Anda di halaman 1dari 18

Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas

Dan Menyusui

Bdn. Nur Handayani, S.SiT, M.Kes

 
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
POLITEKNIIK KARYA HUSADA

 
Definisi Masa Nifas

Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran


plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti
sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami
banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak
memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti
dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
Tujuan Masa Nifas
Menurut Kemenkes R.I tahun 2018 tujuan asuhan kebidanan
nifas yaitu:
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik secara fisik maupun
psikologis, dalam hal ini diperlukan peran keluarga dalam
pemenuhan nutrisi dan juga dukungan psikologis agar kesehatan
ibu dan bayi selalu terjaga,
2) Memberikan asuhan kebidanan yang sistematis yaitu dimulai dari
pengkajian, interpretasi data dan analisa masalah, perencanaan,
penatalaksanaan dan evaluasi
3) Mendeteksi secara dini bila ada penyulit maupun komplikasi,
4) Melaksanakan rujukan yang aman dan tepat ke fasilitas pelayanan
yang dibutuhkan,
5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
nifas dan menyusui, kebutuhan nutrisi, perencanaan jarak
kelahiran, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya,
perawatan bayi sehat serta pelayanan keluarga berencana sesuai
Tahapan Masa Nifas
Menurut Kemenkes R.I tahun 2018 pembagian tahapan nifas di
bagi menjadi 3 yaitu:
1) Immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai
dengan 24 jam, fase ini merupakan fase kritis, sering terjadi
insiden perdarahan postpartum karena atonia uteri. Pada fase ini
bidan perlu melakukan pemantauan secara rutin yang meliputi
kontraksi uterus, pengeluaran lochea, kandung kemih, tekanan
darah dan suhu.
2) Early postpartum (>24 jam – 1 minggu) Pada fase ini bidan
memastikan involusi uteri berjalan normal, tidak ada perdarahan,
lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu mendapat asupan
makanan dan cairan yang cukup sehingga dapat menyusui dengan
baik.
3) Late postpartum Bidan melakukan asuhan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling pemeriksaan KB..
. Asuhan kebidanan berpusat pada ibu (women centered)
Mempertimbangkan asuhan ibu dan bayi dari sudut pandang
holistik, bahwa asuhan kebidanan mempertimbangkan asuhan dari
konteks fisik, emosional, psikologis, spiritual, sosial, dan budaya, serta
untuk pengambilan keputusan asuhan kebidanan berpusat pada ibu,
mempertimbangkan hak-hak dan pilihan ibu tentang asuhan yang
akan dilakukan pada dirinya
. Asuhan kebidanan berpusat pada ibu (women centered)
pertanyaan yang harus diajukan guna menjamin bahwa asuhan yang diberikan kepada ibu
adalah asuhan yang berpusat pada ibu, meliputi beberapa hal berikut ini.
1) Apakah ibu dilibatkan dalam pengembangan rencana asuhan postnatal/nifas dan
selanjutnya saat implementasi dari perencanaan tersebut?
2) Apakah ibu memiliki pilihan tentang dimana ibu akan mendapatkan pelayanan
postnatal/nifas untuknya?
3) Apakah asuhan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan ibu atau memenuhi kebutuhan
pelayanan kebidanan?
4) Bagaimana saudara dapat memastikan bahwa ibu tetap terlibat dalam pengambilan
keputusan selanjutnya tentang asuhan nifas?
5) Apakah implikasi dari melakukan atau tidak melakukan pemeriksaan ini, terutama pada ibu
dan bayi?
6) Apakah terdapat faktor lain yang perlu saudara pertimbangkan yang dapat mempengaruhi
hasil pengkajian bagi ibu dan dampaknya pada ibu?
7) Bagaimana rangkaian asuhan kebidanan postnatal/nifas ini dapat sesuai dengan harapan,
keinginan dan kehendak ibu?
8) Apakah saat ini merupakan waktu yang paling tepat untuk melakukan aspek-aspek asuhan
tersebut?
. Lingkup asuhan nifas dan postnatal

1. Masa kala IV hingga early post partum, bidan harus melakukan observasi melekat
bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk memastikan ibu dan bayi dalam
posisi yang stabil serta tidak mengalami komplikasi.
2. Periksa fundus uteri tiap 15 menit pada jam pertama dan 20-30 menit pada jam
kedua post partum. 8
3. Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua post partum.
4. Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan anjurkan
untuk mengenakan pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang nyaman,
dukung program bounding attachment dan ASI eksklusif, ajarkan ibu dan keluarga
20 untuk memeriksa fundus uteri dan perdarahan secara mandiri, beri konseling
tentang gizi, perawatan payudara, serta kebersihan diri.
5. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas. f. Bidan berperan sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi
serta keluarga g. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
. Lingkup asuhan nifas dan postnatal

6. Bidan berperan sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga g.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman ibu.
7. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan sesuai indikasi.
8. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan personal hygiene.
9. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan asuhan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
10. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui secara profesional
sesuai dengan standar kewenangan dan standar kompetensi bidan.
. Kebijakan dan asuhan terkini dalam pelayanan kebidanan nifas
Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat Buku KIA). Jika terdapat risiko/
tanda bahaya, maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.
Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di fasyankes.
Kunjungan nifas kedua, ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan atau pemantauan menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak
COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan
keluarga.
Periode kunjungan nifas (KF) :
KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca persalinan;
KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca persalinan;
KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca persalinan;
KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan.
Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian dengan petugas. Diutamakan
menggunakan MKJP.
Thank
You
FISIOLOGIS NIFAS

Bdn. Nur Handayani, S.SiT, M.Kes

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIIK KARYA HUSADA

 
Perubahan Anatomi
1) Uterus

Uterus akan mengerut kembali ke keadaan sebelum hamil. Perubahan ini disebut involusi uteri. Uterus
akan kembali ke keadaan sebelum hamil pada minggu keenam postpartum dengan berat kurang lebih 50-
60 gram. Setelah plasenta terlepas, produksi esterogen akan menurun dan hormon oksitosin akan
meningkat, sehingga kontraksi uterus meningkat dan berdampak mengurangi suplai darah ke uterus
2. Endometrium
 
Sisa kelenjar pada endometrium dan jaringan ikat antar-kelenjar akan menjadi endometrium.
Lapisan desidua dan lapisan basal akan terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan basal akan membentuk
endometrium yang baru, sedangkan lapisan superfisial desidua akan nekrotik
3. Serviks Uteri
Setelah melahirkan bayi, rongga rahim akan melebar dan dapat dilalui oleh satu tangan. Namun, dua
jam setelah melahirkan rongga rahim akan menyempit dan hanya dapat dilalui oleh 2 atau 3 jari. Setelah
6 minggu persalinan, serviks tertutup, tetapi bagian ostium eksterna tidak dapat benar- benar kembali seperti
keadaan sebelum hamil dan menjadi tanda bahwa sudah pernah melahirkan
4. Vagina dan perineum
Vagina akan terbuka dengan lebar setelah melahirkan dan mulai mengecil hari pertama atau kedua
postpartum. Postpartum minggu ketiga vagina mulai pulih. Dinding vagina akan melunak dan lebih besar
sehingga ruang vagina akan longgar dan menjadi lebih besar dari sebelum melahirkan.
.
Adaptasi anatomi dan fisiologi pada masa nifas
5. Sistem pencernaan
Setelah proses melahirkan, ibu akan merasa haus dan lapar karena banyak energi yang terkuras saat
melahirkan. Pada masa nifas, hormon progesteron akan menurun, sehingga menyebabkan gangguan saat
buang air besar hingga 2-3 hari pasca melahirkan.

6. Sistem Perkemihan
Setelah persalinan, akan terjadi overdistensi pada kandung kemih, pengosongan kandung kemih yang
tidak sempurna dan residu urine yang berlebih. Namun, hal ini akan hilang setelah 24 jam pasca melahirkan.
Pada hari pertama hingga kelima pasca melahirkan, ibu akan mengalami peningkatan volume urine (diuresis)

7. Sistem muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada masa nifas, yaitu peregangan pada ligamen, diafragma
panggul, dinding abdomen, dan fasia. Ligamentum latum dan rotundum akan merengang dan mengendur
selama masa nifas dan akan berangsur- angsur membaik sekita 6-8 minggu
8. Sistem Endokrin
Hormon esterogen dan progesterone akan menurun, sehingga menyebabkan meningkatnya
hormon prolaktin yang memengaruhi produksi ASI. Selain itu, peningkatan hormon oksitosin yang
dihasilkan oleh Neurohipofise posterior akan berperan dalam produksi ASI dan involusi uteri.
PERUBAHAN SISTEM TUBUH PADA MASA NIFAS
1) Involusio

Proses involusi uterus adalah kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses
ini di mulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
PERUBAHAN SISTEM TUBUH PADA MASA NIFAS
2) Lochea

Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi
nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua
tersebut dinamakan lokia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.

1) Lochea rubra/merah (kruenta) Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum.
Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada
plasenta dan serabut dari desidua dan chorion. Lokia terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum, dan sisa darah. 2.
2) Lochea sanguinolenta Lokia ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir karena pengaruh plasma darah,
pengeluarannya pada hari ke 4 hingga hari ke 7 hari postpartum. 3.
3) Lochea serosa Lokia ini muncul pada hari ke 7 hingga hari ke 14 pospartum. Warnanya biasanya
kekuningan atau kecoklatan. Lokia ini terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri
atas leukosit dan robekan laserasi plasenta. 4.
4) Lochea alba Lokia ini muncul pada minggu ke 2 hingga minggu ke 6 postpartum. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender serviks,
dan serabut jaringan yang mati.
PERUBAHAN SISTEM TUBUH PADA MASA NIFAS
3) Vagina dan Vulva

vulva dan vagina akan mengalami kekenduran, hingga beberapa hari pasca proses persalinan, pada
masa ini terjadi penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae yang diakibatkan karena penurunan
estrogen pasca persalinan.

4) Perineum

Pada perineum setelah melahirkan akan menjadi kendur, karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi
yang bergerak maju. Post natal hari ke 5 perinium sudah mendapatkan kembali tonusnya walapun tonusnya
tidak seperti sebelum hamil.
ANATOMI PAYUDARA
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai