Lagi Di Benerin Yang Ini
Lagi Di Benerin Yang Ini
Disusun Oleh:
P2.06.24.1.18.022
JURUSAN KEBIDANAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
TASIKMALAYA
Disusun Oleh :
P2.06.24.1.18.022
Laporan tugas akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II
Menyetujui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji 1 Penguji 2
KATA PENGANTAR
izin dan ridho-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Pada Ibu Hamil Ny. I 36 Tahun G3P2A0 Dengan Risiko
iii
Preeklampsi Di Wilayah Tamansari Kota Tasikmalaya” Shalawat serta salam
sekali informasi, bimbingan, bantuan serta dorongan dan semangat dari berbagai
pihak dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
Tasikmalaya.
Kemenkes Tasikmalaya.
3. Hj.Yulia Herliani SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
5. Seluruh Staff dosen Program Studi DIII Kebidanan Tasikmalaya yang telah
6. Kedua Orangtua dan adik-adik saya tercinta yang selalu memberikan seluruh
telah berjuang bersama saya dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
iv
Penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki, sehingga penyusunan
laporan ini masih belum sempurna dan memiliki banyak kekurangan baik dalam
segi isi maupun tulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................9
PENDAHULUAN...................................................................................................9
A. Latar Belakang.............................................................................................9
B. Tujuan........................................................................................................12
1. Tujuan Umum.............................................................................................12
2. Tujuan Khusus............................................................................................12
C. Manfaat......................................................................................................12
1. Bagi Klien dan Keluarga.................................................................................12
2. Bagi Pelaksana..................................................................................................13
3. Bagi lembaga praktik dan edukatif................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................14
A. Kehamilan..................................................................................................14
1. Konsep Dasar Kehamilan...........................................................................14
2. Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan.........Error! Bookmark not defined.
3. Perubahan Psikologi Pada Kehamilan........................................................15
B. Preeklampsi................................................................................................16
C. Manajemen Asuhan....................................................................................25
METODE LTA.....................................................................................................34
A. Metode Pengambilan Kasus.......................................................................34
B. Waktu dan Tempat Pengambilan Studi Kasus...........................................34
C. Subjek Asuhan Kebidanan.........................................................................34
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................35
E. Etika dan Prosedur Pelaksanaan.................................................................35
BAB IV..................................................................................................................37
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................37
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. I 36 TAHUN G3P2A0
DENGAN PREEKLAMPSI DI TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA...37
A. Hasil Studi Kasus.......................................................................................37
B. Pembahasan Studi Kasus............................................................................51
BAB V....................................................................................................................59
PENUTUP.............................................................................................................59
A. Kesimpulan................................................................................................59
B. Saran...........................................................................................................60
1. Bagi Klien..........................................................................................................60
2. Bagi Pelaksana..................................................................................................60
3. Bagi Lembaga Praktik, Edukatif dan Birokrasi...........................................60
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................39
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan yang fisiologis dan semua ibu yang
penyebab terjadinya kasus Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu
(AKI) masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi terkait
kehamilan atau persalinan. Diseluruh dunia, setiap hari sekitar 295.000 wanita
meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka Kematian Ibu di
setelah persalinan), komplikasi dari persalinan, aborsi tidak aman dan salah
ditahun 2016 yaitu sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup. AKI yang tinggi di
Indonesia menunjukan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Angka tersebut masih jauh dari target SDGs yakni 70 per 100.000 kelahiran hidup
8
cenderung mengalami penurunan sedangkan preeklampsi dan eklampsi
terakhir ini tidak memperlihatkan adanya penurunan yang nyata terhadap insiden
2015). Tingginya AKI merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi
mengakhiri kematian ibu saat hamil dan melahirkan. (Kemenkes RI, 2017).
ibu dan bayi. Dampak atau komplikasi preeklampsi pada ibu yaitu eklampsi
Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu
dengan preeklampsi, seperti berat badan lahir rendah akibat persalinan prematur
perinatal. Bayi dengan berat badan lahir rendah atau mengalami pertumbuhan
janin terhambat juga memiliki risiko penyakit metabolik pada saat dewasa.
perinatal. Preeklamsia terjadi pada kurang lebih 5% dari seluruh kehamilan, 10%
mamuroh, & nurhakim, 2018). Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Provinsi
Jawa Barat sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan tertinggi di
Indonesia (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018). Sedangkan, jumlah
kematian ibu di Kota Tasikmalaya berdasarkan data laporan program KIA Dinas
Kesehatan Kota Tasikmalaya pada tahun 2018 di dapatkan data sebagai berikut:
Grafik 1.1
Jumlah Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Puskesmas
di Kota Tasikmalaya tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kematian ibu pada
puskesmas bantar dan puskesmas cipedes dengan 0 kasus kematian ibu selama
tahun 2018. Adanya kasus kematian ibu di Kota Tasikmalaya dapat disebabkan
oleh banyak hal, dan penyebab tertinggi adalah kasus preeklampsi. Jumlah ibu
hamil dengan kasus Preeklampsi di Tasikmalaya mencapai 112 Kasus pada tahun
2020, dan jumlah Angka Kematian Ibu akibat Preeklampsi sebanyak 24 orang
dimana tidak terdapat kasus kematian ibu pada tahun 2018. Namun, menurut hasil
Sangkali, mencapai 20 kasus dalam satu tahun tahun terakhir dan Angka
Kematian Ibu (AKI) yang diakibatkan oleh Preeklampsi sebanyak 3 kasus pada
tahun 2020. Terbukti bahwa terjadi kenaikan angka kematian ibu yang cukup
signifikan dari tahun 2018 – 2020, angka Kematian Ibu yang diakibatkan oleh
tidak terdapat kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Sangkali (0 kasus),
namun pada tahun 2020 terdapat 3 kasus kematian ibu di Puskesmas Sangkali.
(Profil Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2018). Menurut bidan desa, angka kejadian
pengetahuan ibu mengenai bahaya hamil pada usia lebih dari 35 tahun, salah
satunya terjadi kepada Ny.E yang berumur 43 tahun dan mengandung anak ke-3,
sehingga pada usia kehamilan yang baru menginjak usia 12 minggu, pasien
pada hasil Antenatal Care (ANC) kunjungan pertama, sudah didapatkan data
tekanan darah klien yaitu 160/90 mmHg dan masuk dalam kriteria ciri-ciri pasien
preeklampsi.
preeklampsi. Laporan Tugas Akhir ini bertujuan agar penulis dapat melaksanakan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tamansari dengan menggunakan pendekatan studi kasus dan memantau ibu hamil
dengan Preeklampsi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan data subjektif dan objektif pada ibu hamil dengan
b. Mampu menganalisis data asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan Preeklampsi
di Wilayah Tamansari.
Wilayah Tamansari
C. Manfaat
keluarga dapat membantu ibu untuk terhindar dari bahaya preeklampsi untuk
tujuan dapat mendeteksi sedini mungkin tanda gejala dan hal-hal yang dapat
akhir, serta menambah sumber referensi dan bacaan kepustakaan yang dapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
Kehamilan dibagi dalam tiga trimester,yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, trimester kedua dari bulan ke-4 sampai bulan ke-6, trimester ketiga dari bulan ke-7 sampai 9
bulan. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
dalam keluarga. Pada umumnya, kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya apakah suatu kehamilan akan menjadi masalah.
Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah atau tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Maka pelayanan asuhan antenatal care merupakan cara yang
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi tanda bahaya pada ibu.
a. Sistem Reproduksi
Pada bulan pertama kehamilan, uterus akan membesar akibat pengaruh meningkatnya kadar
hormon estrogen dan progesteron. Normalnya berat uterus hanya 30gram. Pada akhir masa
kehamilan atau minggu ke-40, berat uterus akan meningkat menjadi 1000 gram.
b. Sistem Darah
Saat masa kehamilan, volume darah akan semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih
banyak dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi),
puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu. Volume darah bertambah sebesar 25% sampai 30%
Selain perubahan sistem darah, pada saat kehamilan juga terjadi perubahan sistem pernafasan atau
sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen (O2) ibu dan janin yang dikandung.
Disamping itu juga terjadi desakan diafragma, karena dorongan rahim yang membesar pada umur
kehamilan 32 minggu
d. Sistem Pencernaan
Akibat pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan
ibu merasa mual dan sakit kepala pada pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang
disebut emesis gravidarum, sedangkan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu kehidupan
sehari-hari disebut hiperemisis. Hormon progesteron juga menimbulkan gerak usus makin
Pada awal kehamilan atau trimester pertama, Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya .Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Asuhan yang diberikan harus sesuai dengan keadaan fisik, emosional dan sosial ibu, janin,
pasangan, serta anggota keluarga yang bersangkutan. Petugas medis harus dapat mengenali
perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan atau komplikasi dapat terdeteksi lebih dini.
Selanjutnya pada trimester kedua, Ibu yang memasuki trimester kedua akan mengalami perubahan
psikologis berupa hilangnya ketidaknyamanan yang dirasakan selama trimester pertama. Dan pada
trimester akhir, seringkali disebut periode menunggu dan waspada, karena pada saat itu ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu seringkali merasa khawatir dan takut jika bayi yang
akan dilahirkannya tidak normal. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
Pemeriksaan kehamilan merupakan tahapan penting menuju kehamilan yang sehat, terutama
pada ibu hamil yang memasuki trimester akhir. Kehamilan trimester III lebih banyak terjadi
komplikasi dibandingkan trimester I dan II. komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan trimester
III salah satunya adalah preeklampsi. Preeklampsia, yaitu tekanan darah tinggi yang hanya terjadi
pada kehamilan, pre-eklamsia merupakan suatu keadaan patologi yang ditandai dengan adanya
B. Preeklampsi
Preeklampsi adalah tekanan darah tinggi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan, disertai
dengan proteinuria. (Purwoastuti & Walyani, 2015). Penyakit ini biasanya terjadi pada trimester
ketiga kehamilan. Tetapi dapat terjadi di trimester awal pada mola hidatosa. Preeklampsi
merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada antepartum, intrapartum dan post
partum. Dari gejala klinis preeklampsi dapat dibagi menjadi preeklampsi ringan dan preeklampsi
berat, namun pembagian kedua preeklampsi ini tidak begitu berari karena keduanya adalah
penyakit yang sama. Sebab, seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan namun
2. Patofisiologi Preeklampsi
Hingga saat ini patafisiologi dari preeklamsia masih belum diketahui dengan pasti. Telah
banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari etiologi dan patofisiologinya dari kasus preeklamsia
namun kini belum memuaskan sehingga preeklamsia sebagai “the diseases of theories”. Banyak
teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, beberapa diantaranya
adalah:
a. Genetik
Terdapat suatu kecenderungan bahwa faktor keturunan berperan dalam patogenesis preeklamsi.
Telah dilaporkan adanya peningkatan angka kejadian preeklamsia pada wanita yang dilahirkan dari
ibu yang menderita preeklamsia. Bukti yang mendukung berperannya faktor genetic pada kejadian
preeklamsia adalah peningkatan Human leukocyte antigine (HLA) pada penderita preeklamsia.
Walaupun faktor genetik nampaknya berperan pada preeklamsi tetapi manifestasinya pada penyakit
ini secara jelas belum dapat diterangkan (Yulia Fauziyah, 2012: 19-20)
b. Hipoksia Pada Fetus
Hipoksia yang terjadi pada fetus atau plasenta merupakan faktor patogenik pada preeklamsia.
fetoplasenta. Pada manusia, resiko preeklamsia meningkat pada asma dan individu dengan aktivitas
yang tinggi, karena akan mempengaruhi hipoksia plasenta. Aliran darah uang abnormal di uterus,
c. Disfungsi Endotel
Saat ini salah satu teori tentang preeklamsia yang sedang berkembang adalah teori disfungsi
endotel. Disfungsi endotel adalah suatu keadaan dimana didapatkan adanya ketidakseimbangan
antara faktor vasodilatasi dan vasokontriksi. Pada preeklamsia terjadi kerusakan sel endotel akan
prostasiklin dan meningkatnya produksi tromboksan sebagai kompensasi tubuh terhadap kerusakan
endotel tersebut. Preeklamsia berhubungan dengan adanya vasopasme dan aktivasi system
Usia reproduksi sehat dikenal bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia
20-35 tahun. Preeklampsia lebih sering didapatkan pada masa awal dan akhir usia reproduktif yaitu
usia remaja atau di atas 35 tahun. Umur berisiko (35tahun) lebih besar mengalami preeklampsi,
b. Status Gravida
Gravida dapat diartikan sebagai wanita yang sedang hamil, kehamilan pertama disebut
primigravida dan kehamilan berikutnya disebut multigravida. Primigravida lebih berisiko untuk
mengalami preeklampsia daripada multigravida karena preeklampsia biasanya timbul pada wanita
yang pertama kali terpapar virus korion. Hal ini terjadi karena pada wanita tersebut mekanisme
imunologik pembentukan blocking antibody yang dilakukan oleh HLA-G (Human Leukocyte
Antigen G) terhadap antigen plasenta belum terbentuk secara sempurna, sehingga proses implantasi
trofoblas ke jaringan desidual ibu menjadi terganggu. Primigravida juga rentan mengalami stress
dalam menghadapi persalinan yang akan menstimulasi tubuh untuk mengeluarkan kortisol. Efek
kortisol adalah meningkatkan respon simpatis, sehingga curah jantung dan tekanan darah juga akan
meningkat.
memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsi. Keberadaan protein asing, plasenta,
atau janin bisa membangkitkan respon imunologis lanjut. Teori ini didukung oleh peningkatan
insiden preeklampsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan janin) dan pada ibu hamil dari
pasangan yang baru (materi genetik yang berbeda). Perempuan mempunyai risiko lebih besar
mengalami preeklampsia pada ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan dahulu
d. Riwayat Keluarga
Wanita hamil yang ibunya pernah mengalami preeklampsi, cenderung berisiko terhadap
preeklampsi. Predisposisi genetik merupakan faktor immunologi yang menunjukkan gen resesif
autosom, yang mengatur respon imun maternal. Risiko ibu hamil yang ibunya mengalami
preeklampsia, dapat terjadi satu diantara empat kemungkinan ibu preeklampsi. (PNPK, 2018)
e. Hipertensi Kronik
Hipertensi kronik terjadi sebelum kehamilan atau dapat terlihat pada kehamilan sebelum 20
minggu. Pada sebagian besar wanita dengan hipertensi sebelum kehamilan, peningkatan tekanan
meningkatkan risiko selama kehamilan dan dapat menurunkan angka harapan hidup. Pada
penelitian hipertensi kronik termasuk ke tiga utama yang menyebabkan preeklampsia berulang
f. Kehamilan Ganda
Sebuah studi yang melibatkan 53.028 wanita hamil menunjukkan, kehamilan kembar meningkatkan
risiko preeklampsia hampir 3 (tiga) kali lipat. (PNPK Preeklampsi 2018). Dengan adanya
kehamilan kembar dan hidramnion, menjadi penyebab meningkatnya resiten intramural pada
pembuluh darah myometrium, yang dapat berkaitan dengan peninggian tegangan myometrium dan
menyebabkan tekanan darah meningkat. Wanita dengan kehamilan kembar berisiko tinggi
mengalami preeklampsia hal ini biasanya disebabkan oleh peningkatan massa plasenta dan
produksi hormon.
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada usia
kehamilan diatas 20 minggu. Edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat
banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. Kriteria terbaru tidak lagi
berbahaya dan dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalilas secara signifikan dalam
waktu singkat. Preeklampsia mendiagnosis pasien hanya ada dua kriteria yaitu preeklampsia dan
preeklampsia berat. Preeklampsia dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah 20 minggu
kehamilan pada wanita dengan tekanan darah yang sebelumnya normal dan Tekanan darah ≥
160/110 mmHg pada preeklampsi berat ada minimal satu dari gejala berikut:
2) Gangguan ginjal: keratin serum > 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum
3) Edema Paru
4) Gangguan liver: peningkatan konsentrasi traminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction 15 (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed
Eklampsi merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang
menyeluruh dan koma, eklampsia selalu didahului preeklampsia. Timbulnya kejang pada
perempuan dengan preeklampsia yang tidak disebabkan oleh penyebab lain dinamakan eklampsi.
Pada preeklampsia sindrom HELLP terjadi karena adanya peningkatan enzim hati dan penurunan
perifer lobules hepar. Perubahan fungsi dan integritas hepar termasuk perlambatan ekskresi
3) Gagal Ginjal
Pada sebagian besar wanita dengan preeklampsia, perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus menurun,
penurunan ringan sampai sedang laju filtrasi glomerulus terjadi akibat berkurangnya volume
plasma sehingga kadar kreatinin plasma hampir dua kali lipat dibanding kadar normal selama
hamil.
4) Edema Paru
Penderita preeklampsia mempunyai risiko besar terjadinya edema paru disebabkan oleh patah
jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapiler paru dan menurunnya dieresis.
Kerusakan vascular dapat menyebabkan perpindahan protein dan cairan ke dalam lobus-lobus paru.
Kondisi tersebut diperburuk dengan terapi sulih cairan yang dilakukan selama penangganan
preeklampsia dan pencegahan eklampsia. Selain itu, gangguan jantung akibat hipertensi dan kerja
ekstra jantung untuk memompa darah ke dalam sirkulasi sistemik yang menyempit dapat
Tekanan darah yang meningkatkan pada preeklampsia dan eklampsia menimbulkan gangguan
sirkulasi darah ke otak dan menyebabkan perdarahan atau edema jaringan otak atau terjadi
kekurangan oksigen (hipoksia otak). Manifestasi klinis dari gangguan sirkulasi, hipoksia atau
perdarahan otak menimbulkan gejala gangguan saraf di antaranya gejala objektif yaitu kejang
Ibu hamil dengan preeklampsia dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat karena
perubahan patologis pada plasenta, sehingga janin berisiko terhadap keterbatasan pertumbuhan.
2) Prematuritas
Preeklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh menurunnya
perfusi uteroplasenta, pada waktu lahir plasenta terlihat lebih kecil daripada plasenta yang normal
3) Fetal Distress
Preeklampsia dapat menyebabkan kegawatan janin seperti sindroma distress napas. Hal ini dapat
terjadi karena vasospasme yang merupakan akibat kegagalan invasi trofoblas kedalam lapisan otot
pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan dan menyebabkan aliran darah
dalam plasenta menjadi terhambat dan menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadikan
gawat janin
Ibu yang menderita preeklampsia berat memerlukan asuhan yang insentif, seperti :
Asuhan persalinan kala II pada ibu dengan preeklampsi, Bidan harus mendampingi ibu yang
menderita preeklampsia karena preeklampsia dapat memperburuk keadaan ibu secara tiba-tiba
setiap saat. Memantau kondisi ibu dan janin di kala II secara cermat merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan. Bidan mefasilitasi dokter pada saat menolong persalinan dengan bantuan
forseps ekstraksi agar pertolongan persalinan dengan aman, ibu tidak dianjurkan untuk meneran
agar keadaan ibu tidak memperburuk, dan menfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu. Bidan
mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan segera melakukan
1) Pada kasus preeklamsia ringan cukup dilakukan rawat jalan dengan menganjurkan pasien untuk
2) Jika perawatan jalan tidak mengalami perubahan maka akan dilakukan rawat inap dengan kriteria
3) kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 minggu berturut-turut, ataupun
4) Bila setelah 1 minggu menjalani perawatan namun tidak mengalami perubahan maka preeklamsia
5) Bila dalam perawatan sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka
penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan akan berlanjut dengan rawat
8. Program Pemberian Kalsium Pada Ibu Hamil Sebagai Pencegahan Terjadinya Preeklampsi
Pada beberapa penelitian dan studi observasional didapatkan bahwa terdapat hubungan
antara asupan kalsium dengan tekanan darah ibu dan kejadian preeklampsia. Tingkat kalsium total
pada ibu menurun selama kehamilan karena kebutuhan kalsium janin terpenuhi terutama melalui
peningkatan penyerapan kalsium usus. Kalsium diserap melalui usus halus, dan penyerapannya
berlipat ganda saat kehamilan 12 minggu. Peningkatan penyerapan awal memungkinkan tulang ibu
untuk menyimpan kalsium sebelum tuntutan kebutuhan kalsium janin di trimester ketiga.
(Widiastuti & dkk, 2018) Meskipun sebagian besar kebutuhan kalsium janin dipenuhi oleh
peningkatan penyerapan kalsium. Sebuah teori menyatakan bahwa ketika kadar kalsium serum
pembuluh darah sehingga meningkatkan resistensi vaskular dan menyebabkan tekanan darah
sistolik dan diastolik meningkat. Kadar kalsium serum yang rendah juga dapat meningkatkan
tekanan darah dengan merangsang hormon paratiroid dan pelepasan renin sehingga kalsium
intraseluler meningkat dalam otot polos yang menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah.
Peran suplementasi kalsium dalam mencegah preeklampsia adalah dengan mencegah penurunan
kadar kalsium serum sehingga konsentrasi kalsium intraseluler mengalami penurunan, yang akan
mengurangi kontraktilitas otot halus dan merangsang terjadinya vasodilatasi. Menurut penelitian
meta-analisis dari negara berkembang oleh Imdad dkk (2011) menggunakan data dari 10
berhubungan secara signifikan dalam menurunkan 59% risiko preeklampsi, sehingga kalsium
disarankan sebagai suplementasi pencegahan terjadinya preeklampsi pada ibu hamil di negara
berkembang. Panduan yang dikeluarkan oleh WHO(2013) tentang pemberian kalsium pada ibu
hamil adalah:
2) Frekuensi pemberian setiap hari, terbagi menjadi tiga dosis (dianjurkan dikonsumsi mengikuti
waktu makan).
3) Apabila ibu sedang mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), dianjurkan untuk meminum vitamin kalsium
secara terpisah dengan waktu jeda satu jam. Hal itu berguna agar efek suplemen kalsium terserap
dengan baik.
4) Asupan kalsium diberikan semenjak kehamilan 20 minggu hingga akhir kehamilan.
5) Pemberian konsumsi kalsium di anjurkan untuk ibu hamil terutama dengan risiko tinggi untuk
terjadi hipertensi pada kehamilan dan di daerah dengan asupan kalsium yang rendah.
Kontrasepsi hormonal sebagian besar mengandung hormon estrogen dan progesteron. Hormon
dalam kontrasepsi ini telah diatur sedemikian rupa sehingga mendekati kadar hormon dalam tubuh
akseptor namun bila digunakan dalam jangka waktu yang lama akan timbul efek samping. Kedua
hormon tersebut mempermudah retensi ion natrium dan sekresi air disertai kenaikan aktivitas renin
plasma dan pembentukan angiontensin sehingga dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, diketahui kejadian hipertensi dalam kehamilan paling
banyak dialami oleh ibu yang menggunakan KB suntik. KB suntik merupakan salah satu
kontrasepsi hormonal dimana salah satu efek sampingnya adalah menaikkan tekanan darah. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Harini, 2010), menyebutkan bahwa terdapat kenaikan tekanan
darah yang sangat signifkan pada akseptor KB Suntik Kombinasi dibandingkan dengan akseptor
KB Suntik DMPA. Hal ini disebabkan karena Estrogen merupakan hormon yang bertanggung
jawab terhadap peningkatan konsentrasi High Density Lipoprotein (HDL), penurunan LDL (Low
Density Lipoprotein) dan Lipoprotein. Menurut Varney (2007), efek samping dari kandungan
hormon progesteron yang berlebihan pada sistem kardiovaskuler dapat menyebabkab perubahan
tekanan darah. Resiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur,
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pemakaian kontrasepsi pada sebelum kehamilan berpengaruh
signifikan terhadap kejadian preeklampsia pada individu. Ibu yang ber-KB akan lebih jarang
melahirkan dibandingkan dengan ibu yang tidak ber-KB. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
program KB secara tidak langsung dapat mengurangi risiko kematian ibu (Astuti, 2015).
PENUTUP Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa kejadian hipertensi dalam
kehamilan banyak dialami oleh akseptor yang menggunakan kontrasepsi hormonal khususnya KB
tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan bagi pasangan usia subur agar menggunakan
kontrasepsi non hormonal (metode kontrasepsi jangka panjang). Kepada ibu hamil disarankan
untuk menghindari aktifitas fisik yang berlebihan, menghindari stress, menjaga status gizi selama
kehamilan dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan relaksasi
C. Manajemen Asuhan
Manajemen kebidanan adalah metode atau alur yang di gunakan oleh bidan dalam
menentukan, melakukan dan mencari langkah – langkah pemecahan masalah serta melakukan
tindakan untuk melakukan pelayanan dan menyelamatkan pasien dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berebutan yaitu identifikasi masalah,
analisis, dan perumusan masalah, rencana dan tindakan penatalaksanaan serta evaluasi hasil
Bidan dalam memberikan asuhan harus menjadikan landasan berpikir ilmiah sebagai dasar
hasil analisis temuan pada ibu maupun bayi, balita dan anak prasekolah sebagai dasar pertimbangan
Manajemen kebidanan merupakan metode bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan, sehingga langkah-langkah dalam manajemen merupakan alur pikir
bidan dalam pemecahan masalah atau Mengumpulkan data. Proses Manajemen Kebidanan menurut
Varney (2007) terdiri dari 7 langkah yang secara periodik disaring ulang, proses manajemen ini
terdiri dari pengumpulan data, antisipasi atau tindakan gawat daruratan, rencana tindakan,
suatu metode pendokumentasian. Menurut Helen Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien
meliputi tujuh langkah agar orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
1) Data Subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur, tempat
tinggal, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara
langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya, Analis data pada kasus ibu
hamil dengan preeklampsia berat data subjektifnya berupa, Ibu datang ke fasilitas kesehatan dengan
keluhan pusing dan sakit kepala, ibu merasa sering nyeri pada perut bagian atas, ibu merasa
bengkak pada tubuhnya dan ibu mengeluh cemas dengan kehamilannya. Contoh : Ny.A datang ke
Puskesmas dengan keluhan pusing dan sakit kepala yang tidak kunjung hilang, ibu terlihat bengkak
pada tangan dan betis serta mengeluh nyeri pada perut bagian atas. Data – data tersebut didapatkan
2) Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, peserta
pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radio diagnostik. Pada
ibu dengan preeklampsi, didapatkan data objektif berupa keadaan umum ibu baik namun tampak
pusing, tanda – tanda vital tidak normal yaitu tekanan darah tinggi misalnya 170/110 mmHg,
pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan proteinuria akan didapatkan hasil lebih dari 2+, lalu
pada pemeriksaan fisik terutama pada tungkai yaitu adanya oedema. Contoh : Ny.A KU: baik,
laboratorium didapatkan proteinuria +2. Dari data subjektif tersebut sudah dapat dipastikan bahwa
Ny.A menderita preeklampsi. Maka hasil tersebut dapat dimasukan pada poin selanjutnya yaitu
assesment.
3) Assesment
Dalam proses manajemen asuhan kebidanan dimana dibuat kesimpulan berdasarkan dari data
subjektif dan objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap klien, apakah ibu betul
terkena preeklampsia berat atau tidak. Assessment ibu hamil dengan preeklampsia berat, ketika
didapatkan hasil pasti dari data objektif sekaligus pemeriksaan penunjang yang menunjukkan
tanda-tanda preeklampsi maka dapat dimasukan pada assesment yaitu “Ny.A umur 36 tahun dengan
preeklampsi” sehingga hasil assesment tersebut dapat menjadi penentu pelaksanaan pada asuhan
selanjutnya.
4) Penatalaksanaan (planning)
Planning ini dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klien yang
diambil dalam rangka mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan klien. SOAP ini
dilakukan pada asuhan terhadap ibu hamil dengan preeklampsia berat pada tahap berikutnya. Pada
kasus preeklampsia evaluasi yang diharapkan adalah preeklampsia berat sudah teratasi sehingga
b. Konseling bersama keluarga tentang tanda bahaya preeklampsi dan tindakan segera serta ciri ciri
f. Jika hasil pemeriksaan ibu termasuk kategori preeklampsi berat, maka siapkan surat rujukan untuk
g. Jika ibu kejang, berikan antikonvulsan, periksa jalan nafas dan pasang oksigen 4-6 liter/ menit.
h. Jika kejang tidak berulang, pantau keadaan tanda-tanda vital pasien satu jam sekali.
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penatalaksanaan Pada Preeklampsi
4. Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.
c. Stetoscope
2. Persiapan pasien :
b. Pemeriksaan USG
2. Pervaginam bila PEB fase aktif atau bayi lahir dalam waktu 12
jam
UNIT TERKAIT UGD, KB, KH dan R. Rawat Inap
BAB III
METODE LTA
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah
studi kasus dengan menggunakan pendekatan pada klien sesuai dengan target
penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Memanfaatkan teori yang ada sebagai
informasi. Kegiatan Asuhan ini dibatasi oleh waktu, tempat dan peristiwa.
Studi kasus ini akan mulai dilaksanakan pada awal bulan Maret hingga
Subjek dari studi kasus ini adalah Ny.E, 43 tahun G3P2A0 usia kehamilan
1) Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data pada
pengumpul data, data ini diperoleh langsung dari klien yang akan dijadikan target
asuhan yang diperoleh penulis melalui metode wawancara dan observasi pada
klien.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak diperoleh secara langsung
oleh penulis (Sugiono, 2017). Data sekunder yang didapat oleh penulis
1. Prosedur Asuhan
Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Preeklampsi ini disusun melalui beberapa
prosedur yang sebagian sudah dilaksanakan dan sebagian akan dilaksakan sebagai
berikut:
dan tujuan.
f. Menjelaskan tujuan dari Asuhan kebidanan yang akan dilakukan kepada klien
Tempat :-
Waktu : 14.00
IDENTITAS KLIEN
07/02
CATATAN PERKEMBANGAN I
darah tinggi dari orangtuanya, saat kunjungan pertama didapatkan hasil tekanan
darah ibu 140/90 mmHg terdapat bengkak di daerah kaki. bidan menyarankan ibu
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan hamil 5 bulan dengan keluhan sering pusing disertai kaki
bengkak sehingga kesulitan berjalan sejak 1 bulan yang lalu, ini merupakan
kehamilan yang ketiga dan tidak pernah keguguran. Namun ibu mengatakan selalu
mengalami tekanan darah tinggi dari kehamilan anak pertama. Ibu tidak pernah
Rusdiana 2002
a) Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, Tidak ada
kelainan
tekan
pemeriksaan leopold
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
dilakukan kepada ibu dengan kunjungan rumah selama 3 bulan lamanya, dengan
menjaga kebersihan vagina dengan cara mengusap daerah kemaluan saat sudah
BAK/BAB agar tidak lembab, menganjurkan ibu untuk membeli sabun khusus
daerah kemaluan, dan mengganti celana dalam minimal 2-3 kali dalam sehari.
CATATAN PERKEMBANGAN II
Keadaan ibu terlihat membaik namun ibu tampak lesu dan tidak bersemangat.
Saat kunjungan kedua ini, usia kandungan ibu 24-25 minggu. Ibu mengatakan
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan masih sering merasa pusing dan sakit kepala, kaki nya masih
2. Data Objektif
stabil. Tekanan darah 165/100 mmHg, nadi 87x/menit, respirasi 22x/menit, suhu
36.9oC.
a) Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, Tidak ada
kelainan
tekan
pemeriksaan leopold
HIV Non Reaktif, Sifilis Non ReaktiF, HbSAG Non Reaktif, Proteinuria +2
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa tekanan darah ibu naik
3) Memberitahu ibu untuk tidak terlalu memikirkan banyak hal karena kehamilanya
7) Memberitahu ibu bahwa jika mengunjungi dokter kandungan, ibu akan bisa
8) Memberitahu ibu bahwa kadar protein dalam urin ibu tinggi sehingga ibu harus
mulai mengatur pola makan, diet protein, istirahat yang cukup, banyak minum air
putih, dan memeriksakan diri ke bidan jika ada obat yang harus dikonsumsi atau
10) Memberikan edukasi kepada keluarga tentang cara memberi motivasi kepada ibu
11) Memberitahu keluarga agar lebih memperhatikan ibu karena ditakutkan ibu akan
Keadaan ibu tampak membaik, edema di kaki ibu sudah sedikit mengecil dan ibu
mampu berjalan dengan baik. Saat kunjungan ketiga ini usia kehamilan ibu 25-26
hari yang lalu. Hasil pemeriksaan baik, dokter memberikan obat kompres untuk
edema di kaki ibu, hasil USG bayi sehat, segar dan aktif.
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah tidak merasa stress, emosional ibu stabil, ibu mengatakan
ingin segera dapat melakukan aktivitas seperti sebelumnya tetapi kaki ibu masih
sedikit bengkak namun ibu dapat berjalan dengan baik. Ibu sudah tidak
memikirkan untuk menggugurkan kandunganya karena hasil USG bayi nya dalam
2. Data Objektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, Tekanan darah 140/90 mmHg,
Nadi 81 kali per menit, Respirasi : 24 kali per menit, Suhu 36.6 oC. Tinggi Fundus
Uteri 25 cm, Denyut Jantung Janin sudah terdengar dan ibu sudah dapat
3. Analisa Data
2) Memberitahu ibu bahwa tekanan darah ibu sudah stabil kembali seperti semula,
namun ibu tetap harus menjaga kondisi tubuh dan mengurangi pikiran dan hal-hal
yang membuat ibu stress yang akan menyebabkan tekanan darah ibu naik
3) Menerapkan tentang teknik benson pada ibu, yaitu teknik relaksasi yang
digabungkan dengan keyakinan yang dianut oleh pasien. Asuhan yang dilakukan
yaitu menyarankan ibu untuk banyak membaca al-quran dan shalat agar ibu
merasa rileks dan tenang sehingga akan mampu menurunkan tekanan darah ibu.
penderita preeklampsi yaitu buah alpukat, pisang, dan delima karena buah-buahan
tersebut mengandung kalium yang tinggi sehingga dapat mencegah tekanan darah
6) Memberitahu ibu untuk mengontrol asupan protein karena preeklampsi pada ibu
dapat meningkatkan kadar protein urine sehingga ibu lebih baik memilih makanan
dengan protein hewani dan nabati seperti ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan.
8) Memberitahu ibu untuk rutin menggunakan obat kompres dari dokter agar
9) Melakukan pendokumentasian
CATATAN PERKEMBANGAN IV
Keadaan ibu tampak baik, ibu dapat melakukan aktivitas dengan baik dan ibu
sedang melakukan pekerjaan rumah saat dilakukan kunjungan. Kaki ibu sudah
tidak bengkak dan ibu mengatakan sudah tidak ada sakit. Ibu rutin menggunakan
obat kompress dari dokter. Anak pertamanya mengatakan bahwa ibu merasa
pusing beberapa hari yang lalu dan ibu tidak ingin mengkonsumsi sayur
dikarenakan tidak selera dan mual akibat tablet Fe yang dikonsumsinya. Ibu
mengkonsumsi tablet Fe dengan baik namun ibu tidak ingin mengkonsumsi sayur
terlalu banyak.
1. Data Subjektif
ikan dan kacang-kacangan. Namun ibu seringkali merasa mual sehingga tidak
ingin memakan makanan tersebut. Ibu mengatakan keadaanya baik-baik saja. Usia
2. Data Objektif
TFU 25 cm.
3. Analisa Data
Ny.I 36 tahun G3P2A0 usia kehamilam 27-28 minggu dengan preeklampsi
4. Penatalaksanaan
cara membatasi aktivitas berat dan mengontrol makanan seperti yang sudah
3) Memberitahu ibu bahwa kehamilanya sudah masuk trimester kedua akhir, dan
(antenatal care)
trimester 3 seperti kram atau nyeri perut bagian bawah akibat dari pembesaran
rahim.
6) Melakukan pendokumentasian
CATATAN PERKEMBANGAN V
Ibu mengatakan keadaanya semakin baik, ibu sudah jarang mengeluh pusing. Ibu
dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat berjualan lagi di pasar. Ibu berjualan di
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan keadaanya sudah jauh lebih baik, ibu rutin mengkonsumsi tablet
Fe. Suaminya mengatakan bahwa ibu mendengarkan saran dengan baik, ibu
mengkonsumsi tablet Fe sebelum tidur. Ibu sudah jarang mengeluh lemas, ibu
2. Data Objektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 140/90 mmHg,
Nadi 88x/menit, Respirasi 22x/menit, suhu 36.5, Tinggi Fundus Uteri 26 cm, DJJ
149x/menit,
a) Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, Tidak ada
kelainan
tekan
pemeriksaan leopold
i) Vagina : ibu mengatakan sudah tidak ada gatal dan nyeri di daerah
4. Penatalaksanaan
2) Memberitahu ibu bahwa ibu sudah memasuki kehamilan trimester 3 dimana ini
adalah periode akhir masa kehamilan, pada trimester 3 ibu harus lebih sering
3) Memberitahu ibu untuk dapat menghubungi pengkaji kapanpun jika ibu ada
trimester 3 seperti nyeri punggung bagian bawah, sesak nafas, sering buang air
7) Memberitahu suami ibu untuk memantau tanda bahaya yang mungkin terjadi pada
ibu seperti ibu merasa pusing yang sangat hebat, pandangan kabur, mual muntah,
10) Memberitahu ibu untuk jangan terlalu berat beraktivitas dan bekerja secukupnya
saja
11) Menjadwalkan kunjungan ulang dan meminta ibu menghubungi jika ada apa-apa.
CATATAN PERKEMBANGAN VI
Pengkaji datang kerumah ibu untuk kunjungan terakhir sekaligus melihat keadaan
ibu dimana sekarang kehamilanya sudah memasuki usia 30 – 31 minggu dan ibu
akan segera melahirkan. Pengkaji datang mengunjungi ibu bersama bidan desa,
saat dilakukan kunjungan, ibu sedang duduk dan istirahat. Ibu mengatakan sudah
tidak sanggup bekerja ke pasar karena kepala nya mudah pusing, namun ibu
1. Data Subjektif
bahwa kehamilan sebelumnya ibu juga merasakan hal yang sama. Ibu selalu
merasa pusing saat pagi bangun tidur dan saat setelah beraktivitas membersihkan
rumah. Ibu tidak sabar akan kelahiran bayi-nya. Pengkaji membawa ibu
83x/menit, Respirasi 20x/menit, suhu 36.5 c, BB saat ini 63kg, TFU 30cm, DJJ
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan
2. Memberitahu ibu bahwa tekanan darahnya saat ini stabil dan turun dari tekanan
3. Memberitahu ibu bahwa kadar proteinuria ibu menurun yang merupakan tanda
bahwa keadaan ibu membaik. Ibu harus tetap melakukan diet protein dan garam
4. Memberitahu dan mengajarkan keluarga tanda bahaya yang mungkin terjadi pada
ibu
ibu pusing hebat, pendarahan, pandangan kabur atau jika ibu merasakan kontraksi
7. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ini merupakan kunjungan terakhir pengkaji,
namun ibu tetap bisa menghubungi pengkaji kapanpun jika ada yang ingin
dan memberitahu bidan keadaan Ny.I dari pemantauan kunjungan pertama sampai
kunjungan terakhir
keadaan ibu menjadi lebih baik dari kunjungan pertama sampai kunjungan akhir.
Pada bab pembahasan ini pengkaji akan membandingkan antara kasus yang dikaji
dengan teori-teori yang telah dipelajari. Teori yang disajikan dapat selaras dan
mendukung namun dapat juga bertentangan dengan kasus yang terjadi di lapangan
1) Data Subjektif
terjadinya
preeklampsi pada
2) Data Objektif
ibu mengalami
preeklampsi
3) Analisa Data
minggu, sampai 32 minggu dan keadaan ibu jauh membaik setelah dilakukan
4) Penatalaksanaan
1. Mendapatkan gambaran fakta tekanan darah pada ibu hamil dengan preeklampsi
perkembangan tekanan darah ibu pada setiap kunjungan, pada pertemuan pertama
tekanan darah ibu 150/100 mmHg dan pada kunjungan terakhir tekanan darah ibu
lapangan tidak ada kesenjangan bahwa tekanan darah tinggi adalah tekanan darah
yang melebihi 140/90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg
2. Dari hasil interpretasi data dasar, didapatkan gambaran terjadinya edema atau
pembengkakan (edema) pada ekstremitas bawah ibu yang cukup besar sehingga
mulai membaik.
(edema) pada tubuh ibu yang menjadi salah satu tanda gejala preeklampsi yang
dapat berlanjut menjadi komplikasi pada kehamilan. Berdasarkan teori, salah satu
gejala klinis preeklampsi yaitu terdapat edema (bengkak pada kaki, tangan, atau
dengan preeklampsi
dilakukan dengan hasil protein dalam urin ibu positif yaitu (+2). Salah satu tanda
gejala dan diagnosis preeklampsi adalah terdapat protein urin lebih dari +1 pada
penderita. Menurut teori, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan
protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstick >+1.
Dapat disimpulkan bahwa antara teori dan asuhan yang dilakukan pada klien
terdapat kesesuaian bahwa terdapat proteinuria pada ibu yang telah di diagnosa
mengalami preeklampsi.
ibu dengan melakukan perbaikan pola asupan nutrisi dan diet garam pada ibu
Pada asuhan kunjungan pertama ibu sering mengeluh pusing, lesu, dan tidak
bersemangat. Hasil anamnesa, ibu jarang mengkonsumi buah dan sayur, ibu
keadaan kurang baik. Ibu hamil membutuhkan asupan zat gizi yang baik untuk
tumbuh kembang janinya, untuk itu dibutuhkan asupan gizi yang beragam untuk
mencukupi zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut (Hasanah and
Febrianti, 2012)
proteinuria ibu sebesar +2 dan pada kunjungan terakhir proteinuria ibu negatif
yang artinya bahwa perbaikan pola asupan nutrisi dan diet protein dan garam yang
edema yang dialami sehingga ibu kesulitan beraktivitas dan hanya bisa duduk
pemeriksaan Hb, karena akan menimbulkan banyak komplikasi jika ibu menderita
preeklampsi sekaligus anemia. Pada kunjungan pertama, Hb ibu 12.5 gr/dl dan
tidak termasuk kategori anemia pada kehamilan. Namun ibu tidak rutin
mengkonsumsi tablet Fe, setelah dilakukan konseling manfaat tablet Fe dan efek
yang ditimbulkan jika tidak dikonsumsi, ibu akhirnya mau mengkonsumsi tablet
Fe setiap hari. Pada kunjungan terakhir didapatkan Hb ibu naik menjadi 14 gr/dl
Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.
Rata –rata ibu hamil kadar hemoglobinnya menurun atau biasa disebut anemia
jika ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi (fe) yang diberikan
dipuskesman atau rumah sakit bersalin pada saat pemerikaan kesehatan ibu dan
anak (KIA), maka dari itu ibu hamil harus rutin mengkonsumsi tablet zat besi (fe)
agar ibu tidak mengalami anemia dimasa kehamilannya. (Yayu, Sudirman, &
Yani, 2020)
Renacana asuhan meyeluruh pada Ny.I telah diuraikan dalam poin kelima.
melakukan kunjungan pada Ny.I didapatkan bahwa tidak ada hal yang buruk
dalam pola istirahat ibu. Ibu tidur 8-9 jam dalam sehari, tidak ada keluhan selain
pusing akibat tekanan darah tinggi ibu. Ibu patuh dengan pola istirahat yang baik.
Menurut teori, orang yang memiliki tekanan darah tinggi memiliki gangguan tidur
dengan jangka waktu tidur singkat dan kualitas tidur buruk. (Bansil, 2011).
Namun terdapat kesenjangan antara teori tersebut dengan fakta dilapangan bahwa
tidak semua pasien dengan darah tinggi mengalami gangguan tidur, Ny.I tidak
mengalami gangguan tidur sama sekali dan dapat beristirahat dengan baik berkat
mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien. Menurut Wibowo (2016) evaluasi
pada kasus preeklampsi yang baik adalah apabila keadaan umum baik, tanda-
tanda vital normal, pemeriksaan fisik normal, dan tidak terjadi komplikasi pada
ibu.
Penanganan dan asuhan yang dilakukan pada Ny.I sudah sesuai dan
dilakukan dengan aman dan tepat. Pada kunjungan pertama penulis pada klien,
didapatkan bahwa klien dalam keadaan kaki bengkak (edema), mengeluh pusing
karena tekanan darah yang tinggi dan sebagai bahan penunjang diagnosis, penulis
terdapat proteinuria pada urin ibu sebesar +2, maka dari itu ditegakan diagnosa
preeklampsi pada ibu dengan ciri ciri tekanan darah 150/100 mmHg, edema di
menyeluruh untuk memperbaiki keadaan umum ibu. Sebagai bahan evaluasi, pada
laboratorium. Hasil ANC didapatkan bahwa tekanan darah ibu 120/90 mmHg
yang berarti mengalami penurunan dari kunjungan awal 150/100 mmHg, edema
di kaki ibu sudah hilang, hasil pemeriksaan proteinuria ibu yang semula +2
menjadi negatif, dan kadar Hb ibu yang semula 12.5 gr/dl menjadi 14 gr/dl.
Sehingga penanganan asuhan pada Ny.I sudah dilakukan dengan tepat dan tidak
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
asuhan sesuai teori yang dipelajari oleh penulis serta mampu melakukan
a. Penulis mendapatkan hasil pengumpulan data subjektif dan objektif tekanan darah
secara rutin dengan hasil kunjungan awal tekanan darah ibu 150/100 menjadi
b. Penulis mendapatkan hasil bahwa diet protein dan mengurangi konsumsi makanan
yang mengandung garam dapat berpengaruh pada tekanan darah ibu yang semula
c. Penulis mendapatkan hasil terjadinya edema pada kaki ibu pada kunjungan awal,
dan menyarankan ibu untuk pergi ke puskesmas atau dokter kandungan. Pada
d. Penulis mendapatkan hasil pemeriksaan kadar protein urin dalam tubuh ibu. Pada
kunjungan pertama protein urin ibu +2 dan pada kunjungan terakhir menjadi
negatif.
e. Penulis mendapatkan hasil bahwa pola istirahat pada Ny.I bahwa ia memiliki pola
g. Penulis mendapatkan hasil bahwa klien patuh dengan apa yang disarankan maka
B. Saran
1. Bagi Klien
melahirkan nanti, dan klien dapat tetap patuh pada apa yang telah disarankan dan
2. Bagi Pelaksana
kemampuan asuhan dan pendampingan yang lebih baik pada klien, untuk
https://pogi.or.id/publish/hot-news/
Ika, P., & dkk. (2017). FAKTOR RISIKO KEJADIAN PRE-EKLAMSIA PADA IBU
Muhida, V., & Yuspramiat, I. (2019). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Preeklampsi
Berat Trimester III Pada Ny. N di Puskesmas Kramatwatu tahun 2019. Jurnal Of
MAKASSAR.
Sa'adah, A., & Lestari, H. R. (2015). On Mother Maternity Midwifery Care With
KEMENKES YOGYAKARTA.
Fatmawati, L., Sulistyono, A., & Notobroto, H. B. (2017). Influence of Maternal Health
pengaruh-status-kesehatan-ibu-terhadap-d.pdf
- 144.
Maydea , C. (2015). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. P DENGAN
Muhani, N., & Besral. (2013). Pre-eklampsia Berat dan Kematian Ibu.
doi:https://media.neliti.com/media/publications/146871-ID-pre-eklampsia-berat-
dan-kematian-ibu.pdf
http://eprints.ums.ac.id/8993/1/K100060036.pdf
MATERNAL DAN NEONATAL. (S. M. Prof. dr. Abdul Bari Saifudin, Penyunt.)
Prawiroharjo, S. (2018). Ilmu Kandungan. (M. S. Prof. dr. Mochamad Anwar, Penyunt.)
Konsultasi Pembimbing 1
Konsultasi Pembimbing 2