Anda di halaman 1dari 9

KONSELING KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Dosen Pengampu :
Hutari Puji Astui SST.,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Nadela Hayyuniarto
(B21016)
2. Noer Adila
(B21017)
3. Nike Ayu Puspitasari (B21018)
4. Sella Fatmala (B21019)
5. Tri Maharani (B21020)
6. Yunita Kusuma Wardani (B21021)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022

MATERI
(Konseling Kebidanan Pada Ibu Nifas)
I. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu(Saleha, 2009).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lamamasa nifas 6-8 minggu (Rukiyah, 2013).
II. Tujuan Masa Nifas
Tujuan Masa Nifas antara lain :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologis
2. Mendeteksi masalah,mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri,nutrisi,KB,cara dan manfaat menyusui,imunisasi,serta perawatan bayi
sehari hari
4. Memberikan pelayanan KB
III. Tahapan Masa Nifas
Tahapan Masa Nifas terdiri dari :
1. Periode immediate post partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atoniauteri. Oleh
karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
2. Periode early post partum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode lat post partum(1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB.
IV. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas terdiri dari empat kunjungan yaitu:
1. Kunjungan pertama
Kunjungan pertama yaitu dilakukan pada waktu 6-8 jam setelah
persalinan dengan tujuan :
a.Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas karena persalinan
atonia uteri. 
b.Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberikan
rujukan bila perdarahan berlanjut.
c.Mendirikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d.Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
e.Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f.Menjaga agar bayi tetap hangat dan sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
2. Kunjungan kedua
Kunjungan yang kedua yaitu dilakukan pada waktu enam hari setelah
persalinan dengan tujuan
a. Memastikanninvolusi uteri berjalan normal,uterus berkontraksi,fundus
dibawah umbilikus,tidak adanya perdarahan abnormal dan tidak ada
bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi,atau kelainan pasca
melahirkan,seperti perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda – tanda
penyulit
d. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan dan istirahat
e. Memberikan Konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,cara
merawat tali pusat,bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
3.Kunjungan Ketiga
Kunjungan ketiga yaitu dilakukan pada waktu dua minggu setelah
persalinan dengan tujuan yang sama seperti kunjungan yang dilakukan pada
waktu enam hari setelah melahirkan yaitu
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal,uterus berkontraksi ,fundus
dibawah umbilicius,tidak ada perdarahan abnormal dan tidak bau
b. Menilai adanya tanda – tanda demam,infeksi atau kelainan pasca
melahirkan
c. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda – tanda
penyulit
d. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan dan istirahat
e. Memberikan Konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,cara
merawat tali pusat,bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
4.Kujungan ke empat
Kunjungan yang keempat yaitu dilakukan setelah enam minggu persalinan
dengan tujuan :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau
bayinya.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
V. Komplikasi Pada Masa Nifas
Komplikasi pada masa nifas, antara lain :
1. Infeksi masa nifas
2. Perdarahan dalam masa nifas
3. Infeksi saluran kemih
4. Masalah dalam pemberian ASI
a. Putting susu lecet
b. Payudara bengkak
c. Saluran susu tersumbat
d. Mastitis
e. Abses payudara
VI. Kebutuhan Ibu Pada Masa Nifas
Kebutuhan ibu pada masa nifas antara lain :
1. Kebutuhan nutrisi dan cairan
2. Kebutuhan ambulasi Kebutuhan eliminasi
a. Buang air kecil
b. Buang air besar
3. Kebutuhan personal hygiene
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
5. Kebutuhan aktivitas seksual
VII. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Menurut Saleha (2009), perubahan fisiologis yang terjadi pada masa
nifas, yaitu :
1. Suhu Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. sesudah partus
dapat naik kurang lebih 0,5°C dari keadaan normal, namun tidak akan
kembali normal.
2. Nadi dan pernapasan Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit
setelah partus dan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia dan
suhu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada
vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi
labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan pernapasan akan
sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan
semula.
3. Tekanan darah Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartum akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat
penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam ½ bulan tanpa
pengobatan.
VIII. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas
Perubahan psikologis yang terjadi pada masa nifas, antara lain :
1. Taking in period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih
mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta
kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.
2. Taking hold period
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap
perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan
yang dialami ibu.
3. Letting go period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadari atau merasa
kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya
IX. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat
kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa
nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Asuhan yang diberikan sewaktu
melakukan kunjungan masa nifas.
X. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan
post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik
dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

DIALOG KONSELING DIDAN DAN PASIEN IBU NIFAS


Ny X : Assalamualaiku ibu bidan
Bidan : waalaikumsallam, silahkan masuk dan cuci tangan terlebih dahulu
menggunakan sabun ya ibu, dan mohon untuk tetap menggunakan masker ya bu,
jika sudah silahkan duduk ibu.
Ny. X : baik ibu bidan terimakasih
Bidan : Ny. X dan bayi bagaimana kabar nya?
Alhamdulillah saya dan anak saya sehat sehat aja bu bidan
Bidan : syukur kalau begitu, Kemarin saya sudah berkunjung kerumah ibu untuk
memberikan edukasi mengenai menyusui ya bu, jadi kunjungan ibu ke PMB saya
untuk menanyakan mengenai apa ya bu, ada yang bisa saya bantu?
Ny X : jadi begini ibu bidan, sebelum melahirkan saya kan memang bekerja di PT.
Primatex, saya cuti 2 bulan yang lalu bu bidan, nah dalam waktu 2 minggu lagi
saya harus masuk bekerja Kembali bu bidan, yang ingin saya tanyakan, bagaimana
ya bu bidan cara saya menyusui anak saya, sedangkan saya dan suami saya
menginginkan bayi saya tetap diberikan asi eksklusif saja, terlebih sekarang
sedang maraknya pandemic covid-19, saya harus bagaimana ya bu bidan?

Bidan : Baik ibu saya mengerti, sebelumnya ibu hebat sekali ya baru 2 bulan cuti
sudah mau mulai bekerja lagi, sehat sehat ya ibu dan bayinya
hehe iya bu alhamdulillah badan sudah seger dan sudah bisa aktivitas mah saya
harus semangat bu demi memenuhi kebutuhan sehari hari, jadi bagaimana bu
bidan?
Bidan : Baik ibu sebelumnya saya mohon izin untuk memberikan pengetahuan
terlebih dahulu agar ibu dapat melakukannya dengan pengetahuan tidak asal
asalan ya ibu demi kebaikan ibu dan bayi ibu.
Ny x : Baik ibu tidak apa apa silahkan bu bidan
Bidan : baik ibu jadi seperti ini  "Memang cara menyusui paling tepat dan ideal
dengan cara meneteki, namun tidak semua ibu dapat terus menerus meneteki
bayi karna factor pekerjaan seperti ibu sekarang ini, SARAN saya dengan ini ibu
hendaknya mengetahui cara memerah, menyimpan, dan memberikan ASI selama
ibu bekerja, terlebih saat ini sedang masa pandemic covid-19 harus pintar pintar
mencari waktu untuk melakukan pemerahan dan penyimpanan ASI trsebut, tapi
ibu tak perlu khawatir dengan kondisi pandemic ini, ibu tetap harus mengikuti
protocol Kesehatan sebelum masuk kerumah dan sebelum memerah ASI ataupun
meneteki bayi, sebisa mungkin maximal ibu dalam kondisi bersih dan steril
dengan menggunakan hand sanitizer"
Ny x : Oh seperti itu ya bu bidan, jadi kalua pada saat saya sebelum berangkat
kerja saya harus menyiapkan atau memerah ASI agar bayi saya tetap menyusu
dengan Asi eksklusif, lalu bagai mana ibu bidan waktu kadadaluarsa ASI tersebut ?
Bidan : Jadi setelah ibu perah ASI nya, ibu bisa langsung masukan ke botol yang
ada tutup perekatnya, agar tidak basi dan langsung masukan ke Frizer, nah ada
juga pada saat ibu mengeluarkan asi dari frizer waktu bertahanya asi di luar prizer
tidak boleh dilamakan harus langsung di minum setelah di Asi tersebut sudah di
cairkan, kurang lebih waktu Asi bertahan di luar prizer adalah 4 jam, jika lebih dari
itu ibu buang saja karna sudah tidak baik d konsumsi
Ny x : oh jadi seperti itu ya bu bidan, lalu bagaimana dengan konsisi pandemic
seperti ini, saya masih khawatir dan cemas bu bidan ?
Bidan : seperti yang sudah saya katakana sebelumnya, ibu dapat menyusui bayi
dengan cara menetek ataupun di perah dan pompa , ibu tetap harus menggunaka
protocol Kesehatan ya bu, insya allah aman dan semua nya akan baik baik saja
Ny x : oh begitu bu bidan, baik bu bidan saya mengerti
Bidan : alhamdulillah kalua ibu dapat mengerti maksud dari apa yang saya
katakana pada ibu, jika sudah paha apakah ada yang ingin ditanyakan lgi ibu?
Ny x : sudah cukup tidak ada yang ditanyakan lagi bu bidan
Bidan : Baik kalua begitu ibu semangat ya sehat sehat semuanya
Ny x : iya bu bidan aamiin, terimakasih banyak bu bidan, saya langsung pamit saja
ya bu karna saya sedang ada urusanlain, jadi buru buru,
Bidan : baik sama sama, silahkan ibu
Ny x : assalamualaikum bu bidan
Bidan : waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai