Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN”

OLEH
KELOMPOK 2
ANGGOTA :
1. HENDRAWATI
2. SUTINAH
3. LELI
4. IIN SUNARTI
5. PUTRI KHAIRUNISA
6. ERNI HELIANA
7. LUTFIA CITRA N
8. SITI NOER’AINI
9. NUNUNG MARIA ULPAH
10. SITI NURAENI
11. SUNANSIH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI PERTIWI INDONESIA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan segaa puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis
ucapkan, karena melaui berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan untuk memahami manusia dari perndekatan psikologis. Selain itu juga
penulis berharap makalah ini dapat menjadi dasar pengantar pemenuhuan materi
perkuliahan psikologi kebidanan.
Seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap pada pembaca kiranya dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Sebagai akhir kata penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1.
1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................................
1.3.1. Tujuan Umum.............................................................................................
1.3.2. Tujuan Khusus..............................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Perubahan Psikologis Dalam Persalinan
2.2 Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan
2.3 Kebutuhan Psikologis
2.4 Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan
2.5 Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan

BAB III PENUTUP


3.1. . Kesimpulan.....................................................................................................
3.2. Saran.................................................................................................................
.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik
maupun psikososial seorang wanita. Ibu hamil di trimester pertama akan
mengalami mual yang membuatnya merasa tidak sehat dan tidak
nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bisa jadi menolak kehamilannya
tersebut. Pada trimester kedua, ibu hamil mulai merasa nyaman dengan
kehamilannya, namun di trimester ketiga saat janin sudah memasuki
rongga panggul, ibu hamil bisa jadi merasa cemas dan khawatir
dikarenakan ketakutan akan kehilangan perhatian spesial yang
didapatkan semasa kehamilan (Handayani, Netty, Farida, Rachmadi,
Haslinda, Eritawidhayani,…Darmantilah, 2007)
Bagi seorang ibu yang sedang hamil atau mengandung sudah
tentu akan mengalami perubahan didalam badannya. Kebanyakan
wanita yang sudah siap hamil tidak menjadi masalah terhadap
perubahan yang akan dialaminya, akan tetapi bagi wanita yang belum
siap untuk hamil kemudian tiba-tiba menjadi hamil maka sering
menimbulkan perasaan-perasaan yang menekan jiwanya terutama
karena perubahan badan atau fisiknya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, di
seluruh dunia sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang baru
saja melahirkan mengalami gangguan mental, terutama depresi.
Khususnya di negara berkembang, gangguan mental saat hamil
menjadi 15,6% dan 19,8% setelah kelahiran.
Pada umumnya kehamilan dan kelahiran bayi itu memberikan
arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal. Kehamilan
termasuk salah satu periode kritis dalam kehidupan seorang wanita tidak
dapat dielakan. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya
fisik tetapi juga psikologis. Dalam aspek psikologis timbul pengharapan
yang disertai kecemasan menyambut persiapan kedatangan bayi
Kecemasan dapat bertambah berat apabila ibu hamil mengalami
ketakutan akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya, kondisi janin
yang dikandung serta kesiapan mental dalam menghadapi proses
persalinan. Rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran
meningkat yang menjadi: rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan
bayinya, kemampuan menjadi ibu yang bertanggung jawab, dan
bagaimana perubahan hubungan dengan suami. Kejadian yang dialami
menjadi perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang
dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu
hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan (Aprianawati,
2007) . Menurut Rukiyah (2013) dalam bukunya Asuhan kebidanan
kehamilan menyatakan bahwa usia kandungan tujuh bulan ke atas,
tingkat kecemasan ibu hamil semakin akut dan intensif seiring dengan
mendekatnya kelahiran bayi. Menjelang persalinan apalagi jika ibu
hamil tidak mendapatkan motivasi dari lingkungan khususnya suami
menjadikan kecemasan dan rasa takut menduduki peringkat teratas yang
paling sering dialami (Hidayat, 2014).

Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan


perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Sedangkan
pengertian dari kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatif yang menyatakan
terjadinya hiperaktifitas system syaraf otonom.
Kecemasan juga diartikan suatu respon terhadap situasi yang
penuh dengan tekanan. Bentuk-bentuk kecemasan dibagi dalam dua
tingkat yaitu :
1. Tingkat Psikologis, yaitu kecemasan yang berwujud sebagai gejala-
gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar konsentrasi,
perasaan tidak menentu dan sebagainya.
2. Tingkat fisiologis, yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi atau
terwujud pada gejala-gejala fisik terutama pada system syaraf,
misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut
mual, dan sebagainya. Meskipun persalinan adalah suatu hal yang
fisiologis namun didalam menghadapi proses pra persalinan dimana
terjadi serangkaian perubahan fisik dan psikologis yang dimulai dari
terjadinya kontraksi rahim sampai pengeluaran bayi serta placenta
yang diakhiri dengan bonding awal antara ibu dan bayi.

Setiap ibu hamil biasanya akan mengalami ketakutan terhadap hal-


hal yang belum diketahuinya seperti tidak siap untuk melahirkan atau
persalinan tidak sesuai dengan jadwal, ibu hamil akan mengalami kelelahan,
tegang selama kontraksi dan nyeri yang luar biasa sehingga ibu menjadi
cemas. Kecemasan juga terjadi karena pengalaman buruk kerabat atau
teman tentang persalinan dan kenyataan bahwa kehamilan yang beresiko
juga menyebabkan ibu tidak siap menghadapi persalinan. Tenaga medis dan
situasi tempat yang tidak bersahabat dapat mempengaruhi rasa nyaman ibu
untuk melahirkan, terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya
dibandingkan fisik.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan ,
maka penulis akan merumuskan pokok masalah yang akan menjadi
pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1. faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan mental pada ibu
hamil
2. Dampak Perubahan Psikologis Pada Masa Kehamilan
3. bagaimana cara mengatasi dan mengurangi dampak gangguan
kesehatan mental dalam kehamilan.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat
menganalisa dan menemukan apa saja Dampak Kehamilan Terhadap
Status Kesehatan Mental Perempuan. Dimana Kesehatan mental kini
harus menjadi perhatian dan bukan sesuatu yang dianggap tabu
atau aib,dengan mengetahui factor penyebab dari gangguan mental
tersebut sejak awal kehamilan, ibu dan keluarga, serta suami bisa
memahami kondisi mental ibu sehingga dapat mengurangi
gangguan mental , sehingga ibu bisa menjalani kehamilanya
dengan nyaman dan bayi yang dilahirkan sehat.

1.3.2. Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya
gangguan mental pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui Dampak Perubahan Psikologis Pada Masa
Kehamilan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dan mengurangi
dampak gangguan kesehatan mental dalam kehamilan.
BAB II
Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan

2.1. Perubahan Psikologis Dalam Persalinan


Perubahan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi
terhadap proses kehamilan yang terjadi. Dukungan psikologik dan
perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial pada
wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek sumber
daya.
1. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I
Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus,
umumnya ibu dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu
pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam
persalinan kala I adalah :
1. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-
kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika
bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta
takhayul lain.
2. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan
konflik batin. Hal ini disebabkan oleh semakin
membesarnya janin dalam kandungan yang dapat
mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman
badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan
bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu
kegerahan serta tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu
dan janin yang dikandungnya menjadi terganggu. Ini
disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul
dan timbulnya kontraksi pada rahim.
4. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya
melahirkan bayi yang merupakan hambatan dalam proses
persalinan :
i. Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu
singkat dan tanpa sebab sebab yang jelas
ii. Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung
berdebar-debar
iii. Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat
persalinan
iv. Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat
dan takikardi
5. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang
akan dilahirkan. Timbullah dualitas perasaan yaitu:
i. Harapan cinta kasih
ii. Impuls bermusuhan dan kebencian
6. Sikap bermusuhan terhadap bayinya
i. keinginan untuk memiliki janin yang unggul
ii. Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
iii. Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
7. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
i. Takut mati
ii. Trauma kelahiran
iii. Perasaan bersalah
iv. . Ketakutan riil

2. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II


Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang
dan bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa
takut. Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai
berikut:
1. panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat
pembukaan lengkap
2. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat
pembukaan lengkap
3. Frustasi dan marah
4. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di
kamar bersalin
5. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
6. Fokus pada dirinya sendiri

Masalah psikologis yang terjadi pada masa persalinan adalah


kecemasan. Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan
bangga akan kelahiran bayinya, tetapi ada juga yang merasa takut.
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Ibu
bersalin mengalami gangguan dalam menilai realitas, namun
kepribadian masih tetap utuh. Perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas batas normal (Haward 2004).
Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon
emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subyektif dialami dan
dikomunikasikan interpersonal secara langsung. Kecemasan dapat
diekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis (Sulistyawati,
dkk, 2003).
Secara fisiologis, respon tubuh terhadap kecemasan adalah
dengan mengaktifkan sistem syaraf otonom (simpatis dan
parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktivasi proses tubuh,
sedangkan sistem saraf parasimpatis akan menimbulkan respons
tubuh. Bila korteks otak menerima rangsang, maka rangsangan akan
dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar adrenal yang akan
melepaskan adrenal/epineprin sehingga efeknya antara lain nafas
menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan tekanan darah meningkat.
Darah akan tercurahkan terutama ke jantung, susunan saraf pusat dan
otak. Dengan peningkatan glikegenolisis maka gula darah akan
meningkat. Secara psikologis, kecemasan akan mempengaruhi
koordinasi atau gerak refleks, kesulitan mendengar atau mengganggu
hubungan dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu
menarik diri dan menurunkan keterlibatan orang lain (Sulistyawati,
dkk, 2003).
Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala
yang mirip dengan orang yang mengalami stress. Bedanya stress
didominasi oleh gejala fisik, sedangkan kecemasan didominasi oleh
gejala psikis.
Adapun gejala gejala orang yang mengalami kecemasan adalah
sebagai berikut:
1. Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri
otot, letih, tidak dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening
berkerut, dan mudah kaget.
2. Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti
keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di
telapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering
buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas
cepat
3. Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
seperti cemas, takut, khawatir, membayangkan akan datangnya
kemalangan terhadap dirinya.
4. Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih,
sukar konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak
sabar (Haward, 2004).
2.2. Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan
Menjelang minggu terkahir kelahiran bayi, kegelisahan dan
ketidaknyamanan ibu hamil telah mencapai puncak. Signifikan
tekanan bobot bayi semakin jelas. Semakin besar hasrat siibu melihat
bayinya, maka semakin besar efek psikologis yang ditimbulkan seperti
kegelisahan terhadap fase pemisahan probadi ibu dan pribadi bayi.
Jenis gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu dapat
berupa kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dan reaksi sikap
ibu dalam menanti kelahiran bayinya.
Adapun kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dapat
berupa sebagai berikut :
1. Perasaan Takut Mati
Persalinan merupakan fenomenal fisiologis yang normal,
tapi pada kenyataannya terkadang disertai dengan pendarahan dll,
yang dapat menimbulkan ketakutan bahkan kematian.
Ketakutan kematian yang sangat mendalam disebut dengan
ketakutan primer. Ketakutan ini akan menjadi intensif bila semua
keluarga ikut panik dan gelisah dengan kondisinya. Sehingga
diperlukan dukungan psikologis dan sikap menghibur dan
mendukung pada ibu agar ketakutan tersebut tidak terjaddan dapat
mengatasi konflik bathin pada ibu
Ketakutan mati bisa dikurangi dengan mekanisme
pertahanan diri yang kuat seperti persiapan mental menghadpi
persalinan dan menghindari konflik yang serius.
2. Rasa Bersalah
Perasaan bersalah berkaitan dengan kehidupan emosi dan
kasih sayang yang diterima wanita dari ibunya. Disaat dia
menerima kasih sayang yang baik kemungkinan besar rasa
bersalahnya juga besar. Atau sebaliknya jika anak yang dilahirka
dari hasil perkosaan maka dia akan cenderung ingin ,membunuh
anaknya.
Slaah satu usaha yang dilakukan adalah meminta ibu untuk
menemani selama persalinan berlangsung.
3. Rasa Takut Riel
Rasa takut yang konkrit akan muncul bersamaan dengan
perasaan atau pikiran ketakutan akan anak yang lahir cacat atau
bernasib buruk karena dosa ibunya atau sejenisnya sehingga
muncul perasaan takut yang berleihan dan berkepanjangan.
4. Trauma Kelahiran
Berkaitan dengan rasa takut berpisah dengan bayi yang
dalam kandunganya. Ketautan ini muncul karena sikap ibu yang
berlebihan melindungi bayinya, sehingga merasa tidak mampu
untuk merawat bayinya diluar rahim. Analogi trama genital
semacam ini merupakan bentuk angguan seksual neurotis.
5. Halusinasi Hipnagogik
Dinatara kontrasi terkadang ibu akan mengalami kantuk
dantidur. Disaat ini lah muncul halusinasi hipnagogik. Halusinasi
hipnagogik adalah gambaran-gambaran tanpa disertai
perangsangyang adekuat yang berlangsung saat setengah tidur dan
setengah jaga. Selama interval rilex ini akn bermunculan konflik-
konflik batin, tendensi psikis yang tak terselesaikan, masih
mengganggu, dan ketenangan yang mengganggu kelahiran.

Sedangkan reaksi sikap ibu menanti kelahiran ada reaksi pasif


dan aktif. Secara umum tipe-tipe reaksional ibu menjelang kelahiran
dapat berupa sebagai berikut :
1. Pasif Secara Total
Sejak awal dia telah menerima kehamilan dan persalinannya
adalah hal yang normla jdi dia tidak terlalu merasakan kecemasan
dan ketakutan tersebut. Namun ketika merasakan sakit yang
sesungguhnya dia akan menjadi marah, tidak sabaran, dan selalu
menuntu segra kehadiran dokter atau bidan.
2. Hiper Pasif
Ibu dengan hipepasif ini merupakan ibu yang tidak perduli
dengan kehamilannya dan merasa tidak bertanggungjawab dengan
kehamilannya. Ibu dengan hiperpasif ini selalu bergantung pada
orang tua, suami dan keluarganya, bertingkah laku seperti anak-
anak dan banyak mengeluh, jika kehamilan sudah matang dia tidak
sabaran, persalinan dianggap sebagai hal yang menakjubkan,
merasa tidak takut mati, dan berharap ibu selalu menemani.
3. Pasif Menyerah
Ibu dengan pasif menyerah biasanya tidak mampu
bekerjasam sehinga memperlambat proses persalinan. Kondisi ini
menyebabkan kontrksi menjadi lemah, bahkan hilang total.
Biasanya keadaan ini dibantu denga persalinan ceasar.
4. Aktif Secara Total
Ibu aktif total ini ditandai dengan semakin tingginya tingkat
kegelisahan saat mendekati proses persalinan dan menigkatkan
berbagai macam aktifitas sehari-hari. Semua kegelisahahan
dirasionalisasikan sebagai satu metode untuk mempersingkat
penantian dalam persalinan.
Aktivitas yang meningkat merupakan persiapan untuk
mengantisipasi secara aktif saat kelahiran bayinya yang bayak
didorong oleh impuls dalam dir yang sangat kuat
5. Hiperaktif Secara Total
Ibu ini biasanya akan berusaha melepaskan diri dari ritme
kalahiran normal. Ia berupaya mengatur sepenuhnya irama
kontraksi rahim

6. Hiper Maskulin
Tipe wanita yang bersifat kejantanan ekstrem dan sejak
semula kehamilannya selalu berubah-uabh antara keinginan untuk
memiliki anak dan keinginan tidak memiliki anak krna dianggap
akan menghambat karirnya.
Kehidupan emosinya senantiasa digoyahkan anatar
kerinduan dan kebencian terhadap anak. Kedua gejala ini akan
memuncak mejadi suatu gejala neurotis yang obsesif.
Dampak buruk dari sikap ini yaitu tidak memiliki
kepercayaan diri, sering mengalami migrain( gangguan syaraf),
serig mengalami konflik batin, dan mengalamikonflik maskulin
dan feminitasnya.
7. Kompleks Maskulin
Merupakan tipe wanita yang menganggap persalinan adalah
tugas penghinaan, dipaksakan oleh alam, sebagai ketidak adilan,
pembalasan, sikap menolak penderitaan dan kesakitan melahirkan
bayi, menuntut kelahiran ceasar, memaka bidan untuk merawat
sepenuhnyadan secepat mungkin persalinan, dan menuntut
berbagai fasilitas lain dalam proses persalinan.

2.3. Kebutuhan Psikologis


Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis
yang dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus merupakan suatu hal
yang menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut
maupun cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan.
Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis,
seperti: nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah,
yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan
diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan
selama proses persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung
selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang
dimaksud dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut
serta selama proses asuhan berlangsung.
Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan menurut Lesser
dan Kenne meliputi:
1. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus
2. Penerimaan atas sikap dan perilakunya
3. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.

Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin merupakan salah satu


kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatikan bidan.
Keadaan psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan
hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional dari
bidan sebagai pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan
baik suami/anggota keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik
dapat mengurangi tingkat kecemasan pada ibu bersalin yang
cenderung meningkat.
Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat
mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan membuatnya merasa
nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses
persalinannya dengan tetap melakukan komunikasi yang
baik
2. memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan,
3. membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan
rasa nyeri, serta
4. mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan
memperhatikan privasi ibu.

Secara terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat


diberikan dengan cara:
1. memberikan sugesti positif,
2. mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan
ketidaknyamanan selama persalinan, dan
3. kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.

Pemberian dukungan psikologis dapat berupa :


1. Pemberian Sugesti
Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada
ibu dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang
diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan
memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan sebagaimana
mestinya. Menurut psikologis sosial individu, orang yang mempunyai
keadaan psikis labil akan lebih mudah dipengaruhi/mendapatkan
sugesti.
Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan
psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima
sugesti/pengaruh. Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu
bersalin diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa
proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal,
ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan keyakinan pada
ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja.
2. Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama
proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang
sebenarnya. Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan
tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa empati/belas
kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru akan bertambah.

Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan


untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan
misalnya adalah dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda
gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau menonton televisi/film.
Saat kontraksi berlangsung dan ibu masih tetap merasakan nyeri pada
ambang yang tinggi, maka upaya-upaya mengurangi rasa nyeri misal
dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau pijatan harus
tetap dilakukan.
3. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam
membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari
bidan. Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa
dia mampu melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses
persalinan yang dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara
psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap
dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung sehingga
hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu.
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu
melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar, didasari
pengetahuan dasar dan keterampilan yang baik serta mempunyai
pengalaman yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan
sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman selama proses
persalinan berlangsung.
2.4. Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan
Periode kehamilan dan melahirkan merupakan periode kehidupan
yang rentang mengalami stres karena mengalami keterbatasan kondisi fisik
yang membuatnya harus membatasi aktivitas. Perubahan fisik maupun
psikologis biasa terjadi pada Ibu bersalin.
Perubahan psikologis pada Ibu bersalin memerlukan bimbingan dari
keluarga dan penolong persalinan agar Ibu bersalin dapat menerima keadaan
yang terjadi pada selama persalinan. Penyebab gangguan psikologis pada
Ibu bersalin yaitu perubahan hormone, kurangnya persiapan mental, dan
adanya keinginan narsitis yaitu cenderung menolak kelahiran bayinya dan
ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.
Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik Komunikasi teraupetik
merupakan komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Proses
yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi
teraupetik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Tujuan komunikasi
teraupetik, yaitu:
a. Membantu klien mengurangi beban persaan dan pikiran selama
proses persalinan
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
c. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri
sendiri untuk kesejahteraan Ibu dan proses persalinan agar dapat
berjalan dengan semestinya.

Dalam mengatasi gangguan psikologis ini maka diperlukannya


adanya konseling. Konseling Gangguan psikologi pada persalinan terbagi
atas 2 fase yaitu :
1. Fase Laten: Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia
karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal
persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir
sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya
ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan
dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari
bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan
keadaan tersebut.
2. Fase Aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan
maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi
semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak
dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius.
Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya
karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan
kontraksinya.
Cara mengatasi
Sebagai seorang bidan, tugas utama dalam mengatasi gangguan
psikologi pada masa persalinan yaitu dengan cara pendekatan komunikasi
terapeutik/ konseling dan peningkatan support mental/ dukungan keluarga.

2.5. Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan


Deteksi dini merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan atau gangguan perkembangan mental, psikologis
atau perilaku yang meyebabkan kecacatan secara dini atau gangguan
yang dapat mempengaruhi suatu proses dalam kehidupan.
Deteksi dini gangguan psikologis pada persalinan merupakan
suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya gangguan perkembangan
mental, psikologis atau perilaku yang dapat mempengaruhi kehamilan
dan persalinan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi
proses kelahiran.
Gangguan psikologis dapat dicegah atau dideteksi secara dini
dengan cara :
1. Melakukan pemeriksaan berkala selama kehamilan
2. Diperlukannya dan ditekankan nya peranan dak partisipasi
dari keluarga terutama orangtua dan suami.
3. Melakukan konseling dan temu wicara untuk menangani
masalah atau keluhan yang sedang dirasakan ibu
4. Memebrikan asuhan dan pengetahuan pada ibu seputas
kehamilan dan persalinan agar ibu tidak merasa takut dan
berandai andai dengan persalinannya
5. Jika ditemukan adanya gangguan selama proses hamil atau
bersalin dengan adanya pemantauan berkala dari bidan maka
dengan segera dapat diatasi dan ditangani dan diminimalisir
agar tetap terwujud persalinan yang man ibu dan anak sehat
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setiap ibu hamil akan selalu dihadapkan kepada perubahan,
baik itu perubahan psikologis, mental ataupun perubahan fisiologis.
Pada setiap perubahan yang dialami oleh ibu hamil, diharapkan adanya
peran serta suami, keluarga dan tenaga kesehatan dalam mengurangi
keluhan terhadap perubahan tersebut, agar ibu hamil merasa nyaman
dan aman dalam melewati masa kehamilannya.

3.2. Saran
Ibu hamil harus paham degan kehamilan sehingga tidak akan
terkejut atau stress dengan perubahan yang akan dilami selama masa
kehamilannya
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kartini Kartono, 2007. Psikologi Wanita 2. Bandung. Sumber Sari Indah.
2007
Herri Zan Pieter, dkk.2011. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta.
Kencana. 2011
Hidayat,R, Ningsih, R & Haryani, S. 2014. Pengaruh dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasan pada kehamilan usia dini di wilayah kerja Puskesmas Ujan Mas.
Diakses dari http://www.akkes.saptabakti.ac.id/ver3/inde
x.php/agenda/21-jurnal/139-pengaruhdukungan-keluarga-terhadap-
tingkatkecemasan-pada-kehamilan-usia-dini-diwilayah-kerja-puskesmas-ujan-mas-
tahun2014.Tanggal Agustus 201

Rukiyah, A, Y. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Trans Info Media. Jakarta


http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/ijm/article/viewFile/101/69
https://www.popmama.com/pregnancy/first-trimester/bella-lesmana/cara-
mengatasi-gangguan-psikologi-pada-ibu-hamil/4

Anda mungkin juga menyukai