Latar Belakang
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat di butuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko tinggi
tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda, dan terlalu tua
untuk hamil.
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional, dan
belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Tujuan
1) Tujuan makalah ini adalah : .
Untuk mengetahui informasi tentang evidence based kebidanan
2) Untuk mengetahui informasi evidence based pada asuhan Postnatal terkini
Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based kebidanan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence basedpada Asuhan post
natal terkini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evidence Based
1. Pengertian Evidence Based
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base dapat
diartikan sebagai berikutEvidence adalah Bukti atau fakta dan Based adalah Dasar. Jadi evidence
base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis.
EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi
tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk
membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis
bukti harus berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai
penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis,
kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk
praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan
bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
5
2. Manfaat Evidence Base
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
c.Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang bermutu
d.Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan
yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6
2.2 Postnatal Care
Posnatal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih dari 28 setelah persalinan.
Dimana selama waktu itu kehadiran yang continue dari bidan kepada ibu dan bayi sedang di
perlukan bertujuan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi dan penyulit pada masa postnatal.
1)Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti
semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).
2)Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandung
kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
3)Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
7
3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan
tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
•Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
•Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
•Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
•Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan
kegiatan administrasi.
•Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
•Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
•Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan
rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
•Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
•Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya sebagai orang tua.
8
4. Tahapan Masa Nifas
•Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
•Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8
minggu.
•Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna
baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
9
5. Perubahan fisik masa nifas
· Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim (involusi)
· Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
· Kelelahan karena proses melahirkan.
· Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
· Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
· Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
· Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
10
6. Pengeluaran lochea terdiri dari :
•Lochea rubra : hari ke 1 – 2. 7. Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
Terdiri dari darah segar bercampur •Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua,
sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan
meconium •Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-
• Lochea sanguinolenta : hari ke 3 – kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas
7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, dan bayinya.
warna kecoklatan.
• Lochea serosa : hari ke 7 – 14. •Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang
Berwarna kekuningan.
terjadi pada masa nifas.
•Lochea alba : hari ke 14 – selesai
nifas
•Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Hanya merupakan cairan putih lochea
yang berbau busuk dan terinfeksi
disebut lochea purulent.
11
8. Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan, tujuannya :
•Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
•Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.
•Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
•Pemberian ASI awal.
•Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
•Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan, tujuannya :
•Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
•Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
•Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
•Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit
•Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari– hari
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
• Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
• Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).
12
9. Perkembangan Evidence Base dalam praktik Kebidanan postnatal care :
Kebiasaan Keterangan
Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran.
Ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kontak kulit
ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek
berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan
sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan
sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
3.2 SARAN
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan pengetahuan
berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.
14