OPS
REFERENSI
-1-
4. Saleha S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta : Salemba Medika. 2009.
Hal : 53-62.
PENDAHULUAN
Asuhan masa nifas hendaknya merupakan continuity of care yaitu asuhan yang
berkesinambungan yang mencakup ibu menerima asuham selama kehamilan, persalinan,
dan setelah kelahiran bayi. Konsistensi dalam pemberian asuhan mutlak diperlukan yang
merupakan tujuan dari asuhan masa nifas tersebut. Selain itu, dukungan yang tepat,
identifikasi dini dan penanganan yang tepat dalam manajemen kebidanan yang meliputi
pengkajian fisik, psikologis, emosional, sosial sesuai kebutuhan serta memfasilitasi awal
hidup berkeluarga merupakan komponen oenting dari asuhan yang diberikan. Asuhan
tersebut harus berkesinambungan sesuai dengan manajemen kebidanan yaitu pengkajian,
menentukan diagnosa, merencanakan asuhan, melaksanakan asuhan dan evaluasi asuhan
URAIAN MATERI
-2-
2. Mengkaji pemenuhan kebutuhan sehari-hari, psikologi ibu termasuk
ketidaknyamanan atau kecemasan yang dialami ibu, proses laktasi dan masalah
yang dialami
3. Pemeriksaan fisik ibu
Berikut jadwal kunjungan masa nifas yang dianjurkan :
Kunjungan Waktu Tujuan
KF 1 6 jam – 3 hari a. Mencegah perdarahan masa nifas karena
postpartum atonía uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonía uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia
KF 2 4 – 28 hari a. Memastikan involusi uterus berjalan normal
postpartum : uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,
dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
-3-
tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
KF 3 29 – 42 hari a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
postpartum penyulit yang ia alami atau bayinya
b. Memberikan konseling KB secara dini
c. Menganjurkan mengajak ibu membawa
bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk
penimbangan dan imunisasi
3. Nyeri perineum
Nyeri daerah perineum disebabkan oleh adanya jahitan perineum, rasa nyeri
ini harus diperiksa juga adanya pembengkakan dan tanda infeksi. Daerah
perineum harus dijaga kebersihannya agar tidak terjadi infeksi pada perineum.
-4-
Ibu dianjurkan untuk mencuci daerah perineum dengan air dan sabun setiap
kali selesai BAK dan BAB dari bagian depan ke bagian anus dan mengganti
pembalut minimal 2 kali sehari.
4. Konstipasi
Konstipasi pada ibu nifas sering terjadi, terumana pada 2-3 hari setelah
melahirkan. Keadaan ini dapat disebabkan karena tonus otot usus menurun
selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum. Nyeri saat defekasi
juga dapat dirasakan ibu akibat episiotomi, laserasi atau hemoroid. Selain itu,
konstipasi juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan
kekhawatiran lukanya akan terbuka bila buang air besar.
Kebiasaan mengosongkan usus secara regular perlu dilatih kembali untuk
merangsang pengosongongan usus. Sistem pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal, sehingga
ibu dianjurkan untuk minum air putih miniman 8 gelas/hari dan pola makan
yang baik, yaitu makanan yang banyak mengandung serat serta ibu dianjurkan
untuk mobilisasi.
5. Hemoroid
Hemoroid pada ibu nifas menyebabkan rasa nyeri, terutama saat defekasi. Hal
ini dapat disebabkan dari proses meneran saat persalinan. Hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hemoroid pada ibu nifas, diantaranya :
1. Asupan makanan dan cairan yang baik, yaitu yang banyak mengandung
serat
2. Senam kegel / senam nifas secara teratur dapat mencegah hemoroid
3. Jangan mengusap bagian dubur terlalu keras karena dapat mengiritasi
jaringan yang sensitif
4. Lakukan kompres dingin / air es untuk mengurangi nyeri
5. Jika diperlukan, berikan obat dengan anjuran dokter
6. Diuresis
Sesuai dengan adanya peningkatan sirkulasi darah selama hamil, maka laju
filtrasi glomerulus pada ginjal juga meningkat, sehingga produksi urin
-5-
meningkat. Diuresis dibutuhkan hingga beberapa hari pascasalin untuk
mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh. Volume dan frekuensi berkemih
diharapkan kembali dalam keadaan sebelum hamil dalam waktu 2 minggu
postpartum.
Hal yang harus diwaspadai adalah trauma pada kandung kemih akibat
tindakan persalinan yang dapat menyebabkan trauma kandung kemih, sehingga
terjadi retensio urine, dan kadang kandung kemih menjadi tidak peka terhadap
tekanan air kemih didalamnya dan rasa ingin berkemih ini hilang. Ibu
dianjurkan untuk berkemih paling sedikit 4 jam sekali.
-6-
V. Memberikan Kenyamanan Pada Ibu Nifas
Ibu nifas memerlukan kenyamanan dalam menjalani peran barunya sebagai ibu.
Bidan diharapkan mampu memberikan asuhan yang dapat membuat rasa nyaman
pada ibu.
-7-
berbau busuk, sait kepala hebat, demam tinggi, pembengkakan wajah dan
tangan, serta payudara merah panas dan sakit. Beri petunjuk bagaimana dan di
mana dia dapat menghubungi bidan
3. Beri suplemen zat besi
4. Diskusikan tentang rencana kontrasepsi pasca persalinan
5. Rencanakan kunjungan ulang untuk pasca salin lanjutan. Buat kesepakatan
apakah ibu akan datang ke rumah atau bidan yang melakukan kunjungan
rumah (home visit)
X. Health Education
Pendidikan kesehatan pada ibu sangat diperlukan bagi ibu untuk bekal saat
berada di rumah. Pendidikan kesehatan yang diberikan berupa gizi, KB, tanda
bahaya, hubungan seksual, senam nifas, perawatan perineum, perawatan bayi
sehari-hari, personal hygiene, istirahat dan tidur, mobilisasi, serta ASI eksklusif.
-8-
-9-