Oleh :
NUR ATIKAH WARDATI
P07124520069
Laporan Komprehensif
OLEH
NUR ATIKAH WARDATI
NIM. P07124520069
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Yuliasti Eka Purnamaningrum, SST., MPH (…………………………………….)
NIP 198107052002122001
Pembimbing Klinik
Catur Eni Prihatin, S.ST
(……………………………………...)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif Praktik
Asuhan Kebidanan Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir (BD.7004)
“Asuhan Kebidanan Holistik Pada Ny.F Usia 26 Tahun G2P1Ab0Ah1 Umur
Kehamilan 40 Minggu 1 Hari dengan Persalinan Normal di PMB Catur Eni
Prihatin, SST” tepat pada waktunya. Tersusunnya Laporan Komprehensif ini
tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan yang telah
memberikan kesempatan atas terlaksananya praktik Asuhan Kebidanan
Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
2. Hesty Widyasih, SST., M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
3. Yuliasti Eka Purnamaningrum, SST., MPH, selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada praktik Asuhan Kebidanan
Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
4. Catur Eni Prihatin, SST, selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan pada praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada
Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan
komprehensif ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Sleman, April 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu pada usia 37-42 minggu, serta lahir
dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Saifuddin, 2009). Penyebab langsung dari AKI disebabkan oleh
komplikasi pada masa hamil, bersalin, dan nifas. Paritas merupakan faktor
penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun
selama persalinan. Perlunya pengelolaan proses persalinan adalah mendorong
kelahiran yang aman bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas
kesehatan untuk mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu dan bayi, sebab kematian ibu dan bayi sering terjadi terutama
saat proses persalinan. 1
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indoensia mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai 2015
yaitu 359 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi
kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai
target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Angka Kematian Bayi di Indoenesia tahun 2017 adalah 24 per
1000 kelahiran hidup. 2
Berdasarkan Profil Kesehatan DIY Tahun 2020, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kota Yogyakarta Tahun 2015-2019 mengalami penurunan yaitu 125
menjadi 119.8 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kota Yogyakarta selama periode 2015 sampai 2019 mengalami penurunan yaitu
dari 8.2 menjadi 7.18 per 1000 kelahiran hidup.3 Berdasarkan Profil Kesehatan
Kabupaten Sleman Tahun 2020, angka kematian ibu melahirkan tahun 2019
mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2018. AKI tahun 2018 sebesar
50,44 per 100.000 kelahiran hidup. AKI tahun 2019 sebesar 59,43 per 100.000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sleman tahun
2019 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018. AKB tahun 2018
1
2
sebesar 4,11 sebesar per 1.000 kelahiran hidup dan turun pada tahun 2019
sebesar 4.08 per 1.000 kelahiran hidup.4
Salah satu upaya pencegahan kematian ibu adalah melakukan asuhan
sayang ibu dimana asuhan sayang ibu atau safe motherhood merupakan
program yang direncanakan pemerintah untuk mengurangi tingginya angka
kematian dan kesakitan para ibu yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan
dan kelahiran. Asuhan sayang ibu sebagai salah satu aspek dari 5 benang merah
sangat membantu ibu agar merasa aman dan nyaman selama proses persalinan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan Persalinan dan Bayi Baru menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta pendokumentasian menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada Ny. F usia 26 tahun
G2P1Ab0Ah1 umur kehamilan 40 minggu 1 hari dengan persalinan
normal.
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. F usia 26
tahun G2P1Ab0Ah1 umur kehamilan 40 minggu 1 hari dengan
persalinan normal.
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
pada kasus Ny. F usia 26 tahun G2P1Ab0Ah1 umur kehamilan 40
minggu 1 hari dengan persalinan normal.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny. F usia
26 tahun G2P1Ab0Ah1 umur kehamilan 40 minggu 1 hari dengan
persalinan normal.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada
kasus Ny. F usia 26 tahun G2P1Ab0Ah1 umur kehamilan 40 minggu 1
hari dengan persalinan normal.
3
A. Kajian Kasus
Pengkajian tanggal 26 April 2021 jam 19.00 WIB
Ny. F usia 26 tahun, pendidikan terakhir SMU bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Suami Ny.F bernama Tn. D usia 30 tahun pendidikan terakhir
SMU bekerja sebagai karyawan swasta. Ny. F tinggal bersama suami di
Rebobong Lor Rt 3 Rw 25, Tempel, Sleman. Ny. F menikah 1 kali dan dengan
suami sekarang sudah menikah 6 tahun.
Tanggal 26 April 2021 jam 19.00 Ny.F datang ke PMB Catur dengan
keluhan merasa mules semakin kuat, teratur dan sering sejak tadi jam 15.00 dan
keluar lendir darah sejak jam 16.00 WIB. Merasakatan kesakitan akibat nyeri
saat kontraksi. Ibu mengatakan sudah rapid tes dan hasilnya negatif.
Berdasarkan riwayat menstruasi, siklus menstruasi teratur 28 hari, lama
menstruasi 5-6 hari, tidak ada keputihan dan saat menstruasi tidak mengalami
nyeri haid/dismenorea. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 18 Juli 2020, dan
HPL : 25 April 2021, saat ini umur kehamilan 40 minggu 1 hari. Cek Hb trakhir
tanggal 5 April 2021 dengan hasil 11.2 g/dL, RDT negatif, protein urine negatif.
Saat ini merupakan kehamilan ke 2. Anak pertama lahir tahun 2016 pada umur
kehamilan aterm, persalinan spontan ditolong oleh dokter dengan di pacu
karena kala 1 memanjang, jenis kelamin perempuan dan berat badan lahir 2800
gram.
Berdasarkan pengkajian data objektif, hasil pemeriksaan fisik secara
umum baik. TD 120/80mmHg, nadi 82x/menit, Rr 22 x/menit, suhu 36,3°C. BB
sebelum hamil 51,5 Kg BB setelah hamil 63, TB 150, Lila 25. Berdasarkan hasil
palpasi abdomen leopold I teraba bokong janin, leopold II sebelah kanan teraba
bagian kecil janin, sebelah kiri teraba punggung janin, leopold III : presentasi
kepala, sudah tidak bisa digoyangkan dan leopold IV : tangan pemeriksa tidak
bertemu (divergen). TFU Mc Donald 32 cm dan berdasarkan perhitungan
taksiran berat janin adalah 3255 gram. His 3 kali dalam 10 menit lamanya 35
detik. Pemeriksaan DJJ : 144 x/menit, teratur, punctum maksimum di perut
4
5
bagian kiri dibawah pusat. Dilakukan periksa dalam dengan hasil portio tebal,
pembukaan 3 cm, selaput ketuban utuh, presentasi belakang kepala, hodge II,
STLD +. Dilakukan observasi kala I yaitu His dan DJJ setiap 30 menit kemudian
TTV, Periksa Dalam dilakukan setiap 4 jam untuk hasil terlampir di lembar
observasi.
Catatan Perkembangan tanggal 27 April 2021
Tanggal 27 April 2021 jam 00.30, ketuban pecah jernih dilakukan
periksa dalam dengan hasil porsio tipis, pembukaan 5 cm, selaput ketuban sudah
pecah, presentasi belakang kepala, tidak ada molase, UUK jam 10, Hodge III,
SLTD +. His 4 kali dalam 10 menit lamanya 42 detik DJJ : 144 x/menit.
Dilakukan pencatatan observasi di partograf. Jam 05.30 His 5 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik. DJJ : 146 x/menit, teratur, punctum maksimum di perut
bagian kiri dibawah pusat. Perineum menonjol, anus dan vulva membuka,
Berdasarkan pemeriksaan dalam portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, selaput
ketuban sudah pecah, presentasi belakang kepala, tidak ada molase, UUK jam
12, Hodge IV, SLTD +. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa saat
ini pembukaan lengkap, ibu merasa kesakitan dan bingung terhadap perintah
yang diberikan oleh bidan.
Setelah dilakukan pimpinan meneran, tanggal 27 April 2021 jam 06.05
WIB bayi lahir spontan, langsung menangis, tonus otot kuat, warna kulit
kemerahan. Kemudian memastikan janin tunggal dan menyuntikkan oksitosin
10 IU secara IM di paha luar. Selanjutnya melakukan jepit potong tali pusat,
mengeringkan janin, melakukan IMD, dan melihat tanda-tanda pelepasan
plasenta. Plasenta lahir spontan dan lengkap jam 06.15 WIB. Selanjutnya
dilakukan massase uterus selama 15 detik dan uterus berkontraksi keras.
Kemudian dilanjutkan dengan memeriksa keadaan jalan lahir apakah ada
robekan atau tidak. Berdasarkan pemeriksaan terdapat robekan derajat II di
jalan lahir dan dilakukan penjahitan. Selanjutnya dilakukan pemantauan
meliputi nadi, tekanan darah, kontraksi, TFU, pengeluaran darah, kandung
kemih tiap 15 menit sekali dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit sekali
pada satu jam kedua. Pemantauan suhu tiap 1 jam.
6
b. Teori Persalinan
Terdapat berbagai teori persalinan, di antaranya adalah :
1) Teori Penurunan Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur
kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu. 7
2) Teori Oksitosin
Menjelang persalinan, terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam
otot rahim, sehingga mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin
dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat
meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan
berlangsung. 7
3) Teori Keregangan Otot Rahim
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini merupakan faktor
yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
mengalami degenerasi. Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang sampai batas tertentu. Apabila batas tersebut sudah
terlewati, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. 7
4) Teori Prostaglandin
Prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua
dari minggu ke-15 hingga aterm, dan kadarnya meningkat hingga ke
waktu partus. Diperkirakan terjadinya penurunan progesteron dapat
8
g) Gastrointestinal
Mortilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara
substansial berkurang banyak selama persalinan. Selain itu,
pengeluaran getah lambung berkurang menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti, dan pengosongan lambung menjadi
sangat lambat. Mual atau muntah biasa terjadi sampai mencapai
akhir kala I. 7
h) Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml, selama persalinan
dan akan kembali sebelum persalinan, sehari pasca persalinan
kecuali perdarahan postpartum. 7
2) Perubahan-perubahan fisiologis Kala II adalah:
a) Kontraksi Persalinan
Kelahiran bayi dimungkinkan oleh gabungan kekuatan antara
uterus dan otot abdomen karena kekuatan tersebut membuka
serviks dan mendorong janin melewati jalan lahir. 8
b) Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus selama persalinan berirama, teratur, involunter,
serta mengikuti pola yang berulang. Kontaksi tersebut
bertambah lebih kuat, datang setiap 2-3 menit dan belangsung
antara 50-100 detik. Setiap kali otot berkontraksi, kantong
amnion didorong ke bawah ke dalam serviks. Serviks pertama-
tama menipis mendatar dan kemudian terbuka, dan otot pada
fundus menjadi lebih tebal. 8
c) Vulva dan Anus
Saat kepala berada di dasar panggul, perineum menjadi
menonjol dan lebar dan anus membuka. Labia mulai membuka
dan kepala janin tampak di vulva pada waktu his. 8
d) Janin
Bagian janin akan turun lebih cepat pada kala II yaitu rata-rata
1,6 cm/jam untuk primipara dan 5,4 cm untuk multipara. Pada
12
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga
akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun
perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a) Perasaan ingin meneran dan ingin BAB
b) Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap.
c) Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap.
d) Frustasi dan marah
e) Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar
bersalin
f) Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
g) Fokus pada dirinya sendiri
3) Perubahan-perubahan psikologis Kala III
a) Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayinya
b) Merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya, juga merasa
sangat lelah.
c) Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu
dijahit.
4) Perubahan-perubahan psikologis Kala IV
a) Perasaan lelah, karena segenap energi psikis dan kemampuan
jasmaninya dikonsentrasikan pada aktivitas melahirkan.
b) Dirasakan emosi-emosi kebahagiaan dan kenikmatan karena
terlepas dari kekuatan, kecemasan dan kesakitan. Meskipun
sebenarnya rasa sakit masih ada. Rasa ingin tau yang kuat akan
bayinya.
c) Timbul reaksi-reaksi terhadap bayinya: rasa bangga sebagai
wanita, istri dan ibu. Terharu, bersyukur pada maha kuasa dan
sebagainya.5
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan 14
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain :
15
a. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan
oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
1) His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot
rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum
uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat:
1) Kontraksi simetris
2) Fundus dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling).
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his:
1) Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
17
2) Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga
ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
3) Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter
kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat
(bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal
yang harus diperhatikan dari his:
1) Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit
atau persepuluh menit.
2) Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan
sewaktu persalinan masih dini.
3) Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
4) Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5) Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 sampe 3 menit.
6) Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit
Montevideo.
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri.
His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan
cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah
pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada
dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
b. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
18
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak
passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka
atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang
atau letak sungsang.
c. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat
itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya
rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka
seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi
hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
d. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
g. Tahapan Persalinan
1) Kala I (Kala Pembukaan)
19
2) Fleksi
Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga bertambah hingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan
dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil
melalui jalan lahir.
3) Putaran paksi dalam
Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar kedepan kebawah simpisis.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan
kebawah simpisis.
4) Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakanekstensiuntuk
melaluinya.
5) Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
arena putaran paksi dalam.
6) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah simpisis
untuk kelahiran bahu belakang kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir
i. Asuhan Persalinan Normal
Tahapan asuhan persalinan normal terdiri dari 60 langkah,12 yaitu :
1) Mendengar dan melihat tanda dan gejala kala II :
(a) Ibu sudah merasa ada dorongan kuat dan meneran.
(b) Ibu sudah merasakan adanya tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan vagina.
23
12) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat :
(a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
(b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai.
(c) Bantu ibu mengambil posisi nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
(d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
(e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
(f) Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum).
(g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
(h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2jam)
pada primigravida atau ≥ 60 menit (1jam) pada multigravida.
13) Ajurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
selang waktu 60 menit
14) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
15) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu
16) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan
17) Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan
18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala
untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan
dangkal
26
19) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Perhatikan :
(a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat
bagian atas kepala bayi.
(b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut
20) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan
21) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
mucul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang
22) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atau untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
23) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada
sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
24) Lakukan penilaian (selintas):
(a) Apakah bayi cukup bulan?
(b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
(c) Apakah bayi bergerak dengan aktif? Bila salah satu jawaban
“TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada bayi baru lahir
dengan asfiksia Bila semua jawaban “YA” lanjut kelangkah 26.
25) Keringkan tubuh bayi Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain
27
yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut
bagian bawah ibu.
26) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).
27) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
28) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyunting oksitosin).
29) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari
tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ke arah ibu
dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
30) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
(a) Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
(b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
(c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
31) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibubayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau areola mame ibu
(a) Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi.
(b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
(c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali
28
air DTT tanpa melepas sarung tangan dan keringkan dengan tissue
atau handuk.
42) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
43) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
44) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
45) Pantau keadaan bayidan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60 kali/ menit).
(a) Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan
segera merujuk ke rumah sakit.
(b) Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke
RS Rujukan.
(c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibubayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu
selimut.
46) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi
47) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DDT. Bersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah
di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering
49) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
50) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
51) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
31
52) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
53) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik
bayi
54) Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan
temperatur tubuh (normal 36,5-37,5 ºC) setiap 15 menit
55) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi di
dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.
56) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
58) Lengkapi partograf (halaman depan belakang), periksa tanda vital
dan pemantauan Kala IV Persalinan.
2. Bayi Baru Lahir
a. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram. 7
b. Ciri-Ciri
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis,
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak
ada cacat bawaan. 15
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-
32
160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR
>7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking,
morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada
pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan
uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium
sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan.15
c. Klasifikasi Neonatus
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi,
yaitu :
1) Neonatus menurut masa gestasinya :
a) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
2) Neonatus menurut berat badan lahir :
a) Berat lahir rendah : < 2500 gram
b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c) Berat lahir lebih : > 4000 gram
3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi
dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran.
Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih
dari 1 jam setelah kelahiran.
6) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis
tunggal di paha kiri
Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir.
7) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan
setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah
penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat
menimbulkan kerusakan hati.
8) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan
dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut selama 24 jam karena
risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur
1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
3. Kewenangan Bidan Dalam Penanganan Kasus
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual, Bagian Ketiga
tentang Persalinan Pasal 14 menyebutkan bahwa dalam memberikan
pertolongan persalinan, seorang bidan harus memperhatikan dan
memberikan 5 (lima) aspek dasar meliputi membuat keputusan klinik,
asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam
medis) asuhan persalinan dan rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi
36
37
38
Dalam jurnal oleh Ema tahun 2018, anjuran penambahan berat badan hamil
berdasarkan IMT sebelum hamil menurut IOM adalah: IMT <18,5kg/m2
penambahan berat badan yaitu 12,6-18 kg, IMT 18,5-24,9 kg/m2 penambahan
berat badan yaitu 11,25-15,75kg, IMT 25-29,9 kg/m2 penambahan berat badan
yaitu 6,75-11,25kg dan IMT 30 kg/m2 penambahan berat badan yaitu 4,95-9kg.
21
Dilakukan palpasi leopold dan TFU Mc Donald 32 cm, TBJ adalah 3255
gram. His 3 kali dalam 10 menit lamanya 35 detik. DJJ : 144 x/menit, teratur,
punctum maksimum di perut bagian kiri dibawah pusat, PD dengan hasil 3 cm.
Catatan Perkembangan tanggal 27 April 2021 jam 00.30
Tanggal 27 April 2021 jam 00.30, his 4 kali dalam 10 menit lamanya 42
detik ketuban pecah jernih dilakukan periksa dalam pembukaan 5 cm, selaput
ketuban sudah pecah, presentasi belakang kepala, tidak ada molase, UUK jam
10, Hodge III, SLTD +. His 4 kali dalam 10 menit lamanya 42 detik DJJ : 144
x/menit. Jam 05.30 his 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik. Dilakukan
periksa dalam dengan hasil pembukaan 10 cm, selaput ketuban sudah pecah,
presentasi belakang kepala, tidak ada molase, UUK jam 12, Hodge IV, SLTD
+. Perineum menonjol, anus dan vulva membuka. Perubahan fisiologis kala II
ditandai dengan kontaksi uterus yang bertambah lebih kuat, datang setiap 2-3
menit. Setiap kali otot berkontraksi, kantong amnion didorong ke bawah ke
dalam serviks. Serviks menipis mendatar dan terbuka, otot pada fundus menjadi
lebih tebal. Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasakan tekanan pada rektum dan hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan
anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-
otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan progesterone menurun sehingga
39
timbul his. Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga timbul
kontraksi otot-otot rahim. 22
Berdasarkan pengkajian saat kala II Ny.F mengeluh kesakitan lebih dan
bingung dengan perintah yang diberikan. Bingung bisa disebabkan karena nyeri
yang dirasakan sehingga sulitnya berkonsentrasi saat dipimpin mengejan dan
kurangnya pengetahuan, salah satu solusi yang dapat diberikan untuk
mengurangi nyeri yaitu dengan menghadirkan pendamping persalinan,
pemilihan posisi nyaman saat bersalin, teknik menarik nafas dalam, melakukan
massage dan counterpressure kemudian perlunya pemberian informasi kepada
ibu, motivasi, dan cara mengejan. Selama persalinan kala II, pada saat serviks
uteri/leher rahim dilatasi penuh, stimulasi nyeri berlangsung terus dari kontraksi
dari corpus uteri dan distensi segmen bawah rahim. Terjadi peningkatan secara
progresif tekanan oleh fetus terhadap struktur di pelvis dan menimbulkan
peningkatan nyeri somatic dengan regangan dan robekan fascia (jaringan
pembungkus otot) dan jaringan subkutan jalan lahir bagian bawah, distensi
perineum dan tekanan pada otot lurik perineum. Nyeri ini ditransmisikan
melalui serabut saraf pudendal, yaitu suatu serabut saraf somatic yang keluar
melalui S2, S3 dan S4 segmen sacral. Nyeri pada kala II ini sangat berbeda
dengan nyeri visceral kala I, nyeri somatik dirasakan selama persalinan ini
adalah intensitas nyerinya lebih nyeri dan lokasinya jelas. 23
Tanggal 27 April 2021 jam 06.05 WIB bayi lahir spontan, langsung
menangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan. Janin tunggal dan
menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di paha luar. Jepit potong tali pusat,
mengeringkan janin, melakukan IMD selama 1 jam. Menurut teori yang
dikemukakan oleh Roesli, dengan IMD akan terjadi hentakan, sentuhan, dan
jilatan bayi yang akan merangsang kelenjar hipofise melepaskan oksitosin yang
membantu uterus berkontraksi, sehingga mencegah perdarahan pasca salin dan
24
mempercepat pengeluaran plasenta. Didukung dalam buku ajar persalinan
oleh Rosyati tahun 2017 dijelaskan bahwa WHO mengeluarkan protocol
tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai salah satu dari Evidence for the
ten step to successful breastfeeding. Segera setelah dilahirkan, bayi diletakan di
40
dada atau perut atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi
kesempatan kepada bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya.39
Melakukan Manajemen Aktif Kala III, plasenta lahir jam 06.15 WIB
plasenta lahir spontan, lengkap, selaput ketuban utuh, kotiledon lengkap, insersi
sentralis. Pemeriksaan Laserasi jalan lahir tampak rupture perineum grade 2
kemudian dilakukan penjahitan, perdarahan kala III + 100 cc. Tfu 2 jari dibawah
pusat.
Hasil pemeriksaan antopometri pernapasan 42 kali/menit, denyut
jantung 148 kali/menit, BB : 3190 gram, PB : 50 cm, LK : 33 cm, LD : 32 cm,
lila 11 cm, jenis kelamin laki-laki dan tidak ada kelainan serta cacat bawaan.
Pernapasan 42 kali/menit, denyut jantung 148 kali/menit. Diberikan Vit K 0.5
mg dan salep mata.
Evaluasi perkembangan pasien Ny. F setelah bayi lahir sampai 2 jam setelah
bayi lahir, dirawat kondisi ibu dan bayi baik
B. Analisis
1. Diagnosa
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif, dapat
ditegakkan diagnosa bahwa Ny.F usia 26 tahun G2P1Ab0Ah1 Umur
Kehamilan 40 minggu 1 hari dengan Persalinan Normal. Persalinan dan
kelahiran dikatakan normal jika usia kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), persalinan terjadi spontan, presentasi belakang kepala,
berlangsung tidak lebih dari 18 jam, Tidak ada komplikasi pada ibu
maupun janin (Kemenkes RI, 2015). 6
2. Masalah psikologis merasa kesakitan dan bingung dengan arahan bidan
pada kala II.
3. Kebutuhan
a. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman (dianjurkan
miring ke kiri jika tiduran)
b. Mengajarkan teknik relaksasi
c. Menganjurkan ibu untuk makan atau minum saat tidak ada kontraksi
d. Mengajarkan teknik mengejan dengan benar
41
IMD selama 1 jam. Menurut teori yang dikemukakan oleh Roesli, dengan IMD
akan terjadi hentakan, sentuhan, dan jilatan bayi yang akan merangsang kelenjar
hipofise melepaskan oksitosin yang membantu uterus berkontraksi, sehingga
mencegah perdarahan pasca salin dan mempercepat pengeluaran plasenta.36
Didukung dalam buku ajar persalinan oleh Rosyati tahun 2017 dijelaskan bahwa
WHO mengeluarkan protocol tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai
salah satu dari Evidence for the ten step to successful breastfeeding. Segera
setelah dilahirkan, bayi diletakan di dada atau perut atas ibu selama paling
sedikit satu jam untuk memberi kesempatan kepada bayi untuk mencari dan
menemukan putting ibunya.39
Melakukan manajemen aktif kala III, plasenta lahir pukul 06.15 WIB.
Manajemen aktif kala III sangat penting dilakukan pada setiap asuhan
persalinan normal yang bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
mengurangi kehilangan darah kala III persalinan, dan mencegah terjadinya
kasus perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri dan
retensio plasenta. Manajemen aktif kala III terdiri dari pemberian suntikan
oksitosin, enegangan tali pusat terkendali dan massase uterus. 37
Pemeriksaan Laserasi jalan lahir tampak rupture perineum grade 2
kemudian dilakukan penjahitan oleh bidan, perdarahan kala III + 100 cc. Bidan
memberikan ucapan selamat kepada ibu dan suami atas kelahiran anaknya yang
kedua serta mengucapkan selamat atas proses persalinannya yang lancar dengan
ibu dan bayi sehat dan selamat.
Setelah IMD dilakukan antopometri dan ttv bayi dengan hasil
pernapasan 42 kali/menit, denyut jantung 148 kali/menit, BB : 3190 gram, PB :
50 cm, LK : 33 cm, LD : 32 cm, lila 11 cm. Teori yang dijelaskan oleh
Prawirohardjo, bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram.38 Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa Bayi Ny. F dalam
kategori normal.
46
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir salah satunya menjaga
kehangatan dan mengeringkan bayi. Berdasarkan JNPK-KR (2013) hipotermia
dapat terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
25
dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang hangat.
Asuhan bayi baru lahir 1 jam, bayi diberikan suntikan vit. K 0.5 mg secara IM
di paha kiri dan pencegahan infeksi mata menggunakan cloramphenicol 1%.
Pemberian injeksi Vit. K pada jam pertama setelah kelahirannya. Berdasarkan
teori yang dijelaskan oleh Manuaba bahwa perdarahan pada bayi lahir dapat
terjadi dari gastrointestinal, kulit akibat suntikan, atau dari umbilikusnya.
Fungsi vitamin K berkaitan dengan gangguan pembekuan darah sehingga bayi
tidak akan mengalami perdarahan. 24
Selanjutnya bayi diberikan injeksi imunisasi HB0. Teori yang
dikemukan oleh Manuaba (2015) infeksi hepatitis dapat berakibat serius pada
bayi yaitu terjadi serosis hepatitis pada umur relative muda. Oleh karena itu, hal
ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi HB0, didukung oleh JNPK-KR
(2013) menjelaskan imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. 24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus ini diperoleh gambaran hasil asuhan kebidanan pada ibu dengan
melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosis, melaksanakan perencanaan
dan melakukan evaluasi serta pendokumentasion kasus yang ditemukan.
1. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. F berdasarkan data hasil
anamnesa dan pemeriksaaan fisik.
2. Diagnosa pada Ny.F usia 26 tahun G2P1Ab0Ah1 Umur Kehamilan 40
minggu 1 hari dengan Persalinan Normal
3. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikaan asuhan
sayang ibu dan bayi, melakukan pertolongan persalinan sesuai APN,
melakukan perawatan pada bayi baru lahir.
4. Penatalaksanaan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikaan
dengan memberikaan asuhan sayang ibu dan bayi, melakukan pertolongan
persalinan sesuai APN, melakukan perawatan pada bayi baru lahir.
5. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. F dengan persalinan
normal bahwa bayi lahir spontan tanggal 27 April 2021 jam 06.05 WIB,
keadaan ibu dan janin sehat dan normal.
6. Dokumentasi asuhan kebidanan SOAP pada persalinan normal.
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
persalinan dan bayi baru lahir sehingga dapat mengambil tindakan yang
lebih tepat. Selain itu juga diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang
dapat menunjang analisa dengan rinci.
b. Bagi Bidan Pelaksana
Laporan komprehensif ini memberikan gambaran mengenai tata laksana
asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir dan mempertahankan
kualitas pelayanan.
47
48
c. Bagi Klien
Diharapkan dapat menjaga asupan gizi yang masuk mengingat ibu harus
memberikan ASI untuk bayinya dan meningkatkan pengetahuan mengenai
pentingnya ASI ekslusif bagi ibu dan bayi
DAFTAR PUSTAKA
1. Untari, Sri, dan Sehmawati.Hubungan Paritas dan Cara Meneran yang Benar
dengan Kelancaran Persalinan Kala II. Tsjkeb_Jurnalvol.5 No.1 Tahun 2020
Issn: 2503-2461.2020
2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementrian Kesehatan
Repoblik Indonesia Vol. 42 (2019).
3. Dinkes DIY. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2020 (Data Tahun
2019). Dinas Kesehatan Yogyakarta.2020.
4. Dinkes Kabupaten Sleman. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2020.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.2020
5. Fraser, D.M, Cooper, M.A. Myles. Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC.2009
6. Ririn Widyastuti.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jawa
Barat:Cv Media Sains Indonesia.2021
7. Kuriarum, A. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. (Pusdik
Sdm Kesehatan, 2016).
8. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2014).
9. Rohani, D. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. (Salemba Medika,
2013).
10. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. (Pusdik Sdm Kesehatan,
2016).
11. Ati, Wa Ode Zamri, Dkk.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli Kia PKM
Tuminting.Ejournal Keperawatan.(E-Kp) Volume 1 Nomor 1.2013.
12. Shodiqoh, E.R., Fahriani, S.Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan Antara Primigravida dan Multigravida. J. Berk.
Epidemiol. (2014).
13. Zamriati.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Ibu Hamil
Menjelang Persalinan di Poli Kia PKM Tuminting. J. Keperawatan (2013).
14. Diana, Sulis, Erfiani Mail, Dan Zulfa Rufaida.Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jawa Tengah:CV Oase Group.2019.
49
50
15. Astuti Setyani, Sukesi, D. E.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah. (Pusdik Sdm Kesehatan, 2016).
16. Damanik, R. K. & Linda. Hubungan Perawatan Tali Pusat dengan Kejadian
Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rsud Dr. Pirngadi Medan 2019. J.
Keperawatan Prior. 2 No.2, (2019).
17. Hotagaol, Hotma Sauhur, Eryati Darwin, E. Y. Pengaruh Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir. J.
Kesehat. Andalas 3(3), (2014).
18. Ri, K.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2014. (Kemenkes Ri, 2014).
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.2017. Diakses Pada Tanggal
27 April 2021 di
Https://Www.Google.Com/Url?Sa=T&Rct=J&Q=&Esrc=S&Source=Web&
Cd=&Cad=Rja&Uact=8&Ved=2ahukewia0lcgktrtahxhzsskhrp7cfiqfjacegqia
hac&Url=Http%3a%2f%2fwww.Ibi.Or.Id%2fmedia%2fpmk%2520no.%252
028%2520ttg%2520izin%2520dan%2520penyelenggaraan%2520praktik%25
20bidan.Pdf&Usg=Aovvaw05tevv_Vf7pivcjkdm73jd
20. Purwaningtyas, Melorys Lestari, dan Galuh Nita Prameswari.Faktor Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Higeia 1 (3).(2017).
21. Wahyu, Ningrum, dan Etika Dewi Cahyaningrum.Status Gizi Pra Hamil
Berpengaruh Terhadapberat dan Panjang Badan Bayi Lahirema. Medisains:
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol 16 no 2, Agustus 2018 |
Halaman89.2018
22. Suprapti, H. M. Praktik Klinik Kebidanan II. (Ppsdm Kemenkes Ri, 2018).
23. Wiwin, Renny Rahmawati, dkk.Pengaruh Massase Punggung Terhadap
Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif ,Lama Kala II dan Perdarahan
Persalinan pada Primigravida.Jurnal Riset Kesehatan vol.4 no.2, Mei 2015
24. Manuaba. Buku Ajar Phantom Obtetric. (Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2015).
25. Lowdermilk, D. L. & Et Al. Maternity Dan Womens Health Care. (2012).
51
26. Dkk, A. P. Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses Persalinan di Bidan
Wilayah Puskesmas Gombong I dan Gombong II. J. Ilmu Kesehat.
Keperawatan 6, 118–126 (2010).
27. Mia Damayanti, M. R. Pengaruh Asuhan Sayang Ibu terhadap Kecemasan Ibu
dalam Menghadapi Proses Persalinan di BPM Ch Mala Palembang. J.
Kesehat. Vii, 250–254 (2016).
28. Asri Dwi, C. C. Asuhan Persalinan Normal. (Nuha Medika, 2012).
29. Sukarta, A. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Terhadap Tingkat Nyeri
Persalinan Ibu Inpartu Kala Fase Aktif. J. Ilm. Kesehat. Iqra Iv, 39–45 (2016).
30. Handayani Swr. Asuhan Kebidanan Komprehensif (Kehamilan, Persalinan,
Nifas dan Bayi Baru Lahir). J Ilm Multi Sci Kesehat. 2020;12:159-170.
31. Mayasari, Senditya Indah.Posisi Setengah Duduk Dan Berbaring Miring
Dalam Penurunan Intensitas Nyeri Pada Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Media Husada.2018
32. Masmuni, dkk. Hubungan Teknik Mengedan Dengan Kejadian Ruptur
Perineum Pada Ibu Bersalin di Puskesmas Tibawa Kabupaten Gorontalo.2016
33. Pusdiknakes, Who, J.-K. Asuhan Persalinan Normal. (Jnpk-Kr, 2017).
34. Hadianti Dnrr. Kemajuan Persalinan Berhubungan dengan Asupan Nutrisi. J
Ilm Ilmu Kesehat. 2018;6:231-238
35. Manuaba, Et Al.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: Buku Kedokteran
Egc.2003
36. Aziato L, Kyei Aa, Deku G. Experiences Of Midwives On Pharmacological
And Non-Pharmacological Labour Pain Management In Ghana. Reprod
Health. 2017;14(1):1-8. Doi:10.1186/S12978-017-0398-Y
37. Alimoradi Z, Kazemi F, Valiani M, Gorji M. Comparing The Effect Of
Auricular Acupressure And Body Acupressure On Pain And Duration Of The
First Stage Of Labor: Study Protocol For A Randomized Controlled Trial.
Trials. 2019;20(1):1-8. Doi:10.1186/S13063-019-3896-0
38. Sari DP, St S, Rufaida Z, et al. Nyeri persalinan. Stikes Majapahit Mojokerto.
2018:1-117.
39. Rosyati, Hery.Buku Ajar Persalinan.Jakarta.2017
52
LAMPIRAN KOMPREHENSIF
S (SUBJEKTIF)
1. Identitas
Ibu Suami
Nama Ny. F Tn. D
Umur 26 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMU SMU
Pekerjaan IRT Wiraswasta
Alamat Rebobong Lor Rt 03/ Rw 25, Tempel, Sleman
2. Keluhan pasien
Ibu mengatakan Ibu mengatakan merasa mules semakin teratur&sering sejak jam 15.30
dan keluar lendir darah sejak sejak jam 16.00 WIB.
3. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 Kali, menikah pertama umur 20 tahun , dengan suami sekarang sudah 6 tahun.
4. Riwayat menstruasi
Menarche umur 14 tahun, siklus 28 hari , lama 5-6 hari, teratur, Tidak keputihan, tidak
nyeri haid, Banyak darah: 3-4x ganti pembalut
HPHT : 18 Juli 2020
HPL : 25 April 2021
53
6. Riwayat Kontrasepsi
Jenis Mulai Menggunakan Berhenti/ Ganti cara
No
Kontrasepsi Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan
1 Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan sejak tahun 2016
sampai tahun 2019 di PMB Catur Eni
7. Riwayat Kesehatan
a. Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit sistemik seperti
jantung, asma, hipertensi, diabetes melitus dan penyakit menulas seperti TBC<
Hepatitis B, IMS, dan HIV/AIDS.
b. Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit
sistemik seperti jantung, asma, hipertensi, diabetes melitus dan penyakit menulas
seperti TBC< Hepatitis B, IMS, dan HIV/AIDS.
c. Ibu mengatakan tidak memiliki keturunan kembar.
8. Riwayat Kehamilan Ini
a. Tempat periksa Kehamilan : Puskesmas, PMB
b. TM I : 2 kali
TM II : 5 kali
TM III : 5 kali
c. HPHT : 18 Juli 2020
HPL : 25 April 2021
Umur Kehamilan : 40 minggu 1 hari
54
9. Riwayat Persalinan
a. Kontraksi uterus mulai tgl/jam : 26 April 2020/ 15.00 WIB
b. Pengeluaran pervaginam lendir darah sejak tgl/jam : 26 April 2021/16.00 WIB
10. Riwayat Kesejahteraan Janin
Gerakan janin : aktif
11. Riwayat Nutrisi dan Eliminasi
a. Makan terakhir tgl/jam : 26 April 2021/ 17.30 WIB
b. Buang Air Kecil terakhir tgl/jam : 26 April 2021/18.30 WIB
c. Buang Air Besar terakhir tgl/jam : 26 April 2021/06.00 WIB
O (OBJEKTIF)
1. PEMERIKSAAN UMUM
a. KU : Baik kesadaran Compos Mentis
b. Tanda vital :
TD : 120/70 mmHg.
N : 80 kali/menit.
R : 20 kali/menit.
S : 36,6 °C
c. BB : Sebelum hamil : 51.5 Kg. BB sekarang : 63 kg.
d. TB : 150 cm
e. LLA : 25 cm.
f. IMT: 51.5/(1.5)² = 22,8 kg/m2
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
(Inspeksi, Palpasi, auskultasi, Perkusi)
a. Muka : konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
c. Payudara : simetris, membesar, putting menonjol, colostrum belum keluar.
d. Perut
1) Inspeksi : Membesar memanjang, terlihat gerakan janin, terlihat kontraksi
uterus, tidak ada bekas luka.
55
2) Palpasi :
- Leopold 1 : TFU 32 cm, pada fundus teraba bagian lunak, tidak melenting
(bokong janin)
- Leopold II : Pada perut sebelah kanan ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas
janin), pada perut sebelah kiri ibu teraba memanjang, keras seperti papan
(punggung janin)
- Leopold III: teraba bagian besar, bulat, melenting, tudak bisa digoyangkan
(presentasi kepala)
- Leopold IV: Posisi tangan pemeriksa divergen (Kepala sudah masuk panggul)
- TBJ ( 32- 11) x 155 = 3255 gram
- Kontraksi : Durasi : 35 detik, frekuensi : 3 kali/10 menit
3) Auskultasi : Punctum maksimum bawah pusat sebelah kiri, Frekuensi 144
kali/menit, teratur.
e. Genetalia : tidak ada varises, tidak edema
1) Periksa Dalam
Tgl/ Jam 26 April 2021/ 19.00 WIB oleh Bidan
Indikasi : kenceng-kenceng teratur dan keluar lendir darah
Tujuan :untuk mengetahui apakah ibu telah masuk dalam persalinan atau belum
Hasil : v/u tenang, portio tebal lunak pembukaan 3 cm, selaput ketuban utuh,
presentasi belakang kepala, hodge I, SLTD +.
f. Kaki : tidak ada varises dan tidak ada oedema.
A (ANALISIS)
Ny. F umur 26 tahun G2P1Ab0Ah1 Umur Kehamilan 40 minggu 1 hari janin tunggal
intrauterine, hidup, presentasi kepala, punggung kiri, dalam persalian kala I fase laten.
Masalah : Ibu mengalami kesakitan karena nyeri kontraksi
Yuliasti Eka P, SST., MPH Catur Eni Prihatin, SST Nur Atikah Wardati
57
Yuliasti Eka P, SST., MPH Catur Eni Prihatin, SST Nur Atikah Wardati
61
Yuliasti Eka P, SST., MPH Catur Eni Prihatin, SST Nur Atikah Wardati
62
Yuliasti Ea P, SST., MPH Catur Eni Prihatin, SST Nur Atikah Wardati
63
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. B UMUR 2 JAM CUKUP BULAN SESUAI
MASA KEHAMILAN NORMAL DI PUSKESMAS BANYASIN
NO RM : -
TANGAL/JAM : 27 April 2021/06.05 WIB
S (SUBJEKTIF)
1. Identitas
Ibu Suami
Nama Ny. F Tn. D
Umur 26 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMU SMU
Pekerjaan IRT Wiraswasta
Alamat Rebobong Lor Rt 03/ Rw 25, Tempel, Sleman
2. Riwayat Antenatal
a. G 2 P 1 Ab 0 Ah 1 Umur Kehamilan 40 minggu 1 hari
b. Riwayat ANC : teratur, 12 kali, di puskesmas, PMB
c. Keluhan saat hamil : mual dan muntah pada trimester 1
d. Penyakit selama hamil : tidak ada penyakit selama hamil
e. Kebiasaan makan : Ibu dan keluarganya mengatakan makan 3x sehari, jenis:
nasi, sayur lauk dan buah
f. Obat/ Jamu : Ibu dan keluarganya mengatakan tidak pernah minum
jamu/obat
g. Merokok : Ibu dan keluarganya mengatakan tidak pernah merokok
h. Selama kehamilan ibu tidak ada komplikasi.
3. Riwayat Intranatal
a. Lahir tanggal : 27 April 2021 jam 06.05 WIB
b. Jenis persalinan : spontan
c. Penolong : bidan di PMB Catur Eni Prihatin
64
O (OBJEKTIF)
1. KU: baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. Pemeriksaan Umum :
a. Pernapasan : 42x/menit
b. Denyut jantung : 148x/menit
c. Tonus otot dan gerakan aktif
d. Menangis Kuat
e. Warna kulit: kemerahan
A (ANALISIS)
1. Diagnosa :
Bayi Ny. F usia 1 jam Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan, Normal
2. Kebutuhan dan tindakan segera
a. Melakukan perawatan bayi baru lahir :
- Membantu melakukan IMD
- Menjaga bayi tetap hangat
- Memberikan salep mata erlamicitin
- Memberikan injeksi vit K 0,5 mg
- Melakukan pemeriksaan antropometri
- Melakukan pengecapan pada kaki bayi. Bayi sudah diberi identitas.
65
P (PENATALAKSANAAN)
1. Dalam memberikan pelayanan kepada bayi bidan selalu memakai APD lengkap. Bidan
sudah sesuai dengan protocol kesehatan.
2. Mengeringkan bayi dan meletakkan bayi di dada ibu untuk melakukan IMD selama 1 jam
serta memakaikan topi pada bayi. Bayi sudah melakukan IMD
3. Mengganti kain yang basah dengan pakaian bayi yang kering. Pakaian bayi sudah kering.
4. Memberikan salep mata erlamicitin berguna untuk mencegah infeksi pada mata bayi. Salep
mata telah diberikan.
5. Melalukan penyuntikan Vit K 0,5 mg di paha kiri secara IM yang berguna untuk mencegah
perdarahan. Vit K sudah diberikan.
6. Melakukan pemeriksaan antropometri. BB : 3190 gram, PB : 50 cm, LK : 33 cm LD :32
cm, lila 11 cm
7. Melakukan pengecapan pada kaki bayi. Sudah dilakukan.
8. Menjaga kehangatan bayi dengan mengoleskan minyak telon, menggedong dan
memakaikan topi bayi.
Yuliasti Eka P, SST., MPH Catur Eni Prihati, SST Nur Atikah Wardati