Anda di halaman 1dari 7

ESSAY

ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA KESEHATAN REPRODUKSI


Dosen Pengampu : Christiani Bumi Pangetsi S.SiT.,M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Nadela Hayyuniarto
Nim : B21016

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIPLOMA TIGA
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021
Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi
berbagai macam perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik, biologis,
mental dan emosional serta psikososial. Kesemuanya ini dapat mempengaruhi
kehidupan pribadi, lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam
perkembangan jiwa pada masa remaja juga semakin mantap, yang pada akhir masa
remaja, jiwanya sudah tidak mudah terpengaruh serta sudah mampu memilih dan
menyeleksi. Remaja juga mulai belajar bertanggung jawab pada dirinya, keluarga
dan lingkungan. Pada remaja ini akan mulai sadar dengan dirinya sendiri dan tidak
mau diperlakukan seperti anak-anak lagi.

Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting terutama bagi para
remaja . Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun
kebiasaan baik terutama dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset sangat
penting dalam jangka panjang khususnya remaja putri. Pengetahuan masalah
reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja tetapi juga bagi remaja laki-
laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat
agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang merugikan bagi remaja.
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi meliputi Faktor sosial-ekonomi


dan demografi (kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan
tentang perkembangan seksual dan reproduksi, serta tempat tinggal didaerah
terpencil). Faktor budaya dan lingkungan (praktek tradisional, kepercayaan banyak
anak banyak rejeki). Faktor psikologis (akibat dari keretakan orang tua, depresi,
kehilangan rasa kebebasan). Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran
reproduksi pasca penyakit menular seksual).

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi:

a. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan


yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses
reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil);
b. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak
buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena
saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb);
c. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang
membeli kebebasannya secara materi, dsb);
d. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dsb).

Cara Meningkatkan Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

Pengaruh dari faktor yang dapat memperburuk kesehatan reproduksi remaja dapat
dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak
reproduksi wanita dan pria dengan dukungan disemua tingkat administrasi,
sehingga dapat diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan,
sosial dam pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

1. Hubungan harmonis dengan keluarga


Kedekatan dengan kedua orangtua merupakan hal yang berpengaruh dengan
perilaku remaja. Remaja dapat berbagi dengan kedua orangtuanya tentang masalah
keremajaan yang dialaminya. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling
dini bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Remaja
juga dapat memperoleh informasi yang benar dari kedua orangtua mereka tentang
perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan. Di dalam
keluarga juga, remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan yang
harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan informasi awal tentang menjaga
kesehatan reproduksi bagi seorang remaja Kondisi keluarga yang kondusif,
khususnya komunikasi yang baik serta penekanan yang kuat dan peluang yang
besar bagi tiap-tiap anggotanya untuk mengembangkan diri akan memberi
dukungan positif bagi terbentuknya kemampuan penaggulangan masalah yang
konstruktif sehingga remaja diharapkan mampu mengatasi permasalahannya secara
efektif.

2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja


Program KRR adalah suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar
Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD
(Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS) menunda usia pernikahan, bercita-cita
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola
dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan, berperilaku


sehat, terhindar dari resiko Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS, , bercita-cita
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, model, idola
dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Program Pendewasaan Usia
Perkawinan didalam pelaksanaannya telah diintegrasikan dengan program
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang merupakan salah satu program pokok
Pembangunan Nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM 2004- 2009). Arah kebijakan Program Kesehatan Reproduksi
Remaja adalah mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk
mencapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

3. PIK (Pusat Informasi dan Konseling)


Tidak hanya terfokus pada konseling dan pelayanan untuk proses reproduksi dan
PMS. Dalam Pusat Informasi dan Konseling ini diharapkan mampu merangkul
remaja dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Agar dapat tercapai pendekatan
kepada remaja Pusat Informasi dan Konseling diselenggarakan sesuai dengan
minat remaja yang dinamis. Contohnya pemberian informasi dengan menggunakan
media yang menarik bagi remaja. Ini diharapkan dapat memberikan dampak positif
dalam perkembangan kognitif remaja mengenai reproduksi.

4. Akses terhadap Pendidikan Kesehatan


Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi
sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal hal yang
seharusnya dihindari. Remaja mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang
benar tentang kesehatan reproduksi dan informasi tersebut harus berasal dari
sumber yang terpercaya. Agar remaja mendapatkan informasi yang tepat,
kesehatan reproduksi remaja hendaknya diajarkan di sekolah lin.

5. Dukungan Media Massa


Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup
berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya
kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya artikel-artikel yang dibuat dalam
media massa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari
untuk menjaga kesehatan reproduksinya.

6. Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Reproduksi


Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan preventif dan
tindakan kuratif. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit,
klinik, posyandu, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan.
KESIMPULAN

Menjaga kesehatan reproduksi mutlak dilakukan oleh pria maupun wanita.


Reproduksi adalah cara untuk mempertahankan keturunan manusia di bumi
sehingga menjaga kesehatan reproduksi wanita dan pria menjadi salah satu bagian
untuk menjaga kelestarian peradaban manusia dan kesehatan. Cara peningkatan
pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi dimulai dari lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat yang tentunya mendapat dukungan dari
pemerintah demi terwujudnya remaja yang berkualitas dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/kesehatan-reproduksi-remaja/
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-reproduksi-
remaja-dalam-aspek-sosial
https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-pengetahuan-kesehatan-reproduksi-
bagi-remaja

Anda mungkin juga menyukai