Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI EVIDENCE BASED DALAM ASUHAN IBU PASCA

PERSALINAN
MATA KULIAH ASKEB PASCA PERSALINAN DAN MENYUSUI

Dosen pembimbing :
Hj. Rosmawaty Hrp,S.Si.T,M.Si

Nama mahasiswa:
Silfa Yana Putri
(P00224319012)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D3 KEBIDANAN PADANGSIDIMPUAN
T.A 2020

.
ASUHAN POST NATAL BERDASARKAN EVIDENCE BASED

1. Pengertian Evidence Based

Pengertian evidence Base  jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris)

maka evidence Base dapat diartikan sebagai berikutEvidence adalah Bukti atau

fakta dan Based  adalah Dasar. Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan

bukti.

Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka

untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk

pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan

sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi

tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al,

2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat

pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu

dan bayi '(Silverton, 2003).

adi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan

kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi

ilmiah yang sistematis.

2.  Manfaat Evidence Base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:

a.       Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah

b.      Meningkatkan kompetensi (kognitif)

c.       Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan

asuhan yang bermutu


d.      Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien

mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Postnatal Care

1.  Pengertian Asuhan Postnatal Care

Posnatal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih dari 28

setelah persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran yang continue dari bidan

kepada ibu dan bayi sedang di perlukan bertujuan untuk mendeteksi dini adanya

kompiliasi dan penyulit pada masa postnatal.

2.  Konsep dasar masa nifas

1.      Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat

kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6

minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).

2.      Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini

yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).

3.      Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6

minggu. (Abdul Bari,2000:122).

4.      Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang

meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke

keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

3.  Peran dan Tanggung Jawab Bidan

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post

partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
·         Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai

dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama

masa nifas.

 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.

 Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan

anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.

 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

 Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai

cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi

yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

 Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk

mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

 Memberikan asuhan kebidanan secara professional.

 Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya

sebagai orang tua.

4. Tahapan Masa Nifas

Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :

·         Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan – jalan.

·         Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang

lamanya 6 – 8 minggu.
·         Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan

sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan

– bulan atau tahunan.

5.  Perubahan fisik masa nifas

·         Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim  (involusi)

·         Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)

·         Kelelahan karena proses melahirkan.

·         Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.

·         Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.

·         Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)

·         Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)

6. Perubahan psikis masa nifas

§  Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari

ke 2 (Fase Taking In)

§  Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan

sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)

§  Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting

Go.   (hari ke 10-akhir masa nifas)

Pengeluaran lochea terdiri dari :

o   Lochea rubra : hari ke  1 – 2.

Terdiri dari  darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa

vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium

o   Lochea sanguinolenta  : hari ke 3 – 7

Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.

o   Lochea serosa : hari ke 7 – 14.

Berwarna kekuningan.
o   Lochea alba  : hari ke 14 – selesai nifas

Hanya merupakan cairan putih lochea yang  berbau busuk dan terinfeksi disebut

lochea purulent.

7.      Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:

 Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

 Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya.

 Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.

 Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu

nifas maupun bayinya.

8.  Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1.   Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan, tujuannya :

 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan

berlanjut.

 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

 Pemberian ASI awal.

 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

2.  Kunjungan II :  6 hari setelah persalinan, tujuannya :

 Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

 Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.

 Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.

 Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit


 Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan  pada bayi, tali pusat,

menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari

3.  Kunjungan III  : 2 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :  sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )

4.   Kunjungan IV  : 6 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :

a).  Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.

b).  Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).

9. Perkembangan Evidence Base  dalam praktik Kebidanan postnatal care :

Kebiasaan Keterangan
  
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak

menghentikan perdarahan, bahkan

perdarahan tetap terjadi dan dapat


   menyebabkan infeksi
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya

penggunaan gurita akan menyebabkan

kesulitan pemantauan involusio rahim


Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam

pertama setelah kelahiran. Ini merupakan

waktu yang tepat untuk melakukan kontak 

kulit ke kulit untuk mempererat bonding

attachment serta keberhasilan pemberian

ASI

Asuhan Kebidan Postnatal

   Deteksi dini komplikasi masa postnatal

b.   Persiapan pasien pulang


c.   Home visit dalam asuihan postnatal

d.   Suport sistem dalam asudan postnatal

e.   Breastfeeding

f.    Peran menjadi orang tua

g.   Kelompok ibu postpartum

Anda mungkin juga menyukai