Anda di halaman 1dari 121

ID 1

Soal Vignete Seorang perempuan, umur 25 tahun, P1A0, telah melahirkan bayinya secara
spontan aterm 6 minggu yang lalu di PMB. Hari ini datang untuk kontrol ulang,
mengatakan tidak ada masalah. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 82
x/menit, P 22 x/menit, S 36,5°C. ASI keluar lancar, TFU tidak teraba, lokia
bersih.
Pertanyaan Apakah asuhan yang paling tepat diberikan oleh Bidan pada kasus tersebut ?
Pilihan A. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Jawaban B. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
C. Memastikan involusio uteri berjalan dengan normal.
D. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
E. Memberikan konseling KB secara dini.
Kunci E. Memberikan konseling KB secara dini.
Jawaban
Pembahasan Asuhan selama kunjungan Masa Nifas:
Kunjungan I (6-8 jam post partum) :
 Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.
 Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
 Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
Kunjungan II (6 hari post partum) :
 Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
 Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
 Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui.
 Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
Kunjungan III (2 minggu post partum) :
 Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan
pada kunjungan 6 hari post partum.
Kunjungan IV (6 minggu post partum):
 Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
 Memberikan konseling KB secara dini.
ID 2
Soal Vignete Seorang perempuan, umur 22 tahun, P1A0, telah melahirkan bayi secara
normal di PMB 2 hari yang lalu. Hasil anamnesis: merasa mengeluarkan darah
berwarna merah, payudara sudah mengeluarkan cairan berwarna kekuning-
kuningan, bayi sudah mulai menyusu. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, S
36,8 °C, N 80 x/menit, P 24 x/menit, TFU 2 jari bawah pusat, lokia rubra.
Pertanyaan Apakah stadium laktasi yang paling tepat pada kasus tersebut ?
Pilihan A. Kolostrum.
Jawaban B. Air susu peralihan.
C. Air susu transisi.
D. Air susu matur.
E. Air susu ibu.
Kunci A. Kolostrum.
Jawaban
Pembahasan Kandungan ASI :
1. Kolostrum :
 Kolostrum diproduksi sejak kira-kira minggu ke-16 kehamilan
(laktogenesis I) dan siap untuk menyongsong kelahiran.
 Kolustrum ini berkembang menjadi ASI yang matang atau matur pada
sekitar tiga sampai empat hari setelah persalinan.
 Kolustrum merupakan suatu cairan kental berwarna kuning yang
sangat pekat, tetapi terdapat dalam volume yang kecil pada hari-hari
awal kelahiran, dan merupakan nutrisi yang paling ideal bagi bayi.
 Kolustrum juga mempunyai manfaat membersihkan yang membantu
membersihkan perut dari mekoneum, yang mempunyai konsentrasi
empedu yang tinggi, sehingga akan mengurangi kemungkinan
terjadinya icterus.
 Kolustrum berisi antibody serta zat-zat anti infeksi seperti Ig A, lisosom,
laktoferin, dan sel-sel darah putih dalam konsentrasi tinggi
dibandingkan ASI biasa.
 Kolustrum juga kaya akan faktor-faktor pertumbuhan serta vitamin-
vitamin yang larut dalam lemak, khususnya vitamin A
2. ASI Transisi (ASI Peralihan) :
 ASI ini adalah susu yang diproduksi dalam 2 minggu awal (laktogenesis
II) volume susu secara bertahap bertambah, konsentrasi imunoglobin
menurun, dan terjadi penambahan unsur yang menghasilkan panas
(calorific content), lemak, dan laktosa.
3. ASI Matur :
 Kandungan ASI matur dapat bervariasi diantara waktu menyusu.
 Pada awal menyusui, susu ini kaya akan protein, laktosa dan air
(foremilk), dan ketika penyusuan berlanjut, kadar lemak secara
bertahap bertambah sementara volume susu berkurang (hindmilk).
 Hal ini penting ketika bidan mengajarkan kepada para ibu tentang pola
normal dalam menyusui.
 Terjadi penambahan lemak yang signifikan pada pagi hari dan awal sore
hari.
ID 3
Soal Vignete Seorang perempuan, umur 22 tahun, P1A0, melahirkan bayinya 2 jam lalu di
RS, dengan keluhan perut masih mulas. Hasil anamnesis: ASI belum keluar.
Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/80 mmHg, N 82 x/menit, P 22 x/menit,
payudara tidak ada pengeluaran, puting susu menonjol, TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus keras, lokia rubra.
Pertanyaan Apakah tahapan masa yang paling tepat pada kasus tersebut ?
Pilihan A. Late Postpartum.
Jawaban B. Early Postpartum.
C. Remote Puerperium.
D. Immediate Postpartum.
E. Intermediate Postpartum.
Kunci D. Immediate Postpartum.
Jawaban
Pembahasan Masa Nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasena lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Tahapan masa nifas :
1. Periode Immediate Postpartum.
 Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
 Pada masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan
postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan
pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.
2. Periode Early Postpartum.
 Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
3. Periode Late Postpartum.
 Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-
hari serta konseling perencanaan KB.
4. Remote Puerperium.
 Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil
atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi.
ID 4
Soal Vignete Seorang perempuan, umur 30 tahun, P2A0, melahirkan bayinya 1 hari yang
lalu secara spontan normal di PMB. Ibu selalu menceritakan pengalamannya
pada waktu bersalin kepada semua orang yang menjenguknya. Ibu juga lebih
pasif terhadap lingkungannya.
Pertanyaan Apakah fase adaptasi yang paling tepat pada kasus tersebut ?
Pilihan A. Taking In.
Jawaban B. Letting Go.
C. Taking Hold.
D. Fase Independent
E. Fase Interdependent.
Kunci A. Taking In.
Jawaban
Pembahasan Fase adaptasi peran pada masa nifas, menurut Reva Rubin (1991) :
1. Periode Taking In atau Fase Dependent.
 Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, ketergantungan ibu
sangat menonjol, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan
tubuhnya. Pada saat ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat
dipenuhi oleh orang lain.
 Fase menerima ini berlangsung selama 2 sampai 3 hari.
 Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan.
 Pada saat ini, ibu memerlukan istirahat yang cukup agar ibu dapat
menjalani masa nifas selanjutnya dengan baik.
 Membutuhkan nutrisi yang lebih, karena biasanya selera makan ibu
menjadi bertambah. Akan tetapi jika ibu kurang makan, bisa
mengganggu proses masa nifas.
 Dalam memberi asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi kebutuhan
psikologis ibu.
 Pada tahap ini, bidan dapat menjadi pendengar yang baik ketika ibu
menceritakan pengalamannya. Berikan juga dukungan mental atau
apresiasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan
anaknya. Bidan harus dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu
sehingga ibu dapat dengan leluasa dan terbuka mengemukan
permasalahan yang dihadapi pada bidan. Dalam hal ini, sering terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien
terhadap dirinya dan bayinya hanya karena kurangnya jalinan
komunikasi yang baik antara pasien dan bidan.
2. Periode Taking Hold atau Fase Independent.
 Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.
 Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang
sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
 Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta
kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
 Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi,
misalnya menggendong, memandikan, memasang popok, dan
sebagainya.
 Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal-hal tersebut.
 Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan
yang terjadi.
 Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan
bimbingan cara perawatan bayi, namun harus selalu diperhatikan teknik
bimbingannya, jangan sampai menyinggung perasaan ibu atau membuat
perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitif. Hindari kata “jangan
begitu” atau “kalau seperti itu salah” disampaikan pada ibu karena hal
itu akan sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus asa
untuk mengikuti bimbingan yang diberikan bidan.
3. Periode Letting Go atau Fase Mandiri atau Fase Interdependent
 Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini pun
sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga.
 Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus
beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung
padanya. Hal ini menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan, dan
hubungan sosial.
 Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.
ID 5
Soal Vignete Seorang perempuan, umur 22 tahun, P1A0, melahirkan 1 minggu yang lalu,
datang ke PMB dengan keluhan merasa cemas dan menangis tanpa sebab.
Hasil anamnesis: ibu merasa tidak sabar dalam menyusui bayinya, sensitive
dan mudah tersinggung. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmhg, S 37 °C, P 20
x/mnt, N 80 x/mnt. ASI keluar sedikit.
Pertanyaan Apakah diagnosa yang paling tepat pada kasus tersebut ?
Pilihan A. Postpartum Blues.
Jawaban B. Psikosis Postpartum.
C. Depresi Postpartum Berat.
D. Depresi Postpartum Ringan.
E. Post Traumatic Stress Disorder.
Kunci A. Postpartum Blues.
Jawaban
Pembahasan Perubahan emosi pada masa nifas :
1. Postpartum Blues :
 Merupakan suatu fenomena perubahan psikologis yang dialami oleh
ibu.
 Angka kejadian postpartum blues sebesar 50-80%, tetapi bervariasi
tergantung pada paritasnya. Hal ini karena pengalaman ibu terkait nifas
sebelumnya mempengaruhi kemampuan ibu beradaptasi terhadap
kondisi perubahan psikologis dan emosi pada masa postpartum
sekarang.
 Postpartum blues biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5
postpartum, tetapi kadang dapat juga berlangsung seminggu atau
lebih, meskipun jarang.
 Gejalanya antara lain: sedih, cemas tanpa sebab, mudah menangis
tanpa sebab, euphoria, kadang tertawa, tidak sabar, tidak percaya diri,
sensitive, mudah tersinggung (iritabilitas), merasa kurang menyayangi
bayinya.
2. Depresi Postpartum Ringan.
 Lebih kurang 10-15% ibu akan mengalami depresi postpartum ringan
hingga sedang untuk pertama kalinya.
 Depresi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting.
 Bukti yang kuat dari hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
ganggguan ini dapat menjadi kronis, merusak hubungan antara ibu
dengan pasangannya, serta memiliki dampak yang merugikan terhadap
perkembangan emosi dan kognitif anak.
 Insiden depresi lebih tinggi pada 3 bulan postpartum dibandingkan
dengan 1 bulan postpartum.
 Istilah depresi postpartum hanya digunakan untuk menggambarkan
kondisi non psikosis ringan hingga sedang, istilah ini tidak boleh
digunakan sebagai istilah umum untuk semua bentuk gangguan
kesehatan jiwa setelah persalinan.
 Depresi postpartum terjadi lebih lambat dibandingkan dengan
postpartum blues.
 Depresi postpartum dapat terjadi pada bulan pertama postpartum,
biasanya pada saat bidan sudah mulai menghentikan asuhan, dan
dapat berlangsung hingga setahun.
 Gejalanya antara lain: muncul perasaan sedih, tidak mampu, tidak
berharga, kehilangan nafsu makan, harga diri rendah, serta
menurunnya suasana hati secara terus-menerus, serta hilangnya
kegembiraan dan spontanitas.
3. Depresi Postpartum Berat.
 Kira-kira 3-5% ibu akan mengalami bentuk gangguan depresi yang lebih
berat. Gangguan depresi berat dapat terjadi pada periode postpartum
awal atau lanjut. Ibu yang mengalami depresi berat tampak mengalami
kesedihan yang mendalam dan sakit.
 Etiologi yang sesuangguhnya belum jelas, namun dugaan yang paling
kuat adalah riwayat gangguan depresi, baik pada postpartum maupun
waktu lainnya.
 Awalnya gejala depresi berat tidak begitu nampak atau tersembunyi,
kemudian mulai timbul secara lambat pada 2-3 minggu pertama
postpartum.
 Biasanya mulai timbul saat asuhan kebidanan dan dukungan sosial dari
pasangan, keluarga dan teman berkurang secara signifikan.
 Pemeriksaan pada saat kunjungan postpartum periode 6 minggu
postpartum merupakan titik yang bermanfaat dalam mendeteksi
kondisi depresi postpartum berat. Namun terkadang dua pertiga
kejadian depresi berat akan muncul kemudian, yaitu antara 10-12
minggu postpartum.
 Gejalanya antara lain:
a. Sindrom biologis gangguan tidur, bangun terlalu pagi hari. Ibu
mungkin akan merasa sangat tertekan dan gejalanya memburuk
pada pagi hari.
b. Gangguan konsentrasi, gangguan proses pikir, ketidakmampuan
untuk mengambil keputusan, dan ketidakmampuan untuk
melakukan koping (mekanisme pertahanan diri terhadap stimulasi
atau stressor dari luar) dalam kehidupan sehari-hari.
c. Emosi tidak terpengaruh dan penurunan suasana hati yang
mendalam.
d. Kehilangan kemampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia).
e. Perasaan bersalah, tidak mampu, dan merasa menjadi ibu yang tidak
baik.
f. Kurang lebih sepertiga ibu mengalami distres pikir dan perenungan
obsesif yang terganggu.
g. Seringkali timbul kecemasan yang berlebihan dan bahkan serangan
panik.
h. Gangguan nafsu makan dan penurunan berat badan.
i. Pada beberapa ibu, terjadi psikosis depresif dan morbid, halusinasi,
dan pemikiran waham.
4. Post Traumatic Stress Disorder.
 Peristiwa yang seharusnya menjadi salah satu hari yang paling
membahagiakan dalam kehidupan seorang ibu dapat dengan cepat
berubah menjadi kesedihan yang mendalam dan distres.
 Efek peningkatan nyeri, penggunaan intervensi berteknologi,
pemberian asuhan yang tidak sensitif dan tidak menghargai ibu,
terbukti sangat menimbulkan stres dan menakutkan.
 Banyak ibu yang dapat beradaptasi mengatasi nyeri, rasa takut dan
kecemasan pada kehamilan dan persalinan, namun sebagian ibu yang
mengalami kejadian traumatik seputar pengalaman persalinannya akan
tetap terkenang mengakar pada jiwanya dan mungkin mengganggu
ketenangan kehidupannya serta memengaruhi hubungan ibu dengan
pasangan dan bayinya.
 PTSD sering dihubungkan dengan asuhan yang tidak optimal dan
ketidaknyamanan atau penyulit pada masa postpartum.
 PTSD berkaitan langsung dengan stress, ketakutan, mimpi buruk, dan
trauma terhadap persalinan.
5. Psikosis Postpartum.
 Psikosis pada masa nifas terjadi kurang lebih 2-3 per 1000 kelahiran,
dan memerlukan penatalaksanaan psikiatrik (kejiwaan).
 Meskipun psikosis merupakan sindrom postpartum yang sangat jarang
terjadi, hal ini dianggap sebagai gangguan jiwa paling berat dan
dramatis yang terjadi pada periode postpartum.
 Gejala psikosis bervariasi, muncul secara dramatis dan sangat dini,
serta berubah dengan cepat, yang berubah dari hari ke hari selama fase
akut penyakit.
 Gejala ini dari biasanya meliputi perubahan suasana hati, perilaku yang
tidak rasional dan gangguan agitasi, ketakutan dan kebingungan,
karena ibu kehilangan kontak dengan realitas secara cepat.
 Biasanya terjadi dalam minggu pertama postpartum dan jarang terjadi
sebelum 3 hari postpartum, dengan mayoritas kejadian terjadi sebelum
16 hari postpartum.
 Gejalanya antara lain:
a. Kegelisahan dan agitasi.
b. Kebingungan dan konfusi
c. Rasa curiga dan ketakutan
d. Insomnia.
e. Episode mania, yang membuat ibu menjadi hiperaktif (misalnya
berbicara dengan cepat dan terus menerus, serta menjadi sangat
overaktif dan senang).
f. Pengabaian kebutuhan dasar misalnya nutrisi dan hidrasi.
g. Halusinasi dan pemikiran waham morbid yang melibatkan ibu dan
bayinya.
h. Gangguan perilaku mayor.
i. Suasana hati depresif yang mendalam.
ID 6

Vignette Seorang perempuan berusia 18 tahun nifas hari ke enam, datang ke BPM
untuk melakukan kunjungan. Sejak 2 hari yang lalu perempuan tersebut
menjadi mudah menangis dan marah bila bayinya kesulitan menyusu.

Pertanyaan/ Apakah penyebab timbulnya masalah pada perempuan tersebut ?


Lead in

Pilihan A. Peran transisi


Jawaban B. Perubahan hormon
C. Kebencian pada suami
D. Pengaruh lingkungan sekitar
E. Umur perempuan yang masih muda
Kunci E

Pembahasan Pada kasus diatas bahwa ibu saat ini dalam kondisi nifas hari ke 6, Proses
adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses
kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan
seorang wanita dapat bertambah. Masa nifas merupakan masa yang rentan
dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Usia Ibu yang tergolong
masih muda yaitu 18 tahun merupakan pengalaman pertama sehingga peran
menjadi seorang ibu memerlukan adaptasi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah :

1. Kekecewaan pada bayinya


2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusi bayinya
ID 7

Vignette Seorang perempuan berusia 20 tahun, P2 A0 postpartum 2 hari di Bidan


Praktik Mandiri (BPM). Hasil pemeriksaan didapatkan: Tensi:110/70mmHg,
Nadi:80x/menit, Suhu:37°C, Respirasi: 24x/menit, mengeluh kelelahan dan
perutnya mules.

Pertanyaan/ Apakah istilah yang tepat untuk keluhan tersebut?


Lead in

Pilihan A. After pain


Jawaban B. Infeksi uterus
C. Involusi uterus
D. Kolik abdomen
E. Sub involusi uterus
Kunci A

Pembahasan Pada kasus diatas bahwa didapatkan Ibu Nifas, 8 Jam PP, TTV normal,
Keluhan Kelelahan dan Perut Mulas.

Menurut Mochtar, 2012. Bahwa Rasa nyeri atau after pains (mulas-mulas)
pada Ibu Post partum disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4
hari pasca persalinan. Sedangkan kelelahan yang dialami ibu saat ini masih
dalam tahap fisiologis karena ibu baru 2 hari melahirkan dan harus menyusui
setiap malam.

ID 8

Vignette Seorang perempuan bernama maryam berusia 25 tahun P1 A0 post partum


hari ke 3 datang ke klinik mengeluh perutnya masih terasa mules, setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan data TD : 120/80 mmHg, Suhu : 36,5°C,
payudara tegang dan ASI sudah keluar.

Pertanyaan/ Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut ?


Lead in
Pilihan A. Ny.M, P1 A0, umur 25 tahun, 3 hari post partum dengan demam
Jawaban B. Ny.M, P1 A0, umur 25 tahun, 3 hari post partum dengan mastitis
C. Ny.M, P1 A0, umur 25 tahun, 3 hari post partum dengan sub involusio
D. Ny.M, P1 A0, umur 25 tahun, 3 hari post partum dengan nifas normal
E. Ny.M, P1 A0, umur 25 tahun, 3 hari post partum dengan bendungan
payudara
Kunci D

Pembahasan Dapat dibaca dalam kasus diatas bahwa Ny Maryam umur 25 tahun Nifas
yang pertama belum pernah mengalami keguguran, post melahirkan hari ke
3. Tidak ada tanda2 patologis pada kasus diatas, TTV normal, mules yang
dialami merupakan fisiologis karena adanya involusio uteri/penurunan uterus
pada masa nifas, Payudara tegang dan ASI sudah tegang merupakan fisiologis
karena masih menyusui secara eksklusif.

Dari kasus diatas didapatkan kesimpulan bahwa :

Ny.M, P1 A0, umur 25 tahun, 3 hari post partum dengan nifas normal

ID 9

Vignette Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke BPM, post partum 6 hari
dari pemeriksaan didapatkan hasil Tensi : 110/70 mmHg, N: 80x/menit, S: 37,
R: 24x/menit. Mengeluh : ASI keluar tidak lancar, keluar cairan per vaginam
warna merah kekuningan.

Pertanyaan/ Apakah waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ulang sesuai kasus
Lead in tersebut?

Pilihan A. 2 minggu setelah persalinan


Jawaban B. 4 minggu setelah persalinan
C. 6 minggu setelah persalinan
D. 8 minggu setelah persalinan
E. 10 minggu setelah persalinan
Kunci A

Pembahasan Pada kasus diatas bahwa ibu nifas hari ke 6 merupakan kunjungan ke 2, untuk
kunjungan selanjutnya yaitu Kunjungan ke 3= 2 minggu setelah persalinan

Kunjungan Masa nifas dibagi menjadi 4 :

Kunjungan 1 = 6 – 8 jam setelah persalinan

Kunjungan 2 = 6 hari setelah persalinan

Kunjungan 3 = 2 minggu setelah persalinan

Kunjungan 4 = 6 minggu setelah persalinan

ID 10

Vignette Seorang perempuan berusia 25 tahun P1A0 post partum 6 jam di BPM
mengeluh mulas. Hasil pemeriksaan fisik dihasilkan TD:110/70 mmHg, N:80
x/mnt, S:36,6°C. ASI keluar sedikit berwarna kekuningan, lochea berwarna
merah, jahitan perineum baik.

Pertanyaan/ Apakah asuhan kebidanan yang tepat untuk kasus tersebut ?


Lead in

Pilihan A. Mencegah terjadinya perdarahan


Jawaban B. Mencegah terjadinya infeksi
C. Anjuran ibu untuk segera ber KB
D. Anjuran ibu untuk istirahat cukup
E. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Kunci A

Pembahasan Pada kasus diatas bahwa saat ini ibu post partum 6 jam, asuhan yang
diberikan pada ibu post partum kunjungan 1 yaitu 6-8 jam yaitu :

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, dan rujuk bila
perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

ID 11

Vignette Seorang perempuan umur 28 tahun G1P0A0, datang ke rumah sakit dengan
keluhan kram pada perut bawah. Hasil anamnesis: umur kehamilan 14
minggu, ada perdarahan pervaginam. Hasil pemeriksaan: KU sedang TD.90/70
mmHg, N.86x/ment, Suhu.37,3°C, TFU 2 jari atas symphysis, PD: pembukaan
serviks 1 jari longgar, portio teraba lunak, teraba adanya jaringan, warna
perdarahan merah kehitaman.

Petanyaan Apakah diagnose abortus pada kasus tersebut?

Pilihan A. Propokatus
jawaban B. Imminens
C. Habitualis
D. Inkomplit
E. Komplit

Kunci D. Inkomplit

Pembahasan Abortus adalh keluarnya hasil konsepsi yang terjadi pada usia kehamilan <20
minggu dan berat janin <500 gram. Abortus inkomplit adalah jenis keguguran
yang terjadi dengan jaringan janin yang telah mati tidak keluar sepenuhnya
dari rahim dan menyebabkan perdarahan terus berlanjut.
Faktor utama penyebab:
Trimester I: perkembangan janin abnormal atau masalah genetic
Trimester II: (minggu 13-20) berhubungan dengan Riwayat Kesehatan ibu
hamil.
Gejala dn tanda:
 Perdarahan pervaginam
 Nyeri ringan sampai berat
 Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
 Masih ada sisa konsepsi di dalam uterus
 Terdapat pembukaan ostium uteri internum (OUI) dan teraba sisa jaringan
 Perdarahan banyak / tidak berhenti jika hasil konsepsi belum keluar secara
keseluruhan.
 Dapat menyebabkan syok bila jumlah perdarahan sangat banyak.
ID 12

Vignette Seorang perempuan umur 28 tahun G1P0A0, datang ke rumah sakit dengan
keluhan kram pada perut bawah. Hasil anamnesis: umur kehamilan 14
minggu, ada perdarahan pervaginam. Hasil pemeriksaan: KU sedang
TD.1000/70 mmHg, N.86x/menit, Suhu.37.3°C, TFU 2 jari atas symphysis, PD:
pembukaan serviks 1 jari longgar, portio teraba lunak, teraba adanya jaringan,
warna perdarahan merah kehitaman, jumlah perdarahan + 200 ml

Petanyaan Apakah tindakan utama bidan dalam menghentikan perdarahan?

Pilihan A. Pasang IVFD


jawaban B. Total bedrest
C. Periksa KU ibu
D. Obeservasi perdarahan
E. Evakuasi sisa hasil konsepsi

Kunci E. Evakuasi sisa hasil konsepsi

Pembahasan Penanganan Abrtus inkomplit:


 Lakukan konseling kemungkinan adanya sisa hasil konsepsi
 Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan < 16 mg, gunakan
jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat
dari serviks.
 Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 mg, dilakukan evakuasi isi
uterus. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2
mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
 Jika usia kehamilan > 16 mg, berikan infus 20 IU oksitosin dalam 500 ml
NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar
hemoglobin setelah 24 jam.
 Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan
pulang serta pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan
ID 13
Vignette Seorang perempuan umur 27 tahun G2P1A0, datang ke Rumah Sakit dengan
keluhan mual muntah yang banyak. Hasil anamnesis: umur kehamilan 26
minggu, ada riwayat kelahiran kembar. Hasil pemeriksaan: KU baik,
TD.110/70mmHg, N.86x/menit, suhu.37°C, P.24x/menit, palpasi: TFU 36 cm,
teraba 3 bagian besar janin, DJJ terdengar jelas pada 2 sisi abdomen dengan
frekuensi yang berbeda.
Petanyaan Apakah saran bidan untuk menganjurkan jadual ANC pada kasus tersebut?
Pilihan A. Sekali dalam trimester III
jawaban B. 2 kali dalam trimester III
C. Sekali dalam trimester II
D. Setiap 2 minggu sekali
E. Sekali dalam sebulan
Kunci ‘D. Setiap 2 minggu sekali

Pembahasan Penatalaksanaan yang diberikan bidan untuk ibu dengan kehamilan ganda
adalah :
a. Bekerjasama dengan seorang dokter konsultan yang dapat segera
dihubungi
b. Konseling pada pasangan untuk :
 Pengamatan terhadap perubahan dan rencana persalinan
 Pemeriksaan kehamilan lebih sering
 Mengikuti surveilens untuk mendeteksi komplikasi minim USG sebulan
sekali
 Pola istirahat yang teratur dengan mengurangi tanggung jawab pekerjaan
di rumah
c. Pemantauan penambahan berat badan untuk mengetahui asupan nutrisi
d. Setelah kehamilan 24 sampai dengan usia 36 minggu, disarankan
kunjungan minimal 2 minggu sekali dan selanjutnya 1 minggu sekali atau
lebih sering
e. Penapisan glukosa dilakukan mulai usia kandungan 24-26 minggu
f. Pengamatan ketat akan adanya tanda-tanda persalinan preterm.
ID 14
Vignette Seorang perempuan umur 27 tahun G2P1A0, datang ke Puskesmas dengan
keluhan mual muntah yang banyak >6x. Hasil anamnesis: merasa pusing dan
sakit kepala, umur kehamilan 24 minggu, riwayat keluarga kembar. Hasil
pemeriksaan: KU sedang, TD.90/70mmHg, N.100x/menit, suhu.37,5°C,
P.24x/menit, palpasi: TFU 30 cm, teraba 3 bagian besar janin, DJJ terdengar
jelas pada 2 sisi abdomen dengan frekuensi yang berbeda.

Petanyaan Apakah nama hormone sebagai penyebab terjadinya mual muntah berlebihan
pada kasus di atas?
Pilihan A. hCG
jawaban B. FSH
C. MSH
D. Serotonin
E. Melatonin

Kunci ‘A. hCG


Pembahasan Tanda dan gejala kehamilan ganda :
a. Ukuran uterus, tinggi fundus uterus (TFU) dan lingkar abdomen melebihi
ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus
yang pesat pada trimester II.
b. Mual dan muntah berat akibat peningkatan kadar hormone human
Chorionic Gonadotrophin (hCG)
c. Kadar hCG mencapai puncaknya pada trimester awal kehamilan.
Sebenarnya hormon hCG tidak secara langsung menjadi penyebab HEG.
Namun keterlibatan utama hCG secara fisiologis lebih awal menstimulasi
reseptor thyroid memproduksi thyroid stimulating hormone (TSH). Hal ini
menyebabkan terjadinya kondisi hipertiroidisme transien (gestational
transient thyrotoxicosis) pada awal kehamilan, sebagai penyebab mual
muntah berlebihan. Dari penelitian didapatkan banyak perempuan hamil
dengan HEG ternyata memiliki kadar tiroksin yang tinggi.
d. hCG juga dapat menstimulasi produksi esterogen pada ovarium yang dapat
meningkatkan mual muntah.
ID 15
Vignette Seorang perempuan umur 30 tahun G2P1A0, datang ke Puskesmas dengan
adanya flek. Hasil anamnesis: mual, nyeri pada abdomen dan pelvis, umur
kehamilan 20 minggu, perdarahan pervaginam irregular, frekuensi BAK
meningkat. Hasil pemeriksaan: KU sedang, TD.90/70mmHg, N.100x/menit,
suhu.37,3°C, P.20x/menit, palpasi: TFU pertengahan simpisis-pusat, PD. Tidak
ada pembukaan OUI.
Petanyaan Apakah diagnose kehamilan pada kasus tersebut?
Pilihan A. Mola hidatidosa
jawaban B. Abortus incipient
C. Abortus inkomplit
D. Kehamilan ektopik
E. Kehamilan ektopik terganggu
Kunci ‘D. Kehamilan ektopik

Pembahasan Kehamilan ektopik:


 Gejala kehamilan awal (flek atau perdarahan yang ireguler, mual,
pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks,
perlukaan serviks, pembesaran uterus, frekuensi buang air kecil yang
meningkat
 Nyeri pada abdomen dan pelvis.
Kehamilan ektopik terganggu (KET):
 Sakit perut mendadak mula-mula pada satu sisi, menjalar ke bagian tengah
atau ke seluruh perut sehingga menekan diafragma
 Nyeri bahu akibat iritasi saraf frenikus)
 Darah intraperitoneal meningkat, timbul nyeri dan terjadi defence
muskuler dan nyeri lepas.
 Bila terjadi hematoke retrouterina dapat menimbulkan nyeri defekasi dan
selanjutnya diikuti dengan syok (Hipotensi dan hipovolemia)
 Serviks tertutup
 Perdarahan dari uterus tidak banyak dan berwarna merah tua
 Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG
 Pemeriksaan ginekologi :
- Adanya tanda kehamilan muda
- Nyeri goyang (+)
- Uterus agak membesar
- Ada tumor disamping uterus
- Cavum douglas menonjol dan nyeri raba
- Pemeriksaan umum : - Suhu >38°C, Tampak kesakitan, pucat, Tensi ↓,
Nadi ↑ kecil

ID 16
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 26 tahun, P2A0, nifas 1 hari di PMB, tidak ada
keluhan. Hasil anamnesis: ASI sudah keluar dan bayi mau menyusu. Hasil
pemeriksaan: TD 120/70 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit, S 36oC, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus keras, lokia rubra, luka jahitan perineum
bersih dan kering.
PERTANYAAN Apakah tahapan yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Immediate postpartum
JAWABAN B. Early postpartum
C. Late postpartum
D. Transisi postpartum
E. Remote puerperium
KUNCI A. Immediate postpartum

PEMBAHASAN Periode immediate postpartum


Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara
kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih,
tekanan darah dan suhu.

Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)


Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)


Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling perencanaan KB.

Remote puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama
hamil atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi.
ID 17
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 30 tahun, P2A0, nifas 6 minggu datang ke
Puskesmas untuk melakukan kontrol, tidak ada keluhan. Hasil anamnesis:
Belum menggunakan alat kontrasepsi, bayi menyusu kuat, ASI keluar banyak
cukup untuk bayi. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, P
20x/menit, S 36oC, lokia tidak keluar, TFU tidak teraba dan mulai kembali
normal, luka jahitan sembuh.

PERTANYAAN Apakah KIE yang tepat pada kasus tersebut?


PILIHAN A. Teknik menyusui yang benar
JAWABAN B. Pengunaan alat kontrasepsi
C. Kebutuhan nutrisi
D. ASI Eksklusif
E. Eliminasi
KUNCI B. Pengunaan alat kontrasepsi

PEMBAHASAN Memberikan asuhan berpusat pada ibu nifas (women centered) selama
periode postnatal mewajibkan bidan untuk membina hubungan dan
berkomunikasi secara efektif. Bidan harus menyadari pentingnya petunjuk
yang diberikan kepada ibu postnatal selama pemberian asuhan. Bidan harus
selalu memberikan penjelasan kepada ibu postnatal tentang asuhan yang akan
diberikan dan tahapan asuhan apa yang akan dilalui oleh ibu.

Pada 6 minggu nifas alat-alat organ reproduksi sudah mulai kembali seperti
sebelum hamil dan akan berakhir masa nifas dimana ibu harus memikirkan alat
kontrasepsi yang harus digunakan untuk menjarangkan kehamilannya.Bidan
bertugas untuk memberikan KIE tentang alat kontrasepsi yang bisa digunukan
oleh ibu nifas.

KIE Teknik menyusui yang benar, Kebutuhan nutrisi, ASI Eksklusif, dan
Eliminasi, diberikan oleh bidan pada 6 minggu sebelum masa nifas dan KIE
tersebut sangat dibutuhkan ibu nifas sesuai dengan keadaannya saat itu.
ID 18
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 24 tahun, P1A0, nifas 6 hari, datang ke Puskesmas
untuk kontrol. Hasil anamnesis: tidak ada keluhan ASI melimpah, bayi mau
menyusu. Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmHg, N 82x/menit, P 22x/menit, S
36,2oC, TFU pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi uterus keras, lokia
berwarna kecokelatan dan berlendir, luka jahitan perineum bersih dan kering
dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
PERTANYAAN Apakah jenis lokia yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Alba
JAWABAN B. Rubra
C. Serosa
D. Laserasi
E. Sanguinolenta
KUNCI E. Sanguinolenta
PEMBAHASAN Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokia berbau khas amis
atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia yang
berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokia mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokia dibedakan menjadi 4
jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya.

Lokia rubra
Lokia ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postpartum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

Lokia sanguinolenta

Lokia ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari
hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

Lokia serosa
Lokia ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit,
dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.

Lokia alba
Lokia ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks,
dan serabut jaringan yang mati. Lokia alba ini dapat berlangsung selama 2-6
minggu post partum.

Laserasi adalah robekan jalan lahir pada ibu.


ID 19
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 22 tahun, P1A0, nifas 7 hari, didatangi bidan untuk
melakukan kunjungan rumah. Hasil anamnesis: timbul rasa khawatir dan tidak
mampu merawat bayi, sensitif sensitif sehingga mudah tersinggung dan
gampang marah. Hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N 84x/menit, P
20x/menit, S 36,4oC, TFU pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi uterus
keras, lokia berwarna kecokelatan dan berlendir, luka jahitan perineum bersih
dan kering, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Taking in
JAWABAN B. Letting go
C. Taking hold
D. Sibling rivalry
E. Postpartum blues
KUNCI C. Taking hold

PEMBAHASAN Fase taking in


Fase taking in dikenal dengan periode ketergantungan. Periode iniberlangsung
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu
sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibuakan berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminyadari awal sampai akhir.

Fase taking hold


Fase taking holdberlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu
timbul rasa khawatir akanketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi.Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah
tersinggungdan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga
komunikasidengan ibu.

Fase letting go
yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini
berlangsung sepuluh hari setelahmelahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan
diri denganketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui
sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya sudah meningkat padafase ini. Ibu akan lebih
percaya diri dalam menjalani peran barunya.

Postpartum blues
biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5 post partum, tetapi kadang dapat
juga berlangsung seminggu atau lebih, meskipun jarang. Gambaran kondisi ini
bersifat ringan dan sementara. Kesedihan atau kemurungan setelah
melahirkan ditandai dengan gejala-gejala: sedih, cemas tanpa sebab, mudah
menangis tanpa sebab, euforia, kadang tertawa, tidak sabar, tidak percaya diri,
sensitive, mudah tersinggung (iritabilitas) dan merasa kurang menyayangi
bayinya.

Sibling rivalry adalah kecemburuan


ID 20
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 24 tahun, P1A0, nifas 6 hari, datang ke Puskesmas
dengan keluhan mudah tersinggung. Hasil anamnesis: timbul rasa khawatir dan
tidak mampu merawat bayi dan sensitif. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg,
N 80x/menit, P 20x/menit, S 36oC, TFU pertengahan pusat dan simpisis,
kontraksi uterus keras, lokia berwarna kecokelatan dan berlendir, luka jahitan
perineum bersih dan kering.
PERTANYAAN Apakah KIE yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Senam nifas
JAWABAN B. Merawat bayi
C. Dukungan psikologis
D. cara menyusu yang benar
E. cara merawat luka jahitan

KUNCI C Dukungan psikologis

PEMBAHASAN Perubahan Fase taking hold berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi.Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif
sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati
menjaga komunikasi dengan ibu. Bidan pada fase ini memiliki kesempatan
yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan
yang diperlukan ibu nifas dengan memberikan dukungan psikologis yang
sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu.

Tugas bidan lainnya adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusu
yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan
kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, kebersihan diri.
ID 21

VIGNETTE Seorang perempuan umur 27 tahun melahirkan bayinya 3 hari yang lalu.
Perempuan tersebut sering merasa cepat Lelah, mudah tersinggung serta
merasa gelisah tanpa adanya alasan yang jelas.
PERTANYAAN Apakah yang mempengaruhi perubahan mood pada perempuan tersebut

PILIHAN a. Steroid
JAWABAN b. Relaxin
c. Prolaktin
d. Placental Lactogen
e. Placental Growth Hormon
KUNCI C. Prolaktin

PEMBASAHAN Setelah bayi lahir, prolaktin tetap tinggi pada ibu menyusu. Pada wanita
yang tidak menyusui, kadar prolaktin Kembali normal segera setelah
melahirkan. Setelah berbulan bulan menyusui, kadar prolaktin juga dapat
Kembali ke tingkat normal bahkan Ketika ibu masih menyusui. Prolaktin
dapat masuk de dalam otak dan bekerja Bersama reseptor prolatik.
Prolactin ini dapat memicu perubahan perilaku pasca melahirkan karena
secara spesifik prolactin menstimulasi produksi sel baru (neurogenesis)
pada otak maternal. Sehingga menyebabkan infertilitas karena salah satu
mekanisme kerjanya adalah dengan menekan terjadinya ovulasi.
ID 22

VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun telah melahirkan bayi 4 minggu yang
lalu. Datang ke PMB untuk memeriksakan keadaannya. Perempuan tersebut
mengeluh badannya panas, sakit kepala dan payudaranya sakit. Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh bidan didapatkan hasil suhu 39 oC, payudara
terlihat merah hangat dan nyeri.
PERTANYAAN Apakah diagnosa yang mungkin pada kasus tersebut?

PILIHAN a. Mastitis
JAWABAN b. Abses payudara
c. Tumor payudara
d. Kanker payudara
e. Payudara bengkak
KUNCI A. Mastitis

PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan mastitis yaitu suhu tubuh akan mengalami kenaikan,
biasanya mencapai 38,3oC atau lebih pada pasien mastitis akut, pasien
dapat mengeluhkan gejala menggigil, perasaan tidak enak badan yang
umum dan sakit kepala, payudara akan terlihat merah, hangat dan nyeri
Ketika disentuh secara khas semua gejala ini terjadi 2 – 4 minggu sesudah
melahirkan, mastitis biasanya terjadi satu sisi (unilateral) dan produksi ASI
akan berkurang, pemeriksaan kultur pemerahan ASI digunakan untuk
memastikan mastitis generalisata dan pemeriksaan kultur kulit dilakukan
untuk memastikan mastitis lokalisata semua pemeriksaan klutur ini juga
dilaksanakan untuk menentukan terapi antibiotik.
ID 23
VIGNETTE Seorang perempuan telah melahirkan bayi perempuannya 40 hari yang lalu.
Bidan wilayah melakukan kunjungan rumah dan melakukan pemeriksaan.
Didapatkan hasil keadaan ibu baik dan bayi dalam keadaan sehat. Bayi
dapat menyusu dengan baik. Sehingga ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
PERTANYAAN Apakah masa nifas yang mungkin telah dijalani pada kasus tersebut

PILIHAN a. Puerperium dini


JAWABAN b. Puerperium akhir
c. Puerperium tengah
d. Remote puerperium
e. Puerperium intermedial
KUNCI A. Puerperium dini

PEMBAHASAN Salah satu periode nifas yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agam islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari. Masa nifas yang telah dijaani oleh perempuan
tersebut termasuk Puerperium dini
ID 24

VIGNETTE Seorang perempuan telah melahirkan 7 minggu yang lalu. Bidan melakukan
kunjungan rumah didapatkan hasil ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan
ibu telah pulih secara menyeluruh khususnya pada alat genetalianya.
PERTANYAAN Apakah masa nifas yang mungkin telah dijalani pada kasus tersebut

PILIHAN a. Puerperium dini


JAWABAN b. Puerperium akhir
c. Puerperium tengah
d. Remote puerperium
e. Puerperium intermedial
KUNCI e.Puerperium intermedial

PEMBAHASAN Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia


yang lamanya 6-8 minggu. Masa nifas yang telah dijalani oleh perempuan
tersebut termasuk Puerperium intermedial
ID 25

VIGNETTE Seorang perempuan telah melahirkan bayi laki lakinya 1 bulan yang lalu
secara section caecaria dengan indikasi eklamsia. Bidan melakukan
kunjungan rumah dan melakukan pemeriksaan didapatkan hasil perempuan
tersebut tampak pucat, bayi dapat menyusu dengan baik dan involusi uteri
sesuai dengan masa involusi.
PERTANYAAN Apakah masa nifas yang mungkin telah dijalani pada kasus tersebut

PILIHAN a. Puerperium dini


JAWABAN b. Puerperium akhir
c. Puerperium tengah
d. Remote puerperium
e. Puerperium intermedial
KUNCI d. Remote puerperium

PEMBAHASAN Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan. Masa nifas yang telah dijalani oleh perempuan tersebut
termasuk Remote puerperium.
ID 26

VIGNETTE Seorang perempuan, umur 22 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan


terlambat haid. Hasil anamnesis: menikah 3 minggu yang lalu, siklus haid
teratur. Hasil pemeriksaan: KU baik, BB 52 kg, TB 158 cm, status BB (IMT)
normal, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36,5 oC, HCG urine
(+).
PERTANYAAN Berapakah peningkatan berat badan selama kehamilan yang dianjurkan
pada kasus tersebut?
PILIHAN A. 12,5 – 18 kg
JAWABAN B. 12 – 18,5 kg
C. 11,5 – 16 kg
D. 7 – 11,5 kg
E. 5 – 9 kg
KUNCI C. 11,5 – 16 kg

PEMBAHASAN Peningkatan berat badan yang dianjurkan selama kehamilan disesuaikan


dengan status berat badan ibu hamil berdasarkan perhitungan indeks masa
tubuh (IMT) di awal kehamilan. Menurut pedoman IOM-WHO, kisaran
peningkatan berat badan yang dianjurkan untuk kategori perempuan hamil,
adalah sebagai berikut:
Rekomendasi
peningkatan BB
IMT Status BB
selama
kehamilan
<18,5 kg / m2 berat badan kurang 12,5 -18 kg
18,5–24,9 kg / m2 berat normal 11,5-16 kg
kelebihan berat
25–29,9 kg / m2 7-11,5 kg
badan
≥30 kg / m2 obesitas 5-9 kg
Pada kasus tersebut, status BB ibu hamil adalah berat badan normal,
sehingga peningkatan BB yang dianjurkan selama kehamilan adalah 11,5-16
kg (Jawaban C).

Peningkatan berat badan yang berlebihan pada kehamilan berkaitan


dengan kejadian makrosomia, besar untuk usia kehamilan, persalinan SC,
diabetes gestasional, dan hipertesi. Sedangkan, peningkatan berat badan
yang kurang pada kehamilan berkaitan dengan berat lahir rendah, kecil
untuk usia kehamilan, dan kelahiran prematur.

ID 27
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 28 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan
terlambat haid. Hasil anamnesis: menikah 4 tahun yang lalu, siklus haid
teratur. Hasil pemeriksaan: KU baik, BB 65 kg, TB 155 cm, TD 110/70 mmHg,
N 82 x/menit, P 22 x/menit, S 36,7 oC, HCG urine (+), status gizi (IMT) lebih.
PERTANYAAN Berapakah peningkatan berat badan selama kehamilan yang dianjurkan
pada kasus tersebut?
PILIHAN A. 5 – 9 kg
JAWABAN B. 7 – 11,5 kg
C. 11,5 – 16 kg
D. 12,5 – 18 kg
E. 12 – 18,5 kg
KUNCI B. 7 – 11,5 kg
PEMBAHASAN Peningkatan berat badan yang dianjurkan selama kehamilan disesuaikan
dengan status berat badan ibu hamil berdasarkan perhitungan indeks masa
tubuh (IMT) di awal kehamilan. Menurut pedoman IOM-WHO, kisaran
peningkatan berat badan yang dianjurkan untuk kategori perempuan hamil,
adalah sebagai berikut:
Rekomendasi
peningkatan BB
IMT Status BB
selama
kehamilan
<18,5 kg / m2 berat badan kurang 12,5 -18 kg
18,5–24,9 kg / m2 berat normal 11,5-16 kg
kelebihan berat
25–29,9 kg / m2 7-11,5 kg
badan
≥30 kg / m2 obesitas 5-9 kg
Pada kasus tersebut, status BB ibu hamil adalah berat badan lebih /
overweight, sehingga peningkatan BB yang dianjurkan selama kehamilan
adalah 7-11,5 kg (Jawaban B).

Peningkatan berat badan yang berlebihan pada kehamilan berkaitan dengan


kejadian makrosomia, besar untuk usia kehamilan, persalinan SC, serta
diabetes gestasional, dan hipertesi. Sedangkan, peningkatan berat badan
yang kurang pada kehamilan berkaitan dengan berat lahir rendah, kecil
untuk usia kehamilan, dan kelahiran prematur.
ID 28
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 28 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan
merasa hamil. Hasil anamnesis: tidak haid sejak ± 3 bulan yang lalu,
menikah 4 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, BB 58 kg, TB 160
cm, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 22 x/menit, S 36,5 oC, HCG urine (+).
PERTANYAAN Pemeriksaan apakah yang paling tepat pada rencana asuhan kasus
tersebut?
PILIHAN A. USG
JAWABAN B. Test lab
C. Konseling gizi
D. Kesehatan gigi
E. Skrining risiko tinggi
KUNCI A. USG
PEMBAHASAN Pemeriksaan USG perlu dilakukan pada UK < 24 mg untuk memperkirakan
usia kehamilan, deteksi kelainan janin/kehamilan ganda, mengurangi
kemungkinan induksi persalinan pada kehamilan post-term, dan
meningkatkan pengalaman kehamilan ibu.
Pada kasus tersebut, “tidak haid sejak ± 3 bulan yang lalu” dan HCG urine
(+) menunjukkan tanda tidak pasti dan tanda mungkin hamil, sehingga perlu
memastikan kehamilan sekaligus mengetahui usia kehamilan, sehingga
pemeriksaan yang paling tepat adalah USG (Jawaban A).
Pemeriksaan test lab, konseling gizi, kesehatan gigi, dan skrining risiko tinggi
diberikan setelah diketahui status kehamilan dan usia kehamilan.
ID 29
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 35 tahun, G2P1A0, hamil 30 minggu, datang ke
Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: pola
kebiasaan: minum kopi sachet setiap hari sejak sebelum hamil hingga saat
ini, tidak mengonsumsi alkohol, dan tidak merokok. Hasil pemeriksaan: KU
baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36,5 oC, TFU 31 cm, DJJ
124 x/menit.
PERTANYAAN Informasi apakah yang paling tepat diberikan pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Konsumsi kopi sachet sebaiknya dihindari
JAWABAN B. Batas konsumsi kopi < 5 sachet per hari
C. Substitusi kopi sachet dengan teh
D. Efek samping konsumsi kopi
E. Manfaat konsumsi kopi
KUNCI B. Batas konsumsi kopi < 5 sachet per hari

PEMBAHASAN WHO merekomendasikan konsumsi cafein tidak lebih dari 300 mg/hari.
Kafein terkandung dalam teh, kopi, coklat, kacang, dan obat2an tertentu.
Kandungan kafein paling banyak ada pada kopi. 1 sachet kopi rata-rata
mengandung kafein 60 mg. Konsumsi kafein >300 mg per hari berhubungan
dengan kejadian abortus dan BBLR.

Pada kasus tersebut, hasil anamnesis menunjukkan ibu hamil terbiasa


mengonsumsi kopi sachet, sehingga bidan perlu memberikan informasi
kesehatan tentang batas konsumsi kopi < 5 sachet per hari (Jawaban B).
Apabila bidan melarang mengonsumsi kopi, maka tidak sesuai dengan
evidence based medicine. Mengganti konsumsi kopi dengan teh, mungkin
sulit dilakukan, karena ibu sudah terbiasa mengonsumsi kopi. Informasi
tentang efek samping dan manfaat mengonsumsi kopi bukan informasi yang
paling tepat pada kasus tersebut.

ID 30
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 21 tahun, G1P0A0, hamil 20 minggu, datang ke
Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: merokok,
insomia sejak 1 minggu yang lalu karena cemas akan kehamilannya. Hasil
pemeriksaan: tangan dan punggung memar kebiruan, TD 120/80 mmHg, N
84 x/menit, P 24 x/menit, S 36,8oC, TFU 2 jari di bawah pusat.
PERTANYAAN Deteksi dini apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Gejala depresi
JAWABAN B. Gangguan tidur
C. Gangguan psikologis
D. Unwanted pregnancy
E. Intimate partner violence
KUNCI E. Intimate partner violence
PEMBAHASAN Deteksi dini atau penyelidikan klinis tentang kemungkinan terjadinya
kekerasan oleh pasangan intim (Intimate partner violence / IPV) harus
sangat dipertimbangkan untuk dilakukan saat ANC.
Contoh kondisi selama kehamilan yang mungkin disebabkan atau dipersulit
oleh IPV meliputi:
 Cedera traumatis, terutama jika berulang dan dengan penjelasan yang
tidak jelas atau tidak masuk akal;
 Pasangan atau suami yang mengganggu saat konsultasi;
 Hasil reproduksi yang merugikan, termasuk beberapa kehamilan yang
tidak diinginkan dan / atau terminasi, keterlambatan mencari ANC, hasil
kelahiran yang merugikan, IMS berulang;
 Gejala genitourinari yang tidak dapat dijelaskan atau berulang;
 Gejala depresi dan kecemasan;
 Penggunaan alkohol dan penggunaan zat lainnya;
 Melukai diri sendiri, bunuh diri, gejala depresi, dan kecemasan.
Pada kasus tersebut, terdapat beberapa kondisi yang dialami ibu hamil
yaitu cedera traumatis pada tangan dan punggung (memar kebiruan),
cemas hingga menyebabkan insomnia, dan mengonsumsi alkohol.
Beberapa kondisi tersebut disebabkan oleh IPV, sehingga deteksi dini yang
paling tepat yaitu Intimate partner violence (Jawaban E). Jawaban gejala
depresi, gangguan tidur, gangguan psikologis, dan unwanted pregnancy
merupakan kondisi yang disebabkan atau dipersulit oleh IPV, sehingga
bukan jawaban yang tepat.

ID 31
VIGNETTE Seorang bayi laki laki lahir 3 jam yang lalu di Puskesmas. Hasil anamnesis :
Bayi tampak kuning Hasil pemeriksaan: BB 2.200 gr, PB 51 cm,S 36,4 ⁰, n
110 x/menit riwayat persalinan spontan LBK, A/S 8/9, kulit tampak kuning
pada seluruh tubuh sampai telapak tangan dan telapak kaki (derajat ikterus
V)
PERTANYAAN Apakah penatalaksanaan awal yang harus dilakukan sesuai dengan kasus
tersebut?
PILIHAN A. Menjaga kehangatan bayi
JAWABAN B. Melakukan rujukan segera
C. Melakukan asuhan dasar bayi muda
D. Mencegah agar gula darah tidak turun
E. Menganjurkan untuk memberikan ASI on demand
KUNCI D Mencegah agar gula darah tidak turun
PEMBAHASAN Pada kasus tersebut kejadian kuning terjadi 3 jam setelah bayi dilahirkan di
Puskesmas, bisa disimpulkan bahwa bayi mengalami Ikterus patologis.
Ikterus patologis yakni timbul kuning pada hari pertama (<24 jam ) setelah
lahir, atau kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari atau kuning
sampai telapak tangan atau telapak kaki bayi. Penatalaksanaan yang harus
dilakukan jika hal tersebut terjadi di Puskesmas ialah:
- Cegah atau mempertahankan kadar gula darah tetap stabil dan
tidak turun
- Anjurkan ibu untuk menjaga bayi tetap hangat
- Lakukan rujukan segera

ID 32
VIGNETTE Seorang bayi laki laki umur 10 hari datang dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan Bayi mengeluarkan nanah dari matanya sejak kemarin.
Hasil anamnesis: terdapat pengeluaran nanah dari mata dengan kuantitas
sedikit. Hasil pemeriksaan: BB 3.000 gram, PB 50 cm, N 100 x/menit, S
36,7⁰C, P 45 x/menit .
PERTANYAAN Apakah tindakan yang sesuai dengan kasus tersebut?
PILIHAN A. Cegah agar gula darah tidak turun
JAWABAN B. Berikan salep/tetes mata antibiotik
C. Tangani gangguan nafas yang terjadi
D. Berikan dosis pertama antibiotik secara IM
E. Lakukan rujukan segera ke fasilitas yang memadai
KUNCI A. Berikan salep/tetes mata antibiotik
PEMBAHASAN Dari kasus telah terjadi infeksi bakteri lokal pada bayi terbukti dari
pengeluaran nanah dalam jumlah yang sedikit dari mata. Tanda dan gejala
infeksi bakteri lokal yakni jika terdapat salah satu atau lebih tanda berikut:
- Mata bernanah sedikit
- Pusar kemerahan
- Pustul di kulit
Adapun tindakan/pengobatan yang dilakukan sesuai kasus adalah:
1. Jika ada mata bernanah, beri salep mata/tetes mata antibiotik
2. Ajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah
3. Lakukan asuhan dasar bayi muda
4. Nasihati kapan kembali segera
5. Kunjungan ulang dalam 2 hari

ID 33
VIGNETTE Seorang bayi umur 3 hari dibawa ibunya ke Puskesmas. Ibunya mengatakan
bayi lahir ditolong oleh dukun. Hasil anamnesis: Bayi menangis terus
menerus. Hasil pemeriksaan: BB 2.900 gram, PB 49 cm, N 110 x/menit, S
37,4 ⁰C, tangan bayi tergantung secara longgar dan berotasi kedalam,
refleks morro asimetris, dan refleks palmar grasp masih ada.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang sesuai dengan kasus tersebut?
PILIHAN A. Paresis erb
JAWABAN B. Paresis klumpke
C. Caput sucsedeneum
D. Trauma pleksus brachialis
E. Paresis saraf fasialis perifer
KUNCI B. Paresis Erb
PEMBAHASAN - Paresis erb: gerakang tangan dan lengan bayi asimetris, ada gangguan
posisi dan fungsi otot lengan, refleks bisep dan radial tidak ada, reflek
memegang masih ada
- Presis klumpke: terdapat kelemahan gerakan tangan, ada gangguan
posisi dan fungsi otot telapak tangan tidak ada, telapak tangan terkulai
lemah/lumpuh, dan refleks memegang tidak ada
- Fraktur klavikula: terdapat benjolan dan bayi menangis pada perabaan
klavikula
- Paresis saraf fasialis perifer: Akibat penekanan yang keras seperti partus
lama, Kelumpuhan otot wajah terlihat segera setelah ahir, Akan sembuh
sendiri dalam beberapa minggu
- Caput succedeneum: akibat tekanan yang keras pada kepala saat dijalan
lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan aliran limfe,
dapat cepat menghilang dengan sendirinya 3-6 hari

ID 34
VIGNETTE Seorang Bayi perempuan baru saja lahir di PMB. Hasil anamnesis : Penilaian
sebelum bayi lahir Ketuban pecah bercampur mekonium, Hasil
pemeriksaan: bernafas megap-megap dan tidak segera menangis setelah
lahir.

PERTANYAAN Apakah rencana yang harus dilakukan bidan sesuai kasus tersebut?

PILIHAN A. Lakukan VTP


JAWABAN B. Keringkan bayi
C. Potong tali pusat
D. Jaga Kehangatan
E. Bersihkan dan isap lendir

KUNCI E.Bersihkan dan isap lendir


PEMBAHASAN - Air ketuban yang bercampur mekonium dapat masuk kedalam paru
paru janin, tersedak mekonium dapat menyebabkan penumonia dan
mungkin kematian bayi. Langkah-langkah tersebut pada prinsipnya
sama dengan bayi yang air ketubannya tidak bercampur mekonium. Jika
pada penilaian didapatkan bayi megap/megap /tidak bernafas , harus
dilakukan pembersihan dan pengisapan lendir dimulut
- Pelaksanaan VTP dilaksanakan setelah langkah awal , sehingga kurang
tepat dilakukan ketika penilaian awal bayi bernafas megap megap dan
tonus otot kurang
- Pelaksanaan pemotongan tali pusat dapat segera dilakukan pada bayi
asfiksia setelah dilakukan pembersihan dan pengisapan lendir
- Pengeringan bayi dilakukan setelah pengisapan lendir pada langkah
awal, dan dilakukan diatas meja resusitasi

ID 35
VIGNETTE Seorang bayi perempuan lahir di RS 3 hari yang lalu. Hasil anamnesis:
riwayat kelahiran prematur dan mendapatkan perawatan dalam inkubator.
Hasil pemeriksaan: S 36,5 ⁰C, P 50 x/menit, N 110 x/menit, PB 46 cm dan
keadaaam umum baik, bayi sudah pulang ke rumah.
PERTANYAAN Apakah konseling yang paling tepat diberikan sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Menjaga kehangatan Bayi
JAWABAN B. Menjemur bayi setiap pagi
C. Melakukan kunjungan ulang
D. Memandikan bayi 2 kali sehari
E. Mengecek suhu bayi setiap 2 jam
KUNCI A. Menjaga kehangatan Bayi
PEMBAHASAN - Bayi dengan riwayat prematur memiliki masalah yang lebih sering
adalah pada ketidak stabilan suhunya.hal ini disebabkan karena
kurangnya lemak sub kutan pada lapisan kulit bayi, rasio luas
permukaan badan bayi dengan berat bada yang besar. Sehingga
pada bayi prematur dengan kondisi yang sudah stabil perlu
dilakukan upaya untuk menjaga kehangatan bayi dengan
menggunakan metode kangguru dan juga menyelimuti bayi untuk
menghindari resiko terjadi nya hipotermi.
- Menjemur bayi pada bayi prematur dianggap dapat beresiko terjadi
kehilangan panas, hal ini disebabkan pada saat menjemur bayi
umumnya pakaian bayi akan dibuka
- Melakukan kunjungan ulang memang menjadi pilihan namun sesuai
kasus hal ini bukan menjadi prioritas pada masalah bayi dengan
diagnosis kelahiran prematur
- Memandikan bayi pada bayi dengan riwayat prematur sebaiknya
dilakukan hanya dengan melap tubuh bayi dengan air hangat dan
tidak memandikan langsung dengan air
- Pengecekan suhu tubuh bayi pada bayi yang sudah stabil dengan
diagnosis prematur sebelumnya dapat dilakukan jika bayi
menunjukkan tanda kegawatdaruratan.

ID 36
VIGNETTE Seorang perempuan umur 33 tahun, P3A1 nifas hari ke 10 datang ke
Puskesmas dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Hasil anamnesis
ibu merasa demam di sertai menggigil, payudara bengkak dan nyeri. Hasil
pemeriksaan: KU Tampak lemas, TD 110/70 mmHg, N 100x/menit, P
24x/menit, S 38, 5 °C, Payudara keras, kemerahan, meradang, nyeri tekan
saat palpasi dan teraba adanya massa pada payudara.
PERTANYAAN Apakah Diagnosis yang paling mungkin pada kasus tersebut ?
PILIHAN A. Payudara Bengkak
B. Bendungan Asi
JAWABAN
C. Abses Payudara
D. Mastitis
E. Sindrom ASI Kurang
KUNCI C. Abses Payudara
PEMBAHASAN Abses Payudara adalah benjolan yang membengkak yang sangat nyeri
dengan kemerahan, panas, edema kulit diatasnya. Bila tidak segera di
tangani benjolan akan menjadi berfluktasi dengan perubahan warna kulit
dan nekrosis.
Penyebab abses payudara disebabkan oleh Mastitis yang tidak ditangani
dengan baik memiliki resiko terbentuknya abses payudara.
Penatalaksanaan :
 Lakukan rujukan terapi bedah ( pengeluaran pus dengan insisi dan
penyaluran)
 Dukungan untuk menyusu

ID 37
VIGNETTE Seorang Perempuan umur 23 tahun, P1A0 nifas hari ke 2 dengan riwayat
persalinan normal datang ke PMB dengan keluhan ibu khawatir tidak bisa
merawat bayinya . Hasil anamnesis: ibu merasa lelah karena kurang
istrahat, ibu terus mengulang-ulang menceritakan pengalamanya saat
melahirkan. Hasil pemeriksaan KU tampak pucat dan lelah, TD 100/60
mmHg, N 80x/menit, S 36,7 °C, P 24 x/menit, Kontraksi uterus keras, TFU 3
Jari di bawah pusat, Lochea Rubra.
PERTANYAAN Apakah fase adaptasi yang sedang dialami ibu pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Taking in
B. Taking hold
JAWABAN
C. Letting go
D. Post partum blues
E. Baby blues
KUNCI A. Taking In
PEMBAHASAN Menurut Teori Reva Rubin, terdapat tiga fase dalam masa adaptasi peran
pada masa nifas yaitu :
1. Periode “Taking in” (fase dependent) yaitu fase menerima berlangsung
selama 1 sampai 2 hari. Ibu akan mengulang-ulang pengalamanya waktu
bersalin dan melahirkan, ibu memerlukan istrhat yang cukup dan
membutuhkan nutrisi yang lebih baik.
2. Periode “Taking Hold” (Fase Independent) yaitu fase dimana mulai
muncul kembali keinginan untuk melakukan aktivitas sendiri, periode ini
berlangsung selama 2-4 hari, ibu menjadi perhatian pada kemampuanya
menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawabnya terhadap
bayi, ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan
perawatan bayi, pada fase ini ibu agak sensititif dan merasa tidak mahir
melakukan hal-hal tersebut. Pada tahap ini bidan harus tanggap dan
merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan bimbingan
cara perawatan bayi.
3. Periode “Letting Go” (Fase Interdependen) yaitu fase mandiri, dimana
masing-masing ibu mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri, namun tetap
dapat menjalankan peranya. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu
pulang ke rumah. Periode ini sangat berpengaruh terhadap waktu dan
perhatian yang diberikan oleh keluarga, ibu mengambil tanggung jawab
terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala
kebutuhan bayi yang sangat bergantung padanya.

ID 38
VIGNETTE Seorang perempuan umur 20 tahun, P1A0 nifas hari ke- 6. Bidan melakukan
kunjungan rumah dengan keluhan ibu kesulitan menyusui bayinya. Hasil
anamnesis: Payudara terasa sakit, putting susu lecet, ibu jarang menyusui
bayinya. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, S 36,5
°C, P 20 x/menit, payudara teraba penuh, putting susu lecet, Kontraksi
uterus keras, TFU pertengahan pusat simfisis, lochea Sanguinulenta
PERTANYAAN Apakah Rencana asuhan yang diberikan pada kunjungan nifas tersebut?
PILIHAN A. Mencegah Terjadinya Perdarahan karena atonia uteri
B. Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal
JAWABAN
C. Memastikan ibu menyusui dengan baik
D. Konseling pemberian ASI awal
E. Memberikan konseling KB secara Dini
KUNCI C. Memastikan ibu menyusui dengan baik
PEMBAHASAN Asuhan Selama Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Asuhan

I 6-8 jam  Mencegah Perdarahan masa nifas oleh


Post karena atonia uteri
Partum  Mendeteksi dan perawatan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut
 Memberikan konselng pada ibu dan
keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan oleh atonia
uteri
 Pemberian ASI awal
 Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir
 Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi
 Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan,
maka bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dalam keadaan baik.

II 6 Hari  Memastikan involusi uterus barjalan


Post  dengan normal, uterus berkontraksi
Partum dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
 Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan
 Memastikan ibu mendapat istrhat yang
cukup
 Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui
 Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir
III 2 Minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama
Post dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan
Partum 6 hari post partum.

IV 6 minggu  Menanyakan penyulit-penyulit yang


Post dialami ibu selama masa nifas
partum  Memberikan konseling KB secara dini

ID 39
VIGNETTE Seorang Perempuan umur 24 tahun, P1A0 nifas hari 3 datang diantar
suaminya ke RS dengan keluhan sering menangis tanpa sebab. Hasil
anamnesis: ibu merasa cemas tanpa sebab, sensitif, mudah tersinggung dan
belum menerima kehadiran bayinya. Hasil Pemeriksaan :KU baik ekspresi
wajah cemas, TD 110/60 mmHg, N 80x/menit, S 37 °C, P 20 x/menit,
Kontraksi uterus keras, TFU 3 jari di bawah pusat, Lochea rubra.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus tersebut ?
PILIHAN A. Depresi Post partum
B. Post Partum Blues
JAWABAN
C. Postpartum Sindrom
D. Postpartum psikosis
E. Stress Psikologis
KUNCI B. Post Partum Blues
PEMBAHASAN Post Partum Blues (Baby Blues) merupakan kemurungan setelah melahirkan
yang muncul sekitar hari kedua sampai 2 minggu masa nifas. Kondisi ini
uncul disebabkan karena adanya perubahan perasaan yang dialami saat
hamil sehingga sulit untuk menerima kehadiran bayi.
Penyebabnya : Perubahan Hormon, stress, ASI tidak keluar, frustasi
dikarenakan bayi nangis dan tidak mau tidur, kelelahan, kurangya dukungan
dari suami atau keluarga tidak peduli dan mengurus bayinya sendirian,
adanya masalah dan perasaan takut kehilangan bayinya.
Tanda dan gejala : cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak sabar,
tidak percaya diri, sensitif, mudah tersinggung, merasa kesepian dan
merasa kurang menyayangi bayinya.
Penatalaksanaan: dukungan suami dan keluarga dalam hal merawat bayi
jika ibu memerlukan waktu untuk istrahat, meluangkan waktu untuk
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan ataupun orang lain dan sering
berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain agar tidak meras
kesepian ataupun sendirian.

ID 40
VIGNETTE Seorang Perempuan umur 24 tahun, P2A0 nifas hari ke 2 di Puskesmas,
datang ke PMB ingin memeriksakan kesehatanya. Hasil anamnesis ibu
sudah menyusui bayinya , ibu merasa mules dan mengatakan darah nifas
yang keluar bewarna merah kecoklatan. Hasil pemeriksaan: KU Baik, TD
110/70 mmHg, N 82x/menit, S 36,5°C, P 20x/menit, kontraksi uterus keras,
TFU 3 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, tidak ada laserasi jalan
lahir, lochea Rubra.

PERTANYAAN Apakah Tahapan Masa Nifas yang tepat Pada Kasus Tersebut ?

PILIHAN A. Immediate Post Partum


JAWABAN B. Early post partum
C. Late post partum
D. Remote post partum
E. Mediate post partum

KUNCI B. Early post partum

PEMBAHASAN Tahapan Masa Nifas yaitu :

1. Periode immediate postpartum : Masa segera setelah plasenta lahir


sampai dengan 24 jam. Pada masa ini merupakan fase kritis, sering
terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia uteri. Oleh karena
itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinu, yang meliputi;
kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan
suhu.
2. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu) : Pada fase ini bidan
memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu) : Pada periode ini bidan
tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling
perencanaan KB.
4. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau
komplikasi.

ID 41
VIGNETTE Seorang perempuan umur 26 tahun nifas 12 minggu datang ke klinik
dengan keluhan meneteskan urine saat batuk. Hasil anamnesis : riwayat
melahirkan pervaginam, anak ke tiga, mengalami kesulitan menahan lebih
lama aliran urine. Hasil pemeriksaan : TD 100/70 mmHg, N 70 x/menit, S 36
derajat C, P 24 x/menit, TFU tidak teraba, tidak ada bekas robekan
perineum.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Sembelit
JAWABAN B. Retensio
C. Konsidinia
D. Konstipasi
E. Inkontinensia
KUNCI E. Inkontinensia
PEMBAHASAN Inkontinensia merupakan masalah berkemih yang terjadi pada ibu nifas
dengan gejala mengalami kesulitan lebih lama menahan aliran urinenya,
meneteskan urine saat batuk, tertawa, bersin dan mengangkat benda atau
melakukan gerakan yang tiba-tiba. dan akan mengalami gejala yang
menetap setelah minggu ke 12 pasca melahirkan. Kemungkinan
penyebabnya adalah perubahan hormon pada dasar panggul yang
diperberat oleh penambahan berat badan karena makin besarnya usia
kehamilan.

ID 42
VIGNETTE Seorang perempuan umur 23 tahun nifas 7 jam di PMB dengan keluhan
kesulitan saat memulai berkemih. Hasil anamnesis : riwayat melahirkan
pervaginam, anak pertama. Hasil pemeriksaan : TD 100/70 mmHg, N 70
x/menit, S 36 derajat C, P 24 x/menit, TFU 2 jari bawah pusat, tidak ada
bekas robekan perineum.
PERTANYAAN Apakah tindakan awal yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Memberikan antibiotika
JAWABAN B. Memberikan kompres dingin
C. Menganjurkan banyak minum
D. Menganjurkan latihan dasar panggul
E. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit terlengkap
KUNCI D. Menganjurkan latihan dasar panggul
PEMBAHASAN Setelah persalinan terjadi diuresis fisiologis akibat pengurangan volume
darah dan peningkatan produk sisa. Beberapa ibu bersalin, khususnya yang
menggunakan bantuan alat mengalami kesulitan saat memulai berkemih.
Ibu mungkin mengalami kesulitan menahan lebih lama aliran urinenya saat
ada dorongan berkemih maka latihan dasar panggul dapat mengatasi
masalah awal ini.

ID 43
VIGNETTE Seorang perempuan umur 22 tahun datang ke PMB dengan keluhan terasa
kering dan gatal pada kulit perut. Hasil anamnesis : hamil 8 bulan, anak
pertama. Hasil pemeriksaan : TD 100/70 mmHg, N 70 x/menit, S 36 derajat
C, P 24 x/menit, TFU pertengahan pusat PX, terdapat guratan dan regangan
pada kulit perut karena adanya bayi dalam kandungan.
PERTANYAAN Apakah promosi kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Memberikan obat kulit
JAWABAN B. Konsultasi ke dokter kulit
C. Melakukan olahraga pada perut
D. Memakai pakaian lembut dan longgar
E. Menggunakan ikat pinggang yang ketat

KUNCI D. Memakai pakaian yang lembut dan longgar


PEMBAHASAN Kulit kering dan gatal bisa terjadi di sekujur tubuh, namun biasanya terasa
pada bagian perut akibat adanya bayi dalam kandungan. Penyebabnya
belum diketahui, tapi ada teori yang menyebutkan disebabkan karena
kekurangan salah satu vitamin B. penatalaksanaannya dengan
menkonsumsi makanan yang mengandung vitamin tersebut, memakai
pakaian berbahan lembut dan longgar dan tanpa ikat pinggang.
Ketidaknyamanan selama kehamilan antara lain adalah sembelit, pingsan,
bekas guratan dan kulit yang kering dan gatal.

ID 44
VIGNETTE Seorang perempuan umur 22 tahun nifas 10 hari datang ke PMB dengan
keluhan masih keluar cairan berbentuk krim putih dari kemaluan. Hasil
anamnesis : anak pertama, laki-laki. Hasil pemeriksaan : TD 100/70 mmHg,
N 70 x/menit, S 36 derajat C, P 24 x/menit, TFU tidak teraba, cairan yang
keluar berbentuk krim putih berisi leukosit dan sel desidual.
PERTANYAAN Apakah jenis lochea yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Alba
JAWABAN B. Rubra
C. Serosa
D. purulenta
E. Sanguinolenta

KUNCI A . Alba
PEMBAHASAN Lochia merupakan cairan yang berasal dari pelepasan dinding uterus yang
dikeluarkan melalui vagina selama masa nifas. Adapun jenis lochea adalah
1) Rubra adalah lochia yang pertama yang berlangsung segera setelah
persalinan selama 2 hingga 3 hari pertama, berwarna merah kehitaman,
dan berisi darah dan jaringan desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum; 2) Sanguinolenta berlangsung 3-7 hari berwarna merah
kekuningan terdiri dari sisa darah bercampur lender; 3) Serosa berlangsung
8-14 hari berwarna kekuningan/kecoklatan berisi lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum , juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta;
4) Alba berlangsung lebih dari 14 hari berwarna putih mengandung leukosit,
selaput lender serviks dan serabut mati.

ID 45
VIGNETTE Seorang bidan melakukan kunjungan ke rumah pasien. Hasil anamnesis :
post partum 10 hari, anak pertama, ASI keluar lancar , ada jahitan pada
jalan lahir dan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan : TD 110/70 mmHg, S
36,2 derajat Celsius, N 70 x/menit, P 20 x/menit, tampak luka jahitan sudah
kering.

PERTANYAAN Apakah pemeriksaan tambahan yang tepat pada kasus tersebut?

PILIHAN A. Ekstremitas tangan dan kaki


JAWABAN B. Dada, lochia dan perineum
C. Rambut, mata dan muka
D. Mulut, hidung dan telinga
E. Leher, perut dan genitalia

KUNCI B. Dada, lochia dan perineum


PEMBAHASAN Kunjungan rumah merupakan suatu upaya tindak lanjut bidan untuk
memantau kesehatan dan kesejahteraan ibu post partum. Adapun
pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi : tekanan darah, suhu,
pemeriksaan dada, pemeriksaan lochia, pemeriksaan perineum. Frekuensi
kunjungan nifas menurut Kemenkes RI : kunjungan nifas pertama 6 jam s.d
3 hari ; kunjungan nifas kedua 4 s.d 28 hari ; kunjungan nifas ke tiga 29 s.d
42 hari setelah persalinan.

ID 46
Vignette Seorang perempuan ,umur 30 tahun, Melahirkan anak Pertama, 2 jam yang
lalu di PMB, Hasil anamnesis : Pengeluaran darah pervaginam lebih kurang
200cc, Plasenta lahir lengkap. Hasil pemeriksaan: TD:90/70 mmhg,
P:24x/menit, N:80x/menit, S:37,5 0C, lokia Rubra ,dan jahitan perineum
sudah kering
Pertanyaan Berapakah Tinggi Fundus Uteri Pada kasus tersebut ?
Pilihan a. Setinggi Pusat
Jawaban b. 3 jari diatas simfisis
c. 1 atau 2 jari dibawah pusat
d. Peretengahan pusat simfisis
e. 1 atau 2 jari diatas pusat
Kunci a. Setinggi Pusat
TFU pada masa involusi

INVOLUSI TFU

PEMBAHASAN Bayi lahir Setinggi pusat

I Minggu Pertengahan pusat simfisis

2 Minggu Tidak teraba diatas simfisis

6 Minggu Normal

8 Minggu Normal Seperti sebelum hamil

ID 47
Vignette Seorang perempuan ,umur 30 tahun, Melahirkan anak Pertama, 2 jam yang
lalu di PMB, Hasil anamnesis : Pengeluaran darah pervaginam lebih kurang
200cc, Plasenta lahir lengkap. Hasil pemeriksaan: TD:90/70 mmhg,
P:24x/menit, N:80x/menit, S:37,5 0C, lokia Rubra ,dan jahitan perineum
sudah kering
Pertanyaan Berapakan berat uterus pada kasus tersebut?
Pilihan a. 30 gram
Jawaban b. 50 gram
c. 500 gram
d. 750 gram
e. 1000 gram
Kunci e.1000 gram
PEMBAHASAN INVOLUSIO BERAT UTERUS
Bayi lahir 1000 gr
I Minggu 750 gr
2 Minggu 500 gr
6 Minggu 50 gr
8 Minggu 30 gr

ID 48
Vignette Seorang perempuan,umur 28 tahun,melahirkan anak ke dua, 3 hari yang lalu
di PMB, Bidan melakukan kunjungan rumah, dengan keluhan nyeri pada
perut,Hasil anamnesis tidak ada diit makanan, memberikan Asi pada
bayinya. Hasil pemeriksaan TD:110/70 mmhg, P:20x/menit, N:80x/menit,
S:37,5 0C, lokia Rubra
Pertanyaan Apakah konseling yang diberikan pada kasus tersebut?
Pilihan
Jawaban a. Ketidaknyamanan yang ibu rasakan
b. Latihan pengencangan otot perut
c. Memastikan involusio Uteri
d. Kondisi Payudara
e. Istirahat ibu

Kunci c.Memastikan involusio Uteri

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

KUNJUNGAN 1 KUNJUNGAN 1 KUNJUNGAN 1


(KF)6 JAM -3 HARI (KF) 4 -28 HARI (KF) 29 -42 HARI
PASCA SALIN PASCA SALIN PASCA SALIN

Memastikan Istirahat ibu Fungsi pencernaan,


involusio uterus Konstipasi, dan
bagaimana
penanganannya

Menilai adanya Permulaan hubungan


tanda demam,infeksi seksual
atau perdarahan

Memastikan ibu Metode Kb yang


menyusui dengan digunakan
baik dan tidak ada Latihan
tanda tanda infeksi pengencangan otot
perut

Bagaimana Hubungan
perawatan bayi bidan,dokter,dan RS
sehari hari dengan masalah yang
ada

Menanyakan pada
ibu apakah sudah
haid

ID 49
Vignette Seorang perempuan umur 23 tahun melahirkan anak pertama 2 hari yang
lalu di PMB, bidan datang ke Rumah, ibu mengeluh tidak nyaman untuk
bergerak. Hasil anamnesis : masih terasa nyeri diluka perineum dan takut
untuk BAB dan BAK. Hasil pemeriksaan : TD 110/70 mmhg, P 20x/mnt, N
85x/mnt, S 37,5 0C, lochea berwarna merah, luka perineum derajat 2.
Pertanyaan Apakah konseling yang tepat pada kasus diatas?

Pilihan
Jawaban a. Perawatan luka perineum
b. Senam Kegel
c. Immobilisasi
d. Senam nifas
e. Ambulasi
Kunci e.Mobilisasi
PEMBAHASAN Ambulasi dini adalah kebijakan agar secepat mungkin bidan membimbing

ibu posr partum bangun dari tempat tidurnya dan secepat mungkin untuk

berjalan, Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur

dalam 24-48 jam post partum. Early ambulation tidak diperbolehkan pada

ibu post partum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung,paru

paru demam dav penyakit penyerta lainnnya

ID 50
Vignette Seorang perempuan, umur 31 tahun,melahirkan anak ke 3, 2 jam yang lalu
di Puskesmas, dengan keluhan lemah, hasil pemeriksaan TD: 90/70 mmhg,
N: 80 x/m. N 85x/mnt, S 37,5 0C Kontraksi uterus keras,TFU 2 jari dibawah
pusat.

Pertanyaan Apakah suplemen vitamin yang perlu dikonsumsi oleh ibu tersebut?
Pilihan a. Vitamin A tablet 1, dosis 200.000 IU
Jawaban
b. Vitamin A tablet 1, dosis 20.000 IU

c. Vitamin A tablet 2, dosis 20.000 IU

d. Vitamin A tablet 2, dosis 200.000 IU

e. Vitamin A tablet 2, dosis 2.000 IU


Kunci a. Vitamin A tablet 1, dosis 200.000 IU

PEMBAHASAN Kapsul vitamin A 200.000 IU pada masa nifas diberikan sebanyak 2 kali

1. Pertama Diberikan segera setelah melahirkan

2. Kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A yang

pertama

ID 51

Vignette Seorang perempuan umur 29 tahun G1P0A0 hamil 7 bulan datang pertama
kali ke Poskesdes untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan: TD
120/70mmHg, S 36,5’C, N 84 x/ menit, TFU 26 cm, puki, preskep, DJJ
136x/menit.

Pertanyaan Apakah jenis kunjungan sesuai kasus tersebut ?

Pilihan A. K1 Murni
Jawaban B. K1 Akses
C. K2
D. K3
E. K4
Kunci B

Pembahasan Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart yang ditetapkan
Kunjungan Ibu hamil terdiri dari:
1. Kunjungan K1
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu yang pertama
kali pada masa kehamilan ke petugas kesehatan.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan
12 minggu.
K1 dibagi menjadi2 yaitu :
a. K1 Murni
K1 Murni adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas
kesehatan pada trimester 1 (usia kehamilan sampai 12 minggu).
b. K1 Akses
K1 Akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan petugas
kesehatan bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12 minggu).
2. Kunjungan K4
Kunjungan antenatal empat kali (K4) adalah bentuk pelayanan selama
masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang
terdiri atas minimal satu kali kontak pada trimester I, satu kali pada
trimester II, dan dua kali pada trimester III.

Pada soal tercatat bahwa ibu hamil datang prtama kali pada usia 7 bulan ke
poskesdes untuk memeriksakan kehamilan sehinnga termasuk dalam K1
Akses

ID 52

Vignette Seorang bidan koordinator KIA di Puskesmas mendapat keluhan dari bidan
desa tentang pasien eklamsia yang tidak mau di rujuk karena alasan biaya.
Bidan koordinator KIA tidak memberikan solusi tetapi menyerahkan
pengambilan keputusan mutlak kepada bidan desa itu.

Pertanyaan Apakah gaya kepemimpinan bidan koordinator KIA tersebut?

Pilihan A. Santai
Jawaban B. Diktator
C. Autokratis
D. Permisif
E. Demokratis
Kunci D

Pembahasan Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang
dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara
sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan ( Georgy R. Terry ).
Gaya Kepemimpinan (leadership style ) dipengaruhi oleh sifat dan perilaku
yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang
dengan orang lainnya tidak persis sama,
Gaya kepemimpinan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator ( dictatorial leadership style ) ini
upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan
ketakutanserta ancaman hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan,
karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan pekerja saja.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini ( autocratic leadership style ) segala
keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan
tidak pernah dibenarkan.
c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis ( democratic leadership style )
ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun
dengan baik.
d. Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya kepemimpinan santai ( laissez - faire leadership style ) ini
peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan
diserahkan kepada bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat
melakukan kegiatan masing - masing sesuai dengan kehendak masing -
masing pula.
e. Gaya Kepemimpinan Permisif
Pemimpin permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai
pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan
kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai
pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan.

ID 53

Vignette Seorang bayi berusia 3 bulan dibawa ibunya ke posyandu untuk


penimbangan rutin. Hasil penimbangan BB 6 kg, PB 55 cm, ASI Eksklusif +.
Bidan memasukkan data tersebut ke dalam Kohort.

Pertanyaan Apakah lambang yang tepat sesuai kasus?

Pilihan A. A- E 1
Jawaban B. A- E 2
C. A- E 3
D. A- E 4
E. A- E 5

Kunci C

Pembahasan Petunjuk Pengisian dalam Kohort Balita terdapat informasi tentang ASI
Eksklusif pada kolom isian 40-45 yang diisi tanggal, bulan dan tahun
diberikan pelayanan Pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan umur bayi yaitu:
a. A- E 1 = Bila bayi mendapat ASI Eksklusif s.d Umur 1 Bulan
b. A- E 2 = Bila bayi mendapat ASI Eksklusif s.d Umur 2 Bulan
c. A- E 3 = Bila bayi mendapat ASI Eksklusif s.d Umur 3 Bulan
d. A- E 4 = Bila bayi mendapat ASI Eksklusif s.d Umur 4 Bulan
e. A- E 5 = Bila bayi mendapat ASI Eksklusif s.d Umur 5 Bulan
f. A - E6 = Bila bayi mendapat ASI Eksklusif s.d Umur 6 Bulan

ID 54

Vignette Seorang Bidan baru bekerja disebuah desa selama 2 bulan, setelah dilakukan
pendataan dijumpai terdapat 5 kasus ibu bersalin dengan komplikasi
perdarahan dan meninggal dunia.

Pertanyaan Apakah bentuk peran serta masyarakat yang dapat dibentuk oleh bidan
dalam menyikapi kasus tersebut?

Pilihan A. Desa siaga


Jawaban B. Suami siaga
C. Ambulans desa
D. Donor darah berjalan
E. Tabungan ibu bersalin
Kunci D

Pembahasan Desa Siaga merupakan desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah/ancaman kesehatan
(termasuk bencana dan kegawatdaruratan) secara mandiri dalam rangka
mewujudkan desa sehat.
Dasar hukum dari Desa Siaga adalan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
8 Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif:

1. Kepedulian Pemerintah Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat


terhadap kesadaran dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan.
2. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/Kader Kesehatan Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif.
3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari (Poskesdes)
4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) survailans berbasis
masyarakat, (b) kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana,
(c) penyehatan lingkungan.
5. Tercakupnya pendanaan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif
6. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam
kegiatan kesehatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meliputi : Suami
Siaga, Ambulan Desa, Donor darah berjalan sebagai persediaan bila
mana terdapat kasus kegawat daruratan pada perdarahan
7. Peraturan di desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur
tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga AKtif.
8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

ID 55

Vignette Seorang bidan desa menerima pasien kiriman dukun, seorang perempuan
P1A0 umur 16 tahun melahirkan bayinya 1 jam yang lalu. Saat ini plasenta
belum lahir, ibu merasa lemas dan mengeluarkan darah pervaginam. Hasil
pemeriksaan: TD 100/60 mmHg, N 110x/mnt, R 24x/mnt, TFU setinggi pusat
dan konsistensi lembek.

Pertanyaan Apakah faktor penyebab kejadian tersebut?

Pilihan A. Terlalu muda


Jawaban B. Terlalu tua
C. Terlalu sering
D. Terlalu dekat
E. Terlalu jauh
Kunci A

Pembahasan Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

a. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan


dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas seperti
perdarahan, pre eklamsi/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan
abortus
b. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti:
1. EMPAT TERLALU (terlalu muda (<16 tahun), terlalu tua (> 35
tahun) usia ibu untuk hamil, terlalu sering melahirkan dan terlalu
dekat jarak kelahiran) maupun yang mempersulit proses
penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan, dan nifas seperti
2. TIGA TERLAMBAT (terlambat mengenali tanda bahaya dan
mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan
terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan).
3. Faktor lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular
(malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis) maupun penyakit
menurun (hipertensi, diabetes millitus, asma

ID 56
VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
kenceng-kenceng teratur yang semakin lama semakin sakit. Hasil anamnesa
mengelaurkan cairan dari jalan lahirnya. Hasil pemeriksaan TD 120/80
MmHg, N 80 x/menit P 20 x/menit, djj 120 x/menit pembukaan 4 cm, portio
tipis, selapu ketuban pecah, presentasi belakang kepala namun disamping
itu teraba denyutan
PERTANYAAN Apakah diagnosa yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Inpartu kala I fase aktif dengan gawat janin
JAWABAN B. Inpartu kala I fase laten dengan tali pusat menumbung
C. Inpartu kala I fase aktif dengan tali pusat menumbung
D. Inpartu kala I fase laten dengan tali pusat terkemuka
E. Inpartu kala I fase aktif dengan tali pusat terkemuka
KUNCI C. Inpartu kala I fase aktif dengan tali pusat menumbung
PEMBAHASAN Dalam tahapan persalinan terdapat 4 kala
Kala I merupakan kala pembukaan yang terdiri dari 2 fase persalinan
Fase laten : pembukaan 1-3
Fase aktif : 4-10
Pada hasil pemerikaan VT apabila kita meraba denyutan maka itu
menunjukkan adanya bagian janin yang ternedah selain kepala yaitu tali
pusat
Dan apabila pada pemeriksaan dalam kulit ketubannya masih utuh maka
diktakan talipusat terkemuka
Dan jika kulit ketubannya sudah pecah maka disebut tali pusat menumbung

Sehingga jawaban yang tepat adalah Inpartu kala I fase aktif dengan tali
pusat menumbung

ID 57
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 25 tahun P2A0 nifas 2 minggu datang ke PMB
dengan keluhan demam menggigil, hasil anamnesa terdapat nyeri perut
bagian bawah. Hasil pemeriksaan TD 110/ 80 MmHg, N 100 x/menit, P 24
x/menit S 39 oC TFU 1 jari diatas simpisis, nyeri tekan supra pubik. Pada
inspeksi vulva : lochia berbau dan tampak nanah
PERTANYAAN Apakah diagnose yang sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Metritis
JAWABAN B. Mastitis
C. Peritonitis
D. Abses pelvik
E. Selulitis pelvika
KUNCI A. Metritis
PEMBAHASAN Pada masa nifas terjadi komplikasi nifas dengan tanda gejala nyeri perut
bagiah bawah, demam menggigil, lokhia berbau dan TFU tidak sesuai
(subinvolusi) yang disebut Metritis
Jika ada tanda gejala tersebut tidak tertangani dengan baik maka tanda
gejala tersebut akan bertambah kavum dauglasnya menonjol yang disebut
Abses pelvik (infeksi menyebar sampai ke semua organ daerah panggul)
Jika dari tanda gejala abses pelvik tidak tertangani dan gejala nya
bertambah samapi dengan tidak terdengar bising usus maka disebut
peritonitis (infeksi yang telah menyebar ke seluruh lapisan perut)
Mastitis adalah Infeksi pada payudara
Selulitis pelvika adalah infekis yang terjadi karena penyembuhan luka yang
tidak sesuai tahapan penyembuhan luka pada masa nifas
Maka jawaban yang tepat adalah Metritis

ID 58
VIGNETTE seorang perempuan umur 20 tahun, hamil 30 minggu G1P0A0 datang
dibawa oleh keluarganya ke Puskesmas dengan keluhan tidak sadar. Hasil
anamnesa klien baru saja jatuh di kamar mandi.
PERTANYAAN Apakah tindakan yang tepat dilakukan sesuai dengan kasus adalah
PILIHAN A. Pasang Oksigen
JAWABAN B. Pasang Infus
C. Membersihkan sumbatan jalan nafas
D. Miringkan ibu ke sisi kiri 30 derajat
E. Segera rujuk
KUNCI D. lakukan RJP dengan posisi dimiringkan 30 derajat
PEMBAHASAN Penanganan pada ibu hamil yang kondisi tidak sadar
1. Panggil bantuan tenaga Kesehatan
2. Miringkan ibu ke sisi kiri 30 derajat jika usia kehamilan >20 minggu
(uterus setinggi di atas umbilicus)
3. Bebaskan jalan nafas
4. Bersihkan sumbatan jalan nafas
5. Melihat pergerakan dinding dada, mendengarkan suara nafas dan
merasakan aliran hembusan nafas dari hidung/mulut
6. Jika ibu bernafas berikan oksigen
Maka jawaban yang tepat adalah miringkan ibu ke sisi kiri 30 derajat

ID 59
VIGNETTE Seorang perempuan umur, 35 tahun P1A0 melahirkan di PMB, keluhan
nyeri hebat pada perut bagian bawah, hasil anamnesa mengantuk, KU : pre
syock, Td : 80/50 MmHg, N: 110 x/menit, P : 30 x/menit, uterus tidak
teraba, perdarahan 200 cc.
PERTANYAAN Apakah Komplikasi yang mungkin dapat terjadi sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Syok Septik
JAWABAN B. Syok Hipovolemik
C. Syok Hemoragik
D. Syok Obstruktif
E. Syok distributif
KUNCI B. Syock Hipovolemik
PEMBAHASAN Tipe syok hipovolemik : disebabkan karena perdarahan, muntah, diare dan
dehidrasi
Tipe syock kardiogenik : disebabkan penyakit jantung iskemik, gangguan
irama jantung berat, kelainan katup jantung
Tipe syol distributive : disebabkan karena syok sepsis, syok anafilatik, syok
neurogenic
Tipe syok obstruktif : disebabkan tamponade jantung dan pneumotoraks
tension

ID 60
VIGNETTE Seorang perempuan usia 28 tahun hamil pertama hendak bersalin di
puskesmas dengan keluhan perut kenceng-kenceng. Hasil anamnesa
mengeluarkan cairan dari jalan lahirnya. Hasil pemeriksaan dalam
pembukaan 6 cm penipisan 75%, teraba dagu, penurunan di hodge II.
PERTANYAAN Apakah diagnose yang sesuai kasus tersebut?
PILIHAN a. Presentasi dahi
JAWABAN b. Presentasi muka
c. Presentasi bokong
d. Presentasi puncak kepala
e. Presentasi belakang kepala
KUNCI B.Presentasi Muka
PEMBAHASAN Pada kondisi normal : vertex kepala janin dengan ubun ubun kecil sebagai
penanda
Presentasi dahi pada pemeriksaan vaginal : teraba fontanela anterior dan
orbita (ubun ubun besar sebagai penanda
Presentasi muka pada pemeriksaan vaginal muka dengan mudah teraba,
teraba mmulut dengan bagian rahang dan dagu sebagai penanda
Presentasi bokong : teraba bokokng atau kaki sering disertai meconium dan
sacrum sebagai penanda

Jawaban yang tepat adalah presentasi muka

ID 61
VIGNETTE Seorang perempuan umur 25 tahun P1A0 baru saja melahirkan bayinya
secara spontan di PMB, plasenta lahir lengkap, perineum utuh, hasil
pemeriksaan : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus lembek, PPV berupa
darah sekitar 500 ml
PERTANYAAN Apakah penyebab perdarahan postpartum tersebut?
PILIHAN A. Atonia Uteri
JAWABAN B. Ruptur Uteri
C. Retensio Plasenta
D. Robekan jalan lahir
E. Retensio Sisa Plasenta
KUNCI A. Atonia Uteri
PEMBAHASAN Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi
dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim. Perdarahan postpartum
secara fisiologis di kontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama
yang berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak dapat
berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia uteri, uterus membesar dan
lembek pada palpasi.
ID 62
VIGNETTE Seorang perempuan umur 28 tahun P2A0 melahirkan 8 jam yang lalu
secara spontan normal di PMB Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 110/70
mmHg, N 86 x/mnt, P 24x/mnt, S 36,8 °C, PPV lokia rubra
PERTANYAAN Apakah asuhan kebidanan yang tepat pada kasus tersebut ?
PILIHAN A. Memastikan involusi uterus barjalan
JAWABAN B. Memastikan ibu menyusui dengan baik
C. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
D. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
E. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
KUNCI A. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
PEMBAHASAN Asuhan selama kunjungan masa nifas ke I (6-8 jam postpartum) meliputi :
 Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
 Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut
 Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegahperdarahan yang disebabkan atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.
 Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
 Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.

ID 63
VIGNETTE Seorang perempuan 35 tahun, P2A0, melahirkan bayinya 3 hari yang lalu di
PMB, bayi lahir mati, mengatakan kedua payudara tegang, penuh, teraba
hangat, berwarna kemerahan dan nyeri berdenyut, kolustrum keluar bila
dipalpasi. Hasil pemeriksaan : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/mnt, P 22 x/mnt, S 37,5 °C.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
PILIHAN A. Mastitis
JAWABAN B. Abses Payudara
C. Cracked Nipple
D. Putting Susu Lecet
E. Bendungan Payudara
KUNCI E. Bendungan Payudara
PEMBAHASAN Bendungan payudara adalah bendungan yang terjadi pada kelenjar
payudara oleh karena ekspansi dan tekanan dari produksi dan
penampungan ASI. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala payudara
bengkak dan keras , nyeri pada payudara, terjadi 3 – 5 hari setelah
persalinan, kedua payudara terkena
ID 64
VIGNETTE Seorang perempuan 24 tahun, P1A0, melahirkan bayinya 2 hari yang lalu di
PMB, sering menceritakan pengalaman melahirkan dan masih tergantung
pada orang lain untuk perawatan bayinya. Hasil pemeriksaan : TFU 3 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, TD 1120/80 mmHg, N 86 x/mnt, P
4x/mnt, S 36,5 °C.
PERTANYAAN Apakah fase adaptasi ibu saat ini menurut teori Reva Rubin?
PILIHAN A. Taking Go
JAWABAN B. Letting Go
C. Taking In
D. Letting Out
E. Taking Hold
KUNCI C. Taking In
PEMBAHASAN Fase Taking in, masa perilaku tergantung, terjadi selama 24–48jam pertama
setelah melahirkan dan perilaku ibu sebagai berikut
 Ibu berfokus padapribadinya,kenyamananfisik dan perubahan.
 Ibu bercerita kembalitentang pengalamanmelahirkan.
 Ibu menyesuaikan dengan perubahanpsikologis.
 Ibu tergantung padaorang lain untuknyadan bayinya
dalammemenuhi kebutuhan.
 Ibu memilikikemampuan yangmenurun untukmembuat keputusan
 Ibu berkonsentrasi pada pribadi untuk penyembuhan fisik

ID 65
VIGNETTE Seorang perempuan umur 29 tahun P2A0, melahirkan 6 hari yang lalu di
PMB mengatakan sudah merasa sehat dan mampu menyusui bayinya. Hasil
pemeriksaan : KU baik, TD 110/70 mmHg, N 88 x/mnt, P 20x/mnt, S 36,7
°C/
PERTANYAAN Kapankah jadwal kunjungan bidan berikutnya?
PILIHAN A. 2 hari setelah persalinan
JAWABAN B. 6 hari setelah persalinan
C. 2 minggu setelah persalinan
D. 4 minggu setelah persalinan
E. 6 minggu setelah persalinan
KUNCI C. 2 minggu setelah persalinan
PEMBAHASAN Pemerintah melalui Departemen Kesehatan, juga telah memberikan
kebijakan dalam hal ini, sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada masa
nifas, yakni paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas
 Kunjungan ke-1 : 6-8 jam postpartum
 Kunjungan ke-2 : 6 hari postpartum
 Kunjungan ke-3 : 2 minggu postpartum
 Kunjungan ke- 4 : 6 minggu postpartum

ID 66
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki lahir 2 jam yang lalu di Rumah Sakit Arjuna, tiba-tiba
bayi kejang selama 10 menit. Hasil pemeriksaan, diketahui BB lahir 2500
gram, PB 47 cm, kadar gula darah 40 mg/dl, sebelumnya bayi malas
menyusu, ibu mempunyai riwayat diabetes mellitus.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang paling tepat sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Sepsis
JAWABAN B. Hipotermi
C. Hipertermi
D. Hipoglikemia
E. Hiperbilirubin
KUNCI D. Hipoglikemia
PEMBAHASAN A. Sepsis: Suhu tubuh menurun atau meningkat (demam), Bayi tampak
kuning, Muntah-muntah, Lemas dan kurang responsif, Kurang mau
menyusui, Diare
B. Hipotermi: Kondisi saat suhu tubuh kurang dari 36,5° Celsius
C. Hipertermie: Saat suhu tubuh diukur lebih dari 37,5°C, rewel, wajah
memerah, lemas
D. Hipoglikemia: Terjadi ketika gula darah (glukosa) bayi kurang dari 40-45
mg/dL
E. Hiperbilirubinemia: Patologis: timbul pada saat lahir atau pada hari
pertama kehidupan, (2) kenaikan kadar bilirubin berlangsung cepat (> 5
mg/dL per hari), (3) bayi prematur, (4) kuning menetap pada usia 2
minggu atau lebih, dan (5) peningkatan bilirubin direk > 2 mg/d atau >
20 % dari BST.

ID 67
VIGNETTE Seorang anak perempuan umur 18 bulan dibawa ibunya ke Posyandu untuk
ditimbang. Hasil pemeriksaan: BB 12 kg, anak sudah dapat berjalan dan
berlari serta dapat mengucapkan 5 - 10 kata, namun belum dapat
menyusun 2 kubus.
PERTANYAAN Apakah alat permainan yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Cangkir Plastik
JAWABAN B. Buku bergambar
C. Balok-Balok besar
D. Kertas untuk dicoret
E. Krayon pensil warna
KUNCI C. Balok-balok besar
PEMBAHASAN A. Cangkir plastik: 12-18 bln
B. Buku bergambar: 24-36 bln
C. Balok-balok besar
D. Kertas untuk dicoret: 24-36 bln
E. Krayon pensil warna: 24-36 bln
Usia 18-24 bulan
 Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
 Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
 Bertepuk tangan, melambai-lambai.
 Menumpuk 4 buah kubus.
 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
 Menggelindingkan bola kearah sasaran.
 Menyebut 3– 6 kata yang mempunyai arti.
 Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
 Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.

ID 68
VIGNETTE Seorang bayi perempuan lahir spontan 1 jam yang lalu di Rumah Sakit. Hasil
pemeriksaan: bayi aktif, BB 2800 gram, PB 50 cm. Dari hasil pemeriksaan
tidak ditemukan kelainan, bayi diletakkan di ruangan ber AC, 30 menit
kemudian suhu bayi turun menjadi 34,50 C.
PERTANYAAN Apakah mekanisme kehilangan panas tubuh yang terjadi sesuai kasus
tersebut?
PILIHAN A. Radiasi
JAWABAN B. Konduksi
C. Konveksi
D. Evaporasi
E. Termogulasi
KUNCI C. Konveksi
PEMBAHASAN a) Evaporasi
Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan
panas terjadi karena menguapnya cairan pada permukaan tubuh bayi.
Kehilangan panas tubuh melalui penguapan dari kulit tubuh yabg basah ke
udara, karen bayi baru lahir diselimuti oleh air/cairan ketuban/amnion.
Proses ini terjadi apabila BBL tidak segera dikeringkan setelah lahir.
b) Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dan benda atau permukaan yang temperaturnya lebih rendah.
Misalnya, bayi ditempatkan langsung pada meja, perlak, timbangan, atau
bahkan di tempat dengan permukaan yang terbuat dari logam.
c) Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat tubuh bayi
terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin. Kehilangan panas
badan bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya,
bayi dilahirkan di kamar yang pintu dan jendela terbuka, ada kipas/AC yang
dihidupkan.
d) Radiasi
Radiasi adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di
dekat tubuh bayi. Kehilangan panas badan bayi melalui pemancaran/radiasi
dari tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya, suhu
kamar bayi/kamar bersalin di bawah 25ºC, terutama jika dinding kamarnya
lebih dingin karena bahannya dari keramik/marmer.

ID 69
VIGNETTE Seorang perempuan umur 23 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu datang ke
Puskesmas bersama suami pukul 08.00 WIB dengan keluhan perut mules
sejak 5 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan diketahui: TD 110/80 mmHg, N 88
x/menit, P 22 x/menit, S 36,8 0C, TFU 32 cm, presentasi kepala,  punggung
kanan, DJJ 132 kali/menit, kontraksi 3x/10’/50”. Hasil PD: pembukaan 7 cm,
ketuban (+), kepala hodge II +, sutura saling bersentuhan.
PERTANYAAN Apakah simbol moulase yang sesuai dituliskan pada partograf sesuai kasus
diatas?
PILIHAN A. 0
JAWABAN B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
KUNCI B
PEMBAHASAN 0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
di    palpasi
1 : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
di  pisahkan.
3 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih da tidak dapat
dipisahkan

ID 70
VIGNETTE Seorang perempuan umur 28 tahun G2P0A1 datang ke Klinik Bersalin
Arjuna bersama suami dengan keluhan perut mules-mules sejak 2 jam yang
lalu. Hasil pemeriksaan diketahui: TD 110/80 mmHg, N 88x/menit, P
22x/menit, kontraksi 3x/10’/42”, Hasil PD: pembukaan 10 cm, ketuban (+).
Pasien belum ada keinginan untuk meneran.
PERTANYAAN Sesuai kasus diatas, tindakan apa yang dilakukan Bidan?
PILIHAN A. Amniotomi
JAWABAN B. Pimpin mengejan
C. Periksa Dalam ulang
D. Atur posisi pasien dorsal recumbent
E. Tunggu pasien sampai timbul rasa ingin meneran
KUNCI A
PEMBAHASAN Pembukaan sudah diketahui 10cm, sehingga bisa dipastikan bahwa ibu
datang dan sudah dilakukan pemeriksaan, sehingga tidak perlu dilakukan
periksa dalam ulang.

Belum ada keinginan meneran, dan ketuban masih utuh (+), sehingga untuk
memimpin mengejan belum boleh dilakukan.

Posisi dorsal recumbent dilakukan jika sudah pasti ada tanda gejala
persalinan, doran teknus perjol vulka, pembukaan 10.

Lakukan pemecahan ketuban terlebih dahulu, baru dilakukan pimpin


meneran.

ID 71
VIGNETTE Seorang perempuan umur 24 tahun, hamil 30 minggu, G1P0A0 datang ke
puskesmas dengan keluhan terdapat gelembung-gelembung kecil pada
kemaluan yang terasa sakit sejak 3 hari. Hasil anamnesis: badan terasa
panas. Hasil pemeriksaan : TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 38,2°C, P
26x/menit, DJJ 140x/menit, pemeriksaan anogenital inspeksi terlihat bintil-
bintil merah berisi cairan saat dipalpasi ibu merasa sakit.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN a. Rubella
JAWABAN b. Cytomegalovirus (CMV)
c. Herpes genitalis
d. Varicella
e. Hepatitis
KUNCI c. Herpes genitalis
PEMBAHASAN Pada masa kehamilan, komplikasi, infeksi dan penyakit lazim terjadi
sehingga penting untuk melakukan deteksi dini untuk menghindari
komplikasi yang berisiko. Infeksi yang dapat menyertai kehamilan dan
persalinan yang disebabkan oleh virus salah satunya yaitu herpes. Herpes
genitalis merupakan infeksi yang menyerang vagina dan labia yang ditandai
dengan suhu tubuh meningkat dan timbul gelembung/bintil-bintil kecil
berisi cairan kemerahan dan sakit pada kelamin.

ID 72
VIGNETTE Seorang bayi perempuan baru lahir umur 22 jam di ruang nifas RS bersama
ibunya. Hasil Pemeriksaan: N 90 x/menit, BB 5400 gram, PB 59 cm, P 45
x/menit, S 36,80C. Bidan memberikan imunisasi pada bayi tersebut.
PERTANYAAN Apakah imunisasi dasar yang bisa diberikan oleh bidan sesuai umur bayi
tersebut?
PILIHAN a. Campak
JAWABAN b. BCG, Polio 0, Hepatitis B
c. DPT 2, Polio 2
d. DPT 3, Polio 3
e. Hepatitis B 4
KUNCI b. BCG, Polio 0, Hepatitis B
PEMBAHASAN Pemberian imunisasi dasar pada bayi menurut rekomendasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020 yaitu:
1. Vaksin hepatitis B (HB) monovalen sebaiknya diberikan kepada bayi
segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan
vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.
2. Vaksin polio 0 (nol): sebaiknya diberikan segera setelah lahir.
Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang
atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV
bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali
sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.
3. Vaksin BCG : sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera
mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau
lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin
tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi lokal cepat
pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
diagnosis tuberkulosis.
ID 73
VIGNETTE Seorang perempuan umur 28 tahun, hamil 42 minggu, G1P0A0 datang ke
RS untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: ibu merasa
khawatir karena belum merasakan tanda-tanda persalinan. Hasil
pemeriksaan : TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 38,2°C, P 26x/menit, DJJ
144x/menit, TFU pertengahan px-pusat.

PERTANYAAN Apakah diagnosis sementara pada kasus tersebut?


PILIHAN a. Kehamilan postterm
JAWABAN b. Kehamilan preterm
c. Mola hidatidosa
d. Kehamilan ektopik
e. Kehamilan kosong
KUNCI a. Kehamilan postterm
PEMBAHASAN Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung sejak
hari pertama haid terakhir. Kehamilan postterm atau kehamilan lewat
waktu adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih.

ID 74
VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun, P1A0 melahirkan spontan di PMB 24
jam yang lalu. Hasil anamnesis: ibu merasa kondisinya sudah pulih pasca
melahirkan dan ibu ingin segera pulang ke rumah. Hasil pemeriksaan : TD
110/60 mmHg, N 88x/menit, S 36,6°C, P 28x/menit, TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus baik, lokia rubra, tidak ada tanda infeksi pada jahitan
perineum.
PERTANYAAN Apakah konseling yang tepat diberikan kepada ibu tersebut sebelum
pulang?
PILIHAN a. Pemberian MPASI
JAWABAN b. Tanda bahaya masa nifas
c. Keluarga Berencana
d. Metode KMC
e. Perawatan luka post SC
KUNCI b. Tanda bahaya masa nifas

PEMBAHASAN Setiap kali pertemuan atau kunjungan ibu nifas, bidan harus selalu
memasukkan kegiatan penyuluhan atau konseling dalam perencanaan
asuhan dengan pokok-pokok yang disesuaikan dengan kondisi pasien, mulai
dari berapa lama waktu setelah melahirkan, persalinan spontan atau tidak,
paritas sampai keadaan bayi normal atau tidak.

ID 75
VIGNETTE Seorang perempuan umur 24 tahun, P2A0 melahirkan spontan di PMB 1
jam yang lalu. Hasil anamnesis: ibu merasa perutnya mules. Hasil
pemeriksaan : TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, S 36,6°C, P 28x/menit,
kontraksi uterus baik, lokia rubra.
PERTANYAAN Berapa TFU yang tepat pada ibu tersebut?
PILIHAN a. 2 jari diatas pusat
JAWABAN b. Pertengahan pusat-simpisis
c. 2 jari dibawah pusat
d. 2 jari diatas simpisis
e. Tidak teraba
KUNCI c.2 jari dibawah pusat

PEMBAHASAN Involusi uteri merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba letak TFU.
1. Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000
gram
2. Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
3. Pada 1 minggu postpartum, TFU teraba pertengahan pusat-simpisis
4. Pada 2 minggu postpartum, TFU teraba diatas simpisis
5. Pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil (tak teraba)

ID 76
VIGNETTE Seorang perempuan umur 28 tahun hamil 36 minggu datang ke RS diantar
suaminya. kondisi klien tidak sadar dan mengalami kejang – kejang. Hasil
pemeriksaan dilakukan oleh bidan didapatkan TD 180/110 mmHg, N 100
x/mnt, R 15 x/ mnt, DJJ irreguler, terdapat oedema pada wajah, tangan dan
kaki.
PERTANYAAN Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menegakkan
diagnosa pada kasus di atas ?
PILIHAN A. HB
JAWABAN B. Golongan darah
C. Tes Kreatinin
D. reduksi Urine
E. Glukosa urine
KUNCI C
PEMBAHASAN Kerusakan ginjal bisa menjadi salah satu tanda wanita hamil mengalami
eklampsia. Untuk memastikan kerusakan terjadi karena gangguan ini, perlu
dilakukan tes fungsi ginjal, salah satunya tes serum kreatinin. Zat ini
merupakan hasil buangan dari otot yang dialirkan melalui darah serta
dikeluarkan melalui ginjal. Namun, saat ginjal mengalami kerusakan karena
eklampsia, proses ini jadi terganggu kemudian menyebabkan kadar
kreatinin bertambah dan tak dapat disaring. 

ID 77
Vignette Seorang perempuan berumur 27 tahun G1P0A0 umur kehamilan 10 minggu
datang keBPM mengeluh mual muntah setiap makan, hasil pemeriksaan KU
ibu baik TD 110/80mmHg, N 88 x/menit, R 20x/menit, S 36,5oC.
Pertanyaan Bagaimanakah cara mengatasi yang tepat untuk keluhan pada kasus di atas?
Pilihan A. Hindari makanan dingin
Jawaban B. Makan makanan yang asam dan pedas
C. Makan coklat sedikit demi sedikit
D. konsumsi suplemen dengan dosis zat besi rendah
E. Makan makanan yang berlemak
Jawaban D
Pembahasan Zat besi dapat memperberat kerja sistem pencernaan. Jika Anda
mengonsumsi vitamin untuk ibu hamil dengan dosis zat besi tinggi, Anda bisa
berkonsultasi ke dokter untuk meminta dosis yang lebih rendah

ID 78
Vignette Seorang perempuan umur 30 tahun datang ke BPM dengan keluhan
terlambat
Haid selama 3 minggu, saat ini merasa mual muntah dipagi hari. Hasil
pemeriksaan
pemeriksaan KU ibu baik TD 110/70 mmHg, N 84 x/menit, R 24 x/menit, S
360C.
Pertanyaan Apakah pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa ?
Pilihan A. Urin HCG
Jawaban B. Urin aceton
C. Urin reduksi
D. Urin protein
E. Urin glukosa 
Jawaban A
Pembahasan Produksi hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel
pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic
gonadotropin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa
mual yang muncul merupakan pertanda bahwa tubuh sedang memproduksi
hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan.

ID 79

Vignette Seorang perempuan umur 30 tahun hamil 8 bulan datang ke Puskesmas


mengeluh sering merasa mati rasa pada jari kaki dan tangan. Hasil
pemeriksaan T : 120/80 mmHg, S : 370C, N : 4 x /mnt.

Pertanyaan Apakah anjuran yang tepat diberikan oleh bidan untuk mengurangi keluhan
kasusu di atas ?
Pilihan A. Variasi posisi tidur
Jawaban B. Hindari sepatu hak tinggi
C. Perbanyak konsumsi fosfor
D. Gunakan BH yang menyokong posisi
E. Gunakan korset untuk perut
Kunci A
Pembahasan
Untuk membantu meringankan gejala kesemutan atau mati selama masa
kehamilan, Bumil bisa mencoba cara-cara berikut:
 Memperbanyak minum air putih

 Melakukan pijatan pada area yang kesemutan dengan lembut


 Melakukan peregangan
 Memvariasikan posisi tidur atau menggunakan bantal khusus ibu
hamil
 Menghangatkan tubuh saat udara dingin, terutama tangan dan kaki,
dengan berendam atau mandi air hangat
 Mengenakan alat bantu hand splint saat tidur untuk menjaga agar
pergelangan tangan tangan tidak menekuk dan aliran darah tetap
lancar
 Berolahraga ringan dengan teratur, seperti berjalan kaki atau
berenang agar sirkulasi darah berjalan lancar

ID 80
Vignette Seorang perempuan umur 33 tahun hamil yang dua mengaku hamil 8 bulan
datang ke bidan di BPM, mengeluh kaki sering pegal, dari hasil pemeriksaan
didapatkan TFU pertengahan pusat dan xypoideus, presentasi kepala,
tekanan darah 120/80. Terdapat varises pada kedua tungkai.
Pertanyaan Apa anjuran yang tepat diberikan kepada ibu hamil tersebut untuk
mengurangi keluhannya?
Pilihan A. Menghindari memakai stocking
Jawaban B. Tidur dalam posisi miring
C. Berikan kompres hangat 2 kali sehari
D. Anjurkan untuk melakukan massase pada daerah yang terkena
E. Berikan obat pereda nyeri
Kunci B
Pembahasan Posisi tidur menghadap ke sisi kiri juga dapat membantu mengurangi tekanan
pada pembuluh darah vena di kaki (vena cava inferior).Dengan demikian,
aliran darah pada kaki Anda dapat kembali normal. Inilah yang menjadi cara
mengatasi varises pada ibu hamil berikutnya.

ID 81
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 29 tahun P2A0 melahirkan secara SC 10 hari
yang lalu, datang ke puskesmas untuk melakukan kunjungan nifas. Ibu
mengeluh luka bekas SC merembes dan masih basah. Hasil pemeriksaan
TTV TD:110/70 MmHg S:36,70C R:25x/menit N:80x/menit, uterus bekas luka
SC masih basah, keluar nanah, dan pengeluaran cairan per vaginam darah
kecoklatan.
PERTANYAAN Apakah penatalaksanaan awal yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. KIE makan makanan tinggi protein
JAWABAN B. Melakukan perawatan luka jahitan
C. Edukasi perawatan luka dirumah
D. Memberikan antibiotik
E. Rujuk dr SpOG
KUNCI A. Melakukan perawatan luka jahitan
PEMBAHASAN Langkah pelaksanaan pengawasan puerpurium
1. Menanyakan keluhan ibu dan bayi
2. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Memeriksa TTV
4. Memeriksa payudara
5. Memeriksa status generalis sesuai keluhan
6. Memeriksa abdomen : TFU, kontraksi, luka post SC (bila SC)
7. Memeriksa perdarahan
8. Memeriksa ekstremitas bawah
9. Memberikan KIE

ID 82
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 23 tahun P1A0 melahirkan 7 hari yang lalu
datang ke BPM untuk melakukan kunjungan nifas. Ibu khawatir karena ASI
keluar sedikit, ibu sudah melakukan breast care. Hasil pemeriksaan TTV
TD:120/70 MmHg S:36,80C R:25x/menit N:80x/menit, uterus normal, dan
pengeluaran cairan per vaginam darah kecoklatan. Bidan melakukan pijat
oksitosin.
PERTANYAAN Apakah KIE yang harus diberikan sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Makan sayuran-sayuran berwarna hijau
JAWABAN B. Yakin bahwa ASI nya melimpah
C. Minum suplemen ASI
D. Menyusui 2 jam sekali
E. Istirahat cukup
KUNCI A. Yakin bahwa ASI nya melimpah
PEMBAHASAN Langkah pijat oksitosin
1. Memberi support pada ibu untuk percaya diri bahwa ASI akan keluar
bila ibu meyakininya
2. Membantu ibu mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya
3. Membantu melepaskan baju ibu
4. Membantu ibu untuk duduk dan menundukkan kepalanya (meletakkan
dagu) diatas meja/ tempat tidur dengan dialasi kedua lengannya
5. Menidurkan bayi didepan ibu
6. Menyarankan ibu kontak kulit dengan bayi, bila tidak memungkinkan
ibu dapat memandang bayi.
7. Menolong menggosok kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan
kepalan tinju kedua tangan dan ibu jari menghadap kearah atas,
penolong menekan dengan kuat membentuk gerakan lingkaran kecil
dengan kedua ibu jarinya, dan mengosok kearah bawah di kedua sisi
tulang belakang dari leher kearah tulang belikat selama 2 atau 3 menit.

ID 83
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 36 tahun P3A0 melahirkan 7 hari yang lalu
secara SC, datang ke puskesmas untuk melakukan kunjungan nifas. Ibu
mengeluh kadang masih pusing, kaki bengkak, punya riwayat preeklampsia.
Hasil pemeriksaan TTV TD:150/90 MmHg S:36,8 0C R:25x/menit
N:80x/menit, uterus bekas luka jahitan SC kering, dan pengeluaran cairan
per vaginam darah kecoklatan.
PERTANYAAN Apakah penyebab keluhan sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Usia
JAWABAN B. Paritas
C. Partus maccet
D. Riwayat preeklampsia
E. Riwayat persalinan SC
KUNCI D. Riwayat preeklampsia
PEMBAHASAN Faktor predisposisi preeklampsia postpartum :
1. Paritas, pada primipara muda lebih tinggi risikonya dari multrigravida
2. Usia ibu (<20 th dan >35 th), usia <20 th organ reproduksi belum
matang, usia > 35 th cenderung ada penyakit lain dalam tubuh
3. Hamil kembar
4. Hipertensi
5. Riwayat preeklampisia
6. Riwayat keluarga eklampsia
7. Obesitas

ID 84
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 21 tahun P1A0 melahirkan 7 hari yang lalu
secara SC, datang ke puskesmas untuk melakukan kunjungan nifas. Ibu
mengeluh ASI sedikit, darah masih banyak keluar, nyeri di payudara. Hasil
pemeriksaan TTV TD:120/70 MmHg S:37,4 0C R:25x/menit N:80x/menit, uterus
TFU pertengahan simfisis-pusat, bekas luka jahitan SC basah, dan pengeluaran
cairan per vaginam darah kecoklatan. Hb 9,7 gr%.
PERTANYAAN Apakah penyebab utama keluhan sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Riwayat persalinan SC
JAWABAN B. Anemia postpartum
C. ASI tidak eksklusif
D. Subinvolusi uteri
E. Infeksi nifas
KUNCI B. Anemia Postpartum
PEMBAHASAN Faktor yang mempengaruhi anemia postpartum :
1. Persalinan dengan perdarahan,
2. ibu hamil dengan anemia,
3. asupan nutrisi yang kurang,
4. penyakit virus dan bakteri.

Anemia dalam masa nifas sebagian besar merupakan kelanjutan dari anemia
yang diderita saat kehamilan, yang menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan
mempengaruhi dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam merawat bayi.
Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat
menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae.
Anemia postpartum kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik ASI
tidak eksklusif. Pada ibu anemia postpartum pengeluaran ASI berkurang,
terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan dan mudah
terjadi infeksi mamae.
Pada masa nifas anemia bisa menyebabkan uterus berkontraksi tidak efektif,
hal ini dikarenakan darah tidak cukup untuk memberikan oksigen ke rahim
ID 85
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 21 tahun P1A0 melahirkan 7 hari yang lalu
secara SC, datang ke puskesmas untuk melakukan kunjungan nifas. Ibu
mengeluh ASI sedikit, darah masih banyak keluar, nyeri di payudara. Hasil
pemeriksaan TTV TD:120/70 MmHg S:37,80C R:25x/menit N:80x/menit,
uterus bekas luka jahitan SC basah, dan pengeluaran cairan per vaginam
darah kecoklatan. Hb 9,7 gr%.
PERTANYAAN Apakah penatalaksanaan sesuai kasus tersebut?
PILIHAN A. Rujuk dr SpOG
JAWABAN B. KIE ASI eksklusif
C. Berikan tablet fe 1x1
D. Cek Hb setelah 3-4 hr bayi lahir
E. KIE makan tinggi protein dan zat besi
KUNCI E. KIE makan tinggi protein dan zat besi
PEMBAHASAN Faktor predisposisi preeklampsia postpartum :
8. Paritas, pada primipara muda lebih tinggi risikonya dari multrigravida
9. Usia ibu (<20 th dan >35 th), usia <20 th organ reproduksi belum
matang, usia > 35 th cenderung ada penyakit lain dalam tubuh
10. Hamil kembar
11. Hipertensi
12. Riwayat preeklampisia
13. Riwayat keluarga eklampsia
14. Obesitas

ID 86
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki umur 3 bulan datang ke posyandu Bersama dengan
ibunya. Hasil Pemeriksaan: N 90 x/menit, BB 5900 gram, PB 60 cm, P 45
x/menit, S 36,8⁰C. Dari hasil pemantauan tumbuh kembang, kemampuan
bicara dan bahasa sesuai umur bayi.
PERTANYAAN Apakah kemampuan bicara dan bahasa yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Berguling
JAWABAN B. Melihat dan menatap wajah
C. Meraba dan memegang benda
D. Merespon dengan bersuara dan tersenyum
E. Melihat, meraih dan menendang mainan gantung
KUNCI D. Merespon dengan bersuara dan tersenyum
PEMBAHASAN Tahapan Perkembangan Umur 0-3 Bulan
BICARA DAN BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Merespon dengan bersuara dan tersenyum
STIMULASI
1. Mengajak bayi tersenyum
2. Berbicara
Setiap hari bicara dengan bayi dengan bahasa ibu sesering mungkin
menggunakan setiap kesempatan
seperti waktu memandaikan bayi, mengenakan pakaiannya, menyusui, di
tempat tidur, ketika anda
sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan sebagainya
3. Mengenali berbagai suara
• Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti suara orang, binatang,
radio dan sebagainya. Bayi
tidak mendengar dan melihat TV sampai umur 2 tahun.
• Tirukan ocehan bayi sesering mungkin agar terjadi komunikasi dan
interaksi.

ID 87
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki umur 7 bulan datang ke posyandu Bersama dengan
ibunya. Hasil Pemeriksaan: N 90 x/menit, BB 8000 gram, PB 68 cm, P 45
x/menit, S 36,8⁰C. Dari hasil pemantauan tumbuh kembang, kemampuan
bicara dan bahasa sesuai umur bayi.
PERTANYAAN Apakah kemampuan bicara dan bahasa yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Berguling
JAWABAN B. Bersuara tanpa arti
C. Melihat dan menatap wajah
D. Meraba dan memegang benda
E. Merespon dengan bersuara dan tersenyum
KUNCI B. Bersuara tanpa arti
PEMBAHASAN TAHAPAN PERKEMBANGAN UMUR 6 – 9 BULAN
Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatatata.
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
a. Berbicara.
b. Mengenali berbagai suara.
c. Mencari sumber suara.
d. Menirukan kata-kata.
2. Menyebutkan nama gambar-gambar di buku/majalah.
Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna warni (misal : gambar
binatang, kendaraan, meja, gelas
dan sebagainya) dari buku/majalah bergambar yang sudah tidak terpakai.
Sebut nama gambar yang
anda tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam
beberapa menit saja. Sebutkan
dengan cara yang benar sesuai ejaan dan tidak cadel.
3.Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
Tempelkan berbagai macam guntingan gambar yang menarik dan berwarna
warni (misal : gambar
binatang, mainan, alat rumah tangga, bunga, buah, kendaraan dan
sebagainya, pada sebuah buku
tulis/gambar. Ajak bayi melihat gambar-gambar tersebut, bantu ia
menunjuk gambar yang namanya
anda sebutkan. Usahakan bayi mau mengulangi kata-kata anda. Lakukan
stimulasi setiap hari dalam
beberapa menit saja.

ID 88
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki umur 7 bulan datang ke posyandu Bersama dengan
ibunya. Hasil Pemeriksaan: N 90 x/menit, BB 8000 gram, PB 68 cm, P 45
x/menit, S 36,8⁰C. Dari hasil pemantauan tumbuh kembang, kemampuan
gerak kasar sesuai umur bayi.
PERTANYAAN Apakah kemampuan gerak kasar yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Berguling
JAWABAN B. Bersuara tanpa arti
C. Melihat dan menatap wajah
D. Meraba dan memegang benda
E. Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya
KUNCI E. Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya
PENULIS SOAL NIKEN BAYU ARGAHENI, S.ST., M.Keb.
ASAL INSTITUSI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
REFERENSI Depkes RI. 2010. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan
kesehatan dasar), Jakarta
PEMBAHASAN GERAK KASAR 6-9 bulan
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya.
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- Menyangga berat.
- Mengembangkan kontrol terhadap kepala.
- Duduk.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Belajar berdiri, kedua kakinya menyanggah sebagian berat badan.
STIMULASI
1. Menarik ke posisi berdiri.
Dudukkan bayi ditempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri.
Selanjutnya, lakukan hal tersebut di atas meja, kursi atau tempat lainnya.
2. Berjalan berpegangan.
Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya didepan
bayi dan jangan terlalu jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan
pada
ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
3. Berjalan dengan bantuan.
Pegang kedua tangan bayi dan buat agar ia mau melangkah.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Merangkak, meraih mainan atau mendekati seseorang.
STIMULASI
Merangkak.
Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau
merangkak
kearah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.

ID 89
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki umur 7 bulan datang ke posyandu Bersama dengan
ibunya. Hasil Pemeriksaan: N 90 x/menit, BB 8000 gram, PB 68 cm, P 45
x/menit, S 36,8⁰C. Dari hasil pemantauan tumbuh kembang, kemampuan
gerak kasar sesuai umur bayi.
PERTANYAAN Apakah kemampuan gerak kasar yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Berguling
JAWABAN B. Merangkak
C. Bersuara tanpa arti
D. Melihat dan menatap wajah
E. Meraba dan memegang benda
KUNCI B. Merangkak
PEMBAHASAN GERAK KASAR 6-9 bulan
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya.
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- Menyangga berat.
- Mengembangkan kontrol terhadap kepala.
- Duduk.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Belajar berdiri, kedua kakinya menyanggah sebagian berat badan.
STIMULASI
1. Menarik ke posisi berdiri.
Dudukkan bayi ditempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri.
Selanjutnya, lakukan hal tersebut di atas meja, kursi atau tempat lainnya.
2. Berjalan berpegangan.
Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya didepan
bayi dan jangan terlalu jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan
pada
ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
3. Berjalan dengan bantuan.
Pegang kedua tangan bayi dan buat agar ia mau melangkah.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Merangkak, meraih mainan atau mendekati seseorang.
STIMULASI
Merangkak.
Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau
merangkak
kearah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.

ID 90
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki umur 7 bulan datang ke posyandu Bersama dengan
ibunya. Hasil Pemeriksaan: N 90 x/menit, BB 8000 gram, PB 68 cm, P 45
x/menit, S 36,8⁰C. Dari hasil pemantauan tumbuh kembang, kemampuan
gerak halus sesuai umur bayi.
PERTANYAAN Apakah kemampuan gerak halus yang sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Berguling
JAWABAN B. Merangkak
C. Bersuara tanpa arti
D. Melihat dan menatap wajah
E. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
KUNCI E. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
PEMBAHASAN GERAK HALUS usia 6-9 bulan
TAHAPAN PERKEMBANGAN
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
- Memungut dua benda, masing-masing tangan pegang satu benda pada
saat yang bersamaan.
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

ID 91
VIGNETTE Seorang perempuan umur 29 tahun datang ke Klinik Bersalin ingin
memeriksakan kondisi bayinya. Bidan memeriksa reflek pada bayi,
bayimenggenggamtangannyadengankuat di saat bidan meletakakan jari
telunjuknya pada palmar yang ditekan dengan kuat
PERTANYAAN Refleks apakah pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Refleks Moro
JAWABAN B. Refleks Glabella
C. Refleks Rooting
D. Refleks Grasping
E. Refleks Sucking
KUNCI D

PEMBAHASAN a. Refleks Moro adalah timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila
kepala tiba tiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan
b. Refleks Glabella adalah ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan
dengan menggunakan jari telunjuk pada sat mata terbuka. Bayi akan
mngedipkan mata pad 4 atau 5 ketukan pertama
c. Refleks Rooting adalah bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh
pipi
d. Refleks Grasping : dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar,
tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan mengenggam dengan
kuat
e. Refleks Sucking : benda menyentuh bibir disertai refleks menelan

ID 92
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki lahir di PMB , hasil pemeriksaan : BB 2800 gram, PB 50
cm, ap gar score 9, N : 80 x/menit, P; 30 x/menit, S : 37 C dan tidak ada
kelainan kongenital, pada pemeriksaan daerah bokong bayi tampak lesi biru
keabu-abuan dan tampak menyatu dengan kulit.
PERTANYAAN Diagnosa apakah yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Furunkel
JAWABAN B. Miliariasis
C. Ruam popok
D. Bercak mongol
E. Hiperpigmentasi
KUNCI D
PEMBAHASAN a. Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut, kulit dan jaringan
sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong kuduk, aksila, badan
dan tungkai
b. Miliariasis adalah kelainan kulit yang sering ditemukan pada bayi dan
balita kadang pada orang dewasa. Hal ini disebabkan produksi keringat
yang berlebihan disertai sumbatan pada saluran kelenjar keringat
c. Ruam popok adalah keluhan bintik merah pada kelamin dan bokong
pada bayi yang mengenakan pampers diakibatkan oleh gesekan gesekan
kulit dengan pampers
d. Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan
atau abu kebiruan, paling sering terlibat di punggung dan bokong
e. Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal
dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah

ID 93
VIGNETTE Seorang bayi perempuan baru saja lahir di PMB. Riwayat persalinan bayi
lahir aterm dan menangis kuat. Saat ini bayi ditempatkan di inkubator
dengan beralaskan perlak plastik. Hasil pemeriksaan S : 36C, N : 100x/menit
P : 40x/menit.
PERTANYAAN Mekanisme kehilangan panas secara apakah pada bayi tersebut?

PILIHAN A. Evaporasi
JAWABAN B. Konduksi
C. Konveksi
D. Radiasi
E. Isolasi
KUNCI B

PEMBAHASAN a. Evaporasi adalah proses kehilangan panas melalui proses penguapan


tergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara.contoh : tidak
menutupi kepala bayi dengan topi
b. Konduksi adalah proses kehilangan panas dengan cara dihantarkan
dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi. Contoh : menimbang bayi tanpa alas timbangan
c. Konveksi adalah adalah proses kehilanang panas dari bayi ke udara
sekitarnya yang sedangbergerak. Contohnya : membiarkan atau
menempatkan bayi baru lahir di dekat jendela, membiarkan bayi baru
lahir di ruangan yang terpasang kipas angin
d. Radiasi adalah proses kehilangan panas yang dipancarkan dari bayi baru
lahir keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin. Contoh : bayi baru
lahir dibiarkan dalam ruangan ber AC
e. Isolasi adalahmemisahkanindividu yang sakit

ID 94
VIGNETTE Seorang bayi perempuan umur 6 bulan datang ke PMB bersama ibunya
dengan keluhan bayi sering mengeluarkan ASI kembali setelah beberapa
menit menyusu. Hasil anamnesis : bayi muntah dan ibunya cemas. Hasil
pemeriksan : KU baik dan tidak ada kelainan saat pemeriksaan fisik.
PERTANYAAN Apakah masalah yang sedang dialami oleh bayitersebut?

PILIHAN A. Gumoh
JAWABAN B. Diaper rash
C. Diaper rash
D. Bercak mongol
E. Hemangioma
KUNCI A

PEMBAHASAN a. Gumoh adalah mengeluarkan atau regurgitasi susu yang telah


diminum secara spontan dalam jumlah kecil biasanya bersifat
sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan
b. Oral trush adalah kandidiasis selaput,lendirmulut biasanya mukosa dan
lidah dan kadang kadang palatum,gusi sertalantai mulut
c. Diaper rash adalah keluhan bintik merah pada kelamin dan bokong pada
bayi yang mengenakan pampers diakibatkan oleh gesekan-gesekan kulit
dengan pampers
d. Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan
atau abu kebiruan, paling sering terlibat di punggung dan bokong
e. Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal
dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah

ID 95
VIGNETTE Seorang bayi perempuan usia 2 hari lahir di Rumah Sakit, ibunya mengeluh
muka bayi tampak berwarna kekuningan dan ASInya belum keluar. Hasil
pemeriksaan BB 3200 gram, lahir dengan tindakan Vakum Ekstraksi,kadar
billirubin indirect 8 mg%.

PERTANYAAN Diagnosis apakah yang tepatuntukkasustersebut?


PILIHAN A. Ikterus Fisiologis
JAWABAN B. Ikterus Patologis
C. Hipoglikemi
D. Hiperbillirubinemia
E. Hiperglikemia
KUNCI A. Ikterus Fisiologis
PEMBAHASAN A. Ikterus Fisiologisa dalah icterus normal yang dialami oleh bayi baru
lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi
menjadi kern icterus, timbul pada hari kedua dan ketiga setelah
lahir,kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10 mg% pada neonates
cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
B. Ikterus Patologis adlah iketrus yang mempunyai dasar patologis dengan
kadar bilirubin mencapai suatu nilai, icterus timbul dalam 24 jam
pertama. kadar bilirubin indirect lebih dari 10 mg% pada neonates cukup
bulan dan melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
C. Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar gula drah secra
abnormal rendah
D. Hiperbillirubinemia adalah keadaan dimana meningkatnya kadar
bilirubin dalam darah secara berlebihan
E. Hiperglikemia adalah kadar gula darah tinggi

ID 96
VIGNETTE Seorang perempuan umur 21 tahun GIP0A0 mengatakan hamil 9 bulan
datang ke PMB untuk kunjungan ulang pemeriksaan kehamilannya. Hasil
pemeriksaan : menunjukkan keadaan umum baik TD 120/80 mmHg, RR 20
x/menit, N 78 x/menit, P 24x/menit, pemeriksaan palpasi menunjukkan TFU
32 cm, presentasi kepala, letak memanjang, sudah masuk PAP, dan DJJ 144
x/menit.
PERTANYAAN Apakah Asuhan yang tepat sesuai dengan kasus tersebut?
PILIHAN A. Tanda-tanda persalinan
JAWABAN B. Tanda bahaya kehamilan
C. Kebutuhan nutrisi ibu hamil
D. Ketidaknyamanan kehamilan
E. Perubahan psikologis pada ibu hamil

KUNCI A. Tanda-tanda persalinan

PEMBAHASAN Data fokus pada kasus ini menunjukan bahwa ibu melakukan kunjungan
ulang dengan usia kehamilan 9 bulan (Trimester III) dan kondisi ibu dan
janin normal. K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga Kesehatan yang
keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
Tujuan dari K4 antara lain :
a. Sama dengan kunjungan I dan kunjungan II
b. Palpasi abdomen : mengenali adanya kelainan letak dan presentase
yang memerlukan kehadiran
c. Memantapkan persalinan dengan mengenali tanda-tanda persalinan

ID 97
VIGNETTE Seorang perempuan umur 25 tahun GIP0A0 mengatakan hamil 7 bulan
datang ke PMB mengeluh sering sesak nafas. Hasil pemeriksaan : hasil
pemeriksaan leopold menunjukan bagian fundus teraba bulat dan keras,
punggung janin sebelah kiri dan bagian bawah perut teraba bulat, besar dan
lunak, bagian terendah janin belum masuk panggul.

PERTANYAAN Apakah Asuhan yang tepat sesuai dengan kasus tersebut?

PILIHAN A. Knee-chest
JAWABAN B. Mc. Robbert
C. Senam hamil
D. Yoga ibu hamil
E. Latihan dorso fleksi
KUNCI A. Knee-chest

PEMBAHASAN Data fokus pada kasus ini adalah kehamilan pertama dengan usia kehamilan
7 bulan (28 minggu) dengan keluhan sering sesak nafas. Sesak nafas ini
disebabkan oleh posisi janin sungsang. Hal tersebut ditunjang dengan hasil
pemeriksaan fundus teraba bulat dan keras kemungkinan kepala,
sedangkan bagian bawah perut teraba bulat, besar dan lunak kemungkinan
bokong. Pada usia kehamilan 28 minggu posisi sungsang dikatakan masih
normal karena pergerakan janin aktif dengan ruang gerak yang luas. Salah
satu cara untuk mengubah posisi janin sungsang adalah dengan melakukan
Knee-chest position secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali, senam hamil
dengan menggunakan birthing ball, dan hindari terlalu sering jongkok.

ID 98
VIGNETTE Seorang perempuan umur 21 tahun GIP0A0 mengatakan hamil 5 bulan
datang ke PMB untuk imunisasi TT yang ke-2. Hasil anamnesa : Ibu
mengatakan tidak ada keluhan dan dalam keadaan baik.

PERTANYAAN Berapakah lama perlindungan imunisasi sesuai dengan kasus tersebut?


PILIHAN A. 1 tahun
JAWABAN B. 2 tahun
C. 3 tahun
D. 4 tahun
E. 5 tahun
KUNCI A. 1 tahun

PEMBAHASAN Tujuan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil adalah untuk memberikan
kekebalan pada ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum.
Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan sebanyak 2 kali dengan dosis 0,5 cc
yang diinjeksi secara IM/SC. Jarak waktu pemberian imunisasi TT dan lama
perlindungan diuraikan sebagai berikut
Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama perlindungan
TT 1 Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus
TT 2 1 bula setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
ID 99
VIGNETTE Seorang perempuan umur 20 tahun, hamil 12 minggu, datang ke PMB
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir berupa flek sejak 6 jam yang
lalu. Hasil anmnesa: Ibu mengatakan nyeri di perut bagian bawah. Hasil
pemeriksaan: keadaan umum lemah, konjungtiva anemis, muka pucat,
pemeriksaan leopold : teraba balottement positif. Pemeriksaan dalam :
belum ada pembukaan serviks dan buah kehamilan masih utuh. Kadar Hb
10 gr%.

PERTANYAAN Apakah diagnosis yang paling tepat sesuai dengan kasus tersebut?

PILIHAN A. Abortus Imminens


JAWABAN B. Abortus Inkomplit
C. Abortus Komplitus
D. Abortus Habitualis
E. Abortus Missed abortion

KUNCI A. Abortus Imminens

PEMBAHASAN Data fokus dari kasus diatas adalah ibu hamil TM 1 dengan keluha nyeri
perut bagian bawah dengan hasil pemeriksaan adanya flek dan belum ada
pembukaan serviks. Abortus imminens adalah ancaman keguguran dimana
kondisi janin masih sehat namun berisiko mengalami abortus yang
sesungguhnya jika tidak ditangani dengan baik. Abortus itu sendiri adalah
pengeluaran hasil konsepsi (keguguran) sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagai batasannya adalah usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Pendarahan adalah gejala utama abortus imminens. Pendarahan terjadi di
usia kehamilan kurang dari 20 minggu, dan umumnya tidak disertai dengan
keluhan lain misalnya rasa kram pada perut kanan bawah. Serta hasil
pemeriksaan inspekulo serviks belum ada pembukaan

ID 100
VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun G2PIA0 hamil 30 minggu datang ke
PMB dengan keluhan keluar darah sedikit dari jalan lahir berwarna merah
tua. Hasil anamnesa: ibu mengatakan perut terasa nyeri. Hasil
pemeriksaan : TD 90/60 mmHg, Nadi 74 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 37 0C.
DJJ terdengar tidak jelas.

PERTANYAAN Apakah diagnosis yang paling tepat sesuai dengan kasus tersebut?

PILIHAN A. Plasenta previa


JAWABAN B. Mola hidatidosa
C. Solusio plasenta
D. Abortus inkompletus
E. Abortus Kompletus
KUNCI C. Solusio plasenta

PEMBAHASAN Data fokus dari kasus diatas adalah perempuan dengan kehamilan 30
minggu dengan keluhan keluar darah sedikit dari jalan lahir bewarna merah
tua disertai nyeri perut. Ciri solusio plasenta antara lain nyeri punggung,
kontraksi yang berlangsung cepat, perdarahan pada vagina bewarna merah
tua, rahim terasa sakit, nyeri perut, Gerakan bayi dalam kandungan yang
kurang aktif atau tidak seperti biasanya. Gambaran klinik penderita solusio
plasenta bervariasi sesuai dengan berat ringannya atau luas permukaan
maternal plasenta yang terlepas.

ID 101
VIGNETTE Seorang perempuan berusia 25 tahun P1 A0 melahirkan 10 hari yang lalu
datang ke PBM mengeluh sering menangis, merasa kesepian atau di tolak,
cemas, bingung, gelisah, letih dan tidak bisa tidur. Hasil pemeriksaan TD
110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37.5°C.
PERTANYAAN Apakah diagnosa pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Bipolar
JAWABAN B. Skizofrenia
C. Postpartum Blues
D. Pospartum Psikosa
E. Postpartum Depresi
KUNCI C. Postpartum Blues
PEMBAHASAN Jenis gangguan psikologis pada ibu nifas ada 3:
1. Post partum Blues  terjadi pada hari pertama sampai hari ke sepuluh
postpartum, sering terjadi pada hari ketida atau keempat, dan
puncaknya pada hari ke 14 ditandai dengan tangisan singkat, perasaan
kesepian, cemas bingung gelisah dan mudah letih.
2. Postpartum Depresi  terjadi pada 2 minggu postpartum, gejala yang
dialami seperti mudah tersinggung, menangis, kesedihan yang berlarut.
Kurang energi, nafsumakan menurun, tidak menyukai bayinya bahkan
sampai ada keinginan untuk bunuh diri.
3. Postpartum Psikosa  depresi berat ditambah delusi, halusinasi, yang
dapat membahayakan kesehalamat ibu dan bayinya sehingga
memerlukan pertolongan dari tenaga profesional (psikiater) dan
pemberian obat
Sedangkan bipolar dan skizofrenia bukanlah merupakan gangguan
psikologis yang di sebabkan oleh postpartum

ID 102
VIGNETTE Seorang perempuan umur 20 tahun, G1P0AO usia kehamilan 11 minggu,
datang ke Rumah Sakit dengan Keluhan perdarahan pervaginam berwarna
merah kehitaman. Hasil pemeriksaan DJJ (-), USG terlihat sisa hasil
konsepsi, TD : 120mmHg, Nadi 80 x/i, Pernafasan : 20 x/I, Suhu : 36.3 OC
PERTANYAAN Apakah diagnosa yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN a. Molla Hidatidosa
JAWABAN b. Abortus incipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus incomplete
e. Kehamilan Ektopik Terganggu
KUNCI a. Abortus incomplete
PEMBAHASAN Ciri-ciri abortus adalah kehamilan kurang dari 20 minggu, terdapat
perdarahan pervaginam, hasil pemeriksaan DJJ (-) dan terdapat sisa hasil
konsepsi di dalam rahim, sehingga menunjukkan ciri-ciri abostus
incomplete.

ID 103
VIGNETTE Seorang bayi berusia 3 bulan dibawa ibunya untuk dilakukan imunisasi.
Hasil pemeriksaan berat badan 4700gram, dilihat dari kartu imunisasi bayi
baru mendapatkan imunisasi HB0, BCG.
PERTANYAAN Apakah jenis imunisasi yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN a. IPV
JAWABAN b. Campak
c. DPT 1 dan polio 2
d. DPT 2 dan Polio 3
e. DPT 3 dan Polio 4
KUNCI d. DPT 2 dan Polio 3
PEMBAHASAN Jadwal imunisasi:
0-7 Hari : HB0
1 Bulan : BCG, Polio 1
2 Bulan : DPT1 dan Polio 2
3 Bulan : DPT 2 dan Polio 3
4 Bulan : DPT 3, Polio 4 dan IPV
9 Bulan : Campak

Jadi karena usia bayi baru 3 bulan, maka jadwal imunisasi yang harus di
berikan adalah DPT 2 dan Polio 3

ID 104
VIGNETTE Seorang perempuan baru melahirkan bayinya 10 menit yang lalu di Rumah
Sakit. Hasil pemeriksaan bayi menangis spontan, tali pusat bayi belum
dipotong, TD: 120/80 mmhg, N: 90x/menit, S:37,5 0 C, Kontraksi Baik,
Perdarahan ± 20cc.
PERTANYAAN Apakah tindakan yang harus di lakukan selanjutnya?
PILIHAN a. Potong tali pusat
JAWABAN b. Suntikkan oksitosin
c. Peregangan tali pusat terkendali
d. Cek adakah janin kedua atau tidak
e. Pindahkan klen 5-6cm ke depan vulva
KUNCI d. Cek adakah janin kedua
PEMBAHASAN Berdasarkan Buku APN, apabila bayi/janin sudah lahir dan tali pusat belum
di potong, maka bidan wajib melakukan cek fundus untuk menentukan
apakah ada janin kedua atau tidak, setelah yakin tidak ada janin kedua,
maka bidan melakukan suntikan oksitosin dan pemotongan tali pusat,
selanjutnya melakukan pertolongan persalinan Kala III.

ID 105
VIGNETTE Seorang perempuan, usia 30 tahun, hamil 32 minggu datang ke Klinik untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil pemeriksaan didapatkan bengkak
di Bagian wajah, tangan dan kaki, TD : 130/100 mmHg, Nadi : 85x/i,
Pernafasan : 26 x/i dan suhu : 36,5OC
PERTANYAAN Apakah Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bidan?
PILIHAN a. HCG
JAWABAN b. USG
c. HB Sahli
d. Protein Urine
e. Glukosa Urine
KUNCI d. Protein Urine
PEMBAHASAN Bengkak pada wajah, tangan dan kaki merupakan tanda bahaya kehamilan.
Pemeriksaan protein urine dapat mendeteksi apakah ibu hamil mengalami
tanda pre eklamsi , apalagi di lihat dari Tekanan darah diastole ibu 100
mmHg.
Jadi pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah protein urine.

ID 106
Vignette Bidan dating kerumah seorang perempuan berumur 35 tahun. Keluhan ibu
tidak ingin hamil lagi. Hasil anamnesis : post partum minggu ke 4, anak ke 4.
Hasil pemeriksaan : KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/mnt, P 20x/menit
dan S 38˚C. Lochea sudah berhenti.

Pertanyaan Metode kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut ?

Pilihan A. Kontrasepsi Mantap


Jawaban B. Kontrasepsi Hormonal
C. Kontrasepsi non Hormonal
D. Kontrasepsi sederhana dengan alat
E. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
Kunci A

Pembahasan Kontrasepsi mantap atau MOW adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan fertilitas atau kesuburan perempuan dengan mengokulasi
tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

SYARAT :

a) Usia > 26 tahun b) Paritas > 2 c) Yakin telah mempunyai besar keluarga
yang sesuai dengan kehendaknya d) Pada kehamilannya akan menimbulkan
resiko kesehatan yang serius. e) Pascapersalinan. f) Pascakeguguran. g)
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

KONTRA INDIKASI :

1) Kontra indikasi mutlak (a) Peradangan dalam rongga panggul (b)


Peradangan liang senggama aku (vaginitis, servisitis akut) (c) Kavum dauglas
tidak bebas,ada perlekatan 2) Kontraindikasi relative (a) Obesitas berlebihan
(b) Bekas laparotomi

Sebaiknya tidak menjalani MOW yaitu:

1) Hamil sudah terdeteksi atau dicurigai 2) Pedarahan pervaginal yang belum


jelas penyebabnya 3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut hingga masalah
itu disembuhkan atau dikontrol 4) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk
fertilitas dimasa depan 19 5) Belum memberikan persetujuan tertulis

KEUNTUNGAN :

Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi 2) Tidak


mengganggu kehidupan suami istri 3) Tidak mempengaruhi kehidupan suami
istri 4) Tidak mempengaruhi ASI 5) Lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis
(hanya memerlukan satu kali tindakan), lebih efektif (tingkat kegagalan
sangat kecil), lebih ekonomis

KETERBATASAN :

1) Peluang kecil untuk memiliki anak kembali 2) Harus dipertimbangkan sifat


permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan kembali. 3) Klien
dapat menyesal dikemudian hari 4) Resiko komplikasi kecil meningkat apabila
digunakan anestesi umum 5) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka
pendek setelah tindakan. 6) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan
dokter spesalis ginekologi atau dokter spesalis bedah untuk proses
laparoskopi. 7) Tidak melindungi dari IMS, HIV/AIDS

EFEK SAMPING :

1) Reaksi Alergi 2) Infeksi luka bila terdapat abses 3) Luka pada kandung
kemih 4) Perdarahan Dalam

ID 107
Vignette Seorang perempuan, umur 28 tahun datang ke klinik bersalin. Keluhan
perdarahan di luar siklus haid, bercak selama mengguanakan alkon. Hasil
anamnesis : akseptor pil kombinasi 1 tahun. Kenaikan BB = 15 kg, muka
tumbuh jerawat. Hasil pemeriksaan : KU baik, CM, TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, P 24x/menit dan S 36,5˚C.
Pertanyaan Diagnosa apakah yang paling tepat pada kasus tersebut ?

Pilihan A. Menoragia
Jawaban B. Metroragia
C. Hipermenorhea
D. Polimenoria
E. Oligomenorrhea
Kunci E

Pembahasan Oligomenorea adalah kondisi ketika periode menstruasi seorang wanita


pada usia subur tidak teratur atau susah diprediksi.

Normalnya, periode menstruasi terjadi setiap 21-35 hari. Jika seorang wanita


tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 35-90 hari.

sering dialami oleh wanita yang memasuki masa menopause atau wanita


yang menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.

Cara menangani oligomenorea:

 Jika oligomenorea muncul karena penggunaan kontrasepsi hormonal (pil


KB atau KB suntik), dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk
mengganti alat kontrasepsi tersebut dengan jenis kontrasepsi lain,
seperti kondom.
 Mengonsumsi pil KB dengan kandungan hormon estrogen dan
progesteron, jika oligomenorea disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon dalam tubuh. Cara ini juga dapat dilakukan pada penderita
PCOS.
 Menghindari atau membatasi olahraga berat.
 Melakukan konsultasi dengan dokter gizi, jika oligomenorea disebabkan
oleh obesitas, anoreksia nervosa, dan bulimia.

ID 108
Vignette Seorang perempuan, umur 28 tahun datang ke PMB, akseptor KB suntik 3
bulan. Hasil anamnesis : ibu mengeluh selama 3 bulan tidak mengalami haid.
Hasil pemeriksaan : KU baik, CM, TD 120/80 mmHg, N 80x/mnt, P 28x/menit
dan S 36,7˚C. Tanda-tanda kemungkinan hamil (-).

Pertanyaan Efek samping apakah yang sedang terjadi pada kasus tersebut?

Pilihan A. Metroragia
Jawaban B. Spoting
C. Amenorrhea
D. Haemoragia
E. Menometroragia
Kunci C

Pembahasan Amenorrhea bisa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:


 Amenorrhea primer, yaitu kondisi yang terjadi pada wanita berusia 14–
16 tahun yang tidak kunjung mengalami menstruasi walaupun sudah
menunjukkan tanda-tanda pubertas
 Amenorrhea sekunder, yaitu kondisi yang terjadi pada wanita usia subur
yang sudah pernah haid sebelumnya dan tidak sedang hamil, tetapi tidak
mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut atau lebih.
Amenorrhea bisa disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari gangguan
pada organ reproduksi, tumor pada kelenjar ptiuitari, hingga gangguan
hormonal.

Obat dan terapi hormonal diberikan untuk memicu siklus haid dan mengobati
gangguan hormon. Beberapa jenis obat yang bisa diberikan untuk memicu
siklus haid adalah pil KB, preparat atau obat yang mengandung progestogen,
analog GnRH-a (gonadotropin releasing hormone analogue),
atau bromocriptine.

ID 109
Vignette Seorang perempuan, umur 28 tahun P2A2 akseptor KB pil datang ke PMB
dengan keluhan lupa minum pil. Hasil anamnesis : anak terkecil usia 3 tahun,
menstruasi teratur setiap bulan, ibu merasa hawatir. Hasil pemeriksaan : KU
pucat, CM, TD 110/70 mmHg, N 90x/mnt, P 24x/menit dan S 36,8 ˚C, tidak
ada masa pada abdomen.

Pertanyaan Asuhan apakah yang tepat dilakukan pada kasus diatas ?

Pilihan A. Minul 2 pil sekaligus


Jawaban B. Minul pil kontrasepsi darurat
C. Ganti metode kontrasepsi
D. Berhenti minum pil
E. Lanjutkan minum pil sesuai jadwal
Kunci A

Pembahasan ATURAN PAKAI ORAL KONTRASEPSI :


1. Wajib untuk mengonsumsi pil KB secara rutin tanpa ada yang terlewat,
dianjurkan untuk minum pil KB pada jam yang sama setiap harinya.
2. Jika lupa meminum dua dosis pil KB, dapat menggandakan dosis pil KB
yang terlupa kemudian meminum pil KB dosis berikutnya pada jam
sesuai jadwal reguler.
3. Untuk berjaga-jaga ketika lupa meminum pil KB, dianjurkan untuk
menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seksual,
setidaknya selama 7 hari berikutnya setelah lupa meminum pil KB.
4. Jika lupa mengonsumsi pil KB sebanyak 3 kali berturut-turut, hendaknya
segera menghubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan arahan.

ID 110
Vignette Seorang perempuan, umur 30 tahun P2A0 datang ke PMB untuk konsultasi.
Hasil anamnesis : nifas 6 minggu, berencana memberikan ASI Eksklusif, tidak
cocok menggunakan KB hormonal, suami bekerja di luar kota, memiliki
riwayat infeksi panggul, dan disminorhea, sudah mendapatkan haid dan
belum berhubungan seksual. Hasil pemeriksaan : KU baik, CM, TD 120/70
mmHg, N 80 x/mnt, P 20x/menit dan S 37,5˚C. TFU tidak teraba.

Pertanyaan Metode kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut ?

Pilihan A. Metode kalender


Jawaban B. AKDR
C. COI
D. MAL
E. Kondom
Kunci E

Pembahasan Kondom adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan penularan
penyakit menular seksual (PMS).

KELEBIHAN KONTRASEPSI KONDOM

Jika penggunaannya tepat maka bisa mencegah kehamilan

Tidak akan mengganggu kesehatan pemakai maupun pasangan

Tidak akan mengganggu produksi ASI sehingga aman untuk anda yang
sedanag menyusui

Selain murah, kondom juga sudah bisa dibeli dengan mudah di minimarket

Tidak perlu pemeriksaan khusus sebelum memakainya ataupun pemeriksaan


dokter

KELEBIHAN NONKONTRASEPSI KONDOM

Mencegah terjadinya kanker serviks

Mencegah penularan virus

Mendorong suami agar ber KB

Mencegah ejakulasi dini

Mencegah imuno inferlitas

Jika sudah tidak membutuhkannya Anda cukup dengan tidak memakainnya

KEKURANGAN KONDOM

Keberhasilan kontrasepsi ditentukan oleh cara pemakaian dan kondisi


kondom

Mengganggu hubungan seksual karena tidak sentuhan langsung

Kondom bekas akan menjadi limbah yang akan menjadikan masalah


lingkungan

ID 111
VIGNETTE Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0 hamil 38 minggu, datang ke
PMB untuk kunjungan ulang. Hasil anamnesis: ibu mudah lelah. Hasil
pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, P 22 x/menit, S 36,5 0C, TFU
32 cm, DJJ 180 x/menit, Hb 10 gram%, protein urine (-).

PERTANYAAN Apakah tindakan awal yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus
tersebut ?

PILIHAN a. Melakukan rujukan


JAWABAN b. Memasang infus RL
c. Resusitasi intrauterine
d. Konseling persiapan gawat darurat
e. Melakukan kolaborasi dengan dokter
KUNCI C. Resusitasi intrauterine
PEMBAHASAN # Fetal Distress, dapat dilihat dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Denyut jantung janin pada kasus menunjukkan angka 180x/menit
menunjukkan janin mengalami fetal distress (tachycardia). Kompetensi dan
kewenangan bidan pada kasus kehamilan fetal distress adalah segera
melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK. Sebelum merujuk ke rumah
sakit, bidan harus melakukan tindakan awal untuk stabilisasi atau
pertolongan awal dengan cara melakukan resusitasi intrauterine. Cara
melakukan resusitasi intrauterine adalah:
a. Memastikan ibu mendapat pasokan oksigen yang cukup
b. Memastikan asupan cairan ibu memadai dengan pemberian cairan
lewat infus.
c. Mengubah posisi ibu dengan memintanya berbaring di sisi kiri. Hal
ini bertujuan mengurangi tekanan rahim pada vena be- sar dalam
tubuh (vena cava) yang dapat mengurangi aliran darah pada
plasenta dan janin.

ID 112

Vignette Seorang perempuan umur 29 tahun, PII AI, post kuret 2 jam yang lalu,
riwayat abortus inkomplit, ibu tidak dapat beraktivitas. Hasil pemeriksaan
fisik: BB 60 Kg, TB 163 cm, TD 100/70 mmHg, N 90x/menit, P 22x/menit, TFU
3 jari atas symfisis, vulva:nampak normal

Pertanyaan Konseling apakah yang paling tepat diberikan pada kasus di atas?

Pilihan A. Kebutuhan Gizi


Jawaban B. Kebutuhan istirahat
C. KB pascakeguguran
D. Komplikasi pasca keguguran
E. Tanda infeksi post kuret
Kunci E.Tanda bahaya pasca keguguran

Pembahasan #Asuhan pasca keguguran

Ada beberapa hal yang dapat terjadi pada ibu post kuret, sehingga sangat
penting memberikan asuhan yang komprehesif pada ibu post kuret,
khususnya konseling yang penting kita sampaikan, bila ibu masih berada
dalam kala pengawasan 2 jam post kuret maka sangat penting untuk
menyampaikan tanda bahaya yang dapat terjadi post kuret, misalnya:

a. Lemahnya kontraksi
b. Perdarahan
c. Tanda infeksi

ID 113

Vignette Seorang perempuan usia 27 tahun GIIPIA0, usia kehamilan 28 minggu datang
ke puskesmas mengeluh sering pusing dan mengalami bengkak pada kaki,
Hasil anamnesis: tidak ada riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan fisik: TD
150/100 mmHg, N 70 x/i, S 37 C, P 24 x/m, Palpasi: oedema pada wajah (-),
TFU 28 cm, Puka, Kepala BAP, oedema pada kedua kaki (+)

Pertanyaan Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan pada kasus tersebut ?

Pilihan A. Hb
Jawaban B. HBSAg
C. Albumin
D. Reduksi
E. Golongan darah
Kunci C.Albumin

Pembahasan #Deteksi dini hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan sebenarnya hal yang cukup umum terjadi. Sekitar
10 persen ibu hamil mengalami kondisi ini. Dengan penanganan yang
baik, hipertensi tidak akan berkembang atau membahayakan, dan dapat
hilang setelah kelahiran. Namun jika dibiarkan, hipertensi saat hamil bisa
menyebabkan preeklamsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
disertai adanya protein dalam urine.

ID 114
Vignette Seorang perempuan usia 27 tahun GIIPIA0, usia kehamilan 28 minggu datang
ke puskesmas mengeluh sering pusing dan mengalami bengkak pada kaki,
Tidak ada riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan TD: 150/100 mmHg, N: 70
x/i, S: 37 C, P: 24 x/m, Tidak oedema pada wajah, TFU 28 cm, Puka, Kepala
BAP, oedema pada kedua kaki, protein urine (-)

Pertanyaan Apakah diagnosa pada kasus tersebut ?

Pilihan A. Eklampsia
Jawaban B. Hipertensi kronik
C. Pre eklampsia berat
D. Pre eklampsia ringan
E. Hipertensi Gestasional
Kunci E.Hipertensi Gestasional

Pembahasan #Hipertensi dalam kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan terbagi atas 2 yaitu: hipertensi kronik dan


hipertensi gestasional. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang terjadi ibu
hamil dengan umur kehamilan  20 mg atau ibu sudah ada riwayat hipertensi
sebelum kehamilan. Sedangkan hipertensi gestasional apabila ibu mengalami
peningkatan tekanan darah diatas kehamilan 24 minggu, dan terus
bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan, dan dapat memperberat
jika muncul gejala pre eklamsi, dan eklamsi, yaitu protein urin +, sakit kepala
dan oedema.

ID 115
Vignette Seorang perempuan, umur 20 tahun, datang ke RS dengan keluhan darah
haid sangat banyak, ganti pembalut 3xsehari. Hasil anamnesis: lama
menstruasi 9 hari, kadang disertai dengan bekuan darah. siklus haid teratur.
Hasil pemeriksaan TD 90/70 mmHg, N 80x/menit, S 36 0C, RR 24x/menit, HB
9gr/dl. Hasil inspeksi dengan isnpekulo terdapat cairan keluar dari vagina
berupa darah segar.
Pertanyaan Apakah diagnosis sesuai kasus di atas?

Pilihan A. Oligomenorea
jawaban B. Hipomenorea
C. Menoragia
D. Polimenorea
E. Amenorea
Kunci C

Pembahasan #Gangguan haid

Menoragia adalah kondisi ketika terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang
banyak (>80ml darah) dan/atau durasi yang bertambah lama (>7hari) pada
interval haid yang normal. Menoragia merupakan kondisi yang umumnya
terjadi pada perempuan yang baru mengalami pubertas, atau mereka di
atas 40-50 tahun.

ID 116

Vignette Seorang perempuan umur 29 tahun, G2P1A0 dibawa oleh keluarganya ke RS


dengan keluhan adanya keluar darah segar dari jalan lahir. Hasil anamnesis,
ibu tidak merasa nyeri perut dan sedang hamil 8 bulan. Hasil pemeriksaan :
TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, S 36,7◦C, P 24x/menit. TFU 32 cm, puki, letak
kepala, DJJ (+) 120/menit.
Pertanyaan Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?

Pilihan a. G2P1A0 gravida 32 minggu dengan solusio plasenta


jawaban b. G2P1A0 gravida 32 minggu dengan rupture uteri
c. G2P1A0 gravida 32 minggu dengan plasenta previa
d. G2P1A0 gravida 32 minggu dengan preeklampsia ringan
e. G2P1A0 gravida 32 minggu dengan superimposed preeklampsia

Kunci C

Pembahasan Plasenta previa di tandai dengan adanya keluar darah segar (merah terang)
dari jalan lahir, teratur atau berkelanjutan dan ibu tidak merasakan nyeri
perut.

ID 117

Vignette Seorang pasien berumur 26 tahun G1P0A0 datang ke klinik bersalin


mengatakan sejak 2 bulan terakhir tidak mengalami menstruasi. Pasien
mengeluh nyeri perut bagian bawah disetai pengeluaran darah dari jalan
lahir. Hasil pemeriksaan di dapatkan OUE terbuka dan pplano test (+)

Pertanyaan Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?

Pilihan a. G1P0A0 8 minggu dengan abortus iminen


jawaban b. G1P0A0 8 minggu dengan abortus insipien
c. G1P0A0 8 minggu dengan kehamilan ektopik
d. G1P0A0 8 minggu dengan plasenta previa
e. G1P0A0 8 minggu dengan retensio plasenta

Kunci B

Pembahasan Abortus insipient adalah kelanjutan dari abortus imminen. Abortus insipient
di tandai dengan pengeluaran darah dan OUE telah terbuka (atau disebut
dengan abortus yang sedang berlangsung dikarenakan hasil konsepsi gagal
dipertahankankan)
ID 118

Vignette Seorang perempuan dating ke klinik bersalin untuk melakukan control ulang
kehamilan. Ny. A mengatakan mual dan sedikit pusing. Hasil pengkajian di
dapatkan HPHT tanggal 20 Februari 2019. K U baik, TD 110/70 mmHg, nadi
83x/I, respirasi 24x/I dan suhu tubuh 36,40C.

Pertanyaan Kapankah taksiran persalinan kasus tersebut?

Pilihan a. 29 November 2019


jawaban b. 29 Oktober 2019
c. 27 November 2019
d. 27 November 2020
e. 27 Desember 2019

Kunci C

Pembahasan Untuk menentukan taksiran persalinan di hitung dengan menggunakan


rumus +7 -3 +1

ID 119

Vignette Seorang perempuan datang ke poskesdes mengatakan ingin suntik TT. Hasil
pengkajian di dapatkan bahwa ia telah mendapatkan TT I, 4 minggu
sebelumnya. Sehingga imunisasi TT yang diberikan pada perempuan tersebut
adalah TT 2

Pertanyaan Kapan waktu yang efektif bagi perempuan tersebut untuk melakukan suntik
TT 3?
Pilihan a. 1 bulan kemudian
jawaban b. 3 bulan kemudian
c. 6 bulan kemudian
d. 1 tahun kemudian
e. 2 tahun kemudian

Kunci D

Pembahasan Untuk melindungi TT seumur hidup atau di kenal dengan TT long, maka
seorang perempuan harus mendapatkan imunisasi TT sebanyak lima kali
secara teratur dengan interval pemberian sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Adapun interval pemberian TT 2 ke TT3 adalah 1 tahun setelah
diberikan TT 2.
ID 120

Vignette Seorang perempuan umur 27 tahun, hamil pertama 38 minggu datang ke


klinik bersalin mengeluh perut tersasa mules dan keluar lender bercampur
darah dari jalan lahir. Hasil pengkajian di dapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 82
x/menit, pernafasan 24 x/menit dan suhu 36,6 0 C, his 3x/10’/45”, tinggi
fundus uteri 34 CM, teraba bokong di fundus, puka, presentasi kepala 2/5, djj
144 x/menit. Hasil pemeriksaan dalam portio lunak, pembukaan 6 cm,
ketuban (+), presentasi kepala, posisi uuk kanan depan, penurunan H II,
moulage tidak ada.
Pertanyaan Apakah kebutuhan fisiologis pada klien tersebut?

Pilihan a. Makan dan minum


jawaban b. Support mental
c. Dukungan suami
d. Pengaturan posisi yang nyaman
e. Nutrisi, mobilisasi dan eliminasi

Kunci E

Pembahasan Kebutuhan pada persalinan kala I fase aktif yakni memenuhi nutrisi ibu
(minum), menganjurkan ibu untuk mobilisasi senyaman mungkin dan
kebutuhan eliminasi.

ID 121
VIGNETTE Seorang perempuan umur 25 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan (PMB)
untuk memeriksa keadaanya dengan keluhan muntah terus menerus,
merasa lemas, tidak ada nafsu makan, tidak haid selama 2 bulan. Hasil
pemeriksaan diperoleh TD: 90/70 mmHg, N: 100x/menit, S: 38C, R: 18
x/menit, mata cekung, hasil HCG Urine (+).
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang paling sesuai pada kasus tersebut?
PILIHAN a. Emesis Gravidarum
JAWABAN b. Hiperemesis Gravidarum
c. Hiperemesis Gravidarum tingkat I
d. Hiperemesis Gravidarum tingkat II
e. Hiperemesis Gravidarum tingkat III
KUNCI c. Hiperemesis Gravidarum tingkat I
PEMBAHASAN  Tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat fisiologis dengan
hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
 Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini
biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu.
 Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih
dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada
wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan
awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai
terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan
selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada
beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap
berikutnya
 Menurut beratringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke
dalam tiga tingkatan sebagai berikut :
a. Tingkat I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum. Pada tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium.
Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik
menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit
berkurang, lidah kering dan mata cekung.
b. Tingkat II: Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan
sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam
urine.
c. Tingkat III: Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala
yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari
esofagus, lambung, dan retina.

ID 122
VIGNETTE Seorang perempuan umur 25 tahun hamil pertama kali, datang ke PMB,
mengeluh perut mules, mengeluarkan darah flek-flek dari jalan lahir sejak 2
hari yang lalu, belum mengeluarkan jaringan. Hasil pemeriksaan, TD 110/70
mmHg. N 90 x/mnt, TFU 3 jari atas symphisis. Inspekulo keluar darah dari
OUE, VT OUE teraba jaringan
PERTANYAAN Apakah diagnosa yang paling tepat untuk kasus tersebut ?
PILIHAN a. Abortus Insipiens
JAWABAN b. Abortus Imminens
c. Abortus Complete
d. Abortus Habitualis
e. Abortus Inkomplet
KUNCI e. Abortus Inkomplet
PEMBAHASAN Untuk wanita yang masih dalam usia reproduksi, sebaiknya dipikirkan suatu
abortus inklomplit apabila :
o Terlambat haid (tidak datang haid lebih dari satu bulan, dihitung dari haid
terakhir)
o Terjadi perdarahan per vagina
o Spasme atau nyeri perut bawah (seperti kontraksi saat persalinan)
o Keluarnya massa kehamilan (fragmen plasenta)

ID 123
VIGNETTE Seorang perempuan umur 24 tahun hamil anak pertama, usia kehamilan 39
minggu datang ke bidan mengeluh kenceng-kenceng, perut terasa nyeri
yang sangat hebat, keluar keringat dingin dan gelisah. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh bidan didapatkan hasil: perut teraba keras, denyut nadi
dan pernapasan meningkat, serta teraba lekukan melintang pada segmen
bawah Rahim setinggi pusat kontraksi uterus terus menerus dan sangat
kuat.
PERTANYAAN Apakah Tindakan yang harus dilakukan oleh bidan berdasarkan
kewenangannya untuk kasus diatas?
PILIHAN A. Pasang infus
JAWABAN B. Pemeriksaan USG
C. Pemeriksaan dalam
D. Memimpin persalinan
E. Perbaiki KU dan rujuk
KUNCI E. Perbaiki KU dan rujuk
PEMBAHASAN  Dengan meningkatnya usia kehamilan uterus akan membentuk bagian
Segmen Bawah Rahim (SBR) dan Segmen Atas Rahim (SAR) yang
terbentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terjadi dari
isthmus uteri. Memberikan ruang kepada bayi untuk memasuki atau
turun ke pintu atas panggul (Lightening).
 Dengan berkembangnya SBR yang terbentuk dengan baik Dalam
persalinan lebih jelas peran antara keduannya. SAR berkontraksi dan
dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya,
SBR dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran tipis
dan teregang yang akan dilalui bayi.
 SAR makin lama makin mengecil, sedangkan SBR makin diregang dan
makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke SBR. Karena SAR
makin tebal dan SBR makin tipis, maka batas antara SAR dan SBR
menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran retraksi yang fisiologis. Kalau
segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi
dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran retraksi yang patologis
(Lingkaran Bandl).
 Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman robekan rahim dan terjadi jika
bagian depan tidak dapat maju misalnya panggul sempit. Adanya
interaksi yang baik antara fungsi fundus dan servik akan memungkinkan
proses persalinan berjalan baik, kegagalan interaksi fundus dan servik
akan menghasilkan kehamilan dan persalinan yang kurang baik pula.

ID 124
VIGNETTE Seorang perempuan umur 29 tahun G3P2A0 datang ke PMB dengan
suaminya. Pukul 03.30 wita telah melahirkan anak ke 3 secara spontan.
Hasil pemeriksaan fisik normal TD 110/80 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit
dan S 370C, telah diberikan suntikkan oksitosin yang ke 2 10 UI per IM pada
pukul 03.45 wita kemudian dicoba melakukan penegangan tali pusat
terkendali, didapatkan bahwa plasenta masih belum lepas. Pukul 04.00 wita
plasenta belum juga lahir.
PERTANYAAN Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Kuretasi
JAWABAN B. Masase
C. Reposisi uteri
D. Manual plasenta
E. Penjahitan robekan
KUNCI D. Manual plasenta
PEMBAHASAN  Retensio plasenta adalah keadaan tidak lahirnya plasenta dalam waktu >
30 menit setelah bayi lahir. Penyakit ini merupakan keadaan yang dapat
meningkatkan risiko perdarahan, infeksi, dan syok, sehingga dapat
mengancam nyawa pasien.
 Patofisiologi terjadinya retensio plasenta berkaitan dengan adanya
plasentasi invasif, hipoperfusi plasenta, dan kontraksi miometrium yang
inadekuat. Spektrum retensio plasenta dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu plasenta trapped atau inkarserata, adherens, dan akreta
 Diagnosis retensio plasenta dapat ditegakkan dengan penemuan
plasenta yang tidak lahir dalam waktu lebih dari 30 menit. Apabila
plasenta tidak dilahirkan dalam 30 menit, maka risiko perdarahan akan
meningkat. Pemeriksaan ultrasonografi diperlukan apabila diagnosis
spektrum retensio sulit ditentukan.
 Tata laksana definitif retensio plasenta adalah manual plasenta.

ID 125
VIGNETTE Seorang perempuan umur 28 tahun hamil anak kedua datang ke PMB
dengan keluhan penglihatan kabur, pusing, mual, sakit perut. Hasil
pemeriksaan usia kehamilan 39 minggu, TD 160/110 mmHg, protein urin +
+, bengkak pada tungkai.
PERTANYAAN Apakah diagnosa yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan di atas?
PILIHAN A. PER
JAWABAN B. PEB
C. Anemia
D. Eklampsia
E. Hipertensi
KUNCI B. PEB
PEMBAHASAN  Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan
adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan
lebih dari 20 minggu.
 Preeklamsia harus diberikan penanganan untuk mencegah komplikasi
dan mencegahnya berkembang menjadi eklamsia yang dapat
mengancam nyawa ibu hamil dan janin. Salah satu faktor yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia adalah ibu hamil berusia
lebih dari 40 tahun atau di bawah 20 tahun.
 Preeklamsia umumnya berkembang secara bertahap. Tanda dan gejala
yang akan muncul seiring dengan perkembangan preeklamsia adalah:
Tekanan darah tinggi (hipertensi), Proteinuria (ditemukannya protein di
dalam urin), Sakit kepala berat atau terus-menerus, Gangguan
penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya,
Nyeri di perut kanan atas, Sesak napas, Pusing, lemas, dan tidak enak
badan, Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun, Mual dan
muntah, Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian
tubuh lain, Berat badan naik secara tiba-tiba.
 Ibu hamil didiagnosis preeklamsia ringan apabila: Hasil sampel tes urine
dalam sampel 24 jam menunjukkan terdapat 0,3 gram protein, atau hasil
pengukuran protein 1+ persisten pada dipstick urine Tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg atau diastolik di atas 90 mmHg Usia
kehamilan di atas 20 minggu.
 Beberapa ciri-ciri preeklamsia berat pada ibu hamil di antaranya: Hasil
sampel tes urine dalam sampel 24 jam menunjukkan ada lebih dari 5
gram protein dalam urine Muncul gangguan pada sistem saraf pusat
seperti sakit kepala, pandangan kabur, gangguan suasana hati, Janin
tidak tumbuh secara optimal, Muncul tanda penyakit hati seperti mual,
muntah, dan sakit perut, Terjadi gangguan pernapasan seperti
pembengkakan paru-paru dan kulit kebiruan, Stroke, Jumlah trombosit
rendah, Tekanan darah sangat tingggi, sistolik di atas 160 mmHg dan
diastolik di atas 110 mmHg Urine sangat sedikit, kurang dari 500 mililiter
dalam 24 jam. Preeklamsia berat cukup jarang terjadi. Hanya sekitar 1-2
persen kehamilan yang mengalami preeklamsia berat.

ID 126

VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun G2P1A0 datang ke PMB dengan


keluhan perutnya mulas, ada keinginan untuk meneran, perempuan
tersebut juga menyatakan belum keluar air dari jalan lahir. Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil: TD 110/70 mmHg, Nadi : 80
x/menit, RR: 24 x/menit, Suhu : 36,8 0C, DJJ : 140 x/menit, His 4 x 10 menit
lam50 detik. Hasil pemeriksa dalam : pembukaan lengkap, ketuban utuh.
Dari pengamatan bidan terlihat perineum menonjol, vulva-vagina dan anus
membuka

PERTANYAAN Langkah awal apakah yang paling tepat pada kasus tersebut ?

PILIHAN A. Episiotomi
JAWABAN B. Amniotomi
C. Pimpin meneran
D. Tidur Terlentang
E. Mengosongkan kandung kemih
KUNCI B. Amniotomi

PEMBAHASAN Penatalaksanaan Kala II persalinan dan mulai meneran:

 Cuci tangan dan pakai sarung tangan


 VT jika pembukaan lengkap ketuban sudah pecah penuruan kepala
Hodge III-IV maka pimpin meneran
 VT jika pembukaan lengkap ketuban belum pecah penuruan kepala
Hodge III-IV maka pecah ketuban
 VT jika pembukaan belum lengkap, tp ibu sdh ingin meneran
anjurkan ibu untuk mengambil posisi yg nyaman dan jgn meneran
dulu smp pembukaan lengkap
 Jika pembukaan lengkap, tp ibu tdk ingin meneran, bantu ibu untuk
mengambil posisi yg nyaman (berdiri/jongkok dpt mempercepat
penurunan janin dan dorongan untuk meneran krn pengaruh
gravitasi bumi) atau biarkan ibu jalan-jalan
Pembahasan opsi jawaban :
A. Episiotomi dilakukan dalam kondisi bayi besar, perineum kaku
pembukaan sudah lengkap
B. Amniotomi dilakukan jika hasil periksa dalam pembukaan lengkap
ketuban belum pecah penuruan kepala Hodge III-IV
C. Pimpin mereran: dilakukan saat hasil periksa dalam didapatkan
pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah, penuruan kepala Hodge III-
IV
D. Tidur terlentang tidak dianjurkan karena dapat menekan vena cava
inferior sehingga mengakibatkan hipoksia pada bayi
E. Mengosongkan kandung kemih dilakukan saat pembukaan sudah
lengkap, namun kepala masih tinggi, karena kandung kemih dapat
menghambat penurunan kepala

ID 127

VIGNETTE Seorang perempuan G1P0A0 usia 32 tahun hamil 39 minggu datang ke


Puskesmas dengan keluhan mulas pada perutnya disertai pengeluaran
lendir darah. Hasil pemeriksaan: TFU 30cm, punggung kiri, penurunan
kepala 3/5, kontraksi uterus 4x/10 menit lama 30 detik , DJJ 136 x / menit
teratur. Hasil periksa dalam : pembukaan 5cm, ketuban utuh, presentasi
kepala.

PERTANYAAN Data manakah yang menunjukkan kondisi janin pada kasus tersebut ?

PILIHAN A. Pembukaan 5 cm
JAWABAN B. Presentasi kepala
C. DJJ 136x/menit teratur
D. G1P0A0
E. Usia 32 tahun
KUNCI C

PEMBAHASAN Penilaian kondisi janin meliputi

 DJJ
 Warna dan air ketuban
 Penyusupan (molase) tulang kranium janin
Penilaian kemajuan persalinan meliputi

 Pembukaan serviks
 Penurunan bagian terbawah atau presentasi
 Garis waspada dan garis bertindak
Jawaban A dan B merupakan penilaian kemajuan persalinan

Jawaban D dan E merupakan informasi identitas ibu

Jawaban yang benar adalah C, yaitu DJJ 136x/menit teratur. Penilaian DJJ
pada fase aktif dilakukan setiap 30 menit.

ID 128

VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun G2P1A0 dalam proses persalinan di


Puskesmas, bayi lahir pukul 08.05, TD 120/80mmHg, N 80x/nmt, R 24x/mnt
Suhu 37oC,TFU setinggi pusat. Telah dilakukan penyuntikan oksitosin
pertama 1 menit setelah bayi lahir, saat ini pukul 08.20 placenta belum lahir

PERTANYAAN Asuhan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut ?

PILIHAN A. Kosongkan kandung kemih


JAWABAN B. Melakukan manual plasenta
C. Lakukan penekanan dorso kranial
D. Menunggu dan observasi 15 menit lagi
E. Memberikan oxytosin ke-2 sebanyak 10 IU per IM
KUNCI E
PEMBAHASAN  Jika placenta belum lahir dalam waktu 15 menit setelah melakukan PTT
dan dorsokranial, maka berikan oksitosin 10 unit secara IM dosis kedua
kemudian ulangi PTT dan dorsokranial, Jika 30 menit placenta tdk lahir
dan sdh dilakukaknn PTT maka lakukan rujukan
Jawaban A yaitu mengosongkan kandung kemih dilakukan karena apabila
kandung kemih penuh maka meningkatkan resiko perdarahan
yang disebabkan karena atonia uteri

Jawaban B yaitu manual placenta dilakukan dalam kondisi placenta tidak


lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir dan terjadi
perdarahan secara tiba-tiba. Manual placenta adalah tindakan
melepas placenta secara manual (menggunakan tangan) dari
tempat implantasinya dan mengeluarkannya dari kavum uteri

Jawaban C yaitu penekanan dorso kranial dilakukan bersamaan dengan PTT


(Penegangan Tali Pusat Terkendali) saat kontraksi uterus akibat
dari reaksi penyuntikan oksitosin

Jawaban D Observasi 15 menit kedua setelah bayi lahir dilakukan setelah


penyuntikan oksitosin kedua

Jawaban A,B,C,D salah, sehingga jawaban yang benar adalah E yaitu


memberikan oxytosin ke-2 sebanyak 10 IU per IM

ID 129

VIGNETTE Seorang perempuan umur 30 tahun, melahirkan anak ke 3 secara spontan


di Rumah Sakit. KU ibu baik. TD 110/70mmHg, N 82x/nmt, R 22x/mnt Suhu
37oC. Placenta lahir lengkap, TFU 2 jari dibawah pusat, terjadi robekan
perineum pada selaput lendir vagina dan kulit perineum.

PERTANYAAN Katergori manakah robekan perineum pada kasus tersebut?

PILIHAN A. Rupture perineum Derajat 1


JAWABAN B. Rupture perineum Derajat 2
C. Rupture perineum Derajat 3
D. Rupture perineum Derajat 4
E. Laserasi perineum Derajat 3
KUNCI A

PEMBAHASAN Jawaban A: Rupture Perineum Derajat I: Mukosa vagina, komisura


posterior, kulit perineum
Jawaban B: Rupture Perineum Derajat II: Mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum
Jawaban C: Rupture Perineum Derajat III: Mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani
eksternal
Jawaban D: Rupture Perineum Derajat IV: Mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani
eksternal, dinding rectum anterior
Jawaban E: Laserasi Perineum Derajat 3 sama dengan pilihan jawaban C,
karena rupture perineum dan laserasi perineum memiliki arti
yang sama, yaitu robekan perineum

Sehingga jawaban yang benar adalah A

ID 130

VIGNETTE Seorang perempuan berumur 34 tahun G2P1A0, hamil 39 minggu datang ke


Puskesmas pukul 10.00 WIB dengan keluhan perut mulas sejak 4 jam yang
lalu dan sering kencing. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg,N 88x/mnt,S
370C,R 24x/mnt. TFU 30 cm, Punggung kiri, Presentasi kepala, DJJ 130x/mnt,
teratur, Kontraksi 3x10’/45”. Hasil PD pembukaan 7 cm, efficement 70%,
ketuban utuh, kepala turun di Hodge III, UUK kiri melintang.

PERTANYAAN Penyebab apakah keluhan sering kencing yang dialami perempuan


tersebut?

PILIHAN A. Peningkatan suhu tubuh


JAWABAN B. Peningkatan kardiak output
C. Penurunan aliran plasma ginjal
D. Peningkatan filtrasi glomerullus
E. Peningkatan metabolisme tubuh
KUNCI D

PEMBAHASAN Perubahan fisiologi kala I persalinan

 Terjadi peningkatan T D selama kontraksi


(sistol meningkat 10-20 mmHg, diastole meningkat 5-10 mmHg)

 Pada Ginjal terjadi Peningkatan filtrasi glomelurus dan peningkatan


aliran plasma ginjal, sehingga ibu lebih sering BAK
 Detak jantung secara drastis.naik selama kontraksi. Pada setiap
kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam
sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar
10% sampai 15%
 Peningkatan metabolism terjadi karena kontraksi.
 Peningkatan metabolisme, mengakibatkan peningkatan suhu tubuh.
 Peningkatan pernafasan disebabkan karena kontraksi uterus dan
peningkatan metabolisme
Jawaban A: Peningkatan suhu tubuh terjadi karena metabolisme ibu
yang terjadi selama kala I karena ibu mengalami kontraksi uterus
selama kala I

Jawaban Kurang Tepat

Jawaban B: Peningkatan kardiak output terjadi karena kontraksi


uterus selama kala I sehingga meningkatkan jumlah curah jantung
10% sampai 15%

Jawaban Kurang Tepat

Jawaban C: Penurunan aliran plasma ginjal. Pada kala I persalinan


terjadi peningkatan aliran plasma ginjal dan filtrasi golmelurus
sehingga ibu sering BAK

Jawaban Kurang Tepat

Jawaban D: Peningkatan filtrasi glomerulus. Pada kala I persalinan


terjadi peningkatan aliran plasma ginjal dan filtrasi golmelurus
sehingga ibu sering BAK

Jawaban Tepat

Jawaban E: Peningkatan metabolisme tubuh karena kontraksi selama kala I


Jawaban Kurang Tepat

ID 131
VIGNETTE Seorang perempuan P5A0 umur 29 tahun telah melahirkan bayi laki-laki di
PMB 25 menit lalu. Hasil anamnesis : ibu merasa lemas, mengantuk, dan
merasakan darah keluar dari jalan lahir. Hasil Pemeriksaan: Keadaan umum
Lemah, TD 80/70 mmHg, N 75 x/menit, P 24 x/menit, S 36,2 0C. Dari hasil
pemantauan terdapat perdarahan ± 500 cc, kontraksi uterus lembek, TFU
setinggi pusat.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut ?
PILIHAN A. Inertia Uteri
JAWABAN B. Atonia Uteri
C. Ruptur Uteri
D. Tetania Uteri
E. Prolaps Uteri
KUNCI B. Atonia Uteri
PEMBAHASAN Pada kasus diatas kata kuncinya adalah terjadinya perdarahan sebanyak
±500 cc, kontraksi uterus lembek, dan TFU setinggi pusat.
Salah satu tanda gejala dari Atonia Uteri adalah tiga kata kunci diatas,
dimana atonia uteri di definisikan bahwa A adalah tidak ada, dan tonia dari
kata tonus berati tonus atau kontraksi otot. Jadi atonia uteri adalah tidak
adanya kontraksi pada uterus sehingga menyebabkan pembuluh darah
menjadi terbuka dan tidak adanya vasokontriksi dan tidak ada yang dapat
menahan keluarnya darah.
Sedangkan jawaban yang lain bukan menjelaskan tentang tidak adanya
kontraksi uterus dan perdarahan. Namun sama-sama mengenai
kegawatdaruratan obstetri

ID 132
VIGNETTE Seorang perempuan P3A1 umur 30 tahun, telah melahirkan bayi
perempuan di PMB 25 menit lalu dan sudah diberi suntikan oksitosin ke 2
10 IU. Hasil anamnesis : ibu merasa lemas, pusing dan merasakan darah
keluar dari jalan lahir sangat banyak. Hasil Pemeriksaan: Kesadaran
somnolen, Keadaan umum Lemah, TD 70/60 mmHg, N 75 x/menit, P 24
x/menit, S 36,20C. Dari hasil pemantauan terdapat perdarahan ± 750 cc,
kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat.
PERTANYAAN Apakah tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus
tersebut ?
PILIHAN A. Mengecek kelengkapan placenta
JAWABAN B. Memastikan tidak adanya janin kedua
C. Melakukan suntikan oksitosin ke tiga 10 IU
D. Mengosongkan kandung kemih dengan kateterisasi
E. Pemijatan fundus uteri selama 15 detik segera setelah lahirnya placenta
KUNCI E. Pemijatan fundus uteri selama 15 detik segera setelah lahirnya placenta
PEMBAHASAN Pada kasus diatas kata kuncinya adalah telah diberikan oksitosin ke 2. Kata
kunci selanjutnya adalah terjadinya perdarahan sebanyak ±500 cc, kontraksi
uterus lembek, dan TFU setinggi pusat.
Menurut buku saku pelayanan Kesehatan ibu di faskes dasar dan rujukan
menjelaskan bahwa Langkah awal yang tepat dalam kasus tersebut yaitu
melakukan pemijatan fundus uteri selama 15 menit segera setelah placenta
lahir. Masase ini gunanya untuk merangsang tonus pada uterus supaya
berkontraksi dan fundus uteri berubah menjadi keras (tanda adanya
kontraksi).
Hal ini juga dapat diingat teori manajemen kala III supaya dapat
mengantisipasi prognosis yang lebih buruk.

ID 133
VIGNETTE Seorang perempuan G3P2A1 umur 30 tahun datang ke PMB pada pukul
07.00 WIB. Hasil anamnesis: Perempuan tersebut hamil 38 minggu dengan
keluhan perut terasa mulas sejak pukul 05.00 WIB. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, pemeriksaan leopold
didapatkan TFU 3 jari dibawah px, punggung kiri, preskep, DJJ 140 x/menit,
Pemeriksaan dalam didapatkan adanya lendir darah, penurunan kepala
masuk panggul diantara tepi bawah siphisis dan spina ischiadika,
pembukaan 8 cm.
PERTANYAAN Apakah diagnosi yang tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Inpartu kala 1 fase akselerasi
JAWABAN B. Inpartu kala 1 fase aktif deselerasi
C. Inpartu kala 1 fase aktif dilatasi
D. Inpartu kala 1 fase aktif dilatasi maksimum
E. Inpartu kala 1 fase aktif akselerasi maksimum
KUNCI E. Inpartu kala 1 fase aktif akselerasi maksimum
PEMBAHASAN Pada kasus diatas kata kuncinya adalah penurunan kepala dan pembukaan.
Kita ketahui bahwa fase aktif mulai dari pembukaan 4 sampai dengan 10.
Dibagi menjadi fase aktif akselerasi, aktif deselerasi, dan aktif dilatasi
maksimum dimana terjadi pada pembukaan 8 hingga 10 cm. kondisi pada
kasus tersebut juga posisi kepala janin sudah diantara tepi bawah simpisis
dan spina ischiadica dimana kepala janin sudah masuk PAP dan hampir
terlihat di bagian vulva vagina.

ID 134
VIGNETTE Seorang perempuan G3P2A1 umur 30 tahun datang ke PMB pada pukul
07.00 WIB. Hasil anamnesis: Perempuan tersebut hamil 38 minggu dengan
keluhan perut terasa mulas sejak pukul 05.00 WIB. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, pemeriksaan leopold
didapatkan TFU 3 jari dibawah px, punggung kiri, preskep, konvergen, 3/5.
DJJ 140 x/menit, Pemeriksaan dalam didapatkan adanya lendir darah,
penurunan kepala masuk panggul diantara tepi bawah siphisis dan spina
ischiadika, pembukaan 8 cm.
PERTANYAAN Apakah bidang hodge penurunan kepala pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Hodge III-IV
JAWABAN B. Hodge II-III
C. Hodge I-II
D. Hodge IV
E. Hodge I
KUNCI B.Hodge II-III
PEMBAHASAN Pada kasus diatas kata kuncinya adalah penurunan kepala dan perlimaan.
Dimana HI-II pada pemeriksaan luar berada pada 4/5 = sulit digerakkan
bagian terbesar kepala belum masuk panggul.
HII-III pada pemeriksaan luar berada pada 3/5 = bagian terbesar kepala
belummasuk panggul
HIII + pada pemeriksaan luar berada 2/5 = bagian terbesar kepala sudah
masuk panggul
HIII-IV pada pemeriksaan luar berada 1/5 = kepala didasar panggul
HIV pada pemeriksaan luar berada 0/5 = di perinium

ID 135
VIGNETTE Seorang perempuan G3P2A1 umur 30 tahun datang ke PMB pada pukul
07.00 WIB. Hasil anamnesis: Perempuan tersebut hamil 38 minggu dengan
keluhan perut terasa mulas sejak pukul 05.00 WIB. Hasil pemeriksaan:
Keadaan umum baik TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, pemeriksaan leopold
didapatkan TFU 3 jari dibawah px, punggung kiri, preskep, konvergen, 3/5.
DJJ 140 x/menit, Pemeriksaan dalam didapatkan adanya lendir darah, HII-III,
pembukaan 6 cm.
PERTANYAAN Apakah asuhan yang harus diberikan pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Menganjurkan ibu tidur terlentang
JAWABAN B. Menganjurkan ibu makan
C. Menganjurkan ibu mobilisasi
D. Menganjurkan ibu mengejan
E. Memecahkan ketuban
KUNCI C. Menganjurkan ibu mobilisasi
PEMBAHASAN Pada kasus diatas kata kuncinya adalah keadaan umum clien dan
pembukaan. Dimana ketika KU ibu masih baik dan ibu masih aktif hal yang
paling benar dianjurkan adalah menganjurkan ibu untuk mobilisasi sesuai
keinginan dan pilihan ibu. Ibu bisa berjalan-jalan, melakukan pelvic rocking,
atau berayun-ayun menggunakan gym ball agar mempercepat penurunan
kepala janin dan pembukaan serviks. Selain itu ibu juga dianjurkan
memenuhi nutrisinya.

ID 136

Vignette Seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 30 minggu, dengan riwayat
G4P2A1, datang kerumah sakit dengan keluhan terdapat perdarahan
pervagina merah kehitaman, terasa nyeri perut menetap, gerak janin tidak
kuat. Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan TD 120/80mmHg, N :80x/menit,
RR :20x/menit, S : 37,1oC.

Pertanyaan Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus kasus tersebut?

Pilihan a. Bayi baru lahir rendah


jawaban b. Intra uterine fetal death
c. Kehamilan ektopik
d. Partus premature
e. Retensio plasenta

Kunci B

Pembahasan Intra uterine fetal death merupakan sebuah komplikasi yang kompleks
terjadi didalam banyak kasus pada kematian janin di usia trimester kedua
dimana adanya pergerakan janin dan DJJ.
ID 137

Vignette Seorang wanita berusia 20 tahun postpartum 3 hari yang lalu, saat ini bidan
sedang melakukan kunjungan ke rumah ibu tersebut. Ibu mengatakan ada
pengeluaran cairan berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir pada
daerah kewanitaannya. Hasil pemeriksaan TTV : TD 100/90mmHg, RR:
22x/menit, HR :80 x/menit, S 36,7oC.
Pertanyaan Apakah diagnosis pada kasus tersebut?

Pilihan a. Lochea rubra


jawaban b. Lochea alba
c. Lochea serosa
d. Lochiostatis
e. Lochea sanguinolenta

Kunci E

Pembahasan Lochea sanguinolenta warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini
terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

ID 138

Vignette Seorang pasien berumur 25 tahun G2P1A0 datang bersama suaminya ke


klinik bersalin. Pasien mengatakan sejak 2 bulan terakhir tidak mengalami
menstruasi. Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah disetai pengeluaran
darah bercak berwarna coklat tua. Hasil pemeriksaan di dapatkan tinggi
fundus uteri sepusat, belum ada pembukaan dan PP test (+)

Pertanyaan Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?

Pilihan a. G2P1A0 8 minggu dengan molahidatidosa


jawaban b. G2P1A0 8 minggu dengan abortus iminen
c. G2P1A0 8 minggu dengan kehamilan ektopik
d. G2P1A0 8 minggu dengan plasenta previa
e. G2P1A0 8 minggu dengan retensio plasenta

Kunci A

Pembahasan Molahidatidosa atau hamil anggur merupakan salah satu kegawatdaruratan


pada kehamilan trimester I yang ditandai dengan tinggi fundus uteri lebih
besar dari usia kehamilan
ID 139

Vignette Seorang ibu hamil berusia 27 tahun, G3P2A0 usia kehamilan 12 minggu
datang ke Rumah Sakit bersama suaminya, dengan keluhan perdarahan
sedikit, mual, muntah 4-5 kali sehari. Hasil pemeriksaan TD : 130/90mmHg,
TFU 3 jari dibawah pusat, ballotement (-), DJJ (-).

Pertanyaan Manakah tindakan yang tepat dilakukan untuk penanganan kasus tersebut?

Pilihan a. Histerektomi
jawaban b. Kemoterapi
c. Curretase
d. Berikan infus RL
e. Berikan

Kunci C

Pembahasan Curratase adalah tindakan yang dilakukan untuk membuang jaringan


abnormal yaitu sisa jaringan plasenta dan janin yang sudah mengalami
keguguran dari dinding rahim atau uterus.

ID 140

Vignette Seorang wanita berumur 28 tahun G2P1A0 datang ke BPM mengatakan sejak
10 minggu terakhir tidak mengalami menstruasi. Pasien mengeluh nyeri
hebat diperut bagian bawah disetai perdarahan pervagina berupa bercak
warna coklat. Hasil pemeriksaan PP test (+), KU ibu lemah, TD 90/60mmHg, N
: 110x/menit, di dapatkan nyeri goyang portio dan pasien tampak pucat.

Pertanyaan Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?

Pilihan a. G2P1A0 10 minggu dengan kehamilan ektopik


jawaban b. G2P1A0 10 minggu dengan molahidatidosa
c. G2P1A0 10 minggu dengan abortus iminen
d. G2P1A0 10 minggu dengan plasenta previa
e. G2P1A0 10 minggu dengan retensio plasenta

Kunci A

Pembahasan Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang terjadi di luar rahim,
misalnya dalam tuba, ovarium, rongga perut, serviks, partsinterstisialis tuba
atau dalam tanduk rundimenter rahim. Diagnosis klinik kehamilan ektopik
dapat ditegakkan dari ditemukannya trias klinik klasik, yaitu nyeri abdomen,
amenore dan perdarahan vagina.
ID 141
Vignette Seorang balita, umur 3 tahun di bawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
mencret sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis, keadaan umum gelisah
dan mengantuk, balita masih mau minum dan makan, BAB 4-5 kali sehari,
konsistensi cair, tidak ada darah di dalam tinja, minum dan makan biasa. Hasil
pemeriksaan : kesadaran somnolen, S: 37OC, P 40x/menit, mata cekung,
turgor kulit kembali lambat.

Pertanyaan Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus di atas?

Pilihan a. Diare dengan dehidrasi sedang


Jawaban b. Diare tanpa dehidrasi
c. Diare dengan dehidrasi berat
d. Disentri
e. Diare Persisten
Kunci a. Diare dengan dehidrasi sedang

Pembahasan Diare adalah suatu keadaan frekuensi BAB >4 kali pada bayi atau >3 kali pada
anak dengan konsistensi tinja cair dana tau tanpa lender atau darah.
(Sembiring, 2019)

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi


penyakit diare dapat dibedakan dalam empat kategori, yaitu:

a. Diare tanpa dehidrasi


Tidak cukup tanda- tanda untuk di klasifikasikan sebagai deidrasi
berat, ringan atau sedang.
b. Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yan hilang 2-5% dari
berat badan. Keadaan umum sadar, gelisah, haus, gampang marah,
pernapasan normal, kelopak mata normal, elastisitas kulit secara
elastis kembali secara normal.
c. Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-
8% dari berat badan. Keadaan umum gelisah dan mengantuk,
pernapasan dalam, mungkin cepat, kelopak mata cekung, elastisitas
kulit kembali secara lambat.
d. Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-
10% dari berat badan. Keadaan umum mengantuk, lemas, anggota
gerak dingin, berkeringat, kebiruan, mungkin koma, tidak sadar.
Pernapasan dalam dan cepat, kelopak mata sangat cekung, elastisitas
kulit kembali sangat lamcat (lebih dari 2 detik).
Disentri , terdapat darah dalam tinja (berak campur darah)

ID 142
Vignette Seorang perempuan umur 35 tahun, G3P2A0 hamil 37 minggu, datang ke RS
mengeluh mulas ingin meneran, sakit kepala dan penglihatan kabur. Riwayat
persalian sebelumnya operasi atas indikasi hipertensi. Hasil pemeriksaan: TD
160/90 mmHg, N 80x/menit, S: 37oC, P: 20x/menit, edema pada tungkai, TFU
34 cm, DJJ : 140x/menit, penurunan kepala 4/5, kontraksi 3x10’/40”, portio
kaku, pembukaan 2cm, ketuban (+)

Pertanyaan Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus di atas?

Pilihan a. Hemoglobin
Jawaban b. Leukosit
c. Reduksi Urine
d. Protein Urine
e. Golongan darah
Kunci a. Protein Urine

Pembahasan Pemeriksaan protein urine yang dapat dilakukan pada ibu hamil merupakan
salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi ginjal
selama masa kehamilan dan mengidentifikasikan adanya preeklampsia baik
ringan maupun berat yang dapat mengarah pada keadaan eklampsia. Deteksi
proteinuria sangat penting dalam diagnosis dan penanganan hipertensi dalam
kehamilan. Proteinuria merupakan gejala yang terakhir timbul pada pasien
preeklampsia. Namun demikian, eklampsia dapat terjadi tanpa proteinuria.
Proteinuria pada preeklampsia merupakan indikator adanya bahaya pada
janin, berat badan lahir rendah, dan meningkatnya risiko kematian perinatal.

ID 143
Vignette Seorang perempuan umur 31 tahun G1P0A0 aterm, Kala II di PMB dipimpin
meneran. Hasil pemeriksaan : TD 120/80 mmHg, P 20x/menit, TFU 32 cm, DJJ
130 x/menit, kontraksi 4x/10’/45”. Saat ini kepala janin telah selesai putaran
paksi luar.

Pertanyaan Apakah langkah selanjutnya yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus di
atas?

Pilihan a. Lahirkan badan dan tungkai


Jawaban b. Memegang kepala secara biparietal
c. Tahan kepala bayi
d. Periksa apakah terdapat lilitan tali pusat
e. Gerakkan kepala dengan lembut kearah bawah
Kunci e. Gerakkan kepala dengan lembut kearah bawah

Pembahasan Setelah rotasi eksterna, maka bahu depan tampak di bawah simfisis, dan
perineum akan terdistensi oleh bahu belakang. Setelah bahu lahir, maka
bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti dengan mudah.

Engagement >> Penurunan>> Fleksi >> Rotasi Interna >> Ekstensi >> Rotasi
Eksterna >> Ekspulsi

ID 144
Vignette Seorang perempuan umur 19 tahun, P1A0, nifas 2 hari di Puskesmas PONED
tampak sedih bila dekat dengan bayinya. Hasil anamnesis : berkali- kali
mengatakan bahwa kehamilan dan persalinan ini menyiksa dirinya, ibu
gelisah, menolak bertemu dan menyusui bayinya. Hasil pemeriksaan TD
100/70mmHg, N 80 x/menit, S 36oC.

Pertanyaan Apakah sikap seorang bidan dalam menghadapi pasien seperti pada kasus di
atas?

Pilihan a. Menganjurkan istirahat agar pikiran tenang


Jawaban b. Menasehati pasien dengan sopan dan lembut
c. Membiarkan pasien sendiri
d. Memberikan dukungan psikologi
e. Merujuk ibu untuk konsultasi dengan psikologi
Kunci a. Menganjurkan istirahat agar pikiran tenang

Pembahasan Setelah persalinan ibu perlu waktu untuk menyesuaikan diri, menjadi dirinya
lagi, dan merasa terpisah dengan bayinya sebelum dpt menyentuh bayinya.
(Price ‘88) Perasaan ibu oleh bayinya bersifat komplek dan kontradiktif.
Banyak ibu merasa takut disebut sebagai ibu yang buruk, emosi yang
menyakitkan mungkin dipendam sehingga sulit dalam koping dan tidur. Ibu
menderita dalam kebisuannya sehingga menimbulkan distress karena
kemarahan thd situasi

Periode ini dieskpresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut
ini :

a. Taking in Period ( Masa ketergantungan) Terjadi pada 1-2 hari setelah


persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus
perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih 12 mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu
makan meningkat.

b. Taking hold period Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih


berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab
sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat
sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c. Leting go period Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai
secara penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya

ID 145
Vignette Seorang bayi umur 9 hari di bawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
panas tinggi sejak 3 hari yang lalu. Hasil anamnesis, keadaan umum lemah
dan gelisah, bayi malas menyusu, Suhu tubuh 39oC, tali pusat basah dan
kemerahan, tali pusat di bungkus ibu dengan rempah- rempah.

Pertanyaan Apakah sikap etika yang tepat bagi bidan dalam mengahadapi kasus di atas
adalah

Pilihan a. Memarahi ibu bayi tersebut terkait perawatan tali pusat


Jawaban b. Menyarankan ibu untuk lebih sering menyusui anaknya
c. Memberdayakan orang tua pasien
d. Menjelaskan dengan santun kondisi bayi dan perawatan tali pusat
yang benar
e. Berempati kepada pasien dan keluarga
Kunci d. Menjelaskan dengan santun kondisi bayi dan perawatan tali pusat
yang benar
Pembahasan Etika pelayanan apabila bidan berada di masyarakat, yaitu sebagai berikut :

a. Peningkatan citra bidan sebagai pemberi pelayanan yang berkualitas,


non diskriminatif, mandiri, mampu menunjukkan kepemimpinan di
masyarakat untuk tujuan kemanusian.
b. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam menumbuhkan
kesadaran terhadap pentingnya kesehatan reproduksi dan persalinan
yang aman dan tumbuhnya dukungan terhadap peningkatan terhadap
status perempuan.
Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik, yaitu memperhatikan
aspek bio, psiko, sosio dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pasien
memerlukan pelayanan dari petugas yang memiliki karakteristik: semangat
untuk melayani, simpati, empati, tulus ikhlas, dan memberikan kepuasan.

Sebagai pemberi pelayanan bidan juga harus memberikan rasa aman,


nyaman,

menjaga privacy, alami dan tepat dalam memberikan pelayanan. Ketika bidan
melaksanakan pelayanan/praktik kebidanan memperhatikan prinsip kerja
bidan yaitu sebagai berikut :

1. Kompeten dalam pelayanan kebidanan


2. Praktik berdasarkan fakta/evidence based
3. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
4. Pemakaian teknologi secara etis
5. Memahami perbedaan budaya dan etnik
6. Memberdayakan/mengajarkan untuk promosi, inform choise dan ikut
serta dalam pengambilan keputusan
7. Sabar tapi rasional, advokasi
8. Bersahabat dengan perempuan, keluarga dan masyarakat.

ID 146
VIGNETTE Seorang perempuan umur 29 tahun datang ke PMB dengan keluhan ingin
merencanakan kehamilan. Hasil anamnesis: sudah menikah selama 4 tahun,
belum pernah hamil, melakukan hubungan seksual aktif tanpa
menggunakan metode kontrasepsi apapun. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36,5 oC, P 20 x/menit, abdomen tidak ada
massa.
PERTANYAAN Apakah tindakan yang tepat dilakukan bidan pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Menyarankan adopsi anak
JAWABAN B. Memberikan terapi sulih hormon
C. Memberitahukan bahwa hal ini normal
D. Melakukan konseling gizi untuk fertilitas
E. Merujuk ke dokter spesialis obgyn fertilitas
KUNCI E
PEMBAHASAN Diagnosis kasus tersebut adalah infertil primer. Namun, untuk lebih
memastikan diagnosis dan penanganan lanjutan, bidan dapat merujuk ke
dokter spesialis obgyn fertilitas karena tidak termasuk dalam kewenangan
bidan.

ID 147
VIGNETTE Seorang perempuan umur 35 tahun P1A0 datang ke PMB dengan keluhan
ingin merencanakan kehamilan. Hasil anamnesis: anak pertama umur 3
tahun, melakukan hubungan seksual aktif, pernah menggunakan KB suntik
DMPA, dan telah berhenti 6 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
130/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36,2 oC, P 20 x/menit, abdomen tidak ada
massa.
PERTANYAAN Apakah faktor yang paling tepat menyebabkan perempuan belum hamil
pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Umur terlalu tua
JAWABAN B. Tekanan darah tinggi
C. Ketidakseimbangan hormon
D. Terlalu sering hubungan seksual
E. Jarak dari anak pertama lebih dari 2 tahun
KUNCI C
PEMBAHASAN Pada akseptor KB DMPA, klien mengalami peningkatan hormon
progesteron. Sehingga apabila akan hamil, diperlukan keseimbangan
hormone estrogen dan progesteron kurang lebih selama 12 bulan.

ID 148
VIGNETTE Seorang perempuan umur 26 tahun datang ke RS bersama suaminya
dengan keluhan ingin merencanakan kehamilan. Hasil anamnesis: sudah
menikah 2 tahun, tinggal satu rumah dengan suami, rutin berhubungan
seksual, siklus menstruasi teratur. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/70
mmHg, N 80 x/menit, S 36,5 oC, P 20 x/menit, abdomen tidak ada massa.
Pemeriksaan hormon dan USG uterus normal.
PERTANYAAN Apakah pemeriksaan yang paling tepat disarankan pada kasus pasangan
suami istri tersebut?
PILIHAN A. Tes HIV
JAWABAN B. Tes sifilis
C. Tes HbsAg
D. Tes thalasemia
E. Tes analisis sperma
KUNCI E
PEMBAHASAN Tes analisis sperma merupakan salah satu tes kesuburan pada laki-laki
untuk mengetahui morfologi, volume, dan motilitas sperma.

ID 149
VIGNETTE Seorang perempuan umur 25 tahun datang ke RS bersama suaminya
dengan keluhan ingin merencanakan kehamilan. Hasil anamnesis: sudah
menikah 1 tahun, tinggal satu rumah dengan suami, rutin berhubungan
seksual. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36,2
o
C, P 20 x/menit, abdomen tidak ada massa. Hasil tes kesuburan istri:
jumlah sel telur cukup dan matang, suami: jumlah sperma di bawah 5 juta
tiap ejakulasi.
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang dialami suami pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Normal
JAWABAN B. Polispermia
C. Azoospermia
D. Oligospermia
E. Astenozoospermia
KUNCI D
PEMBAHASAN Oligospermia merupakan kondisi jumlah sperma 15 juta per 1 ml tiap
ejakulasi.

ID 150
VIGNETTE Seorang perempuan umur 26 tahun datang ke PMB dengan keluhan ingin
merencanakan kehamilan pertamanya. Hasil anamnesis: menikah 1 bulan
yang lalu, siklus menstruasi teratur, mengeluh keputihan bening. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, S 37,5 oC, P 20
x/menit.
PERTANYAAN Apa penyebab yang mempengaruhi keluhan perempuan tersebut?
PILIHAN A. Cara cebok yang salah
JAWABAN B. Peningkatan hormon estrogen
C. Penurunan hormon progesteron
D. Kebiasaan menggunakan pantyliner
E. Terlalu sering menggunakan sabun sirih
KUNCI B
PEMBAHASAN Keputihan bening yang dialami perempuan pada kasus tersebut termasuk
fisiologis, biasanya terjadi pada masa subur atau ovulasi. Hal ini disebabkan
karena adanya peningkatan hormon estrogen.

ID 151
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 26 tahun G2P1A0 hamil 26 minggu datang ke
PMB diantar suami, keluhan yang dirasakan adalah lemah, pusing, susah
bernafas. hasil anamnesa : ibu menjadi IRT, anak terkecil 2,5 tahun. Hasil
pemeriksaan: konjungtiva pucat, muka pucat, TD : 110 /70 mmHg, N : 84 x /
menit, S: 36, 1 ͦC, P: 18 x/menit, BB : 56 Kg, kenaikan BB 6 Kg, TFU 23 cm,
DJJ 136 x/ menit.
PERTANYAAN apakah pemeriksaan selanjutnya yang paling tepat untuk menegakkan
diagnosa kasus tersebut?
PILIHAN A. Golongan darah
JAWABAN
B. kadar glukosa
C. Protein uri
D. kadar Hb
E. HbsAg
KUNCI A
PEMBAHASAN Jawaban D
Anemia Kehamilan adalah jika kadar hemoglobin <11 gr /dL pada trimester I
dan III, atau jika kadar hemoglobin < 10,5gr/dL
Tingkatan anemia
a. Anemia ringan : 9-10 gr/dL
b. Anemia Sedang: 7-8 gr/dL
c. Anemia berat:< 7 gr/dL
Anemia defisiensi besi
Gejala klinis
DS: ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, lemas, susah bernafas
DO : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung –ung kuku pucat

ID 152
VIGNETTE Seorang perempuan berumur 23 tahun P1A0 datang ke Puskesmas diantar
suami, melahirkan secara spontan 6 minggu yang lalu di Puskesmas, hasil
anamnesis : darah nifas sudah berhenti, ibu ingin memakai kontrasepsi dan
tetap menyusui hingga 2 tahun. Hasil pemeriksaan : TD : 120 / 70 mmHg,
N : 80x / menit, S: 36,2 ͦC, P: 18 x/menit.
PERTANYAAN Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut
PILIHAN a. Memberi penjelasan tentang metode kontrasepsi yang dapat digunakan
JAWABAN
b. menanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medisnya
c. menjalin komunikasi yang baik dengan ibu
d. bantu ibu menentukan kontrasepsi pilihan
e. meminta persetujuan tertulis
KUNCI C
PEMBAHASAN
Jawaban B
Panduan pemilihan kontrasepsi:
1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri anda. Tanya
tentang identitas dan keinginannya pada kunjungan ini (tahap ini
sdh ada pada soal kasus)
2. nilailah kebutuhan dan kondisi Ibu
tanyakan tujuan ibu berkontrasespsi dan jelaskan pilihan metode
yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut.
3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat
digunakan ibu
4. bantu ibu menentukan pilihan
5. jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang dipilih
ibu
6. Rujuk ibu bila diperlukan.

ID 153
VIGNETTE Seorang Bidan dating untuk kunjungan rumah Seorang perempuan berumur
25 tahun Postpartum 4 hari yang tinggal bersama orang tuanya, melahirkan
anak pertama di PMB secara spontan, dengan keluhan nyeri luka perineum
dan tidak bisa berjalan dengan cepat sehingga merasa khawatir tidak bisa
maksimal dalam merawat bayinya, ibu menyusui bayi sesuai keinginan bayi.
Hasil pemeriksaan TD /; 110/ 70 mmHg, S : 36.7 C, N : 110 x/mnt, P :
44x/mnt, TFU 3 jari bawah pusat, lokia rubra.
PERTANYAAN Fase adaptasi apa yang dialami ibu pada kasus tersebut?
PILIHAN a. taking in
JAWABAN
b. tang hold
c. letting Go
d. baby blues
e. depresi postpartum
KUNCI B
PEMBAHASAN Adaptasi Psikologi Ibu dalam Masa Nifas
a. Fase Taking In
Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung hari ke 1 – 2
setelah melahirkan. ibu cenderung focus pada dirinya sendiri
sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. merasa lelah,
ngantuk nyeri jalan lahir dan mules
b. Fase Taking Hold
Terjadi pada hari kei pada hari ke 3 – 10, ibu merasa khawatir tidak
mampu dan tidak bisa bertanggungjawab terhadap perawatan
anknya, mudah tersinggung dan sensitive.
c. Fase Letting Go
Berlangsung 10 hari setelah melahirkan, ibu suda bisa mengambil
tanggung jawab akan peran barunya sebagai seorang ibu.

ID 154
VIGNETTE Seorang Laki – laki berumur 38 tahun datang ke PMB untuk memeriksakan
anak laki – lakinya berumur 4 tahun dengan keluhan anak panas 2 hari,
ruam merah kecil - kecil di perut, dada dan punggung, gatal. hasil
anamnesis : anak lemah, tidak mau makan, anak hanya diberikan obat
penurun panas. Hasil pemeriksaan N : 90 x / menit, S: 37,7 ͦC, P: 20 x/menit,
terdapat papula dengan dasar eritematusberisi cairan, vesikel jernih, ada
yang keruh pada dada, punggung dan muka.
PERTANYAAN apakah diagnosis kemungkinan pada kasus tersebut?
PILIHAN a. Herpes
JAWABAN
b. Miliaria
c. Varisela
d. Parotitis
e. Bercak mongol
KUNCI C
PEMBAHASAN Varisela
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella, bersifat akut,
menular ditandai timbulnya vesikel di kulit dan selaput lender
Gejala klinis :
Stadium Prodromal: 24 jam sebelumkelainan kulit timbul terjadi gejala
panas, perasaan lemah (malaise), anoreksia
Stadium Erupsi : dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil yang
berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar
eritematus, unumbilicated. Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam 24 jam.
biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. dalam 3 – 4
hari erupsi tersebar, mula – mula di dadalalu ke muka, bahu dan anggota
gerak, erupsi inin disertai rasa gatal.

ID 155
VIGNETTE Seorang perempuan umur 27 tahun melahirkan bayi cukup bulan berjenis
kelamin perempuan di Puskesmas secara spontan ditolong bidan. Hasil
penilaian sepintas : gerak bayi aktif, menangis keras. setelah tali pusat
dipotong dan diikat kain pembungkus bayi segera diganti dengan yang
kering dan dilakukan IMD. keluarga ibu meminta untuk segera memandikan
bayi agar tidak berbau anyir dan menjadi bersih, tetapi bidan menjelaskan
penundaan memandikan bayi minimal 6 jam.
PERTANYAAN Apakah Mekanisme kehilangan panas yang dapat terjadi pada kasus
tersebut?
PILIHAN a. Difusi
JAWABAN
b. Radiasi
c. Konveksi
d. Konduksi
e. Evaporasi
KUNCI E
PEMBAHASAN Mekanisme Kehilangan Panas BBL :
- Evaporasi : jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh
bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas akibat
penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri. kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu
cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
- Konduksi : kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaanyang dingin
- Konveksi : kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin
- Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda – benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu
tubuh bayi.

ID 156
Vignette Seorang perempuan G2P1A0 hamil aterm, datang ke Poskesdes, dengan
keluhan kenceng- kenceng. Anamnesis : ibu merasa pusing. Hasil
pemeriksaan DJJ 120 x/mnt teratur, TD 160/100 mmHg, N 96 x/mnt, P 24
x/mnt, S 36,5 0C, letak kepala, puka, divergen, his 3x/10’/45”, VT 5 cm, KK
(+), eff 50%, penurunan H II, moulase 0.

Pertanyaan Apa tindakan yang dilakukan pada kasus tersebut?


Pilihan A. Berikan dosis awal 4 gr MgSO4 20 cc konsentrasi 20 % IV selama
Jawaban 5- 8 menit
B. Berikan dosis awal 4 gr MgSO4 20 cc konsentrasi 40 % IV selama
5- 8 menit
C. Berikan dosis awal 6 gr MgSO4 20 cc konsentrasi 20 % IV selama
5- 8 menit
D. Berikan dosis awal 6 gr MgSO4 20 cc konsentrasi 40 % IV selama
5- 8 menit
E. Berikan dosis awal 4 gr MgSO4 10 cc konsentrasi 40 % IV selama
20 menit

Kunci A
Pembahasana Tanda gejala PE berat :
– TD diastolic 110 mmHg/ lebih
– Nyeri kepala
– Gangguan penglihatan
– Nyeri epigastrum
– Odem pada wajah dan ekstrimtas atas
– Protein urin lebih dari 3
Rencana asuhan :
– Baringkan miring ke kiri
– Pasang infus dengan menggunakan jarum ukuran besar (16 / 18)
berikan RL atau NS 125 cc/ jam
– Dosis awal 4 G MgSO4 (10 ml konsentrasi 40% atau 20 ml konsentrasi
20%) IV selama 5 - 8 menit (kecepatan 0,5 -1 gram per menit). Untuk
10 ml konsentrasi 40% dilarutkan menjadi 20 ml dengan aquadest
– Lanjutkan dengan MgSO4 15 ml (40%) atau 30 ml (20%) yaitu 6 G
dalam larutan Ringer Asetat / Ringer Laktat selama 6 jam
– Jika terjadi kejang ulangan, berikan MgSO4 2 G IV selama 5 menit
– Infus MgSO4 1 gram / jam diberikan hingga 24 jam
pascapersalinan/setelah bayi lahir

ID 157
Vignette Seorang perempuan G1P0A0 hamil aterm, datang ke Poskesdes, dengan
keluhan kenceng- kenceng. Hasil pemeriksaan DJJ 120 x/mnt teratur, TD
120/80 mmHg, N 90 x/mnt, P 20 x/mnt, S 36,5 0C, letak kepala, puka,
divergen, his 3x/10’/45”, VT 5 cm, KK (+), eff 50%, penurunan H II, moulase
0.UUK ka belakang

Pertanyaan Apa denomitaor pada kasus di atas?


Pilihan A. Letak kepala
Jawaban B. Puncak
C. Muka
D. Dahi
E. POP
Kunci E
Pembahasan Kelainan posisi merupakan posisi abnormal ubun-ubun kecil sebagai penanda
terhadap panggul ibu.Kelainan presentasi adalah semua presentasi lain dari
janin selain presentasi belakang kepalaJanin dalam keadaan malpresentasi
dan malposisi sering menyebabkan partus lama/partus macet.
Kelainan presentasi :
– Puncak Kepala
– Dahi
– Muka
– Presentasi Oksipito Posterior (POP).
UUB merupakan bagian terendah pada presentasi puncak kepala.
Presentasi muka adalah letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian
kepala yang terletak palaing rendah ialah muka.
Posisi ditentukan oleh dagu (mento), jadi ada posisi :
– Left Mento Anterior (LMA) = dagu kiri depan
– Right Mento Anterior (RMA) = dagu kanan depan
– Left Mento Posterior (LMP) = dagu kiri belakang
– Right Mento Posterior (RMP) = dagu kanan belakang
Presentasi Dahi : Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dahi, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang
kepala
UUK melintang, Pada pemeriksaan, kepala sudah di dasar panggul, sedangkan
UUK masih di samping, terjadi karena putar paksi terlambat.

ID 158
Vignette Seorang perempuan G1P0A0 hamil aterm, inpartu kala 2, sudah dipimpin
mengejan 1 jam yang lalu di PMB. Hasil pemeriksaan DJJ 144 x/mnt teratur,
TD 120/80 mmHg, N 90 x/mnt, P 20 x/mnt, S 36,5 0C, letak kepala, puki,
divergen, his 3x/10’/45”, penurunan H II, moulase 1, UUK ki melintang

Pertanyaan Apa diagnosis pada pasien tersebut?

Pilihan A. Partus lama


Jawaban B. Partus macet
C. Partus tak maju
D. Partus serotinus
E. Partus presipitatus

Kunci B
Pembahasan Partus lama : partus yang berlangsung lebih dari 24 jam. Partus lama dapat
terjadi karena abnormalitas dari dilatasi serviks. Perbukaan serviks
berlangsung secara lambat, karena tidak terjadi penurunan kepala untuk
menekan serviks tersebut. Pada saat yang sama terjadi edema pada serviks
sehingga akan lebih sulit terjadi dilatasi. Oleh karena itu, tindakan seksio
sesarea diperlukan segera. Partus lama dapat barakibat buruk baik bagi ibu
maupun bayinya. Ibu dan bayi akan mengalami distress, juga dapat
meningkatkan risiko perdarahan karena atonia uteri dapat terjadi karena
kelelahan otot uterus.
Partus macet : ketidak majuan pada penurunan kepala dan putaran paksi luar
(denominator)
Partus tak maju : terjadi pada kala 1 yang memanjang, ketidak majuan pada
pembukaan, penurunan kepala dan putaran paksi luar (denominator)
Partus serotinus : partus dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu
Partus presipitatus : persalinan yang selesai terlalu cepat, atau kurang dari 3
jam, partus presipitatus dapat meningkatkan kejadian laserasi serviks 1,8 kali
lipat lebih sering dibanding persalinan non presipitatus

ID 159
Vignette Seorang perempuan G1P0A0 hamil aterm, inpartu kala 2, sudah dipimpin
mengejan 2 jam yang lalu oleh dukun. Hasil pemeriksaan DJJ 150 x/mnt
teratur, TD 130/80 mmHg, N 90 x/mnt, P 20 x/mnt, S 36,8 0C, letak kepala,
puki, divergen, his 3x/10’/45”, penurunan H II, moulase 2, UUK ki melintang.
Kemudian pasien segera dirujuk oleh bidan setempat.

Pertanyaan Bagaimana persalinan pasien di atas?

Pilihan A. SC
Jawaban B. Kristeller
C. Forcep ekstraksi
D. Vaccum ekstraksi
E. Induksi persalinan

Kunci A
Pembahasan Syarat untuk vakum tidak terpenuhi yaitu :
1. Pembukaan serviks lengkap
2. Janin aterm
3. KK sudah pecah
4. Presentasi kepala
5. Tidak dicurigai CPD
6. Penurunan kepala HIII +
Induksi persalinan : ibu sudah mengalami kelelahan.
Kristeller : gerakan saying ibu, tindakan ini sudah tidak diperbolehkan lagi.
Bisa menyebabkan rupture uteri, fraktur pada bayi, membuat tidak nyaman
pada ibu.
Forcep sama indikasi dengan vakum esktraksi , yang membedakan forcep
harus menyesuaikan denominator pada saat akan memasang forsepnya.
Sedangkan vakum tidak, cup vakum bisa di pasang pada belakang kepala,
samping kepala ataupun dahi.

ID 160
Vignette Seorang perempuan G3P2A0 hamil aterm, datang ke PMB, dengan keluhan
kenceng- kenceng. Anamnesis : ibu merasa pusing. Hasil pemeriksaan DJJ 120
x/mnt teratur, TD 160/100 mmHg, N 96 x/mnt, P 24 x/mnt, S 36,5 0C, letak
kepala, puka, divergen, his 3x/10’/45”, VT 5 cm, KK (+), eff 50%, penurunan H
II, moulase 0. Langkah awal bidan memberikan obat MgSO4.

Pertanyaan Apa yang perlu diperhatikan sebelum memberikan obat tersebut?

Pilihan A. Reflek patella negatuf


Jawaban B. TD <200/160 mmHg
C. RR <16 x/mnt
D. Protein urine <30 cc selama 6 jam terakhir
E. Tersedia anti dotum

Kunci E
Pembahasan Preeklampsia merupakan kondisi gawat darurat karena bisa menimbulkan
komplikasi yang berat pada ibu dan janin dan bahkan kematian. Salah satu
komplikasi yang sering terjadi adalah terjadinya kejang yang disebut
eklampsia. Untuk mencegah terjadinya kejang pada pasien preeklampsia ini
diperlukan pemberian obat anti kejang yaitu Magnesium Sulfat (MgSO4).
MgSO4 ini bekerja dengan cara menghambat rangsangan kejang di otak,
melebarkan pembuluh darah sehingga mencegah kekurangan oksigen di otak
yang bisa memicu kejang. Obat ini merupakan obat pilihan utama untuk
mencegah kejang pada preeklampsi.
Terjadinya keracunan/ intoksikasi magnesium (hypermagnesemia) yang bisa
berakibat fatal. Keracunan magnesium ini dapat terjadi bila kadar magnesium
dalam darah melebihi dosis maksimal yang diperbolehkan yaitu 12 ml/dl.
Namun sayang pengukuran kadar magnesium pada pasien preeklampsia yang
mendapat terapi MgSO4 ini bukan hal yang rutin karena keterbatasan fasilitas
dan sedikitnya laboratorium yang dapat memeriksa kadar magnesium ini,
sehingga diagnosis intoksikasi ini terdeteksi bila pasien mengalami gejala
keracunan seperti mual muntah, hilangnya reflek lutut, depresi nafas, dan
penurunan kesadaran
Hentikan pemberian MgSO4, jika:

– Refleks patella (-)


– bradipnea (<16 kali/menit)
– Jika terjadi henti nafas  Bantu pernafasan dengan pernapasan
buatan/ventilator
– Urin ≤ 20 ml/jam

Penawar (antidotum) : Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV


perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi

ID 161
VIGNETTE Seorang pasien yang berumur 26 tahun dengan kondisi hamil 27 minggu
datang ke puskesmas, ini adalah kunjungan yang pertama selama hamil.
Pasien selama ini tidak pernah periksa karena jarak rumah dengan
puskesmas jauh dan tidak ada yang mengantar. Saat ini dia mengeluh kaki
sering keram dan bengkak. Karna khawatir dengan keadaan kehamilannnya
maka ibu Oneng terpaksa datang ke puskesmas. Hasil pemeriksaan TTV
yaitu TD = 110/90 mmhg. Nadi = 60x/menit. 
PERTANYAAN Yang harus dilakukan oleh bidan adalah
PILIHAN A. Melakukan pemeriksaan secara priodik
JAWABAN B. Mengusahakan transportasi untuk periksa ulang
C. Merencakan kunjungan ke rumah untuk pemeriksaan selanjutnya
D. Menganjurkan kepala keluarga dan ibu kunjungan berikutnya
E. Menganjurkan pasien mencari tumpangan untuk kunjungan berikutnya
KUNCI D. Menganjurkan kepala keluarga dan ibu kunjungan berikutnya
PEMBAHASAN Kebijakan program pelayanan antenatal yang menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal minimal empat kali yaitu
1) Minimal satu kali pada trimester pertama = K1 (0-12 minggu)
2) Minimal satu kali pada trimester kedua = K2 (>12 minggu -24 minggu)
3) Minimal dua kali pada trimester ketiga = K3 & K4 (>24-36 minggu)
Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk memberikan
perlindungan kepada ibu hamil dengan cara deteksi dini faktor risiko
pencegahan dan penanganan komplikasi

ID 162
VIGNETTE Seseorang perempuan yang berusia 27 tahun datang ke BPM dengan G3 P2
A0, kehamilan 3 bulan, perdarahan sedikit, mengeluh mual, muntah, 4-5
kali sehari. Hasil pemeriksaan TTV yaitu TD := 150/90 mmhg. TFU 3 jari
dibawah pusat, ballotemen (-), DJJ (-).
PERTANYAAN Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan urin...
PILIHAN A. Plano test
JAWABAN B. protein test
C. Glukosa test
D. Urine lengkap
E. Plano test titrasi
KUNCI C. Glukosa test
PEMBAHASAN Semua ibu hamil berisiko mengalami diabetes gestasional, akan tetapi lebih
berisiko terjadi pada ibu hamil dengan faktor-faktor berikut ini:
 Memiliki berat badan berlebih.
 Memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan
sebelumnya.
 Pernah mengalami keguguran.
 Pernah melahirkan anak dengan berat badan 4,5 kg atau lebih.
 Memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
 Mengalami PCOS (polycystic ovary syndrome) atau akantosis
nigrikans

ID 163
VIGNETTE Seseorang perempuan yang baru berusia 25 tahun telah hamil 30 minggu
dan dengan riwayat kehamilan G4 P3 A2, pasien tersebut datang ke
RS bersama dengan suaminya dengan keluhan perdarahan pervaginam
merah kehitaman, mengeluh nyeri perut menetap, gerakan janin tidak
dapat dirasakan pasien. Dari hasil pemeriksaan DJJ (-), palpasi ditemukan
perut pasien teraba keras. Hasil pemeriksaan TTV yaitu TD=120/70 mmhg,
N=82x/menit, S=36,6 derajat celsius. 
PERTANYAAN diagnosa apakah yang dapat ditegakkan pada kasus pasien di atas?
PILIHAN A. Vasa previa
JAWABAN B. Plasenta previa
C. Solusio plasenta
D. Plasenta letak rendah
E. Hipertensi dalam kehamilan
KUNCI C. Solusio plasenta
PEMBAHASAN Gejala Solusio Plasenta
Trimester tiga kehamilan merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya
abruptio plasenta. Gejala utama yang menandai terjadinya solusio plasenta
adalah perdarahan saat hamil.
Selain perdarahan, beberapa gejala lain yang menandai solusio plasenta
adalah:
 Nyeri perut atau punggung.
 Kontraksi rahim yang terjadi terus menerus.
 Rahim atau perut terasa kencang.
ID 164
VIGNETTE Seorang bayi berusia 2 bulan di bawa ibunya ke puskesmas untuk di
imunisasi, hasil pemeriksaan berat badan 4500 garm. Di lihat pada kartu
KMS, bayi baru mendapat imunisasi HB 0 dan polio 1.
PERTANYAAN Apa jenis imunisasi yang harus di berikan pada bayi dalam kasus di atas?
PILIHAN A. DPT 1
JAWABAN B. BCG
C. Campak
D. DPT 2
E. HB 2
KUNCI B. BCG
PEMBAHASAN Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun
2013 dan No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi,
disebutkan bahwa ada 5 jenis imunisasi wajib yang harus diperoleh bayi
1. Imunisasi hepatitis B
Vaksin tersebut diberikan pada bayi sebanyak 4 kali. Pemberian pertama
dilakukan segera setelah bayi lahir atau paling lambat 12 jam setelah
kelahiran. Lalu, vaksin kembali diberikan secara berturut-turut pada usia 2,
3, dan 4 bulan.
2. Imunisasi polio
Vaksin polio tetes diberikan 4 kali, yaitu saat bayi baru lahir atau paling
lambat saat usianya 1 bulan. Selanjutnya, vaksin diberikan secara berturut-
turut di usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Sementara, vaksin polio suntik
diberikan 1 kali, yaitu pada usia 4 bulan.
3. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG termasuk dalam daftar imunisasi wajib di Indonesia, karena
Indonesia masih memiliki angka kasus TB yang tinggi. Imunisasi BCG hanya
dilakukan 1 kali dan diberikan pada bayi di usia 2 atau 3 bulan. Imunisasi
BCG diberikan melalui suntikan pada kulit bayi
4. Imunisasi campak
Imunisasi campak diberikan sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit
campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia, diare, dan radang otak
(ensefalitis). Imunisasi campak diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat anak
berusia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.
Jika anak diberikan vaksin MR/MMR di usia 15 bulan, maka pemberian
imunisasi campak ulang di usia 18 bulan tidak diperlukan. Hal ini
karena vaksin MR atau MMR tersebut sudah mengandung vaksin campak.
5.Imunisasi DPT-HB-HiB
Imunisasi DPT-HB-HiB dapat memberikan perlindungan dan pencegahan
terhadap 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus,
hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).
Imunisasi wajib ini diberikan sebanyak 4 kali dengan jadwal pemberian
berturut-turut pada bayi di usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dosis
pemberian terakhir ketika usia anak 18 bulan

ID 165
VIGNETTE Seorang wanita usia 28 th P1 A0 postpartum 12 hari datang ke RS
mengeluh payudaranya nyeri dan bengkak. Hasil pemeriksaan terdapat
infalmasi dan kemerahan pada payudara di sebelah kiri. 
PERTANYAAN Diagnose apakah kasus di atas?
PILIHAN A. Bendungan payudara
JAWABAN B. Tumor payudara
C. Mastitis
D. Abses payudara
E. Ca payudara
KUNCI c. Mastitis
PEMBAHASAN Mastitis di masa menyusui biasanya hanya terjadi pada salah satu
payudara. Gejala penyakit ini sendiri bisa muncul dengan tiba-tiba. Berikut
gejala-gejala mastitis yang harus diwaspadai:
 Payudara memar kemerahan.
 Sering terasa gatal di payudara.
 Payudara terasa perih saat menyusui.
 Terdapat benjolan atau bisul di payudara.
 Ukuran salah satu payudara lebih besar karena pembengkakan.
 Puting mengeluarkan nanah.
 Sering merasa lelah.
 Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di ketiak.
 Demam.

ID 166
VIGNETTE Seorang perempuan umur 26 tahun, G1P0A0 hamil 29 minggu, dating ke
PMB dengan keluhan mengeluarkan lendir bercampur darah dari
kemaluannya. Hasil pemeriksaan: Hasil pemeriksaan: TD 110/80 MmHg, N
80x/menit, S 36,7 0C, P 18 x/menit, TFU 29 cm, DJJ 144x /menit teratur,
pembukaan 1 cm.
PERTANYAAN Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN A. Tahapan persalinan pada kala 1
JAWABAN B. Tahapan persalinan pada kala 2
C. Tahapan persalinan pada kala 3
D. Tahapan persalinan pada kala 4
E. Proses persalinan

KUNCI A.Tahapan persalinan pada kala 1


PEMBAHASAN Tahapan persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:
1. Kala 1: kala pembukaan, dumulai dari saat terjadinya kontraksi
sampai pembkaan 10 cm. dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2
fase:
a. Fase laten: dimulai sejak awal terjadinya kontraksi yang
meneyebabakan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap
b. Fase aktif: kontraksi meningkat, pembukaan serviks dari 4 cm ke
10 cm, terjadi penurunan bagian terendah janin, berlangsung
selama 6 jam dan dibagi atas 3 fase:periode akselerasi, periode
dilatasi, peride diselerasi.
2. Kala II: Kala pengeluaran janin yaitu proses persalinan berlangsung
3. Kala III: Kala Uri yaitu waktu pelepasan dan penegluaran plasenta
4. Kala IV: tahap pengewasan yaitu pemnatauan pengeluaran darah
dari vagina, pemantauan kontraksi uterus dan TTV.

ID 167
VIGNETTE Seorang perempuan umur 29 tahun, G2P1AH1A0 hamil 39 minggu, berada
di PMB dalam masa inpartu. Bidan Ida menganjurkan ibu bersalin untuk
merubah posisi miring kanan atau kiri, supaya ibu merasa lebih nyaman.

PERTANYAAN Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
PILIHAN
JAWABAN A. Membuat keputusan klinik
B. Tindakan pencegahan infeksi
C. Asuhan sayang ibu
D. Tindakan pendokumentasian
E. Prosedur Persalinan

KUNCI C. Asuhan Sayang Ibu

PEMBAHASAN Pengertian asuhan saying Ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan Ibu. Asuhan saying Ibu diberikan dengan tujuan
memberikan asuhan yang aman dan membuat Ibu merasa nyaman selama
proses persalinan yang menghargai kebiasaan budaya, praktek keagamaan
dan kepercayaan (apabila kebiasaan itu aman) dan melibatkan Ibu dan
keluarga sebagai pembuat keputusan secara emosional sifatnya
mendukung.

ID 168
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki , baru lahir 7 jam yang lalu di PMB. Hasil pemeriksaan
BB 3000gr, PB 55cm, RR 50x/menit, FJ 142x/menit, bayi bergerak aktif,
diberikan salep mata dan Injeksi vitamin K secara IM.

PERTANYAAN Tindakan selanjutnya apakah yang boleh dilakukan pada kasus tersebut?

PILIHAN A. Memberikan imunisasi HBO


JAWABAN B. Memberikan imunisasi BCG
C. Memberikan suntikan vit k1
D. Memeberikan vitamin A
E. Memandikan bayi

KUNCI E.Memandikan bayi

PEMBAHASAN Selain melakukan penimbangan bayi hendaknya dimandikaan 6 jam setelah


lahir. Memandikan bayi dijam pertama setelah kelahiran dapat
menyebabkan hipotermia serta membahayakan kesehatan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat memandikan bayi:
1. Lakukan pengukuran suhu tubuh bayi. Apabila suhu tubuh kurang
dari 36 0C maka tunda untuk memandikan bayi
2. Tunda untuk dimandikan jika ada masalah pernapasan
3. Pastikan lingkungan disekitar bayi hangat dan tidak ada tiupan angin
4. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
5. Segera keringkan tubuh bayi setelah dimandikan
6. Setelah dimandikan tempatkan bayi bersama ibunya.

ID 169

VIGNETTE Seorang perempuan umur 27 tahun, G2P1AH1A0 hamil 39 minggu, sedang


dalam proses persalinan di RS. Saat bayi lahir seluruhnya bayi langsung
menagis kuat, kulit kemerahan dan tonus otot baik.

PERTANYAAN Sebelum Bidan menyuntikan Oksitocin Tindakan selanjutnya apa yang tepat
pada kasus tersebut:

PILIHAN A. Lakukan IMD


JAWABAN B. Menghisap lender
C. Menelimuti bayi
D. Mengatur posisi kepala bayi
E. Mengecek kemungkinan bayi kedua

KUNCI E.Mengecek kemungkinan bayi kedua

PEMBAHASAN 60 langkah APN


Langkah 1-25:…….
Langkah 26: Keringkan tubuh bayi Keringkan tubuh bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan
kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
Langkah 27: Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi
yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda
(gemelli).
Langkah 28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
Langkah 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
Lankah 30 – 60:……….

ID 170
VIGNETTE Seorang perempuan umur 26 tahun, G1P0A0 hamil 28 minggu, datang ke
PMB dengan keluhan mual muntah dan tidak napsu makan. Hasil anamesis :
perut kembung, pola makan tidak baik, lemas dan tidak berenergi. Hasil
pemeriksaan: TD 110/80 MmHg, N 80x/menit, S 36,7 0C, P 18 x/menit, TFU
26 cm, DJJ 144x /menit teratur.

PERTANYAAN Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?

PILIHAN A. Konsumsi makan berserat


JAWABAN B. Makan sedikit tapi sering
C. Diet rendah garam
D. Makan rendah lemak
E. Konsumsi TKTP

KUNCI B.Makan sedikit tapi sering

PEMBAHASAN Membagi 3 kali porsi makan yang besar menjadi kecil dan sering bisa
membantu mengatasi nafsu makan menurun. Selain itu bisa memenuhi
nutrisi yang dibutuhkan dan mengembalikan energi ibu hamil.

ID 171
VIGNETTE Seorang anak perempuan berumur 25 bulan di bawa ibunya ke Posyandu
untuk melakukan penimbangan. Hasil anamnesis: anak sehat, tidak keluhan
dan aktif. Hasil pemeriksaan: pemeriksaan fisik dalam batas normal, BB 12
Kg dan TB 75cm.
PERTANYAAN Apakah alat permainan edukatif yang tepat untuk menstimulus motorik
halus sesuai dengan umur anak tersebut ?
PILIHAN A. Kubus
JAWABAN B. Boneka
C. Buku Gambar
D. Puzzle sederhana
E. Alat masak-masakan
KUNCI D.Puzzle sederhana
PEMBAHASAN 1. Pada umur 25 s.d 36 bulan
Tujuan memberikan stimulus pada bayi adalah sebagai berikut:
 Menyalurkan emosi atau perasaan anak
 Mengembangkan keterampilan berbahasa
 Melatih motorik kasar dan halus
 Mengembangkan kecerdasan (memasang, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
 Melatih kerja sama mata dan tangan
 Melatih daya imajinasi
 Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
alat edukatif yang dianjurkan untuk menstimulus motorik halus adalah:
Puzzle sederhana, lilin yang dapat dibentuk, alat-alat untuk menggambar,
manik-manik, berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna
yang berbeda, Bola

2. Alat edukatif kubus diberikan pada umur 12 s.d 24 bulan


3. Alat edukatif boneka diberikan pada umur 0-12 bulan
4. Alat edukatif buku gambar dan alat masak-masakan diberikan pada
umur 32 s.d 72 bulan
ID 172
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki berumur 12 bulan, di bawa ibunya ke Posyandu untuk
melakukan penimbangan. Hasil anamnesis: bayi sehat, tidak keluhan dan
aktif. Hasil pemeriksaan: pemeriksaan fisik dalam batas normal, BB 9 Kg dan
TB 75cm.
PERTANYAAN Apakah keterampilan motorik kasar yang tepat sesuai dengan umur bayi
tersebut?
PILIHAN A. Berlari
JAWABAN B. Merangkak
C. Naik turun tangga
D. Duduk tanpa di bantu
E. Berjalan dengan di tuntun
KUNCI E.Berjalan dengan di tuntun
PEMBAHASAN 1. Perkembangan Motorik Kasar Umur 12 Bulan meliputi:
 Badan terangkat ke posisi berdiri.
 Berdiri selama 30 detik atau berpegangan.
 Berjalan dengan di tuntun
2. Perkembangan motorik kasar berlari adalah perkembangan pada umur
18 s.d 24 bulan
3. Perembangan motorik kasar merangkak adalah perkembangan pada
umur 7 s.d 9 bulan
4. Perkembangan motorik kasar naik turun tangga adalah perkembangan
pada umur 18 s.d 24 bulan
5. Perkembangan motorik kasar duduk tanpa dibantu adalah
perkembangan pada umur 6 s.d 9 bulan

ID 173
VIGNETTE Seorang anak perempuan berumur 4 tahun di bawa ibunya ke Posyandu
untuk melakukan penimbangan. Hasil anamnesis: anak sehat, tidak keluhan
dan aktif. Hasil pemeriksaan: pemeriksaan fisik dalam batas normal, BB 15
Kg dan TB 75cm. Berat badan bulan lalu 15 kg.
PERTANYAAN Bagaimanakah pertumbuhan yang tepat sesuai dengan kasus tersebut ?
PILIHAN A. Cath up growth
JAWABAN B. Growth faltering
C. Flat growth
D. Normal growth
E. Loss of growth
KUNCI C.Flat growth
PEMBAHASAN 1. Tumbuh kejar atau cath up growth: arah garis pertumbuhan melebihi
arah garis baku
2. Tumbuh normal atau Normal growth: arah garis pertumbuhan sejajar
atau berimpit dengan arah garis baku
3. Tumbuh tidak memadai atau growth faltering: arah garis pertumbuhan
kurang dari arah garis baku atau pertumbuhan kurang dari yang
diharapkan, artinya pembentukan jaringan baru lebih lambat dari anak
yang sehat.
4. Tidak tumbuh atau flat growth: arah garis pertumbuhan datar atau
berat badan tetap, artinya pembentukan jaringan baru tidak terjadi.
5. Tumbuh negative atau loss of growth: arah garis pertumbuhan turun
dari arah garis baku, artinya terjadi penghancuran jaringan yang
sebelumnya terbentuk

ID 174
VIGNETTE Seorang perempuan datang membawa bayinya yang berumur 3 bulan ke
BPM dengan keluhan bayinya tidak mau menyusu dan terdapat bercak-
bercak putih di bibir. Hasil pemeriksaan terdapat bercak putih di mulut,
lidah dan langit-langit S:37˚C, BB: 6 kg, PB:60 cm
PERTANYAAN Apakah diagnosis yang tepat sesuai dengan kasus tersebut?
PILIHAN A. Gingivitis
JAWABAN B. Oral trush
C. Stomatitis
D.Labioskizis
E. Labiopalatoskizis
KUNCI B. Oral Trush
PEMBAHASAN 1. Oral Trush
Oral Trush atau yang disebut juga kandidiasis mulut adalah infeksi jamur
pada mulut yang disebabkan oleh jamur Candida Albicans yang
menumpuk pada lapisan mulut.
Gejala dari oral trush adalah sebagai berikut:
 adanya luka berwarna putih krem pada lidah, pipi bagian dalam dan
langit-langit mulut,gusi
 Kemerahan atau nyeri yang cukuo parah dan menyebabkan kesulitan
makan atau menelan
 Ujung mulut berwarna kemerahan dan pecah-pecah
2. Gingivitis
Gingivitis merupakan suatu inflamasi atau peradangan yang mengenai
jaringan lunak di sekitar gigi atau jaringan gingiva
Gejala: terlihat inflamasi atau peradangan yang mengenai jaringan lunak
disekitar gigi atau jaringan gingiva.
3. Stomatitis (sariawan)
Stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya
berupa bercak putih kekuningan.
Gejala: adanya ulser bentuk bulat atau oval disertai dengan rasa nyeri.
4. Labioskizis
Labioskizis merupakan deformitas/kelainan daerah mulut berupa celah
atau sumbing pada bibir.
Gejala: adanya celah pada bibir atau langit-langit mulut

5. Labiopalatokizis
Labiopalatokizis adalah kelainan bawaan dimana terdapat celah pada
bibir atas diantara mulut dan hidung

ID 175
VIGNETTE Seorang bayi laki-laki berumur 9 bulan dibawa ibunya ke Posyandu untuk
melakukan imunisasi. Hasil anamnesis: bayi sehat, tidak keluhan dan aktif.
Hasil pemeriksaan: pemeriksaan fisik dalam batas normal, BB: 8 kg dan TB:
70 cm
PERTANYAAN Apakah imunisasi yang tepat diberikan pada bayi sesuai dengan kasus
tersebut?
PILIHAN A.HB0
JAWABAN B. BCG
C. DPT
D. Polio
E. Campak
KUNCI E.Campak
PEMBAHASAN 1. Imunisasi Campak
Diberikan pada bayi berumur 9 bulan dengan tujuan untuk mencegah
penyakit campak
2. Imunisasi HB0
Diberikan pada bayi berumur kurang dari 24 jam dengan tujuan untuk
mencegah penyakit hepatitis
3. Imunisasi BCG
Diberikan pada bayi berumur1 bulan dengan tujuan untuk mencegah
penyakit TBC
4. Imunisasi DPT
Diberikan pada bayi berusia 2,3 dan 4 bulan dengan tujuan mencegah
penyakit Difteri, pertusis dan tetanus (DPT 1, DPT2 dan DPT3)
5. Imunisasi Polio
Diberikan pada bayi berusia 1, 2,3 dan 4 bulan dengan tujuan mencegah
penyakit polio (Polio 1, Polio 2, Polio 3 dan Polio 4)

ID 176

Vignette Seorang Perempuan Umur 27 tahun, G1P0A0 datang ke PMB bersama suami
dengan keluhan mules mau melahirkan. 3 jam kemudian pasien telah
melahirkan secara spontan. Hasil pemeriksaan TTV : TD= 120/80 mmHg,
N=80 x/menit, RR=20 x/menit, S= 36,7℃. Saat Kala III, plasenta masih belum
ada tanda – tanda pelepasan.
Pertanyaan Tindakan apa yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?

Pilihan a. Manual Plasenta


jawaban b. KBI
c. Masase Uterus
d. Merujuk
e. Kuretase

Kunci A

Pembahasan Kala III merupakan kala yang dimana saat lahirnya Plasenta, yaitu dengan
penanganan tali pusat terkendali. Namun jika Plasenta masih belum lepas
maka melakukan manajemen pelepasan tali pusat secara Manual atau
disebut juga dengan Manual Plasenta.

ID 177

Vignette Seorang Perempuan Umur 36 tahun, G1P0A0. pada saat kala III setelah
plasenta lahir lengkap terjadi perdarahan, kontraksi lembek serta TFU sulit
ditentukan. Hasil pemeriksaan tidak ada robekan jalan lahir, kandung kemih
kosong
Pertanyaan Diagnosis pada kasus tersebut adalah ?

Pilihan a. Ruptur Uteri


jawaban b. Atonia Uteri
c. Inversio Uteri
d. Retensio Plasenta
e. Plasenta Previa

Kunci B

Pembahasan Kala III merupakan kala lahirnya plasenta. Jika plasenta sudah lahir maka kita
memantau kontraksi uterus dengan cara masase. Akan tetapi jika saat
memantau kontraksi uterus ternyata kontraksi tidak baik, terjadi perdarahan,
tidak terdapat luka jahitan, maka dapat disimpul bahwa diagnose pasien
Atonia uteri yaitu kontraksi uterus yang sangat lemah.

ID 178

Vignette Seorang Perempuan datang ke PMB pada tanggal 25 Juni 2020 Jam 10.00
WIB, dengan keluhan mengeluarkan cairan per vagina berupa lendir
bercampir darah sejak 3 jam yang lalu. Bidan melakukan PD mendapatkan
hasil pembukaan 6 cm, H 2, let kep, selaput ketuban (+), His : 4 /10’/40”

Pertanyaan Diagnosis pada kasus tersebut adalah ?

Pilihan a. Inpartu Kala 1 Fase Laten


jawaban b. Inpartu Kala 1 Fase Aktif Memanjang
c. Inpartu Kala 1 Fase Aktif
d. Inpartu dengan KPD
e. Inpartu Kala 1

Kunci C

Pembahasan Pada persalinan terdapat 4 kala. Pada kasus ini kita kunci dari pembukaan
serviknya yaitu pembukaan 6 cm. Pada kala 1 dibagi menjadi 2 yaitu kala 1
fase laten dan ala 1 fase aktif. Yang di maksud kala 1 Fase laten: pembukaan
sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam. Dan kala 1 Fase
aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar
enam jam. Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10
menit selama 20-30 detik. Pada kasus ini yaitu kala 1 fase aktif dikarnakan
pembukaan 6 cm.

ID 179

Vignette Seorang Perempuan Umur 22 tahun G1P0A0, UK 40 minggu, datang ke PMB


dengan riwayat Deabetes Militus. Saat ini sedang dalam proses persalinan
kala II. Setelah kepala janin lahir, tidak terjadi putar paksi luar.

Pertanyaan Diagnosis pada kasus tersebut adalah ?

Pilihan a. Partus Lama


jawaban b. Partus Presipitatus
c.Partus tak maju
d. Distosia Bahu
e. Partus sirotinus

Kunci D

Pembahasan Kepala sudah lahir tetapi tidak dapat ptar paksi luar ditambah dengan ibu
tersebut riwayat DM. Pada ibu yang DM maka akan melahirkan bayi besar.
Bayi besar akan sulit mengalami putar paksi luar. Maka dari itu di sebut
dengan distosia bahu yaitu Persalinan sulit yg ditandai adanya hambatan
kemajuan dalam persalinan.

ID 180

Vignette Seorang Perempuan umur 30 tahun baru saja melahirkan anak pertama
tanggal 17 Juli 2007 jam 13.00 WIB, jenis kelamin perempuan, BB 3900
gram, keadaan waktu lahir menangis dengan kuat. Plasenta dan selaput
ketuban lahir lengkap dan sudah dilakukan masase. Perempuan tersebut
mengalami robekan jalan lahir sampai dengan otot perineum.
Pertanyaan Tindakan apa yang tepat pada kasus tersebut ?

Pilihan a. Melakukan Masas Uterus


jawaban b. Mengukur TFU
c.Memantau Pedarahan
d. Memeriksa Plasent
e. Menjahit Laserasi

Kunci E

Pembahasan Robekan Perineum terdapat 4 derajat. Derajat 1 yaitu Mukosa vagina,


Komisura Posterior. Derajat 2 yaitu Muksa vagina, Komisura Posterior, kult
perineum, otot perineum. Derajat 3 yaitu Mukosa Vagina, Komisura
Posterior, Kulit perineum, otot perineum, otot spinter ani. Derajat 4 yaitu
Mukosa Vagina, Komisura Posterior, Kulit perineum, otot perineum, otot
spinter ani sampai dengan dinding depan rectum. Dalam hal ini pasien
mengalani robekan pada otot perineum, berarti pasien masuk pada
derajat 2 dan asuhan yang utama yaitu menjahit laserasi agar tidak terjadi
perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai