Disusun oleh:
HALDA SYAHLA FADHILAH
NIM : P2.06.24.1.18.011
TINJAUAN PUSTAKA
hitungan awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus
dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama hal nya seperti
sebagai berikut:
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun pisikologis dimana
dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan
selalu terjaga.
asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara dini
penyulit maupun komplikasi yang (Yanti & Sundawati, 2011) terjadi pada
3) Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu bila terjadi penyulit atau
ibu.
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau
komplikasi.
serta keluarga.
dan bayi.
1) Dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu badan akan naik kurang lebih
masa nifas suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI.
Payudara menjadi bengkak dan berwarna merah karena banyaknya
2015)
2) Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit.
lebih cepat. Tetapi, denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit harus
4) Pernapasan pada ibu nifas umumnya lambat atau normal. Hal ini
a. Fase Taking In
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking
c. Fase Letting Go
berhubungan sosial.
Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga kesehatan jika ditemukan
tanda- tanda bahaya masa nifas seperti berikut ini (Sriwenda, et al., 2016):
1) Perdarahan pervagina
2) Kesulitan bernafas
5) Kejang/hilang kesadaran
B. Proses Laktasi
1. Pengertian ASI
ASI (Air Susu Ibu) adalah air susu yang dihasilkan oleh ibu dan
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk kebutuhan
bersifat alami, Kandungan utama ASI sebanyak 88% adalah air. Jumlah
a. Anatomi Payudara
anatomi-payudara.html?m=1
kulit, diatas otot dada dan fungsinya memperoduksi susu untuk nutrisi
kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan.
payudara.
Sumber gambar: (Khasanah & Sulistyawati, 2017)
lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa
keluar.
b. Fisiologi Laktasi
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi:
1) Refleks Prolaktin
b) Refleks mengisap
Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti
puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini
c) Refleks menelan
Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks
1) Kolostrum
dan biasanya terjadi selama 4 hari. Bayi perlu sering menyusu untuk
2) ASI Transisi
3) ASI Mature
b) ASI Akhir
dan Negara. Manfaat tersebut adalah (Sukma, Hidayati, & Jamil, 2017)
defisiensi besi.
baik bagi ibu. Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan merasa
1) Aspek Ekonomi
2) Aspek Psikologis
3) Aspek Kemudahan
dan kapan saja. Keluarga tidak perlu menyiapkan air masak, botol,
dan dot yang harus selalu dibersihkan dan juga perlu meminta
Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindungi dari diare karena
shigela.
menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila
posisi mulut bayi dan putting susu benar, perasaan nyeri akan hilang.
b. Putting susu terasa nyeri bila yidak ditangani dengan benar akan
c. Payudara bengkak
Pada hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan
Putting susu terbenam adalah putting susu yang tidak dapat menonjol
dan cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan
lancar, yang disebabkan saluran susu lebih pendek kedalam (tied nipples),
payudara. Pada kasus seperti ini biasanya bayi kesulitan dan mungkin tidak
mau untuk menyusu (Seno Eva, 2015). ASI yang tidak dikeluarkan dengan
C. Bendungan ASI
bendungan ASI dan rasa nyeri di sertai kenaikan suhu badan (Maryunani,
2015)
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika
pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering
bayi yang kurang baik, dan dapat pula terjadi akibat pembatasan waktu
vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk
laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari saluran sistem laktasi
2. Etiologi
yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu pada ibu nya.
Gangguan ini dapat menjadi lebih parah apabila ibu jarang menyusukan
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron
turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang
hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan
Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau
4. Tanda Gejala
panas sampai suhu badan naik sehingga menyebabkan air susu tidak
lancar atau keluar sedikit. Pada kasus bendungan ASI bahaya yang terjadi
jika tidak tertangani akan terjadi peradangan pada payudara yang biasa
kemerahan, dan suhu tinggi hingga mencapai 38°C. Namun ini bersifat
2) Membatasi menyusui
suplai berlebih
teknik menyusui, pola makan ibu dan pemberian kolostrum yang adekuat
selama hari 1-2 postpartum. Langkah perawatan jika bendungan ASI telah
mulut bayi
teratasi
dingin
pengurang sakit
perbanyak minum
1) Sangga payudara
a. Perawatan Payudara
dan dingin sudah dikenal cukup lama guna mengatasi bendungan ASI.
yaitu:
b) Waktu Pelaksanaan
sebanyak 2 kali sehari. Pada saat akan mandi, daerah areola jangan
2019)
Persiapan alat:
3. Waslap 2 buah
4. Wadah penampung ASI bila diperlukan
Tindakan:
minyak atau kapas yang dilumuri baby oil selama 3-5 menit
ASI
Persiapan alat:
dikeringkan
2. Tempat sampah
Persiapan diri:
Tindakan:
5. Menekankan ibu jari dan telunjuk agak kea rah dalam menuju
3) Teknik Menyusui
setelah melahirkan, oleh sebab itu pada masa ini, disebut juga sebagai
bagaimana cara atau teknik menyusui yang baik dan benar. Dalam
(Rosita, 2017)
Teknik menyusui yang baik dan benar menurut (Tim Penulis PD IBI
Persiapan:
Tindakan:
menggantungkan kaki
4. Mencuci tangan
bayi menghadap perut ibu dan seluruh badan bayi (kepala dan
tubuh berada dalam garis lurus atau perut bayi bertemu perut
bayi tersangga dengan baik, tidak hanya leher dan bahu saja.
huruf C
melengkung keluar
punggung bayi
1. PENGERTIAN
ibu maupun bayi, balita dan anak prasekolah sebagai dasar pertimbangan
2. LANGKAH
baik data yang berasal dari hasil anamnesa (bertanya) pada klien
dengan data subjektif serta data objektif, yaitu data yang didapat
secara normal.
sebelumnya
3. PENDOKUMENTASIAN
1) S= Subjektif
2) O=Objektif
3) A=Assesment
subjektif dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat
4) P=Planning
analisa. Rencana asuhan ini meliputi rencana saat ini dan akan datang.
terasa keras dan ibu akan merasakan demam pada 2-3 hari setelah
2. Objek
tubuh mencapai 38 0 C.
3. Assesment
ASI
4. Planning
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S., Judistiani, R. D., Rahmiati, L., & Susanti, A. I. (2015). Asuhan Kebidanan
Berens, P., & Brodribb, W. (2016). ABM Clinical Protocol #20: Engorgement,
Fitriahadi, E., & Utami, I. (2018). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN
Heryani, R. (2011). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Huda, I. (2017). KTI Manajemen Asuhan Kebidanan pada NY "K" Postpartum Hari
Irianti, B. (2019). Asuhan pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah: Manajemen
KEMENKES, & HOGSI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Khasanah, Nurun Ayati; Sulistyawati, Wiwit. (2017). Buku Ajar Nifas dan Menyusui.
Maryunani, A. (2015). Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Mufdillah, Subijanto, A. A., Sutisna, E., & Akhyar, M. (2017). BUKU PEDOMAN
Yogyakarta.
Rukiyah, A. Y., & dkk. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: C.V. Trans
Info Media.
Saleha, S. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Seno, E. (2015). KTI Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas terhadap Ny. N Umur 20
Tahun P1A1 3 Hari Post Partum dengan Putting Susu Terbenam di BPS
Sukma, F., Hidayati, E., & Jamil, S. N. (2017). ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA
Muhammadiyah Jakarta.
Sulistyawati, A. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset.
Suryani, I. (2016). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Bendungan ASI di
Ruang VII (Nifas) RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Jurnal Kebidanan, 13.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Juliani, S., & Nurrahmaton, N. (2020). Faktor yang Memengaruhi Bendungan ASI
https://doi.org/10.33085/jbk.v3i1.4078
Rosita, E. (2017). Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan
13(6), 1–7.