Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH: PSIKOLOGIS IBU DAN ANAK

GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

KELAS : II C DIII-KEBIDANAN

1. AINUN RIZKIAWATI DAUD ACHIR 751540119067


2. ANNISA HAMZAH 751540119068
3. CITRA PUSPITA MADINA 751540119071
4. INDRIANI ALIWU 751540119078
5. MAIMUN DJIMADI 751540119080
6. MEYSI PUTRI TONGKA 751540119082

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

PROGRAM STUDI DIII-KEBIDANAN

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini maka dengan segala kerendahan hati kami
mengucapakan terima kasih kepada teman-teman yang memberi dukungan kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


yang harus dibenahi untuk kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
untuk menuju kesempurnaan. Maka makalah ini di susun untuk dapat memenuhi
tugas mata kuliah dan semoga bermanfaat.

Gorontalo, 30 September 2020


Penyusun

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamill.................................................... 3


B. Gangguan Psikologis Pada Ibu Hamil..................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 12
B. Saran....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai perlu kira-kira 280 hari (40 minggu) dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut
kehamilan mutur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu maka
disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematurn (Mutoharoh:3).
Kadang kehamilan tidak selamanya mulus. Ada saja kondisi yang
menyebabkan kehamilan menjadi hal mengkhawatirkan. Selama kehamilan
tubuh ibu mengalami perubahan sebagai penyesuaian terhadap perkembangan
janin dalam kandungan (Irma, 2019:1).
Pada awal kehamilan walaupun belum tampak seperti hamil tetapi
kemungkinan besar ibu sudah merasakanya. Tubuh ibu sedang bersiap
menghadapi perubahan psikolgis yang terjadi selama kehamilan, hal ini
berkaitan dengan beberapa perubahan biologi. Kejadian dan proses psikologis
ini diidentifikasi pada trimester kehamilan (Lumongga, 2013:28).
Umumnya ibu yang belum pernah melahirkan mengakui bahwa
mengalami cemas saat akan melahirkan dikarenakan tidak ada pengalaman
menjadi seorang ibu. Semakin tua kehamilan maka kecemasan dan ketakutan
yang dialami ibu hamil akan meningkat menjelang persalinan.1,2 Kecemasan
pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester III. Kecemasan yang
dialami antara lain jenis kelamin bayi yang belum pasti, normal atau tidak
normal bayi yang akan dilahirkan, nyeri yang akan dirasakan, dan
sebagainya.3 Gangguan psikologis kecemasan selama kehamilan
berhubungan dengan terjadinya indeks resistensi pada arteri uterin. Hal ini

1
disebabkan oleh terjadinya peningkatan konsentrasi noradrenalin dalam
plasma darah, sehingga aliran darah ke uterus terganggu (Frincia P. Maki
“Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III di
Klinik Bersalin Sutra Minahasa Selatan“ Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume
6, 02, 2018:103-104)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perubahan psikologis pada ibu hamil?
2. Apa saja gangguan psikologis pada ibu kehamil?
C. Tujuan
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami dan mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil
2. Memahami dan mengetahui gangguan psikologis pada ibu hamil
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan pengetahuan kepada pembaca mengenai
gangguan psikologis pada ibu hamil serta diharapkan mampu menerapkan
ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Psikologi
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis.
Perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita, saat terjadinya
gangguan, perubahan identitas, dan peran bagi setiap orang ibu bapak, dan
anggota keluarga. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks
pada ibu hamil,memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan
proses kehamilan yang terjadi, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke
tingkat gangguan jiwa yang berat.
Pencapaian peran sebagai seorang ibu melalui perubahan psikologis dalam
kehamilan ini, merupakan tugas seorang perempuan yang harus tercapai,
karena jika mengalami kegagalan, dapat memberikan dampak negatif. kondisi
psikologis ibu hamil sangat berpengaruh dalam pencapaian peran sebagai
seorang ibu, sehingga dalam masa kehamilannya diperlukan adanya
dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan untuk dapat menjalani
kehamilannya dengan baik tanpa ada keluhan psikis yang menyertai (Wilis
Dwi Pangesti, “Adaptasi Psikologis Ibu Hamil Dalam Pencapaian Peran
Sebagai Ibu Di Puskesmas Kembaran Ii Kabupaten Banyumas” Viva Medika
vol. 10, 02, 2018:14).
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberikan dampak terhadap
pola kehidupan sosial (keharmonisan,penghargaan,pengorbanan,kasih sayang,
dan empati) pada wanita hamil. Pada dasarnya, setiap tahapan trimester
mempunyai perubahan psikologis yang berbeda.
1. Trimester pertama
Dilandasi oleh teori Revarubin dimana trimester awal merupakan
masa penentuan dan menjadi masa kehamilan yang menghawatirkan dari

3
penantian. Pada trimester awal,biasanya wanita ingin mencari tahu tanda-
tanda kehamilan agar ia dapat memastikan bahwa ia sedang hamil. Para
wanita hamil, banyak mengalami ketakutan dan fantasi selama masa
kehamilan, khusunya tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.
Menurut Burnasrd (1992) stres selama masa reproduksi dapat
dihubungkan dengan tiga aspek,yaitu: stres di dalam individu,stres yang
disebabkan oleh pihak lain dan stres oleh adanya kegelisahan terhadap
kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilnnya (Lubis,2016:28-
29).
Biasanya masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di
trimester pertama, yakni ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang
besar-besarnya. Perubahan inilah yang dapat dengan mudah
mempengaruhi stabilitas emosi ibu, selain menyebabkan keluhan
muntah-muntah, terutama di pagi hari (morning sickness) selama dua
bulan pertama. Akibatnya, beban psikologis pun semakin bertambah.
Makanya, wajar bila di usia kehamilan ini banyak ibu rentan terhadap
trauma. Selain itu, ibu hamil pun sering mengalami kecemasan berkaitan
dengan penampilan fisiknya, kehamilan kerap di persepsikan sebagai
keadaan yang mengancam. Cukup banyak ibu yang merasa khawatir
bahwa kehamilan akan menurunkan daya tariknya dan membuat
pasangan melirik pada perempuan lain. Hal inilah yang terkadang
menambah beban trauma.
Upaya yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk menurunkan
gangguan psikologis pada trimester pertama antara lain :
a. Carilah informasi seputar kehamilan, perubahan yang terjadi dalam
diri ibu dan hal-hal yang perlu dihindari agar tumbuh sehat.
Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa
lebih yakin sekaligus dapat mengurangi rasa cemas yang sering
muncul karena ketidaktahuan mengenai apa yang terjadi.
b. Bicarakan lah perubahan selama kehamilan dengan suami, sehingga
ia juga tahu apa diharapkan selama kehamilan, serta diharapkan

4
dapat berempati dan mampu memberikan dukungan psikologis yang
di butuhkan. Galilah perasaan yang dialami pasangan sehubungan
dengan kehamilan ini. Carilah titik temu guna mengantisipasi
perubahan yang bisa memunculkan masalah.
c. Periksa kehamilan secara teratur, cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami
saat berkonsultasi ke dokter/bidan.
d. Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat
bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang
dapat membahayakan janin seperti makanan yang mengandung zat-
zat adiktif,alkohol,rokok,atau obat-obatan yang tidak di anjurkan
bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang
kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi
perkembangan kecerdasan.
e. Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan,
melakukan latihan fisik ringan semisal berenang dan jalan kaki,
selain memerhatikan cara berpakaian yang sesuai (Yudrik, 2015 :
154-156).
2. Perubahan psikologis Trimester kedua
Usai trimester pertama, biasanya beban kehamilan telah dapat di
antisipasi lebih baik.selain perubahan hormonal lebih stabil ibu pun telah
mulai terbiasa dengan kondisi tubuhnya. Perubahan yang terjadi selama
trimester kedua di antaranya : pertambahan berat badan semakin nyata,
sering pegal-pegal,sakit punggung, lelah, kejang otot kaki,pinggang linu,
kaki kram, kaki bengkak.
a. Rasa khawatir
Kekawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir
sewaktu-waktu, keadaan ini menyebabkan peningkatan.
kewaspadaan terhadap datangnya tanda-tanda persalinan.
b. Perubahan emosional

5
Perubahan emosional trimester 2 yang paling menonjol yaitu periode
bulan kelima kehamilan, karena bayi mulai banyak bergerak
sehingga dia mulai memperhatikan bayi dan memikirkan Apakah
bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan seperti ini
terus meningkat seiring bertambah usia kehamilan nya.
c. Kringinann untuk berhubungan seksual
Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido sehingga pada
kebanyakan Ibu menjadi khawatir Jika dia berhubungan seksual
Apakah ini dapat mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janin
nya. Bentuk kekhawatiran yang sering diajukan adalah Apakah ada
kemungkinan janinnya cedera akibat penis, orgasme ibu, atau
ejakulasi.
Sementara janin pun telah lebih kuat dari sebelumnya. Namun
demikian, ibu tetap perlu berhati-hati mengingat di akhir trimester kedua
janin mulai mampu mendengar dan dapat bereaksi terhadap sentuhan dari
luar. Dia pun telah dapat merasakan kondisi psikologis orang tuanya,
kondisi ibu yang selalu menyenangkan dapat membuat pertumbuhan
janin optimal, adapun bila tidak mungkin saja ada gangguan yang
nantinya dapat berpengaruh pada kondisi psikologis anak setelah lahir.
Upaya yang dapat dilakukan agar ibu hamil terhindar dari stres yaitu :
a. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya, dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian,
berzikir, yoga,dan bentuk relaksasi lainnya.
b. Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak sekitar 5-6 bulan. Sebaiknya, konsultasikan dahulu
dengan dokter kandungan, senam hamil tidak hanya bermanfaat
melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberikan manfaat psikologis. Pertemuan sesama
calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang
dapat dijadikan pelajaran positif, melalui kegiatan itu pula secara

6
perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap (Yudrik, 2015 : 154-156).

3. Perubaahan Psikologis Trimeser ketiga


Semakin dekat dengan hari kelahiran, biasanya dia merasa semakin
takut dan cemas. Merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan
bentuk fisiknya. Sering mengeluh sakit,pegal,ngilu, dan berbagai rasa
tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul,
karena bayi telah semakin besar dan telah mulai menyiapkan diri untuk
lahir, mengeluh sakit (Yudrik, 2015 : 154-156).
Seorang ibu mungkin akan merasa takut dengan kelahiran yang akan
dilaluinya. Pada trimester ketiga inilah ibu memerlukan ketenangan dan
dukungan dari suami,keluarga,serta bidan atau dokter kandungan
(Lubis,2016:28-29).
a. Rasaa tidak nyaman
Rasa Tak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketiga dan pada kebanyakan Ibu merasa bentuk tubuhnya semakin
jelek. Selain itu, perasaan tidak nyaman juga berkaitan dengan
adanya perasaan sedih karena dia akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga
Ibu membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan.
b. Perubahan emosional
Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan perubahan emosi
Ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tak terkontrol.
Perubahan emosi Ini bermuara dari adanya perasaan khawatir, rasa
takut, bimbingan dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya
saat ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau kekawatiran
akibat ketidakmampuannya dalam menjalankan tugas-tugas sebagai
ibu pasca kelahiran bayinya nanti (Herri, dkk, 2010)
B. Gangguan Psikologis Kehamilan

7
1. Gangguan kecemasan
Gangguan psikologi kecemasan selama kehamilan berhubungan
dengan terjadinya indeks resistensi pada arteri uterin. Hal ini disebabkan
oleh terjadinya peningkatan konsentrasi noradrenalin dalam plasma
darah, sehingga aliran darah ke uterus terganggu sehingga uterus sangat
sensitive terhadap noradrenalin sehinga menimbulkan efek
vasokonstriksi. Mekanisme inilah yang mengakibatkan terhambatnya
proses pertumbuhan dan perkemgangan janin intrauterine sehingga
terjadi BBLR. Terutama bila terjadi pada fase trimester I dan III, karena
pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan janin sangat pesat.
Kondisi psikologis ibu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam kandungan, karena kondisi stress, cemas, dan depressive
symptoms, dapat merangsang meningkatnya hormon kortikotropin (CRH)
yang diketahui berinteraksi dengan hormone oksitosin dan
progstaglandin hormon ini dapat memediasi kontraksi uterus dan
terjadinya kelahiran BBLR termasuk kelahiran sebelum waktunya.
Gangguan psikologi selama kehamilan dapat meningkatkan produksi
hormone adrenalin. Hormone ini masuk peredaran darah akan
mempengaruhi janutng (berdebar-debar), meningkatnya tekanan darah
dan asam lambung dan menurunkan sistem imunitas suhu tubuh ibu
mudah sakit (Mardjan, 2016:25).
Dukungan keluarga memiliki andil yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan dan
memperlihatkan dukungan dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia, dan siap dalam menjalani
kehamilan, terlebih pada usia trimester pertama kehamilan.
Semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan oleh ibu hamil,
maka akan semakin tinggi pula peluang untuk mengalami hiperemesis
gravidarum, karena kecemasan yang dirasakan ibu hamil tersebut akan
memper buruk keadaan mual dan muntah yang dirasakannya sehingga
akan mengalami mual muntah yang lebih berat lagi. Hal tersebut akan

8
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain itu, juga akan mengganggu asupan nutrisi ibu hamil tersebut
(Rasida, 2020)

2. Gangguan mental
Banyak penelitian menyatakan ada hubungan antara kecemasan,
stres,depresi selama kehamilan dengan perkembangan saraf pada otak,
dampaknya kelihatan pada usia anak 3 -– 16 tahun terutama emosi dan
kurang dalam kognitif. Pada gangguan perkembangan yang ada, retardasi
mental adalah yang terbanyak, kemudian disusul oleh gangguan
spektrum autisme. meskipun seluruh kumpulan gejalanya luas, bisa
sangat ringan maupun sangat berat, namun semuanya menunjukkan
gangguan dalam bidang, komunikasi, interaksi sosial dan perilaku.
Gangguan ini demikian kompleksnya dan diagnosanya tergantung dari
kemampuan dan pengalaman klinis pemeriksa, oleh karena instrument
yang bisa mengukur autisme untuk bayi belum ada. Saat ini para peneliti
Canada membuat instrument tersebut yang disebut : Autism Observation
Scalefor Infants (AOSI) (Mardjan, 2016:28).
3. Depresi
Depresi merupakan salah satu diantara bentuk gangguan
keseimbangan mood (suasana perasaan). Mood adalah kondisi perasaan
yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis individu. Perasaan
sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa
atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan mood
yang luar biasa parah atau berlangsung lama akan mengganggu
kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal.
Depresi merupakan salah satu diantara bentuk gangguan
keseimbangan mood (suasana perasaan). Mood adalah kondisi perasaan
yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis individu. Perasaan
sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa
atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan mood

9
yang luar biasa parah atau berlangsung lama akan mengganggu
kemampuan mereka untuk berfungsi secara normal (Semiun, 2006).
Perasaan-perasaan khawatir, cemas dan sedih bisa terjadi pada individu
yang mengalami kehamilan dengan risiko tinggi. Menurut Azwar (2008),
kehamilan dengan risiko tinggi ialah kehamilan yang memiliki risiko
lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), dapat
menyebabkan terjadinya penyakit atau kecacatan bahkan kematian
sebelum maupun sesudah persalinan. Gangguan depresi yang dialami
saat hamil juga dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan bayi. Pada
penelitian yang dilakukan pada ibu yang memiliki gejala depresi,
didapatkan berat badan bayi ketika lahir menjadi rendah. Gejala depresi
lebih banyak terjadi pada kelompok ibu yang melahirkan Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR) dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Normal (Rizky Fauzy, “Hubungan antara
Depresi dengan Kualitas Hidup pada Ibu Hamil Berisiko Tinggi” Volume
4, 02, 2016).
Menurut komponen dasar yang dikemukankan oleh Radloff (1977)
kemudian setelah direvisi menjadi CESD- R terdapat sembilan dimensi
yang diperbaiki oleh Eaton etal., (2004) yaitu:
a. Kesedihan, yaitu suasana perasaan yang tidak menyenangkan pada
diri individu
b. Kehilangan minat yaitu kehilangan minat & menarik diri dari semua
aktifitas yang rutin dan menyenangkan
c. Nafsu, yaitu hilangnya keinginan untuk makan pada diri individu
d. Tidur, yaitu gangguan tidur dan kualitas tidur pada individu
e. Berpikir dan konsentrasi yaitu kemampuan kognitif seperti berpikir,
dan konsentrasi yang dimiliki individu
f. Rasa bersalah dan tidak berharga, yaitu adanya rasa bersalah dan
juga ketidakberhargaan dalam diri individu
g. Kelelahan yaitu rasa lelah yang dimiliki oleh individu

10
h. Pergerakan, yaitu kemampuan pergerakan dan perpindahan dari satu
tempat ke tempat lain

Keinginan bunuh diri yaitu keinginan individu untuk mengakhiri


hidupnya (Fauzi Risky, “Hubungan Antara Depresi dan Kualitas Hidup
pada Ibu Hamil Beresiko Tingi“ Vol 4, 2016)

Hasil serupa ditemukan dalam banyak survei dan studi di berbagai


negara, yaitu sekitar 23%-50% ibu hamil berisiko mengalami gangguan
psikologis, diantaranya adalah gangguan depresi. Hal tersebut
dikarenakan perasaan yang didominasi oleh rasa cemas, resah dan takut
terhadap kehamilan yang berisiko (Hawari, 2006). Hal yang
menyebabkan ibu hamil berisiko tinggi mengalami depresi karena
mereka memiliki karakteristik tersendiri yang dianggap berbahaya
sehingga mereka memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi terhadap
keselamatan janin yang dikandung (Fauzi Risky, “Hubungan Antara
Depresi dan Kualitas Hidup pada Ibu Hamil Beresiko Tingi“ Vol 4,
2016)

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi psikologis ibu hamil sangat berpengaruh dalam pencapaian peran
sebagai seorang ibu, sehingga dalam masa kehamilannya diperlukan adanya
dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan untuk dapat menjalani
kehamilannya dengan baik tanpa ada keluhan psikis yang menyertai.
Dukungan keluarga memiliki andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan dan
memperlihatkan dukungan dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa
lebih percaya diri, lebih bahagia, dan siap dalam menjalani kehamilan,
terlebih pada usia trimester pertama kehamilan.
Semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan oleh ibu hamil, maka
akan semakin tinggi pula peluang untuk mengalami hiperemesis gravidarum,
karena kecemasan yang dirasakan ibu hamil tersebut akan memper buruk
keadaan mual dan muntah yang dirasakannya sehingga akan mengalami mual
muntah yang lebih berat lagi. Hal tersebut akan mempengaruhi keadaan
umum dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, juga akan
mengganggu asupan nutrisi ibu hamil tersebut.
B. Saran
1. Saran Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat memberikan inspirasi, pengalaman,
serta meningkatkan pengetahuan mengenai gangguan psikologis pada
masa kehamilan
2. Saran Bagi Kampus
Diharpkan makalah ini dapat meningkatkan mutu dalam
prosespembelajaran, dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan
mahasiswa kebidanan mengenai gangguan psikologis pada masa
kehamilan

12
DAFTAR PUSTAKA

Fidora Irma, 2019, Ibu Hamil Dan Nifas Dalam Ancaman Depresi. Jawa
Tengah: CV. Pena Persada.

Frincia P. Maki, dkk. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil


Primigravida Trimester III di Klinik Bersalin Sutra Minahasa Selatan, Jurnal
e-Biomedik (eBm), 06, 02.

Herri,dkk, 2010, Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta:Kencana

Jahja Yudrik, 2015, Psikologi Perkembangan. Jakarta: PRENADAMEDIA


GROUP

Lubis Lumongga Namora, 2016, Psikologi Kespro. Jakarta: Prenada Media Group

Lumongga Namora, 2013, Psikologis Kespro Wanita Dan Perkembangan


Reproduksinya. Kencana.

Mardjan, 2016, Pengaruh kecemasan pada Kehamilan Primi Remaja. Jawa


Tengah: Pena Persada Redaksi.

Mutoharoh Siti, dkk, Efektivitas Birth Ball Selama Kehamilan Terhadapa Lama
Persalinan.

Rasida, 2020, Kupas Tuntas Hiperemesisgravidarum. Jakarta: Onepeach Media

Rizky Fauzi, dkk, (2016). Hubungan Antara Depresi dan Kualitas Hidup pada Ibu
Hamil Beresiko Tinggi, Jurnal Psikogenesis 04, 02

Wilis Dwi Pangesti, dkk. (2018). Adaptasi Psikologis Ibu Hamil Dalam
Pencapaian Peran Sebagai Ibu Di Puskesmas Kembaran Ii Kabupaten
Banyumas, Viva Medika vol. 10, 02.

13

Anda mungkin juga menyukai