Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

Asuhan Persalinan Normal

Pembimbing:

dr. Bintari P. Sp.OG

DisusunOleh:

Rosalia A.J.P Kelanit (112016017)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA

WACANA KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN

GINEKOLOGI RUMAH SAKIT KEPRESIDENAN RSPAD GATOT

SOEBROTO

PERIODE 07 Agustus 2017  –  14 Oktober 2017


LEMBAR PENGESAHAN

Referat Dengan Judul :

Asuhan Persalianan Normal

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSPAD GATOT SOEBROTO – DITKESAD, Jakarta

Disusun Oleh:

Rosalia A.J.P Kelanit (112016017)

Telah disetujui oleh :

Nama Pembimbing Tanda Tangan Tanggal Pengesahan


Pembimbing

dr. Bintari P. Sp.OG

2
BAB I
PENDAHULUAN

Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar bagi
 bangsa secara keseluruhan. Beberapa indikator yang sangat menonjol adalah angka kematian ibu
melahirkan, angka kematian bayi dan angka kematian anak. Survei Demografi dan Kesehatan
(SDKI) tahun 1994 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu atau MMR di Indonesia 390 per
100.000 kelahiran hidup, dan tahun 1997 terjadi penurunan menjadi 334 per 100.000 kelahiran
hidup.1
SDKI tahun 2009 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu di Indonesia 226 per 100.000
kelahiran hidup dan dari 5 juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan
20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Sebagai penyebab utama
kematian ibu tersebut adalah perdarahan, dan kira-kira 90 % terjadi di saat sekitar persalinan
yang sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta, hal ini menunjukkan adanya manajemen
 persalinan kala III yang kurang adekuat. 1
Target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2010 meliputi target dampak kesehatan
yang diantaranya : 1) menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran
hidup, 2) menurunkan Angka Kematian Neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup, serta
target proses dan output diantaranya: meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan terampil menjadi 85%. Untuk itu diharapkan bahwa setiap persalinan normal
adalah mengacu
 pada standar Asuhan Persalinan Normal (APN). Dalam hal ini telah dilakukan pelatihan Asuhan
Persalinan Normal yang bertujuan untuk meningkatkan pertolongan persalinan normal.
Asuhan Persalinan Normal ini merupakan asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahap
 persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan dan
hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir. Beberapa alasan yang melandasi dirancangnya
pelatihan Asuhan Persalinan Normal diantaranya adalah berdasarkan fakta yang menunjukkan
bahwa sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan.2

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan
dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan,
hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah
terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan
menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.2
Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian ini sangat penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar
persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dengan penguasaan
keterampilan dan
 pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum memadai. 2
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang
terintergrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga
 pada tingkat yang optimal. 2
Kegiatan yang tercakup dalam asuhan persalinan normal, adalah sebagai berikut :3
1. Secara konsisten dan sistematik menggunakan praktik pencegahan infeksi, misalnya
mencuci tangan dengan rutin, menggunakan sarung tangan yang sesuai dengan yang
diharapkan, menjaga lingkungan yang bersih bagi proses persalinan dan kelahiran bayi,
serta menerapkan standar proses peralatan.
2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir,
termasuk penggunaan partograf. Partograf digunakan sebagai alat bantu untuk membuat
suatu keputusan klinik, berkaitan dengan pengenalan dini komplikasi yang mungkin
terjadi dan memilih tindakan yang paling sesuai.
3. Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pascapersalinanm dan
nifas, termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya mengenai proses kelahiran bayi
dan meminta para suami dan kerabat untuk turut berpartisipasi dalam proses persalinan
dan kelahiran bayi.
4. Menyiapkan rujukan bagi setiap ibu bersalin atau melahirkan bayi.

4
5. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya, seperti episiotomi rutin,
amniotomi, kateterisasi, dan penghisapan lendir secara rutin sebagai upaya untuk
mencegah
 perdarahan pascapersalinan.
6. Memberikan asuhan bayi baru lahir, termasuk mengeringkan dan menghangatkan tubuh
 bayi, memberi ASI secara dini, mengenal sejak dini komplikasi dan melakukan tindakan
 bermanfaat secara rutin.
7. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayi baru lahir, termasuk dalam masa nifas
dini secara rutin. Asuhan ini akan memastikan ibu dan bayinya berada dalam kondisi aman
dan nyaman, mengenal sejak dini komplikasi pascapersalinan dan mengambil tindakan
yang sesuai dengan kebutuhan.
8. Mengajarkan kepada ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang
mungkin terjadi selama masa nifas dan pada bayi baru lahir.
9. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.

Terdapat lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang
 bersih dan aman. Aspek-aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun
 patologis. Aspek tersebut adalah sebagai berikut :

Membuat Keputusan Klinik 4


Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk
merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses sistematik
dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi, membuat diagnosis kerja, membuat rencana
tindakan yang sesuai dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya
mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayi baru
lahir. Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik:
1. Pengumpulan Data
a. Data Subjektif
 b. Data Objektif
2. Diagnosis
3. Penatalaksanaan asuhan dan perawatan
a. Membuat rencana

5
 b. Melaksanakan rencana
4. Evaluasi

5
Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan
mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil
 penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama
persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan
asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih
baik. Antara lain, juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan
dengan tindakan, seperti ekstraksi vakum, forseps dan seksio sesarea.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan:
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai, dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
2. Jelaskan asukan dan perawatan yang akan diberikan kepada ibu sebelum memulai asuhan
tersebut.
3. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir.
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6. Berikan dukungan, bersarkan hatinya, dan tentramkan perasaan ibu berserta anggota
keluarga lainnya.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga yang lain.
8. Ajarkan kepada suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana
memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
9. Lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan konsisten.
10. Hargai privasi ibu.
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.
12. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya.
13. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak memberi pengaruh
merugikan.

6
9
Identifikasi Persalinan
Salah satu diagnosis paling kritis dalam obstetri adalah keakuratan diagnosis persalinan. Jika
 persalinan salah didiagnosis, mungkin akan dilakukan intervensi yang tidak tepat untuk
mempercepat persalinan. Sebaliknya, jika persalinan tidak didiagnosis, janin bayi berada dalam
 bahaya akibat penyulit tak terduga. Walaupun diagnosis banding antara persalinan palsu dan
 persalinan sejati kadang-kadang sulit ditentukan , diagnosis biasanya dibuat dengan melihat
kontraksi yang terjadi.
Kontraksi pada persalinan sejati :
1. Kontraksi terjadi dengan interval yang teratur
2. Interval secara bertahap memendek
3. Intensitas secara bertahap meningkat
4.  Nyeri di punggung dan abdomen
5. Serviks membuka
6.  Nyeri tidak hilang dengan sedasi

Kontraksi pada persalinan palsu :


1. Kontraksi terjadi dengan interval yang tidak teratur
2. Interval tetap lama
3. Intensitas tidak berubah
4.  Nyeri terutama diperut bawah
5. Serviks belum membuka
6.  Nyeri biasanya mereda dengan sedasi

13
Jalannya Persalinan
Persalinan dibedakan menjadi 4 kala yaitu : 1,3
1. Kala 1 atau kala pembukaan
Dimulai dari his persalinan pertama sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala pembukaan
 pada primigravida kira-kira 12 jam dan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala 2 atau kala pengeluaran
Dimulai dari pembukaan lengkap hingga lahirnya bayi. Lamanya kala pengeluaran pada
 primigravida kira-kira 50 menit dan pada multigravida kira-kira 20 menit.
3. Kala 3 atau kala uri
Dimulai dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta. Lamanya kala uri kira-kira 8 menit
sedang lepasnya plasenta memerlukan waktu kira-kira 2-3 menit.
4. Kala 4 atau masa nifas
Masa 1 jam atau lebih setelah lahirnya plasenta.

1,3
Persiapan Kala 1
Pada kala 1 :
1. Fase laten pada nulipara kurang dari 20 jam dan pada muligravida yaitu kurang dari 14 jam
2. Fase aktif : pada nulipara pembukaan ≥ 1,2 cm per jam dan pada multigravida pembukaan ≥
1,5 cm

 Pengawasan pada kala pembukaan


1. Tekanan darah, suhu badan dan laju pernapasan
Tekanan darah , suhu badan dan laju pernafasan setidaknya diperiksa setiap 4 jam. Jika
ketuban telah lama pecah sebelum persalinan atau subfebris, maka suhu badan diperiksa
tiap
 jam.
2. Kontraksi uterus (his)
Kontraksi uterus diperiksa sejak mulainya kontraksi sampai kontraksi berakhir dengan
cara meletakkan telapak tangan diatas uterus biasanya pada umbilicus. His ditentukan
dengan frekuensi, lamanya dan intensitas.

14
3. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin normalnya berkisar antara 120-160 kali/menit. Pada kala 1, denyut
 jantung janin dipantau setiap 30 menit dan pada kala 2 setiap 15 menit.
 Pemeriksaan dalam
Pada kala pembukaan, pemeriksaan dalam berikutnya menentukan keadaan serviks,
ketuban,
 presentasi, posisi dan turunnya bagian terendah fetus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemeriksaan dalam :
1. Pemeriksaan serviks uteri
a. Serviks kaku atau lembek
 b. Pembukaan dan pendataran serviks
c. Posisi serviks
2. Pemeriksaan ketuban
3. Pemeriksaan keadaan fetus
Pemeriksaan mengenai bagian depan fetus , penurunan , presentasi, posisi, serta
menentukan ada tidaknya caput suksedaneum dan bagian fetus yang menumbung
4. Pemeriksaan keadaan panggul
 Posisi ibu selama persalinan
Ibu yang dalam proses bersalin tidak perlu terus berbaring di tempat tidur pada awal
 persalinan. Di tempat tidur, ibu hendaknya dieprbolehkan mengambil posisi yang dirasanya enak,
 paling sering adalah berbaring miring.
 Asupan oral
Makanan harus ditunda pemberiannya selama proses persalinan aktif. Waktu pengosongan
lambung memanjang secara nyata saat proses persalinan berlangusung dan diberikan obat
analgesik. Sebagai akibatnya, makanan dan sebagian besar obat yang dimakan tetap berada di
lambung dan tidak diabsorbsi , melainkan dapat dimuntahkan dan teraspirasi.
 Fungsi kandung kemih
Distensi kandung kemih harus dihindarkan karena dapat menyebabkan persalinan macet,
dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi kandung kemih dan hipotoni. Ibu dinasihati untung
 berkemih sendiri, jika tidak dapat, maka perlu dilakukan katerisasi intermiten.

15
1,2.3
Langkah Asuhan Persalinan Normal (Kala 2-kala 4)
 Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
 b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada pada rektum dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

 Menyiapkan Pertolongan Persalinan


2. Memastikan pelengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunkan. Mematahan
ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus
set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tanagn dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
 pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semya pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembli partus set/wadah disinfeksi
tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

 Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi disinfeksi tingkat tinggi. Jika
mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibum membersihkannya
dnegan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa
yang terkontaminasu dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan
dekontaminasi).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
 bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
 pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

16
BAB III
KESIMPULAN

Persalinan ( partus = labor)  adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable
melalui
 jalan lahir biasa dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Dasar asuhan persalinan normal
adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya
 pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru
lahir.
Terdapat lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang
 bersih dan aman yakni membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan bayi, pencegahan
infeksi, dokumentasi, dan rujukan yang tepat.
Pemeriksaan ginekologis yang sangat penting dalam persalinan adalah pemeriksaan
Leopold dimana dengan keempat jenis pemeriksaan Leopold kita telah dapat mengetahui posisi
daripada
 bayi.
Proses persalinan terbagi atas empat kala yaitu kala I (pembukaan), kala II (pengeluaran
 janin), kala III (pengeluaran plasenta), kala IV (observasi). Kala I (pembukaan) adalah waktu
untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. Kala II (pengeluaran
janin) adalah waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin
hingga keluar. Kala III (pengeluaran plasenta) merupakan waktu pelepasan dan pengeluaran
plasenta. Kala IV (observasi) yaitu waktu setelah bayi lahir dan plasenta selama 1-2 jam dan
waktu dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama mencegah perdarahan post partum.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham , F.G, et all. 2010. Obstetri Williams Edisi 21 Volume 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC hal 320-351
2. Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta hal 334-347
3. Supono. 1985. Ilmu Kebidanan Bab 1 Fisiologi. Kepala Unit Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Palembang hal 146-179
4. Djoko Waspodo. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini.
Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. 2007.
5.  Asuhan Persalinan Normal: Buku Acuan, Edisi Baru dengan Resusitasi, Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004
6. Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, SpOG. MPH, editor,  Buku Panduan Praktis Pelayanan
 Kesehatan Maternal dan Neonatal,  Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
 bekerja sama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi – POGI,
2002.
7.  Processes of Labor & Delivery: Labor and Birth Processes, Mount Saint Mary College:
2002. Diakses tanggal 24 agustus 2017 dari
faculty.msmc.edu/hrelic/ppt/nur304_ch18192021p1.ppt
8. 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala  –    dua  –    tiga  –   empat.  Diakses tanggal 20
agustus 2017 dari www.dinkespurworejo.go.id/dmdocuments/60_LANGKAH_APN.pdf
9. Robert Kail, Chapter 4: Prenatal Development and Birth, Pearson Education: 2002.
Diakses tanggal 24 agustus 2017 dari
wps.prenhall.com/wps/media/objects/241/247560/ppt/4.ppt

26

Anda mungkin juga menyukai