Oleh :
Asuhan kebidanan Pada Ny. “S” P1001 Post Partum Hari Ke 3 Dengan Bendungan ASI
Di Puskesmas WILANGAN Kecamatan WILANGAN Kabupaten Nganjuk,
mahasiswa atas nama :
I. Masa Nifas
1. Defenisi Masa Nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan
segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-mingu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa
2015).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas 6-8
1. Peurperium dini, yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
(Rukiyah, 2014)
1) Rasa kram dan mules di bagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi).
5) Kesulitan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).
persaaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3-10)
3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase
1) Lochea rubra: hari ke 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-siasa
warna kecokelatan.
5) lochea purulent: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
perdarahan berlanjut.
berhasil dilakukan.
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
tanda penyulit pada bagian payudara ibu. cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
tanda penyulit pada bagian payudara ibu. cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia alami atau bayi alami.
2010).
ibu.
a. Perubahan involusi setelah bayi lahir dengan TFU setinggi pusat dan
uterus 50 gram.
Tanda-tanda Bahaya
berbau busuk.
3. Nyeri perut hebat/terus menerus dan pandangan nanar/masalah
penglihatan.
penglihatan.
9. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau
nafas terengah-engah.
11. Tidak bis buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air
kecil.
12. Merasa sangat sedih atau tidak mampu menmghasuh bayinya atau diri
atas otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara
tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan jaringan lemak. Diameter
payudara sekitar 10-12 cm. Pada wanita yang tidak hamil berat rata-rata sekitar
200 gram, tergantung individu, pada akhir kehamilan beratnya berkisar 400-600
2015). Payudara terletak secara vertikal diantara kosta II dan IV. Secara horizontal
mulai sternum sampai linea aksilaris medialis. Payudara bentuknya bervariasi
penyangga dan penimbunan lemak. Lobus yang terdiri dari 15 sampai 20 lobus,
masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus terdiri dari 10-100. Puting susu
terdiri dari jaringan yang erektil, terdapat lubang-lubang kecil merupakan muara
dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat syaraf, pembuluh getah bening, serat-
serat otot polos yang memiliki kerja seperti spinter dalam mengendalikan aliran
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit, jaringan subkutan
parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari Duktus
dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu
pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan
saluran air susu yang disebut duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi
duktus dan duktulus, tapi duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada
sekelompok alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel
kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di
sekitar puting, kemudian duduk dan berbaring dengan santai. Bayi diletakkan
menghadap ke ibu dengan posisi menyangga seluruh tubuh bayi, jangan hanya
leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus,hadapkan bayi ke dada ibu,
sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu. Dekatkan tubuh bayi ke
tubuh ibu, menyentuh bibir bayi ke puting susunya, dan menunggu sampai mulut
bawahh bayi terletak dibawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebbar, dan
1. Reflex Prolaktin
kolostrumnya masih terbatas, karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang kadarnya memang tinggi. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli
yang fungsinya untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui
akan normal kembali tiga bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak.
berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan neurohipofisis yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan memengaruhi sel
mioepitelim. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar
dari alveoli dan masuk ke sistem duktus yang untuk selanjutnya mengalir melalui
Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu
4. Reflex menghisap
Saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu
sampai ke langit keras dan punggu lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah, dan
pipi.
5. Reflex menelan
Gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini merangsang
b. Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi
penyakit.
f. Dengan diberikannya ASI maka akan memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.
g. Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang sesuai
laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau
karena kelainan pada puting susu. Keluhan adalah payudara bengkak, keras panas,
sehingga sisa ASI terkumpulan pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari
ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan
puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus (Marmi,
2015).
Bendungan ASI adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara
(tegang) dari myeri sekitar hari ketiga atau kwwmpat sesudah melahirkan . biasanya
disebabkan oleh testis di vena dan pembuluh limfe ,tanda bahwa asi mulai banyak
disekresi. Pembekakan sering terjadi pada payudara dengan elastisitas yang kurang.
Namun, jika payudara bengkak dan ibu tidak mengeluarkan ASI, maka ASI akan
menyusukan bayi segera setelah lahir. Jika payudara masih terasa berat ,maka
keluarkan ASI dengan cara manual atau menggunakan pompa. Perlunya perawatan
pasca melahirkan sebelum menyusui agar payudara tidak lembek serta mudah
ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh,gejala yang dirasakan pasien
adalah rasa berat pada payudara ,panas, dan keras , sedangkan pada payudara
bengkak, akan terlihat payudara udem, pasien merasakan sakit, puting susu kencang
, kulit mengkilat walau tidak merah , ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau di
isap , dan badan demam setelah 24 jam. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
menyusui. Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi ,perlu dilakukan beberapa
harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat
Sulistyawati,2013)
2. Etiologi
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini terjadi karena antara lain
mungkin kurang sering ASI dikeluarkan, dan mungkin juga ada pembatasan waktu
menyusui. Hal ini dapat terjadi pada hari ketiga setelah melahirkan. Selain itu,
penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat
Bendungan ASI biasanya terjadi pada payudara ibu yang memiliki produksi
ASI banyak, jikaa diraba terasa keras dan terkadang menimbulkan nyeri serta
seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda
3. Patofisiologi
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sukar di susu oleh
bayi karena kalang payudara lebih menonjol , puting lebih datar dan sukar di hisap
oleh bayi. Bila keadaan sudah demikian, kulit pada payudara nampak lebih
mengkilat, ibu merasa demam dan payudara ibu terasa nyeri. Oleh karna itu sebelum
disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan tangan/pompa terlebih dahulu agar
payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusu (Mansyur, 2014).
payudara bengkak : payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat
walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24
jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila
5. Pencegahan
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
3. Keluarkan ASI denga tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan
bayi.
(Marmi, 2015).
elastis dapat masuk lebih dalam jauh dimulut bayi untuk membantu lidah
2. Tekan jari-jari anda kedalam menuju dinding dada dan hitung perlahan
3. Tekanan harus mantap dan tegas ,namun tetap lembut untuk mengindari rasa
sakit.
4. Jika ibu ingin,orang lain dapat membantu dengan menggunakan ibu jari.
6. Jika payudara cukup besar atau sangat bengkak , lakukan perawatan ini
dengan posisi ibu berbaring telentang. Posisi ini dapat menunda kembalinya
hilang .
8. Untuk beberapa ibu, bendungan ASI ini memakan waktu 2-4 hari.
10. Gunakan hisapan alat pompa dengan kekuatan sedang atau ringan, untuk
waktu.
B. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau
kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, lakukan pijatan lembut pada
bengkak.
b. Menyiapkan peralatan dan ibu dianjurkan membuka pakaian atas ,agar dapat
c. Mengatur ibu dalam posisi duduk dengan kepala bersandarkan tangan yang
d. Melakukan pemijatan tangan meletakan kedua ibu jari sisi kanan dan kiri
dengan jarak satu jari tulang belakang. Gerakan tersebut dapat merangsang
jarinya.
8. Penatalaksanaan
4. Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi lunak.
5. Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding ) dan
6. Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu
nyeri.
kebidanan yang dilakukan secara sistematis ,diawali dari pengkajian data (data
evaluasi.
Memilih informasi data yang tepat diperlukan analisa suatu situasi yang
Bendungan ASI terjadi karena teknik menyusui yang salah karena ibu
tidak membersihkan puting susu dengan air hangat sebelum menyusui, perut
bayi tidak menghadap perut ibu , tidak mengeluarkan sedikit ASI dan
menyusui yang kurang , dan penggosongan mamae yang tidak sempurna , hal
penggosongan mamae yang tidak sempurna jika masih terdapat sisa ASI
didalam payudara setelah menyusui maka sisa ASI tersebut tidak di keluarkan
dapat menimbulkan Bendungan ASI . Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
yaiti bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak
Analisa yang sudah didapatkan sudah sesuai dengan hasil pengkajian data
subjektif dan objektif yaitu data subjektif ibu mengatakan bahwa payudaranya
terasa nyeri dan keras pada payudara sebelah kanan ,data objektif yang
kanan lebih besar dan teraba keras dan ada nyeri tekan , pada teori gejala
yang bisa terjadi pada Bendungan ASI adalah payudara penuh terasa panas,
hangat dan dingin pada ebelum menyusui,payudaranya yang terasa keras dan
nyeri, dan menganjurkan ibu untuk memijat lembut pada payudara sebelum
menyusui , menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI nya jika masih terasa
penuh setelah bayi menyusu, menganjurkan ibu untuk tetap menyusui dengan
sehingga paydara menjadi lunak, Susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila bayi
Vital Sign (VS) ibu. Melakukan kompres hangat dan dingin . melakukan
perwatan payudara pasca persalinan dan teknik menyusui yang benar dan
masalah potensial. Hal ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang
Pada kasus Bendungan ASI masalah yang bisa timbul jika Bendungan
ASI ini tidak dapat diatasi maka akan terjadi Masitis dan bisa menyebabkan
Abses payudara dan terjadi infeksi pada masa nifas yang dapat menyebabkan
Kematian.
4. Tindakan Segera
bidan untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin
akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya.
5. Intervensi ( Perencanaan )
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifikasi atau di antisipasi, dan
pada langkah ini reformasi/ data dara yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyuluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondidi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangak pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut apa yang
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
6. Implementasi ( Pelaksanaan )
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
7. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk
No register : 13/06/2021
I. PENGKAJIAN
A. DataSubyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny.W Nama Suami:Tn. S
Umur :27Tahun Umur :34Tahun
Agama:Islam Agama :Islam
Pendidikan:SD Pendidikan :SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Tani
Penghasilan:-- Penghasilan:Rp.2.000.000Ala
Alamat :wilangan–Nganjuk mat :wilangan
Nganjuk
2. KeluhanUtama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya, karena nyeri pada payudara
sebelah kiri, setelah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 9-06-2021
3. Riwayat Kesehatan.
a. Penyakit yang lalu.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti, TBC,
Hepatitis,HIV/AIDS Tidak mempunyai riwayat penyakit menurun ( DM, Ashma)
Tidak mempunyai riwayat penyakit menahun(Hipertensi).
b. Penyakitsekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti, TBC,
Hepatitis,HIV/AIDS, Tidak mempunyai riwayat penyakit menurun ( DM, Ashma)
Tidak mempunyai riwayat penyakit menahun (Hipertensi).
c. Penyakitkeluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga tidak mempunyai dan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti, TBC, Hepatitis, campak, HIV/Aids, Tidak mempunyai
riwayat penyakit menurun ( DM, Ashma) Tidak mempunyai riwayat penyakit
menahun(Hipertensi).
4. RiwayatObstetri.
a. Riwayat menstruasi.
Amernorhoe : 9 bulan ini
Menarche : Usia 12 Tahun
Lama : 7– 8 Hari
Siklus : 28 hari
Dismenorhoe : Tidak
pernah Fluor albus : Tidak
pernah
Banyak : + 3 – 4 kali / hari ganti pembalut
Teratur/tidak : Teratur
b. Riwayat Kehamilan,Persalinan danNifas yanglalu.
Tgl/Bln/ UsiaKe TempatP JenisPe Penyulit Anak
No. Penolong Nifas UsiaAnak
ThPersalin hamilan ersalinan rsalinan Kehamilan JK BB PB
an
1 9/06/2021 9 bl Poned pkm Normal Bidan Tidak ada p 3,4 50 Ya 5 hr
c. RiwayatKehamilansekarang.
Ibu mengatakan ini kehamilan ke I dengan usia kehamilan 9
bulan.ANC: 10 Kali di Poned Puskesmas Wilangan
Keluhan selama hamil mual Penyuluhan yang didapat Nutrisi, Persiapan
persalinan, aktifitas ibu, RT kehamilan
Riwayat Persalinan :
Melahirkan Tgl 9-06-2021, jam 05.00, secara Spt B ditolong Bidan di
Puskesmas WILANGAN
Penyulit: Kala I :Tidak Ada
Kala II :Tidak Ada
Kala III : Tidak Ada
KalaIV :Tidak ada
Jk♂BBL: 3200grPBL:49 cm Langsung menangis , IMD
RiwayatNifas:
Perdarahan +150 cc pemberian ASI IMD
5. Riwayat KB
Menjadi peserta KB :
Ibu mengatakan belum pernah KB
6. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1kali
Lama : 1 tahun
Usia Pertama Menikah: 27Tahun
7. Riwayat Psikososial.
Ibu,suami dan Keluarga bahagia dengan kelahiran anak pertama ini.
8. RiwayatBudaya
Ibu mengatakan akan mengadakan slametan sepasaran dan selapanan.
9. Perilaku Kesehatan.
Jamu : Ibu mengatakan tidak minum jamu
Merokok:Ibu mengatakan tidak merokok
Minum minuman keras:Ibu mengatakan tidak minum minuman keras.
2. PemeriksaanKhusus
a. Inspeksi :
Rambut :Warna hitam merata,tidak rontok,tidak ketombe kulit kepala
sehat
Wajah :Tidak ada edema, tidak pucat
Mata :conjungtiva merah muda, seklera putih,penglihatan baik
Hidung :tidak ada pengeluaran, tidak ada cuping hidung
Telinga :bentuk normal,simetris,tidak ada pengeluaran
Mulut :gigi bersih, tidak ada caries, gusi tidak mudah berdarah
Leher :bentuk normal,simetris,tidak benjolan/ pembesaran
Dada :tampak pembesaran payudara tidak simetris,putting
menonjol,Hiperpigmentasi pada areola
Abdomen :Terlihat benjolan dibawah pusat, tidak ada bekas operasi
Genitalia :Tidak adaedema, tidak ada laserasi, pengeluaran lochea rubra
Ekstremitas:Normal,simetris tidak ada edema, tidak ada varices
b. Palpasi :
Payudara :PengeluaranASI+/ +
Nyeritekan+pada payudara sebelah kanan, ada bendunganASI
Abdomen
TFU :Pertengahan pusat dan
sympisisUC :Keras
c. Perkusi
Reflekpatella: +/+
II. INTERPRETASIDATADASAR
A. Diagnosa :P1001Post Partum hari ke3 dengan bendungan ASI
DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya, karena terasa nyeri pada
payudara sebelah kanan setelah melahirkan anak pertamanyatgl 9-6-2021
DO : K/U: Baik, kesadaran: komposmentis, T : 120/80 mmHg, S : 370, N
:88x/m,Respirasi : 20x/mt
Dada : Pembesaran pada payudara tidak simetris, hiperpigmentasi areola,
puting susu menonjol teraba keras ada bendungan ASI dan nyeri tekan
pada payudara sebelah kanan
III. ANTISIPASIMASALAHPOTENSIAL
DxPontensial:-Mastitis
-Abses payudara
IV. IDENTIFIKASIKEBUTUHANSEGERA
Perawatan payudara
V. INTERVENSI
Dx : P1001 Post Partum hari ke 3 dengan bendungan ASI
Tujuan: Bendungan ASI Teratasi
KriteriaHasil:
- Ibu dapat melakukan perawatan payudara
- ASI keluar lancar
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapiutik dengan ibu dan keluarga
R: Ibu ada keluarga lebih kooperatif dan terjalinnya rasa percaya pada Bidan
1. Jelaskan dan anjurkan ibu untuk merawat payudara
R: Dengan perawatan payudara mempercepat proses penyembuhan
2. Ajarkan pada ibu caramenyusuiyang benar
R: Dapat memperlancar pengeluaranASI
3. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dengan kedua payudara
R : Dengan pemberian ASI sesering mungkin, agar tidak terjadi bendungan
ASI dan nutrisi bayi terpenuhi serta memperlancar pengeluaran ASI
4. Anjurkan pada ibu untuk melakukan personal hygiene pada payudara
R: Dapat mencegah infeksi
5. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
R: Mempercepat proses penyembuhan
6. Anjurkan ibu untuk kontrol 3 hari lagi atau jika ada keluhan
R: Kondisi ibu terpantau
Intervensi:
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal:14-06-2021 Jam 10.15 WIB
Dx :P1001 Post Partumhari ke3 dengan Bendungan ASI
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga
2. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk merawat payudara
3. Mengajarkan pada ibu cara menyusui denganbenar
4. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui sesering mungkin dengan kedua payudara
5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan personal hyegiene pada payudara
6. Menganjurkan pada ibu untuk konsumsi makanan yang bergizi
7. Menganjurkan ibu kontrol ke Bidan 3hari lagi atau jika ada keluhan
Mx
Nyeri pada payudara
VII. EVALUASI
Tanggal : 14-06-2021, Jam 09.20 WIB