PERSALINAN NORMAL
BLOK SIKLUS HIDUP
DEPARTEMEN ILMU KEBIDANAN & KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
Disusun Oleh :
Prof. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja,SpOG(K)
Dr.dr.Hotma Partogi Pasaribu,SpOG (K),
Dr. dr. Leo Simanjuntak, SpOG
I. Pendahuluan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan
(aterm) letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala dengan
tenaga ibu sendiri. Sebagian besar persalinan berlangsung normal, hanya sekitar 12 – 15 %
merupakan persalinan patologis. Pada beberapa kondisi, persalinan normal dapat beralih
menjadi persalinan patologis apabila terjadi kesalahan dalam penilaian kondisi ibu dan
bayi atau juga akibat kesalahan dalam memimpin proses persalinan.
II.Fase-Fase Persalinan Normal
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan
lahir. Banyak energi dikeluarkan pada waktu ini. Karena itu penggunaan istilah in labor
(kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan proses ini. Persalinan normal dibagi
menjadi kala satu atau kala pembukaan, kala dua atau kala pengeluaran janin, kala tiga
atau kala pelepasan dan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban serta kala empat atau
kala pengawasan selama 2 jam setelah persalinan. Kala satu atau pembukaan serviks
dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang
cukup untuk menimbulkan pendataran dan dilatasi serviks. Kala satu berakhir ketika
serviks sudah membuka lengkap yaitu 10 cm. Kala dua dimulai ketika pembukaan lengkap
dan berakhir setelah janin lahir. Sehingga disebut juga stadium ekspulsi janin. Kala tiga
dimulai segera setelah janin lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.
III. Asuhan Persalinan Normal
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan
dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari
sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi.
Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian ini sangat penting dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian
besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dengan
penguasaan keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan
tersebut masih belum memadai.
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Kegiatan yang tercakup dalam asuhan persalinan normal, adalah sebagai berikut :
1. Secara konsisten dan sistematik menggunakan praktik pencegahan infeksi,
misalnya mencuci tangan secara rutin, menggunakan sarung tangan sesuai dengan
yang diharapkan, menjaga lingkungan yang bersih bagi proses persalinan dan
kelahiran bayi, serta menerapkan standar proses peralatan.
2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi
lahir, termasuk penggunaan partograf. Partograf digunakan sebagai alat bantu
untuk membuat suatu keputusan klinik, berkaitan dengan pengenalan dini
komplikasi yang mungkin terjadi dan memilih tindakan yang paling sesuai.
3. Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pascapersalinan,
dan nifas, termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya mengenai proses
kelahiran bayi dan meminta para suami dan kerabat untuk turut berpartisipasi
dalam proses persalinan dan kelahiran bayi.
4. Menyiapkan rujukan bagi setiap ibu bersalin atau melahirkan bayi.
5. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya, seperti episiotomi
rutin, amniotomi, kateterisasi, dan penghisapan lendir secara rutin sebagai uapaya
untuk mencegah perdarahan pascapersalinan.
6. Memberikan asuhan bayi baru lahir, termasuk mengeringkan dan menghangatkan
tubuh bayi, memberi ASI secara dini, mengenal sejak dini komplikasi dan
melakukan tindakan yang bermanfaat secara rutin.
7. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayi baru lahir, termasuk dalam
masa nifas dini secara rutin. Asuhan ini akan memastikan ibu dan bayinya berada
dalam kondisi aman dan nyaman, mengenal sejak komplikasi pascapersalinan dan
mengambil tindakan yang sesuai dengan kebutuhan.
8. Mengajarkan kepada ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya
yang mungkin terjadi selama masa nifas dan pada bayi baru lahir.
9. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
Terdapat lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Aspek-aspek tersebut melekat pada setiap
persalinan, baik normal maupun patologis. Aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini
merupakan suatu proses sistematik dalam mengumpulkan dan menganalisis
informasi, membuat diagnosis kerja, membuat rencana tindakan yang sesuai
dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi
hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan / atau bayi baru
lahir.
Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik :
1. Pengumpulan Data
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2. Diagnosis
3. Penatalaksanaan asuhan dan perawatan
a. Membuat rencana
b. Melaksanakan rencana
4. Evaluasi
2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan
mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih
baik. Antara lain, juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi
jumlah persalinan dengan tindakan, seperti ekstraksi vakum, forseps, dan seksio
sesarea.
3. Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-komponen lainnya
dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan
dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga,
penolong persalinan, dan tenaga kesehatan lainnya dengan jalan menghindarkan
transmisi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Juga upaya-
upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang
menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan
cara pengobatannya, seperti hepatitis dan HIV / AIDS.
4. Pencatatan (Dokumentasi)
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayinya. Jika
asuhan tidak dicatat dapat dianggap bahwa tidak pernah dilakukan asuhan yang
dimaksud. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan
klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran
bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisis data yang telah
dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta
membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya.
5. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan
atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa
para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan
normal, sekitar 10-15% di antaranya akan mengalami masalah selama proses
persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
Setiap tenaga penolong harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan terdekat yang
mampu untuk melayani kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.
IV. Tujuan skill lab.
1. Menjelaskan batasan dan mendiagnosis kala dua persalinan.
2. Membuat persiapan pertolongan kala dua.
3. Menjelaskan posisi mengedan dan memimpin ibu mengedan.
4. Menilai kemajuan persalinan kala dua.
5. Menilai kondisi janin dan ibu selama kala dua.
6. Mampu menolong kelahiran janin dan plasenta.
7. Mampu menilai perdarahan pasca persalinan.
V. Rancangan Acara Pembelajaran
Waktu dalam Aktifitas Belajar Mengajar Keterangan
menit
30 Menit Introduksi pada kelas besar dan Narasumber
demonstrasi.
10 Menit Mahasiswa dibagi dalam 5 Instruktor
kelompok kecil (1 kelompok terdiri
dari ±10 org)
Coaching:
Mahasiswa dibimbing oleh
Instruktur
90 Menit Mahasiswa melakukan sendiri Instruktor
secara bergantian.
Dokumentasi
60 Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
Note : 0 = mahasiswa tidak melakukan
1 = mahasiswa melakukan tidak sempurna
2 = mahasiswa melakukan sempurna
(........................................)