Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketik alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2018). masa puerperium atau masa nifas atau masa
postpartum adalah mulai setelah sejak partum selsai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
akan tetapi, seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan (Astuti, dkk:2015). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. (Walyani dan Purwoastuti,2021).

B. Tahapan Masa Nifas

Masa Nifas dibagi menjadi tiga tahapan (Rukiyah, 2019) yaitu :

a) Puerperium Dini

Puerperium dini merupakan masa pemulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan per vagina tanpa komplikasi 6 jam pertama
setelah kala IV dianjurkan untuk mobalisasi segera.

b) Puerperium Intermedial

Puerperium intermedial merupakan suatu masa pemulihan dimana organ-organ


reproduksi secara berangsur-angsur akan kembali keadaan sebelum hamil. Masa ini
berlangsung selama kurang lebih enam minggu atau 42 hari.

c) Remote puerperium

Remote puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda untuk setiap ibu, tergantung dari
berat ringannya komplikasi yang dialami selama hamil atau persalinan.

C. Fisiologis Masa Nifas


Perubahan Fisiologi masa nifas Menurut Walyani dan Purwoastuti (2021), yaitu:
1. Sistem Kardiovaskular
a. Volume darah
Kehilangan darah mengakibatkan perubahan volume darah tetapi hanya terbatas pada
volume darah total. Kemudian,perubahan cairan tubuh normal mengakibatkan suatu
penurunan yang lambat pada volume darah. Dalam 2 sampai 3 minggu, setelah persalinan
volume darah seringkali menurun sampai pada nilai sebelum kehamilan.
b. Cardiac output
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan. Puncaknya
selama masa nifas dengan tidak memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan anastesi.
Cardiac output tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam postpsrtum, ini umunya
mungkin diikuti dengan peningkatan stroke volume akibat dari peningkatan venosus return,
bradicardi terlihat selama waktu ini. Cardiac output akan kembali pada semula seperti
sebelum hamil dalam 2-3 minggu
2. Sistem Hematologi
a. Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen pada plasma sedikit menurun, tetapi adarah lebih
kental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan pembekuan darah. Hematokrit
dan hemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan. Masa nifas bukan masa penghancuran
sel darah merah tetapi tambahan tambahan akan menghilang secara berlahan sesuai dengan
waktu hidup sel darah merah. Pada keadaan tidak ada komplikasi, keadaan hematokrit dan
haemoglobin akan kembali pada keadaan normal seperti sebelum hamil dalam 4-5 minggu
postpartum.
b. Leukositsis meningkat, dapat mencapai 15000/ selama persalinan dan tetap tinggi dalam
beberapa hari postpartum. Jumlah sel darah putih normal rata-rata pada wanita hamil kira-
kira 12000/ . Selama 10-12 hari setelah persalinan umunya bernilai antara 20000-25000/ ,
neurotropil berjumlah lebih banyak dari sel darah putih, dengan konsekuensi akan berubah.
Sel darah putih bersama dengan peningkatan normal pada kadar sedimen eritrosit, mungkin
sulit diinterpretasikan jika terjadi infeksi akut pada waktu itu.
c. Faktor pembekuan, yaitu suatu aktivitas faktor pembekuan darah terjadi setelah persalinan.
Aktivitas ini, bersamaan dengan tidak adanya pergerakan, trauma atau sepsis, yang
mendorong terjadinya tromboemboli. Keadaan produksi tertinggi dan pemecahan fibrin
mungkin akibat pengeluaran dari tempat plasenta.
d. Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda trombosis (nyeri,
hangat dan lemas, vena bengkak kemerahan yang dirasakan keras atau padat ketika disentuh).
Mungkin positif terdapat tanda-tanda human’s (doso fleksi kaki dimana menyebabkan otot-
otot mengompresi vena tibia dan ada nyeri jika ada trombosis). Penting untuk diingat bahwa
trombisis vena-vena dalam mungkin tidak terlihat namun itu tidak menyebabkan nyeri. 5)
Varises pada kaki dan sekitar anus (hemoroid) adalah umum pada kehamilan. Varises pada
vulva umumnya kurang dan akan segera kembali setelah persalinan.
3. Sistem Reproduksi
a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil.
b. Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Macam-macam lochea:
a) Lochea rubra (cruenta) :berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa,lanugo, dan mekonium, selama 2 hari postpartum
b) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 postpartum
c) Lochea serosa : bewarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 postpartum
d) Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.
c. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna
dapat dimasukin oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangaat besar selama
proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap berada dalan keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugea dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
e. Payudara
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon ptolaktin setelah
persalinan
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3
setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktas.
f. Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine
sfigter dan edema leher buli-buli sesudah bagian. ini mengalami kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
waktu 12-36 jam setelah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,kadar hormon estrogenyang
bersifat menaham air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan
diuresis. Ureter yang berdilantasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
g. Sitem gastrointrestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskepun
kadar progesteronmenurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering
kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan ke belakang
D. Perubahan Psikologis Nifas
Menurut (Febi Sukma. et al., 2021) terdapat tiga fase dalam masa adaptasi peran pada
masa nifas, yaitu:
1. Periode “Taking In” atau “Fase Dependent”
Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, ketergantungan ibu sangat menonjol.
Pada saat ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi oleh orang lain.
2. Periode “Taking Hold” atau fase “Independent”
Pada ibu-ibu yang mendapat asuhan yang memadai pada hari-hari pertama setelah
melahirkan, maka pada hari kedua sampai keempat mulai muncul kembali keinginan untuk
melakukan berbagai aktivitas sendiri. Di satu sisi ibu masih membutuhkan bantuan orang lain
tetapi disisi lain ia ingin melakukan aktivitasnya sendiri. Dengan penuh semangat ia belajar
mempraktikkan cara-cara merawat bayi. Pada fase taking hold, ibu berusaha keras untuk
menguasai tentang ketrampilan perawatan bayi, misalnya menggendong, menyusui,
memandikan dan memasang popok.
3. Periode “Letting go” atau “ Fase Mandiri” atau “Fase Interdependen”
Periode ini biasanya terjadi “after back to home” dan sangat dipengaruhi oleh waktu
dan perhatian yang diberikan keluarga. Ibu akan mengambil tanggung jawab terhadap
perawatan bayi, ibu harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang
menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial. Pada fase ini, kegiatan-
kegiatan yang ada kadang-kadang melibatkan seluruh anggota keluarga, tetapi kadang-
kadang juga tidak melibatkan salah satu anggota keluarga.
E. Kunjungan Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi
dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Table 1.2 Frekuensi kunjungan masa nifas
Kunjunga Waktu Tujuan
n
1. 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri.
setelah 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika
persalinan perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypothermia
7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabi
2. 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus ber
persalinan kontraksi fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan
abnormal tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam
3. Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
3. 2 minggu Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalinan
4. 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu
setelah alami.
persalinan 2. Memberikan konseling KB secara dini.
F. Konsep Dasar Post SC

1. Definisi sectio caesarea

Seksio sesarea ialah suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram (Saifuddin, 2010). Seksio sesarea ialah suatu cara melahirkan
janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina,
atau seksio sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim

2. Etiologi

Menurut NANDA NIC-NOC (2015) sectio caesarea dilakukan atas indikasi

1) Etiologi berasal dari Ibu

Ibu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua disertai kelainan letak,
disproporsi cepalo pelvik (disproporsi janin/panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan
yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida,
komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan kehamilan yang
disertai penyakit (Jantung, Diabetes Mellitus), gangguan perjalanan persalinan (kista
ovarium, mioma uteri dan sebagainya).

2) Etiologi berasal dari janin

Etiologi yang berasal dari janin seperti Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan
mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat dengan pembukan kecil, kegangalan
persalinan vakum atau ferseps ekstraksi.

3. Patofisiologi Sectio caesarea

Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi


tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran kepala
bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre eklampsia dan eklampsia berat,
kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim
tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu
yang berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan
bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan sebagainya. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea.

4. Komplikasi

Menurut NANDA NIC-NOC (2015) sectio caesarea komplikasi pada pasien sectio caesarea
adalah :

(1). Komplikasi pada ibu

Infeksi puerperalis, bisa bersifat ringan seperti kenaikan suhu selama beberapa hari
dalam masa nifas, atau bersifat berta seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya. Infeksi
postoperatif terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala-gejala yang merupakan
predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan
vaginal sebelumnya). Perdarahan, bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang cabang
arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka
kandung kencing dan embolisme paru. suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah
kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa ruptur uteri.
Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea.

(2). Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih, dan embolisme paru.

(3). Komplikasi baru Komplikasi yang kemudian tampak ialah kurang kuatnya parut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri. Kemungkinan
peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah Sectio Caesarea Klasik.

5. Indikasi Seksio Sesarea

1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)


2. Panggul sempit: Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan jenis vias
naturalis ialah CV = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang normal,
harus diselesaikan dengan seksio sesarea. CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan
partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan seksio sesarea sekunder.
3. Disproporsi sefalo-pelvik yaitu: ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul
4. Ruptura uteri mengancam
5. Partus lama (prolonged labor)
6. Partus tak maju (obstructed labor)
7. Distosia serviks
8. Pre-eklamsi dan hipertensi
9. Malpresentasi janin

SOAP ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK MASA NIFAS DAN MENYUSUI PADA


Ny “A” USIA 35 TAHUN P2A0 HARI KE-7 POST PARTUM DENGAN NYERI POST
SECTIO CAESAREA

Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 20 Februari 2024

Waktu : 09.26 WIB

Pengkaji :

Lokasi : RSUD Prof dr Soekandar

A. Data Subjektif

1. Identitas

Nama klien : Ny A Nama suami : Tn T


Umur : 35 Th Umur : 35 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tlasih, Mojokerto Alamat : Tlasih, Mojokerto
Nomor Telepon : 083589XXXXX Nomor Telepon : 08322XXXXX
2. Alasan datang
Keluhan Utama : Ibu datang untuk kontrol post SC hari ke-7
Tambahan : Ibu mengeluh nyeri bekas luka operasi hilang timbul
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun Dismenorrhea : Tidak ada
Siklus : Teratur Fluor albus : Ada, ketika selesai
Periode Siklus : 28 hari dan sebelum haid
Lama Menstruasi : 5-7 hari Warna : Bening
Jumlah / sifat darah : 3-4x ganti Konsistensi : Kental
pembalut dalam sehari Gatal : Tidak
4. Riwayat Perkawinan
Menikah ke- :1
Usia Menikah : 30 tahun
Lama Menikah : 5 tahun
5. Riwayat Obstetri yang Lalu

6. Riwayat Persalinan Sekarang


Ibu melahirkan pada tanggal 13 Februari 2024, cara bersalin sectio caesarea,
G2P1A0 29/30 minggu, T/IUFD, HT kronis SIPE, azotemia, riwayat HT urgency,
bekas sc, letsu, PPT, susp IUGR.
7. Riwayat KB dan Penggunaan Obat Hormonal
Ibu belum pernah menggunakan KB sebelumnya
8. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu menderita hipertensi sejak awal kehamilan
9. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien
Keluarga baik dari ayah dan ibu sehat tidak pernah atau sedang menderita
penyakit jantung (hipertensi, penyakit jantung lain), matabolisme (diabetes melitus),
ginjal, hepar (hepatitis), atau degeneratif lain.
10. Aktifitas sehari-hari

a. Nutrisi : Makan 3-4x sehari, makan terakhir pukul 07.30 WIB berupa lontong
mie, minum 8 gelas/hari berupa air putih.
b. Eliminasi : Ibu sudah teratur BAB dan BAK, dalam 7 hari ini sudah bisa BAK 4-
6x/hari dan BAB 1x/hari. Hari ini belum BAB, dan sudah BAK
terakhir pukul 08.00 WIB
c. Aktivitas : Ibu dalam fase taking hold yaitu Ibu focus pada bayinya, terbuka
menerima nasehat, dan tenaga ibu meningkat serta merasa nyaman.
Dan ibu tidak mengalami gangguan aktivitas
d. Istirahat : Tidur ± 4-5 jam pada siang hari dan ± 2-3 jam pada malam hari.
d. Pola seksual : selama masa nifas hari ke 7 ini belum melakukan hubungan seksual
e. Personal hygiene : Mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari, ganti pembalut 3-4x/hari.
11. Keadaan Psikologi Sosial Budaya

Kehamilan ini diinginkan : Iya


Suami Mendukung Kehamilan Ini : Iya
Keluarga Mendukung : Iya
Kebiasan/Budaya dalam Keluarga Merugikan: Tidak

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis TD : 167/116 mmhg


TB : 156 cm Suhu : 36 ˚ C
BB : 90 kg RR : 20x/ menit
IMT : 36,9 kg/m2 Nadi : 88x/ menit
LiLA : 32 cm SpO2 : 98%

2. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : tidak ada benjolan abnormal, rambut bersih tidak rontok


b) Mata : Konjungtiva merah muda (kanan/kiri) dan sklera putih (kanan/kiri)
c) Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis (kanan/kiri), tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar getah bening (kanan/kiri)
d) Payudara : Payudara simetris (kanan/kiri), terdapat hiperpigmentasi areola
mammae (kanan/kiri), tidak terdapat pembengkakan (kanan/kiri), kedua puting susu
menonjol, ASI sudah keluar (kanan/kiri)
e) Abdomen : ada bekas luka SC, TFU 3 jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik,
diactasis recti abdominal tidak ada, kandung kemih kosong.
f) Ekstremitas : Tidak oedema baik ekstremitas atas dan bawah, kanan dan kiri
g) Genetalia : lokhea sanguinolenta dan tidak berbau
h) Anus : Tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan


C. Interpretasi Data Dasar
a) Diagnosa kebidanan : P2A0 postpartum hari ke-7 dengan post SC
Data Subyektif : Ibu mengatakan bahwa nyeri hilang timbul di bagian jahitan luka SC
Data Objektif : Keadaan umum ibu baik, luka post SC baik, kesadaran
komposmentis, TTV ibu dalam batas normal
Masalah : nyeri jahitan luka post SC
Data Subyektif : Ibu mengatakan jahitannya masih nyeri
Data Objektif : Tekanan darah 167/116 mmHg, suhu 360C, RR 20x/menit, nadi
88x/menit, SpO2 98%
b) Kebutuhan : pemenuhan nutrisi tinggi protein dan vitamin c
D. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Postensial
a) Diagnosa potensial : P2A0 Postpartum hari ke-7 dengan nyeri jahitan luka post SC
b) Masalah potensial : dapat terjadinya nyeri yang berlebihan dan dapat terjadinya infeksi
pada luka jahitan post SC
E. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan segera terhadap masalah nyeri yang dialami yaitu berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian pereda nyeri.
F. Merencanakan asuhan yang komprehensif / menyeluruh
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Rasional: Agar ibu mengetahui kondisinya saat ini
b. Fasilitasi ibu untuk minum dan makan
Rasional: ibu dianjurkan untuk minum banyak cairan dan secara bertahap memasukkan diet
ringan
c. Fasilitasi ibu untuk melakukan personal hygiene
Rasional: salah satu kebutuhan maa nifas adalah personal hygiene. Pada masa nifas yang
berlangsung kurang lebih 40 hari, kebersihan vagina dan luka operasi perlu mendapat
perhatian lebih. Kebersihan vagina dan luka operasi yang tidak terjaga dengan baik dapat
menyebakan infeksi.
d. Fasilitasi ibu untuk istirahat yang cukup
Rasional: kebutuhan istirahat ibu nifas minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi melalui
istirahat siang dan malam.
e. Jelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri yang dirasakan.
Rasional: Membantu ibu beradaptasi dengan rasa nyeri yang dirasakan
f. Ajarkan dan anjurkan teknik relaksasi untuk mengatasi rasa nyeri.
Rasional: Dengan teknik relaksasi yang baik dapat mengurangi rasa sakit
G. Melaksanakan perencanaan
c) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
d) Mengobservasi Tinggi Fundus Uteri (TFU)
e) Mengobservasi kontraksi uterus
f) Menjelaskan penyebab nyeri post SC yang dirasakan ibu
g) Melakukan perawatan luka post SC
h) Memberikan pendidikan kesehatan istirahat yang cukup
i) Menjelaskan kepada ibu manfaat dari ASI eksklusif
j) Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang bergizi
k) Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah luka post SC
l) Mengajarkan kepada ibu cara perawatan luka post SC
m) Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada luka post SC
n) Mengobservasi pengeluaran lochia
o) Menjelaskan kepada ibu tehnik menyusui yang baik dan benar
p) Menganjurkan ibu untuk meminum hingga habis obat yang diberikan
H. Evaluasi
Pada kasus ini evaluasi pada ibu nifas post SC adalah, ibu mengatakan nyeri masih
hilang timbul, ku baik, kontraksi uterus baik, PPV lochea sanguinolenta, ibu mengerti
penjelasan tentang penyebab nyeri dan akan melakukan teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardani (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.Yogjakarta: MediAction
Rukiyah, Y. A. dan Yulianti, L. 2019. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Cv Trans Info Media.
Sutanto, A.V. (2021) Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam praktik Kebidanan
Profesional. Yogyakarta:PT.Pustaka Baru Press.
Walyani, E. S. dan Purwoastuti, T. E. 2021. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wiyani, R. and Adawiah, J. (2018) „( The Effectiveness Of Cold Compress To Wound
Healing Of‟, 5(1), pp. 64–71.

Anda mungkin juga menyukai