Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN OBSERVASI

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA NY. P USIA 31 TAHUN


G2P1-1 UK 37/38 MINGGU T/H + LETAK SUNGSANG + HRP (BSC)

DI RUANG GAYATRI

RSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

KETSYA KINAN LEKITOO

NIM : 201905011

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat, ridho dan inayah-Nya sehingga Laporan Observasi dengan judul:
“Asuhan Kebidanan Patologis Pada Ny. P usia 31 tahun G2P1-1 UK 37/38
minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) Di Ruang Gayatri Wahidin
Sudiro Husodo Mojokerto” dapat saya selesaikan tepat waktu. Sholawat serta
salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad
SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk
kebenaran, untuk seluruh umat manusia, yang kita harapkan syafaatnya di akhir
kelak.

Pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati saya haturkan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:

1. Lasiyati Yuswo Y, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing akademik yang


telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas laporan ini,
2. Dian Novitasari S.ST selaku pembimbing klinik yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam pengerjaan tugas laporan ini,
3. Semua pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan laporan.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan
demi terwujudnya laporan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai ucapan
terima kasih, kami hanya mampu berdoa, semoga amal baik Ibu/Bapak/Saudara
akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah SWT. Akhirnya, saya berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Aamiin Ya
Robbal’ Alamin

Mojokerto, 2 Agustus 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN OBSERVASI........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan.............................................................................................................1

1.3 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

2.1 Letak Sungsang..............................................................................................3

2.1.1 Definisi........................................................................................................3

2.1.2 Klasifikasi letak sungsang atau presentasi bokong.....................................3

2.1.3 Penyebab Letak sungsang...........................................................................4

2.1.4 Faktor Risiko...............................................................................................5

2.1.5 Mekanisme persalinan letak sungsang........................................................6

2.1.6 Diagnosis.....................................................................................................6

2.1.7 Jenis pimpinan persalinan sungsang............................................................7

2.2.2 Konsep Teori Sectio Caesarea....................................................................8

2.2.1 Pengertian................................................................................................8

2.2.2 Klasifikasi................................................................................................8

2.2.3 Etiologi..................................................................................................10

BAB III. HASIL OBSERVASI.............................................................................13

BAB IV. PEMBAHASAN.....................................................................................18

BAB V. PENUTUP................................................................................................20

iii
5.1 Kesimpulan...................................................................................................21

5.2 Saran.............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak
303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per
100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2012. Angka Kematian
Ibu (AKI) mengalami penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000
kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu
sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).

Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan pasti akan
dialami setiap wanita. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama
kehamilan adalah bersifat fisiologis bukan patologis (Manuaba, 2013). Letak
sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah cavum uteri. Tipe letak sungsang
yaitu frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi, complete breech (5-10%)
yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi, Footling (10-30%) yaitu
satu atau kedua tungkai atas ekstansi, presentasi kaki letak sungsang terjadi pada
3-4% dari seluruh persalinan. Kejadian letak sungsang berlangsung dengan
bertambahnya usia kehamilan. Letak sungsang pada usia kehamilan 28 minggu
sebesar 25%, pada kehamilan 32 minggu 7%, dan 1-5% pada kehamilan aterm
(Devi Indryanti, 2017).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis menemukan pasien ibu


bersalin dengan kehamilan cukup bulan, oleh karena itu laporan observasi ini
disusun untuk mengobservasi Pelayanan Kebidanan pada Ny.”Y” usia 31 tahun
G2P1A0 UK 38-39 minggu dengan letak sungsang di Ponek RSUD Wahidin
Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Diperoleh observasi Pelayanan Kebidanan Pada Ny.”P” usia 31 tahun


G2P1-1 UK 37/38 minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) di
Gayatri RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Diperoleh data subjektif pada Ny. Ny.”P” usia 31 tahun G2P1-1 UK


37/38 minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) di Gayatri
RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
b. Diperoleh data objektif pada. Ny.”P” usia 31 tahun G2P1-1 UK 37/38
minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) di Gayatri RSUD
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
c. Ditegakkannya analisa pada Ny.”P” usia 31 tahun G2P1-1 UK 37/38
minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) di Gayatri RSUD
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
d. Dibuat penatalaksanaan pada Ny. Ny.”P” usia 31 tahun G2P1-1 UK
37/38 minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) di Gayatri
RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

1.3 Manfaat
a. Bagi pasien
Pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan pelayanan secara
komprehensif mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa
nifas, neonatus sampai pelayanan kontrasepsi sesuai standar pelayanan
kebidanan. Pasien juga dapat mengetahui bahaya persalinan dengan letak
sungsang bagi ibu dan bayi sehingga dapat berperilaku hidup sehat dan
menjaga kandungannya agar tidak terulang kembali.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan, utamanya bidan agar lebih
meningkatkan keterampilan dan kolaborasi dalam memberikan asuhan
kebidanan, khususnya pada kasus persalinan dengan letak sungsang dan

2
dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan secara komprehensif,
sehingga AKI dan AKA dapat diturunkan.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Letak Sungsang

2.1.1 Definisi
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala
berada di fundus dan bokong di bawah (Sofian, 2011). Presentasi bokong adalah letak
memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah.
Penunjuknya adalah sacrum. Sacrum kanan depan (RSA=right sacrum anterior) adalah presentasi
bokong dengan sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter
bitrochanterica janin berada pada diameter oblique dextra panggul ibu (Oxorn, 2010).

Bayi sungsang masih menjadi kondisi serius ibu hamil dan biasanya menimbulkan rasa
kekhawatiran dengan proses persalinan. Meskipun sudah ada cara yang aman untuk melahirkan
bayi secara operasi caesar, namun banyak ibu hamil yang merasa kecewa.

2.1.2 Klasifikasi letak sungsang atau presentasi bokong


a. Bokong dengan tungkai ekstensi (Frank Breech)
Presentasi bokong dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada abdomen. 70%
presentasi bokong adalah jenis ini dan banyak terjadi terutama pada primigravida yang
tonus otot uterusnya yang baik menghambat fleksi tungkai putaran bebas janin.
b. Bokong sempurna (Complete Breech)
Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna, dengan pinggul dan lutut fleksi dan kaki
terlipat kedalam di samping bokong.
c. Bokong footling (Footling Breech)
Hal ini jarang terjadi. Satu atau kedua kaki menjadi bagian presentasi karena baik pinggul
atau lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah dari bokong, yang membedakannya
dari presentasi bokong sempurna.
d. Bokong lutut
Hal ini sangat jarang terjadi. Satu atau dua pinggul mengalami ekstensi, dengan lutut
fleksi.

4
2.1.3 Penyebab Letak sungsang
Ada beberapa jenis penyebab bayi sungsang yang paling sering ditemukan. Berikut ini
beberapa penyebab umum yang sering terjadi :

1. Bentuk Rahim Tidak Sempurna


Ibu hamil yang memiliki bentuk rahim kurang sempurna bisa mengalami bayi sungsang
ketika hamil. Hal ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang memiliki bentuk rahim sempit
atau kelainan rahim yang disebabkan karena cedera, trauma kecelakaan, dan posisi pinggul
yang semakin sempit karena faktor usia.
2. Riwayat Kehamilan Bayi Sungsang Sebelumnya
Ibu hamil yang pernah mengalami bayi sungsang pada kehamilan sebelumnya, memiliki
resiko bayi sungsang pada kehamilan berikutnya. Hal ini bisa terjadi karena bentuk fisik
rahim ibu hamil dan bentuk badan yang mungkin kurang sesuai dengan posisi dan berat bayi
yang ada di dalam rahim. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita Asia.
3. Usia Ibu Hamil
Semakin tua usia ibu hamil maka potensi untuk mengembangkan penyebab bayi sungsang
akan menjadi lebih besar. Resiko hamil di usia 35 tahun ke atas akan mengembangkan bayi
sungsang. Hal ini bisa saja dipengaruhi dari perubahan bentuk rahim, kondisi fisik ibu hamil,
dan kondisi panggul yang sulit untuk posisi bayi normal. Termasuk bahaya hamil di usia
muda karena keadaan rahimnya yang belum siap.
4. Volume Air Ketuban
Air ketuban bisa membantu menjaga kenyamanan bayi agar bisa bergerak dengan baik.
Namun ada sebuah kondisi kesehatan tertentu ketika ibu hamil memiliki air ketuban sedikit
atau terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka mungkin bayi tidak bisa bergerak bebas
sehingga sulit untuk masuk ke panggul saat masuk masa persalinan. Sementara ketuban
yang terlalu banyak akan membuat bayi bergerak dengan aktif dan terkadang tidak sesuai
dengan yang seharusnya.
5. Ukuran Tali Pusat Pendek
Ukuran tali pusat yang pendek akan membuat bayi sulit bergerak atau berputar ketika masuk
ke masa persalinan, Bayi akan merasa terikat dengan ukuran ini sehingga ketika seharusnya
bayi berputar ke arah panggul, namun tidak bisa terjadi. Beberapa kondisi tali pusat yang
terlilit pada janin juga bisa mengakibatkan kelahiran prematur.

5
6. Kehamilan Pertama
Kehamilan pertama cenderung menjadi penyebab bayi sungsang, hal ini terjadi ketika otot
rahim belum berkembang dengan baik. Karena ini adalah kehamilan pertama maka sulit bagi
otot rahim untuk berkembang dan terkadang menyebabkan bayi tidak bisa bergerak dengan
baik. Bayi akan terus berputar dan menyebabkan kondisi yang tidak nyaman. Bagian tubuh
bayi bisa masuk ke panggul namun tidak yang seharusnya
7. Posisi Plasenta Tidak Tepat
Jika seorang ibu hamil memiliki posisi plasenta yang terlalu berada di bagian kanan atau
bawah maka bisa menyebabkan bayi sungsang. Hal ini juga bisa dipengaruhi dari posisi
plasenta yang memang sudah bermasalah sejak awal kehamilan.

2.1.4 Faktor Risiko


a. Prematuritas
Karena air ketuban masih banyak dan dan kepala anak mudah bergerak.
b. Plasenta Previa
Letak plasenta yang berada di bawah menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas
panggul.
c. Multiparitas
Frekuensi letak sungsang atau presentasi bokong lebih banyak pada multipara
dibandingkan primigravida. Angka paritas yang tinggi biasanya disertai dengan relaksasi
uterus.
d. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin sehingga dapat
menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi bokong.
e. Kelainan bentuk kepala
Seperti hidrosefalus, anensefalus karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas
panggul. Polihidramnion, Oligohidramnion Cairan amnion yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit dapat menyebabkan letak sungsang atau presentasi bokong.
f. Abnormalitas struktur uterus
Bentuk uterus yang abnormal dan distorsi rongga uterus oleh septum atau jaringan fibroid
dapat menyebabkan presentasi bokong

6
2.1.5 Mekanisme persalinan letak sungsang
Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada presentasi kepala,
apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin lainnya relatif mudah dilahirkan. Tidak
demikian halnya pada presentasi bokong. Hal ini menjadi persalinan pervaginal pada presentasi
bokong yang lebih beresiko. Pemahaman tentang mekanisme persalinannya akan membantu
dalam memberikan upaya pertolongan persalinan yang berhasil.

Pada persalinan letak sungsang, bokong akan memasuki panggul (engagement dan
descent) dengan diameter bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior)
mengalami penurunan lebih cepat dibanding pinggul belakangnya (posterior). Dengan demikian,
pinggul depan akan mencapai pintu tengah panggul terlebih dahulu. Kombinasi antara tahanan
dinding panggul dan kekuatan yang yang mendorong ke bawah akan menghasilakn putaran paksi
dalam yang membawa sakrum ke arah transversal (pukul 3 atau 9), sehingga posisi diameter
bitrokanter di pintu bawah panggul menjadi anteroposterior.

Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi dalam. Perineum
akan meregang, vulva membuka, dan pinggul depan akan lahir terlebih dahulu. Pada saat itu,
tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pinggul bawah
menekan perineum. Dengan demikian, lahirlah bokong dengan posisi diameter bitrokanter
anteroposterior, diikuti putaran paksi luar. Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter
bitrokanter dari anteroposterior menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain dengan bantuan
(manual aid).

2.1.6 Diagnosis
a. Pemeriksaan abdomen
1) Palpasi
Palpasi primigravida, diagnosis lebih sulit karena otot abdomen mereka yang
keras. Pada palpasi, janin terletak longitudinal dengan presentasi lunak, yang lebih
mudah diraba dengan menggunakan genggaman pawlik. Kepala biasanya dapat diraba
di fundus sebagai masa bulat yang keras, yang dapat digerakkan secara bebas dari
punggung dengan menangkupkannya pada satu atau kedua tangan. Jika tungkai
terekstensi, kaki dapat mencegah terjadinya pembengkokkan. Jika bokong berada pada
posisi anterior dan janin terfleksi dengan baik, sulit bagi bidan untuk menentukan

7
kepala, tetapi penggunaan genggaman yang mengombinasikan kutub atas dan bawah
secara bersamaan dapat membantu diagnosa. Ibu dapat mengeluh adanya
ketidaknyamanan pada rusuknya, terutama dimalam hari, akibat tekanan kepala pada
diafragma.
2) Auskultasi
Jika bokong belum melewati gelang pelvis, jantung janin terdengar paling jelas
dia atas umbilikus. Jika tungkai terekstensi, bokong janin akan turun kedalam pelvis
dengan mudah. Jantung janin kemudian dapat terdengar di bagian yang lebih rendah.
b. Pemeriksaan vagina
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura yang terpalpasi,
walaupun terkadang sakrum dapat disalah artikan dengan caput sucsedanum. Anus dapat
teraba dan mekonium segar terdapat di jari pemeriksa biasanya merupakan diagnostik. Jika
tungkai terekstensi, genetalia eksternal sangat jelas teraba, tetapi harus diingat bahwa
genetalia tersebut mengalami edema. Vulva yang mengalami edema dapat disalah artikan
dengan skrotum.
Jika kaki teraba, bidan harus membedakannya dengan tangan. Jari-jari kaki semuanya
sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek dari pada jari-jari tangan dan ibu jari kaki tidak
dapat direntangkan dari jari kaki lainnya. Kaki berada pada sudut 90° dari tungkai, dan
lutut tidak memiliki kesamaan dengan tangan.

2.1.7 Jenis pimpinan persalinan sungsang


a. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan
pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Persalinan spontan (spontaneus breech). Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga
ibu sendiir. Cara ini lazim digunakan disebut cara Bracht.
2) Manual aid (partial breech; assisted breech deliveriy) janin dilahirkan sebagian
dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
3) Ekstraksi sungsang (total breech extraction) janin dilahirkan seluruhnya dengan
memakai tenaga penolong.
b. Persalinan per abdominam (seksio caesarea).

8
2.2.2 Konsep Teori Sectio Caesarea

2.2.1 Pengertian
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding
abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin di lahirkan melalui perut dan dinding
perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut. Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.

2.2.2 Klasifikasi
klasifikasi bentuk pembedahan Sectio Caesarea adalah sebagai berikut:
1) Sectio Caesarea Klasik
Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim. Pembedahan dilakukan
dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Tidak dianjurkan
untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina apabila sebelumnya telah
dilakukan tindakan pembedahan ini.
2) Sectio Caesarea Transperitonel Profunda
Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical yaitu sayatan vertikal
pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika bagian bawah rahim tidak
berkembang atau tidak cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal.
Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.
3) Sectio Caesarea Histerektomi
Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana setelah janin dilahirkan
dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan pegangkatan rahim.
4) Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio Caesarea berulang pada seorang pasien
yang sebelumnya melakukan Sectio Caesarea. Biasanya dilakukan di atas bekas sayatan
yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan faisa abdomen sementara
peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga

9
uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Klasifikasi Sectio Caesarea adalah sebagai
berikut:
1) Sectio caeasarea transperitonealis profunda
Sectio caeasarea transperitonealis profunda dengan insisi di segmen bawah
uterus. Insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau memanjang.
Keunggulan pembedahan ini:
(a) Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak
(b) Bahaya peritonitis tidak besar
(c) Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak
besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami
kontraksi seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
2) Sectio Caesarea korporal / klasik
Pada Sectio Caesarea korporal / klasik ini di buat kepada korpus uteri,
pembedahan ini yang agak mudah dilakukan, hanya di selenggarakan apabila ada
halangan untuk melakukan Sectio Caesarea transperitonealis profunda. Insisi
memanjang pada segmen uterus.
3) Sectio Caesarea ekstra peritoneal
Sectio ceasarea ekstra peritoneal dahulu dilakukan untuk mengurangi bahaya
injeksi peroral akan tetapi dengan kemajuan pengobatan tehadap injeksi pembedahan
ini sekarang tidak banyak lagi dilakukan. Rongga peritoneum tak dibuka, dilakukan
pada pasien infeksi uteri berat.
4) Sectio Caesarea hysteroctomi Setelah Sectio Caesarea, dilakukan hysteroktomy
dengan indikasi:
(a) Atonia uteri
(b) Plasenta accrete
(c) Myoma uteri
(d) Infeksi intra uteri berat.

2.2.3 Etiologi
Etiologi dari pasien Sectio Caesarea adalah sebagai berikut :
1) Etiologi yang berasal dari ibu
(a) Plasenta Previa Sentralis dan Lateralis (posterior) dan totalis.

10
(b) Panggul sempit.
(c) Disporsi sefalo-pelvik: ketidakseimbangan antara ukuran kepala dengan
panggul.
(d) Partus lama (prognoled labor)
(e) Ruptur uteri mengancam
(f) Partus tak maju (obstructed labor)
(g) Distosia serviks
(h) Pre-eklamsia dan hipertensi
(i) Disfungsi uterus
(j) Distosia jaringan lunak.
2) Etiologi yang berasal dari janin
a) Letak lintang.
b) Letak bokong.
c) Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil.
d) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain
tidak berhasil.
e) Gemeli menurut Eastma, sectiocaesarea di anjurkan :
(1) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (Shoulder
Presentation).
(2) Bila terjadi interlok (locking of the twins).
(3) Distosia oleh karena tumor.
(4) Gawat janin.
f) Kelainan uterus:
1) Uterus arkuatus
2) Uterus septus
3) Uterus duplekus
4) Terdapat tumor di pelvis minor yang mengganggu masuk kepala janin ke
pintu atas panggul.
Indikasi ibu dilakukan Sectio Caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan

11
janin besar melebihi 4.000 gram> Dari beberapa faktor Sectio Caesarea diatas dapat
diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai berikut:
1) CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan
secara normal.
2) PEB (Pre-Eklamasi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas.
3) KPD (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus. Sebagian besar ketuban
pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
4) Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Sectio Caesarea. Hal ini
karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi.
5) Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir
yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
Kelainan Letak Janin.

12
BAB III

HASIL OBSERVASI

Hari / tanggal pengkajian : Senin, 01 Agustus 2022

Tempat pengkajian : Ruang GAYATRI

Waktu pengkajian : 07.00 WIB

Nama pengkaji : Ketsya Kinan Lekitoo

A.Data Subyektif

1. Biodata

Nama ibu : Ny. A


Umur : 31 tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 Transportasi darat
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Dempe, RT 04/RW 02

Nama suami : Tn.Y


Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Dosen
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Dempe, RT 04/RW 02

2. Keluhan utama
Ny A mengatakan Hamil anak ke 2, jarang merasakan kenceng-kenceng dan tidak keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 26 tahun. Dengan suami sekarang 5 tahun

13
4. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun. Siklus 35 hari. Teratur. Lamanya 6 hari. Sifat darah encer.
Flour Albus : ya. Bau khas darah. Dysmenorhoe : ya. Banyak darah : 3-4 ganti
pembalut

5. Riwayat Kehamilan ini


a. Riwayat ANC
HPHT : 08-11-2021 HPL : 15-08-2022
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti ANC
b. Keluhan yang dirasakan
Trimester I: mual, pusing
c. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3 kali/hari 6-7 gelas/hari
Macam nasi, sayur, lauk dan buah air putih, susu
Jumlah 1 porsi setiap makan 1-2 liter
Keluhan tidak ada tidak ada
d. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1-2 kali/hari 6-7kali/hari
Warna kuning kecoklatan jernih
Bau khas feses khas urine
Konsisten lembek cair
Jumlah normal normal
e. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : ibu mengatakan sehari-hari melakukan pekerjaan rumah
seperti mecuci, menyapu dan memasak
Istirahat/Tidur : malam 8 jam, siang 1 jam
Seksualitas : 2 kali/minggu, tidak ada keluhan
f. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali/hari

14
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : saat mandi, setelah BAK dan BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setelah mandi dan saat sudah terasa
lembab atau tidak nyaman
Jenis pakaian dalam yang digunakan : katun
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Persalinan Nifas

Hamil Umur Jenis Komplikasi Jenis


Tgl BB
ke kehamila Persalina Penolong Ibu Bayi kelamin Laktasi Komplikasi
lahir Lahir
n n
1 2018 Aterm Sc Dokter - - L 3200 Ya -
Hamil
2 ini

7. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan


Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
8. Riwayat Kesehatan
a. Ibu mengatakan ibu tidak pernah / sedang menderita penyakit jantung, DM,
hipertensi, TBC dan penyakit kelainan bawaan.
b. Ibu mengatakan keluarga tidak pernah / sedang menderita penyakit jantung, DM,
hipertensi, TBC dan penyakit kelainan bawaan.
c. Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak memiliki keturunan kembar.
d. Riwayat Alergi
 Makanan : ibu tidak memiliki riwayat alergi makana
 Obat : ibu tidak memiliki riwayat alergi obat
 Zat lain : ibu tidak memiliki riwayat alergi zat lain
e. Kebiasaan-kebiasaan
 Ibu mengatakan tidak merokok dan tidak ada anggota keluarga yang merokok
 Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu
 Ibu mengatakan tidak minum-minuman keras
 Ibu mengatakan tidak makanan/minuman patang

15
 Ibu mengatakan tidak ada perubahan pola makan
9. Riwayat Psikologi Spiritual
a. Kehamilan ini diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan. Bahwa masa kehamilan
membutuhkan gizi dan istirahat yang cukup untuk perkembangan janin di dalam
kandungan.
c. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang
Ibu mengatakan mengetahui bahwa perdarahan yang dialami itu membuat khawatir
dan merasa cemas.
d. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan antusias dan sangat bahagia terhadap kehamilan saat ini.
e. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan keluarga mendukung dengan kehamilan ini.
f. Persiapan/rencana persalinan
Ibu mengatakan memiliki rencana untuk melahirkan diRumah Sakit.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan fisik umum


Keadaan umum : cukup
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 112x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 36,0ºC
TB : 160 cm
BB : 82 Kg
2. Pemeriksaan Fisik
 Kepala dan leher
Wajah : Simetris,tidak ada oedem,tidak ada chloasma gravidarum
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : tidak ada stomatitis

16
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Payudara
Bentuk : simetris
Areola mammae : kecoklatan
Puting susu : menonjol
Colostrum : tidak keluar
 Abdomen
Bentuk : terlihat ada pembesaran,terdapat linea Nigra
Bekas luka : ada bekas operasi Caesar 4 Th lalu
Palpasi
Leopold I : TFU : 31 cm, bagian atas teraba bulat, keras dan
melenting (Kepala)
Leopold II : pada bagian kiri sisi perut ibu teraba bagian keras
memanjang (punggung).pada bagian kanan sisi perut ibu
teraba bagian kecil-kecil janin (Ekstermitas)
Leopold III : bagian terbawah teraba bulat, lunak dan tidak melenting
(Bokong)
Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP
Auskultasi DJJ : 140x/menit
 Ekstermitas
Oedem : tidak ada oedem pada kaki
Varises : tidak ada varises
Reflek Patela : kanan (+) dan kiri (+)
 Genetalia Luar
Bekas luka : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
 Anus
Hemoroid : tidak ada

17
3. Pemeriksaan Penunjang
 Tanggal 16 Juli 2022 Melakukan USG oleh dr. Kurnia Dian SpOG pukul 11.30
Didapatkan UK ibu 36/37, EFW: 2926, janin tunggal, posisi sungsang
C. Analisa

Ny. P usia 31 tahun G2P1-1 UK 37/38 minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC)

D. PENATALAKSANAAN (Tanggal 31 Juli 2022)


1. Menjelaskan hasil Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan menjelaskan
keadaan yang dialaminya.
Evaluasi : Ibu memahami dan mengerti dengan keadaannya.
2. Memberi dukungan emosional dan motivasi kepada ibu agar tetap tenang dalam
menghadapi ini.
Evaluasi : Ibu dan suami lebih tenang dan dapat menerima.
3. KIE pada pasien dan keluarga. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang pentingnya
dilakukan operasi ceaser untuk menghindari kemungkinan komplikasi yang akan terjadi
dikarekan ibu memiliki bekas operasi ceaser dari operasi pada anak pertama 4 tahun yang
lalu yang dapat memungkinkan akan terjadi robekan saat dilakukan persalinan normal.
jika ibu setuju maka akan dilakukan tindakan Lscs (Lower Segment Caesarean Section)
pada tanggal 01 Agustus 2022
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan setuju, maka akan dilakukan tindakan Lscs pada
tanggal 01 Agustus 2022
4. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOg untuk memastikan jadwal operasi
Jadwal operasi tanggal 01 Agustus 2022
5. Informed consent untuk pelaksanaan tindakan Lscs (Lower Segment Caesarean Section)
pada tangal 01 Agustus 2022
Evaluasi : Suami setuju dan telah menandatangani persetujuan tindakan Lscs (Lower
Segment Caesarean Section), rencana operasi tanggal 01 Agustus 2022
6. Memberikan terapi sesuai advis dokter (infus RL 2 kolf)
7. Pada tanggal 01 Agustus 2022, Pukul 03.00 WIB

18
 Pukul 03.00 WIB Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan puasa makan dan
minum 6 jam kedepan
 Pukul 07.00 WIB persiapan ibu
- Menyuruh ibu melepaskan semua perhiasan diseluruh tubuh
- Membantu ibu untuk menggantikan baju biasa dengan baju OK
- Menyuruh mengikat rambut dan dipakaikan Hair Cap
- Anastesi pasca operasi
Ketorolac 3x30
Paracetamol 4 x 1000
Asamevanamat 1x500
8. Tanggal 01 Agustus, pukul 09.00 pasien masuk ruang OK dan keluar ruang OK pukul
10.10 WIB
 EVALUASI
Hari / tanggal pengkajian : Senin, 01 Agustus 2022
Tempat pengkajian : Ruang Gayatri
Waktu pengkajian : 10.00 WIB

S (Pasien datang dari ruang OK) pasien mengatakan pasien merasa pusing (+),
mual (+), muntah (+).
Keadaan umum : cukup
O Tekanan darah : 130/75 mmHg
Nadi : 112x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 37,2ºC
Tfu 2 jari dibawah pusat, Perdarahan ± 25 cc, terpasang infus RL+Oxy 2 amp,
bayi lahir SC jam 09.45 (laki-laki), AS 6-8, BB 3000,PB 49,LK 35.

A Ny. P usia 31 tahun P₂-₂ post SC

1. Observasi tanda-tanda vital


2. Mengobservasi tanda dan gejala infeksi (demam,merah,bernanah,bengkak)

19
P 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi

Hari / tanggal pengkajian : Selasa, 02 Agustus 2022


Tempat pengkajian : Ruang Gayatri
Waktu pengkajian : 08.00 WIB

S Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi sudah berkurang

Keadaan umum : cukup


O Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 110x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 36,1ºC
Tfu 2 jari dibawah pusat,febris(-),laktasi(+)

A Ny. P usia 31 tahun P₂-₂ post SC

- Observasi tanda-tanda vital


P - Mengobservasi tanda dan gejala infeksi (demam,merah,bernanah,bengkak)
dilanjutkan sampai pasien keluar RS

STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO

20
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Jalan Raya Jabon Km 6 Mojoanyar, Mojokerto

LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : Ketsya Kinan Lekitoo


NIM : 201905011
PEMBIMBING RUANGAN : Dian Novitasari S.ST
JUDUL : Asuhan Kebidanan Patologis Pada Ny Ny. P usia 31 tahun G2P1-1
UK 37/38 minggu T/H + Letak sungsang + HRP (BSC) Di Ruang Gayatri RSUD Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto

NO TANGGAL URAIAN PARAF

21
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. Y usia 31 tahun Usia Kehamilan
38-39 minggu dengan letak sungsang, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian Utama
Pengumpulan data subyektif dan Obyektif dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Ny. P dengan letak sungsang tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktik/fakta.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data yang sudah dikumpulkan asuhan kebidanan kehamilan patologi
dengan diagnosa pada “Ny. Ny. P usia 31 tahun G2P1-1 UK 37/38 minggu T/H +
Letak sungsang + HRP (BSC)”, dalam penentuan diagnosa tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pada Ny. P yaitu menyarankan pasien untuk istaitahat yang
cukup, memenuhi kebutuhan nutrisinya, tidak menahan BAK dan BAB, serta
kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan tindakan SC besok. Pelaksanaan asuhan
secara menyeluruh sesuai dengan kondisi pasien, dalam hal ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktik di lahan.

5.2 Saran
Konsep teori merupakan landasan pelaksanaan praktik kebidanan, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wacana bagi penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu kehamilan dengan letak sungsang.
2. Bagi pasien
Diharapkan dapat menjaga kondisi kesehatannya serta memperhatikan kehamilan
berikutnya agar tidak terulang kembali permasalahan yang sama.

22
3. Bagi pembaca
Diharapkan pembaca dapat memberikan masukan yang konstruktif serta dapat
memilih dengan cermat kajian atau observasi yang sesuai dengan kasus apabila
menjadikan hasil observasi ini sebagai bahan acuan dalam mengerjakan tugas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Siswishanto, Rukmono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;


2013. h. 588-590.

Nugroho, T, 2012.Patologi Kebidanan. NuhaMedika. Yogyakarta

Manuaba, I Bagus Gede. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Jakarta : EGC ; 2010.

Winkjosastro H. Letak Sungsang. Ilmu Bedah Kebidanan (1st ed). Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2005. h. 104-122.

Depkes. 2010. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dep. Kes RI

Saifuddin, Abdul Bari. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011

24

Anda mungkin juga menyukai