LAPORAN RAPAT/PELATIHAN
Hari/Tanggal : Senin s/d Rabu, Tgl 27 Juni 2022 s/d 6 Juli 2022
Hasil Rapat/Pelatihan :
Hari Pertama 27 Juni 2022
1. Pembukaan Oleh dr. Bambang Gunawan, SpOG
Pembukaan dimulai dengan penjelasan agenda hari pertama Pelatihan Asuhan
Persalinan Normal (APN) oleh dr. Bambang Gunawan, SpOG. dr. Bambang
Gunawan, SpOG menjelaskan, keseluruhan teori yang harus dapat dipahami oleh
peserta pelatihan, disusun sesuai dengan modul pelatihan Asuhan Persalinan Normal
(APN), dan akan difasilitasi oleh Tim Pelatihan P2KP Kab. Tangerang.
2. Gambaran Umum & Organisasi Oleh dr. Reniati & Hj. Yani Purwasih
Gambaran umum pelatihan APN dimulai dari penjelasan latar belakang pelayanan
maternal di Indonesia yaitu Tingginya Angka Kematian Maternal di Indonesia.
Sebagian besar tergolong sebagai kematian yang dapat dihindarkan.dr. Reniati juga
menjelaskan hubungan antara penolong terampil dan angka kematian ibu dan bayi
bahwa kematian ibu akan menurun seiring dengan peningkatan keterampilan
penolong persalinan dan pemberlakuan teori-teori terbaru yang diakui dan diterima.
3. Kuisioner Awal oleh Tim P2KP
Pretest alat bantu untuk mengawali kerja sama antara falisitatir dan peserta pelatihan
Asuhan Persalinan Normal berupa pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan
esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang
duperlukan sesuai dengan baku asuhan persalinan normal.
4. 5 Benang Merah oleh Bd. Maryati
Sub-sub materi dari 5 benang merah adalah : Membuat keputusan klinik, Asuhan
saying ibu dan bayi, Pencegahan infeksi, Rekam medik, dan Sistem rujukan yang
efektif
5. Pencegahan Infeksi oleh Bd. Aam
Pencegahan infeksi adalah bagian dari kualitas pelayanan kesehatan, episiotomy,
menyuntik, pemeriksaan dalam, merupakan prosedur-prosedur yang dapat
menimbulkan terjadinya infeksi. Secara keseluruhan materi pencegahan infeksi
meliputi pentingnya alat dan bahan yang harus didekontaminasi dimulai pada saat
persiapan persalinan maupun sampai dengan berakhir proses persalinan. Pembilasan
harus dilakukan setelah proses dekontaminasi, kemudian masuk pada dua tahap yaitu
sterilisasi dan DTT dan selanjutnya bahan dan alat dikeringkan, didinginkan dan siap
digunakan. Bd. Aam sangat menekankan setiap pertolongan persalinan harus selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Hari Kedua, 28 Juni 2022
1. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaan Asfiksia oleh dr. Tris L
BBL sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atu kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah
lahir. Untuk semua bbl lakukan penilaian awal dengan 3 pertanyaan : 1. Sebelum lahir,
apakah kehamilannya cukup bulan?, 2. Setelah lahir, apakah bayi menangis atau
bernapas/ tidak megap-megap? Apakah tonus otot bayi baik/bergerak aktif?. Dalam
melaksanakan manajemen BBL normal perlu diperhatikan: Dukung ibu untuk menggu
mulut bayi mencapai putting susu dan menyusun secara mandiri IMD, lakukan
pemantauan tanda bahaya pada bayi.
Asfiksia yaitu keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Persiapan resusitasi bayi baru lahir adalah persiapan keluarga, tempat, alat untuk
resusitasi dan persiapan diri (bidan). Nilai apgar tidak digunakan sebagai dasar keputusan
untuk tindakan resusitasi. Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bbl perlu
di resusitasi, tindakan terpilih harus segera dilakukan, penundaan pemotongan
membahayakan bayi. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan saat bayi di atas perut ibu
atau dekat perineum.
2. Patograf, Kala III Persalinan dan Retensio Plasenta oleh dr. Usep SpOG
Patograf : alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik, patograf harus digunakan luntuk semua ibu dalam fase aktif
kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan, selama
persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat, secara rutin oleh semua penolong
persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya.
Fase laten : pembukaan serviks kurang dari 4 cm, fase aktif : pembukaan serviks dari 4
sampai 10 cm. selama fase laten semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus
dicatat.
Kala III disebut juga kala uri atau pengeluaran plasenta. Dimulai setelah bayi lahir dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III, otot uterus
berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Tanda-
tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang,
semburan darah mendadak dan singkat. Manajemen aktif kala III bertujuan membuat
uterus berkontraksi lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah selama kala III. MAK III terdiri dari tiga
langkah : pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri.
Jika plasenta belum lahir setelah 30 menit sejak bayi dilahirkan maka lakukan konseling
kepada keluarga untuk segera dirujuk tetapi apabila rujukan sulit dijangkau dan kemudian
timbul perdarah segera lakukan plasenta manual untuk segera mengosongkan kavum uteri
sehingga uterus segera berkontraksi secara efektif, dan perdarahan dapat dihentikan. Jika
setelah manual plasenta tetapi masih terjadi perdarahan lakukan KBI/ KBE, kompresi
aorta, atau pasang tampon kondom kateter. Beri oksitosin 10 I.U dosis tambahan dan
misoprostol tablet 600 mcg per rektal. Tunggu hingga uterus berkontraksi kuat dan
perdarahamn berhenti, baru hentikan tindakan kompresi atau keluarkan tampon.
Hari Keempat, 30 Juni 2022
Posttest di p2kp
Praktek di RS Dinda
Penutupan
Tangerang, 07-07-2022
Lutfia Citra Nurbaiti