Anda di halaman 1dari 5

Aniek

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun
peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain:
 Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
 Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
 Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan
yang aman.
 Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
 Memberikan asuhan secara professional.
Tahapan Masa Nifas
a) Periode immediate postpartum: Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24
jam. Pada masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum
karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinu
meliputi : Kontraksi uterus, pengeluaran lochea, kandung kemih, tekanan darah dan
suhu.
b) Periode ealy postpartum (> 24 jam – 1minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi
uterus dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau, tidak demam,
ibu cukup mendapat makanan dan cairan. Serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c) Periode late post partum(>1 minggu-6 minggu). Pada periode ini bidan tetap melakukan
asuhan serta pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB
d) Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi
Kebijakan program Nasional Pada Masa Nifas
Kebijakan Program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan
kunjungan pada masa nifas dengan tujuan untuk:
1. Menilai kesehatan ibu dan bayi
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu dan bayinya
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayinya

1
Aniek

Asuhan yang dilakukan sewaktu melakukan kunjungan Nifas


Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 Jam setelah persalinan a. Mencegah perdarahan pada masa nifas karena
atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga mengenai bagaimana
cara mencegah perdarahan pada masa nifas
karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
f. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara
mencegah hypotermi
2 6 hari setelah persalinan a. Memastikan invokusi uteri berjala normal :
uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan normal, tidak
ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik,dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas
4 6 Minggu setelah persalinan a. Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-
kesulitan yang ia atau bayinya alami
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini

a. Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran
ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio umur 18-19 minggu dan baru selesai ketika
mulai menstruasi, dengan terbentuknya estrogen dan progesterone yang berfungsi untuk
maturasi alveoli; sedangkan hormone prolakton adalah hormone yang berfungsi untuk
produksi ASI disamping hormone lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya.
Rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dan selanjutnya
minimal selama 1 tahun kepada bayi yang baru lahir. Beberapa lembaga kesehatan negara
seperti WHO dan UNICEF juga merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, serta
tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin
setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang melakukan proses menyusui dalam sejam pertama
setelah melahirkan akan memiliki banyak keuntungan. Selain itu, hubungan psikologis

2
Aniek

keduanya juga semakin dekat. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai
bayi merasa puas. Setelah itu, proses menyusui dilakukan minimal 5 menit pada masing-
masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan. Setelahnya, wanita hamil dapat
meningkatkan frekuensi menyusui setiap hari, sehingga dapat meningkatkan produksi
ASI secara optimal.
Berikut beberapa konsep Air Susu IBU (ASI) yang perlu dipahami:
a) ASI Eksklusif: Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun
sering (Roesli, 2007). Bayi hanya menerima ASI dari ibu kandung atau ibu susu, atau
ASI perah, dan tidak ada cairan ataupun makanan padat lainnya, kecuali beberapa tetes
sirup yang terdiri dari vitamin, suplemen mineral, atau obat-obatan (World Health
Organization, 2003).
b) Tahap Pembentukan ASI Air Susu Ibu (ASI) dibentuk secara bertahap sesuai keadaan
dan kebutuhan bayi baru lahir, serta baru saja terbebas dari kehidupan yang bergantung
pada tali pusar.
 Kolostrum: adalah ASI yang keluar pada beberapa hari pertama kelahiran, biasanya
berwarna kuning kental. Air susu ini sangta kaya protein dan zat kekebalan tubuh atau
imonogobulin (IgG, IgA, dan IgM), mengandung lebih sedikit lemak dan karbohidrat.
Kolostrum berperan melapisi dinding usus bayi dan melindungi dari bakteri.
Kolostrum juga merupakan pencahar ideal yang berperan mengeluarkan zat yang
tidak terpakai dari usus bayi baru lahir serta mempersiapkan saluran pencernaan
untuk bisa menerima makanan bayi berikutnya.
 Susu transisi: adalah ASI yang keluar pada hari ke-3 sampai hari ke-10 setelah
kelahiran. Setelah masa adaptasi dengan perlingdungan kolostrum, payudara akan
nenghasilkan susu permulaan atau transisi yang lebih bening dan jumlahnya lebih
banyak. Kadar immunoglobulin dan proteinnya menurun, sedangkan lemak dan
laktosa meningkat.
 Susu Mature atau Matang: Susu mature atau matang yaitu ASI yang keluar setelah
hari ke-10 pasca persalinan. Komposisinya stabil dan tidak berubah. Jika bayi lahir
prematur atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan memiliki kandungan berbeda, yaitu
lebih banyak mengandung protein. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
bayi prematur yang biasanya memiliki berat badan kurang dan banyak hal pada
tubuhnya yang belum sempurna (Riksani, 2013).
 Jenis ASI ▪ Foremilk, disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada awal
menyusui. Dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak dan cocok untuk menghilangkan rasa
lapar bayi.
 Foremilk memiliki kandungan lemak yang rendah, namun tinggi laktosa, gula, protein,
mineral, dan air.
 Hindmilk, keluar setelah foremilk habis saat menyusui hamper selesai. Hindmilk sangat
kaya akan zat gizi, kental, dan penuh lemak bervitamin (Riksani, 2013).
Komposisi ASI
▪ Air
▪ Karbohidrat
▪ Protein
▪ Lemak
▪ Mineral dan Vitamin

3
Aniek

Manfaat ASI

 Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan.


 Bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan melalui
kontak kulit dengan ibunya.
 Meningkatkan sensitifitas ibu akan kebutuhan bayinya.
 Mengurangi pendarahan serta konservasi zat besi, protein, dan zat lainya, mengingat ibu
tidak haid selama menyusi sehingga menghemat zat yang terbuang.
 Penghematan anggaran karena tidak perlu membeli susu dan segala perlengkapannya.
PERUBAHAN –PERUBAHAN NORMAL UTERUS SELAMA POST PARTUM

WAKTU TFU Bobot Uterus DIAMETER PALPASI


UTERS SERVIKS
Pada Akhir persalinan Setinggi 900-1000 12,5 cm Lembut/Lunak
Pusat gram
Akhir minggu ke-1 ½ pusat 450-500 7,5 cm 2 CM
sympisis gram

Akhir minggu ke-2 Tak 200 Gram 5.0 cm 1 cm


Teraba
Akhir Minggu Normal 60 gram 2,5 cm Menyempit
ke 6

b. Lochea
Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada table berikut :
LOCHEA Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Kehtaman Terdiri dari darah segar, jaringan
(kruenta) sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi)
dan sisa meconium

Sanginolenta 3-7 Hari Merah kecoklatan dan Sisa darah bercampur lendir
berlendir

Serosa 7-14 hari Kuning kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari
leukosit dan robekan / lacerasi
plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, sel desidua


berlangsung dan sel epitel, selaput lendir
2-6 serviks dan serabut jaringan yang
postpartum mati.

urulenta Terjadi infeksi keluar cairan seperti


Lochiastasis nanah berbau busuk lochea tidak
lancar keluarnya

4
Aniek

Anda mungkin juga menyukai