Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TEORI DAN PENGKAJIAN POST PARTUM

A. PENGERTIAN POST PARTUM

Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama

masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh

alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu

masa nifas / purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah

kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993).

Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.

3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai

komplikasi.

Masa nifas apabila tidak di kelola dengan baik dapat menjadi masa

krisis dalam kehidupan ibu dan bayi karenakeduanya baru saja mengalami

perubahan fisik yang luar biaa si iu melahirka bayi dari perutnya danbayi

menysuaikan diri dalam perut ibu keduania luar. Diperkirakan bahwa 60

% kematian ibu akibat kehamilan terjadi persalinan, 50% kematian masa

nifas teriadi dalam 24 jam pertama, dan 65 % kematian bayi terjadi dalam
waktu 7 hari setelah lahir. Untuk itu petugas harus tinggal bersama ibu dan

bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil maka

dari tiu perlu pemantauan ketat, perawatan ibu dan bayi, dan konseling ibu

nifas intuk membantu mencegah kematian ibu. (Prawirhardjo, 2002)

B. PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS

Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi

seperti sedia kala sebelum hakil, sehongga pada masa nifas banyak sekali

perubahan-perubahan yang terjadi, diantaranya :

1. Perubahan dalam system reproduksi

a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)

b. Involusi tempat plasenta

c. Pengeluaran lochea

d. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina

2. Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu

Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi

perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga

merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone

esdtrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone

prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.

3. Perubahan system Pencernaan

Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau

2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal
dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan

pengendalian pada fase defekasi.

4. Perubahan system perkemihan

Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami

kesukaran dalam buang air kecil, karena :

o Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh

o Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh

kepala bayi

o Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring

5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal

Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan

sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena

meregang setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada

multipara.

6. Perubahan Sistem Endokrin

Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan

chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl

sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum

turun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita

menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.

7. Perubahan Tanda-tanda Vital

Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat

naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12
jam pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat

terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada

perdarahan berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa

kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya

apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa

pengobatan.

8. Perubahan system kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo

2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan

peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih

menetap namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.

9. Perubahan Sistem Hematologik

Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama

persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi

patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.

Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.

10. Perubahan Psikologis Postpartum

Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan

gejala-gejala depresi ringan sampai berat.

C. Tujuan asuhan masa nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik

2. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi

pada ibu hamil maupun bayinya


3. Membrikan pelayanan keluarga berencana

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan,diri

nutrisi, kebutuhan, menysui, pemberian imunisasi,kepada bayi dan

perawatan bayi sehat.

Dalam masa nifas paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas

untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir ( Prawirdjo, 2002)

kunjungan waktu tujuan


1 6-8 jam a. Mencgah perdarahan masa nifas persalinan karena

setelah atonia uteri.

persalinan b. Mendetekasi mertawat penybab lain perdarahan ,

rujuk jika peardarah berlanjut.

c. Pemberian ASI awl.

d. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara jika petugas

kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama.


2 6 hari a. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,

setelah cairan dan istirahat

persalinan b. Memastikan ibu mayusui dengan baik

c. Menilai tanda- tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal

d. Memebrrikan konseling pada ibu mengenai asuhan

pada bayi, menjaga bayi tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari.
3 2 minggu Sama seperti 6 hari setelah persalinan

setelah
persalinan
4 6 minggu a. Menyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia

setelah atau bayi alami

persalinan b. Memberikan konseling untuk kebutuhan secara dini.

D. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM

o Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak

o Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

o Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

o Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan

o Pembengkakan di wajah/tangan

o Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan

o Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit

o Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama

o Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

o Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri

sendiri

o Merasa sangat letih/nafas terengah-engah

E. Perawatan Post Partum

Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan

menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi.

Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan
perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap waspada sekurang-

kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya

perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang

untuk mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh

miring ke kanan atau ke kiri untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi

dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk

dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta

banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat

dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya

dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila

ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum,

mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma

atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi

analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah

dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih

dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.

F. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999 bahwa
pelayanan atau asuahan standar bagi ibu nifas terdiri atas
- Anamnesis
1. Rasa lelah
2. Berapa banyak perdarahan terjadi
3. Rasa pusing atau nyeri
- Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama pada infeksi nifas ini cenderung sama dengan
keluhan pada penderita pada umumnya
2. Pasien diminta mendeskripsikan penyakit yang dideritanya
sekarang,gejala-gejala yang timbul, perawatan mandiri yang
dilakukan,
3. Riwayat hubungan seksual : sebelumnya apakah pernah
menderita penyakit menular seksual, apakah sering berganti-
ganti pasangan, tipe dan fekuensi hubungan seksual.
4. Gaya hidup : apakah pasien merupakan pengguna obat-obat
terlarang yang digunakan melalui IV, merokok, pemabuk,
malnutrisi atau wanita yang sering stress.
5. Kesehatan menyeluruh : hari terakhir haid terakhir, hari terahir
melakukan pemeriksaan papsmear, riwayat penggunaan alat
kontrasepsi.
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan fisik menyeluruh digunakan untuk
mengidentifikasi adanya infeksi diluar infeksi nifas. Dan yang
khusus digunakan untuk pemeriksaan pada daerah perut yang
dilakukan ada dua macam yaitu inspeksi dan palpasi. Perlu
hati-hati dalam pemeriksaan perut itu dikarenakan akan
menyebabkan nyeri pada daerah uterus.serta pemeriksaan yang
lain meliputi:
- pemeriksaan tanda-tanda vital
- Jumlah perdarhn dan warna lochea
- Periksa uterus, perineum
- Bersihkan alat kelamin dan tubuh ibu
- Pastikan ibu baik
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan leboratorium yang dilaksanakan antara lain :
1. Preparat saline basah untuk memeriksa adanya tricomona
2. Preparat basah potasium peroxide digunakan untuk memeriksa
adanya jamur candidia dan adanya gardnerela.
3. Urinalisis
4. Kultur gonorrhoe
5. Kultur cerviks
6. Kultur herpes servik
7. Pemeriksaan darah lengkap,
8. Pemerilsaan virus herpes simplek tipe 1 dan 2
9. Westrern blood untuk pemeriksaan virus HIV
10. Chlamidia yaitu tes kultur atau tes untuk mendeteksi antigen
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penerbit Universitas Diponegoro (1991). Pelatihan Gawat Darurat Prenatal.

Semarang : CV. Grafika Karya.

DEPKES RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta (1995). Pencegahan dan

Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan. Jakarta : DEPKES RI

Long, Barbara. C (1996). Essential of Medical Surgical Nursing. Cetakan I.

Penerbit CV. Mosby Company, St. Louis, USA


Teori dan Pengkajian Post Partum

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Maternitas I
Yang dikoordinatori oleh Ibu Kurniati Puji Lestari

Disusun Oleh :
KELOMPOK VI

Ahmad Ali 1.1.10479


Isnun Azizah 1.1.10490
Riski Indra N 1.1.10501

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2006

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa pueperium ( post natal)
adalah mulai setelah partus selesai, danberakhir setelah kera-kira 6
minggu.akantetapi, seluruh alat genital baru kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan.hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian
poat natal antara lain anamnese yang didapat langsung dari penserita dan
keluarga, mengumpulkan data riwayat leperawatan secara lengkap untuk
memepermudah dalampemberian tindakan, pengkajian fisik pada biu yang
menyeluruh untuk mengetahui komplikasi pada ibu yanag lebih lanjut.

B. Saran
Dalam makalah ini penyaji menyarankan kepada ibu hamil supaya rajin
memeriksakan kandungan secara rutin dan pada usia kandungan masih dini untuk
untuk menghindari komplikasi yanglebih lanjut karena keberhasilan
dalammealahirkan ada pada ibu hamil sendiri. Untuk team pemberi pelayanan
kesehatan disarankan dan seharusnya memberi pelayanan kesehatan da
berkoblaborasi dengan yang lain dengan baik, untuk mensejahterakan kehidupan
yang layak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di negara berkembang terutama di Indonesia sampai saat ini sebagian
besar persalinan terjadi tidak di Rumah Sakit, sehingga sering pasien yang
bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat datang di
Rumah Sakit.waktu tiba keadaan umum / hemodinamiknya sudah
memburuk ,dan juga kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan antenatal, akibatnya angka mortalitas tinggi. Di Indonesia,
Perdarahan Post Partum merupakan penyebab kematian terbesar pada ibu
persalinan, di susul Sepsis dan Eklamsia.
Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, sepsis, eklamsi, dan
partus lama. Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian ibu
terbesar dan diperkirakan mencapai 40 – 50 %
Walaupun sangat jarang tetapi merupakan komplikasi yang serius, dan
dapat mengancam kehidupan dengan adanya perdarahan sampai syok, sepsis,
bahkan kematian. Dilaporkan 90% kematian terjadi dalam dua jam post
partum akibat perdarahan atau syok.
Masalah yang dapat timbul pada perdarahan post partum yaitu syok

akibat perdarahan yang tidak segera ditangani. Oleh karena itu peran dan

fungsi perawat sangat besar dalam menurunkan angka mortalitas ibu dalam

persalinan. Perawat berperan aktif sebagai pelaksana perawatan dan pendidik,

memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan proses

keperawatan.maka dari itu penulis menyajikan makalah yang berjudul tentang

teori dan pengkajian post natal agar dapat memberikan pemahaman baik
kepada masyarakat maupun tim kesehatan sehinga angka kematian bayi dan

ibu dapat berkurang

B. Tujuan penulisan
Dalam pembuataqn makalah ini penulis mempunyai dua tujuan yaitu:
tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum
Tujuan pembuatan makah ini secaar umum untuk memenuhi tugas
keperawatan maternitas dan menambah ilmu pengetahuan tentang teori dan
pengkajian post natal.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus makalah ini antara lain:
a. mengetahui kesehatan ibu dan anak baik secara fisik maupun

psikkologik untuk melahirkan.

b. mengetahui masalah sedini mungkin supaya tidak terjadi komplikasi.

c. mengurangi angka kematian ibu dan anak dan tim kesehatan dapat

melakukan pengkajian dengan baik kepada wanita post partum agar

dapat menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai