus saja. Ketika beberapa pasien telah mengalami Pseudocyesis telah mendasari
psikologis mereka harus dirujuk untuk melakukan pengobatan ke psikoterapis.

10. Mengetahui efek samping obat-obatan yang di konsumsi

Umumnya ibu hamil dilaang untuk mengkonsumsi obat-obatan jenis apapun, tetapi apabila ibu
sedang dalam mengkonsumsi jenis obat-obatan yang memang telah dianjurkan oleh dokter
sebaiknya ibu harus mengetahui efek samping yang akan terjadi saat ibu mengkonsumsi obat-obatan
tersebut. Efek samping yang harus diperhatikan agar tidak menganggu psikologis ibu dan kesehatan
janin yang sedang dikandung.
11. Latihan pernafasan

Latihan pernafasan yang teratur setiap hari bisa ibu lakukan untuk mendapatkan ketenangan dan
kenyamanan suasana hati ibu. Manfaat Relaksasi Bagi Jiwa sangat banyak. Melakukan latihan
relaksasi ini sangat bermanfaat untuk menjaga kondisi emosional ibu agar bisa jauh lebih stabil

12. Kurangi kegiatan yang berat

Melakukan penyesuaian kegiatan sesuai dengan kondisi fisik ibu sangatlah penting, karena
memasuki masa persalinan kondisi fisik ibu sudah jauh berbeda ketika memasuki awal kehamilan.
Lakukan persiapan yang khusus bersama suami agar siap mengahdapi perubahan setelah kelahiran
sang bayi

13. Shopping

Semua wanita pasti sangatlah menyukai kegiatan belanja. Melakukan persiapan kehadiran sang buah
hati memang sangatlah menyenangkan, dan hal ini juga ternyata dapat  mengatasi gangguan
psikologis pada ibu hamil. Buatlah jadwal belanja bersama suami untuk membeli persiapan
kebutuhan sang bayi nanti. Kegiatan belanja ini ternyata sangat membantu dalam menstabilkan
tingkat emosional ibu agar merasa jauh lebih rileks dan bahagia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka

https://motherandbeyond.id/read/17009/5-gangguan-psikologis-yang-bisa-dialami-ibu-saat-hamil

https://www.haibunda.com/kehamilan/20200624084103-49-147960/perubahan-psikologis-pada-
ibu-hamil-tiap-trimester-cara-mengatasinya

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3634423/dampak-stres-pada-ibu-hamil

https://www.popmama.com/pregnancy/first-trimester/bella-lesmana/cara-mengatasi-gangguan-
psikologi-pada-ibu-hamil/5

https://eprints.umm.ac.id/41855/3/jiptummpp-gdl-syoifarahm-47576-3-babii.pdf

https://dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-gangguan-psikologi-pada-ibu-hamil

Anda mungkin juga menyukai